• Tidak ada hasil yang ditemukan

IR OSCE MATA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IR OSCE MATA.docx"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI 4A

Kelopak Mata Blefaritis Hordeolum Trichiasis Konjungtiva Benda asing di

konjungtiva Konjungtivitis Subkonjungtiva hemmorhagic Mata kering (dry eyes) Sklera Episkleritis Akomodasi dan Refraksi Hipermetropia, Miopia ringan Astigmatisme Ringan

Presbiopia Buta Senja

KOMPETENSI 3B

Kelopak Mata Laserasi Kelopak Mata

Glaukoma Glaukoma Akut

KOMPETENSI 3A

Kelopak Mata Kalazion Konjungtiva Pterigium

Kornea Keratitis Xerophtalmia

Sklera Skleritis

COA (bilik anterior) Hifema Hipopion

Iris dan Korpus Siliaris

Iritis Iridosklitis

Akomodasi dan Refraksi

Anisometropia pada dewasa

Glaukoma Glaukoma lainnya

Apparatus Lakrimalis

(2)

KONJUNGTIVITIS  Mata MERAH, visus NORMAL

Definisi:

Peradangan konjungtiva/radang selaput lendir yang melapisi belakang kelopak (tarsal) dan bola mata (bulbi)

Gejala Klinis:

1. Hiperemi konjungtiva bulbi dan atau tarsal 2. Injeksi konjungtiva bulbi dan atau tarsal 3. Lakrimasi

4. Sekret yang nyata di pagi hari

5. Pseudoptosis (karena kelopak bengkak)

6. Kemosis, hipertrofi papil, folikel, pseudomembran/membran, flikten, sikatrik/granulasi

7. Mata terasa seperti ada benda asing/pasir 8. Adenopati preaurikular

9. Keluhan: silau, mata berair, gatal  Pemeriksaan Fisik:

1. Cuci tangan

2. Pemeriksaan visus  normal 3. Pemeriksaan segmen anterior a. Kesejajaran mata: simetris

b. Rima palpebra, daerah sekitar mata (bulu mata, palpebra, alis) c. Konjungtiva: palpebra, bulbi, fornix

- Sekret

- Oedema palpebra

- Konjungtiva tarsal folikel (virus) - Cobble stone (alergi)

- Injeksi konjungtiva - Trantus dot (alergi)

- Adakah: hiperemis, injeksi konjungtiva, lakrimasi (sekret pagi), pseudoptosis (kelopak bengkak), kemosis (mata bengkak), corpal/benda asing, hipertrofi papil (cobble stone), folikel, membran/pseudomembran, granulasi, flikten, adenopati preaurikular

d. Kornea

- Mengkilat/jernih atau keruh - Sensibilitas kornea

e. COA: dalam atau dangkal f. Reflek Pupil: Direk dan Indirek g. Lensa:

- Jernih/Keruh - Shadow test (+)/(-)

(3)

Tatalaksana 1. Edukasi:

a. Jangan dikucek b. Jangan pegang mata c. Jangan bergantian handuk d. Bersihkan sekret

e. Cuci tangan habis membersihkan/oles salep f. Kompres air hangat tiap pagi agar tidak lengket g. Pakai Kacamata (untuk melindungi dari kotoran)

h. Jika alergi  hindari alergen dan kompres dengan air dingin untuk hilangkan edema

i. Jaga kebersihan lingkungan

j. Rujuk jika ada komplikasi (keratokonjungtivitis), tidak sembuh (bakteri 1 minggu, viral dan alergi 2 minggu)

2. Medikamentosa: a. Bakteri R/ Cendo lyteers ED fl No I S 4 dd gtt I ODS R/ Ciprofloksasin 0.3% ED fl No I S 4 dd gtt I ODS Bakteri (3 hari) R/kloramfenikol EO 1% tube No I S 3 dd ue ODS atau R/kloramfenikol EO 0.5% tube No I S 6 dd ue ODS

Bila berat, ditambah: R/Metilprednisolon tab mg 8 No X S 3 dd tab I R/Cetirizin tab mg 10 No V S 1 dd tab I b. Virus R/Acyclovir 3% EO tube No I S6 dd ue ODS R/Cendo Lyteers ED fl No I S 6 dd gtt I

R/Na diklofenak tab 50 mg No VI S 2 dd tab I Virus (10 hari) R/Acyclovir 3% EO tube No I S 5 dd ue ODS c. Alergi R/Cendo Xytrol ED fl No I S 4 dd gtt I ODS R/Flarex ED fl No I S 4 dd gtt I ODS R/Cetirizin tab mg 10 No V S 1 dd tab I Alergi (2 minggu) R/Flumetalon 0.1% ED fl No I S 2 dd gtt I ODS

(4)

Diagnosis Banding

Bakterial Virus Alergi

Onset Akut Akut Tidak tentu

Sekret Purulen/ Mukopurulen (banyak)

