BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 LataLatar Ber Belakanlakangg Ke
Kelalaininan an refrefraraksi ksi ataatau u yayang ng didikekenanal l dedengngan an amametetroropipia a adadalalah ah kekeadadaaaann di
dimamana na babayyanangagan n tetegagas s titidadak k didibebentntuk uk papada da reretitina na ((macmacula ula lutluteaea)). . HHaassiill pembiasan
pembiasan sinar sinar pada pada mata mata ditentukan ditentukan oleh oleh media media penglihatan penglihatan yang yang terdiri terdiri atasatas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demik
demikian ian seimbseimbang ang sehingsehingga ga bayanbayangan gan benda setelah benda setelah melalmelalui ui media penglihatmedia penglihatanan dibiaskan tepat di daerah
dibiaskan tepat di daerah macula luteamacula lutea..11
Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata sehing
sehingga ga mengmenghasilkhasilkan an bayabayangan kabur. Pada mata ngan kabur. Pada mata normnormal, al, kornekornea a dan lensadan lensa membelokkan sinar pada titik fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini membelokkan sinar pada titik fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata. memerlukan susunan kornea dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata. Pada kelainan refraksi, sinar tidak di biaskan tepat pada makula lutea, tetapi dapat Pada kelainan refraksi, sinar tidak di biaskan tepat pada makula lutea, tetapi dapat di depan atau di belakang makula.
di depan atau di belakang makula. 11
Be
Bentntuk uk amametetroropipia a tetersrsebebut ut didianantatararanynya a yyaiaitu tu prpresesbibiopopiaia, , mimiopopiaia,, hiperm
hipermetropietropia, a, dan dan astigmastigmatisme.atisme. !pidemiolog!pidemiologi i hiperhipermetropmetropia ia mulai mulai meninmeningkatgkat
pada usia tua.
pada usia tua. Pada ras kaukasia, Pada ras kaukasia, pre"alensi hipermetropia pre"alensi hipermetropia meningkat sekitar #$meningkat sekitar #$ pada usia
pada usia %# %# tahunan serta tahunan serta &#$ pada &#$ pada usia '# usia '# dan # dan # tahunan.tahunan. Pada makalah ini Pada makalah ini
membahas tentang diagnosis dan tatalaksana dari hipermetropia. membahas tentang diagnosis dan tatalaksana dari hipermetropia.
1.2
1.2 RumusRumusan Maan Masalahsalah *u
*ulisan ini lisan ini membamembahas has tentantentang g definidefinisi, si, etioloetiologi, gi, klasifklasifikasi, faktor ikasi, faktor risikorisiko patogenesis,
patogenesis, gejala gejala klinis, klinis, diagnosis, diagnosis, penatalaksanaan, penatalaksanaan, komplikasi komplikasi dan dan prognosisprognosis dari hipermetropi.
dari hipermetropi. 1.3
1.3 TuTujuan juan PenulsanPenulsan
*ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memahami tentang *ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memahami tentang hipermetropi.
hipermetropi. 1.!
1.! Man"Man"aat Penuaat Penulsanlsan
*ulisan ini dapat memberikan informasi mengenai
*ulisan ini dapat memberikan informasi mengenai hipermetropi, khususnyahipermetropi, khususnya tentang diagnosis dan penatalaksanaan hipermetropi.
tentang diagnosis dan penatalaksanaan hipermetropi.
1 1
1.# Met$%e Penulsan
*ulisan ini merupakan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.
BAB II
TIN&AUAN PU'TA(A
2.1 Anat$m Me%a Re"raks
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media pembiasan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, benda kaca dan juga ditentukan oleh panjangnya bola mata. Pada mata yang normal, sinar akan dibiaskan melalui media pembiasan ini dan bayangan akan ditempatkan tepat diretina dalam keadaan mata tidak melakukan akomodasi.1
1. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, dan merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.1
Kornea merupakan suatu lensa cembung dengan kekuatan refraksi (bias) sebesar +% dioptri.
Kornea terdiri dari lima lapisan.1
1. apisan yang terluar adalah lapisan epitel.
a. *ebalnya -# m, terdiri atas - lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depanmenjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berkaitan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden/ ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit,dan glukosa yang merupakan barrier.
b. 0el basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
c. !pitel berasal dari ektoderm permukaan.
