• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep CRF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep CRF"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Gagal ginjal terjadi saat ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik  Gagal ginjal terjadi saat ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik  tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di

di uriurine ne menmenumpumpuk uk daldalam am caircairan an tubtubuh uh akiakibat bat ganganggugguan an eksekskrekresi si renrenal al dandan meny

menyebabkaebabkan n gangggangguan uan fungsfungsi i endokendokrin rin dan dan metabometabolik, lik, cairancairan, , elektrelektrolit olit dandan asam-basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir  asam-basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir  yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal (Suzzane, 200!. yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal (Suzzane, 200!.

Gagal ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gagal ginjal akut dan Gagal ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. "embagian tersebut berdasarkan lamanya proses penyakit dan gagal ginjal kronik. "embagian tersebut berdasarkan lamanya proses penyakit dan tingkat keparahan dari penyakit. Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal tingkat keparahan dari penyakit. Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal seca

secara ra menmendaddadak ak dan dan hamhampir pir lenlengkagkap p akiakibat bat kegkegagaagalan lan sirsirkulkulasi asi renrenal al atauatau disfungsi tubular dan glomerular. Selanjutnya apabila tidak dapat teratasi maka disfungsi tubular dan glomerular. Selanjutnya apabila tidak dapat teratasi maka keparahan akan berkembang secara progresif menjadi kronik. Sehingga disebut keparahan akan berkembang secara progresif menjadi kronik. Sehingga disebut  juga

 juga dengan dengan gagal gagal ginjal ginjal kronik kronik yang yang merupakan merupakan penyakit penyakit renal renal tahap tahap akhir akhir  ( #S$%!.

( #S$%!.

Salah satu gangguan ginjal yang banyak ditemukan dan merupakan masalah Salah satu gangguan ginjal yang banyak ditemukan dan merupakan masalah ya

yang ng sansangagat t pepentntining g daldalam am bibidadang ng ilmilmu u pepenynyakakit it giginjanjal l (n(nefrefrolologogi! i! adadalalahah  penyakit

 penyakit ginjal ginjal kronik kronik ("G&! ("G&! ('akri, ('akri, 200!. 200!. )leh )leh karena karena itu, itu, penyusun penyusun lebihlebih memfokuskan pembahasan tentang gagal ginjal kronik dan asuhan kepera*atan memfokuskan pembahasan tentang gagal ginjal kronik dan asuhan kepera*atan  pada pasien dengan gagal ginjal kronik.

(2)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A. DEFINISI A. DEFINISI

Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 0 m+min (Suyono, et al, ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 0 m+min (Suyono, et al, 20

2000!. !. SeSedadangngkakan n memenunururut t SmSmeleltztzer er   'a'are re (2(20000! ! gagagagal l giginjnjal al krkrononisis me

merurupakpakan an gagangngguguan an fufungngsi si rerenanal l yayang ng prprogogresresif if dadan n irirrereerersibsibel el didimamanana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.

cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.

B. ANGKA KEJADIAN B. ANGKA KEJADIAN

Se

Setiatiap p tatahuhun n 00.0.000 00 ororanang g di di //memeririka ka memeniningnggal gal akakibibat at gagagal gal giginjnjalal men

menetaetap. p. SaaSaat t ini ini belbelum um ada ada penpenelitelitian ian epiepidemdemioliologi ogi tententantang g preprealalensensi i "G& "G&  ( "enyakit Ginjal &ronik! di ndonesia. %ari data di beberapa pusat nefrologi di ( "enyakit Ginjal &ronik! di ndonesia. %ari data di beberapa pusat nefrologi di ndonesia diperkirakan insidens dan prealensi "G& masing-masing berkisar ndonesia diperkirakan insidens dan prealensi "G& masing-masing berkisar 00-0

0  juta pendudjuta penduduk dan 200-20 juta penduduk dan 200-20 juta penduduk. %ata uk. %ata daridari the Third Healththe Third Health and Nutrition Examination Nurvey

and Nutrition Examination Nurvey (1/1#S ! tahun 2003 di /merika Serikat (1/1#S ! tahun 2003 di /merika Serikat menu

menunjukknjukkan an bah*bah*a a 4 4 pendpenduduk berumur 5 uduk berumur 5 20 tahun 20 tahun yang diteliti mengidapyang diteliti mengidap "G& (stadium 6 .34, stadium 26 34, stadium 36 7.34, stadium 76 0.24 dan "G& (stadium 6 .34, stadium 26 34, stadium 36 7.34, stadium 76 0.24 dan stadium 6 0.24! ('akri, 200!.

stadium 6 0.24! ('akri, 200!.