Serous/Jernih (sedikit)

Mukoid, air (sedikit) Lokasi Bilateral/ Unilateral Unilateral Bilateral/Unilateral

Gatal Minimal Minimal Hebat

Faktor Pemberat Pagi hari Imunitas turun Alergen

Palpebra - - Oedem

Blobok (lebih nyata pada pagi hari)

Nrocos Gatal, radang (merah, sakit

bengkak, berulang) - Pinguekulitis : Di awal penyakit tandanya mirip

- Episkleritis: Tidak ada sekret/sedikit sekali - Skleritis: tidak ada sekret/sedikit

- Subkonjungtival bleeding: terutama pada konjungtivitis folikular akut - Dry eyes

- Keratokonjungtivitis

Perbedaan Konjungtivitis Keratitis

Visus Normal Penurunan nyata

Silau Tidak ada atau sedikit Nyata

Sakit Pedes, kelilipan Nyeri atau sakit

Mata Merah Injeksi konjungtival Injeksi siliar

Sekret Ada Tidak ada

Kelopak lengket Terutama pagi hari Tidak ada

Pupil Normal Miosis?

- Gonococal Kerato Konjungtivitis o Bayi baru lahir, ibu riwayat GO o Discharge purulen o Konjungtiva kemosis o Terapi R/Ciprofloksasin 0.3% ED fl No I S 6 dd gtt I ODS R/Cefotaxim mg 1000 No I Aquabidest pro inj No I Cum disposable syringe cc 1 No I Disposable syringe cc 3 No I S i.m.m

Atau R/Gentamisin 0.3% EO No I

(5)

Atau R/Kloramfenikol 0.5% ED fl No I S gtt I per jam

R/Kloramfenikol 50000 UI/kgBB - Neonatal Chlamidia Konjungtivitis

o Bayi baru lahir (5-19 hari) o Blobok, Mukopurulen o Ibu ada riwayat keputihan o Terapi:

R/Ciprofloksasin 0.3% ED fl No I S 6 dd gtt I ODS

Pedoman Praktik Klinik a. Konjungtivitis BAKTERI

R/Cloramphenicol ED fl No I atau R/Cloramphenicol EO No I S 6 dd gtt I ODS S 3 dd ue ODS b. Konjungtivitis ALERGI R/ Flumetalon ED fl No I S 2 dd gtt I ODS (untuk 2 minggu) c. Konjungtivitis VIRAL Herpes Simpleks R/Acyclovir 3% EO tube No I S 5 dd oles I ODS (untuk 10 hari)

R/Acyclovir tab mg No XXI S 3 dd tab I Herpes Zooster R/Acyclovir 3% EO tube No I S 5 dd oles I ODS R/Acyclovir tab mg NO XXXV S 5 dd tab I R/Metilprednisolon tab mg 8 No XV S 2 dd tab I d. Konjungtivitis GONOCOCCAL R/Kloramfenikol ED fl No I S gtt I per jam ODS

R/Injeksi Kloramfenikol 50.000 unit/kg BB tiap hari sampai tidak ada kuman GO TAMBAHAN:

Cendo Fenicol 0.25% dan 1%  Isi kloramfenikol Flarex 0.1% = Flurometholon  steroid

Cendo xytrol  Dexametason 0.1%; Neomisin sulfat, Polimiksin B sulfat

Indikasi: Infeksi bakteri pada neomisin dan polimiksin, blefaritis tidak bernanah,konjungtivitis tidak bernanah, skleritis, tukak kornea, dan keratitis

(6)

SUBKONJUNGTIVAL BLEEDING  Mata MERAH, Visus NORMAL

Definisi:

Pecahnya pembuluh darah karena umur, hipertensi, arteriosklerosis, anemia, batuk ringan, dan trauma. Faktor penyebab karena tekanan yang tinggi dan usia. Jika hematoma membentuk kacamata  fraktur basis cranii, biasanya warna merah sampai kehitaman

Keluhan Utama: Mata MERAH Pemeriksaan Fisik:

1. Visus  Normal 2. Segmen anterior  Penatalaksanaan

1. Tidak perlu pengobatan, karena akan diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu, jadi cukup beri cendo lyteers (untuk menenangkan pasien)

2. Pasien berbaring dengan elevasi kepala 30-400 3. Vasokonstriktor  asam traneksamat 3x500 mg

(7)

DRY EYES (MATA KERING) (KERATOKONJUNGTIVITIS)

 Komponen air mata: Lipid, Aqueous, dan Musin  defisiensi komponen musin  Etiologi:

1. Defisiensi lemak air mata  blefaritis kronis

2. Defisiensi kelenjar  sindrom syogen, usia tua, alakrimia, penguapan berlebihan, jaringan parut pada kornea

Keluhan - Gatal

- Mata seperti berair - Silau

- Kabur - Mata merah - Nrocos

- Sekresi mukus meningkat (karena adanya respon kelenjar lakrimalis untuk produksi air mata)

- Sulit menggerakkan kelopak mata - Mata kering

- Erosi kornea - Sensasi terbakar - Perih

Pemeriksaan Fisik

1. Visus menurun atau normal 2. Segmen anterior:

- Konjungtiva bulbi: edema, hiperemi, menebal, dan kusam

- Kadang terdapat benang mukus kekuningan pada forniks konjungtiva bagian bawah (foamy tears pada konjungtiva)

3. Tes Schrimmer: Normal jika resapan air mata < 5 menit

Komplikasi: Ulkus kornea, infeksi sekunder, neovaskularisasi kornea, keratitis Terapi:

1. Medikamentosa

R/ Cendo Lyteers ED fl No I

S 6 dd gtt I ODS (ada yang pernah nulis 4 dd gtt I ODS) 2. Air mata buatan  Karboksi metil selulosa

Rujuk  jika muncul komplikasi (keratitis, penipisan kornea, infeksi sekunder, neovaskularisasi kornea  mesti terus pemberian air mata buatan)

Edukasi:

1. Menahun dan total pemulihan sukar, rujuk jika ada komplikasi 2. Jangan lama-lama di depan TV atau laptop

3. Jangan memakai kontak lensa 4. Jangan dikucek

(8)

CORPUS ALIENUM KONJUNGTIVA

 Riwayat kemasukan benda asing  Keluhan: - Mata merah - Pandangan kabur - Nyeri, perih - Nrocos  Terapi: 1. Evakuasi Corpal 2. Medikamentosa R/ Cendo Xytrol ED fl No I S 4 dd gtt I ODS R/ Cendo Lyteers ED fl No I S 4 dd gtt I ODS

(9)

BLEFARITIS

Definisi: Radang kelopak mata dan tepi kelopak, akibat kurang menjaga kebersihan Gejala

- Bengkak

- Gatal pada tepi kelopak mata - Bersisik putih

- Kadang bulu mata rontok (madarosis)

- Eksudat lengket  mata sulit membuka setelah tidur - Epifora - Seperti mengganjal - Nyeri, panas,  Pemeriksaan Fisik 1. Visus Normal 2. Segmen Anterior

- Margo palpebra oedema hiperemis - Madarosis

- Skuama krusta di margo palpebra, apabila diangkat akan berdarah - Ulkus di margo palpebra

Penyulit: Konjungtivitis, Keratitis, Hordeolum, Kalazion, dan Madarosis  Blefaritis

- Infeksi

o Virus: herpes zooster, herpes simpleks

o Bakteri: streptococcus, pseudomonas, pneumococcus (supefisialis, seboroik, ulseratif, angularis, dan skuamosa)

o Jamur

- Alergi: debu, asap, bahan kronis

Blefaritis Seboroik Blefaritis Angular Margo palpebra merah, kotor

Sekret berminyak Konjungtivitis hiperemi Residif, kambuh-kambuhan

Skuama/krusta pada pangkal bulu mata  apabila dikelupas tidak menimbulkan luka

Infeksi stafilokokus Sisik kering

Palpebra merah

Ulkus di tepi palpebra  diberi sulfonamid 10%  dibersihkan

(10)

Penatalaksanaan 1. Medikamentosa

R/Siprofloksasin tab mg 500 No X R/Sulfonamid EO tube No I

S 2 dd tab I S 4 dd ue ODS

R/ Gentamisin ED fl No I R/Tertrasiklin tab mg 250 No XX S 3 dd gtt I ODS S 4 dd tab I

R/Cendo Lyteers ED fl No I atau S 4 dd gtt I ODS

R/ Natrium diklofenak tab mg 50 No X S 2 dd tab I

Atau

R/ Cendo Mycos EO tube No I S 3 dd ue palpebra ODS

Cendo Mycos: Hidrokortison asetat 0.5% dan Kloramfenikol 0.2%  apabila ada konjungtivitis

Apabila ada tukak

R/Gentamisin 1% EO tube No I atau R/Gentamisin 0.5% ED fl No I S 3 dd ue ODS S gtt II ODS tiap 2 jam

2. Edukasi

- Kompres air hangat 5-10 menit sebanyak 3x/ Bersihkan kelopak mata dengan cotton bud hangat 5-10 menit

- Bersihkan dengan shampo bayi 2x - Jaga kebersihan dan jangan dikucek - Kontrol 3 hari

(11)

HORDEOLUM Definisi:

Peradangan supuratif akut pada kelenjar kelopak ata, biasanya oleh karena stafilokokus. Kelenjar kelopak mata: Internum (kelenjar meibom)  lebih besar oedemnya, dan Eksternum (kelenjar Zeiss dan Moll)  lebih kecil oedemnya

