• Tidak ada hasil yang ditemukan

alasan penghapus pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "alasan penghapus pidana"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LaLatatar Br Belelakakanangg Suatu perbua

Suatu perbuatan yang tan yang tidak termasuk dalam rumusan delik tidak termasuk dalam rumusan delik tidak dapattidak dapat dijatu

dijatuhi pidana. Akan tetapi, hal itu hi pidana. Akan tetapi, hal itu juga tidak berarti bahwa juga tidak berarti bahwa perbuperbuatan yangatan yang tercantum dalam rumusan delik selalu dapat dijatuhi pidana.

tercantum dalam rumusan delik selalu dapat dijatuhi pidana.11 Salam suatuSalam suatu kete

ketentuntuan an pidpidana, ana, pempembenbentuk tuk undundangang-un-undandang g tidtidak ak selaselalu lu mermerumuumuskaskann  perbuatan

 perbuatan yang yang dapat dapat dipidana dipidana saja. saja. Kadang-kadang Kadang-kadang ditambah ditambah dengandengan  penyebutan

 penyebutan keadaaan keadaaan dimana dimana melakukan melakukan perbuatan perbuatan itu itu tidak tidak dipidana. dipidana. Jadi,Jadi,  pembentuk

 pembentuk undang-undang undang-undang menambahkan menambahkan alasan-alasan alasan-alasan penghapus penghapus pidanapidana  pada

 pada rumusan rumusan delik.delik.22 Alasan penghapus pidana merupakan keadaan khusus Alasan penghapus pidana merupakan keadaan khusus (yang harus dikemukakan tetapi tidak dibuktikan leh terdakwa! yang jika (yang harus dikemukakan tetapi tidak dibuktikan leh terdakwa! yang jika dipenuhi menyebabkan meskipun terhadap semua unsur tertulis dari rumusan dipenuhi menyebabkan meskipun terhadap semua unsur tertulis dari rumusan delik telah

delik telah dipendipenuhi dan uhi dan dijatudijatuhi hi pidanpidana. a. K"#$ tidak menjelaskK"#$ tidak menjelaskan an apa yangapa yang dim

dimaksuaksud d dendengan gan alasalasan an penpenghaghapus pus pidpidana ana dan dan perperbedbedaan aan antantara ara alasalasanan  pembenar dan

 pembenar dan alasan alasan pemaa%. pemaa%. K"#$ hanya menK"#$ hanya menyebutkan hal-hal yebutkan hal-hal yang dapatyang dapat mengh

menghapuskapuskan an pidanpidana a saja. $embahasan mengenai hal saja. $embahasan mengenai hal tersebtersebut ut berkeberkembangmbang melalui dktrin dan yurispridensi.

melalui dktrin dan yurispridensi.&&

1

1 '. Scha%'. Scha%%meister, %meister, ((et. Al et. Al !,!, Hukum Pidana, Hukum Pidana, itra aditya bakti,  itra aditya bakti, )andung, 2**+, hlm. 2)andung, 2**+, hlm. 2

2

2 '. Scha%%meister, ( '. Scha%%meister, (et. Al et. Al !,!,Op.Cit,Op.Cit,hlm 2hlm 2

3

3http//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan-pidana.htmlhttp//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan-pidana.html, diakses pada, diakses pada senin, 11 april 2*1

(2)

Se

Seseserranang g yayang ng dididadakwkwa a memelaklakukukan an susuatu atu titindndak ak pipidadanana, , dadapapatt dipidana apabila terpenuhi dua

dipidana apabila terpenuhi dua hal yaitu hal yaitu perbuatan yang didakwakperbuatan yang didakwakan (adanyaan (adanya kesalahan pelaku! atau perbuatan tersebut dapat dicelakan kepada pelakunya kesalahan pelaku! atau perbuatan tersebut dapat dicelakan kepada pelakunya dan

dan tidtidak ak ada ada alasalasan an pempemaa%. 'alam aa%. 'alam ilmilmu u hukhukum um pidpidanaana, , alasalasan an hukhukumum  pidana dibedakan dalam alasan penghapus pidana umum dalam sistem hukum  pidana dibedakan dalam alasan penghapus pidana umum dalam sistem hukum ndnesia diatur dalam pasal 00, 0-1 K"#$, dan alasan penghapus pidana ndnesia diatur dalam pasal 00, 0-1 K"#$, dan alasan penghapus pidana khusu

khusus. s. 3e3eri ri hukum hukum pidanpidana a biasanybiasanya a alasanalasan-alasan -alasan yang yang menghmenghapuskapuskanan  pidana

 pidana dibedakan dibedakan menjadi alasan menjadi alasan pembenar, pembenar, alasan alasan $emaa%, $emaa%, dan dan alasanalasan $e

$engnghahapupus s $e$enununtntututanan. . AAkakan n tettetapapi i teterdrdapapat at peperbrbedaedaan an anantartara a alaalasasann  penghapusan pidana dalam sistem

 penghapusan pidana dalam sistem hukumhukum civil lawcivil law (ndnesia! dengan sistem(ndnesia! dengan sistem hu

hukukumm cocommmmon lawon law (nggris dan Amerika!. #al tersebut dipengaruhi leh(nggris dan Amerika!. #al tersebut dipengaruhi leh ajaran mengenai kesalahan yang berbeda yang berlaku di kedu sistem hukum ajaran mengenai kesalahan yang berbeda yang berlaku di kedu sistem hukum tersebut. Ajaran kesalaham dalam sistem hukum

tersebut. Ajaran kesalaham dalam sistem hukum common lawcommon law dikenal melaluidikenal melalui dkrtin

dkrtin Mens-rea Mens-reayang dilandaskan pada ma4im 5yang dilandaskan pada ma4im 5actus ets reus nisi mens sit actus ets reus nisi mens sit  rea

rea6, yang berarti suatu perbuatan tidak mengakibatkan seserang bersalah6, yang berarti suatu perbuatan tidak mengakibatkan seserang bersalah ke

kecucualali i jijikka a ppikikiriran an rranang g ititu u jajahahat.t.00 ''aallaam m ssiisstteemm cocommmmon on lalaww  pertanggungjawaban

 pertanggungjawaban pidana pidana tergantung tergantung dari dari ada ada atau atau tidaknya tidaknya 55actus-reus”actus-reus” dan 5

dan 5mens-reamens-rea6.6. Sedangkan dalam sistem hukum Sedangkan dalam sistem hukum civicivil l lawlaw yang dilihat dariyang dilihat dari kesa

kesalahlahannannya ya adaadalah lah ada ada tidtidaknaknya ya unsunsur ur keskesengengajaaajaan n atauataupun pun kelkelalaialaian.an. Selain itu, syarat umum bagi adanya pertanggungjawaban pidana menurut Selain itu, syarat umum bagi adanya pertanggungjawaban pidana menurut

4

4 7mli atmasasmita, 7mli atmasasmita, perbandingan hukum pidana, perbandingan hukum pidana,.8 9andar maju, )andung, 2***,.8 9andar maju, )andung, 2***, hlm &+

hlm &+

5

(3)