. apisan kedua adalah membran Boman (lamina elastika anterior).
a. *erletak di baah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
b. apisan ini tidak mempunyai daya regenerasi
. apisan ketiga yang terletak di sebelah dalam mebran Boman adalah stroma. 0troma terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur, sedangkan di bagian perifer serat kolagen ini bercabang/ terbentuknya serat kolagen memakan aktu lama yang kadang2kadang
sampai 1- bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. 3iduga keratosit
membentuk bahan dasar dan
serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
%. apisan keempat adalah membran 3escemet, atau yang disebut sebagai lamina elastika posterior.
a. 4erupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma korneadihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.
b. Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal %# 5m.
-. apisan terdalam kornea adalah lapisan endotel.
a. Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, besar #2%# 5m. !ndotel melekat pada membran descement
melalui hemidesmosom dan 6onulaokluden.
b. apisan ini terdiri atas satu lapis endotel yang pembelahan sel2 selnya terbatas. Kalau ada endotel yang rusak, maka endotel di sekitarnya akan mengalami hipertrofi untuk menutup defek yang ditinggalkan oleh endotel yang rusak tadi.
7ambar .1 apisan Kornea
. 89ueous Humor (:airan 4ata).
Aqueous humor menyediakan medium optikal yang jernih untuk transmisi sinar pada jalur "isual. :airan mata ini mengandung 6at26at gi6i untuk kornea dan lensa. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 2 l;menit oleh jaringan
kapiler di dalam korpus siliaris. Ketidakseimbangan aliran a9ueous humor akan menyebabkan peningkatan tekanan intra okular.
. ensa
<aringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. ensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari 6at tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti
cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.1
ensa berbentuk lempeng cakram bikon"eks dan terletak di dalam bilik mata belakang. ensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. !pitel lensa akan membentuk serat lensa terus2 menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. 3i dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan deasa. 3i bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. =ukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. 3i bagian perifer kapsul lensa terdapat 6onula >inn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.1
0ecara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu?1
1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung
. <ernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,
. *erletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan "itreous body dan berada di sumbu mata.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa?1
1. *idak kenyal pada orang deasa yang mengakibatkan presbiopia, . Keruh atau apa yang disebut katarak,
. *idak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi
ensa orang deasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat.1
-%. Badan @itreous (Badan Kaca)
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. 4engandung air sebanyak A#$ . Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan "itreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan "itreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.1
-. Panjang Bola 4ata
Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda2beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar
oleh karena kornea (mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma.1
7ambar . 4edia efraksi pada mata
2.2 HIPERMETR)PIA
2.2.1 De"ns H*ermetr$*a
Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat ( farsightedness). Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina.
7ambar . Hipermetropia
2.2.2 Et$l$g H*ermetr$*a
Kekuatan optik mata terlalu rendah (biasanya karena mata terlalu pendek) dan sinar cahaya paralel mengalami kon"ergensi pada titik di belakang retina. Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek. 8kibat bola mata yang lebih pendek bayangan benda akan difokuskan di belakang retina.%,&
0ebab atau jenis hipermetropia?%,'
• Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan
refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.
• Hipermetropia kur"atur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang
sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
• Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang
pada system optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks refraksi lensa yang berkurang.
• Perpindahan mundur lensa seperti pada dislokasi posterior lensa.
• *idak adanya lensa atau afakia. Cni adalah contoh klasik pada
hipermetropia tinggi
2.2.3 (las"kas H*ermetr$*a
Hipermetropia dikenal dalam bentuk?%
1. Hipermetropia manifes, ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif.
. Hipermetropia absolute, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk melihat jauh.
. Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata. Bila diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifest yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.
%. Hipermetropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia. 4akin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. 4akin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten sehari2 hari diatasi pasien dengan akomodasi terus2menerus, terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
-. Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
2.2.! +akt$r Rsk$ H*ermetr$*a 1. Dsia
Eaktor risiko hipermetropi secara klinis yang mempengaruhi adalah kombinasi keturunan dan "ariasi biologis. Kedua faktor secara pre"alensi dan banyaknya terjadi pada usia dini anak2anak. 0etelah usia dini, kejadian hipermetropi berkurang. Peningkatan insiden hipermetropi juga terjadi pada orang deasa dengan presbiopi, seperti manifestasi laten hiperopia sebagai hasil dari kehilangan tonus otot siliaris dan akomodasi seperti perubahan konfigurasi lensa kristalin pada presbiopi.
