• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. umum yang perlu penjelasan dan penjabaran, oleh sebab itu tafsir. menduduki tempat yang tinggi di dalam upaya memahami al-qur an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. umum yang perlu penjelasan dan penjabaran, oleh sebab itu tafsir. menduduki tempat yang tinggi di dalam upaya memahami al-qur an"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

AL-Quran adalah kitab Allah yang dijadikan pedoman oleh umat manusia dalam kehidupan. Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk global dan umum yang perlu penjelasan dan penjabaran, oleh sebab itu tafsir menduduki tempat yang tinggi di dalam upaya memahami al-Qur’an sebagi pedoman hidup.1

Sungguh banyak informasi yang terdapat di dalam al-Qur’an, sungguh indah susunannya, sungguh tepat bimbingannya dan sungguh benar rahasia-rahasia yang diungkapkannya. Seandainya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, sebagaimana diduga oleh orang-orang kafir, tentulah mereka mendapati di dalamnya pertentangan. Tetapi karena al-Qur’an bersumber dari Allah, maka jangankan pertentangan yang banyak, satu pertentangan pun tidak akan ditemukan. 2

Al-Quran menyebutkan beberapa fungsinya hadir di tengah-tengah manusia,3 yaitu:

Pertama,Maw’izhah. Kata mauw’izhah secara bahasa berarti nasihat, memberi peringatan dengan memberi ancaman. Ibn Sayyidih mendefenisikan kata ini kepada “peringatan yang diberikan kepada

1

Ahmad Musthafa Hadna, Problematika Menafsirkan al-Quran, (Semarang, Toha Putra, 1993), hal.19

2 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 2, hal. 527 3

(2)

manusia untuk melunakan hatinya yang disertai dengan ganjaran dan ancaman”. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa maw’izhah ini adalah hal-hal yang dapat melunakan hati yang keras, mengalirkan air mata yang beku, dan memperbaiki kerusakan.4 Hal ini berarti bahwa al-Qur’an sebagai pemberi nasihat dan peringatan kepada manusia. Baik nasihat berupa ancaman maupun nasihat berupa ganjaran, sehingga jiwa diharapkan tertarik kepada kebenaran yang terdapat di dalamnya.5

Kedua, Syifa’. Al-Quran sebagai syifa’ merupakan obat bagi manusia, artinya al-Qur’an dapat mengobati penyakit yang timbul di tengah-tengah komunitas baik penyakit individu maupun penyakit masyarakat.6

Ketiga, Hudan. Secara bahasa hudan berarti menjelaskan, memberi tahu dan menunjukan. Sedangkan secara istilah berarti hidayah yang artinya tanda yang menunjukan hal-hal yang dapat menyampaikan seseorang kepada yang dituju. Makna al-Qur’an sebagai hudan adalah menjelaskan dan memberitahu manusia tentang jalan yang dapat menyampaikannya kepada tujuan hidup, yaitu kebahagian dunia akhirat.

Keempat, Rahmat. Al-Qur’an sebagai rahmat mempunyai tiga arti pertama ajaran yang terkandung di dalamnya mengandung unsur kasih sayang, arti kedua adalah ajaran tersebut bermaksud menanamkan perasaan lembut dan kasih sayang terhadap orang lain, arti ketiga adalah

4 Ibid. 5 Ibid. 6

(3)

bahwa kitab suci ini merupakan perwujudan dari rahmat Allah bagi manusia 7

Kelima, Furqan. Al-Qur’an menyebutkan dirinya sebagi furqan yaitu untuk menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah, antara yang hak dengan yang batin. 8

Dalam mengoptimalkan fungsi al-Qur’an tersebut yang harus dilakukan dan dilaksanakan yaitu dengan men-tadabburi al-Qur’an. Sehinga apa yang kita baca di dalam al-Qur’an dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Perintah untuk men-tadabburi al-Qur’an dengan mengunakan kata tadabbur dalam al-Qur’an ketika dilacak dalam al-Mufahras li alfazh al-Quran al-Karim terdapat pada empat surat yaitu: Surat An-Nisa’ Ayat 82, Surat Muhammad Ayat 24, Surat al-Mukminun Ayat 68, Surat Shad Ayat 29.9 Di antaranya yaitu: QS Shad (38) ayat 29