Se

Seseserranang g yayang ng dididadakwkwa a memelaklakukukan an susuatu atu titindndak ak pipidadanana, , dadapapatt dipidana apabila terpenuhi dua

dipidana apabila terpenuhi dua hal yaitu hal yaitu perbuatan yang didakwakperbuatan yang didakwakan (adanyaan (adanya kesalahan pelaku! atau perbuatan tersebut dapat dicelakan kepada pelakunya kesalahan pelaku! atau perbuatan tersebut dapat dicelakan kepada pelakunya dan

dan tidtidak ak ada ada alasalasan an pempemaa%. 'alam aa%. 'alam ilmilmu u hukhukum um pidpidanaana, , alasalasan an hukhukumum  pidana dibedakan dalam alasan penghapus pidana umum dalam sistem hukum  pidana dibedakan dalam alasan penghapus pidana umum dalam sistem hukum ndnesia diatur dalam pasal 00, 0-1 K"#$, dan alasan penghapus pidana ndnesia diatur dalam pasal 00, 0-1 K"#$, dan alasan penghapus pidana khusu

khusus. s. 3e3eri ri hukum hukum pidanpidana a biasanybiasanya a alasanalasan-alasan -alasan yang yang menghmenghapuskapuskanan  pidana

 pidana dibedakan dibedakan menjadi alasan menjadi alasan pembenar, pembenar, alasan alasan $emaa%, $emaa%, dan dan alasanalasan $e

$engnghahapupus s $e$enununtntututanan. . AAkakan n tettetapapi i teterdrdapapat at peperbrbedaedaan an anantartara a alaalasasann  penghapusan pidana dalam sistem

 penghapusan pidana dalam sistem hukumhukum civil lawcivil law (ndnesia! dengan sistem(ndnesia! dengan sistem hu

hukukumm cocommmmon lawon law (nggris dan Amerika!. #al tersebut dipengaruhi leh(nggris dan Amerika!. #al tersebut dipengaruhi leh ajaran mengenai kesalahan yang berbeda yang berlaku di kedu sistem hukum ajaran mengenai kesalahan yang berbeda yang berlaku di kedu sistem hukum tersebut. Ajaran kesalaham dalam sistem hukum

tersebut. Ajaran kesalaham dalam sistem hukum common lawcommon law dikenal melaluidikenal melalui dkrtin

dkrtin Mens-rea Mens-reayang dilandaskan pada ma4im 5yang dilandaskan pada ma4im 5actus ets reus nisi mens sit actus ets reus nisi mens sit  rea

rea6, yang berarti suatu perbuatan tidak mengakibatkan seserang bersalah6, yang berarti suatu perbuatan tidak mengakibatkan seserang bersalah ke

kecucualali i jijikka a ppikikiriran an rranang g ititu u jajahahat.t.00 ''aallaam m ssiisstteemm cocommmmon on lalaww  pertanggungjawaban

 pertanggungjawaban pidana pidana tergantung tergantung dari dari ada ada atau atau tidaknya tidaknya 55actus-reus”actus-reus” dan 5

dan 5mens-reamens-rea6.6. Sedangkan dalam sistem hukum Sedangkan dalam sistem hukum civicivil l lawlaw yang dilihat dariyang dilihat dari kesa

kesalahlahannannya ya adaadalah lah ada ada tidtidaknaknya ya unsunsur ur keskesengengajaaajaan n atauataupun pun kelkelalaialaian.an. Selain itu, syarat umum bagi adanya pertanggungjawaban pidana menurut Selain itu, syarat umum bagi adanya pertanggungjawaban pidana menurut

4

4 7mli atmasasmita, 7mli atmasasmita, perbandingan hukum pidana, perbandingan hukum pidana,.8 9andar maju, )andung, 2***,.8 9andar maju, )andung, 2***, hlm &+

hlm &+

5

(4)

si

siststem em huhukukumm cciviviil l llaaww adaladalah ah adaadanynya a gabgabungungan an antantara ara perperbuabuatan tan yanyangg dilarang dan pelaku yang diancam dengan pidana. $erbuatan elanggaran dilarang dan pelaku yang diancam dengan pidana. $erbuatan elanggaran hukum dari pelaku harus memenuhi syarat sebagai berikut

hukum dari pelaku harus memenuhi syarat sebagai berikut 1.

1. )ah)ahwa perbwa perbuatauatan tersebn tersebut (berbut (berbuat atau tidauat atau tidak berbuk berbuat! dilaat! dilakukkukan lehan leh seserang<

seserang< 2.

2. 'i'iatatur ur dadalalam m keketetentntuauan n unundadangng-u-undndanang g tetermrmasasuk uk lilingngkukup p dede%i%ininisisi  pelanggaran< dan

 pelanggaran< dan &.

&. )e)ersirsi%at %at memelalawawan hn hukukumum..

)erdasarkan uraian diatas, untuk itu dalam makalah ini akan dibahas )erdasarkan uraian diatas, untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengen

mengenai ai alasan penghapalasan penghapusan pidana yang usan pidana yang berlakberlaku u di ndnesia (di ndnesia (Civil lawCivil law!,!, nggris dan Amerika (

nggris dan Amerika (Common lawCommon law ..

B.

B. IdeIdentintifikfikasi asi MasMasalaalahh 1.

1. Apa Apa yang yang dimaksdimaksud dud dengan engan alasan alasan penghpenghapus apus pidanpidana=a= 2.

2. )agaim)agaimana meana mengenai ngenai alasan palasan penghaenghapusan pusan pidanpidana di a di ndnndnesia=esia= &.

&. )agaim)agaimana mengana mengenai alasaenai alasan pengn penghapushapusan pidanan pidana di ngga di nggris dan ris dan AmAmerika=erika=

6

(5)

BAB II PEMBAHASAN

1. Definis alasan penghapus pidana

Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar bagi hakim untuk tidak  menjatuhkan hukuman/pidana kepada (para! pelaku atau terdakwa yang diajukan ke pengadilan karena telah melakukan suatu tindak pidana. Alasan-alasan tersebut dinamakan Alasan-alasan penghapus pidana. Alasan penghapus  pidana merupakan terjemahan dari istilah )elanda  stra!uitsluitingsgrond , yang dapat diartikan sebagai keadaan khusus (yang harus dikemukakan tetapi tidak dibuktikan leh terdakwa! yang jika dipenuhi menyebabkan meskipun terhadap semua unsur tertulis dari rumusan delik telah dipenuhi atau dijatuhi  pidana.+

Alasan-alasan penghapus hukum pidana dalam teri hukum pidana dibedakan menjadi

1! alasan pembenar< yaitu alasan yang menghapuskan si%at melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan leh terdakwa lalu menjadi perbuatan yang patut dibenarkan.

7 Adika nina, https//adikanina1;+.wrdpress.cm/2*1&/*2/2/alasan-penghapus- pidana/, diakses pada selasa, 12 april 2*1.

(6)

2! Alasan pemaa%< yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa. $erbutan yang dilakukan leh terdakwa tetap bersi%at melawan hukum  jadi tetap merupakan perbuatan pidana, tetapi tidak dipidana, karena

tidak ada kesalahan.

&! Alasan penghapus penuntutan< di sini salnya bukan ada alasan  pembenaran maupun alasan pemaa%, jadi tidak ada pikiran mengenai si%atnya perbuatan maupun si%atnya rang yang melakukan perbuatan, tetapi pemerintah menganggap bahwa atas dasar utilitas atau keman%aatannya kepada masyarakat, sebaiknya tidak diadakan  penuntutan. >ang menjadi pertimbangan disini ialah kepentingan umum.

Jika perkaranya tidak dituntut, tentunya yang melakukan tindak pidana tidak dapat dijatuhi pidana. nth pasal &, apabila terdakwa dengan suka rela mengurungkan niatnya percbaan untuk melakukan sesuatu kejahatann.

