• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 1002972 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 1002972 Chapter3"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (

quasi-experimental research). Metode kuasi eksperimen merupakan metode yang dilakukan tanpa randomisasi, namun tetap melakukan kontrol terhadap beberapa

variabel non-eksperimental dan terdapat kelompok kontrol sebagai kelompok

pembanding untuk memahami efek perlakuan (Latipun, 2010 : 70).

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini berupa pemberian Pelatihan

Syukur (Gratitude Training) pada kelompok eksperimen, dan setelah itu peneliti akan melihat ada atau tidaknya peningkatan kesejahteraan subjektif pada peserta

pasca diberikan pelatihan tersebut.

Pada Bab ini akan dijelaskan hal-hal mengenai metode penelitian, yaitu

waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling, desain

penelitian, instrumen penelitian, validitas, teknik pengumulan data, teknik

pengolahan dan analisis data.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2015 dan bertempat di

Aula Pabrik Sarung Alimin Majalaya, Jawa Barat. Alasan digunakan lokasi

tersebut adalah untuk memudahkan peserta karena tempatnya yang

terjangkau, memiliki fasilitas yang cukup, dan dapat diawasi langsung oleh

Perusahaan, sebagai Pihak yang telah mengijinkan diadakannya pelatihan

(2)

B. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Arikunto (2006) mengatakan bahwa populasi adalah seluruh

subjek yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah buruh

Pabrik Sarung Alimin.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu seluruh populasi diambil sebagai sampel (Latipun, 2002).

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, sampelnya dipilih sebanyak 28

orang dan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok

berisi 14 orang peserta yang diberi perlakuan berbeda, yaitu :

a. Kelompok eksperimen : sebanyak 14 orang buruh Pabrik yang

diperintahkan untuk mengisi skala kesejahteraan subjektif dan

skala syukur, lalu diberi Pelatihan Syukur. Setelah itu, kelompok

eksperimen diperintahkan mengisi skala kembali untuk melihat

perbedaannya sebelum dan setelah perlakuan.

b. Kelompok kontrol : 14 orang buruh yang tidak diberi perlakuan

tetapi diperintahkan untuk mengisi skala kesejahteraan

subjektifdan skala syukur sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan

(3)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) yaitu variabel

yang memberikan pengaruh dan variabel bebas (X) yaitu variabel yang

diberi pengaruh. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gratitude

training, sedangkan variabel bebasnya adalah subjective well being.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual a. Gratitude training

Gratitude training dalam penelitian ini merupakan kegiatan pemberian pemahaman dan keterampilan mengenali

kebaikan-kebaikan yang telah diterima dan menyedari adanya

sumber-sumber eksternal atas kebaikan tersebut sehingga

peserta mengaplikasikannya untuk meningkatkan rasa syukur

(Emmons, 2007).

b. Subjective well being

Subjective well being (kesejahteraan subjektif) adalah persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya, yang terdiri

dari evaluasi kognitif dan afeksi terhadap hidup dan

merepresentasikannya dalam kesejahteraan psikologis (Diener,

1999).

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Gratitude training

Gratitude training adalah pemberian perlakuan berupa pelatihan dan instruksi yang didasarkan pada modul yang dibuat

menurut teori dan penelitian sebelumnya oleh Emmons (2001)

(4)

jurnal kebersyukuran, mengingat keburukan masa lalu, bertanya

kepada diri sendiri, melihat kedalam diri, merasakan indera, dan

berjanji untuk bersyukur.

b. Subjective well being

Subjective well being adalah evaluasi atau penilaian diri mengenai tingkatan kebahagiaan buruh Pabrik Sarung Alimin

Majalaya secara subjektif yang meliputi tiga komponen, yaitu :

kepuasan hidup yang diukur dengan SWLS (satisfaction with life scale), induksi afek positif dan pengurangan afek negatif yang diukur dengan SPANE.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Menurut

Latipun (2006) metode eksperimen adalah metode yang menggunakan

manipulasi untuk mengetahui perbedaan hasil manipulasi tersebut terhadap

individu atau kelompok yang diamati. “Manipulasi yang dilakukan dapat

berupa perlakuan atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau

kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Eksperimen ini dilakukan

untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti.” (Latipun, 2006 : 5).

Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuasi eksperimen dengan

komparasi perlakuan dua kelompok yang dipilih secara purposif. Kuasi

eksperimen dipilih karena peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor di

luar penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah desain

eksperimen ulang (prestest-posttest control group design), yaitu melakukan observasi awal sebelum perlakuan dan melakukan pengukuran kembali

setelah perlakuan pada kelompok eksperimen tersebut (Latipun, 2002).

(5)

Pretest Treatment Posttest

Kelompok Eksperimen  X

Kelompok Kontrol  -

Keterangan :

nonR = kelompok sampel yang dipilih tidak secara random

O1 = Hasil pretestpada kelompok eksperimen

O2 = Hasil pretestpada kelompok kontrol

X = Perlakuan (instruksi gratitude training)

O2 = Hasil posttest pada kelompok eksperimen

O4 = Hasil posttest ada kelompok kontrol

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala dan

kuesioner yang mengukur tingkat rasa syukur dan kebahagiaan subjektif

buruh Pabrik Sarung Alimin. Kuisioner adalah alat pengumpul data yang

terdiri dari sejumlah pernyataan tertulis yang dapat digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden yang berkaitan dengan pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).

1. Instrumen Subjective well being

Subjective well being menurut Diener (2009) terdiri atas tiga komponen, yaitu kepuasan hidup, afek positif, dan afek negatif.

Kepuasan hidup akan diukur oleh skala SWLS (satisfaction with life

scale) yang dibuat oleh Diener, dkk (1985), sedangkan afek positif dan afek negatif akan diukur oleh SPANE (Scale of Positive and

(6)

a. Satisfaction With Life Scale (SWLS)

SWLS merupakan instrumen baku yang disusun oleh Diener,

Emmons, Larsen, dan Griffin pada tahun 1985. SWLS adalah

instrumen untuk mengukur penilaian kognitif individu tentang

kepuasan hidup secara keseluruhan. Skala ini tidak mengukur domain

kepuasan, seperti finansial atau kesehatan, tetapi mengizinkan subjek

untuk mengintegrasikan domain atau sumber kepuasan hidup

manapun yang mereka pilih (Diener, 2009).

Instrumen ini terdiri atas lima item pernyataan yang

masing-masing memiliki 7 skala jawaban dengan kategorisasi 1 (sangat tidak

setuju) hingga 7 (sangat setuju). SWLS merupakan instrumen dengan

jenis skala Likert dan menghasilkan data yang bersifat ordinal.

Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa SWLS

memiliki koefisien reliabilitas yang sangat tinggi, yaitu antara

0,78-0,91 (Diener, 2006).

Berikut ini akan disajikan tabel kategorisasi penilaian kepuasan

hidup beserta deskripsi dari masing-masing kategorinya berdasarkan

norma baku Satisfaction With Life Scale yang disusun oleh Diener (2006).

Tabel 3.1

Kategorisasi Kepuasan Hidup Berdasarkan Skor SWLS

Skor Kategori penilaian Deskripsi

35,00 ≥ X ≥

30,00 Sangat Puas

(7)

tantangan dan kemajuan hidup mereka. Kehidupan mereka menyenangkan dan hampir setiap aspek hidupnya (pekerjaan, pendidikan,

Responden pada kategori ini menyukai kehidupan mereka dan merasa kehidupannya berjalan lancar. Kehidupan mereka tentu saja tidak sempurna, bahkan pada beberapa hal mereka merasa kurang puas, tetapi perasaan kurang puas tersebut dapat dikurangi dengan pemberian motivasi. kehidupannya, tetapi ada beberapa aspek kehidupan yang dianggap tidak memuaskan dan sangat memerlukan perbaikan. Kategori ini kebanyakan diisi oleh responden yang berasal dari negara-negara berkembang.

15,00 ≥ X ≥ 19,00

Kurang puas

Responden pada kategori ini rata-rata memiliki banyak masalah-masalah kecil pada beberapa aspek kehidupannya, atau memiliki masalah besar pada satu aspek kehidupan.

10,00 ≥ X ≥ 14,00

Tidak puas

(8)

dianjurkan sering berbincang dengan konselor agar dapat berubah ke arah yang lebih baik.

5,00 ≥ X ≥ 9,00 Sangat tidak puas

Responden yang berada pada kategori ini umunya merasa sangat tidak puas dengan kehidupannya karena mereka merasa seluruh aspek kehidupannya berjalan dengan tidak lancar atau buruk. Responden pada kelompok ini bahkan dapat dikatakan memiliki gangguan fungsi kehidupan, sehingga mereka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan Psikolog atau Psikiater.

b. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE)

SPANE adalah instrumen yang dibuat oleh Diener (2009). Skala

ini terdiri atas 12 item pernyataan, yaitu enam item mengenai

pengalaman positif, dan enam item mengenai pengalaman negatif.