. 4erokok
4erokok disaat hamil meningkatkan risiko terjadinya hipermetropi pada anak usia pra sekolah. Pada studi lain, anak dengan orang tua yang
merokok (satu atau kedua orang tua) lebih berisiko menderita hipermetropi dibandingkan anak dengan orang tua tidak merokok.A
. Eaktor ainnya
Hipermetropi patologis berhubungan dengan penyakit dibaetes melitus, penggunaan kontak lensa, dan intraocular, tumor orbitalm dan inflamasi.1#
2.2.# Pat$"s$l$g H*ermetr$*a
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea serta panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding media penglihatan mata lainnya. ensa memegang peranan terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang berbeda2beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar normal
tidak dapat terfokus pada retina. Keadaan ini disebut sebagai ametropia.
Pada pasien dengan hipermetropia, panjang bola mata atau sumbu anteroposterior lebih pendek sehingga bayangan akan dibiaskan di belakang retina. 0elain itu, indeks bias pada media refraksi seperti lensa berkurang. Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kelengkungan kornea atau lensa sehingga bayangan akan di fokuskan di belakang retina.%
7ambar .% Patofiologi hipermetropi. 4ata =ormal (8). 0umbu anteroposterior atau panjang bola mata yang memendek pada hipermetropia (B).1&
2.2., Man"estas (lns H*ermetr$*a
Pada pasien dengan hipermetropia gejala yang muncul tergantung usia dan derajat kelainan refraksi. Hipermetropia sukar melihat dekat dan tidak sukar melihat jauh. 4elihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit lebih dijauhkan. Biasanya pada usia muda tidak banyak menimbulkan masalah karena dapat diimbangi dengan melakukan akomodasi.%
Bila hipermetropia lebih dari + .## dioptri maka tajam penglihatan jauh akan terganggu. 0esungguhnya seaktu kecil atau baru lahir mata lebih kecil dan hipermetropia. 3engan bertambahnya usia maka kemampuan berakomodasi untuk mengatasi hipermetropia ringa berkurang. Pasien hipermetropia hingga + .## dengan usia muda atau # tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kaca mata dengan tidak mendapatkan kesukaran. Pada usia lanjut dengan hipermetropia, terjadi pengurangan kemampuan untuk berakomodasi pada saat melihat dekat ataupun jauh.%
Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus2menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah
makula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif . 8kibat terus2menerus berakomodasi, maka bola mata bersama2sama melakukan kon"ergensi dan mata
akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling ke dalam.%
Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan setelah
membaca. Keluhan tersebut berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.%
Keluhan mata yang harus berakomodasi terus untuk dapat melihat jelas adalah?%
• 4ata lelah • 0akit kepala
• Penglihatan kabur melihat dekat
Pada usia lanjut seluruh titik fokus akan berada di belakang retina karena berkurangnya daya akomodasi mata dan penglihatan akan berkurang.
2.2.- Dagn$ss H*ermetr$*a
3iagnosis hipermetropia dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik mata yang tepat.
2.2.-.1 Anamness
3ari anamnesis didapatkan gejala yang ber"ariasi, tergantung pada usia pasien dan derajat gangguan refraksi. 7ejala dapat dikelompokkan sebagai berikut?
1. 8simtomatik. 7angguan refraksi yang relatif kecil pada pasien yang masih muda biasanya dapat dikoreksi dengan upaya akomodasi yang ringan dan tidak menimbulkan gejala.
. 7ejala asthenopic. Pada saat hipermetropia dapat dikoreksi sepenuhnya hingga penglihatan kembali normal namun menimbulkan gejala asthenopic, yaitu? kelelahatnmata, sakit kepala pada bagian frontal atau fronto2temporal, mata berair, dan fotofobia ringan. 7ejala ini timbul ketika bekerja pada jarak dekat dan meningkat saat malam.
