MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013

PERIHAL

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2013

ACARA

PEMBUKTIAN

(V)

J A K A R T A

SENIN, 25 MARET 2013

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 20/PHPU.D-XI/2013 PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

PEMOHON

1. Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki (Nomor Urut 5)

TERMOHON

KPU Provinsi Jawa Barat

ACARA

Pembuktian (V)

Senin, 25 Maret 2013, Pukul 14.30 – 15.37 WIB Pukul 15.58 – 17.13 WIB

Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) M. Akil Mochtar (Ketua)

2) Muhammad Alim (Anggota)

3) Hamdan Zoelva (Anggota)

Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Pemohon:

1. Rieke Diah Pitaloka 2. Teten Masduki

B. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Arteria Dahlan 2. Adzah Luthan 3. Yodben Silitonga 4. Abdy Yuhana 5. Irma Anggesti 6. Ismayanti 7. Annisa 8. Vivi Ayunita 9. Rafael Situmoran 10. Iman Nurhaeman

C. Saksi dari Pemohon:

1. Dede Wawan Setiawan 2. Ujang Sunaryo 3. Muji Hartono 4. Iya Rohayat 5. Jejen Zaenal 6. Rachmawati 7. Supriyatno 8. Salamun 9. Asep Suryana

10. Robin Angga Gunawan 11. Sahat Farida Berlian 12. Waras

13. Nyumarno 14. Nuridin

15. Andi Lukman Hakim 16. Burhanuddin 17. E. Muchtar 18. Capa 19. Donni Situmorang D. Termohon:

1. Yayat Hidayat (Ketua KPU Provinsi Jawa Barat) 2. Teten Setiawan

(4)

3. Achmad Herry 4. Herry Suherman 5. Iin Endah S. 6. Teddy Darmawan 7. Muhammad Setiawan 8. Cecep Nurzaman 9. Riski Asris 10. Nanang Suryawibawa

E. Kuasa Hukum Termohon:

1. Memet A. Hakim 2. Absar Kartabrata 3. Berna Sudjana Ermaya

F. Saksi dari Termohon:

1. Cahyanika 2. Sofyan Hidayat 3. Trisna Riswandi 4. Sepdiyan 5. Asep Kurnia 6. Endan Sumari 7. U. Saefuddin 8. Kholis 9. Raden Salamun

G. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1. Andi Muhammad Asrun 2. Sadar Muslihat

3. R. Hikmat Prihadi 4. Ismail Nganggon

H. Saksi dari Pihak Terkait:

1. Rahmat Mulyadi 2. Asep Rachmat 3. Muhammad Ridwan 4. M. Furqon 5. Wahyu Heriyanto 6. Asun 7. Ambar Jayusman 8. Abdul Hadi Junaedi 9. Dedeh Mintarsih 10. Nanang

11. Misteri Mustaqim 12. Supriyatna

(5)

1. KETUA: M. AKIL MOCHTAR

Sidang dalam Perkara Nomor 20/PHPU.D-XI/2013 Perselisihan Hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Pemohon, lagi makan permen, Kuasa Hukumnya? Termohon dan Pihak Terkait ya, kita melanjutkan pemeriksaan dalam perkara ini dengan memeriksa hari ini giliran memeriksa saksi Termohon dan Terkait. Pemohon sementara sudah ... masih dua ya? Masih dua kemarin, ya. Termohon Saksinya sudah siap, yang kemarin yang sudah kita sumpah?

2. KUASA HUKUM TERMOHON: MEMET A. HAKIM

Siap, Yang Mulia.

Sudah siap ya? Baik, tapi masih dua dari Pemohon ini belum selesai-selesai juga ini, panjang-panjang keterangannya ya. Dua, yang pertama atas nama Munir Furqon, ada ya?

4. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Izin, Yang Mulia. Sebelum dilanjutkan, kami juga tadi sudah menyampaikan revisi daftar saksi. Tetapi rupanya, ada yang tertinggal dua ini. Jadi, mohon di ... kami menyampaikan lagi yang (...)

Ya, sebentarlah!

6. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Ya, baik, terima kasih.

Yang pokoknya yang sudah disumpah dahulu deh prioritasnya ya. Jangan anu … sesuai daftar dulu. Ini yang belum, ini masih sisa dua ini,

SIDANG DIBUKA PUKUL 14.30 WIB

(6)

nanti setelah itu baru Pemohon dan Terkait. Putarannya dulu, putaran giliran maksud saya. Munir furqon ada ya? Oke.

8. SAKSI DARI PEMOHON: CAPA

Capa, Pak. Maaf, Yang Mulia, Capa.

Oh, yang diganti Capa ini?

10. SAKSI DARI PEMOHON: CAPA

Capa, ya.

11. KETUA: M. AKIL MOCHTAR

Sebentar-sebentar! Ini makanya … gantinya tulis tangan lagi kemarin. Capa … oh, ya Munir Furqon itu diganti oleh Capa?

Capa.

Nah, Capa ini tinggalnya di mana Capa? Alamatnya maksud saya.

Dusun Kerta Mukti, RT 07, RW 02, Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.

Subang ya?

Subang.

Sedangkan Furqon itu tadi Tasikmalaya, tapi ini dari Subang. Oke, Saudara tim sukses?