Gejala

- Onset akut

- Benjolan: telokalisir, lokasi, jumlah benjolan, buat menunduk sakit? - Kelopak mata bengkak

- Merah (+)

- Nyeri (+) terutama saat menunduk - Sakit dan mengganjal

- Perih pada kelopak mata - Terlokalisir dan mengkilat  Pemeriksaan Fisik:

1. Cuci Tangan

2. Pemeriksaan Visus  Normal 3. Pemeriksaan segmen anterior:

- Benjolan - Hiperemi

- Eksternum/Internum - Kesejajaran mata

- Daerah sekitar mata (palpebra, air mata, bulu mata, alis) - Konjungtiva  eversi

- Kornea dan sensibilitas kornea - COA

- Kejernihan lensa

- Reflek pupil dan konvergensi - Oedem palpebra

- Pseudoptosis - Nyeri tekan 4. Cuci Tangan

Diagnosis Banding: Kalazion, Blefaritis, Selulitis Presipital, Insect bite, Granuloma pyogenik, Meibomitis

Komplikasi: Abses, Selulitis Penatalaksanaan

1. Edukasi:

- Jaga kebersihan

- Bersihkan dengan shampo/sabun bayi

- Jangan pakai alat make up/contact lens karena akan menyebar ke kornea - Jangan ditusuk/ditekan hordeolumnya

- Nanah 2 minggu tidak sembuh  periksa ke dokter - Kompres hangat 10-15 menit, 3-4x untuk drainase

(12)

2. Medikamentosa

R/Siprofloksasin tab mg 500 No X S 2 dd tab I

R/Na diklofenak tab mg 50 No X S 2 dd tab I

R/Cendo Tobrason ED fl No I *Cendo Tobrason: Tobramisin

S 4 dd gtt I ODS dan Dexametason

Atau

R/Kloramfenikol 1% EO No I atau R/Kloramfenikol 0.5% ED fl No I S 3 dd ue (oles pada palpebra) ODS S 12 dd gtt I ODS

R/Eritromisin tab mg 500 No X S 2 dd tab I

Hordeolum Internum  Setelah di Insisi: R/ Gentamisin EO 0.3% tube No I S 4 dd gtt I ODS

(13)

EPISKLERITIS Definisi: Radang pada jaringan ikat vaskular di episklera Etiologi

- Reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik  TBC, Reumatoid artritis, Lues, SLE

- Merupakan reaksi toksik, alergik, atau bagian dari infeksi - Bisa spontan dan idiopatik

Gejala

- Kemerahan setempat - Visus normal

- Mata terasa kering - Mengganjal - Injeksi episklera

- Peradangan/oedema sklera, batas tegas warna merah - Unilateral

- Terutama pada wanita usia pertengahan - Bentuk radang

o Gambaran berupa benjolan setempat berbatas tegas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva

o Bila benjolan ditekan  sakit menjalar di sekitar mata  Pemeriksaan Fisik

1. Cuci Tangan 2. Visus

3. Segmen anterior + COA

4. Palpasi : Nyeri Tekan (+) dan TIO meningkat

Diagnosis Banding: skleritis, konjungtivitis, dan pterigium Komplikasi: skleritis Terapi: R/Cendo Lyteers ED fl No I S3 dd gtt I ODS R/ Cendo Xytrol ED fl No I S 3 dd gtt I ODS Atau Episkleritis+ Skleritis R/Nafazoline ED fl No I S3 dd gtt I ODS R/Vosacon ED fl No I S 3 dd gtt I ODS

R/Natrium diklofenak tab mg 50 No X S 2 dd tab I

Edukasi: peradangan pada selaput mata dan dapat sembuh sendiri Prognosis: sembuh dalam 4-5 minggu namun residif

(14)
(15)

KELAINAN REFRAKSI Anamnesis

1. Nama, umur, alamat, pekerjaan 2. Ada keluhan apa? (pandangan kabur) 3. Mata sebelah mana? (OD/OS)

4. Sejak kapan?

5. Kualitas? (jauh/dekat)

6. Kuantitas? (makin bertambah kah) 7. Faktor pemberat (makin kabur saat apa) 8. Faktor peringan (sudah diberi obat)

9. Keluhan lain: mata merah, pandangan kabur, pandangan dobel, nyeri, cekot-cekot, pusing, silau, gatal, nrocos, blobok

10. RPD: dulu pernah seperti ini? Riwayat kacamata? HT, DM, Alergi, Asma? Trauma? 11. RPK: keluarga ada yang mengeluh serupa? Riwayat kacamata?

