• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI PANTAI WISATA DI TEGAL TESIS SIGIT PURNOMO NIM PROGRAM MAGISTER PROFESIONAL PSDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI PANTAI WISATA DI TEGAL TESIS SIGIT PURNOMO NIM PROGRAM MAGISTER PROFESIONAL PSDA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI

PANTAI WISATA DI TEGAL

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

oleh :

SIGIT PURNOMO

NIM. 95003212

PROGRAM MAGISTER PROFESIONAL PSDA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2005

(2)
(3)

ABSTRAK

KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI PANTAI WISATA DI TEGAL

Oleh: Sigit Purnomo NIM 95003212

Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung

Erosi pantai adalah proses mundurnya garis pantai dari posisinya semula. Erosi terjadi bila adanya angkutan sedimen litoral sepanjang pantai sehingga mengakibatkan berpindahnya sedimen dari satu tempat ke tempat lainnya. Angkutan sedimen litoral terjadi bila arah gelombang datang membentuk sudut dengan normal garis pantai.

Di pantai wisata Tegal, pada saat ini terjadi angkutan sedimen litoral sebesar 2.517,5 m3 per-tahun sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai yang selama ini merupakan kawasan wisata. Arah angkutan sedimen litoral yang terjadi adalah dari timur ke barat.

Pada saat ini untuk memecahkan masalah sedimentasi dan erosi yang terjadi telah dilakukan penanggulangan berupa pembangunan krib tegak lurus pantai, breakwater, jetty dan tembok laut. Untuk krib tegak lurus pantai dan breakwater dibangun di areal pantai wisata Purwahamba, sedangkan Jetty dan temboklaut di bangun di muara sungai Cenang. Pada bagian lain dari pantai yang tidak terlindungi masih tetap terjadi erosi.

Melalui kajian ini telah dikaji model perubahan garis pantai akibat erosi serta konsep penanggulangannya sebagai berikut: disarankan penanggulangan dengan membangun tambahan krib tegak lurus pantai, tembok laut dan breakwater pada bagian-bagian yang tererosi di pantai wisata Purwahamba Tegal, dengan harapan akan terisi bagian yang tererosi dengan pasir pantai atau terjadi Tombolo , serta melaksanakan sand bypassing secara kontinu selama lima tahun sekali di muara Sungai Cenang.

(4)

ABSTRACT

BEACH EROSION OVERCOME STUDY IN TEGAL

By: Sigit Purnomo NIM 95003212

Departemen Of Civil Engineering Bandung Institute Of Technology

Erosion is defined as the decline of beach to landside direction from its original position. Erosion was occurred by littoral sediment transport along beach in which sediment moves from one place to another place. L ittoral sediment transport is occurred if waves form an angle to normal of shoreline.

In Purwahamba Tegal City beach, the sediment littoral occurring is 2.517,5 m3/year, lead to the decline of the shoreline. So far, the eroded areas comprise settlement and tourism area. The sediment moves from east to west direction.

So far, the problem of sedimentation and erosion have been taken care by constructing Groin, Breakwater, Jetty and Seawall. The Groin and Breakwater was constructed in Purwahamba Beach which is tourism area, meanwhile the Jetty and seawall was constructed in Surodadi Beach which is settlement area. However, some part of the unprotected beach is still eroded.

Through the study, beach change due to the erosion and its handling concept had been analyzed, which yields the suggestion activities as follows: constructing seawalls in eroded areas of Purwahamba beach, construction breakwater beside the existing jetty in Cenang river , expecting that a Tombolo will be grown, and conducting sand bypassing at the mouth of the Cenang river once every ten years.

(5)

KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI PANTAI WISATA TEGAL

Tesis

Disusun oleh : SIGIT PURNOMO NIM : 95003212 Bandung, Juni 2005. Menyetujui, Pembimbing I

( Prof. Dr. Ir. Hang Tuah Salim, M. OcE )

Pembimbing II

(6)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

Perpustakaan yang meminjam tesis ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal pinjam.

(7)

“…..Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, …..”

Surah Al Mujaadalah ayat 11

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi

dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.

Surah Luqman ayat 18

Semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapat maka

semakin terasa bodoh diri kita.