(7)

Bukan, warga masyarakat biasa, Yang Mulia.

Warga masyarakat biasa, lalu Saudara mau menerangkan apa? Singkat, jelas, apa masalahnya apa?

Saya melihat Kepala Desa Rawameneng bersama Deddy Mizwar mengampanyekan Nomor 4 mengarahkan warga masyarakatnya untuk memilih Nomor 4.

Di mana Saudara melihat?

Di Desa Rawameneng, tepatnya (…)

Meneng ya?

Rawameneng.

Rawameneng?

Ya.

(8)

Kecamatan Blanakan.

Kabupaten?

Subang.

Blanakan, Subang ya? Oke, hari apa itu Saudara lihat?

Hari Kamis, Yang Mulia.

Tanggal?

Tanggal 14.

Bulan Februari ya?

Februari.

Waktu itu memang masa kampanye atau bukan?

(9)

Oh, gilirannya?

Gilirannya memang.

Tapi Saudara melihat kepala desa?

Saya melihat kepala desa bersama Deddy Mizwar di atas panggung.

Di atas panggung yang Saudara lihat.

Di atas panggung.

Kepala desanya tadi namanya siapa?

Adik Solihin.

Adik.

Adik Solihin.

(10)

Yang merupakan juga Ketua Ikades.

Apa Ikades?

Ikatan Kepala Desa.

Oh.

Se-Kecamatan Blanakan, ketuanya Adik Solihin.

Oh, dia ketuanya?

Ya.

Dia berkampanye untuk Pasangan Aher?

Ya.

Dia di atas panggung bersama-sama Saudara lihat dengan (…)

(11)

Deddy Mizwar itu anu ya, wagub ya?

Ya, wagub.

Pasangan ya?

Pasangan.

Pada saat itu ya? Jam berapa itu kira-kira?

14.30.

Sore?

Sore.

Oke, itu satu. Setelah itu?

Setelah itu, saya menemukan setumpukan surat atau … surat di depan Indomart Jalan Raya Blanakan, tepatnya (…)

Oke, itu satu. Yang kedua, Saudara menemukan setumpuk selebaran apa surat begitu?

(12)

Selebaran gelap, ya.

Selebaran ya?

Ya.

Selebaran di mana, tanggal berapa?

Tanggal 7, Yang Mulia.

Tanggal 7 Februari?

Ya, betul.

He eh, selebaran di mana Saudara menemukan selebaran itu?

Di depan Indomart, di depan pintu Indomart.

Indomart di?

(13)

Indomart Blanakan ya? He eh, lalu setelah Saudara temukan itu, banyakkah tumpukannya? Setumpuk banyak atau kira-kira?

Banyak.

Lebih dari 10 lembarlah?

Lebih ratusan, Yang Mulia.

Lebih ratusan?

Ya.

Lalu Saudara ambil, enggak?

Ambil, saya baca.

Mengambil, Saudara baca, kemudian?

Yang isinya bahwa Ibu Rieke Diah Pitaloka anak PKI.

(14)

Intinya, ya.

Ada gambar atau apa di situ?

Enggak ada, hanya … hanya surat teks saja.

Hanya kertas berisi (…)

Ya, berisi (…)

Diisi … ada tulisan di dalamnya (…)

Ya.

(Suara tidak terdengar jelas), gitu, terus ada mengatakan (…)

Intinya (…)

Itu.

Menyatakan anak ... Ibu Rieke Dia Pitaloka anak PKI. Dan kebetulan di daerah kami itu sangat benci dengan PKI. Jadi, terpengaruh oleh selebaran-selebaran itu.

(15)

Oke. Setelah Saudara melihat kepala desa berkampanye dengan salah satu pasangan calon, menemukan selebaran itu, apa tindakan Saudara?

Saya tidak melapor ke panwas (…)

Tidak, ya?

Karena saya … bukan kapasitas saya dan saya tidak mau ambil risiko pada waktu itu.

Ya, artinya, intinya Saudara tidak mengambil tindakan apa-apa, ya?

Tidak mengambil tindakan apa-apa.

Oke. Cukup, masih ada?

Masih, Yang Mulia.

Apa?

Warga masyarakat tidak bisa memilih. Kebetulan, keponakan saya yang namanya Tasmin.

(16)

Tasmin itu kenapa Tasmin?

Tidak dapat undangan.

Ada namanya di dalam DPT?

Tidak ada, Yang Mulia. Juga (…)

Enggak, keponakan Saudara namanya Tasmin?

Tasmin.

Saudara tahu dia tidak memilih?

Yang … sudah yang lalu-lalu sudah memilih, Yang Mulia.

Bukan. Saudara tahu dia tidak memilih, apakah dia melapor kepada Saudara atau memang (…)

Melapor karena betul keponakan saya melapor (…)

(17)

Ya. Saya … saya coba bantu ke KPPS, waktu itu KPPS jawab, “Nanti, Kang, saya bicarakan dengan lurah, dengan BPS itu konsultasikan, apakah bisa memilih apa tidak.”

Tapi namanya ada dalam DPT?

Namanya tidak ada di dalam DPT, tidak ada di DPT, tidak ada.

Tidak ada?

Yang namanya Nurman itu … Nurman juga ada, tidak dapat undangan. Yang (…)

Ya, ini Nurmin dulu. Nurmin itu kan keponakannya?