/ngka kejadian GG& pada anak di ndonesia yang bersifat nasional belum /ngka kejadian GG& pada anak di ndonesia yang bersifat nasional belum ada

ada. . "ad"ada a penpenelitelitian ian di di 8 8 rumrumah ah saksakit it "en"endiddidikaikan n %o%oktekter r SpeSpesialsialis is /n/nak ak didi ndonesia didapatkan 24 dari 299: anak yang dira*at dengan penyakit ginjal ndonesia didapatkan 24 dari 299: anak yang dira*at dengan penyakit ginjal (tahun :97-:99! menderita GG& ( Gagal Ginjal &ronik!. %i $S;< =akarta (tahun :97-:99! menderita GG& ( Gagal Ginjal &ronik!. %i $S;< =akarta antara tahun ::-:: ditemukan GG& sebesar 7.:4 dari >>9 anak penderita antara tahun ::-:: ditemukan GG& sebesar 7.:4 dari >>9 anak penderita  penyakit

 penyakit ginjal ginjal yang yang dira*at dira*at inap, inap, dan dan 2.>4 2.>4 dari dari 9> 9> penderita penderita penyakit penyakit ginjalginjal yang berobat jalan. GG& pada anak umumnya disebabkan oleh karena penyakit yang berobat jalan. GG& pada anak umumnya disebabkan oleh karena penyakit ginjal menahu

(3)

?mum %aerah %r. Soetomo Surabaya selama  tahun (:99-::2! adalah 0,084 dari seluruh penderita ra*at tinggal di bangsal anak dibandingkan di $S;< =akarta dalam periode  tahun (:97-:99! sebesar 0,84.

C. ETIOLOGI

"enyebab dari gagal ginjal kronis menurut "rice  @ilson (::7! antara lain 6 . nfeksi saluran kemih (pielonefritis kronis!

2. "enyakit peradangan (glomerulonefritis!

3. "enyakit askuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis!

7. Gangguan jaringan penyambung (S+#, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik! . "enyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal!

>. "enyakit metabolik (%<, gout, hiperparatiroidisme! 8. 1efropati toksik 

9. 1efropati obstruktif (batu saluran kemih!

D. FAKTOR PREDISPOSISI

Gagal ginjal dapat terjadi pada orang atau kelompok yang memiliki risiko tinggi. &elompok risiko tinggi untuk mengidap "G&, yaitu penderita %<,  penderita hipertensi, penderita yang mempunyai ri*ayat penyakit ginjal, keluarga,

langsung dari penderita "G& serta indiidu berusia lanjut.

E. FAKTOR PENCETUS

"enelitian-penelitian eksperimental maupun klinik membuktikan bah*a  berbagai penyakit atau keadaan yang dapat menyebabkan progresifitas pada gagal

ginjal kronik, antara lain6 . ipertensi

2. "roteinuri

3. "engaruh /ng- 7. iperglikemi

(4)

>. %islipidemia 8. <erokok 

9. "emakaian obat-obat yang bersifat nefrotoksik  :. /nemia.

F. PATOFISIOLOGI

Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GA$. Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GA$ (Glomerular Ailtration $ate! yang tersisa dan mencakup6

a. "enurunan cadangan ginjal

Bang terjadi bila GA$ turun 04 dari normal (penurunan fungsi ginjal!, tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. 1efron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. "emeriksaan ;;C 27 jam diperlukan untuk  mendeteksi penurunan fungsi.

 b. nsufisiensi ginjal

Cerjadi apabila GA$ turun menjadi 20 D 34 dari normal. 1efron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. <ulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. "enurunan respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. %erajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GA$, sehingga perlu pengobatan medis.

c. Gagal ginjal yang terjadi apabila GA$ kurang dari 204 normal. d. "enyakit gagal ginjal stadium akhir 

Cerjadi bila GA$ menjadi kurang dari 4 dari normal. anya sedikit nefron fungsional yang tersisa. %i seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. /kumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal (;or*in,::7!.

(5)

G. KLINIKAL PATHWAY

"erjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu6 Stadium I

"enurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 70 4 - 8 4!. Cahap inilah yang  paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. "ada tahap ini penderita ini belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar '?1 ('lood ?rea 1itrogen! dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan test GA$ yang teliti.

Stadium II

nsufiensi ginjal (faal ginjal antar 204 - 0 4!. "ada tahap ini penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. "ada stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. 'ila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih  berat. "ada tahap ini lebih dari 8 4 jaringan yang berfungsi telah rusak. &adar 

'?1 baru mulai meningkat diatas batas normal. "eningkatan konsentrasi '?1 ini  berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar 

kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.

nsufiensi ginjal (faal ginjal antar 204 - 04!. "ada tahap ini penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginja+ menurun. "ada stadium ini pengobatan harus cepat daloam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan  pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. 'ila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih berat. "ada tahap ini lebih dari 8 4 jaringan yang berfungsi telah rusak. &adar '?1 baru mulai meningkat diatas batas normal. "eningkatan

(6)

konsentrasi '?1 ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.

"oliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter  hari. 'iasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara  4 - 2 4 . faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah akan naik, dan aktifitas penderita mulai terganggu.