. 7angguan penglihatan dengan gejala asthenopic. Ketika derajat hipermetropia tinggi sehingga tidak bisa dikoreksi dengan upaya akomodasi, pasien mengeluh sulit melihat dekat daripada jauh dan terdapat gejala asthenopic karena upaya akomodasi.
%. 7angguan penglihatan saja. Ketika derajat hipermetropia sangat tingi sehingga pasien tidak dapat berakomodasi, terutama pada pasien deasa. *erdapat gangguan penglihatan untuk jarak dekat.'
Hipermetropia yang tidak dapat dikoreksi dengan akomodasi disebut juga hipermetropia manifes. Hal ini merupakan salah satu penyebab ambliopia depri"asi pada anak2anak dan dapat bilateral.11
2.2.-.2 Pemerksaan +sk
1. Dkuran bola mata tampak lebih kecil.
. Kornea berukuran lebih kecil daripada normal.'
2.2.-.3 Pemerksaan H*ermetr$* a. *ujuan1
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui lensa positif yang diperlukan untuk mengkoreksi tajam penglihatan sehingga tajam penglihatan menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan terbaik.
b. 3asar 1
4ata hipermetropia mempunyai kekuatan lensa positif yang kurang sehingga sinar sejajar tanpa akomodasi di fokus belakang retina. ensa positif dapat menggeser bayangan ke depan, sehingga pada hipermetropia bayangan dapat jatuh tepat pada retina.
c. 8lat1
1. Kartu 0nellen . 7agang lensa coba . 0atu set lensa coba d. *eknik 1
1. Pasien duduk menghadap kartu 0nellen pada jarak & meter.
. ensa coba dipasang pada pasien. Pemeriksaan satu mata bergantian dan mata yang lain ditutup.
. Pasien diminta untuk membaca kartu 0nellen mulai dari huruf terbesar yang terdapat di atas dan diteruskan ke huruf terkecil yang terdapat di baah yang masih dapat terbaca.
%. ensa positif terkecil ditambah pada mata yang diperiksa dan bila tampak lebih jelas oleh pasien lensa positif tersebut ditambah kekuatannya perlahan2lahan dan diminta membaca huruf pada baris lebih baah.
-. 3itambah kekuatan lensa sampai terbaca huruf 2huruf pada baris &;&
&. 3itambah lensa positif +#,,- dan ditanyakan lagi apakah masih dapat melihat huruf2huruf di atas.
'. 4ata yang lain dilakukan dengan cara yang sama e. =ilai
Pada pasien hipermetropi diberikan lensa sferis positif terbesar yang memberikan tajam penglihatan terbaik.%
f. Fphtalmoskopi 1. :o8 relatif dangkal
. Pada pemeriksaan fundus optik disk tampak lebih kecil. etina bersinar lebih terang ketika reflek cahaya.'
2.2. Peng$/atan
Dntuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah system pembiasan dalam mata. Pada hipermetropia, mata tidak mampu mematahkan sinar
terutama untuk melihat dekat. 4ata dengan hipermetropia memerlukan lensa cembung atau kon"eks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata. Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifest dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (&;&).%
Pada pasien dengan hipermetropi sebaiknya diberikan kaca sferis positif terkuat yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal. Pa da pasien dimana akomodasi masih sangat kuat, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan siklopegia.
Koreksi kelainan refraksi dapat berupa ? a. Penggunaan kacamata
Pada pasien dengan hipermetrop sebaiknya diberikan kacamata sferis positif terkuat atau lensa positif terbesar yang memberikan pengihatan maksimal. Bila pasien dengan +.# ataupun dengan .- memberikan tajam penglihatan &;&, maka diberikan kacamata .-. Hal ini dilakukan untuk memberikan istirahat pada mata. Pada pasien dengan daya akomodasi masih sangat kuat atau pada anak2 anak, maka pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan memberikan sikloplegia atau melumpuhkan otot akomodasi. 3engan melumpuhkan otot akomodasi maka pasien akan mendapatkan koreksi kacamata pada saat mata tersebut beristirahat.1
b. Pemakaian lensa kontak
ensa kontak merupakan lensa yang langsung ditempatkan pada kornea, dibuat dari badan ringan karena diameternya kecil bisa dibuat tipis.1 Keuntungan
penggunaan lensa kontak ini adalah ?