Ya, ya.

Enggak dapat undangan memilih?

Ya.

Makanya pertanyaan saya … eh, Tasmin, Tasmin. Ada dua toh kemungkinan, tidak terdaftar dalam DPT, terdaftar dalam DPT, tapi dua-duanya enggak dapat undangan, kan ada dua macam polanya ini?

(18)

Ya, itu beserta istrinya … beserta istrinya Tasman … Tasmin itu beserta istrinya.

Ya. Pertanyaan saya (…)

Kalau dulu terdaftar, tapi sekarang saya (…)

Enggak, tunggu dulu, Pak … Saudara jawab pertanyaan Hakim (…)

Ya.

Jangan ke sana! Pertanyaan saya, siapa namanya? Tasmin ya, Tasmin tadi?

Tasmin, ya.

Terdaftar dalam DPT atau tidak?

Tidak terdaftar, saya (…)

Tidak terdaftar, oke.

(19)

Termasuk istrinya?

Ya, tapi punya KTP dan punya KK.

Oke. Itu kan di luar … itu langkah kedua maksud saya. Ini kita ingin melihat, orang terdaftar, tapi enggak bisa memilih. Orang punya hak pilih, tapi tidak terdaftar, kan dua hal berbeda ini?

Betul, Yang Mulia.

Ini yang mau kita lihat. Makanya, oleh sebab itu, Saksi kita ingin penegasan. Lalu, Tasman tadi?

Ya, sama seperti kejadiannya.

Sama juga?

Sama, Nurman juga sama.

Tidak ada dalam DPT?

(20)

Tapi punya KK, punya KTP, tinggal di situ lama?

Ya, ya, padahal yang terdulu ada di DPT (…)

Ketika pemilu yang lalu, ada?

Ada Pileg, Pilpres, Pilkada Jabar. Sekarang Pilkada Jabar tidak ada, kan. Bahkan ada yang dobel, gitu, yang namanya Nengsih itu dua, terus Neng Khodjidjah ada dua, gitu kan. Jadi, enggak teraturan, cuma KPPS menyimpan, yang dobel itu disimpan, tidak dimanfaatkan.

Saudara tahu itu, Saudara lapor kepada yang berwajib, enggak?

Tidak, tidak lapor karena saya sibuk … dengan kesibukan saya juga saya tidak ada … tidak mau bermasalah, gitu.

Oke. Cukup, ya?

Masih ada, Yang Mulia.

Apa lagi?

Pada waktu itu, saya main di tempat teman saya, mantan sekdes yang namanya Darmin Iskandar.

(21)

Di mana mainnya?

Di Cilamaya Hilir… Desa Cilamaya Hilir, kebetulan masih Kecamatan Blanakan ini.

Berapa jauh dari desa Saudara?

Kira-kira 5 km.

5 km?

Ya.

Apa yang Saudara jumpai di sana?

Selang waktu beberapa menit, datang Kepala Desa Cilamaya Hilir.

Ke mana?

Ke rumahnya Darmin Iskandar juga, ketemu, kebetulan teman saya.

(22)

Ya, dua-duanya teman saya, Pak.

Desanya teman juga, sekdesnya teman juga.

Teman juga.

Terus bertiga, terus ngapain bertiga itu?

Cerita.

Oh.

Cerita. Bahwa dirinya mengaku terus terang diberi uang Rp1.000.000,00 oleh Adik Solihin.

Siapa Adik Solihin itu?

Kepala Desa Rawameneng yang merupakan juga Ketua Ikades.

Oh. Dikasih Rp1.000.000,00 katanya, terus?

Dikasih Rp1.000.000,00, dijanjikan akan dibantu dana hibah, tapi dengan melalui persyaratan proposal, gitu.

(23)

Itu kata kepala desa yang temanmu itu?

Kata kepala desa, ya.

Saudara mendengar langsung?

Langsung dengan saya.

Cukup, ya?

Cukup. Terima kasih, Yang Mulia.

Ya. Berikutnya, Donni Situmorang, ya? Tinggal di mana?

196. SAKSI DARI PEMOHON: DONNI SITUMORANG

Di Kota Cirebon.

Ya, Kota Cirebon kan luas. Alamatnya di mana?

Taman Kalijaga Permai, Blok J Nomor 26, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti.

(24)

Bukan.

Apa?

Saya masyarakat biasa, Pak Hakim.

Samalah sama saya, masyarakat biasa. Saudara ingin menerangkan apa ini, Saudara Situmorang Donni (…)

Pada (…)

Situmorang ini.

Tanggal 22, sore hari, saya menemui (…)

22, bulan?

Februari.

Saya menemui Ketua RT 14 RW 13 Taman Kalijaga Permai.

(25)

Di tempat daerah saya, Yang Mulia.

Tempat tinggal itukah?

Ya.

Lalu?

Lalu saya menanyakan tentang surat undangan.

Undangan Saudara untuk memilih?

Undangan saya, ya. Kebetulan saya tidak dapat.

Apa jawaban Ketua RT-nya?

Si Ketua RT saya, Yudi namanya itu menjawab langsung gini, “Warga kita juga banyak yang tidak dapat bahkan sampai 900.”

Warga kita pun banyak yang enggak dapat hampir 900 jumlahnya?

