• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh : Lonni Yayi Amae Zalukhu NIM : 121434046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh : Lonni Yayi Amae Zalukhu NIM : 121434046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya... (Pkh 3:11). Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus, My faithful God Orang tua dan Adik – adikku yang ku sayangi Sahabat – sahabatku yang ku kasihi Keluarga Besar GKN Gloria Keluarga Pendidikan Biologi. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dengan judul skripsi “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Di Kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi. Penulisan skripsi ini banyak memperoleh bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3.. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Sanata Dharma Yogyakarta.. 4.. Ibu Dra. Maslichah Asy`ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang sudah sabar membimbing dan membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.. 5.. Ibu Sri Yudiastuti selaku guru mata pelajaran biologi kelas VIIA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6.. Segenap staf guru dan karyawan serta siswa kelas VIIA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.. 7.. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan membantu penulis selama berkuliah di Pendidikan Biologi.. 8.. Segenap staf karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan melayani segala keperluan akademik selama pengerjaan skripsi ini.. 9.. Bapak, Mamak, Mikhael, Pudan yang selalu setia mendoakan dan memberi dukungan kepada saya.. 10. Teman-temanku Erina, Efis, Dani, dan Eka yang bersedia membantu sebagai observer dan selalu mendukung selama penyelesaian skripsi ini. 11. Sahabat – sahabatku May, Heni, Ika, Astrid, dan Esi yang setia mendoakan dan mendukung saya. 12. Teman-teman Pendidikan Biologi 2012 yang selalu mendukung, memberi semangat dan bantuan selama penulis menjalankan studi dan penyelesaian skripsi ini. 13. Keluarga besar dan Pemuda/I Gereja Kristen Nazarene Gloria yang mendukung dalam doa dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungan kepada penulis.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Penulis. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII A SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA Lonni Yayi Amae Zalukhu Universitas Sanata Dharma 2016 Motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VII A masih rendah, disebabkan karena guru monoton menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada materi Ekosistem. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memberikan tindakan dalam dua siklus pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016. Subyek penelitiannya adalah 20 siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Hasil motivasi belajar diperoleh dari kuisioner awal dan kuisioner akhir. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil Postest sedangkan hasil belajar afektif diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa dimana pada siklus I 100% termasuk dalam kategori rendah meningkat menjadi 66,67% siswa termasuk dalam kategori tinggi dan 33,33% siswa termasuk dalam kategori sedang di siklus II. Tetapi model ini belum dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu pada siklus I sebanyak 20% siswa termasuk dalam kategori tinggi dan 80% siswa termasuk dalam kategori sedang dan pada siklus II 100% siswa termasuk dalam kategori sedang. Model ini juga belum dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dimana rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 51,02 dan pada siklus II sebesar 36,82. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa tetapi belum dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa pada materi ekosistem di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Kata kunci : problem based learning, motivasi belajar, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif, , materi ekosistem.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING TO INCREASED THE MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES STUDENTS IN MATERIAL ECOSYSTEM IN THE CLASS VII A JUNIOR HIGH SCHOOL TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA Lonni Yayi Amae Zalukhu Universitas Sanata Dharma 2016 The lack of motivation and the learning outcomes students in science subjects of Biology at the material ecosystem in the class VII A is caused by teacher still monotonous using methods of talk. The research aims to improve the motivation and learning outcomes students by applying Problem Based Learning in material ecosystem. The design of this research was Classroom Action Research by giving the action in the two cycles of learning. This research was conducted on April 2016 with the subjects of research was 20 students in class VII A Junior High School Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. The results of students motivation was obtained from the first of questionnaire sheet and the final of questionnaire sheet. The cognitive study results was obtained from the Postest and the affective study results was obtained from observation sheet. The research result show that the application of Problem Based Learning could increased the affective of the students, in the first cycle 100% including in low category increased to 66,67% including in high category and 33,33% including in medium category in second cycle. But, Problem Based Learning could not increased the students motivation, in first cycle 20% including in high category and 80% including in medium category whereas in second cycle 100% including in medium category. This model could not increased the cognitive study results also, the average of the cognitive study results in first cycle is 51,02% and in the second cycle is 36,82%. The conclusion of this research is the application of Problem Based Learning could increased the affective study results but could not increased the motivation and cognitive study results in material ecosystem in the class VII A Junior High School Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Keywords : Problem Based Learning, the cognitive study results, the affective study results, the motivaton of study, ecosystem.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... x ABSTRACT .......................................................................................................... xi DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi. BAB I. BAB II. PENDAHULUAN ........................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1. B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3. C. Batasan Masalah .......................................................................... 3. D. Tujuan Penelitian......................................................................... 4. E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6. A. Motivasi Belajar .......................................................................... 6. B. Hasil Belajar ................................................................................. 14. C. Model Problem Based Learning .................................................. 24. D. Pembelajaran Ekosistem ............................................................. 29. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III. BAB IV. E. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 30. F. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32. G. Hipotesa ....................................................................................... 35. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36. A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36. B. Setting Penelitian ......................................................................... 37. C. Rancangan Penelitian .................................................................. 37. D. Instrumen Penelitian..................................................................... 41. E. Analisis Data ................................................................................ 43. F. Indikator Keberhasilan ................................................................ 47. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 48. A.. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 48. B.. Deskripsi Penelitian ................................................................. 49. C.. Hasil Penelitian ........................................................................ 58. D.. Pembahasan ............................................................................. 64. 1. Motivasi Belajar ..................................................................... 64. 2. Hasil Belajar Kognitif ............................................................. 66. 3. Hasil Belajar Afektif ............................................................... 70. Kendala dan Hambatan dalam Penelitian ................................ 73. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 75. E.. BAB V. A.. Kesimpulan ............................................................................. 75. B.. Saran ....................................................................................... 76. ............................................................................................. 77. Daftar Pustaka. Lampiran ............................................................................................................. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penetapan Skor Ranah Afektif ........................................................... 44 Tabel 3.2 Pedoman Hasil Belajar Ranah Afektif ............................................... 45 Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi Belajar ....................................... 46 Tabel 3.4 Pedoman Skor Motivasi Siswa ........................................................... 46 Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 47 Tabel 4.1 Data Hasil Motivasi Awal ................................................................... 58 Tabel 4.2 Data Hasil Motivasi Akhir .................................................................. 59 Tabel 4.3 Nilai Rata – rata jawaban soal pilihan ganda dan soal uraian Postest 1 ............................................................................ 60 Tabel 4.4 Nilai Rata – rata jawaban soal pilihan ganda dan soal uraian Postest 2 .......................................................................... 61 Tabel 4.5 Data Hasil Postest I dan Postest II ...................................................... 62 Tabel 4.6 Hasil Belajar Afektif ........................................................................... 63. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 34 Gambar 4.1 Kegiatan Apersepsi Pertemuan I ..................................................... 51 Gambar 4.2 Siswa sedang berdiskusi .................................................................. 52 Gambar 4.3 Kegiatan Apersepsi II ..................................................................... 53 Gambar 4.4 Siswa sedang mempresentasikan hasl diskusi ................................ 54 Gambar 4.5 Siswa sedang mengerjakan Postest ................................................. 58 Gambar 4.6 Grafik Motivasi Belajar Siswa ........................................................ 65 Gambar 4.7 Grafik Hasil Belajar Ranah Kognitif ............................................... 67 Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Ranah Afektif ................................................. 71. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Silabus Pembelajaran .......................................................................................... 79. RPP Siklus I ........................................................................................................ 80. RPP Siklus II ....................................................................................................... 85. Lembar Kerja Siswa 1 ......................................................................................... 89. Lembar Kerja Siswa 2 ......................................................................................... 92. Lembar Kerja Siswa 3 ......................................................................................... 94. Lembar Kerja Siswa 4 ......................................................................................... 96. Kisi – Kisi Soal .................................................................................................. 100 Soal Pretest ......................................................................................................... 101 Soal Postest I ....................................................................................................... 107 Soal Postest II ..................................................................................................... 111 Kunci Jawaban Pretest ........................................................................................ 117 Kunci Jawaban Postest I ..................................................................................... 118 Kunci Jawaban Postest II .................................................................................... 119 Panduan Skoring Postest I .................................................................................. 121 Panduan Skoring Postest II ................................................................................. 123 Hasil Postest I ..................................................................................................... 125 Hasil Postest II ................................................................................................... 126 Hasil Kuisioner Motivasi .................................................................................... 127 Lembar Observasi Siswa .................................................................................... 128 Kuisioner Motivasi Awal ................................................................................... 129 Kuisioner Motivasi Akhir ................................................................................... 130. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prinsip yang penting dalam pendidikan saat ini adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga proses pembelajaran tidak berpusat lagi kepada guru. Tetapi pada kenyataannya saat ini masih banyak proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru tetapi tidak benar-benar memahaminya. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan belajar mengajar yang masih kurang efektif yang dilaksanakan oleh guru. Guru kurang mengaitkan permasalahan di lingkungan sekitar dengan pembelajaran di sekolah. Salah satu materi pelajaran Biologi pada jenjang pendidikan SMP adalah ekosistem. Pembelajaran ekosistem didasarkan pada standar kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan kompetensi dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk hidup lainnya dalam suatu lingkungan. Dalam pembelajaran, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran bila dikaitkan dengan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari yaitu hal-hal yang bisa dia lihat secara langsung. Pembelajaran ekosistem erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang mengajak. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. siswa untuk belajar dari permasalahan yang dia temui secara langsung di dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, salah satu permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Kebanyakan siswa belum sadar atas pentingnya belajar itu sendiri. Sebagian siswa memiliki motivasi belajar dikarenakan adanya dukungan dari keluarga tetapi motivasi dari diri sendiri kebanyakan siswa belum memilikinya. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan, perolehan nilai materi pelajaran ekosistem pada tahun ajaran 2014/2015 hanya 40% yang dikatakan tuntas dengan skor rata-rata kelas sebesar 56,8. Adapun KKM IPA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan adalah 67. Berdasarkan hasil observasi di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, selama pembelajaran masih banyak siswa yang ramai dan tidak mendengar penjelasan guru. Para siswa juga banyak yang bermalas-malasan dan suka berjalan-jalan di dalam kelas padahal guru sudah mengajar di depan kelas. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam memberikan pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan dan pasif. Berdasarkan keadaan tersebut, diperlukan suatu tindakan yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning yaitu pembelajaran 2.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berbasis masalah. Melalui proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam berbagai pengalaman belajar sehingga membuat siswa menjadi lebih termotivasi yaitu menjadi lebih aktif, kritis dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Di Kelas VIIA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah “Apakah penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dalam materi ekosistem ?”. C. Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan tahun ajaran 2015/2016.. 3.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar berkaitan dengan hal yang menjadi penggerak siswa untuk belajar. Dalam penelitian ini motivasi belajar siswa berkaitan dengan kesiapan siswa, keseriusan, partisipasi dan penguasaan materi. 3. Hasil Belajar Hasil belajar berkaitan dengan peningkatan hasil belajar kognitif dan afektif siswa dalam proses pembelajaran 4. Materi Pembelajaran Materi pelajaran yang akan digunakan adalah ekosistem dengan standar kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan kompetensi dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dengan penerapan model Problem Based Learning.. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :. 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Bagi Peneliti Dapat menjadi pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti untuk bekal di masa mendatang terutama dalam penerapan model Problem Based Learning. 2. Bagi guru Dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi guru mengenai model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa 3. Bagi siswa Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka khususnya materi ekosistem 4. Bagi sekolah Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sebagai peningkatan kualitas pembelajaran IPA khususnya biologi.. 5.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar Secara umum banyak orang menyamakan antara “motivasi” dengan kata “motif” untuk menjelaskan alasan seseorang berbuat sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai usaha yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan hal-hal untuk mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak bagi seseorang untuk melakukan sesuatu (Rohmah, 2015). Motivasi adalah salah satu faktor terpenting dalam pengajaran yang efektif. Pakar psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses dalam diri yang menuntun dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan kita melangkah, membuat kita tetap melangkah, dan menentukan kemana kita akan melangkah (Slavin, 2011). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan menjamin siswa untuk tetap belajar serta memberikan arah kepada siswa dalam belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat. 6.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tercapai. Motivasi timbul karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu yang membuat adanya minat belajar dalam diri siswa sehingga mau untuk sungguh-sungguh belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi (Rohmah, 2015). Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku sehingga menimbulkan keinginan untuk belajar lebih semangat lagi. Berikut ini indikator yang dapat dijadikan sebagai patokan motivasi belajar siswa, yaitu : 1. Keinginan untuk berhasil dalam belajar; 2. Semangat dan kebutuhan dalam belajar; 3. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan; 4. Pemberian penghargaan dalam proses belajar; 5. Lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. Motivasi dapat juga dikaitkan dengan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat hal atau keadaan yang berhubungan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Menurut Bernard dalam Rohmah (2015), minat timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan. Maka dari. 7.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. itu yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usagha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal itu, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Rohmah, 2012). Menurut Rumini dalam Irham (2014), motivasi berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena adanya pengaruh dari luar siswa. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri. Oleh sebab itu, peran guru dan orangtua sangat dibutuhkan untuk. 8.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mendorong siswa agar tetap memiliki motivasi dalam belajar dengan memberikan semangat dan sikap positif. Motivasi yang ada pada siswa berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang diikuti dan yang dilakukan oleh siswa . Motivasi yang dimiliki siswa memberikan semangat dan keinginan yang kuat bagi siswa untuk mempelajari sesuatu. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri atau demi tujuan siswa itu sendiri. Misalnya, seorang siswa belajar dengan giat untuk sebuah ujian karena ia menyukai materi pelajaran tersebut. Siswa lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka diberi pilihan, dan juga siswa akan termotivasi jika mereka belajar dalam tantangan yang sesuai dengan keterampilan mereka dan menerima penghargaan yang mempunyai nilai informasi, tetapi hal tersebut tidak digunakan sebagai kontrol. Pujian juga dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Menurut Santrock (2009) ada empat jenis motivasi intrinsik, yaitu : 1. Determinasi dan pilihan personal Siswa termotivasi untuk melakukan sesuatu atas keinginan mereka sendiri bukan karena adanya penghargaan dari luar dirinya. Misalnya, saat siswa mendapat tugas dari sekolah, siswa mengerjakannya dengan baik dan tekun. karena. pembelajarannya. mereka sendiri.. memilih Siswa. untuk. bertanggungjawab. memilih. pembelajarannya karena dia menginginkannya. 9. untuk. peduli. dengan tentang.