• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN JUDUL HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENCAPAIAN PERAN IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK II SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALAMAN JUDUL HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENCAPAIAN PERAN IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK II SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

HALAMAN JUDUL

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENCAPAIAN PERAN IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

NGAGLIK II SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

FIJAR KALIWANTONO 12/PSIK/2212016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

KATA PENGANTAR

Assallamu’allaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil „Alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Rahman dan Rahim, karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“Hubungan Konsep Diri dengan Pencapaian Peran Ibu Primipara di Wilayah

Kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman, Yogyakarta”.

Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada penghulu umat Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga, para sahabat, dan para Tabi‟in yang telah memelopori zaman jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang.

Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantudalam menyelesaikan usulan penelitian ini, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.M.B selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Yanita Trisetyaningsih, M.Kep selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Afi Lutfiyati, M.Kep selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

5. Retno Mawarti, S.Pd., M.Kes. selaku penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan saran serta masukan terhadap skripsi ini.

6. Kepala Puskesmas Ngaglik II Sleman yang telah memberikan ijin penelitian diwilayah kerjanya.

7. Kepada responden yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

8. Kedua orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat pada penulis selama penyusunan skripsi.

9. Teman-teman PSIK Kelas A dan teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik 2012/2013.

10. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu pengetahuan.

Wassallamu’allaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, September 2016

Fijar Kaliwantono 2212016

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... iiii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii ABSTRACK ... xiv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6 BAB II ... 8 TINJAUAN PUSTAKA ... 8 A. Masa Nifas ... 8 B. Konsep Diri ... 9

C. Pencapaian Peran Ibu ... 13

D. Kerangka Teori ... 19

E. Kerangka Konsep Penelitian ... 20

F. Hipotesa .... ... 20

BAB III ... 21

METODE PENELITIAN ... 21

A. Rancangan Penelitian ... 21

B. Lokasi dan Waktu ... 21

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix Halaman D. Variabel Penelitian ... 24 E. Definisi Operasional ... 25

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 25

G. Validitas dan Reliabilitas ... 29

H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ... 29

I. Etika Penelitian ... 32

J. Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 33

BAB IV ... 37

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan Penelitian ... 41

C. Keterbatasan Penelitian ... 47

BAB V ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... ... 48

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Ibu Primipara yang Melahirkan Dalam Tiga Bulan

Terakhir Tahun ... 22

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel ... 25

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ... 26

Tabel 4.Kategorisasi Variabel Konsep Diri ... 27

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Pencapaian Peran Ibu ... 27

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 39

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Konsep Diri ... 39

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pencapaian Peran Ibu Primipara ... 40

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Model Of Maternal Role Attainment ... 15 Gambar 2.Kerangka Teori ... 19 Gambar 3.Kerangka Konsep Peneitian ... 20

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Surat Izin Studi pendahuluan Bupati Kabupaten Sleman Cq.BAPPEDA Sleman

Lampiran 2 Surat Izin Studi pendahuluan KesBangPol Sleman

Lampiran 3 Surat Izin Studi pendahuluandiPuskesmas Ngaglik 2 Sleman Lampiran 4 Surat Izin Studi pendahuluan dari BAPPEDA Sleman

Lampiran 5 Surat Rekomendasi Izin Studi pendahuluan dari KesBangPol Sleman Lampiran 6 Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 Lembar Informed Consent dan Kuesioner

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Bupati Kabupaten Sleman BAPPEDA Sleman Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman Lampiran 11 Surat Izin Penelitian Puskesmas Ngaglik II Kabupaten Sleman Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 13 Surat Rekomendasi Penelitian Kantor Kesatuan Bangsa Sleman Lampiran 14 Surat Izin Penelitian BAPPEDA

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian Puskesmas Ngaglik II Lampiran 16 Rekap Kuesioner dan Hasil Olah Data Lampiran 17 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENCAPAIAN PERAN IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK II

SLEMAN YOGYAKARTA

Fijar Kaliwantono1, Yanita Trisetyaningsih2, Afi Lutfiyati 3

INTISARI

Latar Belakang: Pencapaian peran sebagai seorang ibu terjadi setelah

melahirkan, dimana seorang ibu membutuhkan adaptasi agar dapat mencapai perannya dengan baik. Keberhasilan adaptasi tersebut sangat dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki ibu. Konsep diri yang baik akan membawa dampak yang baik pada pencapaian peran ibu, begitu juga sebaliknya konsep diri yang kurang baik juga akan menghambat dalam pencapaian peran ibu.

TujuanPenelitian: Untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan pencapaian

peran ibu primipara.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan

teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebesar 31 ibu primipara yang telah dilakukan kriteria inklusi dari Puskesmas Ngaglik II Sleman, Yogyakarta. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank.

Hasil Penelitian: Ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di

Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta memunyai konsep diri positif 17 (54,8%). Sebagian besar pencapaian peran ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta dalam kategori yang cukup 21 (67,7%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Spearman Rank diperoleh p-value sebesar 0,007 dengan kekuatan hubungan adalah sedang ρ=0,473 (0,400-0,599).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan

pencapaian peran ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta dengan kekuatan hubungan sedang.