• Pada kelainan refraksi berat, penglihatan melalui lensa kontak praktis tidak
berubah sedangkan dengan kacamata dengan lensa plus atau minus yang berat akan melihat semua lebih besar atau lebih kecil
• 3engan lensa kontak luas lapang pandang tidak berubah, sedang dengan
kacamata lapangan pandang menciut
• Pandangan astigmatisme kornea kecil, pemakaian lensa kontak keras akan
mengkoreksi astigmatisme.
• Perubahan besar bayangan sedikit • Dntuk kosmetik
Kerugian penggunaan lensa kontak ?
• 4ata lebih rentan terhadap infeksi apabila pemakaian kurang
mengindahkan kebersihan atau karena lingkungan sekitar yang kurang bersih
• ebih mudah terjadi erosi pada mata, terutama lensa kontak dipakai terlalu
lama atau dipakai tidak teratur.
Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka
diberikan kaca mata koreksi positif kurang.Bila terlihat tanda ambliopia diberikan koreksi hipermetropia total. 4ata ambliopia tidak terdapat daya akomodasi.%
Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 12 dioptri kurang daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik. Bila pasien dengan + .# ataupun dengan + .- memberikan ketajaman penglihatan &;&, maka diberikan kaca mata + .-. Hal ini untuk memberikan istirahat pada mata akibat hipermetropia fakultatifnya diistirahatkan dengan kaca mata (+).%
Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak2anak, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau melumpuhkan otot akomodasi. 3engan melumpuhkan otot akomodasi, maka pasien akan mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat. Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan penglihatan
maksimal.%
c. Koreksi Bedah1'
Bedah refraksi merupakan suatu prosedur bedah atau laser yang dilakukan pada mata untuk merubah kekuatan refraksinya dan tidak terlalu bergantung pada kacamata atau lensa kontak. Kekuatan refraksi mata ditentukan oleh kekuatan kornea, kedalaman :F8, kekuatan lensa dan aGial length bola mata. Kekuatan refraksi normal adalah &%3, dan kornea manusia bertanggung jaab terhadap dua pertiga dari kekuatan refraksi mata (+ %3), dan sepertiga sisanya oleh lensa. 0ehingga kesalahan refraksi dapat dikoreksi dengan merubah dua komponen utama refraksi, yaitu kornea dan lensa. =amun, manipulasi kekuatan kornea masih merupakan metoda yang sering dilakukan untuk merubah kekuatan refraksi. Bedah refraksi merupakan suatu prosedur bedah atau laser yang dilakukan pada mata untuk merubah kekuatan refraksinya dan tidak terlalu bergantung pada kacamata atau lensa kontak. Kekuatan refraksi mata ditentukan oleh kekuatan kornea, kedalaman :F8, kekuatan lensa dan aGial length bola mata. Kekuatan refraksi normal adalah &%3, dan kornea manusia bertanggung jaab terhadap dua pertiga dari kekuatan refraksi mata (+ %3), dan sepertiga sisanya oleh lensa. 0ehingga kesalahan refraksi dapat dikoreksi dengan merubah dua komponen
1-utama refraksi, yaitu kornea dan lensa. =amun, manipulasi kekuatan kornea masih merupakan metoda yang sering dilakukan untuk merubah kekuatan refraksi.
Prosedur yang dianjurkan para ahli dalam penatalaksanaan hipermetrop, yaitu aser *hermal Keratoplasty (*K), Photorefractife Keratectomy (PK) dan 80CK.
1. Laser Thermal (erat$*last0 LT(
aser holmium?yttrium2aluminium2garnet (Ho?87) merupakan laser yang mendapat i6in E38 untuk laser thermal keratoplasty. 4empunyai panjang gelombang 1## nm dan kedalaman penetrasi kornea %#2-# pm, yaitu sekitar #2A#$ dari kedalaman kornea sehingga terhindar dari kerusakan endotel.
*erdapat dua tipe prosedur, yaitu sistim kontak dan sistim non kontak. Pada sistim kontak, energi laser disampaikan pada pola tertentu di perifer komea indi"idu dengan menggnakan suatu hand held fiber optic probe. 0edangkan pada sistim non kontak, energi laser disampaikan pada pola oktagonal simetris dengan menggunakan slit lamp deli"ery sistem.