(26)

He em, terus Saudara sendiri akhirnya dapat?

Tidak, tidak. Tapi si RT menyarankan kepada saya, nanti kalau tanggal 24, coba-coba saja bawa KTP,” katanya.

Coba-coba saja bawa KTP ke TPS?

Ke TPS 36.

Saudara lakukan enggak itu?

Saya lakukan pada jam 08.00 pagi. Langsung di situ ada panitia, setelah saya sodorkan KTP, mereka menolak saya.

Alasannya?

Kalau tidak ada surat undangan, itu katanya tidak boleh, tidak boleh memilih.

Padahal nama Saudara dalam DPT ada?

(27)

Tapi tidak ada undangan saja, toh?

Tidak ada undangan.

Tetap Saudara ditolak?

Ditolak, Yang Mulia.

He em, terus?

Jam 09.00 pagi, saya mendapat telepon dari Kabiro Warta Jabar News, Pak Boy. Kebetulan saya salah satu tim … bagian tim liputan di Koran Warta Jabar.

Ya, lalu?

Disuruh untuk meliput rumah-rumah sakit yang ada di kota dan di Kabupaten Cirebon.

Ndak, sebelum itu dululah. Soal memilih Saudara itu, akhirnya tidak bisa dilaksanakan?

(28)

Oke. Setelah itu, Saudara dapat telepon?

Dapat telepon.

Untuk meliput.

Untuk meliput (…)

Pemilih … TPS-TPS di (…)

TPS keliling di rumah sakit Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.

Oke. Saudara lakukan tugas itu?

Saya lakukan, Yang Mulia.

Apa yang Saudara lihat?

Di situ tidak ada TPS keliling. Ada 4 rumah sakit yang saya kunjungi dan tidak ada TPS keliling.

(29)

Tidak ada satu pun, Yang Mulia.

Yang keliling ya? Tapi TPS terdekat dari situ?

Itu jaraknya jauh-jauh, Yang Mulia. Di Rumah Sakit Putera Bahagia Jalan Perumnas Kota Cirebon itu sekitar 500 meter.

Itu yang paling dekat?

Ya, 500 meter jaraknya.

Itu yang paling dekat dari rumah sakit?

Dari rumah sakit. Lalu Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon, itu sama sekitar 500 meter dari TPS terdekat.

Oke.

Apalagi Rumah Sakit Ciwaringin, Rumah Sakit Sumber Waras itu jauh dari pemukiman, sekitar 2 km.

(30)

Nah, dari Sumber Waras.

Itu Rumah Sakit Jiwa biasanya?

Bukan.

Bukan? Sumber Waras biasanya (…)

Bukan. Namanya saja Sumber Waras.

Oh, gitu?

Waras itu sehat bahasa Cirebonnya.

Oh, begitu?

Ya. Baru rumah sakit (…)

Ini ke mana ini? Tunggu dulu!

(31)

Tunggu dulu! Duduk (suara tidak terdengar jelas) (…)

Begitu juga tidak saya temukan ada TPS keliling.

Ha?

Dan jauh dari TPS terdekat.

Begitu, ya? Jadi tidak ada … yang paling dekat (suara tidak terdengar jelas) tidak ada TPS keliling di rumah sakit, kan gitu?

Tidak ada, Yang Mulia.

Oke. Cukup, ya?

Tanggal 21, kebetulan saya ada di depan Kantor BBWS Cimanuk-Cisanggarung (…)

Apa itu? Kantor apa dia itu BBWS?

Kantor PU Irigasi, bagian irigasi.

He em.

(32)

Nah, saya di situ dengan teman saya, saya melihat ada 12 orang berdiri di pinggir jalan tanggal 21 itu jam 10.00 pagi, membagi-bagikan tanggalan, Yang Mulia, tanggalan.

Kalender?

Nah, itu di masa tenang kampanye pilgub. Ini, Yang Mulia.

He eh. Kalender yang bergambar pasangan calon itu?

Ya.

Nomor berapa? Pasangan calon nomor berapa?

Nomor 4.

Di situ sudah di … tanggal 21 itu sudah masa tenang kampanye pilgub, Yang Mulia.

(33)

Coblos tanggal 24, ini tanggal 21.

Ya.

Coblos tanggal 24, itu tanggal 21, sudah masuk masa tenang?

Sudah masuk masa tenang.

Nah, mengerti aku. Terus, apa lagi?

Baru tanggal 19, ketika saya mampir ke daerah Desa Mundu, Kecamatan Mundu, itu (…)

Di Cirebon juga itu?

Di Kabupaten Cirebon.

(34)

Saya melihat salah satu warga Desa Pamengkang itu berbincang-bincang di tempat biliar, warung kopi, itu membagi-bagikan selebaran kertas yang berisi bahwa Rieke adalah anak PKI.

Selebaran itu?

Ya.

He em. Saudara ambil juga? Dia membagikan, Saudara mengambil enggak?

Saya melihat dan mengambil, Yang Mulia.

Oke. Terus?

Ini, Yang Mulia. Baru pas ini, 4 rumah sakit itu, saya mengajak berbincang-bincang dengan para pegawai. Saya kasih pertanyaan, “Seandainya ada TPS keliling di rumah sakit, memang Ibu mau memilih siapa?” Saya bilang kan. Mereka dengan spontan itu akan memilih katanya Pasangan Nomor Urut 5.

Gitu, ya?

(35)

Tahu mereka ya?

Tahu, Yang Mulia.

Saya malah enggak tahu Komisi Kesehatan, setahu saya komisi berapa itu komisi VI … eh, IX ya IX, Komisi IX ya?

Komisi IX.

Membidangi salah satu kesehatan.

Ya.

Oke, itu yang Saudara tanya ya?

Ya, Yang Mulia.

Oke, cukuplah.

Cukup.

Saudara Capa itu mau ke mana bawa anu? Ha? Oh, enggak boleh begitu! Biar saja di situ! Langsung mau bawa tas, mau pergi kabur

(36)

begitu? Ini sidang ya. Oh, karena saksinya yang sudah diperiksa di belakang sini ya?

325. KUASA HUKUM PEMOHON: ARTERIA DAHLAN

Dikonfrontir nanti.

Bukan … bukan Saudara saya tanya! Saya tanya ini di belakang sini. Oke, kita lanjut dulu ke Saksi Termohon dulu. Oke, Termohon. Cahyanika ada, Cahya?

327. SAKSI DARI TERMOHON: CAHYANIKA

Siap, Pak Ketua.

Oke, sudah disumpah ya?

Sudah.

Kalau belum, disumpah lagi. Dua, tiga kali sumpah juga enggak apa-apa. Saudara ini Ketua PPS, betul?

Betul, Yang Mulia.

Ketua PPS desa apa?

Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

(37)

Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Yang Mulia

Ya, Kecamatan Katapang, Sukamukti kan, Kota Bandung?

Kabupaten.

Kabupaten. Berapa TPS di wilayah Saudara?

Ada 18 TPS.

18 TPS, berapa pemilihnya?

Pemilih=9.041 jiwa.

Ada warga yang enggak memilih, enggak?

Memilih semua?

(38)

Berarti DPT-nya full semua dong?

Enggak, DPT-nya 9.041.

Ya, berarti memilih semua?

Tidak memilih semua, tidak datang sebagian.

Berapa yang menggunakan hak pilih berapa?

Yang menggunakan hak pilih itu 6.784 jiwa.

6.784, suara sah?

Suara sah 6.000 … maaf, Yang Mulia, takut salah. Suara sah itu adalah 6.618.

Suara tidak sah?

166.

Jangan terlalu dekat mik Saudara! 166, agak dekat sedikit … eh, agak jauh sedikit. Suara tidak sah?

(39)

Suara tidak sah (…)

Itu 166?

Ya, 166.

Mutasi pemilih antar-TPS?

Tidak ada.

Tidak ada. Sisa surat suara? Sisa surat suara yang tidak terpakai … 9.041 dikurangi (…)

Sisa surat suara, Yang Mulia, 2.484.

Itu tambah 2,5%?

Ya.

Sudah 2,5%, betul?

(40)

Tanggal … eh, tanggal … tanggal berapa TPS Saudara dibawa ke PPK?

Kotak suaranya ya?

Yalah.

Kotak suaranya itu hari (…)

Kan dari TPS ke PPS, mampir enggak?

Mampir.

Nah, dari PPS ke PPK kapan?

Ke PPK hari Senin, tanggal 25.

25 itu langsung dibawa ke PPK?

Langsung dibawa ke PPS. Setelahnya, hari … hari Senin paginya, kami mengadakan rekapitulasi tingkat desa dan dihadiri oleh semua saksi, kecuali Saksi Nomor Pasangan Calon 1 yang tidak ada.

(41)

Pagi hari Saudara melakukan rekap itu tadi, semua pasangan calon hadir, terkecuali?

Kecuali saksi dari Nomor 1.

Pasangan Calon Nomor 1?

Ya, Pasangan Calon Nomor 1, Yang Mulia.

Oke, yang lain hadir semua?

Hadir.

Tanda tangan?

Ditanda tangan.

Apa namanya formulir tingkat PPS itu?

C-1.

(42)

Yang menang perlu diutarakan di sini, Yang Mulia. Bahwa tingkat kehadiran di TPS Sukamukti, PPS Sukamukti ini adalah 75% dan yang pemenang di antara 18 TPS yang ada di Sukamukti itu adalah tujuh TPS di antaranya dimenangkan oleh Pasangan Calon Nomor 5. Dan secara keseluruhan, di TPS Sukamukti itu dimenangkan oleh Pasangan Nomor 5.

Dia enggak mengerti kalau disuruh ngomong pelan. Maunya kencang melulu, sampai dekat begitu terus miknya. Jadi, agak jauh saja sedikit, gitu lho. Jadi, sehingga enggak konsen ini saya dengarnya. Tujuh, kan tadi Saudara bilang, ada 18 TPS. Tujuh TPS, menang Nomor 5.

Ya, Yang Mulia.

Sisanya?

Sisanya di antara yang Nomor 3 dan Nomor 4.

Tiga dan empat? Jadi, total pemenang di situ, siapa?

Total pemenangnya adalah Pasangan Calon Nomor 5.

Nomor 5. Perolehan suara, ada enggak?

(43)

Berapa Nomor 5?

2.220.

Itu Nomor 5. Nomor 3?

Sebentar, Yang Mulia.

Saudara peganglah C-1 itu!

Ya, ya. Pasangan dari Nomor Urut 1 ya. Pasangan Nomor Urut 1=154. Pasangan Calon Nomor 2=228. Pasangan Nomor 3=2.050. Pasangan Calon Nomor 4=1.966. Pasangan (…)

Sebentar, sebentar! Nomor 4, berapa?

1.966. Pasangan Nomor 5=2.220.

Jadi, yang menang Nomor 5?

Ya. Pasangan Calon Nomor 5.

(44)

Ya, Yang Mulia.

Setelah itu, Saudara bawa di PPK?

Ya, Yang Mulia.

Apakah di tingkat PPK, hasil di PPS Saudara berubah lagi?

Tidak berubah.

Saudara hadir waktu rekap di tingkat (…)

Hadir. Rekap tingkat kecamatan, saya hadir.

Pada saat rekap di tingkat desa, panwas lapangan ada hadir, enggak?

Hadir juga, Yang Mulia.

Hadir juga?

(45)

Oke. Itu soal normatif teknis, ya?

Ya.

Para pihak, ada di saksi yang hadir? Diberi salinan?

Diberi, Yang Mulia.

Dikasih?

Diberi.

Ya, diberi dan dikasih, sama ya?

Ya.

Lalu, Saudara kenal Iya Rohayat?

Oh, kenal sekali, Iya.

(46)

Iya Rohayat.

Ya, siapa?

Iya itu adalah Anggota Linmas dan juga merupakan Anggota KPPS di KPPS IV, Yang Mulia.

Linmas, terus dia kemarin dia jadi saksi di sini? Menerangkan situasi di tempat Saudara itu?

Ya.

Benar begitu?

Tidak benar, Yang Mulia.

Yang benarnya?

Yang benarnya yang diutarakan oleh saya tadi.

(47)

Tidak ada di sana yang diutarakan oleh … mohon dijelaskan, Yang Mulia. Bahwa bagaimana menjelaskan yang diutarakan oleh Saudara Iya Rohayat bahwa di Sukamukti ini, semua C-6 KWK itu dibagikan sesuai dengan DPT yang ada di Sukamukti dan tidak terjadi yang mengambil C-6 itu ditolak oleh KPPS untuk menyatakan memilih.

442. SAKSI DARI PEMOHON: IYA ROHAYAT

Bohong itu, Yang Mulia! Itu terjadi di TPS (…)

Tunggu dulu! Kok, Saudara ikut ngomong juga? Enggak nanti saja, Saudara kan sudah dikasih ngomong kemarin! Masing-masing ini di bawah sumpah, gitu lho. Ini sekarang giliran sini omongnya. Jangan langsung Saudara potong begitu! Saudara, kalau enggak tertib, saya suruh keluar saja dari ruang sidang ini. Saudara Penasihat Hukum, Saudara jaga saksinya! Jangan begitu, ya? Nanti, soal bohong-tidak bohong, itu Saudara saling lapor di luar, ke polisi, gitu. Tapi jangan di ruang sidang ini. Ini kita lagi menguji keterangannya masing-masing, kan gitu. Karena Saudara kemarin menerangkan seperti itu, ya di sini dia Ketua KPPS, makanya kita tanya, kan gitu. Nanti Hakim yang menarik keyakinannya ya, masing-masing pihak ini.

Terus, saya lanjutkan, Saudara Cahyanika ini.

Siap, Yang Mulia.

Kan DPT-nya=9.041 itu, C-6 nya dibagi semua?

Dibagikan.

Saudara kan Ketua PPS, pada saat penyelenggaraan atau satu hari, katakanlah pada penyelenggaraan, ada masyarakat yang merasa dia tidak mendapat C-6, lalu datang kepada Saudara, enggak?

(48)

Ini yang (suara tidak terdengar jelas). Sesuai dengan edaran KPU Provinsi Nomor 18, mengenai hak pilih yang terdaftar dalam DPT (…)

Okelah, itu kita tahu, sudah.

Ya, Yang Mulia.

Pertanyaannya langsung pelaksanaannya.

Ya.

Kalau itu kan, pemberitahuan agar satu hari sebelumnya, mendaftar dari RT, bawa ke KPPS, itu maksud pertanyaan saya. Ada enggak, masyarakat yang seperti itu?

Ada. Ada. Yang (…)

Ada berapa banyak?

Yang mempunyai KTP, tetapi tidak termasuk dalam DPT dan DPS, nah ini ada sekitar 48 orang.

(49)

Ya.

Tidak terdaftar dalam DPS?

Ya.

Pakai DP-4?

Ya, Yang Mulia.

He eh. Dikasih? Saudara kasih, enggak?

Itu kan, dibuat Berita Acara, laporkan ke PPK. Nah, itu (suara tidak terdengar jelas) dilaporkan ke PPK, langsung ke KPU buat Berita Acaranya, langsung itu dikasih C-6.

Yang memberi C-6, siapa?

Dari PPK. Tambahan.

PPK untuk tambahannya?

(50)

Berapa orang?

48 orang.

48 orang. Jadi, 46 orang itu, tapi Saudara tahu enggak, menggunakan hak pilih enggak, dia? Itu kan baru C-6.

Itu saya kurang tahu. Itu saya kurang tahu, Yang Mulia.