Alasan penghapusan pidana ini hanya dapat digunakan kalau perbuatan itu telah dilakukan dan kalau terjadi keadaan khusus yang dicantumkan dalam alasan penghapus pidana tersebut. Sebagai cnth, $asal &1* K"#$ menyebutkan bahwa;

5tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis  jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum

atau karena terpaksa untuk membela diri6.

7edaksi dalam ketentuan $asal &1* K"#$ jelas menunjukan bahwa ayat (&! tidak menjadi bagian dari rumusan delik itu sendiri. ni mempunyai akibat dalam tuduhan. #anya unsur-unsur delik yang tertulis yang harus 9 '. Scha%%meister, (et. Al !, Hukum Pidana, itra aditya bakti, )andung, 2**+, hlm 2

(7)

dimasukan. 3idak perlu disebutkan bahwa tidak terdapat keadaan yang disebut dalam ayat (&! (alasan penghapus pidana! tersebut. Apabila terdakwa  berpendapat dia berbuat karena keadaan terpaksa, dia dapat

menggunakannya. Apabila hakim, leh siapa pun juga diperingati  berpendapat bahwa memang ada alasan penghapus pidana, hakim, meskipun

tuduhan telah terbukti, akan melepas terdakwa dari segala tuntutan hukum.1* Adakalanya juga suatu rumusan delik mensyaratkan secara tertulis tidak  adanya alasan pembenar atau pemaa% sebagai unsur tidak dapat dipidananya  perbuatan. 9engenai jal ini, cnthnya pasal 1 K"#$ yang menyebutka  bahwa

5barang siapa tanpa wewenang, berjalan atau berkendara di atas tanah yang leh pemiliknya dengan cara jelas dilarang memasukinya, diancam pidana denda paling  banyak dua ratur dua puluh lima rupiah6.

Keadaan bahwa pelaku berbuat 5tanpa wewenang6, merupakan unsur  tertulis perbuatan dalam redaksi ketentuan pidana ini. :leh karena itu, harus dituduhkan dan dibuktikan. Sama halnya dengan istilah 5tanpa keharusan6 (dalam teks K"#$ 7. Sesil dicantumkan 5dengan tiada terpaksa6! dalam $asal 12 K"#$, yang juga 5dimasukan6 ke dalam rumusan delik. Jadi, harus dituduhkan bahwa perbuatan itu dilakukan tanpa keharusan (atau paksaan!. Kalau hal itu tidak dapat dibuktikan sebab diterima bahwa terdakwa berbuat karena daya paksa, misalnya dia harus dibebaskan. Jadi, redaksi sangat menentukan. 'engan demikian, dapat ditentukan apakah pembentuk undang-undang menganggap tidak adanya keadaan yang menghapuskan pidana 10 '. Scha%%meister, (et. Al !, Hukum Pidana, itra aditya bakti, )andung, 2**+, hlm 2;

(8)

sebagai unsur yang harus dituduhkan dan dibutkikan atau adanya keadaan itu sebagai alasan penghapus pidana.

2. Alasan Penghapus Pidana di Indnesia

Kitab "ndang-undang #ukum $idana selain menetapkan perbuatan yang diancam dengan pidana juga menetapkan beberapa perbuatan yang mengurangi pidana ($asal 0+ diubah berdasar $asal 1 "" ?. 11 3ahun 2*12 tentang Sistem $eradilan $idana Anak, $asal & ayat (2! (&!, pasal + ayat (1! (2!< yang memberatkan pidana ( $asal 2, &-+1 K"#$! dan yang mengecualikan dari ancaman pidana. $ada kesempatan ini yang akan dibicarakan adalah hal yang terakhir, yaitu menyangkut perbuatan yang menccki rumusan delik, tetapi tidak dipidana, meliputi alasan penghapus  pidana, alasan penghapus penuntutan dan gugurnya menjalani pidana.

 Memorie van "oelichting #Mv" atau risalah penjelasan K"#$ )elanda mengenai alasan penghapus pidana, mengemukakan apa yang disebut @alasan tidak dapat di pertanggungawabkannya seserang atau alasan-alasan tidak dapat dipidananya seserang@di dasarkan pada dua hal yaitu 

1! Alasan tidak dapat dipertanggung-jawabkannya seserang yang terletak   pada diri rang itu (inwendige oor$aken van ontoerekenbaarheid !, dan 2! Alasan tidak dapat dipertanggung-jawabkannya seserang yang terletak 

di luar rang itu (uit wendige oor$aken van ontoerekenbaarheid !.

3ermasuk alasan tidak dapat dipertanggung-jawabkannya seserang yang terletak pada diri rang ialah karena pertumbuhan jiwa yang tidak  sempurna atau terganggu karena sakit sebagaimana dimaksud pada $asal 00,

(9)

dan alasan karena umur yang masih muda, sedangkan alasan tidak dapat dipertanggung-jawabkannya seserang yang terletak di luar rang itu adalah keadaaan-keadaan yang dimuat pada $asal 0 sampai dengan $asal 1, yaitu daya paksa, pembelaan terpaksa, melaksanakan perintah "", dan melaksanakan perintah jabatan. 'i negeri )elanda sejak tahun 1;* tidak agi merupakan alasan penghapus pidana.11

Alasan penghapus pidana berdasarkan ilmu pengetahuan hukum pidana dibedakan menjadi 2 (dua!, yaitu alasan penghapus pidana yang umum dan alasan penghapus pidana yang khusus12

1! Alasan penghapus pidana yang umum merupakan alasan penghapus  pidana yang berlaku untuk tiap-tiap delik pada umumnya sebagaimana

disebut dalam pasal 00, 0 s/d 1 K"#$< sedangkan

2! Alasan penghapus pidana yang khusus, merupakan alasan yang hanya  berlaku untuk delik-delik tertentu saja, seperti misaln ya pasal 1 K"#$,

$asal 221 ayat 2 dan $asal $asal &1* ayat (&!.

$asal 1 K"#$ menentukan bahwa @Ketentuan-ketentuan pasal 10 dan 1 K"#$ tidak berlaku pada rang yang karena pemberitahuan itu mendapat  bahaya untuk dituntut sendiri dst ...berarti pasal ini mengecualikan keadaan sebagaimana ditentukan $asal 10 (mengetahui ada  permu%akatan jahat! dan $asal 1 (mengetahui ada niat melakukan perbuatan 1*0, 1*-1*, dst!. 'emikian pula ketentuan $asal 221 ayat 2, yaitu  perbuatan 5 menyimpan rang melakukan kejahatan .6 11 Sedart, Hukum Pidana , >ayasan Sedart, Semarang, 1;;0 hlm. 1&.

(10)

'isini tidak dituntut jika ia hendak menghindarkan penuntutan terhadap istri, suami, dan rang-rang yang masih mempunyai hubungan darah.

$asal &1* ayat (&! yang menentukan bahwa tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, bila perbuatan itu dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.

Selain pembedaan menurut 9B3 dan lmu pengetahuan, berdasarkan dktrin juga dibedakan alasan penghapus pidana menurut si%atnya, yaitu karena adanya alasan pembenar (rechtBaardigingsgrnden! dan karena alasan  pemaa% (schulduitsluitingsgrnden!. 9enurut Sudart pembedaan ini sejalan dengan pembedaan antara dapat dipidananya perbuatan dan dapat dipidananya pembuat. Alasan pembenar menghapuskan si%at melawan hukumnya perbuatan, meskipun perbuatan ini telah memenuhi rumusan delik. :leh karena si%at melawan hukumnya perbuatan dihapuskan, maka si  pembuat tidak dapat dipidana. Kalau tidak ada unsure melawan hukum maka tidak mungkin ada pemidanaan. Alasan pembenar yang terdapat dalam K.".#,$. ialah pasal 0; ayat 1 (pembelaan terpaksa!, pasal * (melaksanakan  peraturan undang-undang dan pasal 1 ayat 1 (melaksanakan perintah  jabatan!.