Stadium III

?remi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 0 4!. Semua gejala sudah jelas dan  penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hair 

sebaimana mestinya. Gejala ginjal yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang., sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar :0 4 dari massa nefron telah hancur. 1ilai GA$  nya 0 4 dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar -0 ml  menit atau kurang.

"ada keadaan ini kreatinin serum dan kadar '?1 akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. "ada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh. "enderita  biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih! kurang dari 00 hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal, kompleks menyerang tubulus gijal, kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. "ada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.

(7)

Tab! ". Stadium #a#a! #i$%a!

R&idua! 'u$(ti)$a! *$a! ma&&

+,-GFR +m!mi$ "./0m1

-<ild renal insufficiency 0-2 90-0 /symptomatic

<oderaterenal insufficiency

2- 0-30 <etabolic abnormalities,

mpaired gro*th,

"rogressie renal failuire

Seere renal

insufficiency - 30-0

#nd-stage renal failure E  E0 $$C reFuired

(%ikutip dari6 $igden S"/ (2003!. Che management of chronic and end stage renal failure in children. n6 @ebb 1=/ and "ostleth*aite $=, editors. ;linical paediatric nephrology. 3rd edition. )ford6 )ford ?niersity "ress nc., pp. 728-7!

H. TANDA DAN GEJALA

"ada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan."ada a*alnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium."ada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah. "ada stadium ini terdapat6

- 1okturia, penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak  dapat menyerap air dari air kemih, sebagai akibatnya olume air kemih  bertambah

- Cekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air. Cekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau ga gal  jantung.

Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama limbah metabolik  yang tertimbun di darah semakin banyak. "ada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala6

- +etih, mudah lelah, kurang siaga - &edutan otot, kelemahan otot, kram

- "erasaan tertusuk jarum pada anggota gerak  - ilangnya rasa di daerah tertentu

(8)

- &ejang terjadi jika tekanan darah tinggi atau kelainan kimia darah menyebabkan kelainan fungsi otak 

- 1afsu makan menurun, mual, muntah - "eradangan lapisan mulut (stomatitis! - $asa tidak enak di mulut

- <alnutrisi

- "enurunan berat badan.

"ada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan  perdarahan saluran pencernaan.&ulitnya ber*arna kuning kecoklatan dan kadang

konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik!. 'eberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG . "emeriksaan +aboratorium

o +aboratorium darah 6

'?1, &reatinin, elektrolit (1a, &, ;a, "hospat!, ematologi (b, trombosit, t, +eukosit!, protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin!. o "emeriksaan ?rin

@arna, ", '=, kekeruhan, olume, glukosa, protein, sedimen, S%<, keton, S%", C&&;;C

2. "emeriksaan #&G

?ntuk melihat adanya hipertropi entrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia!

3. "emeriksaan ?SG

<enilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system peliokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate 7. "emeriksaan $adiologi

$enogram, ntraenous "yelography, $etrograde "yelography, $enal /retriografi dan Henografi, ;C Scan, <$, $enal 'iopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen.

(9)

J. PENATALAKSANAAN

"enatalaksanaan terhadap gagal ginjal menurut $eees, $ou,  +ockhart (200! meliputi 6

. $estriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.

2. )bat-obatan 6 diuretik untuk meningkatkan urinasiI alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfatemiaI anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi $'; seperti epoetin alfa bila terjadi anemia.

3. %ialisis

%ialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. "erikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia I menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas I menghilangkan kecendurungan perdarahan I dan membantu penyembuhan luka.

7. Cransplantasi ginjal

K. KOMPLIKASI

&omplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis menurut Smeltzer   'are (200! antara lain 6

. iperkalemia

"asien yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus tidak mampu mengekskresikan kalium. &atabolisme protein menghasilkan pelepasan kalium seluler ke dalam cairan tubuh, menyebabkan hiperkalemia berat ( kadar serum & J tinggi !. iperkalemia menyebabkan disritmia dan henti jantung. Selain itu,

 peningkatan kadar kalium ini bisa disebabkan oleh masukan diet berlebih. 2. "erikarditis

"erikarditis terjadi akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksin uremik. 3. ipertensi

Aungsi ginjal akan lebih cepat mengalami kemunduran jika terjadi hipertensi  berat. Selain itu, komplikasi eksternal (misal6 retinopati dan ensefalopati! juga