        

“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Al-Maraghi menjelaskan dalam kitab tafsirnya arti kata tadabbur ialah perenungan terhadap akibat perkara. Kemudian digunakan dalam arti setiap perenungan, baik merenungkan hakikat-hakikat dan bagian-bagian sesuatu, maupun pendahuluan dan sebab-sebabnya atau implikasi dan

7

Ibid.

8 Ibid.

9 Muhammad Fuad Abdul Baqa’i, Mu’jam Mufahras li Alfazh Quran

(4)

akibatnya. Merenungkan pembicaraan ialah memikirkan tujuan dan maksud yang dituju, serta akibat orang yang mengamalkan dan menyalahinya.10

Salman bin Umar Al-Sunadi menjelaskan makna tadabbur al-Quran yaitu memahami arti dan lafaz-lafaznya, merenungkan apa yang ditunjukan oleh ayat-ayatnya secara eksplisit, apa yang masuk dalam kandungannya, dan yang mana makna-makna tersebut tidak akan utuh kecuali dengannya, yang tidak disebutkan (secara eksplisit) oleh lafaz berupa isyarat dan suatu peringatan.11

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa perintah bertadabbur (memahami) ini mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan al-Qur’an, baik redaksi maupun kandungannya, petunjuk maupun mukjizatnya. Perintah tadabbur ini adalah anjuran untuk mengamati setiap ketetapan hukum yang ditetapkan-nya, kisah yang dipaparkannya, nasihat yang disampaikannya, dan lain-lain, yang turun dalam berbagai tempat: di Mekah, Madinah, atau di tempat lain, malam atau siang, saat perang atau damai, sedih ataupun senang, dan semua hal tersebut tidak ada pertentangannya.12

Ibnu Katsir mendefenisikan tadabbur al-Qur’an yaitu memahami makna lafaz-lafaz al-Qur’an dan apa yang ditunjukan oleh ayat al-Qur’an tatkala tersusun dan apa yang terkandung di dalamnya, serta apa yang

10 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, diterjemahkan oleh K Anshori Umar

Dkk, (Semarang: Toha Putra, 1989) jilid 5, Hal. 134

11 Salman bin Umar al-Sunadi, Tadabur al-Quran, diterjemahkan oleh: Jamaluddin

dengan Judul Mudahnya Memahami Al-Quran, ( Jakarta: Darul Haq, 2008), hal. 1.

12

(5)

menjadikan makna–makna al-Qur’an itu sempurna, dari segala isyarat dan peringatan yang tidak tampak dalam lafaz al-Qur’an, serta mengambil manfaat oleh hati dengan tunduk di hadapan nasehat-nasehat al-Qur’an, patuh terhadap perintah-perintahnya, serta mengambil ibrah darinya.13

Ibn Katsir dalam tafsirnya mengutip perkataan Hasan Basri, dimana beliau menegaskan, “Demi Allah! tadabbur al-Qur’an itu bukanlah dengan menghafal huruf-hurufnya, tetapi mengabaikan batasan-batasan hukumnya, sehingga ada yang mengatakan “aku telah membaca al-Qur’an seluruhnya, namun al-Qur’an itu tidak tampak dalam akhlak dan amal perbuatannya.”14

Jadi berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa tadabbur al-Qur’an dapat diartikan sebagai berikut: Membaca dengan suara merdu, Memahami maksud al-Qur’an secara harfiah dan tersurat, Memahami dan merenungkan maksud al-Qur’an yang tersirat, Mengamati setiap ketetapan hukum yang di tetapkannya, kisah yang dipaparkan, nasehat yang disampaikan, dan hal-hal lainnya, Mematuhi perintah-perintah dan larangannya.