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Pengalaman optimal dan penghayatan Penghayatan terjadi saat seseorang memiliki kemampuan dalam menguasai sesuatu sehingga ia berkonsentrasi saat melakukan suatu hal. Penghayatan juga terjadi ketika seseorang terlibat dalam tantangan yang tidak terlalu sulit atau tidak terlalu mudah. Tingkat keterampilan dan tantangan yang dirasakan dapat memberikan hasil yang berbeda. Penghayatan dipengaruhi oleh kegiatan belajar yang diciptakan dan tingkat kemampuan siswa. Ketika keterampilan siswa tinggi tetapi kegiatan belajar kurang menantang maka kegiatan pembelajaran menjadi membosankan. Ketika tantangan belajar dan keterampilan siswa rendah, siswa akan malas. Penghayatan paling sering terjadi ketika orang mengembangkan rasa mampu menguasai sesuatu dan tenggelam dalam konsentrasi ketika mereka terlibat dalam sebuah aktivitas. Penghayatan terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan-tantangan yang menurut mereka tidak terlalu sulit atau tidak terlalu mudah. Tingkat keterampilan dan tantangan yang dirasakan dapat memberikan hasil yang berbeda. Penghayatan paling mungkin terjadi dalam area-area yang membuat siswa merasa tertantang dan merasa bahwa mereka mempunyai keterampilan tingkat tinggi. Ketika keterampilan siswa tinggi, tetapi aktivitas memiliki sedikit tantangan hasilnya adalah kebosanan. Ketika baik tantangan maupun keterampilan rendah, siswa merasakan malas. Ketika siswa menghadapi tugas yang 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menantang dan mereka merasa tidak yakin bahwa mereka mempunyai keterampilan yang memadai untuk menguasainya, mereka mengalami kecemasan. 3. Minat Minat dapat dibedakan menjadi minat individual yang dianggap relatif stabil dan minat situasional yang timbul oleh karena pengaruh dari lingkungan dank arena adanya suatu kegiatan yang harus dilakukan. 4. Keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri Lingkungan pembelajaran penting untuk mendorong siswa terlibat secara aktif dan bertanggungjawab dalam pembelajaran mereka. Tujuannya adalah untuk membuat siswa termotivasi untuk berusaha sehingga menjadi lebih tekun dan memahami pembelajaran daripada hanya mengerjakan tugas untuk sekadar memenuhi syarat dan mendapatkan nilai yang bagus. Hal yang terpenting adalah menggabungkan materi pembelajaran dan pembelajaran keterampilan yang memberi arti, khususnya situasi dunia nyata yang berkaitan dengan minat siswa. Motivasi ekstrinsik adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan denga melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik sering kali dipengaruhi oleh penghargaan dan hukuman. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. disebabkan oleh adanya pengaruh dari luar siswa. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi ekstrinsik siswa, yaitu : (Santrock, 2009) 1. Orangtua Orangtua yang berpendidikan tinggi mengerti bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak merupakan hal yang penting, hal ini bertolak belakang dibandingkan orangtua yang kurang berpendidikan. Hidup dalam sebuah keluarga dengan orangtua tunggal, mempunyai orangtua yang sibuk dengan pekerjaan mereka, dan hidup dalam keluarga besar dapat melemahkan prestasi anak. Praktik pengasuhan oleh orangtua juga sangat penting dalam mempengaruhi motivasi siswa. Selain praktik membesarkan anak, orangtua dapat memberikan beragam aktivitas atau sumber-sumber di rumah yang dapat memengaruhi minat dan motivasi siswa untuk mengejar beragam aktivitas di kemudian hari. 2. Teman sebaya Siswa sering membandingkan diri mereka dengan teman sebaya mereka untuk mengetahui dimana posisi mereka secara akademis dan secara sosial. Perbandingan sosial yang positif biasanya menghasilkan harga diri yang lebih tinggi, sedangkan perbandingan negatif menghasilkan harga diri yang lebih rendah. Siswa yang lebih diterima oleh teman-teman sebaya mereka dan yang mempunyai keterampilan sosial yang baik sering kali berhasil di sekolah dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam. 12.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mencapai prestasi akademis. Sebaliknya, siswa-siswa yang suka ditolak oleh teman sebayanya akan lebih sering bermasalah, misalnya prestasi yang rendah dan tidak jarang putus sekolah. 3. Guru Peran guru juga sangat penting dalam memotivasi siswa untuk belajar. Guru yang mendukung dan penuh perhatian terhadap siswanya menjadikan siswa lebih termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan guru yang tidak mendukung dan tidak memperhatikan. Motivasi siswa menjadi optimal ketika guru memberi mereka tugas yang menantang dalam lingkungan yang membuat kemampuan menguasai mereka menjadi lebih baik yaitu meliputi dukungan emosional dan kognitif yang baik, bahan yang berarti dan menarik untuk dipelajari dan dikuasai, serta dukungan yang memadai untuk mandiri dan memiliki inisiatif. Banyak peneliti menyimpulkan bahwa bila pembelajaran mempunyai arti, akan dapat memelihara perhatian dan minat siswa dan melibatkan mereka dalam pembelajaran akan mengurangi kemungkinan siswa untuk merasa terasingkan dari sekolah. Iklim motivasi dan prestasi dari seluruh sekolah memengaruhi motivasi siswa. Sekolah dengan harapan dan standar akademis tinggi, serta dukungan akademis dan emosional yang positif bagi siswa, sering kali mempunyai siswa-siswa yang termotivasi untuk berprestasi.. 13.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Hasil Belajar Belajar adalah interaksi antara individu dengan lingkungannya yang membawa perubahan perilaku pada individu tersebut. Hasil belajar pada dasarnya meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective), sedang belajar psikomotorik memberi hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric) (Ambon, 2014). Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahan secara fungsi. Dalam hal kegiatan belajar mengajar, hasil bisa dilihat bila siswa mengalami perubahan perilaku. Belajar digunakan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku ini merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar (Purwanto, 2013). Tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956 yang diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Majid, 2014). Adapun penjelasan mengenai aspek atau ranah hasil belajar yaitu : 1. Ranah Kognitif Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang yaitu apek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Anderson dan 14.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Krathwohl membuat revisi pada tahun 2001 terhadap taksonomi Bloom pada tataran high order thinking skills sehingga menjadi mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis. (analyzing),. menilai. (evaluating),. dan. menciptakan. (creating). Berdasarkan revisi tersebut dapat kita lihat bahawa sintesis diubah menjadi kreasi (menciptakan) dan ada perubahan dari ranah yang dinyatakan dalam kata benda menjadi kata kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran yang penting adalah keaktifan siswa dalam mengerjakan sesuatu (Majid, 2014). Dalam penelitian ini, ranah kognitif yang digunakan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis dan menilai. 2. Ranah Afektif Secara umum ranah afektif diartikan sebagai keyakinan sikap yang menunjuk kepada arah perubahan batiniah yang semakin baik yang terjadi bila individu sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Tingkatan kemampuan ranah afektif yaitu menerima (receiving), menjawab (responding), menilai (valuing) dan organisasi (organization). Ada 5 (lima) tipe karakteristik yang penting yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.. 15.