(10)

dapat terjadi. 'iasanya hipertensi dapat dikontrol secara efektif dengan  pembatasan natrium dan cairan, serta melalui ultrailtrasi bila menderita sedang menjalani hemodialisis, karena lebih dari :04 hipertensi bergantung pada olume. "ada beberapa kasus dapat diberikan obat antihipertensi (denjgan ataupun tanpa diuretic! agar tekanan darah dapat terkontrol. Strategi klinis yang dilakukan hati-hati untuk mencegah atau memperlambat perkembangan  penyakit ginjal adalah untuk memperoleh tekanan arteri rata-rata : mmg(28mmg!. 'ukti terbaru menunjukan bah*a penghambat /;# (missal, kaptropil! dapat bermanfaat untuk pasien dengan hipertensi esensial atau diabetes maellitus bergantug insulin (&robin dkk, ::8I /godoa dkk, 200!. Selain untuk menurunkan tekanan darah sistemik, obat ini secara langsung menurunkan tekanan intraglomerulus dengan mendilatasi secara selektif pada arteriol eferen. )bat penghambat /;# juga menurunkan  proteinuria. )bat-obat penghambat /;# menurunkan tekanan intraglomerulus dan memperlambat perkembangan gagal ginjal kronis sehingga pengobatan dengan obat-obat ini telah diberikan bahkan pada pasien diabetes mellitus tipe  yang normotensif. 'ila penderita sedang menjalani hemodialisis maka perlu menghentikan pemberian obat antihipertensi sebelum pengobatan untuk  mencegah hipotensi dan syok dengan keluarnya cairan intraaskuler melalui  proses ultrafiltrasi jika obat menghambat reaksi asokonstriksi ascular yang

normal. "enambahan abat antihipertensi lain seperti penyekit kanal kalsium atau minoksidil (+oniten! biasanya dapat mengontrol tekanan darah. 'ila semua cara gagal, masih dapat dipertimbangkan nefroktomi bilsteral sebagai sarana terakhir. 1efroktomi bilateral dapat memperberat anemia, karena gagal ginjalstadium akhir masih memproduksi sedikit eritropoietin. "er*atan yang cermat perlu dilakukan untuk menurunkan tekanan darah secara bertahap sehingga penderita tidak mengalami hipotensi yang akan mengakibatkan  penurunan GA$ dan semakin buruknya fungsi ginjal. ipertensi pada kebanyakan pasien uremia disebabkan oleh kelebihan beban cairan, dan paling efektif dipulihkan menjadi normal dengan mengatur asupan natrium dan cairan, semidialisis intermiten.

(11)

7. /nemia

/nemia terjadi akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama hemodialisis.

. "enyakit tulang

&omplikasi ini disebabkan oleh terjadinya retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme itamin % abnormal, dan peningkatan kadar  alumunium.

L. PROGNOSIS

"enyakit ginjal kronik dapat merebut kualitas hidup bahkan nya*a seseorang secara diam- diam. "enyakit ini biasanya disertai berbagai komplikasi. "rognosis gagal ginjal kronis kurang baik, akibat terjadi komplikasi penyakit. Aaktor   prognosis yang mempengaruhi meliputi komplikasi penyakit anemia, asidosis

metabolik, hiperkalemia, tekanan darah yang cenderung tidak normal, edema, edema paru, fluktuasi berat badan, dan penyakit dasar batu ginjal, glomerulonefretis, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit dasar yang lainnya. Aaktor umur, jenis kelamin dan frekuensi hemodialisis juga perlu dipertimbangkan sebagai sebab kematian. &eluhan dalam studi prognosis pasien gagal ginjal kronis adalah kematian, maka perlu diselidiki faktor yang mempengaruhi dan hubungan antar faktor terhadap kematian. /da 7 faktor prognosis gagal ginjal kronis yaitu  penyakit dasar yang lain ( "%+!, edema paru(#"!, frekuensi hemodialisis (A%!

dan fluktuasi berat badan (A''! yang berpengaruh nyata terhadap *aktu surial  berarti belum terkoreksi dengan baik oleh terapi hemodialisis, sedangkan faktor   prognosis lainnya sudah terkoreksi dengan baik.

&oefisien edema paru selalu positif, berarti pasien GG& yang disertai edema  paru naik atau bertambah parah sakitnya, maka hazard kematian pasien akan meningkat. azard kematian pasien GG& yang disertai edema paru kurang lebih sarna dengan 7 kali hazard kematian pasien yang tidak disertai edema paru. Sedangkan koefisien frekuensi hemodialisis (A%! selalu negatif berarti makin

(12)

 banyak frekuensi pasien GG&, maka hazard kematiannya makin rendah atau surialnya makin tinggi.

'ila faktor umur dihubungkan dengan faktor penyakit dasar yang lainnya sebagai ariabel primer, maka kedua grup pasien GG& yang disertai penyakit dasar yang lainnya maupun yang tidak pada pasien berumur K 0 tahun, sama -sama memiliki perkembangan hazard kematian yang lambat hingga 20 minggu, tetapi di atas 20 minggu perkembangan hazard kematian naik drastis. Sedangkan  pada pasien yang berumur E 0 tahun, memiliki ciri perkembangan yang lambat hingga >0 minggu, tetapi di atas >0 minggu sudah mampu membedakan kenaikan hazard yang satu dengan yang lainnya, dimana hazard kematian grup pasien yang tertampakkan penyakit dasar yang lainnya lebih rendah.

