BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research), sebuah penelitian yang dilakuakan oleh guru di kelasnya sendiri. Menurut Arikunto (2006:18) yang menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK gerakan ini dikenal dengan siklus –siklus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan teerjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut Igak Wardhani (2007:2.3-2.4) penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat langkah utama. Proses-proses tersebut antara lain perencanaa, melakukan tindakan, pengamtan/ observasi, dan refleksi. Maka sebelum peneliti belum melakukan kegiatan penelitian, peneliti merumuskan beberapa proses sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah-langkah pertama dalam setiap kegiatan. Sebelum perencanaan dilakukan, perlu adanya survay. Survay ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 04. Permasalah yang timbul dalam kelas tersebut adalah kurangnya keaktifan dalam melakukan praktek
hal tersebut disebabkan karena kurangnya alat peraga dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya keaktifan dan hasil belajar dapat dikategorikan rendah. Menurut buku hasil evaluasi nilai dibawah 70.
Melihat permasalahan yang ada, maka perlu adanya persiapan perencanaan pembelajaran yang matang. Persiapan perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan adalah:
1) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pada kegiatan belajar mengajar.
2) Merumuskan indikator yang ingin dicapai.
3) Merancang kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran IPA melalui penyusunan RPP.
4) Mempersiapkan alat dan bahan pendukung kegiatan penelitian.
5) Membuat lembar evaluasi guna melihat hasil pembelajaran yang telah dilakuakan.
b. Melakukan Tindakan
Melakukan tindakan (action) merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Maka penelitian ini dilakukan 2 siklus. masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Kedua siklus akan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yaitu:
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA di kelas V.
2) Bekerjasama dengan praktisi (guru, siswa, kepala sekolah, dll) untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran.
3) Melakukan evaluasi setelah pembelajaran guna untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
c. Pengamatan/ Observasi
Pengamatan atau observasi ini dilaksanakan supaya kita dapat menentukan hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang
kita inginkan. Dalam observasi penelitian mengumpulkan data berupa proses tindakan dari perencanaan pembelajaran. Proses pada siklus I dan siklus II diamati sampai didapatkan data mengenai aktivitas guru dan siswa. Setelah observasi dilakukan pada siklus I maka hasil observasi ini akan dijadikan refleksi.
d. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mencoba melihat/merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Dalam tahap ini obsever dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru di lakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: menganalisis tindakan yang baru dilakukan, menjelaskan kelemahan-kelemahan penyimpangan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang, penyimpulan data yang di peroleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi sebaiknya masuk untuk merancang pembelajaran pada tindakan selanjutnya. Selain itu hasil kegiatan refleksi setiap tindakan di gunakan untuk menyusun kesimpulan terhadap hasil tindakan I dan II.
3.2 Setting dan karakteristik Subyek Penelitian
a. Setting Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutukan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
b. Setting Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri Tegalrejo 04 kemacatan Argomulyo kota Salatiga.
c. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V berjumlah 31 siswa, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Kehidupan atau latar belakang dari siswa-siswi kelas 5 orang tuanya berkerja sebagai buruh. SD Negeri Tegalrejo 04 sudah termasuk SD Inti karena letak sekolahnya strategis antara kota dan SD lainya lumayan dekat ± 1km untuk ke kota dan ke SD terdekat.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang digunakan, yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pengajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah tiap kelompok 4-5 orang siswa secara hetrogen. Pembelajaan menggunakan model kooperatif tipe STAD, diharapkan siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam menerima pembelajaran akan dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan guru, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam satu kelompok, siswa bisa mendapat penghargaan dari guru menjadi kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Kerjasama antar anggota kelompok sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkain yang tidak dapat dipisahkan. Karena keaktifan merupakan suatu proses pembelajaran yang bersifat fisik dan tidak dapat dipisahkan guna untuk mencapai suatu keberhasilan. Keaktifan tersebut dapat dinilai dari hasil observasi dengan memantau anak dalam beraktivitas dikelas. Sedangkan, Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang didapat sebagai hasil kegiatan pembelajaran, berupa kognitif, afektif, dan psikomotor.