Kata Kunci:konsep diri, pencapaian peran, ibu primipara 1

Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2

Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3

Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiv

ASSOCIATION BETWEEN SELF CONCEPT WITH THE MATERNAL ROLE ATTAINMENT OF PRIMIPARAS IN PRIMARY HEALTH

CENTER NGAGLIK II SLEMAN DISTRICT

Fijar Kaliwantono1, Yanita Trisetyaningsih2, Afi Lutfiyati 3

ABSTRACT

Background: Role attaintment as a mother occurs after childbirth, in which a

mother in need of adaptation in order to reached her role well. The success of the its adaptation is strongly influenced by the mother's self concept. A good self concept will bring a good impact on maternal role attaintment, otherwise poor self-concept would hinder maternal role attaintment.

Objective: To determine association between self concept with the maternal

primiparas.

Method: This study used cross sectional method by purposive sampling

technique. The total sample of 31 mothers primipara appropriate inclusion criteria in Ngaglik II Health Center Sleman Yogyakarta. Data analysis used Spearman Rank test.

Results: Primipara mothers who had infants aged 6-12 weeks at Ngaglik II Health

Center, Sleman Yogyakarta has a positive self-concept 17 (54.8%). Most maternal role attainment who had infants aged 6-12 weeks at Ngaglik II Health Center, Sleman, Yogyakarta in enough category 21 (67.7%). Based on Spearman rank test results obtained p-value of 0.007 with a correlation coefficient is moderate ρ= 0.473 (0.400 to 0.599).

Conclusion: There is a significant association between self concept with the

maternal role attainment of primiparas in primary health center Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta with moderate correlation coefficients .

Keywords: self concept, role attainment, primipara mothers 1

Student of Nursing at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2

Lecturer of Nursing Sciences Program at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3

Lecturer of Nursing Sciences Program at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masa setelah melahirkan disebut juga masa transisi. Pada masa ini, seorang wanita akan mengalami perubahan fisik dan psikologis. Menurut Achumacher dan Meleis (1994) dalam Bahiyatun (2009), masa peralihan seorang wanita akan mengalami perubahan besar, antara lain perubahan identitas, peran, hubungan, kemampuan, dan perilaku. Selain itu pada masa transisi, seorang wanita akan mengalami perubahan fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural dan spiritual. Kondisi yang memengaruhi pengalaman pada masa peralihan antara lain pemahaman, harapan, tingkat pengetahuan, lingkungan, tingkat perencanaan, serta kondisi fisik dan emosional yang baik. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup setelah proses persalinan dan pencapaian peran baru menjadi seorang ibu (Reeder & Sharon, 2011).

Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan dari seorang yang menduduki suatu posisi atau kedudukan tertentu dalam masyarakat. Salah satu peran seorang wanita di masyarakat adalah menjadi seorang ibu. Peran yang harus dijalankan sebagai seorang ibu adalah membimbing, mendidik, dan membesarkan anaknya. Peran yang dijalankan seseorang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya terkait status yang dimilikinya (Abdullah, 2006).

Pengalaman melahirkan memberikan kontribusi besar dalam pembentukan peran sebagai ibu. Masa ini disebut sebagai masa peralihan atau masa transisi. Menurut Achumacher dan Meleis (1994) dalam Bahiyatun (2009), masa peralihan seorang wanita akan mengalami perubahan besar, antara lain perubahan identitas, peran, hubungan, kemampuan, dan perilaku. Selain itu pada masa transisi, seorang wanita akan mengalami perubahan fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural, dan spiritual. Kondisi yang memengaruhi pengalaman pada masa peralihan antara lain pemahaman, harapan, tingkat pengetahuan, lingkungan,

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

tingkat perencanaan, serta kondisi fisik dan emosional yang baik. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup setelah proses persalinan dan peran baru menjadi ibu. Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri (Reeder & Sharon, 2011).

Menurut Rubin, pencapaian peran ibu dimulai sejak awal kehamilan sampai 6 bulan setelah melahirkan. Kemajuan dalam interaksi antara ibu dan bayi baru lahir yang terus berlanjut akan memfasilitasi ikatan dan perlekatan dan akhirnya mengarah kepada pencapaian peran maternal (Reeder & Sharon, 2011). Mercer (1985) mendefinisikan pencapaian peran ibu sebagai suatu proses di mana seorang ibu dapat mencapai kemampuannya dalam menjalankan perannya sebagai ibu, mengintegrasikan perilaku keibuannya sampai mereka menemukan peran baru dimana mereka mencapai kepercayaan diri dan keselarasan dengan identitas barunya. Respon perilaku kepada harapan perannya adalah reflektif dan terlihat dalam kepedulian dan kemampuan caring untuk bayinya, sikap dan cinta untuk kesenangannya dengan bayinya, dan penerimaan tanggung jawab dari perannya sebagai ibu (Mercer,1995).

Pencapaian peran ibu berbeda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Pencapaian peran ibu idealnya akan tercapai setelah 6 minggu postpartum (Mercer, 2004). Penelitian Oktafiani et al. (2013) di Desa Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, didapatkan hasil bahwa dari 22 responden sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang kurang baik yaitu 20 responden (90,9%).