Masing-masing item dinilai menggunakan nilai 1-5, dengan kategori 1

(sangat jarang atau hampir tidak pernah) sampai dengan 5 (sangat

sering atau selalu). Skala ini telah diujicobakan kepada 689 subjek

dari enam tempat berbeda dan memiliki nilai validitas yang tinggi dan

konsisten, yaitu lebih dari 0,8 (Diener, 2009).

Berikut ini disajikan kategori penilaian mengenai mood dan emosi berdasarkan norma baku Scale of Positive and Negative

(9)

Tabel 3.2

Kategorisasi Penilaian Mood dan Emosi Berdasarkan Skor SPANE

Skor Kategori Keterangan

X ≤ -9 Kurang seimbang

Responden lebih sering

merasakan atau

mengalami emosi negatif

daripada positif, atau

merasakan salah satu

emosi negatif yang

sangat kuat.

-8 ≤ X ≤ 8 Seimbang

Responden merasakan

atau mengalami emosi

negatif dan positif secara

seimbang.

X ≥ 9 Sangat seimbang

Responden lebih sering

mengalami emosi positif

daripada negatif, tetapi

masih dapat disebut

seimbang.

c. Kategorisasi Skala Subjective well being

Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan sampel

penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

berjenjang berdasarkan suatu atribut yang diukur (Azwar, 2007).

Kategorisasi skala SWB yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kategorisasi skala berdasarkan skor ideal dari instrumen

yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Azwar, 2007).

Secara umum, responden dalam penelitian ini akan dibagi

(10)

rendah. Pengukuran SWB ini menggunakan dua skala yang

berbeda, yaitu SWLS dan SPANE untuk mengetahui skor SWB.

Oleh karena itu, kategorisasi skala dalam penelitian ini diperoleh

dengan langkah menurut (Santoso, 2003) sebagai berikut :

1) Menentukan skor ideal atau skor maksimal dan skor

minimal dengan cara berikut :

Skor ideal = skor maksimal SWLS + skor maksimal SPANE =

35 + 24 = 59

Skor minimal = skor minimal SWLS + skor minimal SPANE =

5 + (-24) = -19

2) Menentukan rentang kategori skor dengan cara berikut :

Rentang kategori =

=

[59- (-19)]/5= 78/ 5 = 15,6

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka

diperoleh kategorisasi skala sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kategorisasi Penilaian Subjective well being

Skor Kategori

59 ≥ X ≥ 43,4 Subjective well being sangat tinggi 43,4 ≥X ≥ 27,8 Subjective well being tinggi 27,8 ≤ X ≤ 12,2 Subjective well being sedang

12,2 ≤ X ≤ -3,4 Subjective well being rendah

(11)

2. Instrumen Rasa Syukur

Instrumen rasa syukur dalam penelitian ini diadaptasi dari

Gratitude Quesionnaire-six item form (GQ-6) yang disusun oleh Emmons, McCullough, dan Tsang (2001). Instrumen ini memiliki

enam item yang masing-masing mengukur tentang rasa syukur secara

umum.

Tabel 3.4

Kategorisasi Penilaian Rasa Syukur Berdasarkan Skor GQ

Skor Kategori

32 ≥ X ≥ 40 Gratitude sangat tinggi

24 ≥X ≥ 32 Gratitude tinggi

16 ≤ X ≤ 24 Gratitude sedang

8 ≤ X ≤ 16 Gratitude rendah

0 ≤ X ≤ 8 Gratitude sangat rendah

3. Uji validitas dan reliabilitas

Validitas dan realibilitas sangat penting dalam penelitian, untuk itu

peneliti terlebih dahulu melakukan try out atau uji instrumen kepada 100 orang pekerja dari berbagai kalangan, agar validitas dan

realibilitas dalam penelitian ini dapat terjamin.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

kemampuan skala psikologi untuk menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2010). Uji

validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

(12)

Suatu item dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi item-total

(rix) ≥ rtabel (Azwar, 2010). Harga koefisien tabel untuk jumlah

responden (N) 100 dengan standar error 5% adalah 0,195. Sehingga item yang memiliki nilai koefisien korelasi

item-total (rix) < 0,195 tidak valid dan harus dihilangkan. Hasil uji

validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan koefisien

korelasi item terendah pada SWLS adalah 0,650. Hal itu berarti

seluruh item pada instrumen SWLS memiliki nilai koefisien

yang lebih besar daripada 0,195, sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh item valid.

