• Tidak ada hasil yang ditemukan

SDN 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SDN 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN KETRAMPILAN MELAKUKAN

SHOLAT FARDHU MELALUI METODE DRILL

SISWA KELAS III SEMESTER GENAP SD NEGERI

8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Penilaian Tindakan Kelas

Oleh : SAEFIYANI,S.Ag NIP. 19710921 200701 2 003

SDN 8 KRANJI KECAMATAN PURWOKERTO

TIMUR

(2)

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, cerdas, terampil,sehat jasmani dan rokhani ( UUSPN ). Dengan pembangunan Indonesia seutuhnya di Indonesia menghendaki keselarasan kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Untuk membentuk manusia yang cerdas,perlu adanya pembelajaran.Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses,yaitu proses mengatur,proses memberikan,bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalammelaksanakan proses belajar.Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu.

Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa balajar dan guru mengajar dalam kontek interaktifdan terjadi interaksi edukasi antara guru dan siswa,sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik pada perubahan pada tingkat pengetahuan pemahaman dan ketrampilan atau sikap(Nana Sudjana DPBM 1984.29).Jadiproses pembelajaran dapat hakekatnya interaksi antara dua unsur manusia yaitu guru dan siswa.Dalam interaksi tersebut siswa sebagi subjek belajar.Sebagai subjek dalam pembelajaran siswa diharuskan aktif.Interaksi yang baik antara guru dan siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran efektif dan lebih bermakna.Sesuai pada silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SD kelas III semester genap tercantum “Melaksanakan Sholat Fardhu“ ini berarti menuntut ketrampilan atau kecakapan siswa dalam melakukan kewajiban sholat bagi setiap pemeluknya.Hal ini tercantum dalam Al-Qur‟an surat Al Baqarah ayat 43:

(3)

3

﴿ َينِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتآَو َة َلََّصلا اوُميِقَأَو

٣٤

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”( Al-Baqarah : 43)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selaku guru PAI, SD Negeri 8 Kranji kelas III semester genap tahun 2014 /2015 yang berjumlah 18 siswa,pada proses pembelajaran PAI materi melaksanakan sholat fardhu,menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran masih bersifat

Teacher CenterLearning atau pembelajaran masih berpusat pada guru,belum

melibatkan siswa secara menyeluruh.Siswa lebih banyak mendengar dan menulis apa yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan di SD Negeri 8 Kranji siswa kelas III menunjukan bahwa dalam ketrampilan melakukan sholat masih kurang aktif dan banyak yang belum mampu melakukan gerakan dan bacaan sholat dengan benar,padahal dari mereka adalah beragama Islam. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar(Hamzah U.,2007:75).Pembelajaran aktif (Active Learning) merupakan salah satu pendekatan yang berusaha untuk memperkuat rangsangan dan tanggapan anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan. Metode driil merupakan satu jenis dari pembelajaran aktif, yaitu cara pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk berlatih melalui demonstrasi atau ketrampilan yang diajarkan di kelas maupun di luar kelas. Kesimpulan dengan menggunakan metode pembelajaran driil mengubah pola belajar siswa yang pasif menjadi aktif, sehingga siswa akan lebih dapat memahami pada materi PAI khususnya Kompetensi Dasar Melakukan Sholat Fardhu pada kelas III SD.

(4)

4 Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berminat

untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Ketrampilan Melakukan Sholat Fardhu melalui metode driil Pada Siswa Kelas III SD Negeri 8 Kranji Semester Genap Tahun 2014 / 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah malalui metode driil dapat meningkatkan ketrampilan dalam melakukan sholat fardhu pada siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji semester genap tahun pelajaran 2014 /2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan ketrampilan sholat fardhu melalui metode driil pada siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji semester genap tahun pelajaran 2014 /2015.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Menemukan teori atau pengetahuan baru tentang meningkatkan ketrampilan melakukan sholat fardhu melalui metode driil pada siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji semester genap tahun 2014 /2015.

b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat secara Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1. Penelitian ini dapat mengingkatkan kemampuan ketrampilan siswa dalam melakukan sholat fardhu.

2. Selain itu melalui metode driil siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PAI khususnya materi sholat.

3. Menghilangkan anggapan bahwa belajar PAI itu sulit. b. Manfaat bagi sekolah

(5)

5 1. Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan positif

tentang metode pembelajaran PAI di kelas III SD, dan menanggulangi kesulitan pembelajaran PAI di kelas III SD.

2. Menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru sebagai peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran PAI.

c. Manfaat bagi perpustakaan sekolah

Adalah untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di perpustakaan SD Negeri 8 Kranji. Tambahan referensi perpustakaan sekolah yang dapat dibaca sebagai acuan oleh semua pihak khususnya yang ingin membuat karya ilmiah.

(6)

6 BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Sholat Fardhu

a. Pengertian Sholat Fardhu

Secara etimologi shalat berarti do‟a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)

Sedangkan menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya.Dalil yang mewajibkan shalat. Banyak sekali diantaranya yaitu: 1) “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.”(QS,Al-Baqarah:43)2) “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” (QS, Al-„Ankabut : 4 ).

-

َرَكْنُمْلاَو ِءاَشْحَفْلا ِهَع ىَهْنَت َةىَلَّصلا َّنِا َةىَلَّصلا يِقَاَو

Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatankeji dan munkar.An-Nuur:56

(7)

7 Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat.

Dari dalil-dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata-kata perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.

b. Batas Waktu Sholat Fardhu

Shalat fardhuada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Umat muslim diperintahkan untuk menunaikan berdasarkan dengan waktunya masing-masing. 1) Zhuhur, awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan benda tersebut kira-kira pukul 12.00-15.00 siang. 2) Ashar, waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari kira-kira pukul 15.00-17.30. 3) Maghrib, waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awal senja) merah. Kira-kira pukul 18.00-19.00 sore. 4) Isya‟, waktunya mulai dari tebenam syafaq (awal senja), hingga terbit fajar kira-kira pukul 19.00-04.30 malam. 5) Subuh, waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.Kira-kira pukul 04.00-5.30 pagi .