Alasan pemaa% menyangkut pribadi si-pembuat, dalam arti si-pembuat tidak dapat dicela, dengan perkataan lain si-pembuat tidak dapat dipersalahkan, atau tidak dapat dipertanggung jawabkan, meskipun  perbuatannya bersi%at melawan hukum. 'engan demikian di sini ada alasan yang menghapuskan kesalahan si-pembuat, sehingga tidak mungkin ada

(11)

 pemidanaan. Alasan pemaa% yang terdapat dalam K".#.$ ialah pasal 00 (tidak mampu bertanggung-jawab!, pasal 0; ayat 2 (ndweer e4ces!, pasal 1 ayat 2 (dengan iktikad baik melaksanakan perintah jabatan yang tidak  sah!. Adapun mengenai pasal 0 (daya paksa! ada dua kemungkinan, dapat merupakan alasan pembenar dan dapat pula merupakan alasan pemaa%. Alasan penghapus pidana menurut 8an #amel dibedakan antara alasan yang menghapus si%at melawan hukum (rechtvaardigingsgronden! dan alasan yang menghapus si%at dapat dipidana ( stra!waardigheiduitsluiten!, namun  pembagian itu tidak banyak dianut. $ara penulis hukum pidana lebih banyak 

mengikuti pendapat 8:S yang membedakan kedalam alasan pembenar  (rechtvaardigingsgronden! dan alasan pemaa% ( schulduitsluitingsgronden!. 1&

a. !idak "a"pu #ertanggung$%a# &pasal ''(

3idak mampu bertanggung jawab datur pada $asal 00. 'isitu ditentukan bahwa tidak dapat dipidana seserang yang melakukan  perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena kurang sempurna akal/jiwanya atau terganggu karena sakit. 9B.3 sebagaimana telah disebut di muka menyebutkan 5tak dapat dipertanggung-jawabkan karena sebab yang terletak di dalam diri si- pembuat6.

Apa yang diatur dalam pasal tersebut juga merupakan sikap dari K"#$ terhadap mampu bertanggungjawab, akan tetapi K"#$ tidak  menyatakan dengan tegas apa yang dimaksudkan dengan mampu 13 )ambang $urnm , a$as-a$as Hukum Pidana, Chalia ndnesia, Jakarta, 2**+ hlm. 1;&.

(12)

 bertanggungjawab. 'alam pasal tersebut K"#$ hanya menyatakan secara negati%, kapan seserang tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap perbuatannja. $asal 00 sama sekali tidak memberikan  pengertian kemampuan bertanggungjawab.

$asal 00 tersebut mempunyai syarat bahwa harus ada hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan dengan cacat pertumbuhan/  penyakit jiwa yang diderita leh pembuat. Sampai saat ini hubungan kausal dengan penyakit jiwa ini menimbulkan persalan karena ada  berbagai penyakit jiwa dan si%at-si%atnya dalam ilmu psikiatri. Sehubungan dengan jenis-jenis penyakit jiwa itu didalam praktek ada  beberapa jenis penyakit jiwa yang penderitanya hanya dapat dipertanggungjawab sebagian, seperti penderita penyakit kleptmanie,  pyrmania, claustphbie, mani depressi dan lain sebagainya. 3erhadap  perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena drngan jiwanya yang sakit, yang bersangkutan tidak dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan  perbuatan lain yang tidak karena penyakit jiwa yang dideritanya tetap

dipertanggungjawabkan.10

"ntuk menentukan seserang tidak dapat dipertanggungjawabkan terhadap perbuatannya itu, dikenal adanya tiga metde, yaitu 1

1! 9etde bilgis<

2! 9etde psiklgis< dan

&! 9etde campuran (metde bilgis-psiklgis!. 14 )ambang $ernm, ibid , hlm 2*&.

(13)

9etde yang pertama psikiater akan menyatakan terdakwa sakit  jiwa atau tidak. Apabila psikiater menyatakan terdakwa sakit jiwa, maka terdakwa tidak dapat dipidana. 9etde kedua menunjukkan hubungan antara keadaan jiwa yang abnrmal dengan perbuatannya. 9etde ini mementingkan akibat jiwa terhadap perbuatannya sehingga dapat dikatakan tidak mampu bertanggungjawab dan tidak dapat dipidana, sedangkan metde yang ketiga di samping memperhatikan keadaan  jiwanya, kemudian keadaan jiwa ini dipernilai dengan perbuatannya untuk dinyatakan tidak mampu bertanggung jawab. K"#$ menganut metde gabungan (bilgis-psiklgis! dan dalam penetapan pidana menggunakan sistim deskripti% nrmati%, artinya ahli akan mendiskripsikan keadaan jiwanya, sedangkan untuk menentukan apakah  pelaku patut dipidana atau tidak menjadi kewenangan hakim.1

3idak adanya kemampuan bertanggung-jawab menghapuskan kesalahan, tetapi perbuatannya tetap bersi%at melawan hukum sehingga dapat dikatakan alasan penghapus kesalahan berdasarkan alasan pemaa%. #. Da)a Paksa &Overmacht ( &Pasal '*(.

$asal 0 K"#$ menentukan @3idak dipidana seserang yang melakukan perbuatan yang didrng leh daya paksa@. Apa yang diartikan dengan daya paksa ini tidak dapat dijumpai dalam K"#$. $ena%siran bisa dilakukan dengan melihat 9B3 atau risalah penjelasan yang diberikan leh pemerintah ketika Kitab "ndang-undang ()elanda!

(14)

itu dibuat. 'alam 9.B.3. dilukiskan sebagai  @setiap kekuatan, setiap  paksaan atau tekanan yang tak dapat ditahan6. #al terakhir ini, yaitu @yang tak dapat di tahan5, memberi si%at kepada tekanan atau paksaan itu. $aksaan di sini bukan paksaan yang mutlak, bukan paksaan yang tidak memberi kesempatan kepada si-pembuat menentukan kehendaknya. $engertian @tidak dapat ditahan@ menunjukkan, bahwa menurut akal sehat tak dapat diharapkan dari sipembuat untuk mengadakan  perlawanan.

Sehubungan dengan adanya paksaan yang mutlak dan paksaan yang tidak mutlak, maka daya paksa (overmacht ! dapat dibedakan dalam dua hal yaitu vis absoluta (paksaan yang abslut! dan vis compulsiva (paksaan yang relati%!.

'aya paksa yang abslut (Bis absluta! dapat disebabkan leh kekuatan manusia atau karena disebabkan alam. 'alam vis absoluta  paksaan sama sekali tak dapat di tahan. nth 

1! 3angan seserang dipegang leh rang lain dan serta merta dipukulkan pada kaca, sehingga kaca pecah. Apabila yang terjadi demikian, maka rang yang dipegang tangannya tadi tak dapat dikatakan telah melakukan pengrusakan benda berdasarkan pasal 0* K"#$.

2! Seserang yang berada di bawah pengaruh hipntis melakukan  pembunuhan, maka rang yang berada dibawah hipntis tadi tak 

dapat di katakan telah melakukan perbuatan yang disebut pada $asal & K"#$. $erbuatan yang dilakukan di luar kehendak si-pembuat.

