• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1

Hasil Penelitian

1.1.1 Profil Sekolah

SD Negeri Magersari 1 terletak di Jalan Rejosari 1 Nomor 1 Kelurahan Magersari Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang. Sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 1608 m2, berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, terletak di lereng Gunung Tidar.

Jumlah siswa SDN Magersari 1 Pada tahun pelajaran 2014/2015 adalah 129 , terdiri dari:

Kelas I : laki-laki 9 perempuan 15 jumlah: 24 Kelas II : laki-laki 8 perempuan 13 jumlah: 21 Kelas III : laki-laki 10 perempuan 10 jumlah: 20 Kelas IV : laki-laki 15 perempuan 8 jumlah: 23 Kelaas V : laki-laki 12 perempuan16 jumlah : 28 Kelas VI : laki-laki 8 perempuan 5 jumlah : 13 Dari 119 siswa tersebut terbagi menjadi 6 rombongan belajar {rombel}.

(2)

40

1.1.2 Sumber Daya Sekolah

Dalam penelitian ini akan di jelaskan tentang sumber daya sekolah yang terdapat di SD Negeri Magersari 1 yang terbagi menjadi 3 sumber daya, yaitu: a. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan bukti dokumen administrasi yang ada di sekolah dapat diperoleh data, bahwa kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan dukungan sumber daya manusia yang terdiri: satu kepala sekolah, 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran, dan satu tenaga tata usaha, dan satu penjaga sekolah.

b. Sumber Daya Fisik

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, SD Negeri Magersari 1 memiliki sumber daya fisik berupa bangunan yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, 6 ruang kelas, ruang UKS, ruang Mushola, ruang perpustakaan, dan rumah penjaga. Sumber daya fisik lain berupa peralatan kantor dan alat peraga pendidikan.

Bangunan ruang di SD Negeri Magersari 1 sebagian besar telah mendapatkan rehab, sehingga menambah kenyamanan siswa dalam belajar.

c. Sumber Daya Keuangan

Sumber daya keuangan SD Negeri Magersari 1 berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat dan Subsidi Bantuan Sekolah

(3)

41

{SBS} dari pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pengelolaan keuangan sekolah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (APBS) Keseluruhan dana yang ada dikelola untuk pelaksanaan dan kelancaran program- program sekolah.

1.1.3Supervisi Klinis di SDN Magersari 1 Kota Magelang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah: Pasal 1 (1) untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional. (2) Standar kepala sekolah/madrasah sebagimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Yaitu salah satunya kompetensi supervisi yang meliputi: 1) Merencanakan

program supervisi pengajaran dalam rangka

peningkatan profesinalisme guru, 2) Melaksanakan

supervisi pengajaran terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. 3) Menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran

terhadap guru dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru. Kepala sekolah mempunyai

kewenangan untuk melaksanakan supervisi,

(4)

42

Kepala sekolah menjelaskan bahwa kegiatan supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 belum dilaksanakan sesuai program supervisi yang telah disusun. Berikut pernyataan kepala sekolah terkait dengan hal tesebut di atas:

“Kami telah menyusun program supervisi klinis namun pelaksanakan belum maksimal karena banyaknya tugas kedinasan yang mendadak”.

Dengan adanya tugas-tugas yang mendadak rencana pelaksanaan supervisi klinis sering tertunda, kadang sering tidak dilaksanakan.

1.1.3.1 Konteks Supervisi Klinis

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sesuai dengan misinya, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagai mestinya.

Komponen-komponen tersebut antara lain: sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga kependidikan yang berkompetensi dibidangnya, adanya struktur organisasi yang teratur dan tak kalah pentingnya adalah peranan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Dengan demikian apabila setiap komponen dalam lembaga pendidikan tersebut berfungsi dengan baik maka pelaksanaan belajar

(5)

43

mengajar akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Agar setiap komponen lembaga pendidikan berfungsi dengan baik sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, perlu adanya supervisi pendidikan. Dalam hal ini implentasi supervisi klinis yang merupakan bagian dari supervisi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Magersari 1. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Kepala sekolah:

“ Tuj u an su pe rvi si klin is ad al ah un tuk

me nin gk atk an kine rj a g u ru d al am

pe mbe laj aran .”