/ngka kelangsungan hidup anak-anak dengan gagal ginjal kronik saat ini semakin baik. %ari 080 anak yang berumur kurang dari 9 tahun saat menerima ginjal donor jenazah di nggris dan rlandia dalam periode 0 tahun (:9>-::! yaitu : (:4! meninggal, dengan penyebab kematian6 :4 oleh karena infeksi, 7.4 lymphoid malignant disease, 7.4 uremia karena graft failure.

Sedangkan data dari /merika ?tara melaporkan angka kelangsungan hidup  tahun setelah transplantasi donor hidup berkisar antara 90.94 pada anak-anak  yang berusia kurang dari  tahun saat ditransplantasi, sampai :8.74 pada anak-anak yang berusia antara >-0 tahun.

M. PENGKAJIAN

%asar data pengkajian pasien, yaitu6 . /ktiitas

Gejala 6 - &elelahan ekstrem, kalemahan, malaise

- Gangguan tidur (insomnia  gelisah atau somnolen!

Canda 6 &elemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak. 2. Sirkulasi

(13)

 palpatasi, nyeri dada (angina!

Canda 6 - ipertensi, %?=, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak tangan.

- 1adi lemah, hipotensi ortostatik menunjukkan hipoolemia, yang  jarang pada penyakit tahap akhir.

- "ucat, kulit coklat kehijauan, kuning. - &ecenderungan perdarahan

3. ntegritas #go

Gejala 6 - Aaktor stress, contoh finansial, hubungan dan sebagainya. - "erasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Canda 6 <enolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.

7. #liminasi

Gejala 6 - "enurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut!

- /bdomen kembung, diare, atau konstipasi

Canda 6 "erubahan *arna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria. . <akanan  cairan

Gejala 6 - "eningkatan berat badan cepat (oedema!, penurunan berat badan (malnutrisi!.

Canda 6 - "ruritis

- %emam (sepsis, dehidrasi!, normotermia dapat secara aktual terjadi  peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah

dari normal

- "tekie, area ekimosis pada kulit

- Araktur tulang, keterbatasan gerak sendi >. 1eurosensori

(14)

Gejala 6 Sakit kepala, penglihatan kabur 

&ram otot  kejang, syndrome Lkaki gelisahM, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras ba*ah.

Canda 6 Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.

&ejang, fasikulasi otot, aktiitas kejang. $ambut tipis, kuku rapuh dan tipis

8. 1yeri  kenyamanan

Gejala 6 1yeri panggul, sakit kepala, kram otot nyeri kaki Canda 6 "erilaku berhati-hati  distraksi, gelisah

9. "ernapasan

Gejala 6 1apas pendek, dispnea, batuk dengan  tanpa sputum kental dan banyak Canda 6 Cakipnea, dispnea, peningkatan frekuensi  kedalaman.

'atuk dengan sputum encer (edema paru! :. &eamanan

Gejala 6 &ulit gatal /da  berulangnya infeksi Canda 6 "ruritis

%emam (sepsis, dehidrasi!, normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan  pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal

"tekie, area ekimosis pada kulit

Araktur tulang, keterbatasan gerak sendi

(15)

Gejala 6 "enurunan libido, amenorea, infertilitas . nteraksi sosial

Gejala 6 &esulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

2. "enyuluhan  "embelajaran

Gejala 6 - $i*ayat %< (resiko tinggi untuk gagal ginjal!, penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi.

- $i*ayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan. - "enggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini  berulang.

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN

%iagnosa kepera*atan potensial yang dapat ditegakkan dari pasien ;$A (;ronic $enal Aailure! adalah

a. &elebihan olume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan

melemah, kelebihan intake retensi cairan dan sodium

b. &etidakseimbangan nutrisi6 &urang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan memasukkan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berkaitan dengan faktor biologis atau psikologis (anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa oral!

c. &urang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan prosedur 

 penanganan

d. ntoleransi aktiitas berhubungan dengan kelemahan secara umum,

ketidakseimbangan antara supply dan kebutuhan oksigen (anemia!, retensi  produk sampah dan prosedur dialysis

e. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan peran sosial,

gangguan gambaran diri, kerusakan fungsional dan perubahan  perkembangan (1/1%/, 200-200>!

(16)

• %/G1)S/ 6 &#+#'/1 H)+?<# ;/$/1

Tu%ua$ P*a3ata$ + Nu*&i$# Out()m

-Setelah dilakukan asuhan kepera*atan, maka pasien akan6

- <enyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan dan dietnya secara erbal

- <enyatakan pemahaman tentang pengobatan yang diberikan secara erbal - <empertahankan tanda ital dalam batas normal untuk pasien

- Cidak mengalami pernapasan dangkal

- Cidak ada ascites, distensi ena leher, dan edema perifer  - Cidak terdapat hipotensi orthostatik 

- Cidak terdapat edema perifer  - ematokrit dalam batas normal

I$t*4$&i K5*a3ata$

1. Ma$a%m$ (ai*a$

- <onitor kecenderungan berat badan harian

- "ertahankan pencatatan intake dan output secara akurat

- <onitor status hidrasi (misal6 kelembaban membran mukosa, denyut nadi yang adekuat, tekanan darah orthostatic!