12. Riwayat Kebiasaan: suka baca jarak dekat? Kena debu saat berkendara? 13. Adakah yang mau disampaikan lagi?

14. Sign penting  jelaskan px visus

 Mata KABUR, mudah LELAH saat melihat jauh/dekat  Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Visus

a. Optotipe Snellen  hitung jari: 1/60-6/60  lambaian tangan: 1/300 cahaya 1/~  0

b. Pinhole

c. Koreksi dengan trial lens

6/7 0.25 6/9 0.50 6/12 & 6/15 0.75 6/20 1.00 6/30 1.25/1.50 6/40 1.75/2.00 6/50 2.25 6/60 2.50/>2.50

d. + 0.25  kabur: koreksi benar, jelas: koreksi salah e. Untuk Addisi disesuaikan usia

40 th +1.00 42-43 th +1.25 45 th +1.50 47-48 th +1.75 50 th +2.00 51-53 th +2.25 55 th +2.50 57-58 th +2.75 60 th +3.00

(16)

f. Ukur jarak pupil (distantia pupil)

o Distantia pupil  pasien diminta melihat jauh kedepan dan disenteri cahaya  ukur jarak cahaya pupil  jarak jauh. Kemudian pasien suruh melihat arah cahaya berasa  ukur pupil  jarak dekat. Normalnya jarak jauh adalah jarak dekat + 2-3 mm.

g. Jelaskan hasil pemeriksaan h. Tulis resep kacamata  Tatalaksana 1. Resep Kacamata Kanan Kiri PD S C A S C A Jauh Dekat Pro: n...n

Keterangan: PD: Distantia Pupil; Dekat: Addisi+ Sferis Jauh 2. Edukasi:

- Posisi membaca  mengubah kebiasaan - Penerangan cukup

- Jarak baca (≥30 cm) - Lama baca (≤30-40 menit) 3. Medikamentosa

R/Cendo Asthenof ED fl No I *Cendo Asthenof  Vitamin A dan S 3 dd gtt I ODS Xymethazoline HCl Miopi anak kecil  R/ Cendo Vision ED fl No I

S 3 dd gtt II ODS  Kelainan AMETROP

1. Miopi

- Definisi: cahaya jatuh didepan retina, rabun saat melihat jauh

- Miopi Axial: bola mata terlalu panjang pada diameter anteroposterior - Miopi Refraktif: akibat pembiasaan media refraksi terlalu berat - Derajat:

o Ringan 1-3 D o Sedang 3-6 D o Berat > 6D - Perjalanan

o Stasioner: menetap setelah dewasa

o Progresif: bertambah terus pada usia dewasa karena sumbu bola mata bertambah panjang

o Maligna: miopi progresif yag dapat menyebabkan asitigmatisme dan kebutaan

- Keluhan: sakit kepala, mengernyitkan mata untuk mencegah aberasi sferis dan mendapat efek pinhole

(17)

2. Hipermetropi

- Definisi: cahaya jatuh di belakang retina, rabun saat melihat dekat dan jauh; Mata lelah dan sakit karena terus menerus berakomodasi untuk lihat dan fokus; Melihat dan memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di makula lutea (astenopsia akomodasi)

- Macam

1. Manifestasi: dapat dikoreksi dengan kacamata (+) maksimal Fakultatif: dapat diimbangi dengan akomodasi

Absolut: tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan lensa (+) untuk melihat jauh

2. Laten: kelainan refraksi diimbang seluruhnya dengan akomodasi, tanpa sikloplegia atau dengan obat yang melemahkan akomodasi

3. Total: hipermetropia yang ukurannya didapat setelah diberi siklopegia - Keluhan:

o Penglihatan dekat dan jauh kabur o Sakit kepala

o Silau

o Juling/lihat ganda

o Mata lelah (karena terus akomodasi)

o Esotropia  juling ke dalam karena melakukan konvergensi

- Terapi: Lensa spheris (+) terkuat atau lensa (+) terbesar yang memberikan visus maksimal

3. Astigmatisme

- Berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina, tapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus. Terjadi akibat kelainan kelengkungan kornea

- Astigmatisme: reguler dan irreguler - Keluhan: Pusing

- Terapi: kacamata lensa silindris  Presbiopi

- Definisi: gangguan akomodasi usia lanjut, karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal/elastisitasnya berkurang karena sklerosis lensa. Rabun hanya saat melihat dekat.