Kupersembahkan untuk

Istri tercinta, Noil Purnomo

Anakku tersayang, Natasha Nopurianti

Yang selalu memberikan dorongan dan dukungan terhadap

langkahku

(8)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya yang diberikan, sehingga penyusunan tesis “ Kajian Penanggulangan Erosi

Pantai Wisata Di Tegal” dapat diselesaikan. Penyelesaian penulisan tesis dalam

rangka memenuhi syarat kurikulum pada Program Pendidikan Magister

Profesional Sumber Daya Air Jurusan Rekayasa Pantai dan Rawa Departemen

Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Dalam penyelesaian penulisan tesis telah mendapat banyak bantuan dari berbagai

pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, M.OcE., selaku pembimbing dan penguji ;.

2.

Bapak Dr. Ir. H.S Legowo., selaku penguji ;

3.

Bapak Dr. Ir. Syamsudin, Dipl. HE, selaku penguji.

4.

Bapak Ir. Sumaji, Sp. selaku pembimbing dan penguji.

5.

Para Staf Balai dan Pengelola Kerjasama Pendidikan Program Magister PSDA

ITB – Departemen Kimpraswil.

6.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini

Kami sadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangannya. Karena itu kami

sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritikan untuk penyempurnaan

tulisan ini.

Bandung, Juni 2005

(9)

ii ABSTRAK

KAJIAN PENANGGULANGAN EROSI PANTAI WISATA DI TEGAL

Oleh: Sigit Purnomo NIM 95003212

Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung

Erosi pantai adalah proses mundurnya garis pantai dari posisi semula. Erosi terjadi karena adanya angkutan sedimen litoral sepanjang pantai sehingga mengakibatkan berpindahnya sedimen dari satu tempat ke tempat lainnya. Angkutan sedimen litoral terjadi bila arah gelombang datang membentuk sudut dengan normal garis pantai.

Pantai wisata Tegal, saat ini terjadi angkutan sedimen litoral sebesar 2.517,5 m3 per-tahun sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai yang merupakan kawasan wisata. Arah angkutan sedimen litoral yang terjadi adalah dari timur ke barat.

Untuk memecahkan masalah sedimentasi dan erosi yang terjadi telah dilakukan penanggulangan berupa pembangunan krib tegak lurus pantai, dan jetty. Untuk krib te gak lurus pantai dibangun di areal pantai wisata Purwahamba, sedangkan Jetty dibangun di muara sungai Cenang. P ada bagian lain dari pantai yang tidak terlindungi masih tetap terjadi erosi.

Melalui kajian ini telah dikaji model perubahan garis pantai akibat erosi serta konsep penanggulangannya sebagai berikut: disarankan penanggulangan dengan membangun tambahan krib tegak lurus pantai, tembok laut dan breakwater pada bagian-bagian yang tererosi di pantai wisata Purwahamba Tegal, dengan harapan akan ter isi bagian yang tererosi dengan pasir pantai atau terjadi Tombolo, serta melaksanakan sand bypassing secara kontinu selama lima tahun sekali di muara Sunga i Cenang.

(10)

iii ABSTRACT

BEACH EROSION OVERCOME STUDY IN TEGAL

By: Sigit Purnomo NIM 95003212

Departemen Of Civil Engineering Bandung Institute Of Technology

Erosion is defined as the decline of beach to la ndside direction from its original position. Erosion was occurred by littoral sediment transport along beach in which sediment moves from one place to another place. Littoral sediment transport is occurred if waves form an angle to normal of shoreline.

In Purwahamba Tegal City beach, the sediment littoral occurring is 2.517,5 m3/year, lead to the decline of the shoreline. So far, the eroded areas comprise settlement and tourism area. The sediment moves from east to west direction.

So far, the problem of sedimentation and erosion have been taken care by constructing Groin, Breakwater, Jetty and Seawall. The Groin and Breakwater was constructed in Purwahamba Beach which is tourism area, meanwhile the Jetty and seawall was constructed in Surodadi Beach which is settlement area. However, some part of the unprotected beach is still eroded.

Through the study, beach change due to the erosion and its handling concept had been analyzed, which yields the suggestion activities as follows: constructing seawalls in eroded areas of Purwahamba beach, construction breakwater beside the existing jetty in Cenang river, expecting that a Tombolo will be grown, and conducting sand bypassing at the mouth of the Cenang river once every ten years.