2. Metode Drill

a. Pengertian Metode Drill

Metode Drill adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (DepDikBud, 1993: 219).Sedangkan dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif karya Hisyam Zaini dkk ,mengungkapkan bahwa metode Drill memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka

(8)

8 mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

Jadi proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goalbased). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Dalam hal ini adalah agar siswa dapat mempraktikan ketrampilan sholat fardhu dengan baik dan benar.

b. Langkah-Langkah Metode Drill

Langkah-langkah metode Drill menurut E Mulyan dalam KBK 2004 adalah sebagai berikut:

1. Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

2. Guru menunjukkan cara pelaksanaan strategi Drill

3. Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru. 4. Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. 5. Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan,

baik bila anak berhasil maupun kurang berhasil.( E Mulyasa KBK : 2004).

Sementara menurut Hisyam Zaini dkk dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif mengungkapkan langkah-langkah yang dipakai dalam metode Drill adalah sebagai berikut:

Pertama, setelah pembelajaran suatu topik tertentu, identifikasi berupa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas.

Kedua, bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemostrasikan skenario.

(9)

9 Ketiga, beri waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario.

Keempat, beri waktu 5-10 menit untuk berlatih.

Kelima, secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing. Beri kesempatan untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill

Kelebihan dan kekurangan metode Drill menurut Sriyono dkk adalah sebagai berikut:

Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai.

2. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.

3. Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat.

4. Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain. 5. Memupuk perkembangan kreativitas anak.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Pemecahan problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat.

2. Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang terpenuhi.

3. Rasa malu dan tekut akan mengakibatkan ketidak wajaran dalam memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang memenuhi harapan (Sriyono dkk, 1992: 118).

Sedang menurut E Mulyana kelebihan adalah sebagai berikut:

(10)

10 2.Berbuat sendiri

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual

5. Memupuk sikap kekeluargaan, musyawarah dan mufakat

6. Membina kerjasama antara sekolah, masyarakat, guru dan orang tua siswa yang bermanfaat dalam pendidikan

7. Pembelajaran dilaksanakan realistik dan konkrit, sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghidarkan terjadinya verbalisme

8. Pembelajaran menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dengan dinamika.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa strategi Drill memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup dalam pelaksanaannya sehingga hasil yang dicapai efektif dan siswa memperoleh gambaran yang pasti(KBK 2004)

d. Penerapan Strategi Drill pada Pembelajaran PAI Materi Sholat Fardhu

Hisyam Zainidkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif mengungkapkan bahwa metode Drill member kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan scenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

(11)

11 Langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1) Pertama, setelah pembelajaran suatu topic tertentu, identifikasi berupa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas.2) Kedua, bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan skenario. 3) Ketiga, beriwaktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario. 4) Keempat, beriwaktu 5-10 menit untuk berlatih. 5) Kelima, secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan scenario masing-masing. Beri kesempatan untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

Dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat fardhu yang didirikan dengan khusyu‟ yakni shalat yang nantinya akan berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya. Pengertian shalat yang dimaksudkan lebih kepada pengertian shalat menurut Ash Shiddieqy dari ta‟rif shalat yang menggambarkan ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu‟ dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo‟a dan memuji.Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi muslimin maupun dalam perjalanan.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit .

(12)

12 B. Kerangka Berfikir

Kondisi awal guru belum menggunakan metode drill dalam pembelajaran melakukan sholat fardhu, maka ketrampilan dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam masih rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan melalukan sholat fardhu,perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metodeDrill. Siklus I menggunakan metode Drill tanpa bimbingan guru, dan siklus II menggunakan metode drill dengan bimbingan guru.Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan ketrampilan melakukan sholat fardhu bisa meningkat.

Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode Drill, dapat meningkatkan ketrampilan melakukan sholat fardhu pada siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji pada semester genap tahun pelajaran 2014 /2015.

C. Hipotesis Tindakan

Menggunakan metode drill

Diduga melalui metode drill terjadi penigkatan pembelajaran Siklus I Guru terapkan metode siswa partisipasi Hasil belajar Siswa rendah Siklus II Guru terapkan metode siswa partisipasi Kondis iawal Tindak an Kondisi Akhir Guru belum menggunakan metode

(13)

13 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode Drill dapat meningkatkan ketrampilan melakukan sholat fardhu bagi siswa SD Negeri 8 Kranji semester genap pada tahun pelajaran 2014 /2015.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan. Dengan rincian kegiatan mulai dari persiapan penyusunan proposal pertama bulan Maret 2015, penyusunan instrumen , pengumpulan data , pembahasan sampai pelaporan hasil penelitian hingga bulan Juni 2015.

Tabel I

Tentang Tahap- Tahap Penelitian

No JENIS

KEGIATAN BULAN PELAKSANAAN

Bulan I Bulan II Bulan III

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 Menyusun

Proposal

(14)

14 2 Menyusun Instrumen x x 3 Pelaksanaan Prasiklus x 4 Pelaksanaan Siklus I x 5 Pelaksanaan Siklus II x 6 Analisis Data x x x x x 7 FGD Hasil Penelitian x 8 Perbaikan Laporan x 9 Laporan Penelitian x x 2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 8 Kranji.Jalan Kalibener Gang II No.14 Kelurahan Kranji Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah kode pos 53116.Alasan penelitian dilakukan di sekolah ini adalah karena :

a. Penulis sekaligus guru yang bertugas di SD tersebut sehingga mengenal betul prestasi siswanya.

b. Kolaborasi dengan teman guru sangat mudah dan lancar. c. Proses perijinan penelitian sangat simpel.

d. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam standar kompetensi melaksanakan sholat fardhu, sehingga perlu diadakan penelitian.

(15)

15 3. Subyek Penelitian

Subyek penelitiaanya adalah siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji tahun pelajaran 2014 / 2015. Berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan.

3. Sumber Data

4. Data yang bersumber dari subyek atau data primer berupa penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder. Su

mber data primer adalah data yang bersumber dari subjek penelitian yaitu siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Timur pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari selain sumber data primer, misalnya guru kelas dalam sekolah tersebut yang diajak berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini hanya menggunakan sumber data primer yang berupa nilai hasil belajar. Nilai hasil belajar tersebut diperoleh melalui tes pada setiap akhir siklus. Karena penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus maka terdapat 2 nilai. Nilai pertama diperoleh melalui tes di akhir siklus kedua.

Sumber data primer penelitian berupa nilai hasil tes tiap siklus berupa tes tertulis pada siswa kelas III sebagai subjek penelitian setelah selesai setiap siklus. Wujud data berupa angka nilai – nilai kuantitatif setiap siswa kelas III tersebut. Sumber data sekunder penelitian dari guru kelas III yang dapat membantu pada penilaian tiap akhir siklus.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data pada penelitian tindakan kelas ini diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Hal tersebut dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :

(16)

16 a. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan tes dan non tes. Dalam penelitian ini menggunakan cara tes yaitu tes tertulis bentuk isian yang jawabannya sudah tersedia. Siswa mengisi titik titik pada soal yang telah dipersiapkan dengan mengingat jawaban pada metode Drill yang telah di peragakan. b. Alat pengumpul data berupa perangkat butir soal tes tertulis yang di buat

oleh peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hasil tes tersebut berupa nilai individu yang kemudian di analisis dan di simpulkan. c. Perangkat butir soal tes tertulis di berikan setiap akhir siklus I dan siklus II

kepada siswa kelas III.

- ,

E. Agar alat pengumpulan data dan yang diperoleh valid maka dilakukan validasi.Adapun cara validasinya disesuaikan dengan alat maupun data yang diperlukan Hal tersebut dapat peneliti jelaskan sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan tes dan non tes. Dalam penelitian ini menggunakan cara tes yaitu tes tertulis bentuk isian yang jawabannya sudah tersedia. Siswa mengisi titik titik pada soal yang telah dipersiapkan dengan jawaban .

Alat pengumpul data berupa perangkat butir soal testertulis yang di buat oleh peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran tersebut. Hasil tersebut berupa nilai individu yang kemudian di analisis dan di simpulkan.

Perangkat butir soal testertulis diberikan setiap akhir siklus I dan siklus II kepada siswa kelas III.

Data data tersebut akan divalidasi data triangulasi.

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multi metode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda

(17)

17 akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias atau subyektifitas yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Karena itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran utuh. , metode triangulasi semakin lazim dipakai dalam penelitian kualitatif karena terbukti mampu mengurangi bias dan meningkatkan kredibilitas penelitian. Dalam berbagai karyanya, Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai saat ini, konsep terkini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori. Berikut penjelasannya.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bias menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur.Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bias menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant

obervation), dokumen tertulis, arsip , , dokumen sejarah, catatan resmi, catatan

(18)

18 menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.

Analisa data

Mengingat PTK datanya terbentuk berbentuk bilangan atau kuantitatif maka data yang ada dianalisis dengan analisa deskriptis komparatif, yaitu membandingkan data kuantitatif dan kondisi awal ( prasiklus ) , siklus I dan siklus II dari aspek ( 1 ). Partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2 ).Nilai rata-rata / mean, ( 3 ). Persentase siswa yang nendapatkan nilai di atas KKM.

Indikator Kinerja

Metode drill dinilai efektif kinerjanya untuk memnjawab masalah ketrampilan melakukan sholat fardlu, apabila ada peningkatan berupa ; partisipasi siswa dalam pemebelajaran ,nilai rata-rata / mean dari prasiklus ke siklus I dan siklus II secara nyata dan persentasenya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM mencapai 86 % .

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 3 tahap dengan 2 sikus .Tahap pertama adalah tahap prasiklus , sementara tahap dua dan tiga adalah siklus satu dan siklus dua.

Pada prasiklus, peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang menggunakan metode konvensional kepada siswa .

Adapun langkah –langkah pembelajaran pada tahap prasiklus adalah sebagai berikut :

(19)

19 Pada siklus I peneliti melaksanakan

Perencanaan ( Planning)

Pada kegiatan tahap ini meliputi :

Menyusun rencana pembelajaran ( RPP ) Pendidikan Agama Islam standar kopetensi melaksanakan sholat fardlu dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran x 35 menit ( 1 Pertemuan ).

Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi, butir soal, kriteria penilaian , blangko hasil tes, dan rekap itu hasil tes dan rekap itu hasil tes setiap siswa kelas III.

Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.

Tindakan (acting)

Setelah semua persiapan selesai pelaksanaan tindakan kelas mengacu pada rencana pembelajaran yang telah di susun.

Observasi( Observing)

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran sekaligus melakukan pengamatan penelitian. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas III melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai RPP yang telah di susun dan sekaligus mencatat kegiatan selama pembelajaran. Penelitidan guru kelas III menilai hasil evaluasi kelompok dan individu pada akhir siklus. Dari hasil nilai tersebut direkapitulasi dan dirata-rata.

Berdasarkan data nilai rata-rata, hambatan dan kekurangan pada siklus I peneliti melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran untuk siklus berikutnya.

Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini semua hasil observasi dan evaluasi dilaporkan dan direfleksikan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan tindakan

(20)

20 selama satu siklus serta merencanakan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya.

Pada tahap ini juga di lakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Pada siklus II peneliti melaksanakan :

Perencanaan (planning)

Apabila diperlukan, menyusun kembali / merevisi rencana pembelajaran ( RPP ) Pendidikan Agama Islam standar kopetensi melakukan sholat fardlu dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran x 35 menit ( 1 pertemuan ).

Apabila diperlukan, menyusun / menyiapkan kembali perangkat soal tes, kisi-kisi, butir soal , kriteria penilaian , blanko hasil tes , dan rekap itu hasil tes setiap siswa kelas III.

Apabila diperlukan, menyusun kembali / merevisi perencanaan teknis analis data dan menyimpulkan hasil penelitian.

Tindakan( acting )

Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan pembelajaran. Peneliti / penulis berkolaborasi dengan guru kelas III melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai RPP yang telah di susun. Peneliti dan guru kelas Ill mengumpulkan data pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan instrument yang telah di rencanakan sebelumnya. Berdasarkan data, hambatan dan kekurangan pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Observasi( Observing)

Pada tahap ini peneliti / guru melaksanakan pembelajaran sekaligus melakukan pengamatan penelitian seperti pada siklus I. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas III melaksanakan tindakan sesuai RPP yang

(21)

21 telah di susun dan sekaligus mencatat kejadian selama pengamatan dan pembelajaran. Peneliti dan guru kelas III menilai produk / hasil evaluasi kelompok dan individu pada akhir siklus.Dari hasil nilai tersebut direkapitulasi dan rata-rata.

Refleksi ( Reflecting)

Peneliti dan guru kelas III mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran dari hasil nilai rata-rata hasil penilaian . Hal -hal yang perlu di diskusikan meliputi :

Kesesuaian antara pelaksanaan dengan RPP yang telah di buat.

Kendala dan kesulitan yang di alami peneliti dan guru .

Hasil penilaian / nilai rata-rata siswa pada akhir siklus tersebut.

Mengadakan perbaikan dan pengayaan.

Penelitidan guru kelas III mendiskusikan dan membandingkan rata-rata nilai hasil tindakan pada siklus I dan siklus II kemudian menyimpulkan hasil penelitian itu, perlu di ulangi atau tidak . Jika masih belum tercapai maka perlu diberi tindakan ulang.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SD Negeri 8 Kranji Kecamatan Purwokerto Timur ,pada kelas III dengan jumlah siswa 18 ,yang terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan. Di lihat dari kemampuannya ,siswa di kelas ini sangat beragam , yakni ada siswa yang kemampuannya tinggi, sedang dan rendah. Hal itu dapat dilihat berdasarkan nilai ulangan ,khususnya pata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

(22)

22 Kondisi ruang kelas III sebagai tempat belajar sudah cukup baik. Ruang kelas memiliki jendela dan ventilasi yang cukup baik.Pengaturan tempat duduk siswa juga sudah baik .Jumlah siswa meja siswa ada 12 buah, dan kursi 18 buah, . Siswa duduk ada yang berpasangan , 1 meja 2 orang siswa, ada juga yang sendirian Tempat duduk siswa diatur menjadi 4 kolom dan 3 baris. Siswa yang memiliki kemampuan rendah atau tinggi tempat duduknya bebas.

Denah tempat duduk siswa

Keterangan

1. Aldes Reski 6 Michael 10. . Ahmad Syarif 1 4.Desfiana 2. Dimas 7 .Helmi Kristi 11 Irena dwi 15.Keysha 3. Lusiana Agista 8. Nurvita Puji 12 R.idwan Budi 16. Riski Suy 4. Riska Tria 9. Najwa Farida 13. Faturahman 17.Audrey 5. Tantra Narendra 18 Giovani Yudiarto

(23)

23 Pembelajaran PAI materi melaksanakan sholat fardu terlebih dudlu diadakan pre tes tentang gerakan dan bacaan sholat.Hasil pre tes menunjukan harus dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran materi ini ,karena sebagian besar siswa belum memahami materi tersebut.

1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Upaya perbaikan pembelajaran perlu dilakukan karena masih rendahnya hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran melaksanakan sholat fardu ,sebagian besar (66,66%) dari siswa memperoleh nilai ulangan harian masih di bawah KKM sekolah sebesar 70. Hal ini disebabkan antara lain pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru dan rendahnya tingkat antusias siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal, dari 18 siswa yang ada di kelas III, hanya 6 siswa yang tuntas dengan KKM 70.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Pra siklus

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75

75 75 75

70 - 

2 Michael Prasetya 50 - 

3 Ahmad Syarif Hidayatulloh 80 √ -

4 Desfiana Rahma 80  -

5 Dimas 75 60 - 

6 Helmi Kristianto 75 60 - 

7 Irena Dwi Sefiana 75 50 - 

8 Keysha Selin Avrillia 75 60 - 

(24)

24

10 Nurvita Puji Aryanti 75 80  -

11 Ridwan Budi Prasetya 75 60 - 

12 Riski Romadoni Suyatno 75 50 - 

13 Riska Tria Anggraeni 75 70 - 

14 Najwa Farida 75 80  -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 60 - 

16 Audrey Aulia 75 60

17 Tantra Aditya Narendra 75 60 - 

18 Giofani Yudiarto 75 80  -

Jumlah Nilai 1130

Nilai rata-rata kelas 62,77

Jumlah siswa tuntas 6 6 12

Keterangan :

T : Tuntas

BT : Belum Tuntas

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

Dari hasil pra sklus tersebut dapat diketahui nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi 80 ,sehingga rata-rata nilai siswa 62,77 % dan dapat diketahui bahwa pemahaman siswa SD Negeri 8 Kranji masih rendahnya nilai karena belum mencapai KKM,yaitu 70. Penyebab rendahnya nilai pada deskripsi awal tersebut adalah siswa belum memahami bacaan dan gerakan sholat. Hal tersebut berawal dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan dan gerakan sholat.

Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada tahap pra tindakan tersebut, peneliti merumuskan penyebab timbulnya masalah tersebut. Dari hasil refleksi dapat dikketahui bahwa guru dalam mengajar pendidikan agama Islam hanya sebatas menjelaskan materi dari buku,guru tidak menggunakan media apaun yang dapat membantu memahami siswa terutama pada materi melakksanakan sholat. Akhirnya diperoleh keputusan untuk menerapkan media gambar tentang bacaan dan gerakan sholat dengan menggunakan metode drill.penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus ,yang meliputi :

1,Siklus I ; Kegiatan pembelajaran tentang bacaan dan gerakan sholat tidak menggunakan metode drill

(25)

25 2. Siklus II : Kegiatan pembelajaran sudah menggunakan metode drill

Berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus sebanyak dua siklus dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi melaksanakan sholat fardu melalui metode drill dapat tergambar pada laporan hasil dan pembahasan yang diuraikan sebagai berikut.

2. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Tahap pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti melakukan persiapan yang dalam bahasa Inggris dinamakan last minute checking.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.

2. Menyusun RPP yang akan dilaksanakan.

3. Menyiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan. 4. Menyiapkan alat peraga.

5. Menyusun lembar kerja siswa. 6. Menyusun lembar evaluasi siswa.

7. Menyusun lembar observasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Peneliti dengan didampingi teman sejawat menyimpulkan data pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen yang telah direncanakan. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

 Setelah siswa masuk ke kelas dengan tertib,duduk,berdo‟a absensi ,mereka bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran

(26)

26 Pendidikan Agama Islam .Sebagai apersepsi, guru meningatkan kembali meteri pelajaran yang diajarkan sebelumnya ,kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini kepada siswa.”Anak-anak, apakah kalian masih ingat apa yang telah kita pelajari pada pertemuan kemarin ?” beberapa anak menjawab “Masih bu guru,” coba Aldes,masih ingatkah materi pelajaran minggu yang lalu ?” masi bu guru,” minggu yang lalu kita belajar tentang pengertian sholat.”Ya benar sekali,alkhamdulilah,berarti kalian masih ingat pelajaran yang telah diajarkan . mengulang materi sebelumnya.

 Guru melakukan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan.”Nah sekarang kita akan belajar pelajaran bacaan dan gerakan sholat”.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan kepada siswa.“Setelah kalian belajar tentang bacaan dan gerakan sholat diharapkan kalian dapat melakukan sholat fardu dengan benar”.

2) Kegiatan inti

 Guru menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan.

 Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dengan setiap kelompok berjumlah 6 siswa.

 Guru meminta siswa melakukan peragaan gerakan sholat dengan kelompoknya.

 Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya mengenai hasil peragaan hafalan sholat

 Guru dan siswa bertanya jawab untuk meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan terhadap materi yang telah diperagakan

3) Kegiatan akhir

 Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa dan memberikan kesimpulan.

(27)

27

 Guru memberikan evaluasi. c.…Tahap Observasi (Observation)

Pada saat proses pembelajaran, masih ada beberapa kekurangan yang dilakukan oleh peneliti antara lain :

1) Peneliti tidak menjelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan drill

2) Peneliti belum memberikan petunjuk penggunaan alat peraga konkret secara jelas dan runtut, sehingga siswa sukar memahami. 3) Hasil ulangan siswa meningkat namun belum sesuai harapan

peneliti yaitu sebayak 12 siswa mendapat nilai sesuai KKM. Adapun hasil ulangan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Nama Siswa KKM Siklus I

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75 80 √

2 Michael Prasetya 75 60 - √

3 Ahmad Syarif Hidayatulloh 75 80 √ -

4 Desfiana Rahma 75 90 √ -

5 Dimas 75 80 √ -

6 Helmi Kristianto 75 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 75 60 - √

8 Keysha Selin Avrillia 75 90 √ -

9 Lusiana Agista Putri 75 80 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 75 80 √ -

(28)

28

12 Riski Romadoni Suyatno 75 60 - √

13 Riska Tria Anggraeni 75 60 - √

14 Najwa Farida 75 90 √ -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 80 √ -

16 Audrey Aulia 75 90 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 75 80 √ -

18 Giofani Yudiarto 75 80 √ -

Jumlah Nilai 1310

Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa tuntas Prosentase ketuntasan

72,77 12 66,66%

12 6

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada siklus I, nilai tertinggi mencapai 90 sebanyak 4 siswa. 2. Pada siklus I, nilai terendah 50 hanya diperoleh oleh 1 siswa. 3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 14 siswa. 4. Pada siklus I, siswa yang nilainya tidak naik sebanyak 4 siswa.

5. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18 siswa ( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

6. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18 siswa atau (33,33 %.).

Hasil kegiatan belajar mengajar peneliti dapat dilihat pada tabel observer berikut ini:

No Kegiatan 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Guru melakukan apersepsi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi menggunakan sumber buku

Guru menguasai pembelajaran

Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam peragaan sholat

Guru membimbing siswa melakukan drill Guru menguasai metode pembelajaran

√ √ √ √ √ √

(29)

29 7.

8. 9. 10.

Guru memberikan motivasi Guru memberikan kesimpulan

Guru memberikan tugas diakhir kegiatan

√ √ √ √ Jumlah 43 Nilai 43/ 50 x 100= 86

Tabel 4.3 Data hasil kegiatan belajar mengajar oleh peneliti

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar yang dilakukan peneliti sudah memenuhi nilai A, namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan.

d.… Tahap refleksi (reflekcion)

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan teman sejawat atau observer tentang hasil ulangan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi melaksanakan Sholat Fardu di kelas III SD Negeri 8 Kranji UPK Purwokerto Timur mengalami peningkatan. Dari sejumlah 18 siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau 66,66% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 33,33%. Untuk mencapai ketuntasan siswa lebih maksimal, peneliti melaksanakan siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

Tahap pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis tanggal 20 April 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini sama dengan langkah-langkah dalam tahap pertama siklus I. Proses pembelajaran dan metode tidak jauh berbeda.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Peneliti dengan didampingi teman sejawat atau observer melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(30)

30 1) Kegiatan awal

- Guru mengulang materi sebelumnya.

- Guru melakukan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan kepada siswa.

2) Kegiatan inti

- Guru menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan. - Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok belajar dengan

setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

- Guru meminta siswa melakukan gerakan sholat dengan bimbingan guru.

- Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya mengenai hasil peragaan gerakan sholat dengan bimbingan guru.

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju melakukan gerakan sholat dengan bimbingan guru.

- Guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Kegiatan akhir

- Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa dan memberikan kesimpulan.

- Guru memberikan evaluasi.

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II ini dilakukan berdasarkan kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus I.

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Nama Siswa KKM Siklus II

Nilai T BT

1 Aldes Reski Nugroho 75 80 √

2 Michael Prasetya 75 80 √ -

(31)

31

4 Desfiana Rahma 75 100 √ -

5 Dimas 75 80 √ -

6 Helmi Kristianto 75 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 75 60 - √

8 Keysha Selin Avrillia 75 100 √ -

9 Lusiana Agista Putri 75 100 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 75 100 √ -

11 Ridwan Budi Prasetya 75 80 √ -

12 Riski Romadoni Suyatno 75 80 √ -

13 Riska Tria Anggraeni 75 90 √ -

14 Najwa Farida 75 100 √ -

15 Faturrahman Adi Saputra 75 80 √ -

16 Audrey Aulia 75 100 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 75 90 √ -

18 Giofani Yudiarto 75 80 √ -

Jumlah nilai

Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa tuntas Prosentase ketuntasan 1550 86,11 16 88,88% 16 2

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa :

1. Pada siklus I, nilai tertinggi mencapai 100 sebanyak 6 siswa. 2. Pada siklus I, nilai terendah 60 hanya diperoleh oleh 2 siswa. 3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 18 siswa.

4. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa dari 18 siswa ( 88,88 % ) dengan nilai rata – rata kelas 86,11.

5. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa dari 18 siswa atau (11,11 %.).

c. Tahap Observasi (observation)

Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun dan sudah memperbaiki kekurangan pada siklus I. Hasil ulangan siswa pada siklus II meningkat dan sudah sesuai harapan peneliti sebanyak 80% siswa mendapat nilai di atas KKM.

Hasil kegiatan belajar mengajar peneliti pada Siklus II dapat dilihat pada tabel observer:

(32)

32 No Kegiatan 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Guru melakukan apersepsi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi menggunakan sumber buku

Guru menguasai pembelajaran

Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam mempraktekan sholat Guru membimbing siswa melakukan peragaan sholat

Guru menguasai metode pembelajaran Guru memberikan motivasi

Guru memberikan kesimpulan

Guru memberikan tugas diakhir kegiatan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 48 Nilai 48/ 50 x 100= 96

Tabel 4.5 Data hasil kegiatan belajar mengajar oleh peneliti

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proses kegiatan belajar yang dilakukan peneliti sudah memenuhi nilai A dan sudah dianggap baik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.

d. Data Hasil Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan observer siklus II ini, peneliti sudah maksimal dalam mempergunakan metode drill dengan

bantuan alat peraga konkret. Pembelajaran sudah berjalan baik, siswa bersungguh-sungguh dalam pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru melainkan pada siswa.

(33)

33 Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, guru masih menggunakan model konvensional sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Metode dan media belum diperagakan sehingga materi yang disampaikan belum dapat dipahami oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka perlu dilakukan tindakan penelitian.

Untuk mengetahui peningkatan prosentase KKM maka harus dilakukan perbandingan antara hasil ulangan pada pra siklus dengan siklus I. berikut ini adalah perbandingan hasil ulangan pra siklus dengan siklus I:

Aspek yang

diamati Pra Siklus Siklus I

Kegiatan Pembelajaran

Peneliti belum

menggunakan metode drill

Peneliti sudah

menggunakan metode drill

Hasil Nilai yang diperoleh dari 18 siswa hanya 6 anak (33,33%) yang tuntas KKM dan sisanya 12 anak (66,66%) belum tuntas

KKM. Dengan nilai

tertinggi 80 dan nilai terendah 40.

Nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dari 18 siswa,ternyata 12

anak (66,66%)

memperoleh nilai diatas

KKM dan 6 anak

(33,33%) masih dibawah KKM, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.

Tabel 4.6 Perbandingan hasil pengamatan pada tahap Pra Siklus dan Siklus I

(34)

34 dengan Siklus I No Nama Siswa Nilai sebelum tindakan perbaikan Siklus I

Nilai Tuntas Belum Tuntas

1. Aldes Reski Nugroho 80 80 √ -

2 Michael Prasetya 80 60 √ -

3 Ahmad Syarif Hidayat 60 80  -

4 Desfiana Rahma 80 90  -

5 Dimas 60 70  -

6 Helmi Kristianto 60 60 - 

7 Irena Dwi Sefiana 50 60 - 

8 Keysha Selin Avrillia 60 90  -

9 Lusiana Agista Putri 80 80  -

10 Nurvita Puji Aryanti 80 80  -

11 Ridwan Budi Prasetya 60 80  -

12 Riski Romadoni Suyatno 50 60 - 

13 Riska Tria Anggraeni 40 60 - 

14 Najwa Farida 80 90  -

15 Faturrahman Adi Saputra 60 60  -

16 Audrey Aulia 80 90  -

17 Tantra Aditya Narendra 60 80  -

18 Giofani Yudiarto 80 80  -

Jumlah Nilai 1120 1310

Nilai rata-rata kelas 62,22 72,77

Jumlah siswa tuntas 6 12 12 6

Persentase ketuntasan 33,33 % 66,66

%

66,66

% 33,33%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh keterangan :

1. Pada pra siklus, siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18 siswa atau (33,33% ) dengan nilai rata – rata kelas 62,22.

2. Pada pra siklus, siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18 siswa atau (66,66% ).

3. Pada siklus I, siswa yang nilainya naik sebanyak 14 siswa. 4. Pada siklus I, siswa yang nilainya tidak naik sebanyak 4 siswa.

5. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18 siswa ( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

6. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18 siswa atau (33,33 %.)

(35)

35 12 6 6 12 0 2 4 6 8 10 12 14

Pra Siklus Siklus 1

Belum Tuntas Tuntas

62,22 72,77 55 60 65 70 75

Pra Siklus Siklus 1

Nilai Rata-rata kelas

Pada kondisi pra siklus nilai rata-rata hanya 62,77, pada akhir siklus I nilai rata-rata dapat mencapai 73,33. Hal ini menunjukkan ada kenaikan 10,56 atau naik 33,33% dari kondisi pra siklus. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :

Pada kondisi pra siklus nilai rata-rata hanya 62,77, pada akhir siklus I nilai rata-rata dapat mencapai 73,33. Hal ini menunjukkan ada kenaikan 10,56 atau naik 33,33% dari kondisi pra siklus. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :

Gambar 1. Jumlah Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Gambar 2. Nilai Rata-rata Pra Siklus dan Siklus I

Prosentase ketuntasan juga mengalami kenaikan yaitu sebelum tindakan perbaikan sebesar 33,33% (6 siswa) menjadi 66,66% (12 siswa)

(36)

36 33,33 66,66 0 10 20 30 40 50 60 70

Pra Siklus Siklus 1

Prosentase Ketuntasan

pada siklus I ini. Untuk lebih jelasnya peningkatan sebesar 33,33% dapat digambar dengan diagram batang sebagai berikut :

Gambar 3. Prosentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I Pada siklus I ini ada kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 10,55, yaitu dari kondisi pra siklus 72,77. Ketuntasan klasikal baru mencapai 66,66%, jumlah itu masih jauh dibawah target sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih harus diperbaiki.

Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan dengan menggunakan metode drill, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu, penggunaan Metode Drill dalam pembelajaran telah mampu mempermudah siswa dalam memahami materi.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam memahami pembelajaran penggunaan Metode Drill dengan alat peraga konkret harus dibimbing oleh guru. Disamping itu, siswa juga mencoba untuk percaya diri dan berani.

Untuk mengetahui peningkatan prosentase KKM maka harus dilakukan perbandingan antara hasil ulangan pada siklus I dengan siklus II. berikut ini adalah perbandingan hasil ulangan siklus I dengan siklus II:

Aspek yang diamati

(37)

37 Kegiatan

Pembelajaran

Peneliti sudah menerapkan metode drill

Peneliti membimbing

siswa menerapkan

metode drill

Hasil

Nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dari 18 siswa,ternyata 12

anak (66,66%)

memeperoleh nilai diatas KKM dan 6 anak (33,33%)

masih dibawah

KKM,dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.

Nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dari 18 siswa,ternyata 16

anak (88,88%)

memeperoleh nilai diatas

KKM dan 2 anak

(11,11%) masih dibawah

KKM,dengan nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

Tabel 4. 8 Perbandingan hasil pengamatan pada tahap Siklus I dan Siklus II

Ternyata terjadi peningkatan hasil belajar dari setiap siklusnya. Tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam dua siklus, peneliti menemukan dua hal penting yang mengalami perubahan.

Tabel 4.9 Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II

NO NAMA SISWA Nilai

Siklus I

Siklus II

Nilai T BT

1. Aldes Reski Nugroho Michael Prasetya Ahmad Syarif Desfiana Rahma Dimas

Helmi Kristianto Irena Dwi Sefiana

50 60 - √ 2 60 80 √ - 3 80 90 √ - 4 90 100 √ - 5 70 80 √ - 6 50 60 - √ 7 60 80 √ -

(38)

38 8 Keysha Selin Avrillia

Lusiana Agista Putri Nurvita Puji Aryanti Ridwan Budi Prasetya Riski Romadoni Riska Tria Anggraeni Najwa Farida

Faturrahman Adi Audrey Aulia

Tantra Aditya Narendra Giofani Yudiarto 90 100 √ - 9 80 100 √ - 10 80 100 √ - 11 70 80 √ - 12 60 80 √ - 13 60 90 √ - 14 90 100 √ - 15 70 80 √ - 16 90 100 √ - 17 80 90 √ - 18 80 80 √ - Jumlah Nilai Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa tuntas Persentase ketuntasan 1310 72,77 12 66,66 % 1550 86,11 16 88,88 % - - 16 2 -

Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh keterangan :

1. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa dari 18 siswa atau ( 66,66 % ) dengan nilai rata – rata kelas 72,77.

2. Pada siklus I, siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa dari 18 siswa atau ( 33,33 % ).

3. Pada siklus II, siswa yang nilainya naik sebanyak 18 siswa. 4. Pada siklus II, siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa dari

18 siswa ( 88,88 % ) dengan nilai rata – rata kelas 86,11.

5. Pada siklus II siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa dari 18 siswa atau ( 11,11 % ).

Dari setiap tahap mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Aspek yang

diamati Pra Siklus Siklus I Siklus II

Kegiatan Pembelajaran Peneliti belum menggunakan metode drill Peneliti sudah menerapkan metode drill Peneliti membimbing siswa menerapkan metode drill

(39)

39 dengan memperakan gerakan sholat Hasil Nilai yang diperoleh dari 18 siswa hanya 6 anak (33,33%) yang tuntas KKM dan sisanya 12 anak (66,66%) belum tuntas KKM. Dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dari 18 siswa,ternyata 12 anak (66,66%) memperoleh nilai diatas KKM dan 6 anak (33,33%) masih dibawah KKM,dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dari 18 siswa,ternyata 16 anak(88,88%) memperoleh nilai diatas KKM dan 2 anak (11,11%) masih dibawah KKM,dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

Tabel 4. 10 Perbandingan hasil pengamatan pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Tabel 4.11 Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Pra Siklus, `Siklus I dan Siklus II

NO NAMA SISWA Nilai sebelum Tindakan Perbaikan Nilai Siklus I Siklus II Nilai T BT

1. Aldes Reski Nugroho 40 50 60 - √

2 Michael Prasetya 50 60 80 √ -

3 Ahmad Syarif 60 80 90 √ -

4 Desfiana Rahma 80 90 100 √ -

5 Dimas 60 70 80 √ -

6 Helmi Kristianto 50 50 60 - √

7 Irena Dwi Sefiana 50 60 80 √ -

8 Keysha Selin Avrillia 60 90 100 √ -

9 Lusiana Agista Putri 80 80 100 √ -

10 Nurvita Puji Aryanti 80 80 100 √ -

11 Ridwan Budi Prasetya 60 70 80 √ -

12 Riski Romadoni 50 60 80 √ -

(40)

40 12 6 2 6 12 16 0 5 10 15 20

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Belum Tuntas Tuntas

14 Najwa Farida 80 90 100 √ -

15 Faturrahman Adi 60 70 80 √ -

16 Audrey Aulia 80 90 100 √ -

17 Tantra Aditya Narendra 60 80 90 √ -

18 Giofani Yudiarto 80 80 80 √ -

Jumlah Nilai Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa tuntas Persentase ketuntasan 1120 62,22 6 33,33 % 1310 72,77 12 66,66 % 1550 86,11 16 88,88 % - - 16 2 - Kenaikan jumlah siswa yang tuntas tersebut dapat digambar dalam diagram batang sebagai berikut :

Gambar 4. Kenaikan Jumlah Ketuntasan Siswa Siklus II -

Nilai rata-rata pada siklus II ini mencapai 86,11 atau naik sebesar 13,34 dari rata-rata nilai siklus I. Untuk lebih jelasnya, kenaikan nilai rata

(41)

41 62,22 72,77 86,11 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Nilai Rata-rata kelas

33,3 66,66 88,88 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Prosentase Ketuntasan

rata dari kondisi pra siklus sampai siklus II dapat peneliti jelaskan melalui diagram berikut .

Gambar 5. Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pada siklus I prosentase ketuntasan mencapai 72,77% naik sebesar 33,33% dari sebelumnya, dan pada siklus II prosentase ketuntasan juga naik 22,22% menjadi 88,88%. Untuk lebih jelasnya, peneliti sajikan gambar diagram batang kenaikan prosentase ketuntasan pada siklus II sebagai berikut :

Gambar 6. Prosentase Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pada akhir siklus II enam belas siswa menyatakan bahwa metode drill mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran. Kedua, pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan peningkatan angka ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran awal hanya 33,33% sedangkan pada akhir siklus II terjadi perbaikan

(42)

42

pembelajaran siswa yang tuntas belajar mencapai 88,88%. Dengan demikian, bahwa pembelajaran yang dilakukan untuk peningkatan

hasil belajar siswa, harus dilakukan tindakan perbaikan kelas melalui beberapa siklus, sehingga pembelajaran akan semakin menyenangkan dan hasil belajar atau angka ketuntasan belajar siswa meningkat.

Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II, hasil penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut : 1. Kemudahan Belajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 siswa pada siklus I dan 18 siswa pada siklus II, siswa merasa lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal tentang materi bacaan dan gerakan sholat

2. Hasil Belajar Siswa

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II, menunjukkan kenaikan ketuntasan belajar yang signifikan terhadap mata pelajaran PAI materi bacaan dan gerakan sholat .Pada hasil belajar pra siklus diketahui bahwa hanya 6 siswa yang tuntas, siklus I naik menjadi 12 siswa dan pada siklus II dapat mencapai 16 siswa yang tuntas. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa, seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.12 Rekapitulasi ketuntasan,nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar siswa

No Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

(43)

43 62,22 72,77 86,11 33,33 66,66 88,88 66,66 33,33 11,11 0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Prosentase Belum Tuntas

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat kenaikan yang tinggi pada ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut:

Gambar 7. Rekapitulasi nilai rata-rata kelas, persentase ketuntasan dan belum tuntas

Keterangan grafik :

1. Kondisi awal menuntaskan 6 siswa dari , 18 siswa atau 33 % 2. Siklus I berhasil menuntaskan 12 siswa dari 18 siswa atau 66

%

3. Siklus II berhasil menuntaskan 16 siswa dari 18 siswa atau 88 %

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan pokok bahasan melaksanakan sholat fardu

rata-rata Kelas tuntas 1 Pra Siklus 62,22 6 33,33 12 66,66 2 Siklus I 72,77 12 66,66 6 33,33 3 Siklus II 86,11 16 88,88 2 11,11

(44)

44 BAB V

PENUTUP A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan hasil belajar Pendidikan agama Islam mareti pokok melaksanakan sholat fardu siswa kelas III SD Negeri 8 Kranji tahun pelajaran 2014 / 2015 Kecamatan Purwokerto Timur dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran PAI kompetensi bacaan dan gerakan sholat dengan menggunakan metode drill dapat merangsang siswa untuk belajar lebih aktif. Sehingga siswa dapat dibelajarkan lebih memahami tentang bacaan dan gerakan sholat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai setelah dilaksanakan tindakan perbaikan. Dari hasil pre test pembelajaran belum menggunakan metode nilai rata-rata 62, pada siklus I dan siklus II setelah menggunakan metode drill terjadi peningkatan hasil belajar siswa . Oleh karena itu terbukti bahwa penggunaan metode drill berpengaruh terhadap kemampuan dan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran PAI khususnya pada pokok bahasan melaksanakan sholat fardu.

B.Saran

Setelah peneliti menarik simpulan ,sebagai tindak lanjut yang dipandang perlu demi peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam , maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1.Siswa

a. Perhatikan setiap penjelasan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran.

b. Penbanyak menghafal bacaan sholat dan sering latihan gerakan sholat,kemudian biasakanlah melaksanakan sholat fardu pada wakyunya

(45)

45 a. Mempersiapkan segala sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajan ,agar nantinya pembelajan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal

b. Mengusahakan untuk memberikan penjelasan secara bertahap ,sesuai dengan tahap perkembangan berfikir anak.

c. Berikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk membantu mereka yang merasa sulit memahami tentang materi pelajaran.

3. Sekolah

Bagi sekolah ,diharapkan sekolah menfasilitasi pelaksanaan kegiatan perbaikan melalui Penilaikan Tindakan Kelas ( PTK ) agar guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme nya.Ikut berperan aktif dan bekerja sama dengan guru kerjasama demi kelancaran pelaksanaa kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penilaian Tindakan Kelas ( PTK ) .

Gambar

Tabel 4.1  Data Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus
Tabel 4.2  Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Tabel 4.7  Perbandingan nilai hasil belajar siswa pada Pra Siklus
Gambar 1.  Jumlah Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat diketahui bahwa menggunakan media kartu gambar dapat meningkatkan keterampilan

Berdasarkan data observasi kegiatan guru dan observasi kegiatan siswa serta data hasil belajar siswa pada tes akhir siklus II menunjukkan bahwa tindakan kelas yang telah

Rancangan kegiatan penelitian menggunakan siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam

Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI melalui

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dirancang untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus

Penelitian mengenai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan,

Penelitian mengenai upaya peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus secara umum

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, benar-benar telah terbukti bahwa penggunaan metode drill dapat meningkatkan hasil