LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. PENGERTIAN
Periode anternatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan ketuju sampai 9 bulan. (Pelayanan kesehatan material dan neonatal, 2001 )
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi cukup bulan dengan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosialibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil , termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. EPIDEMIOLOG / INSIDEN KASUS
Berhubungan dengan asuhan antenatal (kehamilan) yang diupayakan secara rutin dilakukan merupakan suatu tanggapan dari adanya mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin yang merupakan masalah dari Negara berkembang.
Di Negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur (wus) disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi factor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tercatat pada tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. (pelayanan kesehatan dan neonatal, 2001)
3. ETIOLOGI / FAKTOR PREDISPOSISI
Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus (persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak ± 3 cc yang didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-120 juta setiap cc. Disini sel mani menunggu kematangan sel telur.
Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilasi berlangsung. Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak akan terjadi. Maka jelaslah bahwa koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan.
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi , sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selam 1-3 hari.
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dari persenyawaan antara sel telur(ovum) dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zigote. (obstetric fisiologi, 1983)
4. PATOFISIOLOGI
Terlampir pada pohon masalah. 5. KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori kehamilan yang akan diberikan asuhan antenatal adalah :
KATEGORI GAMBARAN
Kehamilan normal
Kehamilan dengan masalah khususs
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera.
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obsterri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan. Pemeriksaan fisik dan laboraturium lengkap.
Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan financial.
Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain. Seperti pendarahan , eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
6. GEJALA KLINIS DAN TANDA KEHAMILAN Tanda kehamilan :
a. Presumtif ( Bukti Subjektif) Amenorea
Perubahan payudara Anoreksia
Mengidam Lelah (fatigue)
Mual & muntah (morning sickness) Frekuensi berkemih
Pigmentasi kulit Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
Pertumbuhan & perubahan uterus
Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
Perubahan Abdomen Pembesaran abdomen c. Absolut ( Bukti Positif)
Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin Terdengar denyut jantung janin
Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksternal dan internal dan pada payudara (mamma).
Uterus
Uterus bertambah besar dengan panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm (Uterie Enlargement)
Uterus bertambah besar, maka peredaran darah kerahim bertambah.
Melunaknya cerviks dan berwarna ungu kebiruan.
“Godell’s sign” adalah keadaan cerviks yang lunak dan akibat dari peningkatan vaskulariasi daerah itu.
“Chadwik’s sign” adalah keadaan kebiruan pada daerah cerviks, vagina, juga akibat peningkatan vaskularisasi.
“Hegar’s sign” merupakan keadaan melunaknya bagian uterus bagian bawah (segmen bawah rahim/SBR). Tanda ini ada pada umur kehamilan sekitar 2-3 bulan.
“Uterine Enlargement” terjadi selama masa bertambahnya umur kehamilan.
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK bulan keempat) yang sifatnya irregular. Disebut kontraksi Braxton hicks.
Vagina
Vagina berwarna kebiruan : “Chadwik’s”
Elastisitas vagina bertambah
Sekresi berwarna putih dan bersifat sangat asam : “Leukorrhea”
Ovarium
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
Dinding Perut
Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan , terjadi akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat di payudara, paha, abdomen dan pantat.
Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru dan sering terjadi pada primi gravida.
Striae Albicans
Striae Gravidarum yang menjadi “cicatrix” (jaringan perut) karena multigravida.
Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen
Kulit (Skin Pigmentasi Change)
Hiperpigmentasi pada areolamammae, papilla mamae dan linea alba (garis berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam).
Pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah).
Payudara
Pembesaran payudara
Puting susu-susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan mengeluarkan cairan kuning yang disebut “kolostrum”.
Berat Badan
Wanita yang hamil bertambahnya berat
Dalam triwulan pertama penambahan beratnya ± 1 kg
Dalam triwulan kedua penambahan beratnya ± 5 kg
Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya ± 5,5 kg Penambahan ini disebabkan oleh :
Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)
Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
Penimbunan lemak seperti di payudara, pantat, dan lainnya ( ± 1,5 kg)
Penimbunan zat putih telur (2 kg)
Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama berdiri/penyempitan pembuluh darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia gravidarum. Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada ketosis.
Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin. Perhitungan Taksiran Berat Janin
TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
Darah
Volume darah bertambah (baik plasma maupun eritrosit)
Hb menurun karena penambahan plasma yang drastis - Hb : 10 gr %
- Eritrosit : 3,5 juta per mm3
- Leukosit : 8.000 – 10.000 per mm3
Leukosit naik secara fisiologis namun > 12.000 per mm3 menandakan adanya infeksi. Leukosit masih fisiologis sampai dengan 15.000 per mm3.
Jantung
Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran ke ibu dan janin).
Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis karena pembesaran janin dalam rahim.
Paru – paru
Bekerja lebih berat.
Diafragma terdesak ke atas namun terdapat kompensasi yang melebarkan rongga thorak sehingga kapasitas paru tidak berubah.
Namun, karena pendesakan diafragma maka wanita hamil sering merasa sesak.
Pencernaan
Berkurangnya gerakan lambung dan sekresi asam garam (HCL) bergejala mual, muntah
Meningkatkan kerja ginjal karena mengeluarkan racun-racun badan janin
Pelebaran ureter dalam kehamilan terutama ureter kanan, disebabkan pengaruh progesterone dan tekanan rahim yang membesar dan dapat menyebabkan pyelum (infeksi saluran kemih)
Menurunnya kapasitas kandungan kencing karena desakan pembesaran rahim yang membesar pada awal kehamilan. Dan penurunan kepala bayi ke rongga panggul pada akhir kehamilan sehingga bergejala “polakisuri” (inkontinensia) pada awal dan akhir kehamilan.
Kelenjar buntu seperti glandula tiroidea, hipofise lobus anterior dan glandula suprarenalis menunjukkan hiperfungi dab hipertrofi.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas mungkin reduksi positif disebabkan oleh adanya laktosa ialah gula air susu. Gula darah tetap harus diperiksa untuk menghindari diabetes. (Obsetri Fisiologi, 1983) 7. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1) Bagimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea 3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan oleh hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1 dan penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas tekanan darah sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum. 7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan.
Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan disebut “praxoedema”.
B. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus) 1) Inspeksi
Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi. Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah coloctrum.
Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba, Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick. Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha 2) Palpasi
Untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang membesar
Pemeriksaan Leopold :
LEOPOLD I
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di bagian fundus.
Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I Caranya :
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah muka penderita
Rahim di bawah ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(baloemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan serta fundus terasa penuh.
Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas symphisis
Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan symphisis
Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat
Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan prosesus xipoideus dan pusat
Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah prosesus xipoideus
Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat
Gambar 2 :
Tinggi fundus menurut usia kehamilannormal dengan satu janin
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
Keterangan :
Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bln)
20 5 23 6 2 7 30 8 33 9 LEOPOLD II
Tujuan : untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana letaknya bagian-bagian kecil
Pusat Symphisis
Tinggi fundus uteri dalam cm = usia kehamilan dalam bulan 3,5 cm
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II Caranya :
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak rintangan yang terbesar.
Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
LEOPOLD III
Tujuan : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an apakah bagaian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III Caranya :
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan
Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah “enganged”
LEOPOLD IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di bagian fundus.
Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III Caranya :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul (PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound (doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal :
a. Dari anak
Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya : Waktu (5 detik) Dijumlahkan Dikalikan 4 Hasil Perhitungan Interpretasi I III V 11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi normal 10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur, asphyxia 8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur, aspyxia Bising tali pusat
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim. b. Dari ibu
Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu. Disebabkan arteria uterina.
Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu. Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus ibu. (Obstetri fisiologi, 1983)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya rangka janin belum tampak.
b. Pemeriksaan USG Untuk menentukan :
1) Jenis kelamin
2) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ) 3) Jumlah cairan amnion
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis) 3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks) 9. DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah tanda pasti kehamilan :
1) Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
2) Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
3) Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata adanya kehamilan.
10. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI KEHAMILAN Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum d. Perdarahan dalam kehamilan e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia) g. Kegelisahan menjelang persalinan
11. PENATALAKSANAAN MEDIS
Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling sedikitnya 4 kali kunjungan pada periode antenatal :
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu) b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu 36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I sebelum 14 minggu
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
Mendeteksi masalah dan menanganinya Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat, dsb.) Trimester II 14 - 28minggu Sama seperti di atas , ditambah
kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala pre-eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria) Trimester III 28 - 36
minggu
Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah kehamilan ganda
Trimester IV sesudah minggu 36
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
12. INFORMASI PERIODE ANTENATAL a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi Peningkatan berat badan
Breast change Penurunan tenaga
Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I Rasa panas
Varises Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya, seperti :
Perdarahan pervaginam Sakit kepala luar biasa Gangguan penglihatan
Pembengkakan pada wajah ataupun tangan Nyeri abdomen
Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa) e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatn gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva. g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Identitas b. Anamnesa Alasan kunjungan Keluhan-keluhan
Riwayat obstetri, meliputi :
Gravida, para, abortus, dan anak hidup (GPAH) Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan dan penolong persalinan
Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
Komplikasi pada bayi Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan tafsiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan rumus Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel, talasemia)
Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung
Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberculosis
Riwayat dan perawatan anemia
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan minuman ringan lainnya
Merokok, jumlah batang per hari
Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma
Alergi dan sensitifitas obat
Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit Riwayat keluarga (penyakit keturunan)
Riwayat kesehatan pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
(Mitayani, 2009 : 3) c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi dapt terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa dengan satu menit penuh. Nadi diperiksa untuk
mengetahui masalah pada sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar antara 16-24 kali permenit.takipnea terjadi karena infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal. d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 oC. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak. Dada dan axial
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah coloctrum.
Ekstremitas (oedema, varises, reflek patella) Abdomen (inspeksi, palpasi, auskultasi) Genetalia ( vulva, vagina, perineum)
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick. Sistem kardiovascular
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva, rektum. Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intersitiil. Odeman pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
Sistem muskuloskeletal a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan, keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu
berisiko melahirkan bayi prematur dan BBLR. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi kehamilan, persalinan secara seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan untuk memperoleh hasil yang akurat.
Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi masalah. Hanya saja pemeriksana refleks tendon terutama patella perlu dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan serta strie. Penampang kuku berwarna merah muda berarti pengisian kapiler baik.
Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebih menandakan hipertiroid
Sistem gastrointestinal a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema akibat efek peningkatan esterogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi apabila menderita diare.
Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urin yang menandakan masalah.
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran kolostrum. Adanya benjolan atau tidak simetris pada payudara. b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut perineum
c) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik
(Mitayani, 2009 : 4) 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas ditandai dengan sesak, sulit bernapas
b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual dan muntah
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
d. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan meningkatnya frekuensi berkemih
f. Nyeri akut berhubungan dengan kram otot
g. Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus, dan efeksamping vitamin penambah darah SF.
Dx 1 : Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual dan muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan pemenuhan nutrisi klien adekuat.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
Klien mengikuti diet yang dianjurkan yaitu mengandung vitamin, mineral, protein, dan besi.
Klien mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep Klien menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai Rencana tindakan :
1) Timbang berat badan klien, pastikan berat badan pregravidal biasanya
R : ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan BBLR
2) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
R : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode krisis perkembangan janin 3) Ukur pembesaran uterus
R : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin 4) Ajurkan makan sedikit-sedikit tapi sering
R : untuk meminimalkan muntah dan memberikan nutrisi pada ibu
5) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari.
R : materi referensi yang dapat dipelajari di rumah meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
Dx 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas ditandai dengan sesak, sulit bernapas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan pola napas efektif.
Kriteria evaluasi :
Melaporkan keluhan sesak menurun
Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan Frekuensi napas normal 16-24 kali permenit, suara napas harus sama
bilateral, ekspansi paru simetris Rencana tindakan :
1) Kaji status pernapasan (misal sesak pada pergerahan tenaga, kelelahan)
R : menentukan beratnya masalah yang terjadi pada kurang lebih 60 % penyakit prenata. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh karena pembesaran uterus.
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (alergi, asma, TB)
R : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin
3) Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin/fero sulfat pranatal setiap hari. (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit)
R : peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24-32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen
4) Berikan informasi untuk mengurangi masalah pola napas, seperti : menghindari merokok, memberi makanan yang sedikit tapi sering, duduk atau tidur dengan posisi semifoler
R : postur yang baik dan makan sedikit mebantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, memeningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu dan janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansiparu sesuai ukuran gravid.