(11)

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarja na, Institut Teknologi Bandung.

Perpustakaan yang meminjam tesis ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal pinjam.

(12)

v

“Allah meninggikan orang yang beriman diantara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan”

(Surah Al Mujaadalah ayat 11)

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari

manusia (karena sombong) dan janganlah kamu

berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri”.

(Surah Luqman ayat 18)

Semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapat maka

semakin terasa bodoh diri kita.

Kupersembahkan untuk

Istri tercinta, Noil Purnomo

Anakku tersayang, Natasha Nopurianti

Yang selalu memberikan dorongan dan dukungan

terhadap langkahku

(13)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan, sehingga penyusunan tesis “ Kajian Penanggulangan Erosi Pantai Wisata Di Tegal” dapat diselesaikan. Penyelesaian penulisan tesis dalam rangka memenuhi syarat kurikulum pada Program Pendidikan Magister Profesional Sumber Daya Air Jurusan Rekayasa Pantai dan Rawa Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Dalam penyelesaian penulisan tesis tela h mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, M.OcE., selaku pembimbing dan penguji ;. 2. Bapak Dr. Ir. H.S Legowo., selaku penguji ;

3. Bapak Dr. Ir. Syamsudin, Dipl. HE, selaku penguji. 4. Bapak Ir. Sumaji, Sp. selaku pembimbing dan penguji.

5. Para Staf Balai dan Pengelola Kerjasama Pendidikan Program Magister PSDA ITB – Departemen Kimpraswil.

6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini

Kami sadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangannya. Karena itu kami sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritikan untuk penyempurnaan tulisan ini.

Bandung, Juni 2005

(14)

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. ii.

ABSTRACT ... iii.

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ……… v.

KATA PENGANTAR ... vi.

DAFTAR ISI ... vii.

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x.

DAFTAR LAMPIRAN……… xi.

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1.

1.1. Latar Belakang ……… 1.

1.2. Maksud dan Tujuan ……… 2.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian ……….. 2.

1.4. D iskripsi Lokasi ……….. 2.

BAB II. STUDI LITERATUR…... 5.

2.1. Hipotesis ... 5. 2.2. Gelombang ... 5. 2. 2.1. Refraksi Gelombang ... 7. 2. 2. 2. Difraksi Gelombang ... 9. 2. 2.3. Gelombang Pecah ... 10 2. 2.4. Fetch Efekt if ……… 11. 2. 2.5. Hindcasting Gelombang ………. 12.

2. 2.6. Perkiraan Gelombang Dengan Periode Ulang ……….... 12.

2.3. D ata Angin ……… 16.

2. 3.1. Distribusi Kecepatan Angin ……….... 17.

2.3.2. Konversi Kecepatan Angin ………. 18.

2.4. Pasang Surut ………. 19.

2. 4.1. Pembangkit Pasang Surut……… 19.

2. 4.2. Tipe Pasang Surut ……….. 22.

2. 4.3. Pasang Surut Purnama dan Perbani ……….... 22.

2. 4.4. Peramalan Pasang Surut ………... 23.

2.5. Beberapa Deviasi Elevasi Muka Air Laut ... ... 23.

2.6. Pemodelan Perubahan Garis pantai... 23.

BAB III. PELAKSANAAN KAJIAN ... 26.

(15)

viii

3.2. Kondisi Existing Pantai Wisata Purw ahamba Di Tegal... 27.

3.3. Permasalah Panta Wisata Purwahamba Di Tegal... 27.

3.4. Perolehan Data...……….... 28.

3.5. Analisa Data ………... 28.

3. 5. 1. Evolusi Garis Pantai... 28.

3.5.2. Bathimetri Pantai ... 30.

3.5.3. Perhitungan Fetch Efektiff………. 31.

3.5.4. Pengolahan Data Angin ...……….. 33.

3.5.5. Peramalan Pasang Surut... 34.

3.5.6. Data Gelombang ... 37.

3.5.7.Angkutan Sedimen Litoral... 40.