Hal yang sama juga disampaikan oleh gurukelas 2:

“ De ng an d il aks an ak ann y a su pe rvis i

k lin is , gu ru d ap at me mpe rb aik i

pe mbe laj aran di ke las se hingg a h asi l be l aj ar s isw a ak an me ni ngk at .”

Latar belakang yang mendasari perlu dilaksanakannya supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 adalah Supervisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah.

Hal lain yang mendasari perlu pelaksanaan supervisi klinis untuk meningkatkan kinerja guru adalah masih adanya guru yang memiliki masalah

(6)

44

dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh guru kelas 5:

“ ... masih ada guru yang belum bisa menguasai kelas ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, sehingga siswa sering kurang memperhatikan penjelasan guru.”

Penjelasan guru tersebut dipertegas oleh kepala sekolah dengan mengatakan:

“ ....para guru masih perlu ditingkatkan kemampuan untuk menguasai kelas saat kegiatan belajar mengajar”

Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar SDN Magersari 1, berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah heterogen, pendidikan orang tua rata-rata SMA, mayoritas mata pencaharian sebagai pedagang pasar, pedagang kaki lima, dan buruh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi perekonomian orang tua tergolong kelas bawah. Seperti di katakan oleh kepala sekolah:

“Orang tua di sekolah ini rata-rata bermata pencaharaian sebagai pedagang kecil di pasar, pekerja buruh, dan tidak ada yang PNS.”

Perhatian orang tua Siswa SDN Magersari 1 terhadap putranya sangat kurang, orang tua lebih mementingkan urusan mencari nafkah keluarga. Dalam kondisi seperti ini motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar pun kurang. Maka diperlukan suatu

(7)

45

program yang tepat untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar.

Selain itu guru juga dituntut untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan agar hasil pembelajaran lebih maksimal. Hal ini sesuai harapan masyarakat agar putra-putrinya memperoleh pendidikan yang baik. Hal ini sesuai yang diungkapkan kepala sekolah, dengan mengatakan:

“Orang tua berharap agar anaknya selalu naik kelas dan mendapatkan nilai ujian sekolah yang bagus agar dapat masuk ke SMP Negeri.”

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Magersari 1, diperlukan adanya dukungan orang tua dan partisipsi masyarakat. Bentuk dukungan yang diharapkan adalah perhatian dan motivasi belajar kepada para siswa. Namun dukungan orang tua dan masyarakat tidak ada. Seperti di katakan oleh kepala sekolah:

“Orang tua tidak memberikan motivasi belajar pada anaknya, bila anak tidak berangkat ke sekolah orang tua tidak pernah membuatkan surat keterangan.”

Dengan demikian guru sering kesulitan untuk mngetahui alasan anak, bila tidak masuk sekolah. Guru juga berusaha menasihati agar anak selalu rajin dalam belajar.

(8)

46

1.1.3.2 Input Supervisi Klinis

Input atau masukan adalah unsur yang harus tersedia sebelum pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1. Unsur tersebut adalah sumber daya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana. Program supervisi, Dana dan anggaran

1. Sumber daya Manusia.

Keberhasilan supervisi klinis tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia di sekolah tersebut. Berdasarkan data yang ada, sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri Magesari 1 terdiri dari: Seorang kepala sekolah dan 10 guru yang telah berpendidikan S1, seorang tenaga tata usaha berpendidikan S1, dan peserta didik.

Kepala sekolah, guru, dan karyawan di SD Negeri Magersari 1 selalu bekerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Magersari 1.

Setiap guru memiliki tugas utama melaksanakan tugas mengajar dan melaksanakan tugas-tugas tambahan yang diberikan kepala sekolah. Sesuai penjelasan Guru kelas 1:

“Selain mengajar guru-guru masih mengerjakan

tugas-tugas tambahan seperti administrasi

keuangan, inventaris barang, dan kegiatan ekstrakurikuler.”

Input peserta didik SD Negeri Magersari 1 mayoritas berasal dari lingkungan sekolah dengan latar

(9)

47

belakang keluarga yang kondisi sosial ekonominya berada pada kalangan bawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Kepala Sekolah:

“Peserta didik mayoritas berasal dari lingkungan sekolah dengan kondisi sosial ekonomi keluarga kategiori kelas bawah.”

