• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Angina Pektoris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Angina Pektoris"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

( SAP ) ( SAP ) Bidang

Bidang studi studi : : Keperawatan Keperawatan Medikan Medikan Bedah Bedah (KMB)(KMB) Topik

Topik : : Angina Angina PektorisPektoris Sasaran

Sasaran : : Klien Klien dan dan KeluargaKeluarga Hari/Tanggal

Hari/Tanggal : : Kamis, Kamis, 16 16 November November 20172017 Waktu

Waktu : : 15.0015.00

 – 

 – 

 15.35 WIB (1 x 35 mneit) 15.35 WIB (1 x 35 mneit) Tempat

Tempat : : Rumah Rumah Sakit Sakit Dokter Dokter Soedarso Soedarso Pontianak Pontianak (Ruang (Ruang Enggang)Enggang) A.

A. Tujuan Instruksional UmumTujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini, diharapkan klien dan Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini, diharapkan klien dan keluarga mengetahui dan memahami tentang angina pektoris.

keluarga mengetahui dan memahami tentang angina pektoris. B.

B. Tujuan Instruksional KhususTujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini, diharapkan klien dan Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan ini, diharapkan klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :

keluarga dapat menjelaskan kembali tentang : 1.

1. Pengertian Angina PektorisPengertian Angina Pektoris 2.

2. Faktor Penyebab Angina PektorisFaktor Penyebab Angina Pektoris 3.

3. Tanda dan gejala Angina PektorisTanda dan gejala Angina Pektoris 4.

4. Perawatan Angina PektorisPerawatan Angina Pektoris 5.

5. Pengobatan Angina PektorisPengobatan Angina Pektoris C.

C. MateriMateri 1.

1. Pengertian Angina PektorisPengertian Angina Pektoris 2.

2. Faktor Penyebab Angina PektorisFaktor Penyebab Angina Pektoris 3.

3. Tanda dan gejala Angina PektorisTanda dan gejala Angina Pektoris 4.

4. Perawatan Angina PektorisPerawatan Angina Pektoris 5.

5. Pengobatan Angina PektorisPengobatan Angina Pektoris D.

D. MetodeMetode 1.

1. CeramahCeramah 2.

2. Metode DiskusiMetode Diskusi 3.

3. Tanya jawabTanya jawab E.

E. Kegiatan Pendidikan KesehatanKegiatan Pendidikan Kesehatan  No

(2)

1. 5 Menit Pembukaan :

1. Memberi salam 2. Menjelaskan tujuan

 pendidikan kesehatan

3. Menyebutkan materi/pokok  bahasan yang akan

disampaikan 4. Menggali

 pengetahuan/apresepsi siswa/i tentang Angina Pektoris  Menjawab salam, mendengarkan dan memperhatikan 2. 20 menit Pelaksanaan :  Menjelaskan materi

 pendididikan kesehatan secara  berurutan dan teratur.

Materi :

1. Pengertian Angina pektoris 2. Faktor Penyebab Angina

 pektoris

3. Tanda dan gejala Angina  pektoris

4. Perawatan Angina pektoris 5. Pengobatan Angina pektoris  Memberi kesempatan kepada

klien untuk bertanya

 Menjawab pertanyaan klien dengan tepat dan mudah dimengerti  Memperhatikan dan merespon  Memperhatikan dan menyimak materi  Menanyakan hal yang belum jelas  Mendengar dan

memperhatikan 3. 10 menit Penutup :

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

2. Mengajukan pertanyan pada klien tentang materi yang sedang disampaikan 3. Menutup pertemuan dan

 Mendengar dan memperhatikan  Merespon

(3)

mengucapkan salam penutup.  Memperhatikan dan menjawab salam F. Media

1. Leaflet

G. Setting Tempat dan Waktu 1. Setting Tempat

Keterangan :

: Klien dan Keluarga : Penyuluh

2. Waktu

Hari/Tanggal : Kamis, 16 November 2017 Waktu : 15.00

 – 

 15.35 WIB

Lokasi : Ruangan Enggang (O), RSUD DR. Soedarso Pontianak H. Sumber

Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem  Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika.

I. Evaluasi

Metode Evaluasi : Tanya Jawab Jenis Pertanyaan : Lisan (Langsung) Jumlah Soal : 5 soal

1. Apa itu Angina Pektoris ?

2. Apa faktor penyebab Angina Pektoris ?

(4)

4. Bagaimana perawatan Angina Pektoris? 5. Bagaimana pengobatan Angina Pektoris ? Jenis soal : Menguraikan secara lisan

(5)

MATERI A. Definisi

Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan (Brunner & Suddarth, 2005).

Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan kata lain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit aterosklerosis dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama (Smaltzer, 2006). B. Etiologi

1. Aterosklerosis, merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.

2. Spasme arteri koroner

3. Anemia berat, Artritis dan Aorta Insufisiensi 4. Denyut jantung yang terlalu cepat

5. Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh sedikitnya aliran darah ke katup jantung.

6. Penebalan pada di dinding otot jantung, hipertropi, dimana dapat terjadi pada  penderita tekanan darah tinggi sepanjang tahun.

C. Manifestas Klinis

1. Angina pectoris stabil.

a. Muncul ketika melakukan aktifitas berat

 b. Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa nyeri yang datang sebelumnya

c. Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang

d. Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan  pengobatan terhadap angina

e. Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain f. Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres.

2. Angina pectoris tidak stabil.

a. Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan lamanya meningkat.

(6)

c. Tidak dapat diperkirakan

d. Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama

e. Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina f. EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.

3. Angina variant.

a. Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner

 b. EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan selesai.

D. Perawatan Angia Pektoris

1. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam dan lemak seperti keju, daging kambing, sapi, susu, margarin dan alpukat (diet rendah lemak)

2. Hindari merokok dan penggunaan alkohol

3. Hindari aktivitas-aktivitas yang terlalu berat sehingga membuat beban kerja  jantung meningkat cepat

4. Biasakan melakukan teknik nafas dalam 5. Istirahat yang cukup

6. Berolah raga yang optimal dan teratur (3-5x/minggu untuk mencapai  perbaikan kapasitas fungsional yang maksimal) dan hindari stress

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Elektrokardiogram

Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

2. Foto Rontgen Dada

Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina  pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard  jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau

(7)

LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan  pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

4. Uji Latihan Jasmani

Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap  positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.

Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.

5. Thallium Exercise Myocardial Imaging

Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan  pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.

F. Penatalaksanaan Medis

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara  bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui  bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkutan

(8)

1. Farmakologi

a. Golongan nitrat

 Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut, mekanisme venanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner, eveknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskular.  Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi  pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen  jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.

 b. Penyekat beta-adrenergi

Tujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia vebtrikel yang serius. Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan  peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul  bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara

lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol. c. Ca- antagonis

Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekuensi serangan pada beberapa bentuk angina, cara kerjanya memperbaiki spasme koroner dengan cara menghambat tonus vasometer. Obat ini  bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan

(9)

sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

d.  Nitrat dan Nitrit

Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode  bebas nitrat yang cukup yaitu 8

 – 

 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit

adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin. 2.  Non Farmakologis

a. Berhenti merokok, karena merokok  mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras.

 b. Diet

c. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah.

d. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontrasepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

Referensi

Dokumen terkait