3.4 Prosedur Penilaian
Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2005:66) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan utuh gagasan dalam tindakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral Kemmis dan Targgart dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan
(observing), refleksi (reflecting). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam bagan berikut ini.
Tabel 3.1
Model Spiral Dari Kemmis dan Targgart
Emapat pokok rencana tindakan dari alur diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan.
Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanaan oleh penulis sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan pelaksanaan pembelajaran, pembuatan instrumen pengamatan dana pembuatan media/alat peraga.
2. Pelaksanaan tindakan (acting) dan Observasi (observing), Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat pada tahap 2 ini adalah pelaksana tindakan harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah pembelajaran menggunkan tipe STAD dan penulis sebagai pelaksana tindakan. Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika penulis telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
3. Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat dikeahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan yang ditetapkan maupun mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksanaan sudah slesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamat dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Dari perencanaan diatas, peneliti mendapatkan materi sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ mode.
Kompetensi Dasar
6.2 Membuat suatu karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Indikator
1) Menjelaskan benda yang dapat memantulkan cahaya.
2) Menjelaskan macam-macam alat optik yang membantu penglihatan
(kacamata) dan menyebutkan macam-macam cacat mata.
3) Menentukan model yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misalnya periskop atau lensa sederhana.
4) Menggunakan bahan/ benda yang sesuai.
5) Membuat karya atau model yang sesuai dengan rancangan.
6) Menguji cara kerja model yang dibuat.
Dari SK dan KD diatas peneliti mendapatkan materi tentang cahaya dan penglihatan saling berhubungan, yang di dalamnya memuat benda dapat dilihat karena benda memantulkan cahaya, alat-alat optik membantu penglihatan, dan karya berteknologi sederhana, seperti membuat lup, periskop, dan lain sebagainya. Rincian prosedur tindakan yang akan dilaksanakan terdiri dari 2 siklus dengan 2 kali pertemuan tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model.
b. merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
c. menyiapkan alat bantu/media yang digunakan, dan dalam
d. menyiapkan instrumen penelitian berupa observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar dikelas ketika pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD.
e. Menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar lembar evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pelaksanaan (acting)
Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dalam kegiatn ini masih dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan berdoa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
Guru menyampaikan materi tentang cahaya dan penglihatan
saling berhubungan serta alat-alat optik. b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siswa mendengarkan, guru menjelaskan mengenai cahaya dan
penglihatan saling berhubungan.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai benda yang dapat
memantulkan cahaya.
Guru menjelaskan macam alat optik dan
macam-macam cacat mata.
Guru menjelaskan mengenai model yang akan dibuat (misal: periskop, lup, dan kaleidoskop)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran.
Guru menyajikan informasi lewat power point.
Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok yang terdiri dari
4-5 siswa.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka berkerja.
Guru memberikan materi pada setiap kelompok, dan kelompok
yang terbaik akan mendapat penghargaan.
Elaborasi
Siswa menyebutkan benda-benda yang dapat memantulkan
cahaya.
Siswa menyebutkan dan menjelaskan macam-macam alat
optik.
Siswa menyebutkan dan menjelaskan gangguan cacat mata.
Siswa menjelaskan manfaat dari alat-alat optik yang telah disebutkan.
Siswa menyebutkan model apa saja yang dapat dijadikan alat optik sederhana.
Siswa berdiskusi sesuai kelompok.
Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil belajar
kelompoknya sesuai materi yang di dapatnya.
Siswa yang mempresentasikannya dengan baik akan mendapat
penghargaan dari guru.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman.
Siswa yang belum sanggup menjawab pertanyaan diberi
penguatan oleh guru.
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.
Siswa dengan bimingan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada pertemuan pada hari itu.
Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
Pertemuan II (3x35 menit)
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran.
Apersepsi: Guru bertanya.
“ Apa kalian pelajari pada pertemuan kemarin dengan ibu?”
Guru mengulang secara singkat pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya jawab dengan murid mengenai pemahaman materi
tersebut.
Guru mengulang pemahaman materi tentang benda dapat
memantulkan cahaya.
Guru mengulang pemahaman materi tentang alat-alat optik.
Guru bertanya jawab dengan murid mengenai materi tersebut.