Koniak-Griffin (1993) dan Mercer (2004) mengidentifikasi beberapa variabel yang dapat memengaruhi pencapaian peran ibu, antara lain: usia, status perkawinan, kepercayaan diri ibu untuk menjalankan perannya, persepsi terhadap pengalaman melahirkan, status psikologis, tipe kepribadian, konflik peran, status kesehatan bayi, dukungan sosial, stres, dan status sosial ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pencapaian peran ibu primipara, di mana belum pernah memunyai pengalaman menjalankan peran sebagai ibu sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Nakamura et al. (2014) menyebutkan bahwa pada ibu primipara, kenyamanan menjadi ibu secara signifikan berkorelasi

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

dengan kepercayaan diri ibu berkaitan dengan pengetahuan ibu, keterampilan perawatan bayi, dan kepuasan ibu. Ibu akan dapat mencapai keterampilan perawatan bayi sampai usia 4 bulan setelah melahirkan dan ini akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Dukungan baik secara fisik dan psiko-sosial berperan penting dalam membangun kepercayaan diri ibu (Mercer, 1985, dalam Ozkan & Polat, 2011). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ozkan dan Polat (2011) menyebutkan bahwa ada hubungan yang positif secara signifikan antara kepercayaan diri ibu dengan pencapaian peran ibu dan persepsi terhadap bayinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Cooke et al. (2006) menyatakan bahwa ibu yang tidak memunyai identitas maternal yang baik dalam memberikan Air Susu Ibu (ASI) memunyai kecenderungan untuk menghentikan pemberian ASI lebih cepat dan penghentiannya lebih karena alasan lain dibandingkan dengan masalah menyusui. Sebaliknya ibu yang memunyai kepercayaan yang tinggi tentang pentingnya menyusui dalam memperoleh peran ibu cenderung memberikan ASI lebih lama meskipun dengan masalah menyusui.

Pencapaian peran sebagai seorang ibu terjadi setelah melahirkan, dimana seorang ibu membutuhkan adaptasi agar dapat mencapai perannya dengan baik. Keberhasilan adaptasi tersebut sangat dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki ibu. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen, 1991 dalam Bahiyatun, 2010). Konsep diri yang baik akan membawa dampak yang baik pada pencapaian peran ibu, begitu juga sebaliknya konsep diri yang kurang baik juga akan menghambat dalam pencapaian peran ibu.

Konsep diri juga salah satu faktor yang memengaruhi pencapaian peran ibu. Bee dan Oetting dalam Bryar (2008) mengatakan asumsi yang mendasari teori Mercer tentang pencapaian peran ibu adalah ibu memunyai konsep diri yang relatif stabil. Konsep diri diperoleh melalui sosialisasi seumur hidup yang menentukan bagaimana ibu menjelaskan dan merasakan peristiwa serta

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

persepsinya tentang respon bayi dan orang lain terhadap perannya sebagai ibu, sepanjang situasi kehidupannya.

Dari penelitian Oktafiani et al.(2013) di Desa Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, didapatkan hasil bahwa dari 22 responden dengan konsep diri baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang baik yaitu 19 responden (86,4%). Dan 22 responden yang memiliki konsep diri kurang baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang kurang baik yaitu 20 responden (90,9%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 mei 2016 dengan melakukan wawancara pada 5 responden ibu primipara yang berada di Puskesmas Ngaglik II, 3 responden diantaranya mengatakan beberapa bulan awal setelah melahirkan belum merasa percaya diri dan bingung sehingga masih diajarkan oleh orang tua dalam hal merawat bayinya. Sedangkan 2 responden lain menyatakan sudah memunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu melakukan perawatan bayinya secara mandiri hanya setelah beberapa hari pasca bersalin.

Saat ini, penelitian tentang pencapaian peran ibu di Indonesia sangat jarang dilakukan. Beberapa artikel tentang pencapaian peran ibu (maternal role attainment) di tingkat internasional dilakukan pada lebih dari 10 tahun.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah kerja puskesmas ngaglik II Sleman, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah kerja puskesmas ngaglik II Sleman, Yogyakarta?”

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinyahubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah puskesmas ngaglik II Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya konsep diri ibu primiparadi wilayah puskesmas ngaglik II Sleman,Yogyakarta.

b. Diketahuinya pencapaian peran ibu primipara di wilayah puskesmas ngaglik II Sleman, Yogyakarta.

c. Diketahuinyakeeratan hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah kerja puskesmas ngaglik II Sleman, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Memberikan gambaran dan informasi bagi tenaga kesehatan dan masyarakat tentang hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu. 2. Secara Praktis

a. Bagi Ibu Primipara

Menjadi bahan pertimbangan bagi para ibu primipara untuk dapat memaksimalkan pencapaian peran ibu sehingga keterikatan ibu dan bayi dapat terjalin dengan baik.

b. BagiTenaga Kesehatan Puskesmas Ngaglik II Sleman

Sebagai salah satu dasar untuk melakukan suatu usaha dalam meningkatkan pencapaian peran ibu misalnya konseling.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan wawasan mengenai pentingnya hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu dan sebagai tambahan acuan untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan pengembangan penelitian serupa.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