Salah satu keistimewaan al-Qur’an adalah adanya pahala bagi pembacanya, sekalipun tanpa mengerti maknanya. Akan tetapi pengaruhnya akan jauh lebih besar jika firman-firman Allah itu dipahami maknanya.15 Banyak ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk membaca

13

Mahadililmi, Defenisi Tadabbur Al-Quran. https://mahadililmi.workpress.com/2012/09 /12/defenisi-tadabbur-al-quran/, diakses pada hari selasa 2 mai 2016

14 Ibid. 15

(6)

al-Quran yang dikukuhkan pula dengan hadis-hadis yang shahih. Tidak diragukan lagi akan keutamaan dan besarnya pahala membaca al-Quran, al-Quran keseluruhannya adalah berkah.16 Allah SWT menurunkan al-Qur’an agar makna-maknanya dapat ditangkap, hukum-hukumnya dapat dimengerti, serta rahasia-rahasianya dapat dipahami serta ayat-ayatnya dapat ditadabburi.17 Men-tadabburi al-Qur’an bukan saja tugas para ulama saja. Setiap individu harus ikut ambil bagian sesuai dengan apa yang Allah SWT mudahkan atasnya dan sebatas kemampuanya. Allah SWT mengajak seluruh hambanya untuk men-tadabburi dan memahaminya, tanpa mengkhususkan suatu kelompok tertentu. Lagi pula jika al-Qur’an hanya dipahami dan ditadabburi oleh satu golongan tertentu, maka manfaat al-Qur’an hanya akan kembali kepada mereka saja.18

Sesungguhnya Allah, menurunkan al-Qur’an untuk memastikan petunjuknya bagi perjalanan hidup manusia, sehingga kehidupan mereka dapat diatur dengan petunjuk dan agama yang diturunkan Allah dengan cahaya petunjuknya. Allah memberikan petunjuk kepada umat manusia kepada jalan yang lebih lurus, mengeluarkan manusia dari kegelapan.19

16

Salman bin Umar al-Sunadi, Tadabur al-Quran, diterjemahkan oleh: Jamaluddin dengan Judul Mudahnya Memahami Al-Quran, ( Jakarta: Darul Haq, 2008), hal. 1

17 Yusuf Qadawi, al-Qur’an dan as-Sunah Referensi Tertinggi Umat Islam,

diterjemahkan oleh Bahruddin Fannami, (Jakarta: Robbani Press, 1997), hal 18-19

18 Said Abdul Adhim Dan Abdussalam, Nikmatnya Membaca Al-Quran. Manfaat dan

Cara Menghayati Al-Qur’an Sepenuh Hati, diterjemahkanoleh Muhammmad Amin ( Solo: Aqwam, 2009), hal.53

19 Yusuf Qardawi, Al-Quran Dan As Sunah Referensi Tertinnggi Umat Islam,

(7)

Heddy Shrin Ahimsa Putra dalam jurnalnya The Living Qur’an menyebutkan bahwa ada beberapa pemaknaan al-Qur’an. Al-Qur’an dimaknai dengan kitab (buku sebagai bacaaan), al-Qur’an dimaknai dengan kitab suci yang istimewa, al-Qur’an dimaknai sebagai kumpulan petunjuk, al-Qur’an dimaknai sebagai obat hati, al-Qur’an dimaknai sebagai obat jasmani, Qur’an dimaknai sebagai sumber pengetahuan, al-Qur’an dimaknai sebagai sumber pengetahuan masa lampau, al-al-Qur’an dimaknai sebagai petunjuk masa kini, Qur’an dimaknai sebagai al-Qur’an dimaknai sebagai pengetahuan masa depan.20

Berbagai petunjuk dapat ditemukan di dalam al-Qur’an , mulai dari hal-hal yang dalam pandangan manusia terlihat sederhana, hingga hal-hal yang dianggap penting dalam pandangan manusia, padahal keduanya sama pentingnya dalam pandangan Allah. Karena dengan mengikuti petunjuk al-Qur’an akan mengantarkan manusia pada kemuliaan.21