- Gejala: rabun hanya saat melihat dekat, mata lelah, berair, sering terasa pedas - Terapi: lensa addisi (+). Kacamata baca: kacamata jauh + add (+)

Afakia

- Definisi: Mata dengan hipermetropia tinggi akibat mata tidak mempunya lensa - Karena pasien memerlukan lensa tebal, keluhan:

o Benda terlihat > 25%

o Efek prisma tebal, benda terlihat melengkung

o Badut dalam kotak/ jack in box, bagian yang jelas terlihat hanya bagian sentral, bagian tepi kabur

(18)

BUTA SENJA

 Terjadi defisiensi Vitamin A, usia 6 bulan – 4 tahun terjadi defisiensi vitamin A  Keluhan: sulit melihat saat malam hari dan mata kering

Pemeriksaan fisik 1. Visus Normal

2. Segmen anterior  bitot konjungtiva (defisiensi vit A  hiperkeratosis folikular) dan kornea kering

3. KU: kulit kering, bersisik  Penatalaksanaan:

1. Edukasi:

- Banyak makan vit A

- Memakai kacamata lapis gelap - Pekerjaan jangan malam hari 2. Medikamentosa

R/ Vitamin A caps IU 200.000 No II S 1 dd caps 1

Diagnosis Banding: defisiensi vitamin A, retinitis pigmentosa, sifilis, dan rubela kongenital

(19)

GLAUKOMA  Anamnesis: cekot-cekot, visus turun

 Pemeriksaan Fisik: 1. Visus  turun 2. Segmen anterior 

- COA (dangkal/dalam; terbuka/tertutup) - Kornea keruh

- Pupil Midriasis

3. Lapang pandang  menyempit 4. TIO  meningkat

 Penatalaksanaan 1. Edukasi:

- Kontrol DM, HT (faktor risiko) - Kontrol TIO rutin

- Minum tidak boleh sekaligus banyak  meningkatkan TIO - Tidak boleh minum kopi

2. Medikamentosa R/Timolol Maleat 0.5% ED fl No I S 2 dd gtt II ODS R/Glaucon tab mg 250 No X S 2 dd tab I R/KSR tab mg 600 No V S 1 dd tab I R/Xalatan ED fl No I S 1 dd gtt I ODS mane

Timolol maleat  non selektif β adrenergik reseptor blocking agent (mengurangi tekanan bola mata)

Glaucon  asetozolamide (diuretik)

Xalatan  latanoprost (mengurangi tekanan)  Diagnosis Banding:

o Glaukoma simpleks, glaukoma sudut tertutup kronik, glaukoma sekunder, glaukoma sudut terbuka

o Kelainan refraksi

o Retinopati (DM, HT, Anemia, hipotensi) o Katarak

(20)

KALAZION  DEFINISI

Peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat, akibat infeksi kronis  GEJALA

 Benjolan pada kelopak mata  biasanya keras  Tidak ada hiperemi

 Tidak ada tanda peradangan  Tidak nyeri tekan

 PEMERIKSAAN FISIK 1. Cuci tangan 2. Px. Visus normal 3. Px. Segmen anterior  Benjolan  Tidak hiperemis  Nyeri tekan (-)  Pseudoptosis

 KGB preaurikuler tidak membesar  PENATALAKSANAAN

R/ ciprofloxacin tab mg 500 no. X  2 dd tab I

R/ Natrium diklofenak tab mg 50 no. VI  2 dd tab I p.c

R/ xytrol ED no. I  4 dd gtt I OD/OS/ODS Rujuk Sp. M  ekskokleasi  EDUKASI

 Kompres hangat 3-4 x / hari @ 10-15 menit  ± 3-5hari  Bisa hilang/ sembuh sendiri karena diabsorpsi

 DIAGNOSIS BANDING  Hordeolum internum  Blefaritis

(21)

TRICHIASIS & ENTROPION  DEFINISI

Entropion : Margo palpebra mengarah ke dalam bola mata sehingga bulu mata menyentuh ke dalam mata

Trikiasis : Bulu mata tumbuh kea lam sehingga menyentuh bola mata  Trikiasis belum tentu entropion

 GEJALA

 Mata seperti ada yang mengganjal  Nyeri (+)

 Nyocok atau tertusuk2 (+)  Perih (+)  Pedes (+)  Nrocos (+)  PEMERIKSAAN FISIK 1. Cuci tangan 2. Visus

3. Segmen anterior : kelopak mata melipat ke dalam ; bulu mata tumbuh ke dalam

 PENATALAKSANAAN Entropion :

a. Rujuk Sp. M

b. Operasi membuang kulit yang berlebihan di kelopak mata (blepharoplasty?) Trikiasis :

a. Epilasi : cabut bulu mata (namun biasanya muncul lagi 6-8minggu) b. Efektif dgn elektrolisis/ terapi krio

c. R/ Gentamycin 0,3% ED no. I  4 dd gtt I ODS

(22)

EKTOPION  DEFINISI

Melipatnya kelopak mata bawah keluar atau konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar

 GEJALA - Nrocos - Iritasi/ merah

- Kering karena terpapar  PEMERIKSAAN FISIK

1. Cuci tangan 2. Visus

3. Segmen anterior

- Kelopak mata keluar - Bulu mata tampak berair - Konjungtiva palpebral merah  PENATALAKSANAAN