E. Keaslian Penelitian

1. Oktafianiet al. (2013). Pengaruh Usia dan Konsep Diri terhadap Pencapaian Peran Ibu Saat Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Bojongsari, Purbalingga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 44 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 22 responden dengan konsep diri baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang baik yaitu 19 responden (86,4%). Dan 22 responden yang memiliki konsep diri kurang baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang kurang baik yaitu 20 responden (90,9%). Berdasar uji statistik non parametik dengan rumus rank spearman

diperoleh hasil ρ=0,001. Nilai ρ<α artinya ada pengaruh antara konsep diri

terhadap pencapaian peran ibu Nilai koefisien korelasi 0,774 menunjukkan bahwa pengaruh antara konsep diri terhadap pencapaian peran ibu memunyai hubungan yang kuat. Persamaan penelitian: desain penelitian cross-sectional, variabel dependent: pencapaian peran ibu, instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian: lokasi penelitian, variabel independent 2 variabel: pengaruh usia dan konsep diri, teknik pengambilan sampel dengansimple random sampling.

2. Ozkan dan Polat (2011). Pengembangan pendidikan identitas kehamilan pada pencapaian peran ibuprimipara.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model kuasi-eksperimental pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling yaitu sebanyak 120 sampel . Hasil penelitian bahwa pelatihan pengembangan identifikasi yang diberikan untuk ibu meningkat rata-rata skor yang diambil dari skala “Diriku sebagai Ibu, Bayi saya dan Skala Kepercayaan Diri Pharis”; Peningkatan ini bermakna secara statistik. Ada korelasi positif yang signifikan antara Skala Self-Confidence Pharis rata-rata skor post-test dan skala Diri-Sendiri sebagai Ibu dan Bayi Saya. Rata-rata skor pretest "My Baby" Skala diperoleh oleh ibu pada kelompok eksperimental studi (33,46±4,39) ditemukan telah meningkat secara signifikan setelah pendidikan yang diberikan

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

(36,46±7,65; p=0,001). Di sisi lain, tidak ada perbedaan yang signifikan diamati antara pretest dan rata-rata skor posttest diperoleh oleh ibu pada kelompok kontrol dari "My Baby" Skala (p=0,159). Persamaan penelitian: variabel dependent pencapaian peran ibu. Perbedaan penelitian: lokasi penelitian, variabel independent pengembangan pendidikan identitas kehamilan. Model penelitian menggunakan kuasi-eksperimental pretest-posttest, teknik pengambilan sampel denganrandom sampling.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pusat kesehatan masyarakat Ngaglik II terletak di Jalan Tentara Pelajar Km.13, Kayunan Donoharjo Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, merupakan pusat kesehatan yang tidak melayani rawat inap. Ditinjau dari pembagian wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik II, maka Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik II di Kecamatan Ngaglik dengan luas wilayah 21,52 km2, terdiri atas 3 desa, 46 dusun dan jumlah penduduk 43.933 orang terdiri dari 21.803 (49,63%) penduduk laki-laki, serta 22.130 (50,37%) penduduk wanita. Jumlah kepala keluarga (KK) sebesar 15.140 KK dan 1087 KK adalah KK Miskin. Wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik II meliputi tiga desa yaitu Desa Donoharjo, Sariharjo, Sukoharjo, dengan batas-batas :

a. Desa Donoharjo:

1) Sebelah Utara : Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem 2) Sebelah Selatan : Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik 3) Sebelah Timur : Desa Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik 4) Sebelah Barat : Desa Pendowoharjo Kecamatan Sleman b. Desa Sariharjo:

1) Sebelah Utara : Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik 2) Sebelah Selatan : Desa Sinduadi Kecamatan Mlati 3) Sebelah Timur : Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik 4) Sebelah Barat : Desa Sendanghadi Kecamatan Mlati c. Desa Sukoharjo :

1) Sebelah Utara : Desa Umbulmartani Kecamatan Ngemplak 2) Sebelah Selatan : Desa Wedomartani Kecamatan Ngemplak 3) Sebelah Timur : Desa Widodomartani Kecamatan Ngemplak 4) Sebelah Barat : Desa Sardono Kecamatan Ngaglik

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Luas wilayah dari wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik II adalah 21,52 km2 dan terdiri dari 3 Desa, 46 Dusun, 109 RW dan 295 RT dan 68 Posyandu. Jumlah tenaga kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Ngaglik II adalah 42 orang, terdiri dari Pegawai Negri Sipil 25 orang, badan layanan umum daerah (BLUD) 10 orang, pegawai tidak tetap (PTT) 2 orang, pekerja harian lepas (PHL) 1 orang, dan obsersing 4 orang. Kegiatan kesehatan ibu dan anak (KIA) di pusat kesehatan masyarakat Ngaglik II antara lain:

1. Angka kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu

2. Deteksi dini kanker leher Rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis clinical breast examination (CBE)

3. Kunjungan ibu hamil, persalinan di tolong tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu nifas

4. Tablet zat besi (FE) pada ibu hamil

5. Penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal 6. Keluarga berencana (KB)

7. Air Susu Ibu(ASI) Eklusif

8. Imunisasi Hepatitis B dan Bacillus Celmette-Guerin (BCG) 9. Vitamin A

10. Balita ditimbang

2. Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta sebanyak 31 ibu. Karakteristik responden berdasarkan umur bayi, umur ibu, pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan dijelaskan pada Tabel 6.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur bayi 6 minggu 7 22,6