(15)

 ?amun hakim harus tetap memperhatikan keadaan si-pembuat yang sebenarnya. , 'alam hal hypnse ini harus dilihat bagaimana keadaan sebenarnya dari si pembuat itu. Kalau ia hanya dalam  pengaruh yang kuat belaka, maka tak ada Bis absluta tetapi Bis cmpulsiBa. Jadi harus dilihat sampai berapajauh pengaruh hypnse itu pada rang yang bersangkutan.

$engertian Bis absluta seperti cnth-cnth di atas tidak  termasuk dalam pengertian daya paksa dari pasal 0 K"#$. 'aya paksa $asal 0 ialah daya paksa relati% (Bis cmpulsiBa!, stilah @ didrng @ (gedrngen! menunjukkan bahwa paksaan itu sebenarnya dapat ditahan tetapi dari rang yang di dalam paksaan itu tak dapat diharapkan bahwa ia akan dapat mengadakan perlawanan. (9uljatn hanya menyebut @karena pengaruh daya paksa@!.1+ nth  serang kasir )ank tiba-tiba ditdng leh seserang dengan menempelkan pisau didada agar kasir   bank menyerahkan uang yang ada di )rankas. Kasir bank masih ada

kesempatan berpikir apakah ia akan memenuhi kewajibannya atau akan menyerahkan uangnya. 'isini ada paksaan, tetapi tidak abslute. $erlawanan terhadap paksaan itu tak bleh disertai syarat-syarat yang tinggi sehingga harus menyerahkan nyawa misalnya, mela inkan apa yang dapat diharapkan dari seserang secara wajar, masuk akal dan sesuai dengan keadaan.

(16)

Antara si%at dari paksaan di satu pihak dan kepentingan hukum yang dilanggar leh si-pembuat di lain pihak harus ada keseimbangan. $ada daya paksa (Bermacht! rang ada dalam keadaan dwangpsitie (psisi terjepit!. a ada di tengah-tengah dua hal yang sulit yang sama-sama buruknya. Keadaan ini harus ditinjau secara byekti%. Si%at dari daya paksa ialah bahwa ia datang dari luar diri si-pembuat dan lebih kuat dari padanya. Jadi harus ada kekuatan (daya! yang mendesak dia kepada suatu perbuatan yang dalam keadaan lain tak akan ia lakukan, dan jalan lain juga tidak ada.

+. ,eadaan Darurat & Noodtoestand (

 &oodtoestand atau keadaan darurat tidak diatur dengan tegas di dalam $asal 0 K"#$, namun sal ini leh dktrin juga dimasukkan dalam pengertian Bermacht. 'alam (is compulsiva (daya paksa relati%! ada yang membedakan menjadi daya paksa dalam arti sempit (atau  paksaan ps)chis! dan keadaan darurat. 'aya paksa dalam arti sempit ditimbulkan leh rang, sedang pada keadaan darurat, paksaan itu datang dari hal di luar perbuatan rang. K"#$ kita tidak mengadakan  pembedaan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan ndtestand atau

keadaan darurat itu adalah keadaan, dimana suatu kepentingan hukum dalam keadaan bahaya, dan untuk menghindarkan bahaya itu terpaksa dilanggar kepentingan hukum yang lain. Keadaan itu dapat terjadi dalam  bentuk

(17)

nth klasiknya adalah kasus @$apan dari arneades@. Ada dua rang yang karena kapalnya karam hendak menyelamatkan diri dengan berpegangan pada sebuah papan, padahal papan itu tak  dapat menahan dua rang sekaligus. Kalau kedua-duanya tetap  berpengangan pada papan itu, maka kedua-duanya akan tenggela m. 9aka untuk menyelamatkan diri, serang di antaranya mendrng temannya sehingga yang didrng itu mati tenggelam dan yang mendrng terhindar dari maut. (erita ini berasal dari D7: dalam bukunya 'e 7epublic et de %%ici!.1

:rang yang mendrng tersebut tidak dapat dipidana, karena ada dalam keadaan darurat. 9ungkin ada rang yang memandang  perbuatan itu tidak susila, namun menurut hukum perbuatan itu dapat di%ahami, karena adalah naluri setiap rang untuk  mempertahankan kelangsungan hidupnya. 'ibeberapa negara (7usia dan nggris! rang yang mendrng temannya itu tetap dipidana, meskipun pidananya diringankan.1;

2! $erbenturan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum

nth klasiknya adalah Arrest ptician. Serang pemilik tk kaca mata yang menjual kaca mata kepada serang yang kehilangan kaca matanya. $adahal pada saat itu menurut $eraturan

18 Scha%%meister, ?ic KeiEer, $# Sutrus., , Hukum Pidana, penerjemah >D Sahetapy, liberty, >gyakarta, 1;;, hlm. 1&.

(18)

'aerah, sudah saatnya jam penutupan tk, sehingga pemilik tk dilarang melakukan penjualan. ?amun karena si pembeli itu ternyata tanpa kaca mata tak dapat melihat, sehingga betul-betul dalam keadaan sangat memerlukan pertlngan, maka penjual kaca mata dapat dikatakan bertindak dalam kedaan memaksa dan khususnya dalam keadaan darurat. $ermintaan kasasi leh jaksa terhadap putusan hakim yang menyatakan bahwa terdakwa (opticien! tak dapat dipidana dan melepas terdakwa dari segala tuntutan, tak dapat diterima leh #.7. (putusan tgl. 1 :ktber  1;2&!. 3erdakwa ada dalam keadaan darurat. a merasa dalam keadaan seperti itu mempunyai kewajiban untuk menlng sesama.2*

:rang yang sedang menghadapi bahaya kebakaran rumahnya, lalu masuk atau melewati rumah rang lain guna menyelamatkan  barang- barangnya. 'isini ada perbenturan antara kepentingan

hukum untuk menyelamatkan barang-barang miliknya dengan kewajiban hukum menghrmati hak rang lain.

&! $erbenturan kewajiban hukum antara kewajiban hukum

nth klasiknya adalah putusan dkter tentara. Serang  perwira kesehatan (dkter angkatan laut! diperintahkan leh atasannya untuk memeriksa dan melaprkan apakah para perwira- perwira laut yang bebas tugas dan berkunjung ke darat (kta 209arcus $riy Cunart, http//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan- pidana.html, diakses pada selasa, 12 april 2*1.

(19)

 pelabuhan! kejangkitan penyakit kelamin. 'kter tersebut tak mau melaprkan pada atasan, sebab dengan memberi lapran pada atasannya ia berarti melanggar sumpah jabatan sebagai dkter yang harus merahasiakan semua penyakit dari para pasiennya. 'i sini dihadapkan pada dua kewajiban hukum antara melaksanakan  perintah dari atasannya (sebagai tentara! atau memegang teguh

rahasia jabatan sebagai dkter.

'kter tersebut tidak melaprkan kepada atasannya dan memilih tetap merahasiakan penyakit pasiennya. 'kter tersebut memilih patuh pada sumpah dkter. :leh $engadilan 3entara ia dikenakan hukuman 1 (satu! hari, tetapi dkter tadi naik banding, dan 9ahkamah 3entara 3inggi membebaskannya karena ia ada di dalam keadaan darurat (putusan tgl. 2 ?pember 1;1!. 'alam satu hari yang sama seserang dipanggil menjadi saksi di dua tempat saling berjauhan. 'alam hal ini yang bersangkutan tidak  mungkin menghadiri persidangan di dua tempat dalam waktu yang  bersamaan. 'isini terdapat perbenturan antara kewajiban hukum

dengan kewajiban hukum.