R/ cendolyteers ED fl no. I  6 dd gtt I OD

+ antibiotik u/ cegah infeksi ?  Diagnosis Banding

(23)

HIFEMA  DEFINISI  Darah di COA

 GEJALA

- Nyeri post trauma (+)

- Pandangan kabur, visus turun

- Epifora (sumbatan di saccus lacrimalis) - Blefarospasme

 PX FISIK

- Cuci tangan - Visus  turun

- Segmen anterior : oedem, darah di COA - Fluoresence test : defek kornea (+/-) - TIO meningkat

 PENATALAKSANAAN

1. Rawat inap, tidur dengan posisi elevasi kepala 30◦-40◦ 2. R/ gentamycin 0,3% ED no. I

 6 dd gtt I ODS

R/ Asam tranexamat tab mg 500 no. VIII  2 dd tab II

R/ Glaucon tab mg 250 No. VII  2 dd tab ½

R/ Sulfas Atropin 1% ED fl no. I  1 dd gtt I ODS

R/ Vasacon ED fl No. I  2 dd gtt I ODS

Dosis asam tranexamat

Tab 1000-1500 mg  2-3 tab per hari

Kapsul : 250 mg ; 1-2 kapsul 3-4 x/ hari Tablet salut selaput : 500 mg ; ½-1 tablet 3-4x / hari

Injeksi : 250 mg/5 ml atau 500mg/ 5ml ; 250-500 mg terbagi dalam 1-2 dosis/hari  IM/IV

 DDx

(24)

PINGUEKULA  DEFINISI

Penebalan selaput lendir, penonjolan berwarna putih, kuning, atau kehijauan  hipertrofi

 ETIOLOGI

Panas, debu, sinar UV, udara kering (iritasi)  GEJALA

- Seperti ada benda asing - Penonjolan di bola mata - Mata gatal, kering, ngganjel  PX FISIK

1. Cuci tangan 2. Visus  N/ turun

3. Segmen anterior : penonjolan warna putih, kuning, keabuan, degenerasi hyalin & konjungtiva

 PENATALAKSANAAN R/ Tobroson ED fl no. I  4 dd gtt I ODS

R/ methyl prednisolone tab mg 4 no. X  2 dd tab 1

R/ Amoxicillin tab mg 500 no. XII  3 dd tab 1

 DDx Pterygium

(25)

PTERYGIUM  DEFINISI

Duplikasi konjungtiva bulbi berbentuk segitiga yang menutup kornea dengan basis di limbus dan puncak di sentral

Tipe I : kecil, di limbus atau tepi kornea Tipe II : primer advance, invasi kornea Tipe III : primer rekuren, zona optik  GEJALA

- Ganjel, Ngeres - Pandangan kabur - Pannus  perdarahan

- Ada daging tumbuh (biasanya bilateral)  ANAMNESIS

Serig terpapar sinar matahari? Angin? Debu? Mengganggu aktivitas? RPD  rekuren

 PX FISIK

1. Cuci tangan 2. Visus

3. Segmen anterior :

- konjungtiva bulbi (normal/ merah? Jar. Fibrovaskular?) - kornea (normal/ sikatrik)

 PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan / ekstirpasi pterygium  rujuk Sp. M 2. R/ cendo lyteers ED fl no. I

 6 dd gtt I ODS R/ Vasacon ED no. I  6 dd gtt I ODS

R/ cendo xytrol ED fl no. I  4 dd gtt I ODS

NB : bila radang  steroid + air mata buatan  EDUKASI

- Hindari paparan sinar matahari&debu - Pakai kacamata jika berpergian

(26)

 DDx

Pseudopterygium, pinguekula, pannus, flikten  Prognosis

Sembuh, residif/ rekuren

PSEUDOPTERYGIUM  DEFINISI

Perlekatan konjungtiva bulbi dgn kornea  curiga keganasan  ETIOLOGI

Trauma kornea (+)  ANAMNESIS

Trauma pada mata  PX FISIK

1. Cuci tangan 2. Visus

3. Segmen anterior : Jar. Fibrosa putih, pucat, berbentuk tidak teratur  DDx

Pterygium, pinguekula

PSEUDOPTERYGIUM PTERYGIUM PINGUEKULA

R. trauma/ defek kornea (ulkus, kerusakan

permukaan)

penyembuhan konjungtiva menutupi

Tidak ada riwayat trauma, riwayat iritasi (+) debu,

sinar matahari, angina

Penebalan selaput lendir / konjungtiva bulbi 

hipertrofi

Tidak berbentuk segitiga Bentuk segitiga, basis dilimbus, puncak di kornea

Warna putih, kuning, keabuan, di nasal atau

temporal Tidak perlu terapi maupun

pembedahan kecuali jika sudah sangat mengganggu

visus/ alasan kosmetik

ekstirpasi

Tidak perlu terapi khusus, steroid topical, membantu

meredakan radang

Tidak progresif Progresif sedang, bisa residif

(27)