7 minggu 2 6,5

8 minggu 5 16,1

9 minggu 1 3,2

10 minggu 4 12,9

12 minggu 12 38,7

Umur ibu Dewasa Muda 14 45,2

Dewasa Tengah 17 54,8

Pekerjaan Tidak bekerja 19 61,3

Bekerja 12 38,7 Pendidikan Dasar 2 6,5 Menengah 21 67,7 Tinggi 8 25,8 Pendapatan Rendah 21 67,7 Tinggi 10 32,3

(Sumber: Data Primer, 2016)

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa hasil penelitian ini bayi ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman,Yogyakarta terbanyak berumur 12 minggu sebanyak 12 (38,7%) responden. Umur ibu dalam kategori dewasa tengah sebanyak 17 (54,8%) responden. Sebagian besar ibu tidak bekerja sebanyak 19 (61,3%) responden. Tingkat pendidikan ibu yang berpartisipasi lebih banyak tamat tingkat menengah dengan pendapatan kategori rendah sebanyak 21 (67,7%) responden.

3. Gambaran Konsep diri

Konsep diri diukur menggunakan kuesioner sebanyak 50 item pertanyaan diperoleh rerata (mean) 154. Gambaran konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta ditampilkan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Konsep Diri

Konsep diri Frekuensi (n) Persentase (%)

Negatif 14 45,2

Positif 17 54,8

Jumlah 31 100,0

(Sumber : Data Primer, 2016)

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta memunyai konsep diri positif sebanyak 17 (54,8%) responden

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

lebih banyak dibandingkan ibu dengan konsep diri negatif sebanyak 14 (45,2%) responden.

4. Gambaran Pencapaian Peran Ibu Primipara

Pencapaian peran ibu primipara diukur menggunakan kuesioner sebanyak 25 item pertanyaan dan ditemukan nilai rerata (mean) 105 dan standar deviasi 6. Gambaran pencapaian peran ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta ditampilkan dalam Tabel 8.

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pencapaian peran ibu primipara

Pencapaian peran ibu Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 2 6,5

Cukup 21 67,7

Baik 8 25,8

Jumlah 31 100,0

(Sumber : Data Primer, 2016)

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa sebagian besar pencapaian peran ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta dalam kategori yang cukup sebanyak 21 (67,7%) responden. Pencapaian peran ibu primipara kategori baik sebanyak 8 (25,8%) responden dan kurang sebanyak 2 (6,5%) responden.

5. Hubungan Konsep Diri dengan Pencapaian Peran Ibu Primipara

Hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara Korelasi Spearman Rank dengan α=5% ditampilkan dalam tabel 9.

Tabel 9 Hubungan Konsep Diri dengan Pencapaian Peran Ibu Primipara

Konsep Diri

Pencapain Peran Ibu

Ρ P

Kurang Cukup Baik

N % N % n %

Negatif 1 3,25 13 41,9 0 0,0 0,473 0,007

Positif 1 3,25 8 25,8 8 25,8

Jumlah 2 6,5 21 67,7 8 25,8

(Sumber : Data Primer, 2016)

Tabel 9 menunjukkan bahwa ibu primipara dengan konsep diri negatif lebih banyak pencapaian peran ibu kategori cukup sebanyak 13 (41,9%) responden. Ibu dengan konsep diri positif lebih banyak pencapaian peran ibu kategori cukup dan baik masing-masing sebanyak 8 (25,8%) responden. Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Korelasi Spearman

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Rank diperoleh koefisien korelasi ρ sebesar 0,473 dengan p-value sebesar 0,007 (p<0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pencapaian peran ibu. Nilai koefisien korelasi dengan ρ didapatkan nilai sebesar 0,473 yang artinya bahwa tingkat hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu dalam kategori sedang karena terletak pada rentang 0,400-0,599.

B. Pembahasan Penelitian 1. Konsep Diri

Ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta memunyai konsep diri positif 17 (54,8%) lebih banyak dibandingkan ibu dengan konsep diri negatif 14 (45,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Oktafiani et al. (2013) dengan judul pengaruh usia dan konsep diri terhadap pencapaian peran ibu di Desa Bojongsari Kabupaten Purbalingga, dari 22 orang responden penelitian 11 orang (50%) memiliki konsep diri yang positif.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1991 dalam Bahiyatun, 2010). Menurut Burns (dalam Hutagalung, 2007) ciri dari individu yang memiliki konsep diri negatif sangat peka dan sulit menerima kritik dari orang lain, sulit berinteraksi dengan orang lain, sulit mengakui kesalahan, kurang mampu mengungkapkan perasaan dengan cara yang wajar, menunjukkan sikap mengasingkan diri, merasa tidak berdaya, tidak menyukai persaingan, dan malu-malu. Individu dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Individu tersebut tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan, mudah menyerah sebelum menghadapi sesuatu dan ketika gagal akan cenderung menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

sesuatu, termasuk juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, tapi sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang. Adanya perbedaan perkembangan konsep diri tersebut memunculkan sebuah pertanyaan pada peneliti mengapa ada individu yang memiliki konsep diri positif sedangkan yang lainnya memiliki konsep diri negatif. Konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Fitts, 1971 dalam Agustiani, 2006) yaitu Pengalaman, kompetensi, aktualisasi diri. Sedangkan menurut (Stuart & Sundeen, 1991 dalam Bahiyatun, 2010), ada beberapa faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan self perception (persepsi diri sendiri).