Instrumen SPANE memiliki nilai koefisien korelasi

terendah 0,321 yang masih lebih besar daripada 0,195, sehingga

seluruh item pada instrument SPANE dapat dikatakan valid.

Pada hasil perhitungan koefisien korelasi antar item GQ

yang dapat dilihat pada lampiran, nilai terendahnya adalah

0,399. Hal ini berarti bahwa seluruh item pada instrumen GQ

valid.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Suatu

instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat

dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama

dengan hasil pengukuran yang relatif konstan (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

(13)

Tabel 3.5

Kategorisasi Koefisien Realibilitas Alpha Cronbach (Arikunto, 2006)

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak reliabel <0,200

1) Uji reliabilitas instrumen SWLS

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20,0 yang telah

dilakukan terhadap skala SWLS diperoleh indeks

reliabilitas sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,740 5

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, nilai

koefisien reliabilitas SWLS adalah 0,740. Jika melihat

klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas diatas, maka

skala ini memiliki derajat reliabilitas yang tinggi atau

(14)

2) Uji reliabilitas instrumen Gratitude

Perhitungan nilai reliabilitas pada instrumen GQ-6 dengan

menggunakan SPSS 20,0 menghasilkan data sebagai

berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,118 6

Tabel 3.6

Nilai Reliabilitas Alpha-Cronbach Item GQ

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a 23,97 7,141 ,324 -,090a

b 24,00 7,232 ,285 -,067a

c 28,37 9,852 -,299 ,461

d 24,32 6,583 ,334 -,148a

e 24,24 6,467 ,362 -,174a

f 27,25 8,008 -,173 ,401

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Nilai reliabilitas Alfa Cronbach instrumen GQ adalah 0,118.

Jika dilihat dari klasifikasi nilai reliabilitas, maka skala ini

dinyatakan tidak reliabel, sehingga harus ada item yang

dikurangi agar skala ini menjadi reliabel. Oleh karena itu,

peneliti harus menghapus dua item, yaitu item c dan f agar

(15)

Hasil reliabilitas setelah item c dan f dihapus adalah sebagai

berikut :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,866 4

Tabel 3.7

Nilai Reliabilitas Alpha-Cronbach GQ Setelah Item Dikurangi Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

a 18,73 5,734 ,777 ,809

b 18,76 5,821 ,721 ,828

d 19,08 5,105 ,764 ,809

e 19,00 5,596 ,626 ,869

Nilai reliabilitas instrumen setelah item dikurangi menjadi 0,866

yang berarti instrumen ini tergolong memiliki nilai reliabilitas

yang sangat tinggi, atau sangat reliabel.

G. Prosedur dan Rencana Pelaksanaan Eksperimen

Penelitian eksperimen ini akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

pemberian pretestberupa kuisioner (SWLS, SPANE, dan GQ-6) kepada 28 orang buruh, 14 orang dari para buruh tersebut merupakan kelompok

(16)

H. Materi Pelatihan

1. Manfaat Bersyukur

Materi mengenai manfaat bersyukur diberikan agar peserta

dapat mengerti dan memahami manfaat dan pentingnya memiliki rasa

syukur.

2. Mengisi Jurnal Kebersyukuran

Jurnal kebersyukuran adalah catatan mengenai setiap kejadian

menyenangkan yang terjadi setiap hari kepada para peserta. Peserta

harus mengisi jurnal kebersyukuran untuk mengingat kejadian

menyenangkan, sehingga akan menimbulkan rasa syukur.

3. Mengingat hal buruk (Remember the Bad)

Mengingat hal-hal terburuk dalam hidup akan membuat kita

menyadari bahwa semua kesulitan, perjuangan, dan penderitaan itu

telah kita lewati. Hal itu akan memacu kita untuk lebih bersyukur lagi,

karena diberi kekuatan hingga berhasil keluar dari keadaan terburuk

itu (Emmons, 2007).

4. Ask Yourself 3 Questions

Tiga pertanyaan yang harus ditanyakan kepada diri sendiri dan

direnungkan adalah :

a. Apa yang telah saya terima dari orang lain?

b. Apa yang telah saya berikan kepada orang lain?

c. Kesulitan yang telah saya sebabkan?