- <onitor hasil lab yang relean dengan retensi cairan - <onitor status hemodinamik, jika ada

- <onitor tanda-tanda ital

- <onitor adanya indikasi retensi cairan (misal6 krakles, peningkatan ;H", edema, distensi ena leher dan ascites!

- <onitor perubahan '' pasien sebelum dan sesudah melakukan dialysis

2. M)$it)*i$# (ai*a$

- Centukan ri*ayat jumlah dan tipe cairan serta kebiasaan eliminasi - Centukan kemungkinan factor risiko ketidakseimbangan cairan - <onitor ''

(17)

- <onitor nilai elektrolit serum dan urin, serum albumin dan kadar protein total

- <onitor tingkat osmolalitas serum dan urin

- <onitor membran mukosa, turgor kulit dan rasa haus - <onitor *arna, kuantitas, dan berat jenis urin

- <onitor distensi ena leher, krakles pada paru, edema perifer, dan  peningkatan berat badan

- <onitor tanda dan gejala ascites - 'atasi dan alokasikan intake cairan

- 'erikan agen farmakologik untuk meningkatkan pengeluaran urin - "ertahankan kecepatan aliran cairan H

- +akukan dyalisis secara tepat

• %/G1)S/ 26 &#C%/&S#<'/1G/1 1?C$S6 &?$/1G %/$

&#'?C?/1 C?'?

Tu%ua$ P*a3ata$ + Nu*&i$# Out()m

-Setelah dilakukan asuhan kepera*atan, maka keseimbangan nutrisi tercapai dengan menunjukkan status nutrisi6 /supan makanan, ;airan dan Nat gizi, ditandai dengan indikator berikut (Skala nilai -6 tidak adekuat, ringan , sedang, kuat atau adekuat total!.

- <akanan oral, pemberian makanan le*at slang, atau nutrisi parenteral total - /supan cairan oral atau H

I$t*4$&i K5*a3ata$

1. Ma$a%m$ $ut*i&i

- Canyakan apakah pasien mempunyai ri*ayat alergi makanan - Canyakan tentang pilihan makanan yang sesuai

- %orong peningkatan asupan protein, zat besi dan itamin c, jika perlu - Sediakan makanan dan minuman protein dan kalori tinggi yang bisa

(18)

- Sediakan pilihan makanan

- <onitor kandungan nutrisi dan kalori asupan

2. M)$it)*i$# $ut*i&i

- Cimbang berat badan pasien pada interal *aktu tertentu - <onitor adanya kecenderungan penurunan berat badan

- <onitor respon emosional pasien ketika didekatkan dengan makanan - =ad*alkan prosedur pengobatan selain saat *aktu makan

- <onitor adanya mual dan muntah

- <onitor kadar albumin,total protein, hemoglobin dan hematokrit - <onitor jumlah lymfosit dan elektrolit

- <onitor makanan yang lebih disukai dan pilihan makanan

- <onitor tingkat energi, rasa tidak enak badan, kelelahan dan kelemahan - <onitor asupan kalori dan gizi

- ;atat luka, edema, dan hyperemic, hypertropic pappilae lidah dan lubang mulut

- &onsultasi dengan ahli diet, jika diperlukan - Centukan apakah pasien memerlukan diet khusus

• %/G1)S/ 36 &?$/1G "#1G#C/?/1

Tu%ua$ P*a3ata$ + Nu*&i$# Out()m

-Setelah dilakukan asuhan kepera*atan, maka pasien menunjukkan pengetahuan6 "roses penyakit, prosedur dan program penanganan, dibuktikan dengan indikator   berikut ( Skala nilai-6 tidak ada, terbatas, cukup, banyak atau luas !.

- Aamilier dengan nama penyakit

- <enjelaskan proses penyakit, factor penyebab dan factor yang  berhubungan, factor risiko, efek penyakit, gejala dan tanda

- <enjelaskan kebiasaan menerima informasi tentang penyakit - <enjelaskan peningkatan penyakit minimal yang dapat diukur  - <enjelaskan komplikasi

(19)

- <enjelaskan upaya untuk mencegah komplikasi - <enjelaskan prosedur pengobatan penanganan, dll

I$t*4$&i K5*a3ata$

1. P$#a%a*a$ 5*)&& 5$6a7it

- &aji tingkat pengetahuan pasien terkini berhubungan dengan proses  penyakit spesifik 

- =elaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan fisiologi secara tepat