Elaborasi
Siswa diberi soal evaluasi oleh guru.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru dilembar yang telah disediakan secara mandiri.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman.
Siswa yang belum sanggup menjawab pertanyaan diberi penguat
c) Kegiatan Akhir
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang
hal-hal yang belum dipahami.
Siswa dengan bimingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan pada hari itu.
Guru menutup pelajaran dengan mengcap salam.
3. Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD. Guna observasi untuk untuk mengumpulkan data pembelajaran dan kerjasama siswa dalam kelompok.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan untuk melihat kembali apakah tindakan yang dilaksanakan dapat menghasilkan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan refleksi dilakuakan setelah melakukan tindakan dengan model kooperatif tipe STAD. Dalam hala ini obsever memberikan masukan-masukan berdasarkan lembar observasi yang sudah diisi. Guru sebagai pelaksana menceritakan pengalamanya selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan perwakilan siswa diminta memberikan komentar dari pembelajaran yang sudah mereka laksanakan. Kemudian guru, obsever, peneliti dan perwakilan siswa mengambil kesimpulan untuk melihat kekurangan serta kelebihan dari pelaksanaan dari tindakan pada siklus I. Apabila pada siklus I belum menunjukan keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakuakan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia di SD tempat dilakukanya penelitian sehingga terdapat kemungkinan pembelajaran dilakukan kurang dari tiga pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.
1. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model.
b. merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
c. menyiapkan alat bantu/media yang digunakan, dan dalam
pembelajaran ini menggunkan paket IPA.
d. menyiapkan instrumen penelitian berupa observasi untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar dikelas ketika pembelajaran melalui model kooperatif tipe STAD.
e. menyiapkan instrumen penilaian hasil belajar lembar evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pelaksanaan (acting)
Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dalam kegiatn ini masih dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan berdoa.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan materi sebelumnya tentang cahaya dan penglihatan saling berhubungan serta alat-alat optik.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru meyampaikan tujuan sebelum pembelajaran dimulai.
Guru menyajikan cara membuat alat optik sederhana.
Guru mengorganisasikan siswa pada kelompok-kelompok
belajar.
Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok yang terdiri dari
4-5 siswa.
Guru menjelaskan cara membuat karya atau model sesuai rancangan.
Guru meminta kelompok membuat alat sederhana.
Guru meminta pada siswa untuk mempresentasikan karya yang
dibuat serta cara kerjanya.
Elaborasi
Siswa menyebutkan bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat alat optik.
Siswa membuat karya atau model yang sesuai dengan
rancangan.
Siswa berdiskusi sesuai kelompok.
Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.
Siswa diminta untuk menguji cara kerja model yang dibuat.
Siswa yang membuat dan mempresentasikan dengan baik akan
mendapat penghargaan dari guru.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan
Siswa yang belum sanggup menjawab pertanyaan diberi penguatan oleh guru.
c) Kegiatan Akhir
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.
Siswa dengan bimingan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada pertemuan pada hari itu.
Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
Pertemuan II (3x35 menit)
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam dan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menanyakan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran.
Apersepsi: Guru bertanya.
“ Apa kalian pelajari pada pertemuan kemarin dengan ibu?”
Guru mengulang secara singkat pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya jawab dengan murid mengenai pemahaman materi
tersebut.
Guru mengulang materi sebelumya tentang pembuatan karya/ model alat optik.
Guru bertanya jawab dengan murid mengenai materi tersebut.
Elaborasi
Siswa diberi soal evaluasi oleh guru.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru dilembar yang telah disediakan secara mandiri.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman.
Siswa yang belum sanggup menjawab pertanyaan diberi penguat
oleh guru.
c) Kegiatan Akhir
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang
hal-hal yang belum dipahami.
Siswa dengan bimingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan pada hari itu.
Guru menutup pelajaran dengan mengcap salam.
3. Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe STAD. Guna observasi untuk untuk mengumpulkan data pembelajaran dan kerjasama siswa dalam kelompok.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi kembali lagi dilakukan oleh guru sebagi kolaborator, obsever, peneliti dan perwakilan siswa setelah guru melaksankan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk memaknai dan memahami segala seuatu yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan pada siklus II.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD dan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan data secara kualitatif siswa dalam mengikuti keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan cara melengkapi format pengamatan observasi sebagai instrumen yang bertujuan untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Tes
Soal tes yang digunakan adalah tes formatif yang berupa soal pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penggunaan metode kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, maupun gambar.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan observasi untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah lembar observasi yang diisi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilaksanakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar berlangsung sesuai tujuan yang di inginkan dan digunakan untuk mengukur kekaktifan siswa pada saat pelajaran. Selain itu peneliti juga menggunakan tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA.
1. Menyusun kisi-kisi observasi
Konsep dasar penyusunan instrumen observasi adalah menyusun kisi-kisi observasi dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lebih lanjut konsep dasr penyusunan instrumen keaktifan siswa pada penelitian ini adalah teori Jamal Ma’mur Asmani (2012:81-83) mengenai komponen keaktifan siswa seperti yang telah peneliti kemukakan pada bab II.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Tindakan Pembelajaran STAD
(Student Teams Achievement Divisions)
Aspek Indikator STAD Item
Kegiatan Awal Menyiapkan kesiapan siswa 1
Mengabsen siswa 2
Melakukan kegiatan apersepsi 3
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Memberi penjelasan dan melibatkan siswa mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari.
4,5
Guru mengajukan pertanyaan pada siswa berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga dapat tercipta pembelajaran yang interaktif.
6,7, 10, 11
Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang anggotanya heterogen dan siswa memiliki kemampuan berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
8,
Elaborasi
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka berkerja dalam belajar.
9,12,13
Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok dan masing-masing kelompok memperesentasikan hasil diskusinya.
14, 15
Konfirmasi
Guru memberi penghargaan pada kelompok yang mendapatkan skor tertinggi.
16
Akhir kegiatan yang telah dilakukan serta memberi kesimpulan
19
Guru memberikan evaluasi 20
Guru menutup pelajaran 21
Total Item 21
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pengamatan Keaktifan Siswa
Komponen Indikator Siswa Aktif Item
Pengalaman Melakukan pengamatan 1 Melakukan percobaan 2, 3 Membaca 4, 5 Mengukur 6 Membuat sesuatu 7 Interaksi Berdiskusi 8 Mengajukan pertanyaan 9
Meminta pendapat orang lain 10
Berkerja dalam kelompok 11
Komunikasi
Memperhatikan atau memberi komentar/ pertanyaan 12, 13
Menceritakan 14, 18
Mendengarkan 15, 16
Melaporkan secara lisan atau tertulis 17
Mengemukakan pikiran atau pendapat 19
Refleksi Memikirkan kembali hasil kerja atau pikiran sendiri 20
2. Menyusun kisi-kisi tes
Peneliti membuat soal yang dapat mengukur hasil belajar siswa dari berbagai sumber. Kisi-kisi dibuat sebelum tes, konsep dasar pembuatan kisi-kisi adalh hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas V SD Negeri Tegalrejo 09.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II
Standar Kompetensi
(SK)
Kompetensi Dasar (KD)
Materi Indikator Item
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Alat-alat optik Siklus I - Menjelaskan tentang benda yang dapat memantulkan cahaya. 1, 2, 3, 8, 10, 13, 18, 19, 28 - Menjelaskan macam-macam alat optik yang membantu penglihatan (kacamata) dan menyebutkan macam-4, 5, 6, 7, 14, 17, 20, 24, 25, 27
macam cacat mata. - Menentukan model yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misal periskop atau lensa sederhana. 9, 11, 12, 15, 16, 21, 22, 23, 26, 29, 30 Siklus II - Menggunakan bahan/ benda yang sesuai. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 22 - Membuat karya atau model yang sesuai dengan rancangan. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 27, 29, 30 - Menguji cara kerja model yang dibuat. 21, 26, 28
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Tes
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 02 yang berada di Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan siswa berjumlah39.