2. Ph$t$re"rakte (eratekt$m PR(
Pada PK, eGcimer iaser diarahkan langsung mengablasi stroma kornea dan epitel untuk
mengkoreksi kesalahan refraksi. Prinsip dari koreksi PK hipermetrop adalah meninggikan (steepen) kur"atura kornea anterior dan membentuk ulang (recontouring) kornea. 4enurut E38,PK dapat untuk terapi hipermetrop sampai +& 3. 0tabilitas dicapai antara 2& bulan setelah operasi IJJ'J1%) 4enurut 7ulani, PK telah sukses mengobati hipermetrop, tapi karena masalah regresi, menginduksi astigmat, dan kaburnya kornea, sehingga pemakaiannya terbatas pada hipermetrop ringan.
Pasien yang menjalani PK Hipermetrop sebaiknya diinformasikan mengenai aktu penyembuhan epitei yang lebih larna, karena 6ona ablasi yang lebih besar seperti penunrnan sementara dari "isus setelah dikoreksi dalam minggu sampai bulan pertama, kemudian bertambah baik dengan aktu. J:orneal epithelial iron ringJ pemah dilaporkan setelah PK Hipermetrop. 0uatu flap yang tebal dipotong mengikuti stromal bed kornea ke depan dan menambah kekuatan dioptri kornea.
3. LA'I( I4aser In 'tu (erat$mleuss
80CK merupakan bedah refralisi yang popular saat ini dan dapat digunakan untuk mengobati hipermetrop derajat rendah sampai tinggi dengan hasil yang memuaskan. E38 merekomendasikan 80CK untuk koreksi hipermetrop sampai +&.##3. Hipermetrop 80CK (H280CK) dilakukan dengan bentuk ablasi annular di daerah perifer kornea untuk meninggikan daerah sentral kornea dan mendapatkan efek kekuatan refraksi yang diinginkan. 4asalah aal dari terapi hipermetrop meliputi menurrnnya stabilitas dan prediktabilitas dibandingkan dengan terapi untuk miop seperti hilangnya "isus setelah koreksi terbaik. =amun dengan bertambahnya 6ona optikal dan 6ona perifer, seperti peningkatan sentrasi dengan bantuan alat, penelitian 80CK hipermetrop jangka panjang menunjukkan dampak yang lebih baik.
Hasil dari 80CK hipermetrop cukup baik dan relatif stabil dalam & bulan post operasi. 0tabilitas refraksi refraksi terjadi pada l2 minggu post operasi dan
tetap stabil dalam & bulan.
Komplikasi dari 80CK antara lain adalah instabilitas kornea, kornea kabur, penumnan "isus dan dry eye. Pada penelitian 7ulani, tidak didapatkan kekaburan kornea yang signifikan, desentrasi, astigmat iregular, atau inflamasi. !pitelial ingro4h dijumpai pada kasus, tapi ringan dan terbatas di perifer. 0edangkan <in 7 tidak mendapatkan komplikasi intraoperasi yang serius, pada A$o, epitelial yang memerlukan terdapat pada mata.
2.2.5 ($m*lkas H*ermetr$*a 1%,1-1. Blepharitis atau kala6ion
4uncul karena infeksi yang disebabkan karena berulang kali menggosok mata, untuk mereduksi dari kecapekan dan kelelahan.
. 0trabismus kon"ergen akomodasi
Biasanya muncul pada anak2anak karena kegunaan akomodasi berlebihan. !sotropia terjadi pada pasien selamanya melakukan
akomodasi . 8mbliopia
Biasanya karena anisometropia , strabismus, atau ametropik. Hipermetropia adalah penyebab ambliopia tersering pada anak dan bias bilateral.
%. 7laukoma sudut tertutup.
4ata yang hipermetropia kecil dengan ruangan kamera anterior okuli yang dangkal. Karena peningkatan ukuran lensa, mata lebih rentan untuk mendapat glaukoma sudut tertutup akut. 7laukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.