Dx 3 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan intra abdomen,
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan klien dapat memahami perubahan eliminasi yang terjadi Kriteria evaluasi :
Mengungkapkan penyebab sering kencing Mengidentifikasi cara mencegah stasis urinarius Rencana tindakan :
1) Berikan informasi perubahan berkemih
R : memantau klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia
2) Anjurkan menghindari posisi tegak dan supine dalam waktu lama
R : posisi iini memungkinakan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan aliran vena cava
3) Berikan informasi intake cairan 6-8 gls/hr, penurunan intake 2-3 jam pra rest R : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuaat yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
4) Tekankan higiene toileting, memakai celana dari katun dan menjaga vulva tetap kering
R : celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan yang mungkin keluar dari vulva dan mengurangi risiko infeksi
5) Kolaborasi : Kaji riwayat medis (hipertensi, peny. ginjal & jantung)
R : maslaha yang mempengaruhi funsi ginjal disertai dengan peningkatan volume cairan dan statis meningkatkan risiko klien terhadap masalah sirkulasi yang mempengaruhi janin.
Dx 4 : Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan tidak terjadi konstipasi pada klien.
Kriteria evaluasi :
Mempertahankan pola fungsi usus normal
Mengidentifikasi perilaku beresiko atau memberatkan Melaporkan tindakan untuk meningkatkan eliminasi Rencana tindakan :
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama hamil
R : pola eliminasi dipertahankan bila mungkin. Peningkatan kadar progesterone merilekskan otot polos saluran GI, mengakibatkan penurunan peristaltic dan meningkatkan reabsorpsi air dan elektrolit. Suplemen zat besi juga bisa memperberat maslah konstipasi
2) Kaji adanya haemoroid
R : varises rektum seringkali terjadi pada konstipasi yang lama, mengejan atau sebagai akibat peningkatan volume sirkulasi dan relaksasi hormonal pembuluh darah.
3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R : bulk dan konsistensi dalampilihan diet membantu meningkatkan keefektifan pola defekasi.
4) Anjurkan latihan ringan
R : menigkatkan peristaltikdan membantu mencegah konstipasi. Latihan keras dianggap dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta.
5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif R : mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi.
Dx 5 :Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
Kriteria evaluasi :
Klien mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
Klien dapat mendemostrasikan citra diri yang positif dengan mempertahankan kepuasan terhadap penampila secara menyeluruh.
Rencana tindakan :
1) Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan situasi pekerjaan dan bagaimana hal ini dipandang oleh orang terdekat
R : perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi kemmapuannya untuk dapat mengembangkan perasaan positifterhadap perubahan bentuk tubuhnya sebagaimana kemampuannya beradaptasi positif terhadap peran menjadi orang tua
2) Identifikasi hal yang mendasari harga diri klien sehubungan dengan perubahan karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru tersebut R : perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negatif terhadap kehamilan maupun kemampuan menjadi orang tua pada klen dengan harga diri buruk dan identitas ego lemah
3) Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, curturaealer dsb.
R : dukungan yang adekuat dapat membantu klen mengatasi perubahan bentuk tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif 4) Kolaborasi : rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi (misalnya konseling
R : klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk memudahkan penerimaan diri/kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI,
Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Hamilton, Persis Mary. 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC
PATOFISIOLOGI S. Peraraf an Uterus membesar Kompresi saraf panggul/statis vaskuler Sel Telur (ovum) Sel sperma (spermatozoa)
Fertilisasi
Zigot (Proses Kehamilan)
S. Kardiovaskuler S. Pernapasan S. Perkemihan S. Muskuloskeltal S. Integumen Hemokonsentrasi
(darah ibu dibagi untuk ibu &
plasenta Tekanan darah ↑ Kelelahan Intoleransi Aktivitas Uterus membesar Terdesaknya difragma ke atas Bentuk & ukuran
rongga dada berubah Bernafas cepat
Sesak
Pola nafas Tidak Efektif Uterus membesar Desakan pembesaran rahim ↓ kapasitas kandung kemih Inkontinensia Perubahan Pola Eliminasi Kurangnya asupan kalsium & phospor
Kram otot Nyeri Hemoroid pada anus Konstipasi Reiko Tinggi konstipasi Sekresi kelenjar lemak ↑ progesterone & esterogen ↑ kerja & keluarnya
kel. sebasea Keringat berlebihan Resiko Gangguan Citra Tubuh Pigmentasi pada wajah Bintik - bintik hitam
TAMBAHAN S. Gastrointestinal Progesterone ↑ Melambatnya kontraksi otot-otot polos Gerakan peristaltic usus menurun Resiko Konstipasi Sekresi saliva menjadi asam lebih banyak Mual & Muntah
Resiko Perubahan Nutrisi