SKLERITIS  GEJALA

- Nyeri yang hebat  menjalar hingga ke dahi, alis dagu - Bilateral

- Visus normal/ turun - Etiologi : peny. Sistemik

- Gabungan injeksi sklera & episklera - Mata merah - Beerair - Fotofobia  PX FISIK 1. Cuci tangan 2. Visus 3. Segmen anterior 4. TIO  PENATALAKSANAAN 1. Rujuk Sp. M 2. Medika mentosa

R/ natrium diklofenak tab mg 50 no. X  2 dd tab I

R/ methyl prednisolone tab mg 4 no. X  2 dd tab 1

Note : beri NSAID dulu sebelum steroid jika tidak ada perbaikan R/ ibuprofen tab mg 300 no. X

 3 dd tab 1  DDx

(28)

KERATITIS  DEFINISI

Peradangan pada kornea, superficialis (epitel) / profunda  GEJALA - Mata merah - Visus turun - Pandangan kabur - Nrocos - Injeksi siliaris - Merasa kelilipan  MACAM

Bacterial, jamur, virus, alergi  ETIOLOGI

- Penurunan produksi air mata - Keracunan obat - Reaksi alergi - Konjungtivitis menahun  PX FISIK 1. Cuci tangan 2. Visus  turun/normal 3. Segmen anterior - Kornea keruh

- Virus : infiltrate halus berbintik di depan kornea (bilateral), tes sensibilitas turun, ulkus berupa dendrit

- Bakteri : infiltrate putih

- Jamur : lesi satelit, infiltrate abu-abu, hipopion, peradangan, r. trauma pd kornea (ranting, daun, tumbuhan) e.c hifa

 PENATALAKSANAAN 1. Rujuk Sp. M

2. Bila dalam, tidak diberi steroid krn lesi bisa semakin dalam (steroid menghambat pertumbuhan epitel), lesi superficialis boleh menggunakan kortikosteroid

(29)

3. R/ gentamycin 0,3% ED fl No. I  4 dd gtt 1 ODS

R/ cen do lteers ED fl No. I  4 dd gtt I ODS

R/ cendo xytrol ED fl no. I  4 dd gtt I ODS

Anti jamur : R/ Natamycin 5 % ED fl No. I  oftalmic suspension  4 dd gtt I ODS (1-2 jam saat bangun tidur)

Anti Virus R/ acyclovir 3% ED tube no. I  6 dd gtt I ODS

 DDx

- Glaukoma akut - Uveitis anterior - Keratokonjungtivitis

- Endoftalmitis (peradangan di bag. dalam mata, termasuk rongga sentral mata yg berisi cairan vitreus)

- Panoftalmitis ( peradangan seluruh bola mata, termasuk sclera & kapsul tenon sehingga bola mata merupakan ronggaabses)

 KOMPLIKASI Endoftalmitis

(30)

ULKUS KORNEA  DEFINISI

Hilangnya sebagian permukaan kornea e.c kematian jaringan kornea  TANDA DAN GEJALA

- Mata terasa nyeri - Visus turun - Mata merah - Fotofobi - Nrocos - Sekret (+), ngganjel - RPD  R. trauma pd mata  PX FISIK 1. Cuci tangan 2. Visus

3. Segmen anterior  defek jaringan

Kornea  ulkus: infiltrate, warna putih keabuan, erosi (tidak putih), penipisan kornea

Hipopion, hifema, sinekia posterior 4. Fluorescence test (+) warna hijau

(+) : kornea tidak intak, rusaknya epitel kornea  PENATALAKSANAAN

1. Rujuk Sp. M

2. R/ ciprofloxacin 0,3% EO tube no.I  4 dd gtt I ODS

R/ natrium diklofenak tab mg 10 no. X  2 dd tab I

Jika ada sikloplegi  +sulfas atropine  DDx Endoftalmitis Abses kornea Leukoma Panoftalmitis Keratitis

(31)

RESEP KATARAK , PSEUDOFAKIA, KEKERUHAN BADAN KACA

Pseudofakia

R/ polydex ED fl No. I  4 dd gtt II OD

R/ methyl prednisolone tab mg 4 no. X  1-1-0

Katarak

R/ Catarlent ED fl No. I  3 dd gtt II ODS

Kekeruhan badan kaca R/ Vitrolenta ED fl No. I  ??? gtt ??? ODS

Referensi

Dokumen terkait

paparan cahaya sinar matahari yang terus menerus akan menyebabkan penyimpangan warna dan perubahan nilai density pada tinta tersebut, untuk melihat penyimpangan warna dan

Mata yang terus melakukan relaksasi pada RPA dan melihat fokus pada layar menyebabkan keluhan mata tegang dan lelah.4 Simpulan dan Saran Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan