Revolusi RT
Tiga Pilar Gerdema
Strategi Revolusioner:
Membangun Komunitas Rukun Tetangga
yang Maju Sejahtera
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
REVOLUSI RT
Tiga Pilar Gerdema
Strategi Revolusioner:
Membangun Komunitas Rukun Tetangga
yang Maju Sejahtera
Dr. Yansen T.P., M.Si
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia
REVOLUSI RT
Tiga Pilar Gerdema, Strategi Revolusioner
Membangun Komunitas Rukun Tetangga yang Maju Sejahtera
Ditulis oleh Dr. Yansen T.P., M.Si
©2017 Yansen T.P.
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media Kompu ndo Kelompok Gramedia―Jakarta Anggota IKAPI, Jakarta
716060239
ISBN: 978-602-04-0074-7
Dilarang mengu p, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARBAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Isu, Permasalahan, dan Mengubah Paradigma
Pembangunan.
B. Keberhasilan Membangun Daerah Otonom Baru C. Faktor Penyebab Kemiskinan di Malinau
D. GERDEMA Dilanjutkan dan Ditingkatkan
BAB II. MODEL PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN ... 37
BAB III. PENINGKATAN PELAKSANAAN GERAKAN
DESA MEMBANGUN ... 47
A. Pentingnya Gerakan Desa Membangun (GERDEMA), Kilas Sejarah
B. Tahap Konsolidasi, Tahun 2011 Sebagai Penegasan Komitmen
C. Tahap Penguatan, Tahun 2012 D. Tahap Percepatan, Tahun 2013 E. Tahap Pemantapan, Tahun 2014
F. Tahap Perwujudan, Tahun 2015; Sekaligus Memasuki Tahap Transisi, Tahun 2016.
vi
BAB IV. MENATA PEMBANGUNAN MALINAU
5 TAHUN KEDEPAN ... 73
A. Visi Daerah, Tahun 2016-2021 B. Misi Pembanguan Daerah Malinau C. Pilar Pembangunan Daerah
D. Komitmen Pembangunan Daerah
E. Program Utama dan Unggulan Kabupaten Malinau F. Pembangunan Berbasis Komunitas
BAB V. TIGA PILAR GERAKAN DESA MEMBANGUN (GERDEMA) ... 135
A. Program Rumah Tangga (RT) Bersih 1. Tujuan
2. Standar dan Indikator 3. Model Pembiayaan
4. Pola Penyaluran dan Pengelolaan Dana 5. Pola dan Mekanisme Perencanaan 6. Pola dan Mekanisme Pelaksanaan
7. Tatacara dan Mekanisme Pengorganisasian B. Program Beras Daerah (RASDA)
1. Pola dan Mekanisme Pengadaan
2. Pola Penyaluran dan Tatacara Pembiayaan C. Program Wajib Belajar (WAJAR) 16 Tahun
BAB VI. STRATEGI TIGA PILAR PEMBANGUNAN
RAKYAT ... 195
A. Membangun Paradigma Baru
vii
C. Membentuk Budaya Pembangunan
D. Model Manajemen Pembangunan Nasional di Daerah BAB VII. GERAKAN REVOLUSI MENTAL ... 223
A. Nilai Utama Mewujudkan Perilaku Strategis Membangun Daerah dan Negara
B. Revolusi Mental dan Perubahan Paradigma
BAB VIII. PENUTUP: TANTANGAN DAN
KERIKIL HALUS ... 269
A. Sistem Rekrutmen Politik B. Ketidaksiapan Seorang Figur C. Kinerja Perangkat Teknis
D. Terjadinya Penurunan Pendapatan Daerah E. Tingginya Problema Geografis
BAB I
PENDAHULUAN
Revolusi RT
Pembangunan bermakna suatu upaya yang
dilakukan secara sadar dan melembaga
(institutionalized)
oleh pemerintah atau pun
lembaga lainnya dalam rangka pembangunan
masyarakat. Dalam pemahaman ini maka
pembangunan tidak hanya bermakna
pembangunan infrastruktur, pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial budaya, tetapi
juga menyangkut pembangunan moral.
Revolusi RT
Dr. Yansen T.P., MSi.
“
Revolusi RT
3Dalam konteks pemerintahan saat ini disebut juga dengan istilah “perlunya revolusi mental” dalam pembangunan. Keperluan tentang hal ini sebenarnya telah diberikan suri tauladan oleh bapak bangsa
(founding fathers) sejak berdirinya negara bangsa atau republik ini bahwa pembangunan masyarakat adalah cita-cita luhur yang harus diwujudkan oleh setiap anak bangsa.
Dapat dikatakan juga bahwa setiap bangsa pasti mempunyai cita-cita luhur dan mulia. Cita-cita-cita itu akan menjadi daya kekuatan serta strategi dalam menyatukan obsesi warga bangsa. Cita-cita luhur ini akan merangsang dan membangkitkan semangat serta kesadaran bersama dengan dilandasi oleh budaya, etika, dan norma yang telah disepakati bersama.
Hal itu menjadi kekuatan perekat dari
sistem nilai yang tidak terpisahkan dalam
menyelenggarakan kepentingan bersama, melalui
proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bangsa
.
Semangat anak negeri yang menggelora dalam kerangka persatuan, terlihat nyata dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, mulai dari kebangkitan nasional, masa perjuangan kemerdekaan, masa pergolakan bahkan sampai awal gerakan pembangunan nasional. Semangat itu menggeliat tanpa henti dan tanpa pamrih, merajut karya tulus, bersih serta berkomitmen untuk menyatakan bakti dalam pengabdian kepada negeri.
Revolusi RT
4
Berbagai liku dalam perjalanan panjang, dengan aneka praktik dan pendekatan sebagai strategi, telah dijalankan oleh sistem pemerintahan di berbagai era dengan tujuan untuk mensukseskan serta menciptakan prestasi dalam mengubah wajah negeri.
Segenap lapisan masyarakat telah bekerja keras penuh bakti bersama seluruh kekuatan bangsa. Telah mengalir berbagai dukungan dan kekuatan serta limpahan kekayaan alam bumi pertiwi, sebagai modal pembangunan. Meskipun demikian, sungguh menjadi sebuah keprihatinan yang menyesakkan hati karena kenyataannya bangsa kita masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan sosial-ekonomi, ditambah masalah mental dan moral bangsa. Masalah itu seperti terus menerus membelit bangsa ini.
A. Isu-isu, Permasalahan, dan Mengubah Paradigma
Pembangunan
Dalam perencanaan pembangunan dikenal adanya masalah-masalah pembangunan (development problems) dan isu-isu pembangunan
(development issues). Isu-isu pembangunan akan menjadi masalah jika menjadi hajat hidup orang banyak atau masyarakat. Isu-isu tentang rendahnya pendapatan masyarakat, masih banyaknya masyarakat miskin, infrastruktur yang belum tersedia, kemampuan sumber daya manusia/aparatur yang belum memadai, dan lain-lain.
Hal-hal ini akan dapat menjadi masalah ketika secara dominan dihadapi masyarakat dan berdampak pada kesulitan menaikkan tingkat kesejahteraannya.
Revolusi RT
5Isu-isu atau pun masalah di antaranya dapat diatasi secara efektif jika terdapat adanya perubahan paradigma. Atas dasar pemikiran ini maka perlu dipaparkan isu-isu utama pembangunan, permasalahan, dan mengubah paradigma pembangunan
Terdapat tiga isu utama yang selalu menjadi masalah dalam pembangunan di Indonesia. Setiap pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, pasti akan menghadapi tiga isu tersebut, yang seolah tiada ujung. Para negarawan, teknokrat, cendekia, akademisi, pakar, pengamat, dan masyarakat pun menyoroti tiga isu tersebut sebagai problem mendasar.
Diskusi terkait pembangunan selalu melibatkan ketiga isu-isu permasalahan tersebut, yaitu:
1. Tingginya jumlah warga tidak mampu (miskin).
2. Ketenagakerjaan (pengangguran dan kesempatan kerja). 3. Kualitas sumber daya manusia.
Sebagai anak bangsa yang peduli pada negaranya, saya juga berpikir keras dan merenung, apa yang salah dengan bangsa kita? Apakah strategi pembangunan yang telah dijalankan selama ini keliru? Apakah kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini salah? Silang pendapat terjadi antara birokrat, teknokrat, para praktisi, dan pakar. Argumen kritis bermunculan. Saya terpanggil bukan hanya untuk mencari solusinya, melainkan juga menjalankan solusi tersebut.
Revolusi RT
6
Kita dapat pelajari bahwa beragam pola dan strategi pembangunan dijalankan untuk menghadapi berbagai persoalan bangsa. Terdapat strategi pertumbuhan yang diterapkan di tahun 1970/1980-an. Koreksi terhadap strategi ini lalu diterapkan strategi pemerataan. Strategi berikutnya yang pernah diterapkan adalah pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development), sebuah strategi yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia atau pun strategi-strategi lainnya. Berbagai strategi ini secara silih berganti dipilih oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kendati demikian, pelaksanaannya dapat dikatakan relatif statis. Masalah lama tetap saja menjadi permasalahan klasik yang sulit diatasi, kita cenderung berkubang pada masalah yang sama, yang bersifat negatif.
Selain tiga isu utama tersebut, kita juga dihadapkan pada masalah lain yang cukup signifikan pengaruhnya dalam pembangunan, yaitu rendahnya partisipasi masyarakat. Padahal, pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, namun mereka sendiri kurang berpartisipasi. Sebuah paradoks. Sulit mengharapkan perubahan hasil pembangunan menjadi lebih baik, jika partisipasi masyarakat rendah. Disinyalir hal tersebut terjadi akibat rendahnya kualitas SDM kita. Akibatnya, rendah partisipasi, kesempatan kerja terbatas, pendapatan rendah, dan daya beli pun minim. Partisipasi masyarakat dapat menyangkut perencanaan, pelaksanaan, atau pun evaluasi program pembangunan.