3.5.8. Diameter Sedimen ... 41.

3.5.9. Pemodelan Garis Pantai ... 41.

BAB IV. PEMBAHASAN………... 46.

4.1. Erosi Garis Pantai...………... 46.

4.2. Konsep Penanggulangan ...………... 47.

4.2.1. Konsep Penanggulangan alternatif 1 ... 47.

4.2.2. Konsep Penanggulangan alternatif 2 ... 47

4.2.3. Konsep Penanggulangan alternatif 3 ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 52.

5.1. Kesimpulan ……….... 52. 5.2. Saran – saran ……….. 55. DAFTARA PUSTAKA ……… 54. LAMPIRAN

(16)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1. Klasifikasi Gelombang Terhadap Kedalaman ... 7.

II.2. Reduced Mean Yn ………. 15.

II.3. Reduced Standard Deviation Sn. ……….. 16

II.4. Reduced Variate Sebagai Fungsi Di Periode Ulang ... 16.

II.5. Parameter Garis Pantai ...……… 27.

III.1. Kedalaman Laut dan Jarak Dari Garis Pantai ……… 30.

III.2. Resume Hasil Perhitungan Fetch Efektif Pantai Wisata ………….. …… 31.

III.3. Distribusi Arah, Kecepatan dan Total Kejadian angin ……….. 33.

III.4. Distribusi Arah, Kecepatan dan Presantase Total Kejadian angin ……… 34.

III.5. Nilai – nilai elevasi Penting ... 36.

III.6. Nilai – nilai elevasi Penting di Ikatkan Pada MSL ... 36.

III.7. Prosentase Kejadian Gelombang Berdasarkan arah Dan Interval ... 37.

III.8. Arah, Tinggi dan Periode Gelombang Tahunan Maksimum ... 39.

(17)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Peta Lokasi Kajian Pantai Wisata di Tegal ... 3.

1.2. Eksisting Pantai Wisata Purwahamba Di Tegal ... 4.

2.1. Bentuk Gerak Gelombang Sinussoidal ... 6.

2.2. Sketsa Refraksi Gelombang ... 8.

2.3. Sketsa Permusan Snellius Untuk Refraksi Gelombang ……… 9.

2.4. Sketsa D ifraksi Gelombang ... 9.

2.5. Sketsa Rambatan Gelombang ... 10.

2.6. Grafik Penentuan Kedalaman Gelombang Pecah ... 11.

2.7. Bagan Alir Hindcasting Gelombang ... 13.

2.8. Hubungan Antara Kecepatan Angin Di Laut Dan Di Darat ... 14.

2.9. Distribusi Vertikal Kecepatan Angin ……… 17.

2.10. Pusat Masa Bumi Mengelilingi Sumbu Perputran Bumi ... 20.

2.11. Gaya Pembangkit Pasang Surut ………...……….. 22.

3.1. Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Kajian... 26.

3.2. Potongan Melintang Pantai Wisata Purwahamba Di Tegal………... 27.

3.3. Evaluasi Garis Pantai Wisata Purwahamba di Tegal ... 29.

3.4. Peta Fetch Pantai Wisata Purwahamba Di Tegal... 32.

3.5. Wind Rose Pantai Wisata Purwhamba Di Tegal ... ... 35.

3. 6. Grafik Pengamatan Elevasi Muka Air Pantai Wisata Purwahamba ... 36.

3.7. Wave Rose Pantai Wisata Purwhamba Di Tegal ... 38.

3.8. Grafik Hubungan Antara Tinggi Gelombang dan Perioda Gelombang ... 39.

3. 9. Volume Sedimen Di Bagian Updrift Jetty S. Cenang ... 40.