9enurut 8A? #A33"9, daya paksa (Bermacht! dengan keadaan darurat (ndtestand! terdapat perbedaan. $ada daya  paksa dalam arti sempit si-pembuat berbuat atau tidak berbuat dikarenakan satu tekanan psychis leh rang lain atau keadaan. )agi si-pembuat tak ada penentuan kehendak secara bebas. a

(20)

didrng leh paksaan psychis dari luar yang sedemikian kuatnya, sehingga ia melakukan perbuatan yang sebenarnya tak ingin ia lakukan. $ada keadaan darurat si-pembuat ada dalam suatu keadaan yang berbahaya yang memaksa atau mendrng dia untuk  melakukan suatu pelanggaran terhadap "ndang-undang.21

d. Pe"#elaan darurat

stilah noodweer  atau pembelaan darurat tidak ditemukan di dalam K"#$. stilah ndweer atau pembelaan darurat berasal dari dktrin. $asal 0; ayat (1! K"#$ berbunyi 

@tidak dapat dipidana seserang yang melakukan  perbuatan yang terpaksa dilakukan untuk membela dirinya sendiri atau rang lain, membela peri kespanan sendiri atau rang lain terhadap serangan yang melawan hukum yang mengancam langsung atau seketika itu juga@.

 ?ampaklah di dalam ndweer itu yang dibela tidak perlu kepentingan hukum sendiri, tetapi dapat pula untuk membela kepentingan rang lain.22

'alam pembelaan darurat (noodweer ! dan supaya rang dapat mengatakan dirinya dalam pembelaan darurat menurut bunyi pasal diatas harus dipenuhi tiga macam syarat-syarat sebagai berikut2&

21Sedart. %bid , hlm. 10-10+

22Satchid Kartanegara, hlm. 02.

23http//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan-pidana.html, diakses pada selasa 12 april 2*1

(21)

1! $erbuatan yang itu harus terpaksa untuk membela dan  pembelaan itu harus harus amat perlu, bleh dikatakan

tidak ada jalan lain.

2! $embelaan atau pertahanan itu harus dilakukan hanya terhadap kepentingan.

&! #arus ada serangan yang melawan hak dan mengancam  pada ketika itu.

$ada hakekatnya pembelaan terpaksa adalah rang yang melakukan  perbuatan dengan menghakimi sendiri #eigen-richting !, akan tetapi dalam batas tertentu diperkenankan karena semata-mata untuk membela diri terhadap serangan yang dilakukan leh rang lain, yang dengan demilikian itu tidak dapat diharapkan ada alat negara yang sempat memberikan pertlngan guna mencegah kejahatan dan leh sebab itu diperkenankan berbuat membela diri. $embelaaan terpaksa harus dikerjakan leh keadaan yang terpaksa 5nood$akeli*ke verdediging 6 dalam arti yang tidak terlampau luas dan tidak pula disempitkan.20

e. Melakukan Perintah Undang-Undang &Wettlijkvoorchrift ( 9enjalankan $eraturan "ndang-"ndang tidak dipidana. $asal * K"#$ menyatakan )arangsiapa melakukan perbuatan untuk  melaksanakan ketentuan "ndang"ndang, tidak dipidana. $ada awalnya yang diartikan "ndang-"ndang hanyalah dalam arti sempit atau %rmil, yaitu hanya prduk peraturan yang dibuat leh '$7/dan 7aja. $andangan itu lama-kelamaan berubah, kemudian #.7. mengartikan 24http//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan-pidana.html, diakses pada selasa 12 april 2*1

(22)

secara materiil, yaitu setiap peraturan yang dibuat leh alat pembentuk  undang-undang yang umum. 'engan demikian tidak hanya "", tetapi dalam perundang-undangan ndnesia bisa meliputi $erpu, peraturan  pemerintah, $eraturan $residen, $eraturan 'aerah, dan lain sebagainya. 'alam hubungan ini salnya adalah apakah perlu bahwa peraturan  perundang-undang itu menentukan kewajiban untuk melakukan suatu  perbuatan sebagai pelaksanaan. 'alam hal ini umumnya cukup, apabila  peraturan itu memberi wewenang untuk kewajiban tersebut, dalam melaksanakan perundang-undangan ini diberikan suatu kewajiban. 'engan perkataan lain kewajiban/tugas itu diperintahkan leh peraturan undang-undang.2 )ertindak untuk melaksanakan ketentuan undang-undang menurut pasal * K"#$ tidak dipidana.didalam pasal * K"#$  berbunyi, 5barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan

ketentuan undang F undang, tidak dipidana6.

f. Melaksanakan Perintah a#atan & Ambtelijk Bevel (

 pasal 1 ayat 1 K"#$ berbunyi, 5)arang siapa melakukan  perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan leh kuasa yang berhak akan itu, tidak bleh dihukum6. 9elaksanakan perintah  jabatan hubungan antara perintah jabatan dan dengan pihak yang diperintah harus mempunyai hubungan hukum yang bersi%at berlaku umum, baik menurut isinya maupun peraturan itu sendiri.2

25http//wardahcheche.blgspt.c.id/2*10/11/penghapusan-pidana.html, diakses pada selasa 12 april 2*1

(23)

Apa yang dirumuskan pada $asal 1 ayat 1 ini merupakan alasan  penghapus pidana yang bersandarkan pada perintah yang sah. nth

Serang Ajun nspektur $lisi diperintah leh Kmbes $lisi untuk  menangkap penjahat. Kmbes $lisi tersebut berwenang untuk  memerintahkannya. Jadi dalam hal ini Ajun nspektur $lisi tersebut melaksanakan perintah jabatan yang sah.

'alam melaksanakan perintah itupun harus patut dan wajar. Seimbang dan tidak bleh melampaui batas kepatutan . $lisi diperintah leh atasannya untuk menangkap seserang yang telah melakukan kejahatan, dalam melaksanakan perintah itu cukup ia menangkap dan membawanya saja, tidak bleh plisi itu melakukan pemukulan atau  penganiayaan lainnya. $erintah jabatan ini adalah alasan pembenar.

Selanjutnya $asal 1 ayat 2 menentukan 5$erintah jabatan tanpa wenang, tidak menghapuskan pidana, kecuali jika yang diperintah dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan pelaksanaanya termasuk dalam lingkungan pekerjaannya6. Suatu  perintah jabatan yang tidak sah menghapuskan dapat dipidananya seserang. $erbuatan rang ini tetap bersi%at melawan hukum, akan tetapi  pembuatnya tidak dipidana, apabila memenuhi syarat-syarat

1! Jika perintah yang pada kenyataanya tidak sah itu, dikiranya  perintah yang sah, atau secara patut ia mengira bahwa

(24)

 perintah itu adalah sah (ia mengira dengan iktikad baik jujur  hati bahwa perintah itu sah!<

2! $erintah itu terletak dalam lingkungan wewenang dari rang yang diperintah.

Selain karena hal-hal atau keadaan yang diatur di dalam undang-undang seserang yang melakukan perbuatan pidana tidak di pidana, diluar undang-undang juga terdapat alasa-alasan yang menyebabkan seserang yang melakukan perbuatan yang menccki lukisan undang-undang tidak dipidana, misalnya

a. hak rang tua mendidik anaknya dan hak guru untuk  menertibkan anak-anak didiknya. #ak-hak ini disandarkan pada hak rang tua untuk mengajar anak/ anak didiknya (tuchtrecht  van de ouders!, yang harus dilakukan secara patut dan layak<  b. hak yang timbul dari pekerjaan (beroepsrecht ! serang dkter,

apteker, bidan dan penyelidik ilmiah (misalnya untuk  BiBisectie, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberantas suatu penyakit. Cuna mencapai tujuan itu seringkali dilakukan percbaan- percbaan terhadap hewan. $erbuatan menyakiti atau menyiksa hewan itu dirumuskan sebagai perbuatan pidana $asal &*2 K"#$, namun perbuatan ini tidak dipidana berdasarkan hak yang timbul dari pekerjaan!< c. ijin atau persetujuan dari rang yang dirugikan kepada rang

lain mengenai suatu perbuatan yang dapat dipidana, apabila dilakukan tanpa ijin atau persetujuan (consent o! the victim!< d. mewakili urusan rang lain ( $aakwaarneming !<

(25)

e. tidak adanya unsur si%at melawan hukum yang meteriil (cnth klasiknya arrest dkter hewan!<

%. tidak adanya kesalahan sama sekali (taksi atau aBas!.