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Sikap Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, melihat apa tujuan yang ingin dicapai, keseriusan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya yang berhubungan dengan pembelajaran. b. Minat Minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Penilaian minat dapat digunakan untuk : 1) Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran, 2) Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya, 3) Pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik, 4) Menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas, 5) Mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama, 6) Acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,. 16.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7) Mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, 8) Bahan pertimbangan menentukan program sekolah, 9) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. c. Konsep diri Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Konsep diri ini penting untuk menentukan karir peserta didik setelah lulus dari sekolah, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri sehingga dapat memilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. d. Nilai Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan dianggap buruk. Nilai mengacu kepada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.. 17.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e. Moral Moral berkaitan dengan perbuatan yang salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perbuatan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. Ranah afektif lain yang penting adalah : . Kejujuran : peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain dan peserta didik harus belajar untuk berkata dan berbuat dalam berinteraksi dengan orang lain.. . Integritas : peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan artistik dan peserta didik harus berbuat sesuai apa yang dikatakannya.. . Adil : peserta didik harus memahami bahwa semua orang harus mendapat perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan. . Kebebasan : peserta didik harus yakin bahwa Negara yang demokratis memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua orang.. 18.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada perkiraan bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan, dengan metode observasi dapat dilihat dan dinilai secara langsung perilaku maupun sikap siswa dalam pembelajaran. Metode laporan diri beranggapan bahwa yang mengetahui keadaan afektif adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri. Dalam penelitian ini, ranah afektif yang ingin dinilai yaitu sikap, minat, dan nilai. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Penilaian hasil belajar psikomotor meliputi : a. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja b. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan c. Kecepatan mengerjakan tugas d. Kemampuan membaca gambar atau simbol e. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.. 19.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Menurut Dalyono (2010), hal yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor berasal dari dalam diri orang tersebut dan ada pula yang dari luar dirinya. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar. 1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan teman dan orang tua atau karena sebab lainnya ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. b. Intelegensi dan bakat Seseorang yang memiliki intelegensi baik yaitu IQ-nya tinggi umumnya mudah belajar dan hasil belajarnya juga cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar serta lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya. 20.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pun rendah. Bakat, juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang sedang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses. Bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah akan cenderung kesulitan di dalam proses pembelajaran. Biasanya orang yang berbakat dan intelegensinya tinggi akan menjadi orang yang sukses dalam karirnya. c. Minat dan Motivasi Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga timbul dari keinginan diri sendiri. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk memperoleh sesuatu yang dia inginkan itu. Minat belajar dapat timbul dalam diri seseorang antara lain disebabkan oleh karena keinginan yang kuat untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan Motivasi bisa berasal dari dalam diri dan luar diri seseorang.. Seseorang. yang belajar. dengan. motivasi. kuat. akan. melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang rendah, akan membuat seseorang malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas 21.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang berhubungan dengan pelajaran. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya dalam belajar. d. Cara belajar Cara belajar juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar seseorang. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan dan kesimpulan, apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran. 2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga Orang tua memberi pengaruh yang besar terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang berkaitan dengan orang tua antara lain tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, 22.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak dan tenang atau tidaknya situasi di dalam rumah. b. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas dan perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah. Demikian juga jumlah murid yang terlalu dbanyak di dalam kelas dapat mempengaruhi motivasi siswa. Kinerja guru juga dalam mempersiapkan pembelajaran, cara mengajar, kedekatan dan kepeduliannya dengan murid juga dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. c. Masyarakat Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berkependidikan , terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Teatapi sebaliknya, tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. belajar berkurang. Tetapi hal ini tidak menjadi patokan utama yang menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar. Keadaan masyarakat mungkin kurang baik, tetapi jika dalam diri siswa adalah keinginan belajar yang kuat, keadaan tersebut tidak akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Sebaliknya, jika keadaan masyarakat disekitar siswa baik, tetapi dalam diri siswa tersebut tidak ada keinginan untuk belajar, maka hasil belajar mungkin saja tidak baik. d. Lingkungan Sekitar Keadaan. lingkungan. tempat. tinggal. juga. sangat. penting.untuk. mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, lau lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang di sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Keinginan belajar yang kuat dari siswa juga sebaiknya didukung dengan keadaan sekitar siswa yang membantu dia untuk lebih berkonsentrasi. Oleh sebab itu, akan sangat baik jika siswa belajar di lingkungan yang kondusif.. C. Model Problem Based Learning Model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada 24.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. permasalahan – permasalahan praktis sebagai acuan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan – permasalahan yang diberikan oleh guru. Menurut Savoie dan Hughes, strategi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik antara lain : a. Belajar dimulai dari permasalahan b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa c. Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri e. Menggunakan kelompok kecil f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja (Wena, 2011) Tahapan – tahapan Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah menurut Fogarty adalah sebagai berikut: (Wena, 2011) a. Merumuskan masalah b. Mendefinisikan masalah c. Mengumpulkan fakta d. Menyusun hipotesis e. Melakukan penyelidikan f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefenisikan g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif 25.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah Di bawah ini merupakan fase dan perilaku yang dilaksanakan dalam Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah : (Kurniawan, 2014) Fase – fase. Perilaku Pendidik. Fase 1 : memberikan. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran,. orientasi tentang. mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistic. permasalahannya. penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Fase 2 :. Pendidik. membantu. peserta. didik. mengorganisasikan. mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas. peserta didik untuk. – tugas belajar terkait dengan permasalahan. meneliti Fase 3 : membantu. Pendidik mendorong peserta didik untuk. investigasi mandiri dan. mendapatkan. informasi. yang. kelompok. melaksanakan. eksperimen. dan. tepat, mencari. penjelasan dan solusi Fase 4 :. Pendidik membantu peserta didik dalam. mengembangkan dan. merencanakan dan menyiapkan artefak –. mempresentasikan. artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman,. artefak exhibit. video, dan model – model serta membantu. 26.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mereka untuk menyampaikan kepada orang lain Fase 5 : menganalisis. Pendidik membantu peserta didik melakukan. dan mengevaluasi. refleksi terhadap investigasinya dan proses –. proses mengatasi. proses yang mereka gunakan. masalah. Kelebihan dan kelemahan model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah menurut Aminandar dalam Kurniawan (2014) antara lain : 1. Kelebihan Problem Based Learning a. Realistis dengan kehidupan nyata siswa Masalah – masalah yang disajikan di dalam pembelajaran berkaitan dengan hal – hal yang ditemukan siswa dalam kehidupannya sehari – hari sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi. b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa Guru dapat membuat konsep pembelajaran dengan model ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa sehingga tujuan – tujan pembelajaran bisa tercapai.. 27.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. c. Memupuk sifat inkuiri siswa Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus mencari tahu, mengumpulkan informasi, mencari penjelasan dan solusi sehingga pembelajaran yang inkuiri dapat terlaksana. d. Retensi konsep menjadi kuat Siswa bukan hanya sekedar tahu dan menghafal materi, tetapi dengan model ini siswa akan lebih memahami konsep materi dari permasalahan – permasalahan yang diberikan. e. Memupuk kemampuan problem solving Dengan model ini, siswa dituntut untuk menganalisis masalah, mencari tahu, dan mencari solusi akan permasalah yang diberikan sehingga melatih kemampuan problem solving siswa. Berdasarkan kelebihan tersebut dapat dipahami bahwa model Problem Based Learning dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual. 2. Kelemahan Problem Based Learning a. Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks b. Sulitnya mencari masalah yang relevan c. Sering terjadi perbedaan pemahaman konsep d. Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan 28.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan kelemahan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penggunaan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan masalah yang relevan yang dapat dipahami siswa supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman konsep dalam memecahkan masalah. Kelemahan – kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan mencari dukungan dari sekolah terkait penyediaan alat. Pendidik kiranya lebih banyak membaca jurnal – jurnal penelitian sehingga saat terjadi pemahaman konsep yang berbeda, guru bisa meluruskan hal tersebut dengan alasan – alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendidik juga harus mengikuti perkembangan pengetahuan sehingga permasalahan yang diangkat dalam pembelajaran dapat relevan. D. Pembelajaran Ekosistem Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk hidup lainnya dalam suatu lingkungan. Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda – benda tak hidup. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekosistem dengan Standar Kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dan Kompetensi Dasar 7.1. Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.. 29.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Materi pokok dalam ekosistem meliputi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah tentang komponen penyusun ekosistem, hubungan antara komponen ekosistem, dan pola interaksi antar organisme dalam ekosistem.. E. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini maka peneliti menggunakan beberapa hasil penelitian sebagai berikut : 1. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya (Kurniawan, 2014). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung dan terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari siklus I kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan observasi dan anlisis LKS sebesar 60,76% meningkat pada siklus II mencapai 81,88%. Nilai rata – rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 58% meningkat pada siklus II mencapai 81%. Hasil belajar afektif pada siswa pada siklus I sebesar 61,53% dan meningkat pada siklus II mencapai. 30.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 84,16%. Hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I sebesar 61,53% meningkat pada siklus II mencapai 80,76%. 2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan persentase dari setiap aspek kemampuan berpikir kreatif, pada siklus I tidak mencapai semua target. Perolehan dari aspek fluency adalah sebesar 69,70%, aspek flexibility sebesar 63,64%, aspek originality sebesar 47,73%, aspek elaboration sebesar 56,82% dan aspek evaluation sebesar 49,42%. Hasil dari siklus II meningkat tetapi ada aspek yang tidak mencapai tujuan. Adapun perolehan nilai dari setiap aspek yaitu perolehan dari aspek fluency adalah sebesar 79,55%, aspek flexibility sebesar 73,11%, aspek originality sebesar 54,55%, aspek elaboration sebesar 60,23% dan aspek evaluation sebesar 57,58%. Oleh karena itu, maka dilanjutkan siklus III. Target dapat diperoleh pada siklus III ini. Adapun perolehan nilainya yaitu perolehan dari aspek fluency adalah sebesar 85,86%, aspek flexibility sebesar 78,03%, aspek originality sebesar 63,64%, aspek elaboration sebesar 60,23% dan aspek evaluation sebesar 62,12% (Purnamaningrum, 2012).. 31.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yaitu kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata kelas untuk mata pelajaran IPA siswa kelas VII A pada pokok bahasan ekosistem adalah 56,8 atau dibawah KKM IPA SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yaitu 67. Permasalahan yang juga sering terjadi selama pembelajaran yaitu masih banyak siswa yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru serta banyak siswa yang bermalas – malasan dan berjalan – jalan di dalam kelas. Dalam mengajar, guru juga masih menggunakan metode ceramah. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah. Problem Based. Learning. Model ini merupakan suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar melalui permasalahan – permasalahan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari hal – hal yang ditemukan siswa sehari –hari (familiar) sehingga siswa dapat mengikuti dengan baik. Dalam proses pembelajaran juga dipilih masalah – masalah yang berhubungan dengan orang banyak sehingga dirasakan manfaatnya. Pembelajaran ini juga membuat siswa lebih aktif di kelas karena dengan model ini menuntut siswa untuk mencari tahu, menembangkan, dan mempresentasikan hasil diskusi.. 32.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014) penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu juga dari hasil penelitian Purnamaningrum, dkk (2012) penerapan model Problem Based Learning, dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang berpengaruh juga pada peningkatan hasil belajar. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, kelebihan penerapan model Problem Based Learning, dan hasil penelitian yang relevan maka peneliti menerapkan model Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan pada materi ekosistem. Berikut bagan kerangka berpikir :. 33.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian yang relevan Latar belakang masalah di sekolah  . . Kurangnya motivasi siswa dalam belajar Pembelajaran yang monoton yaitu guru lebih sering menggunakan metode ceramah Pencapaian KKM pada materi ekosistem rendah. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung pada materi Interaksi Makhluk Hidup (Kurniawan, 2014). Penerapan model Problem Based Learning (PBL) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X -10 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dalam pembelajaran biologi (Purnamaningrum,2012). Tindakan Penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada materi ekosistem. Hasil yang diharapkan Motivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir. 34.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. G. Hipotesa Hipotesa dari penelitian ini adalah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan.. 35.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah – masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Menurut Arikunto (2007), penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang memang sengaja dilakukan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik –praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Reflektif maksudnya yaitu dilakukan refleksi dan tindakan lanjutan setelah diadakannya tindakan yang berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas (Taniredja, 2010).. 36.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Setting Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa – siswi kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang beralamat di Jl. Taman Siswa No. 25, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 C. Rancangan Penelitian a. Pra Tindakan 1) Mengidentifikasi masalah dengan menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian pada materi Ekosistem dari tahun sebelumnya. 2) Melakukan kegiatan observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar dan mengajar di kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. 37.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) Studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian. 4) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang bersangkutan. 5) Meminta surat ijin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. 6) Menghubungi pihak SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dengan menemui kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPA dengan menyerahkan surat ijin dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. b. Siklus I 1) Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, dilakukan penyusunan tindakan berupa persiapan pembelajaran, yaitu : -. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. -. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrument pembelajaran. -. Menyusun instrument pengumpulan data, antara lain : 1) Soal – soal yang berkaitan dengan materi ekosistem 2) Lembar observasi belajar siswa 3) Kuesioner motivasi belajar siswa 38.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2) Pelaksanaan (Acting) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu pendidik akan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok yang masing – masing mendapatkan LKS untuk didiskusikan. Setelah melaksanakan kegiatan diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikannya di depan kelas. 3) Observasi (Observing) Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam tahap ini, observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis, sedangkan afektif diperoleh menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner motivasi siswa. 4) Evaluasi (Evaluating) Evaluasi yang dilakukan berupa post test. Semua tahap – tahap di atas digunakan sebagai bahan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan selanjutnya. 5) Refleksi (Reflecting) Dalam tahap ini, hasil yang diperoleh selama proses belajar mengajar, hasil tes dan lembar observasi siswa dibahas dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kekurangan dan kelebihan selama 39.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. proses siklus I. Hasil refleksi antara observer dan peneliti digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan menjadi tindak lanjut dalam siklus II. c. Siklus II 1) Perencanaan (Planning) Sebelum melaksanakan siklus II, peneliti terlebih dahulu merencanakan pelaksanaan berdasarkan refleksi siklus I. Adapun perencanan untuk siklus II, yaitu : -. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. -. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrument pembelajaran. -. Menyusun instrument pengumpulan data, antara lain : 1) Soal – soal yang berkaitan dengan materi ekosistem 2) Lembar observasi belajar siswa 3) Kuesioner motivasi belajar siswa. 2) Pelaksanaan (Acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah kegiatan yang telah direncanakan dalam RPP. Pada tahap pelaksanaan ini, pendidik akan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok yang masing – masing mendapatkan. 40.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LKS untuk didiskusikan. Setelah melaksanakan kegiatan diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikannya di depan kelas. 3) Observasi (Observing) Tahap ini sama seperti siklus I yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. 4) Evaluasi (Evaluating) Kegiatan evaluasi dengan memberikan post test. 5) Refleksi (Reflecting) Hasil yang sudah diperoleh dari tahap observasi dan evaluasi pada siklus II ini seperti tes evaluasi, kuesioner motivasi siswa dan lembar observasi siswa akan dibahas kemudian ditarik kesimpulan. Apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus II, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan akan mencapai target indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada. penelitian ini adalah instrument. pembelajaran dan instrument pengumpulan data. 1. Instrumen pembelajaran Instrumen pembelajaran pada penelitian ini berupa silabus, RPP untuk siklus I dan siklus II serta Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus I dan siklus II. 41.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes Tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan – pertanyaan yang di harus dijawab atau perintah – perintah yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa, nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai – nilai yang dicapai oleh siswa lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono, 2011) Untuk menilai keberhasilan siswa dalam ranah afrktif maka akan diberikan tes tertulis. Tes tertulis yang diberikan berupa pre test dan post test. b. Non Tes Teknik penilaian non – tes berarti melaksanakan penilaian pada pembelajaran dengan tidak melakukan tes. Dalam penelitian ini, instrument non tes yang digunakan ada dua jenis yaitu observasi dengan lembar observasi dan kuesioner. Lembar observasi digunakan untuk menilai siswa dalam ranah afektif yang akan dinilai oleh obsever selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk kuesioner akan digunakan 42.