3.10. P emodelan garis Pantai Hasil Kaliberasi Pete 1991 dengan peta 1999 ... 43.

3.11. Hasil Pemodelan Perubahan Garis Pantai Existing………….……… 44.

4.1. Konsep Penanggulangan Erosi Alternatif 1 ... 49.

4.2. Konsep Penanggulangan Erosi Alternatif 1 ...………... 50.

(18)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman A. Data Perhitungan Perubahan Garis Pantai Tahun 1955-1991-2005 ... 55. B. Data Hasil Perhitungan Fetch Efektif Pantai Wisata Purwahamba …… 56. C. Data Pengukuran Pasang Surut di Semarang ... 57. D. Peta Grid Garis Pantai Dari Muara S. Cacaban – S. Rambut... 58. E. Peta Grid Garis Pantai Dari Muara S. Cacaban – S. Cenang ... 59. F. Data Perubahan Garis Pantai Existing Hasil Simulasi (Simulated

Shoreline) Dalam Waktu 1, 3, 5 dan 10 tahun………... 60. G. Data Laju Transportasi Sedimen Sejajar Pantai Netto ( Longshore

(19)

xii

DAFTAR ISTILAH

Di dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan :

1. Bathimetri adalah kedalaman perairan yang ada diantara dua gelombang atau perbedaan kedalaman kontur pada dasar laut.

2. Refraksi adalah perubahan arah gelombang saat menuju pantai akibat perubahan bathimetri.

3. Difraksi adalah perubahan arah gelombang akibat terhalang oleh suatu rintangan.

4. Shoaling adalah transformasi swell ( gelombang perioda, T dan panjang, L besar ) menjadi gelombang dengan ketinggian H bertambah dan L mengecil, terjadi perairan pantai. Perubahan itu dipengaruhi oleh pendangkalan perairan menuju pantai.

5. Gelombang pecah (breaking wave) adalah perubahan bentuk gelombang sinusoidal di perairan dangkal, yang didahului oleh peningkatan tinggi gelombang, pengurangan panjang gelombang, dan pengurangan kecepatan rambat , akhirnya gelombang menjadi terpecah-pecah.

6. Breaking wave zone (zona gelombang pecah) adalah lokasi gelombang pecah di laut dangkal.

7. Fetch adalah daerah bangkitan gelombang dilaut. Ruang fetch dapat dibatasi oleh suatu pulau atau daratan yang mengelilingi laut tersebut. Kecepatan dan arah angin fetch adalah konstan

8. Deep water (laut dalam) adalah laut yang mempunyai ratio dan panjang gelombang lebih besar dari 0,5 ( d/L > 0,5 ).

9. Sha low water (laut dangkal) adalah laut yang mempunyai ratio dan panjang gelombang kurang dari 0,05 ( d/L < 0,05 ).

10.Transsitional water ( laut transisional ) adalah laut yang mempunyai ratio kedalaman dan panjang gelmbang lebih besar dari 0,05 dan lebih kecil dari 0,5 ( 0,05 < d/L < 0,5 )

(20)

xiii

11.Groin adalah struktur tegak lurus pantai, berfungi untuk menahan sedimen sejajar pantai. Groin dapat menyebabkan sedimen pada updrift dan erosi pada downdrift.

12.Jety adalah groin yang dibangun pada muara sungai.

13.Breakwater adalah strutur sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dengan pantai. Berfungsi untuk mereduksi energi gelombang yang menuju pantai, sehingga tidak terjadi erosi atau abrasi pantai.

14.Sedimen litoral / Litoral drift / sedimen transport adalah material dasar yang bergerak disekitar pantai.

15.Longshore transport adalah pergerakan sedimen litoral dalam arah sejajar pantai. Crosshore transport adalah tegak lurus pantai.

16.Erosi pantai adalah proses mundurnya garis pantai dari posisi semula yang disebabkan oleh perubahan keseimbangan pasokan sedimen litoral.

17.Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen litoral pada updrift bangunan tegak lurus pantai, pelabuhan atau estuary. Sedimentasi pada bangunan pantai dapat menyebabkan akrasi atau majunya garis pantai dari posisi semula.

18.Abrasi adalah erosi pada tebing pantai pada batuan padat yang massif akibat energi gelombang yang menghantam pantai tersebut.

19.Updrift adalah bagian strutur pantai yang menghadap kearah datangnya angkutan sedimen sejajar pantai.

20.Downdrift adalah bagian struktur pantai yang membelakangi arah datangnya angkutan sedimen sejajar pantai.

21.Swash adalah sedimen dasar yang bergerak sesuai arah gelombang sepanjang pantai.

22.Backswash adalah sedimen dasar yang kembali lagi ke laut dengan posisi tegak lurus pantai.

23.Salient adalah sedimen yang terbentuk mulai dari garis pantai yang berada dibelakang breakwater.