Konsep diri yang negatif dalam penelitian disebabkan Usia ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II yang sebagian besar berada pada usia dewasa muda yaitu berusia antara <25 tahun sebanyak 7 orang (22,5%). Berbeda dengan ibu primipara dengan usia dewasa tengah (25-35 tahun) sebanyak 10 (32,2%). Konsep diri ibu primipara yang usianya di rentang dewasa tengah lebih baik daripada responden yang memiliki usia direntang dewasa muda.

Usia memberikan dampak pengalaman seorang ibu sehingga dicapai kematangan psikologis, demikian juga konsep diri, konsep diri yang baik memberikan dampak yang baik pula pada pencapaian peran ibu. Hal ini sesuai dengan keadaan umum di Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta yang sebagaian besar umur ibu dewasa tengah. Hasil penelitian juga diperkuat poleh teori Zakiyah (2005), menyatakan bahwa secara fisik maupun mental sudah mampu atau sudah ada kesiapan menerima peran sebagai isteri dalam rumah tangga. Kedewasaan ibu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ibu yang telah dewasa secara psikologis akan lebih terkendali emosi maupun tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda.

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

Dari karakteristik responden lainnya tingkat pendidikan dalam penelitian ini juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam hal konsep diri ibu primipara. Dari hasil penelitian, konsep diri ibu negatif dapat disebabkan karena ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II sebagian besar tingkat pendidikannya adalah menengah, yaitu sebanyak 11 orang (35,4%).

2. Pencapaian peran ibu primipara

Pencapaian peran ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta dalam kategori yang cukup 21 (67,7%). Pencapaian peran ibu primipara kategori baik 8 (25,8%) dan kurang 2 (6,5%).

Menurut Bryar (2008), pencapaian peran ibu (maternal role attainment) merupakan proses yang bersifat interaktif dan berkembang yang terjadi sepanjang waktu, selama ibu melekat dengan bayinya, memperoleh kecakapan dalam melakukan tugas-tugas yang diperlukan dalam peran itu, dan mengungkapkan rasa senang dan puas pada peran tersebut. Penerimaan peran meliputi interaksi aktif penerima peran dan pasangan peran, setiap respon untuk memberi isyarat dari orang lain dan mengubah tingkah laku sesuai dengan respon orang lain. Faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian peran ibu antara lain fator ibu meliputi: usia ibu, persepsi terhadap kelahiran bayi, pemisahan dini ibu dan bayi, stres sosial, dukungan sosial, konsep diri, kepribadian, sikap mengasuh bayi, dan status kesehatan ibu. Sedangkan faktor bayi meliputi: kemampuan memberikan isyarat, penampilan, daya tanggap, tempramen bayi, dan kesehatan bayi.

Dalam penelitian ini usia mempunyai pengaruh dalam hal pencapaian peran ibu. Pencapaian peran ibu yang kurang disebabkan usia ibu primipara di wilyah Puskesmas Ngaglik II yang sebagian besar berada pada usia dewasa tengah yaitu berusia antara 25-35 tahun sebanyak 12 orang (38,7%). Berbeda dengan ibu primipara dengan usia dewasa muda (<25 tahun) sebanyak 9 (29%). Pencapaian peran ibu primipara yang usianya di

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

rentang dewasa tengah lebih banyak daripada responden yang memiliki usia direntang dewasa muda.

Hasil penenlitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Supartini (2004) menyatakan bahwa rentang usia ibu sangat berpengaruh untuk menjalankan peran pengasuhan. Apabila terlalu muda atau tua mungkin tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikologis. Selain mempengaruhi aspek fisik, umur ibu juga mempengaruhi aspek psikologi ibu, ibu usia muda sebenarnya belum siap untuk menjadi ibu dalam arti keterampilan mengasuh anaknya. Ibu muda ini lebih menonjolkan sifat keremajaannya daripada sifat keibuannya (Soekanto, 2004).

Dari karakteristik responden lainnya tingkat pendapatan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam tercapainya pencapaian peran ibu. Dari hasil penenlitian pencapaian peran ibu kurang dapat disebabkan ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II yang sebagian besar tingkat pendapatannya adalah rendah yaitu sebanyak 14 orang (45,1%). Sedangkan tingkat pendapatan ibu yang tinggi dalam kategori pencapaian peran ibu cukup yaitu sebanyak 7 orang (22,5%). Pencapaian peran ibu primipara direntang cukup lebih banyak daripada responden yang memiliki tingkat pendapatan dalam rentang tinggi.

3. Hubungan Konsep Diri dengan Pencapaian Peran Ibu Primipara

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Korelasi Spearman Rank diperoleh koefisien korelasi ρ sebesar 0,473 dengan p-value sebesar 0,007 (p<0,05) yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara. Nilai koefisien korelasi dengan ρ didapatkan nilai sebesar 0,473 yang artinya bahwa tingkat hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu dalam kategori sedang karena terletak pada rentang 0,400-0,599. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Oktafiani et al. (2013) di Desa Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, didapatkan hasil bahwa dari 22 responden dengan konsep diri baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang baik yaitu 19 responden (86,4%).