Pertanyaan ini dapat membuat kita lebih memahami kualitas

hubungan timbal balik antara diri kita dengan lingkungan dan

orang-orang sekitar kita. Dengan mengingat setiap hal yang telah kita terima

dari orang lain, senyuman, sapaan, dan pandangan ramah akan

(17)

dengan mengingat apa yang telah kita lakukan pada orang lain, kita

akan dapat menilai apakah yang telah kita lakukan telah sebanding

dengan apa yang telah kita terima. Terakhir, menanyakan apa saja

masalah yang telah kita lakukan akan menimbulkan rasa tanggung

jawab terhadap lingkungan (Emmons, 2007).

5. Merasakan setiap indera (Come to Your Senses)

Hampir 80% partisipan pada penelitian yang dilakukan Emmons

(2007) menyebutkan bahwa kesadaran akan keadaan fisik adalah hal

utama yang dapat memicu perasaan syukur.

6. Membayangkan Ingatan Visual

Membayangkan setiap ingatan hingga menghasilkan gambaran

visual akan membuat kita mengingat setiap hal maupun benda-benda

yang kita miliki dan sukai, itu akan membuat kita bersyukur

(Emmons, 2007).

7. Hati-Hati Dalam Berkata

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Emmons (2007), enam

puluh dua wanita berusia 40 tahun diwawancarai. Secara keseluruhan, kebanyakan wanita menyebutkan “beruntung” dan “diberkati” dalam menggambarkan diri mereka. Kemampuan untuk menemukan

keberuntungan dalam hidup merupakan hal yang signifikan dalam

(18)

8. Membuat Janji Untuk Bersyukur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang berjanji

dalam hati untuk melakukan sesuatu cenderung untuk lebih

berkomitmen melakukan janjinya tersebut. Berjanji untuk bersyukur

akan meningkatkan perilaku bersyukur kita (Emmons, 2007).

I. Persiapan Pelatihan Syukur

1. Tahapan Penelitian Gratitude Training Tabel 3.8

Tahapan Pelatihan Syukur

No Tahapan Pelatihan

1 Mensosialisasikan penelitian kepada para subjek

2 Melakukan pretestpada seluruh populasi, yaitu semua buruh Pabrik Sarung Alimin.

3 Melakukan randomisasi untuk memilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4

Memberikan perlakuan pada kelompok

eksperimen. Pelatihan ini dilakukan oleh trainer

yang telah dipilih.

5 Observasi dan wawancara sebelum dan selama penelitian.

6

Memberikan post-tes dengan GQ-6, satisfaction with life scale (SWLS), dan SPANE pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

7 Evaluasi dan analisis untuk mengetahui efektifitas

gratitude training terhadap subjective well being

8

Evaluasi lanjutan untuk mengetahui apakah

perubahan perilaku masih menetap setelah dua

(19)

2. Blue Print Jadwal Pelatihan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah merancang jadwal

dan materi pelatihan syukur ini. Jadwal dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 3.9

Jadwal Gratitude Training

No Agenda Tujuan Bahasan Metode Waktu Jadwal

1 Briefing dan Kontrak Belajar

Peserta mengetahui penjelasan program , memahami tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui pelatihan, aturan main dan perkenalan sehingga terbangun suasana keakraban yang melancarkan komunikasi antar peserta dan tim pelaksana

Ceramah dan

2 Pra Tes Mengetahui tingkat kesejahteraan subjektif sebelum program

Gratitude Training dan pra tes pengetahuan menganai Rasa Syukur

30 menit

08.30-09.00

SUB MODUL 1: KEEP A GRATITUDE JOURNAL

3 Ice Breaking Mengakrabkan dan mencairkan suasana

1. Peserta dapat mengungkapkan apa itu kebahagiaan menurut versinya

2. Peserta memahami pengertian rasa syukur

(20)

rasa syukur pentingnya rasa syukur

2. Peserta dapat menunjukan motivasi diri untuk bersyukur dan hidup lebih baik

Diskusi dan

Peserta dapat mengisi hal-hal baik yang diingatnya sesuai dengan instruksi hikmah dari tiap kejadian buruk yang dialaminya

2. Peserta menyadari bahwa kejadian buruk tersebut telah berlalu

3. Peserta berterimakasih kepada orang yang telah menolongnya keluar dari kesulitan

4. Peserta menyadari bahwa setiap orang memiliki masalah

Ceramah,

8 D. Istirahat Para peserta diberi waktu untuk istirahat, shalat, dan makan siang

60 buah pertanyaan renungan kepada diri sendiri, yaitu :

(21)

yang telah saya sebabkan? 2. peserta menyadari hubungan

timbal balik antara diri dan

1. Peserta dapat merasakan setiap indera, merasakan jantung yang berdetak, nafas yang mengalir, dan anggota tubuh yang dapat bergerak

2. menimbulkan kesadaran akan keadaan fisik yang akan memicu rasa syukur.