Salah satu lembaga pendidikan yang mengarahkan mahasiswa untuk men-tadabburi al-Qur’an yaitu Jurusan Tafsir Hadis (TH) dan Program Khusus Tafsir Hadis (PK-TH). Jurusan Tafsir Hadis (TH) adalah “jurusan yang memiliki visi menjadi jurusan yang terkemuka dalam menyiapkan sarjana dalam bidang al-Qur’an dan Hadis yang berkualitas dan berkemampuan mengembangkan sendiri keilmuannya serta berakhlak

20 Heddy Shri Ahimsa Putra, 2012, “The Living al-Qur’an”, Wali Songo, Vol. 20, Nomor

1, hal. 242-249

21

(8)

mulia.” Agar menghasilkan sarjana yang ahli dalam bidang Tafsir dan Hadis yang dapat merespon perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta mengoperasionalkan konsep-konsep yang disyaratkan al-Qur’an dan Hadis.22 Sedangkan Jurusan Program Khusus Tafsir Hadis (PK-TH) adalah jurusan dengan visi “mengembangkan dan menjadikan Ilmu Ushuluddin lebih humanis dan berdaya guna bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara”, dengan misi “mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara serta melahirkan ulama yang menguasai ilmu-ilmu Ushuluddin serta memiliki wawasan keislaman yang komprehensif”. Dan juga menguasai bahasa Arab dan Inggris serta hafal al-Qur’an 4 juz dan 100 Hadis.23

Pada kedua jurusan tersebut semua mahasiswa dibekali dengan Ulumul Qur’an, Ulumul Hadis, Hadis Maudhu’i, Tafsir Maudhu’i, Metodologi Tafsir, Tafsir Tahlili, Tahsin, Tahfiz, Ilmu Kalam serta ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan al-Qur’an dan Hadis.

Dalam men-tadabburi al-Qur’an banyak hal yang dilakukan oleh mahasiswa Tafsir Hadis dan Program Khusus Tafsir Hadis, baik dengan menggunakan metedo tertentu agar pemahaman lebih utuh, serta menggunakan media tertentu untuk memperoleh penjelasan yang lebih komplit. Dan juga ketika men-tadabburi al-Qur’an seseorang akan merasakan berbagai hal yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan imam kepada Allah.

22 Tim Penulis Buku Profil fakultas Ushuluddin, Profil Fakultas Ushuluddin Tahun 2013,

(ttt:tp, 2013), hal. 32-34

23

(9)

Dalam hal ini sebagai seorang mahasiswa Tafsir Hadis (TH) dan mahasiswa Program Khusus Tafsir Hadis (PK-TH) yang telah dibekali ilmu-ilmu tesebut dari awal perkuliahan, sudah seharusnya bagi seorang mahasiswa berusaha dan berkeinginan untuk memahami al-Qur’an, dengan metode yang benar dan media yang akurat agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di terimanya selama kuliah di TH dan PK-TH. Agar dengan mengunakan metode dan media yang sesuai mahasiswa dapat memahami al-Qur’an dengan baik dan benar.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis mengangkat sebuah penelitian yang berjudul Tadabbur al-Qur’an (Studi Living al-Qur’an terhadap Mahasiswa Tafsir Hadis dan Program Khusus Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang dalam Memahami Al-Qur’an)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas untuk lebih terarah penelitian ini, maka penulis memberikan rumusan masalah yaitu: Bagaimana mahasiswa Tafsir Hadis dan Program Khusus Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang dalam Memahami Al-Qur’an memahami al-Qur’an sebagai salah satu langkah atau upaya untuk men-tadabburi al-Qur’an.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini menfokuskan kepada tadabbur al-Qur’an dalam artian memahami, adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

(10)