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Dan 22 responden yang memiliki konsep diri kurang baik, sebagian besar memiliki pencapaian peran ibu yang kurang baik yaitu 20 responden (90,9%). Hasil penelitian menunjukkan Ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta memunyai konsep diri positif. Pencapaian Peran Ibu Primipara yang memiliki konsep diri positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif, menganggap dirinya berharga dan cenderung menerima diri sendiri dan sebagaimana adanya. Sebaliknya Ibu Primipara yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan penerimaan diri yang negatif pula. Konsep diri merupakan suatu gagasan kompleks yang memengaruhi cara seseorang dalam berfikir, berbicara, bertindak, cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain, pilihan yang harus diambil seseorang, kemampuan untuk bertindak, dan mengubah sesuatu. Keseimbangan konsep diri sangat memengaruhi kesehatan individu, karena individu dengan konsep diri yang baik akan memiliki keseimbangan dalam kehidupan (Salbiah, 2003).

Hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat konsep diri ibu primipara positif dengan pencapaian peran ibu yang berada pada kategori kurang . Hal ini dapat disebabkan karena pada karakteristik responden, terdapat banyak faktor yang memengaruhi hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara. Usia ibu dalam penelitian ini menjadi salah satu faktor pencapaian peran ibu yang kurang. Usia ibu terbanyak yaitu pada usia dewasa tengah (25-35 tahun). Usia ibu sangat berpengaruh dalam menjalankan peran sebagai ibu, apabila usia ibu terlalu muda atau terlalu tua kemungkinan ibu tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal karena dibutuhkan kekuatan fisik dan psikologis yang baik. Begitu juga tingkat pendidikan ibu yang dalam penelitian ini terbanyak pada kategori menengah, dan tingkat pendapan yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan pencapaian peran ibu primipara menjadi terganggu walaupun konsep diri ibu dalam kateori yang positif.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Konsep diri dianggap sebagai pemegang peranan kunci dalam pengintegrasian kepribadian individu, di dalam memotivasi tingkah laku serta di dalam pencapaian kesehatan mental (Burns, 1993). Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana individu akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang individu berfikir bahwa dirinya bisa, maka cenderung berhasil, dan bila individu tersebut berfikir bahwa dirinya akan gagal maka sebenarnya telah menyiapkan dirinya untuk gagal. Dapat dikatakan bahwa konsep diri sebagai gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri dan konsep diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengintegrasian kepribadian, memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya akan tercapainya kesehatan mental (Calhoun dan Acocella, 1990).

Sedangkan penelitian Nakamura et al. (2014) menyebutkan bahwa pada ibu primipara, kenyamanan menjadi ibu secara signifikan berkorelasi dengan kepercayaan diri ibu berkaitan dengan pengetahuan ibu, keterampilan perawatan bayi, dan kepuasan ibu. Ibu akan dapat mencapai keterampilan perawatan bayi sampai usia 4 bulan setelah melahirkan dan ini akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Dukungan baik secara fisik dan psiko-sosial berperan penting dalam membangun kepercayaan diri ibu (Mercer, 1985, dalam Ozkan & Polat, 2011). Konsep diri juga salah satu faktor yang memengaruhi pencapaian peran ibu primipara. Bee dan Oetting dalam Bryar (2008) mengatakan asumsi yang mendasari teori Mercer tentang pencapaian peran ibu adalah ibu memunyai konsep diri yang relatif stabil. Konsep diri diperoleh melalui sosialisasi seumur hidup yang menentukan bagaimana ibu menjelaskan dan merasakan peristiwa serta persepsinya tentang respon bayi dan orang lain terhadap perannya sebagai ibu, sepanjang situasi kehidupannya.

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini mengalami kesulitan dalam mencari alamat rumah responden dikarenakan data alamat yang didapat dari Puskesmas Ngaglik II Sleman tidak mencatat alamat secara lengkap seperti RT maupun RW.

2. Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu hanya meneliti satu faktor, yaitu konsep diri. Masih terdapat faktor lain, seperti usia ibu saat kelahiran pertama, persepsi tentang pengalaman melahirkan, pemisahan dini ibu-bayi, stres sosial, dukungan sosial, kepribadian, sikap mengasuh bayi, dan status kesehatan ibu.

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di wilayah Puskesmas Ngaglik II Sleman, Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa:

1. Ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakartasebagian besar memunyai konsep diri positif sebanyak 17 (54,8%) responden.

2. Sebagian besar pencapaian peran ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggudiWilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta dalam kategori cukup sebanyak 21 (67,7%) responden.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara yang memunyai bayi usia 6-12 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman,Yogyakarta p=0,007.

4. Keeratan hubungan antara konsep diri dengan pencapaian peran ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik II, Sleman, Yogyakarta berada pada

kategori sedang ρ=0,473 (0,400-0,599).

B. Saran

1. Bagi Ibu Primipara

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para ibu primipara untuk dapat memaksimalkan pencapaian peran ibu sehingga keterikatan ibu dan bayi dapat terjalin dengan baik.

2. BagiPuskesmas Ngaglik II Sleman

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk melakukan suatu usaha dalam meningkatkan pencapaian peran ibu misalnya konseling.