24.Tombolo adalah sedimen yang terbentuk mulai dari garis pantai sampai ke breakwater.

(21)

52

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari kajian yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.

Pantai wisata Purwahamba merupakan pantai berpasir halus – sedang dan

berlanau lempungan agak lunak. Tinggi muka air tertinggi rata-rata (MHWL) = +

0,22 m, tinggi muka air rata-rata (MSL) = + 0 m dan tinggi muka air terendah

rata-rata (MLWL)= - 0,22 m. Arah angin dominan dari selatan 10,66 % dengan

kecepatan < 5 - > 20 knot. Gelombang dominan dari arah timur 8,21 % dengan

tinggi gelombang (H) < 0,5 – 2 m, Tinggi gelombang signifikan (Hs) 1,03 m,

periode gelombang signifikan (Ts) 5 detik, Sudut datang gelombang (a) = 30

0

,

Angkutan sedimen litoral (So/tahun.) sebesar 2.517,5 m

3

/tahun.

2.

Hasil pengamatan dari membandingkan posisi garis pantai pada peta rupa bumi

tahun 1955 dengan garis pantai pada peta rupa bumi tahun 1999, menunjukan

bahwa pada kedua ujung batas barat dari muara kali Cacaban dengan batas timur

pada muara kali Rambut tidak terjadi perubahan morfologi pantai, yang artinya

angkutan sedimen yang masuk maupun yang keluar lokasi kajian adalah nol.

Dengan demikian, pantai disepanjang muara kali Cacaban sampai kali Rambut

berada dalam kondisi stabil Statis, tetapi telah terjadi perubahan morfologi pantai

sesudah dibangunnya struktur pengaman pantai (Jetty) dan hanya terjadi di dalam

lokasi kajian dan tidak mempengaruhi daerah di luar lokasi studi.

3.

Dari hasil simulasi numerik dengan Genesis, dimana pada dasarnya ada 2

pemodelan yaitu pemodelan dengan kondisi pantai saat ini / sebenarnya (Existing)

dan pemodelan dengan adanya bangunan pelindung pantai (Groin dan Seawall).

(22)

53

Dari pemodelan dengan kondisi pantai saat ini diperoleh bahwa gerakan sedimen

adalah dari Timur ke Barat. Hal ini terlihat dari menumpuknya sedimen di sebelah

kanan (updrift) Jetty dan Groin dan terjadinya gerusan/erosi disebelah kiri

(downdrift) Jetty dan Groin.

Pemilihan pemodelan yang akan digunakan sebagai acuan desain didasarkan pada

kondisi yang ada saat ini, gerakan sedimen yang terjadi dan tujuan atau maksud

dari kajian. Jadi pemodelan alternatif 2 yang terpilih untuk merencanakan atau

mendesain dalam penanggulangan erosi pantai wisata Purwahamba di Tegal,

dengan pertimbangan bahwa dengan pemodelan alternatif 2 tujuan dan maksud

yang telah digariskan terpenuhi yaitu melindungi pantai dari penggerusan / erosi

serta pemulihan kembali garis pantai yang tergerus.

5.2.Saran.

1.

Untuk menanggulangi erosi yang terjadi di kawasan pemukiman dan Pantai wisata

Purwahamba, disarankan penanggulangan dengan membangun groin dan diikuti

seawall tambahan pada bagian-bagian yang kemungkinan terjadi erosi tererosi

dengan tujuan untuk menahan erosi yang akan terjadi , kemudian mengisi bagian

yang tererosi dengan pasir pantai (Sand by passing) yang diambil dari hasil

sedimentasi di bagian updrift jetty di muara sungai Cenang.

2.

Untuk menanggulangi penutupan muara Sungai Cenang akibat sedimentasi,

disarankan untuk melakukan pemindahan (pengerukan) sedimen dari bagian updrift

jetty (sebelah timur Jetty) ke bagian downdrift jetty (bagian barat Jetty) atau sand by

passing secara kontinu selama lebih kurang lima tahun sekali, mengingat bahwa

berdasarkan perhitungan, Jetty akan penuh dalam waktu 10 tahun.

3.