Perhatian orang tua pada pendidikan putranya sangat kurang, hal ini berpengaruh terhadap prestasi pserta didik.

2. Kurikulum

SD Negeri Magersari 1 Kota Magelang pada tahun pelajaran 2014/2015 semester I menggunakan Kurikulum 2013 sedangkan semester II menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

Kurikulum berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam kurikulum memuat aspek yang harus yang harus dilakukan guru, yaitu menyusun program tahunan, program semester, menyusun silabus, menyusun RPP, menentukan KKM, membuat evaluasi, melakukan analisi penilaian, melaksnakan bimbingan, dan menyusun nilai rapor.

Para guru SD Negeri Magersari 1 telah melaksanakan aspek yang harus dilakukan guru dalam administrasi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Sekolah:

(10)

48

“Para guru telah membuat administrasi

pembelajaran sesuai dengan kelas masing-masing, hal ini sesuai hasil dengan pemeriksaan administrasi yang telah dilakukan.”

3. Sarana dan Prasarana.

Berdasarkan observasi di lapangan, sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Magersari 1 sangat mendukung proses pembelajaran dan pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1.

Sarana pendidikan berupa gedung ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang UKS, dan ruang perpustakaan telah memenuhi standar. Ruang perpustakan yang berisi buku-buku fiksi dan non fiksi dapat menjadi sumber belajar bagi siswa.

Pendukung kegiatan pembelajaran di bidang Teknologi Informasi Komputer (TIK) seperti: komputer, LCD, internet, wifi, tape recorder dan alat peraga sudah tercukupi. Sehingga pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan di setiap kelas.

4. Program Supervisi Klinis

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap data Program Supervisi Tahun 2014/2015 pada SD Negeri Magersari 1, diketahui bahwa program supervisi disusun dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu Kompetensi Supervisi. Pogram Supervisi

(11)

49

tahun 2014/2015 SD Negeri Magersari 1 meliputi Supervisi Akademis dan supervisi klinis. Supervisi Akademis dan supervisi klinis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Dana dan anggaran sekolah.

Untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari dukungan dana, bahkan tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Sementara itu dana dan anggaran yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pendidikan di SD Negeri Magersari 1 hanya bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Subsidi Bantuan Sekolah (SBS).

Dana BOS dan SBS tersebut digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan kegiatan sekolah sesuai program yang ada dalam APBS dengan mengacu Juknis pengelolaan dana BOS. Namun tidak semua yang diperlukan sekolah dapat didanai dengan dana BOS karena ada pembatasanan penggunaannya. Sehingga banyak kegiatan yang tidak dilaksanakan karena tidak adanya dukungan dana. Adapun penggalian dana dalam bentuk sumbangan dari orang tua murid tidak dilakukan karena adanya larangan sekolah tidak boleh memungut dana dari orang tua dalam bentuk apapun.

Pelaksanaan supervisi tidak membutuhkan anggaran khusus, karena supervisi klinis merupakan tugas melekat yang dimiliki oleh kepala sekolah.

(12)

50

1.1.3.3 Proses Supervisi Klinis

Proses merupakan rangkaian kegiatan untuk merubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 meliputi: proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan supervisi klinis, dan proses evaluasi. Unsur-unsur tersebut di jabarkan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dan guru.

1. Proses Pengambilan Keputusan.

Dalam program supervisi klinis di awali dengan penetapan tujuan, perencanaan, pengeloaan dan evaluasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara membuat keputusan tentang rencana dan pelaksanaan supervisi klinis.

Dalam pengambilan keputusan Kepala SD Negeri Magersari 1 melibatkan para guru untuk bermusyawarah tentang pelaksanaan supervisi klinis. Sebagaimana dikatakan oleh Kepala sekolah:

“Hal-hal yang menyangkut tentang kegiatan untuk kemajuan sekolah selalu saya rembug dengan guru dan karyawan untuk memperoleh hasil yang maksimal.”

Kepala sekolah telah menyusun program supervisi dengan melibatkan guru, dengan harapan guru mengetahui kapan kegiatan tersebut dilaksanakan dan guru lebih siap disupervisi.