1. Bagaimana metode yang digunakan mahasiswa untuk men-tadabburi al-Qur’an?

2. Media apa yang digunakan mahasiswa sebagai langkah untuk men-tadabburi al-Qur’an?

3. Bagaimana pengalaman yang dirasakan mahasiswa dalam men-tadabburi al-Qur’an?

D. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan latar belakang, rumusan dan batasan masalah yang penulis paparkan di atas. Maka tujuan penelitian ini di antaranya:

1. Menjelaskan metode yang digunakan mahasiswa untuk men-tadabburi al-Qur’an.

2. Menjelaskan media yang digunakan mahasiswa sebagai langkah untuk men-tadabburi al-Qur’an.

3. Menjelaskan pengalaman yang dirasakan mahasiswa dalam men-tadabburi al-Qur’an.

Sementara itu, kegunaan penulisan ini di antaranya yaitu:

1. Kegunaan yang bersifat akademis, yaitu untuk memenuhi kelengkapan persyaratan dalam meraih gelar Serjana Agama (S.Ag.) dalam jurusan Tafsir Hadis.

2. Kegunaan yang bersifat intelektual yaitu menambah khazanah intelektual dan penelitian ini adalah sebagai sumbangan sederhana bagi pengembangan Studi Al-Qur’an, serta menjadi acuan dalam

(11)

referensi bagi penulis lainnya yang ingin memperdalam studi living Quran.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan tentang model of view masyarakat dalam memahami al-Qur’an sebagai salah satu upaya men-tadabburi al-Qur’an. 4. Kegunaan yang bersifat umum yaitu agar penulis dan pembaca

terus berusaha untuk lebih memahami dan mengamalkan isi kandungan ayat- ayat al-Qur’an.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghilangkan keraguan dalam pembahasan ini, maka penulis merasa perlu untuk terlebih dahulu menjelaskan kata-kata penting yang terdapat dalam judul penelitian ini

Tadabbur al-Qur’an : yaitu memahami arti dan lafaz-lafaznya, merenungkan apa yang di tunjukan oleh ayat-ayatnya secara eksplisit, apa yang dimaksud dalam kandungannya, dan makna-makna tersebut tidak akan utuh kecuali dengan memahaminya, dan yang tidak disebutkan (secara eksplisit) oleh lafaz berupa isyarat dan suatu peringatan.24

Living Qur’an : Living Qur’an adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait

24

(12)

dengan kehadiran Qur’an atau keberadaan al-Qur’an di sebuah komunitas muslim tertentu. 25 Jurusan Tafsir Hadis : Jurusan Tafsir Hadis adalah “jurusan yang

memiliki visi menjadi jurusan yang terkemuka dalam menyiapkan sarjana dalam bidang al-Qur’an dan Hadis yang berkualitas dan berkemampuan mengembangkan sendiri keilmuannya serta berakhlak mulia.” Agar menghasilkan sarjana yang ahli dalam bidang Tafsir dan Hadis yang dapat merespon perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta mengoperasionalkan konsep-konsep yang disyaratkan al-Qur’an dan Hadis.26

Jurusan PK-TH : Jurusan Program Khusus Tafsir Hadis adalah jurusan dengan visi “mengembangkan dan menjadikan Ilmu Ushuluddin lebih humanis dan berdaya guna bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara”, dengan misi “mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara serta melahirkan ulama yang menguasai ilmu-ilmu Ushuluddin serta memiliki

25

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur`an dan Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2007), hal. 5