Uji validitas dilaksanakan dua kali. Uji validitas instrumen siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2014 dan instrument siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014.Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrument adalah mengetahui kelayakan butir soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Uji validitas menggunakan alat analisis SPSS 16
for window. Untuk mengetahui tingkat validitas instrument dapat dilihat angka pada Corrected Item- Total Coporrelation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total. Menurut Azwar (1999) batasan yang digunakan untuk menentukan validitas instrument dalam penelitian ini adalah 0,20.
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Uji validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Keterangan Corrected Item-Total Correlation Keterangan VAR00001
.491 Valid VAR00016 .325 Valid
VAR00002
.554 Valid VAR00017 .441 Valid
VAR00003
.372 Valid VAR00018 .304 Valid
VAR00004
-.080 Tidak Valid VAR00019 .461 Valid
VAR00005
-.468 Tidak Valid VAR00020 .139 Tidak Valid
VAR00006
.703 Valid VAR00021 .299 Valid
VAR00007
.557 Valid VAR00022 .000 Tidak Valid
VAR00008
.278 Valid VAR00023 .682 Valid
VAR00009
.248 Valid VAR00024 .637 Valid
VAR00010
.528 Valid VAR00025 .571 Valid
VAR00011
.557 Valid VAR00026 .487 Valid
VAR00012
.455 Valid VAR00027 .428 Valid
VAR00013
.091 Tidak Valid VAR00028 .328 Valid
VAR00014
-.095 Tidak Valid VAR00029 .144 Tidak Valid
VAR00015
.554 Valid VAR00030 .075 Tidak Valid
Berdasarkan uji validitas soal yang memenuhi kriteria validitas sebanyak 22 soal dari 30 soal. Dengan demikian instrumen tersebut dapat digunakan untuk
penelitian. Dari 22 soal diambil 20 soal dan yang tidak dipakai 2 yaitu no soal 8 dan 9 karena jumlah (corrected item-Total Correlation) paling rendah dibanding jumlah yang valid lainnya
Tabel 3.5
Uji validitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Keterangan Corrected Item-Total Correlation Keterangan VAR00001
.608 Valid VAR00016 .650 Valid
VAR00002
.576 Valid VAR00017 .548 Valid
VAR00003
.359 Valid VAR00018 .608 Valid
VAR00004
.419 Valid VAR00019 .576 Valid
VAR00005
.232 Valid VAR00020 -.085 Tidak Valid
VAR00006
.465 Valid VAR00021 -.397 Tidak Valid
VAR00007
.284 Valid VAR00022 .044 Tidak Valid
VAR00008
.237 Valid VAR00023 -.195 Tidak Valid
VAR00009
.255 Valid VAR00024 -.048 Tidak Valid
VAR00010
.215 Valid VAR00025 .247 Valid
VAR00011
.443 Valid VAR00026 -.040 Tidak Valid
VAR00012
.233 Valid VAR00027 .046 Tidak Valid
VAR00013
.335 Valid VAR00028 .195 Tidak Valid
VAR00014
.298 Valid VAR00029 .377 Valid
VAR00015
.317 Valid VAR00030 .215 Valid
Berdasarkan uji validitas soal yang memenuhi kriteria validitas sebanyak 22 soal dari 30 soal. Dengan demikian instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian. Dari 22 soal diambil 20 soal dan yang tidak dipakai 2 yaitu no soal 30 dan 10 karena jumlah (corrected item-Total Correlation) paling rendah dibanding jumlah yang valid lainnya.
3.6.2 Uji Reliabilitas Ibstrumen Tes
Instrumen yang reliabilitas adalah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005).
Uji reabilitas instrumen siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2014 dan instrument siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014.Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrument adalah mengetahui kelayakan butir soal yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Uji reliabilitas menggunakan alat analisis SPSS 16 for window.
Uji reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan rumus alpha-Cronbach. Batasan instrument dikatakan reliabel bila hasil pengukuran relatif jikadikenakan pada suatu objek. Untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas penelitian ini mengacu pada kriteria tingkat reliabilitas yang dikemukakan oleh Masidjo (1995) yang menentukan kriteria tingkat reliabilitas.
Tabel 3.6
Kriteria Reabilitas Instrumen
Koefisien korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Uji Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.824 30
Berdasarkan uji dan reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .824 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas tingkat tinggi.
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.739 30
Berdasarkan uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .739 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas tingkat tinggi.