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk melihat motivasi belajar siswa. Siswa akan mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. E. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data hasil belajar pada penelitian ini mencakup dua ranah yaitu ranah kogniti dan ranah afektif. Penghitungan hasil belajar setiap ranah adalah sebagai berikut. 1. Ranah Kognitif Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah ini menggunakan tes tertulis. Adapun teknik penghitungannya adalah :. 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =. ∑ Skor yang diperoleh x 100 ∑ Skor maksimal. Setiap siswa dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ 67 yaitu sesuai dengan KKM di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =. ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎. 43.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Ranah Afektif Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Adapun hasil dari observasi dapat dihitung menggunakan rumus : r. 𝑞 = t x 100%. Keterangan : q = presentasi skor hasil observasi aktivitas siswa r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa t = skor maksimal Penetapan skor untuk menilai hasil belajar siswa dalam ranah afektif, yaitu : Tabel 3.1Penetapan Skor Ranah Afektif Alternatif Jawaban. Skor. Tinggi. 3. Sedang. 2. Rendah. 1. 44.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Adapun pedoman untuk menilai hasil belajar dalam ranah afektif, yaitu : Tabel 3.2 Pedoman Hasil Belajar Ranah afektif No. Skor Siswa. Kategori Sikap atau Minat. 1. 77,79 ≤ q ≤ 100. Tinggi. 2. 55,56 ≤ q ≤ 77,78. Sedang. 3. 33,33 ≤ q ≤ 55,55. Rendah. 3. Kuesioner Motivasi Belajar Pada penelitian ini, kuesioner motivasi belajar siswa terdiri dari pernyataan – pernyataan dimana tiap – tiap pernyataan disediakan empat alternative jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Empat alternative jawaban itu antara lain sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Pernyataan – pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif. Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut :. 45.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi Belajar Alternatif Jawaban. Skor Pernyataan positif. Pernyataan Negatif. Sangat Setuju (SS). 4. 1. Setuju (S). 3. 2. Tidak Setuju (TS). 2. 3. Sangat Tidak Setuju (STS). 1. 4. Selanjutnya diubah ke dalam persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =. Skor total siswa x 100% skor maksimal x jumlah pernyataan. Pedoman untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.4 Pedoman Skor Motivasi Siswa No.. Skor Siswa. Kategori Sikap dan Minat. 1. 77 ≤ q ≤ 100. Tinggi. 2. 51 ≤ q ≤ 76. Sedang. 3. 25 ≤ q ≤ 50. Rendah. 46.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Indikator Keberhasilan Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Hasil. belajar. Instrumen. siswa Post test. aspek kognitif. Indikator Ketercapaian Siswa mencapai nilai kriteria. ketuntasan. belajar ≥ 67 dengan persentase sebesar 75% siswa mencapai KKM Hasil. belajar. siswa Lembar. aspek afektif. Siswa. Observasi Sikap. siswa. selama. mengikuti. proses. belajar mencapai. mengajar 70%. termasuk. yang dalam. kategori tinggi Motivasi belajar siswa. Kuesioner belajar siswa. motivasi Motivasi belajar siswa mencapai. 70%. termasuk kategori tinggi. 47. yang dalam.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 12 April 2016 – 26 April 2016 yang bertempat di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dengan subjek penelitian 20 siswa dari 29 siswa di kelas VII A. Subjek penelitian hanya memakai 20 siswa saja, karena 9 siswa yang lain tidak mengikuti kegiatan penelitian secara keseluruhan. Tidak hadirnya siswa tersebut dikarenakan sakit dan tidak masuk tanpa keterangan. Maka pada analisis data, hasil yang digunakan yaitu data dari 20 siswa yang mengikuti keseluruhan kegiatan penelitian. Penelitian ini seharusnya hanya terlaksana selama dua minggu yaitu dari tanggal 12 April 2016 – 21 April 2016, dengan empat kali pertemuan yaitu pada tanggal 12 April, 14 April, 19 April dan 21 April. Tetapi pada tanggal 21 April, untuk kelas VII diliburkan dikarenakan siswa kelas IX mengadakan ujian sekolah, sehingga pertemuan keempat diundur pada tanggal 26 April. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII A SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan pada materi ekosistem. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada awal siklus dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif maka. 48.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dilakukan Postest I di akhir siklus I dan Postest II di akhir siklus II. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif maka dilakukan observasi oleh observer dengan panduan lembar observasi yang sudah disediakan. Untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa maka di awal siklus I diberikan lembar kuisioner awal yang harus diisi siswa dan pada akhir siklus II juga diberikan kuisioner yang merupakan kuisioner akhir.. B. Deskripsi Penelitian 1. Siklus I Siklus I mulai dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 14 April 2016 dengan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 5x40 menit. Pertemuan pertama mempelajari tentang Satuan – satuan Penyusun Ekosistem dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pertemuan kedua mempelajari tentang Komponen Penyusun Ekosistem dengan alokasi waktu 3x40 menit. a) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2016 yang dilaksanakan mulai pukul 09.55 – 12.10 WIB yaitu pada jam ke 5, 6, dan 7, tetapi setelah jam ke 5 ada istirahat 15 menit. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah memberi salam dan memperkenalkan diri kepada siswa. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru memberikan lembar kuisioner awal untuk mengukur motivasi awal siswa dalam pembelajaran biologi. Setelah. 49.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1Penetapan Skor Ranah Afektif
Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi Belajar
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diharapkan pelaksanaan praktek kerja industri lebih ditingkatkan lagi sehingga siswa betul-betul dapat mengaplikasikan kompetensi kejuruan

kain sutra, elektron dari gelas berpindah ke kain sehingga batang gelas bermuatan positif dan menarik balon konduktor yang bermuatan negatif (demo). • Jika batang gelas digosok

kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara Online melalui portal LPSE (http://lpse.jatengprov.go.id) kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kelet - Jepara,

Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula hasil cipta,

: maksimal besarnya file yang bisa didownload secara : jika mode ini diaktifkan,maka semua browser dan akses http/web dari client akan diarahkan

Evaluasi bagi mahasiswa yang sudah mulai menulis usulan disertasi dan bagi Promovendus yang sudah mulai menulis disertasi adalah setiap akhir semester, dan HARUS menyerahkan

Undang-undang Dasar 1945 adalah produk dari manusia yaitu masyarakat Indonesia yang dijadikan oleh Negara Indonesia sebagai Dasar Negara Oleh karena itu

[r]