(13)

51

Pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan analisis hasil evaluasi.

Menurut kepala sekolah pelaksanaan supervisi klinis kepada guru melalui 4 tahap: (1) tahap pertemuan pendahuluan, (2) tahap observasi kelas, (3) tahap analisis hasil observasi, (4) tahap pertemuan balikan. Adapun penjelasan tahap tersebut sebagai berikut:

(1) Tahap pertemuan pendahuluan (pra observasi).

Kegiatan kepala sekolah dan guru dalam tahap pertemuan pendahuluan adalah membicarakan rencana tentang keterampilan yang akan diobservasi dan dicatat. Tahap pertemuan pendahuluan memberikan kesempatan kepada guru dan kepala sekolah untuk mengidentifikasi perhatian utama guru kemudian menterjemahkan ke dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati.Pelaksanaan pertemuan pendahuluan juga membicarakan dan menentukan jenis data mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung.

(2) Tahap observasi kelas (kunjugan kelas)

Kepala melaksanakan observasi selama pelajaran berlangsung secara lengkap, dan mencatat apa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Adapun tujuan dari observasi /kunjungan kelas adalah agar analisis dapat dibuat seobjektif mungkin, dan ide pokok dalam observasi ini adalah mencakup apa yang terjadi

selama pelajaran berlangsung sehingga dapat

digunakan dalam analisis dan komentar. (3) Tahap analisis hasil observasi

(14)

52

Pada tahapan ini kepala sekolah menganalisis hasil observasi berdasarkan pengamatannya ketika menilai keterampilan mengajar guru didalam kelas. Pada tahapan ini hasil observasi yang ada dianalisis dan dimaknai oleh kepala sekolah, sehingga dapat digunakan sebagai bekal diskusi dengan guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya dengan tahap analisis hasil observasi ini, kepala sekolah dapat mengetahui kekurangan/kelemahan guru yang harus diperbaiki oleh guru, dimana hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan guru pada tahap berikutnya.

(4) Tahap pertemuan balikan (pembicaraan hasil observasi

dan tindak lanjut oleh guru).

Pertemuan balikan ini merupakan diskusi umpan balik antara kepala sekolah dengan guru. Kepala sekolah menyajikan data sedemikian rupa sehingga guru dapat menemukan kekurangan dan kelebihannya sendiri. Secara lebih rinci langkah-langkah pertemuan balikan ini adalah: 1) Menanyakan perasaan guru tentang apa yang dialaminya dalam mengajar secara umum. 2) Meriview tujuan pelajaran. 3) Meriview target keterampilan serta perhatian utama guru dalam mengajar. 4) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utamanya. 5) Menunjukkan serta mengkaji hasil observasi. 6) Supervisi yang diberikan bersifat bantuan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional. 7) Menanyakan perasaan guru tentang proses dan hasil pelajaran tersebut. 8) Menentukan secara bersama rencana mengajar yang akan datang baik berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang belum dikuasai

(15)

53

dalam kegiatan pembelajaran, maupun keterampilan

yang masih perlu disempurnakan.

3. Proses Evaluasi Supervisi Klinis

Kepala sekolah dan guru SD Negeri Magersari 1

melakukan evaluasi secara bersama tentang pelaksanaan supervisi klinis sesuai program yang telah ditetapkan. Banyaknya kegiatan-kegiatan kepala sekolah di gugus, kecamatan dan kota, serta kegiatan-kegiatan berbagai lomba baik tingkat kecamatan maupun tingkat kota menjadi penghambat pelaksanaan supervis klinis di SD Negeri Magersari 1. Dalam hal ini guru kelas 1 mengatakan:

“Kepala sekolah sering mengikuti kegiatan-kegiatan di luar sekolah, sehingga tahab-tahab supervisi klinis yang telah rencanakan sering tertunda dan seringtidak dilaksanakan.”