Tabel 3.9
Tabel soal valid dan tidak valid siklus I
Standar Kompetensi
(SK)
Kompetensi Dasar (KD)
Materi Indikator Item Soal valid Soal Tidak Valid 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Alat-alat optik Siklus I - Menjelask an tentang benda yang dapat memantul kan cahaya. 1, 2, 3, 8, 10, 13, 18, 19, 28 1, 2, 3, 8, 10, 18, 19, 28 13 - Menjelas kan macam-macam 4, 5, 6, 7, 14, 17, 20, 24, 25, 6, 7, 17, 24, 25, 4, 5, 14, 20
alat optik yang membant u penglihat an (kacamat a) dan menyebut kan macam-macam cacat mata. 27 27 - Menentuk an model yang akan dibuat dengan menerapk an sifat-sifat cahaya, misal periskop atau lensa sederhana 9, 11, 12, 15, 16, 21, 22, 23, 26, 29, 30 9, 11, 12, 15, 16, 21, 23, 26 22, 29, 30
Uji validitas dilakukan di SD yang berbeda dengan SD yang akan di pakai penelitian, hal ini disebabkan penulis berharap tidak akan ada kebocoran soal untuk siklus I. Uji validitas instrumen soal dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo
02. Alasan memilih SD tersebut karena SD yang dibuat penelitian adalah SD inti maka untu uji validitas soal pun juga harus SD inti. Dari 30 soal yang diujikan 22 soal yang valid atau memenuhi kriteria serta 8 soal yang tidak valit atau tidak masuk dalam kriteria. Sehingga dari soal yang valid tersebut akan diujikan pada siklus I.
Tabel 3.10
Tabel soal valid dan tidak valid siklus II Standar
Kompetensi (SK)
Kompetensi Dasar (KD)
Materi Indikator Item Soal valid Soal Tidak Valid 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Alat-alat optik Siklus II - Menggu nakan bahan/ benda yang sesuai 1, 3,4,5, 8,10, 13, 17, 23,24 1, 3, 4, 5, 8,11 3,17, 23, 24 - Membu at karya atau model yang sesuai dengan rancang 6,9,11,12, 14,18,20, 21,25,26 6, 9,11, 12, 14, 18, 25 20, 21, 26
an. - Menguji cara kerja model yang dibuat. 2, 7, 15, 16,22,27, 28,29,30. 2, 7, 15, 16, 19, 29, 30 22, 27, 28
Uji validitas dilakukan di SD yang berbeda dengan SD yang akan di pakai penelitian, hal ini disebabkan penulis berharap tidak akan ada kebocoran soal untuk siklus II. Uji validitas instrumen soal dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 02. Alasan memilih SD tersebut karena SD yang dibuat penelitian adalah SD inti maka untu uji validitas soal pun juga harus SD inti. Dari 30 soal yang diujikan 22 soal yang valid atau memenuhi kriteria serta 8 soal yang tidak valit atau tidak masuk dalam kriteria. Sehingga dari soal yang valid tersebut akan diujikan pada siklus II.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan acuan kinerja yang akan dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan taraf keaktifan siswa dan kenaikan nilai yang meningkatkan hasil belajar pada setiap siklus. Indikator kinerja yang dijadikan tolak ukur sebagi berikut:
1. Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
dikatakan berhasil jika semua indikator penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan minimal sebanyak 18 indikator dari 21 indikator yang harus diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPA.
2. Tolak ukur keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
a. Siswa yang mendapatkan skor aktif < 25 : Kurang Aktif
b. Siswa yang mendapatkan skor aktif 26 – 50 : Cukup Aktif
c. Siswa yang mendapatkan skor aktif 51 – 75 : Aktif
d. Siswa yang mendapatkan skor aktif > 75 : Sangat Aktif
3. Hasil belajar siswa yang diajukan sebagai acuan atau tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bila hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 85%>70 (nilai siswa diatas KKM).
3.8 Teknik Analisis Data
Data pada penelitian tindakan ini dianalisis sejak awal pembelajaran sampai pra siklus, siklus I dan siklus II. Analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan diskripsi komparasi yaitu membandingkan data sebelum tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskripsi data.