Refleksi diri

SUB MODUL 5 : MEMBAYANGKAN INGATAN VISUAL 11 5. Membayang

kan ingatan visual

1. Peserta dapat memahami semua hal-hal kecil yang menyenangkan yang terkadang tidak disadari, namun sangat patut untuk disyukuri.

2. Peserta memahami peran dirinya yang dia anggap sepele dalam kehidupan namun berarti bagi orang lain

3. Peserta secara tidak sadar memahami tentang korelasi antara ingatan dan rasa syukur

SUB MODUL 6 : HATI-HATI DALAM BERKATA 12 E. Kata-kata

positif

1. Peserta dapat berkata dengan kata-kata positif

2. Peserta mampu mensugesti

(22)

rekanan untuk berkata kata-kata positif

SUB MODUL 7 : MEMBUAT JANJI UNTUK BERSYUKUR 13 1. Janji untuk

Bersyukur

1. Peserta berjanji dalam hati untuk selalu bersyukur

2. Peserta memahami rasa syukur dan berkomitmen untuk melaksanakannya

3. Peserta melakukan rasa syukur dengan tidak mengeluh tentang pelatihan yang sedang dijalankan ini

A. Para peserta dapat merasakan manfaat setelah mengikuti

Gratitude Training

B. Peserta dapat dengan mudah merasakan perasaan yang lebih baik dari sebelum pelatihan

Diskusi dan

Setelah penelitian selesai, maka dilakukan analisis data. Analisis data

yang dilakukan oleh peneliti yaitu berupa analisis data kuantitatif, dengan

menggunakan metode statistik, dan analisis data kualitatif. Teknik analisis

statistik yang dipilih tergantung dari normalitas dan homogenitas data yang

didapatkan. Jika data yang diperoleh memiliki distribusi yang normal dan

homogen, maka analisis statistik yang digunakan adalah Anakova (analisis

kovarians). Anakova ini banyak dipilih pada penelitian eksperimen karena

(23)

eksperimen (Dempsey, 2002). Jika distribusi data tidak normal dan homogen,

maka harus menggunakan statistik nonparametrik. Teknik analisis

nonparametrik yang digunakan adalah U-tes atau Mann Whitney, sebagai

alternatif pengolahan data komparatif. Sedangkan untuk mengolah data

kualitatif, peneliti menggunakan metode analisis konten, yaitu teknik

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru, dan shahih

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Kategorisasi Koefisien Realibilitas Alpha Cronbach
+5

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terlalu berharap kepada orang lain, maka kita akan menjadi lalai dan malas untuk berusaha dan hanya mengikut apa yang orang lain lakukan.. Setiap manusia yang hidup di

18 Apakah kegiatan praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang telah kamu lakukan membuat kamu aktif dalam pembelajaran. 19 Apakah melalui diskusi kelas yang dibimbing oleh guru

1. Editing : penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau sudah relevan untuk

Peneliti tidak menetapkan lokasi penelitian secara pasti mengingat fokus studi kasus adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam kasus-kasus yang dialami oleh subjek sehingga

Melihat/merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan, apa dampaknya, apa yang telah tercapai, serta apa yang belum tercapai. Dengan demikian kita akan mengenal

NA juga melakukan self- disclosure kepada orang yang ia rasa memang peduli dan dekat dengan dirinya. NA juga percaya bahwa mereka akan menerima NA dengan orientasi

Kita misalnya bertanya pada diri kiatasendiri : “ Jika saya akan memperoleh tanggapan tertentu dari orang lain, maka apa yang harus saya lakukan agar berhasil ?Kita menyapa diri

Tuhan telah mengingatkan kita melalui Firman-Nya agar kita tidak sibuk menilai kehidupan rohani orang lain tetapi kita mengevaluasi diri sendiri apakah kita telah