Alasan penghapus pidana yang tersebut nmr 1- merupakan alasan  pembenar, yaitu menghapus si%at melawan hukumnya perbuatan, sedang yang

tersebut nmr  adalah alasan pemaa% yaitu menghapus kesalahannya.2+

/. Alasan Penghapusan Pidana di Inggris dan A"erika

Alasan hukum pidana di negara nggris dan Amerika pada dasarnya memiliki kesamaan. #al ini dikarenakan kedua negara tersebut menganut sistem hukum yang sama yaitu common law. 'alam sistem hukum tersebut, seserang yang dituduh melakukan tindak pidana, dapat mengajukan alasan  pembelaan atau alasan penghapusan pidana. Alasan pembelaan dapat bersi%at

umum ( general de!ence!, artinya dapat diajukan untuk kejahatan atau tindak   pidana pada umumnya< dan dapat pula bersi%at khusus ( special de!ence! yang

hanya diajukan untuk kejahatan atau tindak pidana tertentu.2

Alasan penghapus pidana yang termasuk kedalam general de!ence yaitu meliputi

a. Mistake &kesesatan(.

"mumnya, dalam hukum pidana nggris hanya mengakui mistake (kesesatan! mengenai %akta (ignorantia !acti e+cusat ! sebagai alasan

27Sedart, #ukum $idana , >ayasan Sedart, Semarang, hlm. 1

28)arda ?awawi Arie%, Perbandingan Hukum Pidana,7aja Cra%ind $ersada, Jakarta,

(26)

 penghapus pidana, sedangkan kesesatan mengenai hukum (ignorantia  *uris! tidak dapat dijadikan alasan penghapus pidana. Akan tetapi sebagai  pengecualian untuk kasus tertentu, khususnya kasus pencurian yang terdapat unsur ignorantia *uris di dalamnya, apabila terdakwa tidak  mempunyai mens rea seperti yang disyaratkan untuk tindak pidana yang dituduhkan maka gnrantia juris dapat digunakan sebagai alasan  penghapus pidana.2;

)eberapa kndisi atau syarat untuk diterimanya pembelaan  berdasarkan alasanmistake, ialah&*

1! Kesesatan itu harus sedemikian rupa sehingga %akta-%akta sebagaimana yang dinyatakan leh terdakwa itu menyebabkan tidak adanya actus-reus maupun mens-rea yang disyaratkan untuk adanya tindak pidana itu.

2! Kesesatan itu harus beralasan (reasonable!.

&! Kesesatan itu harus mengenai %akta, bukan mengenai hukum. #. Compulsion & !ekanan atau Paksaan(

Compulsion ( 3ekanan atau $aksaan! terdiri dari beberapa bentuk, yaitu

 'uress perminas(b) threats/dengan paksaan!.

9erupakan tekanan atau paksaan yang dilakukan leh 5rang6. Artinya, terdakwa tidak mempunyai kehendak bebas untuk  menentukan perbuatannya, dikarenakan dirinya berada di bawah

297usmilawati windari

http//rse-paper.blgspt.c.id/2**+/*2/alasan-penghapusan- pidana.html, diakses pada selasa, 12 april 2*1

(27)

ancaman.&1 #al tersebut memiliki kemiripan dengan daya paksa

(Overmacht ! menurut K"#$ ndnesia, tetapi berlaku lebih terbatas.

 'uress perminas  berlaku terbatas, yakni terbatas pada

kasus-kasus tertentu yakni penghianatan (treason!, penadahan (receiving 

 stolen goods!, pencurian (larcen)!, pengrusakan barang (malicious

damage! dan sumpah palsu ( per*ur)!. Akan tetaapi, alasan

 penghapusan pidana ini dikecualikan untuk kasus pembenuhan

(murder !.&2

Syarat-syarat 'uress perminas&&

a! harus ada ancaman yang serius terhadap kematian<

 b! perlukaan badan, atau dimasukkan ke dalam penjara (ancaman kerugian harta benda tidak cukup untuk disebut sebagai ancaman yang serius!<

c! merupakan ancaman yang seketika atau pada saat itu juga

( present threat !<

$embelaan berdasarkan duress perminas  tidak dapat diterima

apabila terdakwa mempunyai kesempatan untuk menghindari ancaman tersebut.

2!  &ecessit) (Kedaan terpaksa!.

 &ecessit), merupakan tekanan yang terjadi karena 5keadaan6. Artinya, alasan penghapus pidana ini timbul apabila seserang

317usmilawati windari , %bid 

327usmilawati windari , %bid 

(28)

(terdakwa! menghadapi pilihan untuk melakukan suatu kejahatan atau membiarkan berlangsungnya suatu kemalanngan yang lebih besar, dan ia lebih memilih untuk melakukan kejahatan itu. Syarat-syarat necessit),yaitu &0

a! Kejahatan yang dilakukannya tersebut mempunyai dampak kemalangan yang lebih kecil (a lesser eBil! daripada kemalangan yang ingin dihindari<

 b! Kemalangan yang lebih besar tersebut tidak mungkin dihindari selain dengan perbuatannya tersebut.

&! Obidience to Order.

'alam kedaan tertentu 5mematuhi perintah atasan dapat digunakan untuk meniadakan mens rea(bandingkan dengan $asal 1 (1! K"#$ yang merupakan alasan pembenaran dan $asal 1 ayat (2! yang merupakan alasan pemaa%!. Obediance to order ini dapat merupakan alasan pembelaan, apabila dengan adanya perintah alasan ini menyebabkan adanya mistake o! !act, artinya merasa yakin  perbuatan yang ia lakukan tidak melawan hukum dan keyakinannya

itu cukup beralasan (reasonable!.& 0!  Martial Coercion

'alam common law ada anggaan, bahwa apabila seserang istri (G! melakukan kejahatan dan suaminya (>! berada di tempat kejadian itu, berarti G melakukan perbuatan itu atas paksaan >. 3idak perlu 34)arda ?awawi Arie%, %bid,hlm. +0

(29)

dibuktikan adanya intimidasi aktual leh suami terhadap istri itu. Akan tetapi, pembelaan ini tidak berlaku untuk treason, murder, manslaughter, dan robber)./ 

+.  Intoxication&kera+unan0ke"a#ukan(.

$ada dasarnya sejak abad 1;, into+ication di nggris menjadi alasan  pemberat pidana (aggravating !. ?amun, untuk mabuk yang tidak disengaja

(involuntar) drunkeness!, yakni mabuk yang disebabkan karena paksaan atau karena perbuatan rang lain, menjadi alasapn penghapus pidana apabila dalam keadaan mabuknya tersebut, seserang melakukan kejahatan. Sedangkan, untuk mabuk yang disengaja (voluntar) drunkeness! dapat menjadi alasan penghapus pidana apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini&+

1! mabuk tersebut menyebabkan atau menghasilkan atau membuat rang yang bersangkutan terganggu jiwanya atau gila (insanity!< 2! mabuk tersebut meniadakan setiap kesengajaan atau bentuk-bentuk 

lain dari mens rea yang disyaratkan untuk kejahatan yang dituduhkan terhadapnya.

d.  Automastim&erakan t"atik0!idak terkntrl(.