2.2.16 Pr$gn$ss
Hipermetropi fisiologis tidak berlangsung progresif, sehingga prognosis saat membuat diagnosis cukup baik. Prognois pasien hipermetropi dengan ambliopia atau strabismus tidak menentu. Koreksi optik yang tepat hampir selalu memberikan kenyamanan pada pasien.1#
BAB III PENUTUP
3.1 (E'IMPULAN
2 Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga
titik fokusnya terletak di belakang retina.
2 Hipermetropia sukar melihat dekat dan tidak sukar melihat jauh. 4elihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit lebih dijauhkan.
2 Eaktor risiko hipermetropia adalah usia, riayat merokok, serta beberapa penyakit seperti dibaetes melitus, penggunaan kontak lensa, dan
intraocular, tumor orbital dan inflamasi.
2 3iagnosis hipermetropia ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. 3ari anamnesa ditemukan adanya gejala yang ber"ariasi tergantung pada usia pasien dan derajat gangguan refraksi.
2 Hipermetropi dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa yang sesuai. 3an perkembangan ilmu pengetahuan menyediakan modalitas terapi pembedahan untuk penatalaksanaan kelainan2kelainan refraksi.
DA+TAR PU'TA(A
1. Clyas 0. Clmu penyakit mata edisi ketiga. #1#. <akarta? Balai Penerbit EKDC.
. *he :ornea. 3iunduh dari http?;;.hybridcornea.org;aboutcornea.htm pada tanggal 11 Eebruari #1-.
. efraksi :ahaya pada 4ata. 3iunduh dari http?;;.medicinesia.com;kedokteran2 dasar;penginderaan2kedokteran2dasar;refraksi2cahaya2pada2mata; pada tanggal 11 Eebruari #1-.
%. Clyas, 0. ##%. Hipermetropia dalam Kelainan efraksi dan Koreksi Penglihatan. <akarta? Penerbit EKDC. hal? -2%-.
-. iordan, Paul, hitcher, <ohn P. ###. @aughan L 8sbury Fftalmologi Dmum. <akarta? !7:. Hal? %#12%#.
&. 0kuta 7, :antor B, :ioffi 78. #1. :linical Fptics 0ec . 0ingapore? 8merican 8cademy of Fphtalmology. pp? A.
'. Khurana 8 K. ##'. :hapter Fptics and efraction,:omprehensi"e Fphtamology, fourth edition. =e 8ge international, =e 3elhi
. Hammond :<, 0nieder H, 7ilbert :!, 0pector *3. 7enes en"ironment in refracti"e error? the tin eye study. Cn"est Fphtalmol @is 0ci ##1/ %?12&.
A. Borchert 4, @arma , :otter 0, *arch6y2Hornoch K, :odin 4, in <, et al. isk factor for hyperopia and myopia in preschool chilren? the multi2etnhnic pediatric eye disease and baltimore pediatric eye disease studies Fphtalmology #11? 11(1#)?1A&&2'.
1#. 4oore B3, 8usgburger 8, :iner !B, :ockrell 38, Eern K3, Harb !. Fptometric clinical practice guidline. 8merican Fptometric 8ssociation. ##? 2A,'2
11. @ictor =H. Fptik dan efraksi. 3alam? @aughan L 8sbury Fftalmologi Dmum / alih bahasa, Brahm D.Pendit / editor edisi bahasa Cndonesia, 3iana 0usanto. !d 1'.
<akarta? !7:. #1#/ A%
1. Clyas, 0. ##. Pemeriksaan Hipermetropia dalam 3asar M *eknik Pemeriksaan dalam Clmu Penyakit 4ata. <akarta? Penerbit EKDC. hal? 12%.
1. 7uyton, 8rthur :, Hall !. ##. Buku 8jar Eisiologi Kedokteran. <akarta? !7:
1%. ang, 7erhard K. ##'. Fphthalmology? 8 Pocket *eGtbook 8tlas. =e ork? *hieme
1-. Borooah, 0hyamanga, right 4, 3hillon B. #1. Pocket *utor Fphtalmology. =e 3elhi? <P 4edical
1&. Hypermetropia. 3iunduh dari http?;;link.springer.com pada tanggal 11 Eebruari #1-. 1'. @itresia H. ##'. Penatalaksanaan Hipermetropia. 0ub Bagian efraksi Clmu