Dari hasil studi doumentasi terkait pelaksanaan supervisi menunjukkan bahwa kegiatan supervisi klinis yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Menurut kepala sekolah, pelaksanaan supervisi klinis sering tidak sesuai jadwal serta tindak lanjut sering terlewatkan. Hal ini disebabkan banyaknya kegiatan-kegiatan kepala sekolah yang mendadak, sehingga tahap-tahab supervisi klinis tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Sebagaimana dikatakan kepala sekolah:

(16)

54

“Undangan-undangan kegiatan kedinasan baik dari tingkat kecamatan maupun tingkat kota sering mendadak, sehingga kegiatan di sekolah sering di tinggalkan, termasuk kegiatan supervisi.”

Lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa dalam forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) sering mendengar keluhan yang sama tentang banyaknya kegiatan kepala sekolah.

4.1.3.4 Produk Supervisi Klinis

Proses pelaksanaan supervi klinis di SD Magersari 1 yang kurang maksimal berdampak pada proses kegiatan pembelajaran di kelas. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kurang maksimal berpengaruh kepada prestasi siswa baik akademik ataupun non akademik.

Adapun prestasi akademik SD Negeri Magersari 1 pada ujian nasional/sekolah pada 2 tahun terakhir di tingkat kota masih berada di peringkat bawah dari 72 SD di Kota Magelang. Prestasi lomba-lomba dibidang akademik ditingkat kecamatan juga belum diraih.

Prestasi dibidang non akademik pada cabang seni rebana tingkat kecamatan SD Negeri Magersari 1 pada tahun terakhir memperoleh juara 1. Hal ini karena ada faktor pendukung pelatih dari luar (bukan guru sendiri).

(17)

55

4.2

Pembahasan Penelitian

2.2.1 Evaluasi Konteks Supervisi Klinis

Usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran diantaranya terletak pada peningkatan kemampuan guru dalam mendorong murid-murid kearah tercapainya tujuan. Agar tugas mendidik dan mengajar dapat ditingkatkan guru perlu mendapat pembinaan yang berupa pemahaman tentang pentingnya fungsi supervisi klinis.

Demikian pula SD Negeri Magersari 1 dengan adanya supervisi klinis diharapkan mampu meningkatkan meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Aspek yang yang melatarbelakangi program supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 adalah rendahnya motivasi belajar siswa dan perhatian orang tua terhadap pendidikan.

Guru dituntut untuk bekerja keras menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa agar hasil belajar siswa belajar siswa maksimal.

Berdasakan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis dibutuhkan guru untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran sehingga dapat

(18)

56

meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Magersari 1 Kota Magelang.

4.2.2 Evaluasi Input Supervisi Klinis

Evaluasi input dilakukan pada aspek: sumber daya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana

1. Sumber daya manusia.

Efektifitas pembelajaran di sekolah sangat tergantung kepada peran guru. Guru yang profesional sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Jumlah maupun tingkat pendidikan guru di sekolah menjadi pendukung bagi keberhasilan program sekolah.

Berdasarkan latar belakang pendidikan, guru SD Negeri Magersari 1 telah memenuhi standar kualifikasi akademik yaitu Strat 1 (S1). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi akademik dan kopetensi guru yang berbunyi:

“Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajad, haris memiliki kualifikasi akademik pendidikan miniundiploma empat (D-IV) ata sarjana (S1), PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperolehd dari program studi yang terakreditasi.”

Sumber daya manusia yang ada di SD Negeri Magersari 1 memilki semangat dan kemampuan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Satu orang tenaga administrasi

(19)

57

berpendidikan S1 mempunyai kemampuan mengerjakan tugas-tugas adminstrasi sekolah. Untuk menjaga keamanan lingkungan terdapat seoarang penjaga sekolah.

Kepala sekolah senantiasa memberi motivasi agar seluruh sumberdaya manusia yang ada di SD Negeri Magersari 1 bekerja secara maksimal. Program–program kegiatan sekolah diarahkan untuk untuk memberikan layanan pendidikan pada peserta didik.

Keberhasilan belajar di sekolah dipengaruhi oleh bakat, minat, dan tingkat kecerdasan peserta didik. Mencermati rendahnya motivasi belajar peserta didik di SD Negeri Magersari 1. Guru dituntut untuk menyusun strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi

sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik (Permendiknas No 19 th 2007). Dalam hal ini setiap awal tahun pelajaran kepala sekolah bersama tim

(20)

58

pengembang menyusun KTSP.

Dalam dokumen KTSP SD Negeri Magersari 1 memuat visi dan misi sekolah yang dirumuskan berdasarkan kondisi sekolah, adapun visi tersebut

adalah mensejajarkan mutu pendidikan SD Negeri

Magersari 1 dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Kota Magelang.

Para guru SD Negeri Magersari 1 pada awal tahun pelajaran melakukan review silabus untuk disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Selanjutnya juga menyusun program semester dan program tahunan serta evaluasi yang disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah. Para guru juga melaksanakan analisis KKM mata pelajaran sesuai dengan input sumberdaya manusia, sarana prasarana, dan kedalaman materi pelajaran.

Kurikulum menjadi pedoman bagi personil sekolah untuk melaksanakan program –program sekolah, termasuk didalamnya kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas utama guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan penting untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran, sehingga perlu adanya supervisi klinis.

3. Sarana dan peralatan

Sarana dan prasarana pendidikan di SD Negeri Magersari 1 secara umum mendukung untuk

(21)

59

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan supervisi. Ruang kelas telah dilengkapi dengan LCD sehingga memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Alat peraga dan media pembelajaran yang mendukung kegiatan pembelajaran juga dimiliki.

Media TIK , ruang kelas, ruang guru dan ruang kantor kepala sekolah yang dimiliki SD Negeri Magersari 1 memberikan kemudahan pelaksanaan supervisi klinis.

4.2.3 Evaluasi Proses Supervisi Klinis

Evaluasi proses dilakukan pada aspek: proses pengambilan keputusan, pengelolaan supervisi klinis, proses belajar mengajar, proses evaluasi. Faktor penting dalam kegiatan supervisi klinis diantaranya adalah proses penetapan program supervisi. Dalam pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri magersari 1, pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah melibatkan guru. Keputusan tentang rencana pelaksanaan supervisi di ambil secara musyawarah. Kepala sekolah merima masukan guru tentang rencana pelaksanaan supervisi.

Dalam proses supervisi klinis, kepala sekolah telah memahami tahab-tahab supervisi klinis yang benar, namun kendala yang ditemui dalam pelaksanaan supervisi klinis adalah tahab–tahab supervisi sering terputus atau tertunda karena kepala sekolah sering

(22)

60

mengikuti kegiatan–kegiatan mendadak yang di adakan oleh UPT Dinas Pendidikan kecamatan, Kegiatan K3S, Dinas pendidikan Kota Magelang, dan dari Pemerintah Kota Magelang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses supervisi klinis kepada guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah tidak berjalan maksimal.

4.2.4 Evaluasi Produk Supervisi Klinis

Produk atau hasil pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 kota Magelang adalah peningkatan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran berorientasi pada prestasi yang diraih oleh sekolah dalam prestasi akademik dan non akademik.

Berdasarkan uraian hasil penelitian menunjukkan, bahwa prestasi akademik dan non akademik di SD Negeri Magersari 1, 2 tahun terakhir belum maksimal. Satu prestasi non akademik dalam lomba rebana tingkat kecamatan diperoleh karena pelatihnya dari luar sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek produk supervisi klinis di SD Negeri Magersari 1 belum sesuai dengan yang di harapkan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum ibu bersalin dilakukan perlakuan mendengarkan Ayat Suci Al- Qur’an sebagian besar ibu mengalami nyeri berat atau 69.6%,

Di antara kelompok-kelompok shifatiyah itu, ada yang memahami ayat-ayat tajassum dengan pengertian yang apa adanya dan disertai dengan paham tamtsil (perumpamaan)

Penetapan Lulus Wawancara Calon Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kabupaten Aceh Besar pada Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.. KECAMATAN

Dalam proses penafsiran yang menggunakan perspektif teologi pembebasan, diperlukan pula wawasan yang luas terkait dengan konteks teks dan konteks hidup masa kini,

Tidak Diverifikasi Verifier ini tidak dapat dilakukan penilaian karena selama periode audit 3 (tiga) bulan terakhir (Desember 2016 s/d Februari 2017) PT GK

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Color contrast / Fluorescence Arus Magnetisasi AC DC, HWDC, FWDC Practical Specific MT ISHOMA. 5 Prinsip Dasar PT Practical of PT Quality Control Practical Practical