 Automastim 9erupakan setiap perbuatan yang timbul karena gerak tt yang tidak terkntrl, Seperti&

1! 0pasm (kejang urat!<

36)arda ?awawi Arie%, %bid,hlm. +

377usmilawati windari , %bid,diakses pada selasa 12 april 2*1

(30)

2! Cerak re%leks (re!le+ action!< &! Sawan (convulsion!<

0! 0omnambulisme ( sleep walking ! yaitu seserang yang tidak menyadari apa yang ia lakukan.

e.  Insanit&,egilaan0,etikda%arasan(.

stikah %nsanit) dan insane mempunyai arti yang sangat khusus dalam hukum pidana yang berbeda dengan pengertian medis. Ketidaksehatan jiwa (insanit)! seserang dilihat dari sudut medis tidak  cukup sebagai dasar untuk pembelaan. ketidaksehatan itu harus sedemikian rupa sehingga mempengaruhi pertanggungjawabannya menurut hukum. $ertanggungjawabannya ditentukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam M1&aghten rules. Ketentuan (rules! ini merupakan legal criteriayang digunakan sebagai pertimbangan apabila insanit)diajukan sebagai alasan pembelaan.&;

'alam hukum pidana nggris, tidak semua bentuk insanit) dapat dijadikan alasan penghapus pidana meskipun menurut medis keadaan seserang tersebut dapat disebut insanit) (insanit) *uris2 insanit) medis. nsanity medis tidak cukup dijadikan dasar untuk pembelaan. nsanity dapat dijadikan alasan penghapus pidana apabila telah memenuhi kriteria yang disyaratkan leh M1&aughten 3ules, yang memuat hal-hal berikut ini0*

39)arda ?awawi Arie%, %bid,hlm. ++

(31)

1!  presumption o! sanit) (praduga waras/keadaan jiwa yang nrmal!<

2! de!ect o! reason (pertimbangan akal sehat yang rusak  karena penyakit jiwa!<

/ insane delusion.

f.  Infanc&Anak di Ba%ah U"ur(.

)atasan usia bertanggung jawab (the age o! responsibilit)!, yakni anak di bawah umur dapat dijadikan sebagai alasan penghapus  pidana. 'ikatakan demikian karena anak di bawah umur dikatakan belum

mengerti atau memahami, dan belum mampu untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukkannya. Ada pun batasan usia yang dimaksud adalah sebagai berikut01

1! 'i bawah usia 1* tahun, tidak dapt dinyatakan bersalah atau dipidana. 2! "mur 1* tahun tetapi dibawah 10 tahun, dinyatakan doli incapa+, namun

 bisa juga dibuktikan adanya kehendak jahatnya.

&! 'i atas 10 tahun, kelmpk usia ini sepenuhnya dipandang  bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan.

g. Consent of the victim &persetu$uan kr#an(.

Consent o! the victim dapat dipergunakan sebagai alasan  penghapus pidana apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini02

1! rang yang memberikan persetujuan harus merupakan rang yang mampu memberikan persetujuan (capable!<

41)arda ?awawi Arie%, %bid,hlm. 2

(32)

2! 3indak pidana yang dilakukan harus merupakan jenis 3tindak   pidana yang memang persetujuan dapat diberikan (consentable

crime!<

&! persetujuan itu tidak dapat diperleh karena penipuan atau ancaman<

0! persetujuan itu harus diberikan leh rang yang mempunyai kewenangan untuk menyetujui.

8 tidak dapat dipergunakan sebagai alasan penghapus pidana untuk pembunuhan (murde! dan 3$ yang mempunyai dampak luas bagi masyarakat.

(33)

BAB III PENU!UP

,esi"pulan

Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar bagi hakim untuk tidak  menjatuhkan hukuman/pidana kepada (para! pelaku atau terdakwa yang diajukan ke pengadilan karena telah melakukan suatu tindak pidana. Alasan-alasan  penghapus hukum pidana dalam teri hukum pidana dibedakan menjadi alasasn  pembenaran, pemaa%, dan penghapus penuntutan. Alasan penghapus pidana di ndenesia terdiri dari alasan penghapus pidana yang ada dalam undang-undang seperti  %nsanit) ($asal 00 K"#$! , daya paksa (Overmachet ! ($asal 0!,  pembelaan diri (noodweer ($asal 0;!, dan perintah jabatan atau undang-undang ($asl 1 ayat (1 dan 2!!. Selain itu ada juga alasan penghapus pidana diluar  undang undang seperti tuchtrecht van de ouders, hak yang timbul dari pekerjaan (beroepsrecht,ijin atau persetujuan (consent o! the victim!.

Secara umum, hukum pidana nggris membagi alasan penghapus pidana menjadi 2 (dua! klasi%ikasi, yakni

1. 4eneral de!ences, yaitu alasan penghapus pidana yang berlaku untuk  tindak pidana umum

(34)

2. 0pecial de!ences, yaitu alasan penghapus pidana yang berlaku untuk tindak   pidana tertentu.

Alasan penghapus pidana yang termasuk general de!ences meliputi  1.  Mistake (kesesatan!<

2. Compulsion (paksaan!<

&.  %nto+ication (keracunan/mabuk alkhl!< 0.  Automatism (gerak re%lek!<

.  %nsanit) (ketidakwarasan/gila< .  %n!anc) (anak di bawah umur!<

+. Consent o! victim (persetujuan krban!.

Sedangkan, yang termasuk  special de!ences, cnthnya yaitu dalam delik abortus yang dilakukan berdasarkan alasan-alasan tertentu, semisal karena apabila tidak melakukan abortus  akan menimbulkan cacat %isik si anak  atau matinya si bu< dalam delik penyebaran/publikasi tulisan cabul (prn!, yang dibenarkan apabila ditujukan untuk ilmu pengetahuan, seni, dsb (diatur dalam "he Obscene Publication Act !.

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan data sekunder, yang dilakukan untuk mengukur suatu fenomena penelitian

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 dapat diketahui, apabila sampel direndam pada suhu yang lebih tinggi yaitu suhu 45 o C nilai jarak ekspansi lengkung gigi model

Tampak pada tabel tersebut bahwa komposisi fasa-123 di dalam ring-s /PVA hasil proses pelelehan dan ring-s /rusak (patah) relatif sama. Data ini sesuai

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa pada musim Barat angin dominan bertiup dari arah Barat Daya menuju ke Timur Laut dengan kecepatan 5,7 – 8,8

Pemasaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kebumen adalah dengan mengikutsertakan pelaku usaha di acara pameran yang diadakan oleh berbagai pihak, hal ini dilakukan

Sehubungan dengan itu, kiranya perlu penelitian secara khusus yang berkaitan dengan potensi dan posisi manusia dalam mengolah sumber daya alam dan memanfaatkannya sebagai

Mengingat antara sekolah dan pondok pesantren memiliki kesamaan substansi dan kesamaan visi-misi dari setiap instansi, maka berdasarkan defenisi di atas penulis dapat

Dengan melihat latar belakang yang sudah disampaikan di dalam bab sebelumnya, maka sangat menarik sekali jika melihat lebih jauh tentang model advokasi yng dilakukan