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan wawasan mengenai pentingnya hubungan konsep diri dengan pencapaian peran ibu dan sebagai tambahan acuan untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan pengembangan penelitian serupa dengan menambahkan faktor-faktor lain yaitu usia ibu saat kelahiran pertama, persepsi tentang pengalaman melahirkan, pemisahan dini ibu-bayi, stres sosial, dukungan sosial, kepribadian, sikap mengasuh bayi, dan status kesehatan ibu.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2006). Sosiologi. Jakarta: Grasindo.

Afiyanti, Y. (2003). Persepsi Menjadi Ibu yang Baik: Suatu Pengalaman Wanita Pedesaan Pertama Kali Menjadi Seorang Ibu. Jurnal Keperawatan Indonesia, volume 7 (2) pg: 54-60.

Agustiani. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama. Alligood, M.R. & Tomey, A.M. (2010). Nursing Theorist and Their Work. 6th ed.

Missouri: Mosby.

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atwater, E. 1983. Psychology of Adjusment: “Personal Growth in Changing World” (2nd edition). New Jersey: Prentice Hall.

Azwar, S. (2015), Reliabilitas dan Validitas, Edisi IV. Cetakan VI. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bahiyatun. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. . (2010). Psikologi Ibu & Anak. Jakarta: EGC.

Bryar. R. (2008). Teori Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.

Burns, R.B. (1993). Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku). Jakarta: Arcan

Colhoun JF, Acocella JR. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. RS Satmoko, penerjemah. Semarang (ID): IKIP Semarang Pr. Terjemahan dari: Psychology of Adjustment and Human Relationships.

Cooke,Schmied, dan Sheehan. (2006). An Exploration of the Relationship between Postnatal Distress and Maternal Role Attaiment, Breast Feeding Problems and Breast Feeding Casation in Australia. Midwifery 23, 66-76 Dahlan, M.S. (2015). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, edisi 6. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia.

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Dharma, K.K. (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Medika.

Feist, J dan Feist, J.G. (2010). Teori Kepribadian. Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock EB.1980. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Istiwidayanti, Soedjarwo penerjemah; Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Developmental Psychology.

Hutagalung. (2007). Pengembangan Kepribadian. Bekasi: Direktorat Jenral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional.

Koniak Griffin, D. (1993). Maternal Role Attainment. Image: The Journal of Nursing Scholarship, volume 25, pg: 257-262.

Lianasari. (2014). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Konsep diri pada Remaja Usia 12-15 Tahun di SMP Negeri 1 Sedayu Bantul Yogyakarta.(Skripsi). Yogyakarta. Stikes Jenderal Achmad Yani.

Lupton, D. (2000). A love/ hate relationship: Theideals and experiences of first-time mothers.Journal of Sociology, volume 36, pg: 50-63.

Mercer, R.T. (1985). The Process of Maternal Role Attainment Over the Firs Year. Nursing Research.voume 34(4),pg: 198-204.

. (1995). Becoming a Mother: Research on Maternal Identity From Rubin to the Present. New York: Springer.

. (2004). Becoming a Mother Versus Maternal Role Attainment. Journal of Nursing Scholarship.Volume 36(3), pg: 226.232.

Nakamura,et al.,(2014). Comfort with Motherhood in Late Pregnancy Facilitates Maternal Role Attainment in Early Postpartum. Tohoku J. Exp. Med volume(235) pg: 53-59.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke-1. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurrobikha dan Burhan. (2015). Konsep Kebidanan. Edisi 1. Yogyakarta: Deep Publish.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Oktafiani, Fajarsari, dan Mulidah. (2013). Pengaruh Usia dan Konsep Diri terhadap Pencapaian Peran Ibu Saat Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. (Skripsi). Purwokerto:Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 5 No.1, Eidisi Juni 2014. Pg. 33-42.

Ozkan dan Polat. (2011). Maternal Identity Development Education on Maternity Role Attainment and Baby Perception of Primiparas. Asian Nursing Research. Vol.5 No.2.

Reeder dan Sharon. (2011). Keperawatan Maternitas. Vol 2. Jakarta: EGC. Salbiah. (2003). Konsep diri. Skripsi. Prodi Keperawatan FK USU. Medan. Saleha, S. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Soekanto, S. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan

Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Edisi 1. Yogyakarta: Andi.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Zakiyah, D. (2005). Politik Hukum Pembatasan Usia Perkawinan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Gambar

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pencapaian peran ibu primipara  Pencapaian peran ibu  Frekuensi (n)  Persentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

There- fore, using a finite mixture of Dirichlets helps correct for the limitations of the unsegmented Dirichlet high- lighted by Fader and Schmittlein (1993). Apart

Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian dipilih

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian dari Agustini (2011), yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Keteramplan Proses Sosial Terhadap Prestasi Belajar

Dengan adanya perancangan sistem informasi manajemen pengendalian kualitas, diharapkan dapat memberikan solusi bagi pihak manajemen perusahaan dalam penyediaan informasi

dengan UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga kefarmasian, dan dalam hal tidak ada ten aga kefarmasian, tenaga kesehatan

Promosi penjualan, kegiatan pemasaran selain personal selling , periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan.. efektifitas pengecer, seperti peragaan,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan kuasannya sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir dengan judul Citra Perusahaan Daerah Air Minum