Upaya penanggulangan erosi dengan struktur bangunan pantai, harus direncanakan

atau didesain secara menyeluruh disepanjang garis pantai yang akan menerima

dampak dari struktur bangunan pantai tersebut.

(23)

54

Stop disini.

dan diikuti dengan penanaman pahon bakau (Mangrove) disepanjang garis pantai, karena

dengan penanaman pahon bakau merupakan upaya perlindungan yang paling baik dan

murah dalam menjaga kestabilan kelestarian lingkungan dan garis pantai secara alamiah.

STOP DISINI

4.

Dari ketiga pemodelan di daerah kajian pada bab pembahasan, dimana arah

angkutan sedimen dari arah timur ke barat, apabila disebelah timur setiap Groin

yang akan dibangun akan terjadi pengendapan sedimen dan bagian baratnya akan

terjadi penggerusan.

Dari pola perubahan garis pantai dapat ditentukan arah gerak arus yang ada dilokasi

kajian. Arus akan membawa material yang dilalui, sehingga ada daerah yang mengalami

penggerusan dan ada daerah yang mengalami pengendapan. Proses ini terjadi secara

berpasangan, artinya kalau satu daerah mengalami penggerusan, maka akan ada daerah

lain yang mengalami pengendapan.

(24)

54

DAFTAR PUSTAKA

1.

Bambang Triatmodjo, 1999, Teknik Pantai , Yogyakarta. Biro Penerbit Fakultas

Teknik UGM

2.

CERC, “Shore Protection Manual”, US Army Corps of Engineering, Washinton

DC, 1984.

3.

CERC,1989, “GENESIS : Generalized Model for Simulating shoreline Change”,

Report 1 Technical Reference, US Army Engineer Waterways Experiment

Station, Vickburg, MS.

4.

Dept. Kelautan Dan Perikanan, Ditjen Perikanan, Detail Desain PPI Surodadi Dan

Desai Analisis Breakwater, Dinas Perikanan Propisin Jawa Tengah.

5.

Hang Tua h Salim, Prof, Dr,Ir,M.OcE,1998, “Perubahan Garis Pantai Pondok Bali,

Subang Dan Sistem Perlindungan Terhadap Erosi, PIT XV HATHI Teknik Sipil

ITB, Bandung.

6.

Syamsudin, 1995, Diktat kuliah Teknik Pantai, Bandung, Program Magister

Profesional PSDA , ITB – Dep. Kimpraswil

7.

Syamsudin, 1995, Teknik Pantai, Bandung, Pusat Penelitian Dan Pengembangan

Pengairan.

8.

U.s Army Corp Of Engineers, Coastal Engineering Research Center, 1984, Shore

Protection Manual Volume I, II, Washinton DC. U.S Government Printing Office.

9.

Yuwono, Nur, 1982, Teknik Pantai Volume I, Yogyakarta. Biro Penerbit

Referensi

Dokumen terkait

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UMM Upload 26 Februari 2021 PROGRAM STUDI : AKUNTANSI SEMESTER : II G. HARI JAM MATA KULIAH SKS NAMA DOSEN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan 0,20-0,30% kultur khamir Saccharomyces spp yang diisolasi dari ragi tape nyata dapat meningkatkan bobot potong

Dari gambaran target karakteristik teknik produk charger portable yang di dapatkan dari hasil analisa menggunakan Quality Function Deployment (QFD) adalah produk charger

• Kegiatan yang dilaksanakan oleh UK/UPT dan mitra melalui mekanisme khusus yang ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian yang bersifat kompetitif atau non kompetitif.. Kerja Sama

Cahyonowati (2013), meneliti mengenai adopsi IFRS terhadap relevansi nilai informasi akuntansi. Penelitian ini menggunakan relevansi nilai sebagai proksi dari kualitas

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Perbedaan konsentrasi edible coating natrium alginat memiliki pengaruh terhadap kemunduran mutu dodol rumput

Guru tidak membeda- bedakan siswa. Dengan kata lain, guru bersikap adil terhadap seluruh siswa. 6) Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik Guru biasanya

Bahwa pasal 253 HIR tersebut tidak menurut ketentuanketentuan tentang acara prosedura” verstek” seperti dimaksudkna sebagai suatu kekecualian oleh pasal 16 dari