- =elaskan tanda dan gejala umum dengan tepat

- dentifikasi kemungkinan penyebabnya secara tepat - =elaskan proses penyakit secara tepat

- Sediakan informasi kepada pasien mengenai kondisinya - =angan biarkan pasien dalam kondisi pikiran kosong

- 'erikan kepada keluarga atau orang terdekat informasi mengenai  perkembangan pasien

- Sediakan informasi mengenai alat ukur diagnostik yaFng tersedia

- %iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dibutuhkan untuk  mencegah komplikasi pada masa yang akan datang dan atau mengontrol  proses penyakit

- %iskusikan mengenai pemilihan pengobatan

- =elaskan rasionalisasi penangananterapipengobatan yang direkomendasikan

- /njurkan kepada pasien untuk mengeksplor pilihan-pilihanmendapatkan second opinion secara tepatsesuai dengan indikasi

- =elaskan kemungkinan komplikasi kronik secara tepat

- ntruksikan kepada pasien untuk mencegah meminimalisasi efek samping dari penyakit

- #ksplor kemungkinan sumber pendukung pasien

- ntruksikan kepada pasien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada pemberi pera*atan

(20)

- 'erikan nomer telepon untuk memanggil petugas kesehatan jika terjadi komplikasi

- %ukung informasi yang disediakan oleh anggota tim kesehatan lain

2. P$#a%a*a$8P*)&du* P$#)bata$

- 'eritahukan kepada pasien keluarga terdekat mengenai kapan dan dimana, prosedurtindakan dilakukan

- 'eritahukan kepada pasienorang terdekat mengenai berapa lama  prosedurpengobatan itu diharapkan berakhir 

- nformasikan kepada pasienorang terdekat mengenai siapa yang akan melakukan tindakan pengobatan

- %ukung rasa percaya diri pasien dalam keterlibatan dengan petugas

- Centukan pengalaman pasien sebelumnya dan tingkat pengetahuan yang  berhubungan dengan prosedurpengobatan

- =elaskan tujuan dari prosedur pengobatan - Gambarkan kegiatan prosedur pengobatan - =elaskan prosedur pengobatan

- nstruksikan pasien bagaimana bekerjasamaberpartisipasi selama  prosedurpengobatan

- +akukan pengenalan ruangan tempat dilakukannya prosedur pengobatan - =elaskan kebutuhan terhadap peralatan tertentu (missal6 peralatan

monitoring! dan fungsi-fungsinya

- %iskusikan kebutuhan terhadap pengukuran khusus selama  prosedurpengobatan

- Sediakan informasi mengenai apa yang mereka dengar, cium, lihat,  pengecapanperasaan selama kejadian

- Gambarkan mengenai prosedur akhir kajian pengobatanaktiitas dan rasionalisasinya

- nformasikan kepada pasien bagaimana mereka dapat memperoleh kesembuhan

- %ukung informasi yang disediakan oleh tim anggota lain

(21)

- ntruksikan pasien bagaimana menggunakan tehnik koping secara langsung dalam melakukan control aspek spesifik pengalamannya (missal6 relaksasi dan imageri !

- Sediakan informasi mengenai kapan dan dimana hasil akan diperoleh dan siapa yang akan menjelaskannya

- Sediakan *aktu bagi pasien untuk menghadirkan pertanyaan dan mendiskusikannya

- +ibatkan pasien dan orang terdekat

• %/G1)S/ 7 6 1C)+#$/1S /&CHC/S

Tu%ua$ P*a3ata$ + Nu*&i$# Out()m

-Setelah dilakukan asuhan kepera*atan, maka pasien menunjukkan penghematan energi ditandai dengan indikator sebagai berikut (dengan ketentuan -6 tidak  sama sekali, ringan, sedang, berat, atau sangat berat!.

- <enyadari keterbatasan energy

- <enyeimbangkan aktiitas dan istirahat

- Cingkat daya tahan adekuat untuk beraktiitas

I$t*4$&i K5*a3ata$ Ma$a%m$ $*#i

- Centukan keterbatasan fisik pada pasien

- Centukan perkiraan pasien mengenai penyebab utama fatigue-nya

- /njurkan pasien mengungkapkan secara erbal perasaan mengenai keterbatasannya

- Centukan penyebab dari fatigue-nya

- Centukan apa dan seberapa banyak aktiitas yang dibutuhkan untuk  meningkatkan daya tahan tubuh pasien

- <onitor masukan nutrisi untuk meyakinkan kecukupan sumber energi

- <onitor pasien mengenai adanya kelelahan yang berlebihan baik fisik  maupun emosional

(22)

- /njurkan bedres atau kurangi aktiitas sesuai kebutuhan - /njurkan alternatif periode aktiitas dan istirahat

- /tur aktiitas fisik untuk mengurangi penggunaan suplai oksigen secara  bersamaan bagi fungsi ital tubuh

- 'erikan kegiatan selingan yang tenang untuk meningkatkan relaksasi

- 'antu dengan aktiitas fisik yang teratur (misal6 ambulasi dan pera*atan diri!

