• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI AL-HIKMAH GROGOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI AL-HIKMAH GROGOL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

369 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA

SISWA KELAS IV MI AL-HIKMAH GROGOL

RAHMATUL HIDAYAH

Pendidikan Profesi Guru IAIN Palangka Raya Email: hidarachma707@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan pada kegiatan pembelajaran bahwa tingkat penguasaan konsep menggali pengetahuan baru dari teks non fiksi dan memahami makna hubungan simbol dengan sila-sila Pancasila siswa-siswi kelas IV MI AL-HIKMAH GROGOL masih rendah. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian melakukan pemecahan masalah pembelajaran tersebut dengan meningkatkan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada masing-masing siklus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI AL-HIKMAH GROGOL dengan jumlah siswa 12 anak, terdiri dari 8 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara sistematis dapat disimpulkan bahwa hasil tes siswa yang semula yaitu pada pra siklus yang tuntas hanya 16,67%. Pelaksanaan pembelajaran di kelas IV MI AL- HIKMAH Grogol tema 5 pahlawanku Subtema 1 Perjuangan Para Pahlawan setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative learning dapat mengoptimalkan pembelajaran dikelas salah satunya meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dapat dilihat bahwa hasil belajar dari siklus I sebesar 58,33 % kemudian siklus II meningkat menjadi 83,33%. Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu, kriteria ketuntasan klasikal 75 % dan kriteria ketuntasan yang dicapai yaitu 83,33%. Sehingga kesimpulan yang diperoleh yaitu model pembelajaran Cooperative Laerning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kelas IV MI AL-HIKMAH GROGOL materi tema 5 pahlawanku subtema 1 Perjuangan Para Pahlawan.

Kata Kunci : Hasil belajar, Cooperative learning, dan Materi tema 5 subtema 1.

(2)

370 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya adalah dengan mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilih dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

Masa pembelajaran abad 21 ini guru dituntut mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Tugas pokok dan fungsi guru yang melekat tetap akan dilaksanakan, karena guru diharapkan menjalankan pendidikan dan pembelajarannya, maka guru dituntut kreativitasnya sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran tema 5 di MI, khususnya kelas IV MI AL- HIKMAH GROGOL Kecamatan Rejoso, banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi guru maupun siswa. Masalah tersebut antara lain dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar ditemukan hanya 2 siswa ( 16,67%) yang nilainya diatas KKM dari 12 siswa sehingga masih ada 10 ( 83,33%) siswa yang tidak sesuai dengan harapan.

Apalagi hal-hal yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah dan juga cara belajar siswa yang tidak aktif sehingga menyebabkan kegagalan pembelajaran tersebut.

Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran merupakan tujuan utama program pengajaran. Guru merasa bangga apabila siswanya dapat berhasil dalam pembelajaran. Pembelajaran dikatakann berhasil jika nilai ketuntasan klasikal siswa mencapai 75%. Ketika dalam pembelajaran dirasakan belum berhasil, maka seorang guru hendaknya mengadakan refleksi, refleksi yang dilakukan dengan melakuan perbaikan pembelajaran berupa model pembelajaran dan mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya. Dengan upaya refleksi ini diharapkan bisa memperbaiki pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Model pembelajaran cooperative learning dapat membuat para

(3)

371 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

pembelajar mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya di dalam kegiatan belajar yang akan saling menguntungkan. Para pembelajar juga harus menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Subtema 1 Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Pada Siswa Kelas IV MI AL- HIKMAH GROGOL ’’.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan melalui perubahan dengan mendorong guru untuk menyadari praktik mengajar mereka, kritis terhadap praktik mengajar yang dilakukan, dan siap terhadap perubahan.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan yang terfokus dalam kegiatan di kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus dan pada setiap siklusnya direncanakan ada satu pertemuan/pembelajaran atau tindakan dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap siklus pada akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes tertulis untuk setiap siswa yang hasilnya akan dijadikan acuan pada tindakan berikutnya dan sebagai sumber data pada akhir pembahasan penelitian. Jika dalam suatu tindakan tidak memuaskan atau mencapai target, maka dilakukan tindakan ulang.

Gambar 1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan sistem siklus dan direncanakan menggunakan 2 siklus dengan pendekatan mingguan dimana di dalamnya satu pertemuan sama dengan satu tindakan. Setiap siklus dari 4 tahapan yaitu :

(4)

372 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1. Perencanaan (Planning)

Menyiapkan semua rancangan untuk pembelajaran, menetapkan materi, materi pendukung lainnya untuk menyusun evaluasi, membuat instrumen berupa: lembar pengamatan untuk siswa, lembar pengamatan untuk guru, format catatan lapangan, membuat alat evaluasi akhir siklus dan evaluasi penilaian proses, langkah yang dilakukan diantaranya adalah: a) Mengidentifikasi masalah , menganalisis dan merumuskan masalah; b) Membuat perangkat pembelajaran (RPP), media pembelajaran, LKPD dan instrumen penilaian; c) Membuat rumusan tujuan perbaikan dalam RPP Perbaikan.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan diimplementasikan sesuai RPP ke dalam bentuk kegiatan belajar antara guru dengan siswa, sekaligus melakukan pengamatan baik pada siswa. Semua kejadian baik positif maupun negatif dicatat dalam format catatan observasi.

3. Pengamatan (Observing)

Dengan melakukan pengamatan pada tahap ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal yang perlu diperbaiki agar tercapai tujuan yang kita inginkan. Guru mencatat semua kejadian yang terjadi untuk digunakan sebagai sumber dan pengolahan data.

4. Refleksi (Reflecting)

Melihat/merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan, apa dampaknya, apa yang telah tercapai, serta apa yang belum tercapai.

Dengan demikian kita akan mengenal kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah kita lakukan. Dalam proses refleksi, segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya akan menjadi pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang valid untuk perlu atau tidaknya perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas yaitu : 1) Menentukan Topik dan Masalah Penelitian; 2) Membuat Studi Pendahuluan; 3) Merumuskan Masalah; 4) Membuat Anggapan Dasar / Hipotesis; 5) Memilih Pendekatan;

6) Menentukan Variabel dan Sebaran Data; dan 7) Menyusun Instrumen Penelitian.

HASIL PENELITIAN

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas di kelas IV MI AL- HIKMAH Grogol di dapatkan hasil berupa pengamatan keaktifan siswa dan

(5)

373 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

hasil pembelajaran yang dikelola guru pada akhir pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan yang dilaksanakan oleh peneliti mulai dari prasiklus yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 November 2021, siklus 1 dilaksanakan tanggal 5 Desember 2022 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2022. Untuk menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dilihat pada tabel dan diagram di bawah ini :

Diagram 1 : Diagram presentase ketuntasan Siswa

Melalui tabel dan diagram hasil penelitian tindakan kelas diatas, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat semakin meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV materi tema 5 pahlawanku subtema 1 perjuangan para pahlawan dari setiap siklus dengan masing-masing perolehan pada pra sikus (16,67%), siklus 1 (41,67 %) dan siklus 2 (83,33 %).

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk

No Tindakan Presentase

1 Prasiklus 16,67 %

2 Siklus I 41,67 %

3 Siklus II 83,33 %

Tabel 1 : Tabel Presentase Ketuntasan Siswa

(6)

374 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

berinteraksi dan belajar bersama-sama tanpa membedakan siswa pada latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesame manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Menurut Ibrahim dkk (Trianto 2018:59) tujuan pembelajaran cooperative learning mencakup 3 (tiga) tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Model pembelajaran cooperative learning juga mempunyai keunggulan/kelebihan yaitu meningkatkan kemandirian siswa, meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya, dan melatih kecepatan berpikir siswa.

Pada siklus I, sebelum melakukan adanya kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran cooperative learning, guru terlebih dahulu memberikan instruksi tentang bagaimana caranya menggunakan model pembelajaran cooperative learning kepada siswa. Hal tersebut membantu siswa memahami bagaimana caranya melakukan tugasnya. Dalam pelaksanaannya, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru dan peneliti. Peningkatan hasil belajar tematik khususnya materi tema 5 pahlawanku subtema 1 perjuangan para pahlawan dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning juga dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil tes evaluasi pada setiap siklus.

Hasil analisis terbukti bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat karena meningkatnya kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Ketuntasan siswa pada siklus II yang di atas KKM berjumlah 10 siswa (81,33%) siswa yang belum tuntas dibawah KKM berjumlah 2 siswa (18,67%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah meningkat dan hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75% karena ketuntasan hasil belajar mencapai 81,33%.

Ketuntasan belajar telah mencapai 81,33% ≥ 75% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan. Dengan demikian PTK ini terbukti mencapai keberhasilan. Peningkatan hasil belajar tematik materi tema 5 pahlawanku subtema 1 perjuangan para pahlawan dengan menggunakan model cooperative learning dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan pembelajaran lebih banyak terfokus pada siswa. Siswa bekerja secara berkelompok untuk mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut untuk bekerja sama, benar-benar belajar dan berpendapat.

Hal ini juga membuat siswa lebih rileks dan tidak tegang dalam menerima

(7)

375 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

materi. Setelah itu siswa juga diajarkan untuk berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Tingkat ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning memiliki kategori sangat baik, hal ini dapat dilihat pada tabel interval ketuntasan belajar klasikal yang dijabarkan sebagai berikut :

Rentang Kategori Siklus

Keterangan Frekuensi Presentase

88 – 100 Tinggi 4 33,33%

Tuntas 67 – 87 Sedang 6 50,00%

46 – 66 Rendah 2 16,67% Tidak Tuntas 25 – 45 Sangat Rendah 0 0%

Total 12 100%

Nilai Maksimal 90

Nilai Minimal 68

Rata-rata kelas 77 Tabel 2 : Interval Ketuntasan Belajar Klasikal

Hasil analisis pada lembar observasi yaitu : 1) Aktivitas guru sudah meningkat; 2) Siswa lebih aktif dibandingkan guru.; 3) Siswa lebih tertarik dengan pembelajaran. Ketidak tuntasan siswa disebabkan karena ada 2 siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan siswa ini cenderung siswa sering menganggu teman-teman lainnya pada saat belajar sehingga siswa tersebut tidak memperhatikan dengan benar. Adapun 1 siswa yang semula pada siklus pertama tuntas, kemudian pada siklus II siswa tersebut mengalami ketidak tuntasan dikarenakan adanya faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, misalnya karena kurangnya perhatian siswa dari lingkungan keluarga sehingga siswa tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa saat pulang sekolah hanya sendiri di rumah sedangkan orangtua siswa tersebut bekerja hingga sore sehingga peneliti dan guru berkesimpulan bahwa siswa tersebut kurang perhatian. Hal tersebut sejalan dengan teori perilaku perkembangan anak yang dikemukakan oleh John B. Watson, dkk (2020:23) bahwa

“perkembangan anak berfokus pada bagaimana interaksi lingkungan yang akan mempengaruhi perilaku dan mempertimbangkan pemikiran atau perasaan internal dan hanya berfokus pada bagaimana pengalaman membentuk siapa kita”.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model pembelajaran cooperative learning pada siswa kelas IV MI AL-HIKMAH GROGOL Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk Semester I Tahun Ajaran 2022/2023 dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV materi tematik khususnya tema 5 pahlawanku subtema 1 perjuangan para pahlawan.

(8)

376 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Penelitian ini memiliki beberapa keunggulan yaitu siswa dibimbing tidak hanya dalam kelompok tetapi siswa dibimbing secara indivual. Sehingga pada lembar observasi hasil belajar siswa meningkat dari kategori baik menjadi sangat baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I berjumlah 5 siswa (41,67 %) dan siswa yang belum tuntas berjumlah 7 siswa (58,33 %). Sedangkan ketuntasan siswa pada siklus II yang berjumlah 10 siswa (81,33%) dan siswa yang belum tuntas berjumlah 2 siswa (18,67%). Ketuntasan hasil belajar telah mencapai 81,33% ≥ 75% dari indikator keberhasilan dari yang telah ditetapkan.

Penelitian ini dikatakan berhasil karena hasil belajar siswa meningkat sebesar 22,66%.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, S.M (1993). Future Event Schemes And Certainty About The Future:

Automaticity In Depressives’future Even Predictions. Journal Of Personality And Social Psychology, 63 Th Edition.

Bruner, Jerome S. 1999. The Process of Education (2th edition). London:

Harvard University Press.

Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian.

Dimyati, Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djarwanto, (2007). Statistik Nonparametrik.

Dimyati Mahmud dan Mudjiono. 2000. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE. Gagne. Robert M, 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran.

Dirman dan Cicih Juarsih. (2014). Teori Belajar dan Prinsip-prinsp.

Pembelajaran yang mendidik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati, dan Mudjiono.

Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si dan Yulia Ayriza, Ph.D. Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Dewasa Awal. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Link:

(9)

377 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rita-eka-izzaty spsimsi/gperkembangan-fisik-dan-kognitif-masa-dewasa-awal.pdf

Mulyasa. 2009. Praktik penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.

Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Mata Diklat Ilmu Statistika Kelas X Jurusan Gambar Bangunan Smk Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Link :

http://eprints.uny.ac.id/19292/1/Rifan%20Latif%200850524006.pdf

Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017; ISSN 1978.

Purwanto. 2013.Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: alfabeta.

Rusman

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers.

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. BANDUNG: PT.

REMAJA ROSDAKARYA.

Trianto. 2011. Desain Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. 2018. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:

Kharisma Putra Grafika.

Watson, Pavlov, J.B Watson, R. Guthrie, B.F Skinner. 2020. Glaser Critical Thinking Apparsial -. UK Edition. London: Pearson Education Limited.

http://digilib.uinsuka.ac.id/41242/2/1520411032_BAB%20I%2C%20IV%2 C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://repository.unika.ac.id/13303/4/12.60.0261%20Argita%20Endraswara%20B AB%20III.pdf ( Di akses pada tanggal 18 Nopember 2022)

https://www.google.com/search?q=sumber+data+adalahsumber+data+adalah&a qs=chrome.0.0i433i512j0i512l4j0i22i30l5.5289j1j15&sourceid=chrome&ie ( Di akses pada tanggal 18 Nopember 2022)

(10)

378 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

https://www.google.com/search?q=prosedur+penelitian&rlz=1C1CHBF_enID10 30ID1030&sxsrf=AjoaFvw%3A1668758281012&ei=CTt3Y5gp6ofPuw1q5H IAg&ved=prosedur+penelitian&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcn (Di akses pada tanggal 18 Nopember 2022)

http://eprints.uny.ac.id/9388/3/BAB%202%20-%2008303244035.pdf (di akses pada tanggal 11 Desember 2022)

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11159/4/T1_292012616_BAB%

20IV.pdf (Di akse pada 15 Desember 2022)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam hal pelanggaran hak cipta yang ada dalam perbuatan cyber crime dalam bentuk phising, yang mana perbuatannya adalah membuat tampilan yang mirip dengan

Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan aplikasi data warehouse yang mengintegrasikan data demografi penduduk, data anggaran, data potensi dan data usulan

Adapun hasil analisis mengenai penerapan Sistem Pengendalian Internal dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi yang diterapkan perusahaan dapat tercapai jika

Semesta Alam, atas semua karunia yang diberikan kepada kita semua sehingga di hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam forum Seminar Nasional Biodiversitas VI, yang

Penciptaan fotografi kuliner ini menggunakan metode eksplorasi dan improvisasi, dengan mengambil data berbagai jenis makanan khas yang tersebar di 5 kabupaten

Analisis Perbedaan Penilaian Pada Faktor visual, Faktor bentuk dan ukuran, Faktor teknologi, faktor label informasi, dan keputusan pembelian Berdasarkan frekuensi

brackishwater ponds.  Agricultural

Model pembelajaran inkuiri menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) terdiri dari 4 fase yaitu: 1) fase pertama, siswa disajikan bidang penelitian berupa fenomena