Kurang tahu?

Kurang tahu, Yang Mulia.

Tetapi, berdasarkan data dari tempat Saudara, ada 46 orang yang mendapat C-6 tambahan?

Ya, Yang Mulia.

Tapi apakah dia menggunakan hak pilihnya atau tidak, Saudara tidak tahu?

(51)

Masih ada keterangannya?

Ini sedikit, Yang Mulia. Bahwa ini … bahwa pernyataan (suara tidak terdengar jelas) sedikit bahwa yang intinya di TPS Sukamukti itu DPT C-6 sudah (suara tidak terdengar jelas) DPT dan tidak ada KPPS yang menolak yang membawa C-6 ini. Ini di (suara tidak terdengar jelas) dengan pernyataan para KPPS yang 8 KPPS ini. Saya ini dibawa.

Yalah, itu … itu, kan masing-masing KPPS-nya ada.

Ya, terima kasih, Pak.

Oke. Ya, silakan masih ada pertanyaan lagi.

484. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Ada enggak laporan dari KPPS? Di TPS itu ada yang tidak mendapat C-6, tapi meminta untuk memilih, tapi ditolak?

Ada.

Ditolak?

Ini, cuma kan pada hari H hanya membawa KTP, kami kan sudah memberikan waktu, tanggal 21 itu diberikan edaran dari KPU Nomor 18 itu, ditunggu sampai -1 sampai 23. Nah, yang mendaftar ke PPS, yang diajukan untuk dibuat Berita Acara itu hanya 48 orang, itu, Yang Mulia.

(52)

Ya, oke. Ya, yang sudah terdaftar di dalam DPT, tapi tidak mendapatkan C-6, ada enggak yang (…)

Tidak ada laporan?

Tidak ada, laporan.

Terima kasih.

Jadi, MK itu sudah keluarkan putusan lagi, sekarang itu kita malah diperkuat lagi, gitu. Datang saja bawa KTP, bawa KK, dia bisa memilih di … di TPS-nya masing-masing. Sudah kita keluarkan lagi putusan, baru saja kemarin itu, masih agak kurang itu yang KPU punya itu. Oke, berikutnya Saudara Sofyan Hidayat?

494. SAKSI DARI TERMOHON: SOFYAN HIDAYAT

Ya, Yang Mulia.

Mana Sofyan?

Saya, Yang Mulia.

(53)

Ya, Yang Mulia.

Saudara Ketua KPPS?

Betul, Yang Mulia.

TPS berapa?

TPS 4.

TPS 4. Di mana ini?

Di Kampung Patrol RT 03, RW 04, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Katapang, ya?

Ya.

Sama juga ini, berarti satu PPS ya?

Betul, Yang Mulia.

(54)

Berapa pemilih di DPT di tempat Saudara?

472.

Ya, Yang Mulia.

Yang menggunakan hak pilih berapa?

372.

Yang suara sahnya?

Sebentar, Yang Mulia.

Kok sebentar? Padahal C-1 ada semua, Saudara Ketua KPPS kok. Suara sah yang memilih kan 372 orang, suara sahnya berapa?

372.

Itu yang menggunakan hak pilih. Apakah 372 sah semua? Tidak ada suara yang tidak sah? Suara yang tidak sah berapa?

(55)

Maaf, Yang Mulia. 367 yang sah.

Ya, makanya, 367.

Ya.

Berarti yang tidak sah, 5?

Betul, Yang Mulia.

Saudara kalau menghitung ini susah. Honor sudah terima belum?

Sudah, Yang Mulia.

Berapa?

Rp250.000,00.

He em, lumayan itu.

(56)

Kalau itu mah ingat angkanya Rp250.000,00 ini enggak ingat, kan gitu. Oke, 376, 372, sisa surat suara yang tidak terpakai berapa?

113.

113. Itu masuk 2,5% enggak?

Masuk, Pak.

Masuk?

Ya.

Ada mutasi pemilih antar-TPS di tempat Saudara?

Tidak ada. Semua pemilih di situ ya?

Ya.

(57)

Nomor 5.

Nomor 5. Apa ini? Nomor 5, ya?

Betul, Yang Mulia.

He em, oke honor sudah terima. Rapat sudah, saksi hadir semua?

Dua yang enggak.

Nomor berapa yang tidak hadir?

Nomor 1 sama yang nomor 3.

Nomor 1 dan yang nomor 3?

Ya, betul.

Saksi-saksi yang hadir Saudara kasih enggak C-1 nya?

(58)

Tanda tangan?

Sudah semua.

Semuanya sudah?

Betul.

Ada yang keberatan enggak pada saat itu?

Tidak ada. Lalu, Iya Rohayatitu di tempat Saudara?

Betul, Yang Mulia. Dia sebagai Anggota KPPS.

Anggota KPPS ini nih?

Betul, Yang Mulia.

(59)

Betul, Yang Mulia.

Kenal, enggak?

Kenal betul.

Kenapa, si Iya hitam, Saudara putih? Coba lihat itu, yang sana hitam kan? Yang sini putih? Kan padahal satu TPS.

Betul, Yang Mulia.

Tapi, kenal kan?

Benar, betul, Yang Mulia.

Enggak, siapa tahu enggak saling kenal juga kan? Kenal benar?