- /njurkan untuk melakukan aktiitas fisik sesuai dengan yang dibutuhkan - /jari klien dan keluarga teknik pera*atan diri yang dapat meminimalisasi

konsumsi oksigen

- 'antu pasien dalam menentukan prioritas kegiatan untuk menyesuaikan dengan tingkat energinya

- #aluasi program dalam peningkatan tingkat aktiitas

• %/G1)S/ 6 G/1GG?/1 /$G/ %$

Tu%ua$ P*a3ata$ + Nu*&i$# Out()m

-Setelah dilakukan asuhan kepera*atan, maka pasien akan6

- <emahami dampak dari situasi terhadap hubungan yang menyenangkan dengan orang lain, gaya hidup, dan penampilan peran

- <engungkapkan keinginan untuk menggunakan sumber-sumber setelah  pulang

- <engidentifikasi kekuatan pribadi

- <empertahankan hubungan pribadi yang dekat.

I$t*4$&i K5*a3ata$ P$i$#7ata$ 9a*#a di*i

- "antau pernyataan pasien tentang penghargaan diri - Centukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri

(23)

- "antau frekuensi pengungkapan diri yang negatif 

- /jarkan orang tua tentang pentingnya ketertarikan dan dukungannya terhadap perkembangan konsep diri yang positif pada anak (pada psien anak!

- Cekankan kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh pasien

- 'antu pasien untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain - indari tindakan yang dapat melemahkan pasien

- 'antu penyusunan tujuan yang realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi

- 'antu pasien untuk mengkaji kembali persepsi negatif terhadap dirinya - 'antu pasien untuk mengidentifikasi dampak teman sebaya terhadap

 perasaan penghargaan terhadap diri

- &aji pencapaian keberhasilan sebelumnya

- 'erikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam  pencapaian tujuan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

'akri, Syakib. 200.  Deteksi Dini dan Upaya-Upaya Pencegahan Progresifitas  Penyakit Ginal !ronik . http6med.unhas.ac.id. %iakses pada tanggal 0

)ktober 2009.

'runner  "uddarth. 200. &epera*atan <edikal 'edah #disi 9 Hol 2. =akarta 6 #G;.

Guna*an, riyan.200>.  #aster $suhan !epera%atan& '()*  http6asuhan-kepera*atan.blogspot.com200>0crf.html . %iakses pada tanggal > )ktober 2009

arna*ati. 2009. Gagal Ginal !ronis. ***. Google. com. %iakses pada tanggal : September 2009.

 1/1%/. 200.  Nursing Diagnoses& Definition and 'lassification +,,-+,,. . "hiladelpia6 1/1%/ nternational.

"rice, Sylia /nderson. 200. Patofisiologi !onsep !linis Proses Penyakit edisi . . =akarta6 #G;.

Smeltzer, Suzzane ;. 200.  /uku $ar !epera%atan #edikal /edah. =akarta6 #G;.

@ilkinson, =udith <.. 200>. Nursing Diagnosis hand0ook %ith N1' interventions and N2' 2utcomes3 4Ed . =akarta6 #G;.

(25)

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK

 Nursing Care of Cronic Renal Failure (CRF)

Di&u&u$ )!98

1. N6ai Ci(i9 + N"A::;::; -2. Fi$da S)'i6ati + N"A::;:"; -3. Da$a$# Wibia$t) + N"A::;:1; -4. R)9ma6ati Ha$i'a + N"A::;:0/ -5. D3i A5*i6a$ti + N"A::;:<= -6. R$i A&tuti + N"A::;:;" -7. Na'iatu$ + N"A::;:/0 -8. I$da9 R. + N"A::;:=<

-DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNI2ERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU>ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

PURWOKERTO 1::=

Referensi

Dokumen terkait

32 Laporan Bulanan Ditjen KPI Periode Desember 2012 Di samping isu kerja sama FTA, para Menteri Ekonomi ASEAN dan India sepakat untuk meningkatkan hubungan kemitraan strategis

Meningkatnya volume penjualan kredit, mengakibatkan piutang dagang juga meningkat sehingga perlu pengelo- laan piutang secara optimal yaitu man- faat (keuntungan)

Menurut seorang ahli pendidikan Islam, Omar Mohammadal-Thoumyal-Syaibani, (1979) keselarasan itu harus menunjang, pertama, tujuan individual yaitu berkaitan dengan

lapangan interlock adalah lantai yg terbuat dari bahan plastik &amp; juga termasuk lantai yg dapat berfungsi tuk lantai olahraga misalnya futsal, badmintoon, basket, voly,

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Hal ini dapat dilihat dari pandangan mereka dalam berbusana yang awalnya mereka berpakaian dengan busana sederhana, sekarang menjadi lebih modis dan mengikuti perkembangan