26 Tim Penulis Buku Profil fakultas Ushuluddin, Profil Fakultas Ushuluddin Tahun 2013,

(13)

wawasan keislaman yang komprehensif”. Dan juga menguasai bahasa arab dan inggris serta hafal al-Qur’an minimal 4 juz dan 100 Hadis.27 Berdasarkan penjelasan di atas maka yang penulis maksud dengan judul ini adalah sebuah kajian yang membahas tentang mahasiswa Tafsir Hadis dan Program Khusus Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Studi Agam UIN IB Padang memahami al-Qur’an sebagai salah satu langkah atau upaya untuk men-tadabburi al-Qur’an.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan informasi yang telah penulis lacak, penulis belum menemukan judul skripsi yang berkaitan dengan tadabbur al-Qur’an, namun dalam bentuk lain berupa makalah, penulis menemukan satu judul makalah yang ditulis oleh Hadi Priadi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Antasari dengan makalah yang berjudul tadabbur al-Qur’an, makalah ini berisi tentang: apa yang dimaksud dengan tadabbur al-Qur’an, apakah ada anjuran untuk men-tadabburi al-Qur’an, apa saja keutamaan tadabbur Al-Qur’an, apa tujuan men-tadabburi al-Qur’an, apa urgensi tadabbur al-Qur’an, apa saja tanda-tanda tadabbur al-Qur’an. 28 Penulis juga menemukan buku yang ditulis oleh Bachtiar Nasir yang berjudul Tadabbur al-Qur’an.29

27 Ibid., hal. 48 28

http://akulahakuhadifreedom.blogspot.co.id/2016/12/tadabbur-al-quran.html, diakses pada 19 mai 2017

29Bachtiar Nasir, Tadabbur al-Qur’an,

(14)

Makalah dan buku di atas memiliki tema yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu mengenai tadabbur al-Qur’an, namun keduanya memiliki aspek dan objek penelitian yang berbeda dengan penelitian penulis. Makalah dan buku tersebut cenderung kepada aspek teori tentang tadabbur Al-Qur’an, sedangkan penelitian penulis mengkaji dari segi aspek fakta lapangan yaitu bagaimana mahasiswa TH dan PK-TH Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negri Imam Bonjol Padang memahami al-Qur’an sebagai langkah atau upaya untuk men-tadabburi al-Qur’an.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terpadu terhadap penelitian ini, maka penulis membaginya ke dalam beberapa bab yang sistematikanya sebagai berikut:

Bab I: Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, memperinci dan memperkecil ruang lingkup masalah dengan memberikan rumusan masalah dan batasan masalah, mengungkapkan tujuan dan kegunaannya, mengungkap tentang penjelasan judul, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : Bab ini berisi tentang landasan teoritis yang mencakup konsep tadabbur al-Qur’an, living Qur’an, teori klasifikasi media dan buah tadabbur al-Qur’an. Serta gambaran Umum Tafsir Hadis dan Program Khusus Tafsir Hadis.

(15)

Bab III: Bab ini berisi tentang metode penelitian yang mencakup di dalamnya: jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data, teknik analisa data, lokasi penelitian, waktu penelitian, sumber data dan instrumen.

Bab IV: Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang mencakup metode yang digunakan mahasiswa untuk men-tadabburi al-Qur’an, media yang digunakannya sebagai langkah untuk men-tadabburi al-Qur’an, dan pengalaman yang dirasakan mahasiswa dalam men-tadabburi al-Qur’an.

Referensi

Dokumen terkait

Pada siklus I pembelajaran berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi materi persamaan trigonometri sederhana dan beberapa persamaan trigonometri yang berbentuk

Hurlock (dalam Sofyan, Hendra. 2015:56) bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil

Bagi karyawan, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya

Penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Value Added terhadap Harga Saham Perusahaan Whole Sale and Retail Trade di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008”

Novel ini banyak mengandung masalah sosial moral di dalamnya.Selain itu, bahasa yang digunakan pengarang sangatlah mudah untuk dipahami oleh seorang pembaca.Oleh karena

Menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat Bersama siswa mendiskusikan cara penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan

Faktor yang menjadi penyebab kurang efektifnya DPRD Kabupaten Halmahera Utara dalam menjalankan fungsi legislasi, antara lain : sikap anggota DPRD yang dalam

Responden yang memberikan susu formula pada anak usia lebih dari 5 tahun yang memiliki tingkat keparahan karies kategori sangat rendah tidak ada, kategori rendah