Benar, Yang Mulia.

Honor Ketua sama anggota itu sama enggak sih?

(60)

Bukan, sudah dikasih! Maksudnya jumlah sama enggak?

Beda, beda Rp25.000,00.

Beda Rp25.000,00?

Betul.

Yalah, Ketua kan lebih-lebih sedikit. Oke, apa yang mau Saudara terangkan? Tadi kan si Iya Rohayat itu menerangkan ada orang yang enggak ini di tempat Saudara itu?

Tidak betul, Yang Mulia.

Bagaimana yang betul?

Kalaupun ada pelanggaran, yang laporan itu saksi bukan anggota KPPS itu sendiri.

Maksudnya?

Tidak ada pelanggaran di TPS kami, berdasarkan dia datang ke rumah saya dan mengatakan bahwa apa yang dilaporkan bukan di daerah TPS 04 khususnya dan TPS sampai 10, yang dia laporkan justru di daerah yang lain.

(61)

Enggak, Saudara Iya menyatakan di TPS-nya dia, di mana (suara tidak terdengar jelas) TPS itu, ada?

Tidak ada pelanggaran, Yang Mulia.

TPS 4?

Ya, betul, Yang Mulia.

Kenapa kok dia bisa menerangkan seperti itu? Saudara menerangkan lain?

Tidak tahu, Yang Mulia.

Saudara sudah konfirmasi sama dia?

Sudah.

Apa katanya?

Dia bilang bahwa yang dia laporkan di TPS bukan TPS kami, tapi di daerah yang lain.

(62)

Itu katanya?

Betul, Yang Mulia.

Saudara enggak mendengar waktu menjadi saksi di sini?

Tidak mendengar.

Tidak mendengar?

Tidak mendengar.

Jadi bukan di TPS 4 itu?

Betul, Yang Mulia.

Tapi di TPS lain?

Ya, betul.

(63)

Enggak tahu, Yang Mulia.

Enggak, Saudara enggak tanya sama Iya Rohayat?

TPS 4 sama, tapi di daerah yang lain.

Oh, bukan di tempat itu?

Betul.

(Suara tidak terdengar jelas) mungkin. Karena honornya belum dibayar, jadi Saudara juga kan ... bisa juga dia marah, gitu, tapi enggak tahulah. Tapi dia sudah menerangkan itu kepada Saudara?

Betul, Yang Mulia.

Langsung Saudara tanya atau bagaimana?

Saya langsung tanya setelah dia saya SMS, isinya (...)

(64)

Ya, bagaimana?

Enggak, sebentar! Saudara mulai SMS?

Ya, betul.

Kepada (...)

Saudara Iya.

He eh. Lalu?

Kami mengatakan bahwa saya kecewa dengan apa yang dia lakukan dan dalam SMS-nya saya bilang terima kasih telah memberi saya pelajaran, mudah-mudahan ini masalah menjadi kafarat buat penebus saya dan keluarga saya. Mungkin dia tersentuh, akhirnya dia datang ke rumah saya. Saya menyatakan penyesalannya bahwa dia menyatakan pelanggaran di TPS kami, dia menyanggah tidak pernah melakukan, melaporkan di TPS saya, tapi di TPS yang lain (...)

Tapi di TPS lain?

(65)

Minta maaf apa enggak?

Minta maaf, Yang Mulia.

Tetangga ini? Dekat?

Dekat.

Jangan-jangan masih hubungan keluarga lagi?

Memang, keluarga istri, terikat sama istrinya dia, dia Saudara saya. Malahan dia pun duduk di tanah saya, Yang Mulia.

Wah, jangan bawa-bawa itulah, nantilah urusannya di luar saja selesai, ya. Makanya saya tanya tadi satu hitam, kok satu putih, gitu lho. Okelah, tapi itu urusan Saudara ya karena masing-masing menerangkan di bawah sumpah, ya. Nanti kita akan menilai keterangannya.

Cukup, ya Saudara Sofyan?

Cukup, Yang Mulia.

(66)

Izin, Yang Mulia.

Ya.

Jadi kalau perkara telepon yang telepon dan SMS itu dia, teror dan sekarang ini enggak boleh pulang ke rumah, sudah diusir (...)

Enggak, nantilah itu, nanti itu! Nanti Saudara komentari nanti.

Yang minta maaf pun dia, bukannya Iya itu. Ini ada SMS-nya bisa diperlihatkan langsung, Yang Mulia.

Yalah, nantilah. Ini kan ... bagaimana kalau Saudara komentari? Memang mereka ini kan Saksi-Saksinya di bawah sumpah juga, Saksi Saudara di bahwa sumpah. Jadi kan kita yang sakit kepala ini dengarnya. Nah, siapa yang berdosa kepada Tuhan Yang Maha Esa? Masing-masing lah. Tapi oleh ... tapi kan Hakim harus memutus.

Oleh karena itu, nanti kita lihat anunya ... nilai dulu, ya. Dikomentari nanti, ini kan giliran masing-masing dulu, saya tanya dulu masing-masing. Saudara Trisna?

642. SAKSI DARI TERMOHON: TRISNA RISWANDI

Ya, Yang Mulia.

Saudara Ketua PPS, betul?

644. SAKSI DARI TERMOHON: TRISNA RISWANDI

Betul, PPS Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.