• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Ajar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar belakangLatar belakang

Bahan ajar merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh tiap satuan Bahan ajar merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh tiap satuan  pendidikan. Setiap

 pendidikan. Setiap guru guru diwajibkan diwajibkan untuk memiluntuk memiliki iki bahan bahan ajar ajar sebagai sebagai acuanacuan dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur dalam standar

dalam standar isi dan isi dan standar proses standar proses pendidikan. pendidikan. Setiap satuan Setiap satuan pendidikanpendidikan  perlu

 perlu memilih memilih materi materi dan dan sumber sumber belajar belajar yang yang relevan relevan serta serta memadai.memadai. Pemilihan didasarkan atas pertimbangan bersama seluruh komponen dalam Pemilihan didasarkan atas pertimbangan bersama seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang bersangkutan. Pertimbangan tersebut akan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pertimbangan tersebut akan menentukan arah untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi menentukan arah untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi lulusan. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian dan kebijakan dalam lulusan. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian dan kebijakan dalam menentukan bahan ajar.

menentukan bahan ajar.

Bahan ajar dalam peranannya sebagai pemberi informasi sangat Bahan ajar dalam peranannya sebagai pemberi informasi sangat dibutuhkan oleh pendidik maupun peserta didik. Pendidik harus mampu dibutuhkan oleh pendidik maupun peserta didik. Pendidik harus mampu mengolah serta menelaah setiap informasi didalamnya agar dapat diserap mengolah serta menelaah setiap informasi didalamnya agar dapat diserap secara tepat. Inovasi dalam penggunaan berbagai bahan ajar sangat penting secara tepat. Inovasi dalam penggunaan berbagai bahan ajar sangat penting untuk menambah wawasan peserta didik. Kebiasaan penggunaan untuk menambah wawasan peserta didik. Kebiasaan penggunaan bermacam-macam bahan ajar akan mempermudah mengembangan kualitas yang macam bahan ajar akan mempermudah mengembangan kualitas yang diharapkan. Guru sebagai pendidik harus berusaha untuk menjadi fasilitator diharapkan. Guru sebagai pendidik harus berusaha untuk menjadi fasilitator dengan menyediakan bahan ajar dan memanfaatkannya dengan baik. Salah dengan menyediakan bahan ajar dan memanfaatkannya dengan baik. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang menggunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan ajar tersebut.

ajar tersebut. B.

B. Rumusan masalahRumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah makalah ini adalah : Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah makalah ini adalah : 1.

1. Apa pengertian bahan ajar?Apa pengertian bahan ajar? 2.

2. Apa jenis-jenis bahan ajar?Apa jenis-jenis bahan ajar? 3.

(2)

4. Bagaimana tujuan dan manfaat bahan ajar? 5. Bagaimana karakteristik bahan ajar?

6. Bagaimana prosedur penyusunan bahan ajar? 7. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar? 8. Apa saja bentuk bahan ajar?

C. Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa pengertian bahan ajar?

2. Untuk mengetahui apa jenis-jenis bahan ajar? 3. Untuk mengetahui apa fungsi bahan ajar?

4. Untuk mengetahui bagaimana tujuan dan manfaat bahan ajar? 5. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik bahan ajar?

6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penyusunan bahan ajar? 7. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar? 8. Untuk mengetahui apa saja bentuk bahan ajar?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian bahan ajar

Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses  pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menyenangkan  pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan

senang mempelajari bahan ajar tersebut.

Prastowo (2012) bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan  penelaahan implementasi pembelajaran. National Center for Vocational

Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training dalam Majid (2008) “bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis”. Depdiknas (2006) mendefinisikan “bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan guru mengajar.

(4)

B. Jenis-jenis bahan ajar

Jenis- jenis Bahan Ajar Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.

1. Handout

Handout Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada  peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Prastowo,2012). Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai  buku dan sumber lainnya.

2. Buku

Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu  pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo,2012) yaitu sebagai berikut.

a. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

 b. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

c. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau  pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.

(5)

d. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses  pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang

akan diajarkan. 3. Modul

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar si swa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat  belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

5. Buku Ajar

Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program  pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum dipahami.

6. Buku Teks

Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam  bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh  para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program  pengajaran. Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio)

(6)

ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web  based learning materials) (Prastowo, 2013).

C. Fungsi Bahan Ajar

Fungsi Bahan Ajar Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam  proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana hasil pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup  petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi  pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap

hasil evaluasi (Prastowo ,2012).

Karakteristik siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai dengan kemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur  penguasaan kompetensi. Berdasarkan strategi pembelajaran yang

digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan  pembelajaran kelompok (Prastowo,2012).

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali  proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar

sesuai kecepatan siswa dalam belajar).

 b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselen ggarakan. 2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :

(7)

a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

 b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses  peserta didik dalam memperoleh informasi.

c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya. 3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakan materi, onformasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.

 b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. D. Tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar

Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Menurut Depdiknas (2008) tujuan penyusunan bahan ajar, yakni:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah 2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar 

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2008) manfaat penulisan bahan ajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru yaitu:

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa

2. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh 3. Bahan ajar menjadi lebih kaya, karena dikembangkan dengan berbagai

referensi

4. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar 

(8)

5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih percaya kepada gurunya

6. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan  pembelajaran

7. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka kredit untuk keperluan kenaikan pangkat

8. Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan. Selain manfaat bagi guru ada juga manfaat bagi siswa yaitu: 1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 

2. Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru

3. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai. Perlunya pengembangan bahan ajar, agar ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar . E. Karakteristik Bahan Ajar

Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Hal ini disebabkan karena karakteristik siswa berbeda. Secara institusional tujuan pembelajaran lebih kearah pengembangan potensi dasar para siswa , karena potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan  pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya. Apabila belajar dan  pembelajarannya tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga  potensi dasar tidak berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi  perkembangan siswa selanjutnya, khususnya dalam mengikuti  program-program belajar dan pembelajaran. Berdasarkan alasan-alasan di

atas, maka bahan ajar hendaknya memiliki karakteristik sebagaimana  bahan ajar pada umumnya.

Menurut Anonim (2009), bahan ajar harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

(9)

2. Bahan ajar harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

3. Bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai  perkembangan pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di

lapangan.

4. Bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa.

5. Bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang 6. Bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap

dan utuh.

F. Prosedur penyusun bahan ajar

Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan  bahan ajar. Prosedur itu meliputi:

1. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran

2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran 3. Melakuan pemetaan materi;

4. Menetapkan bentuk penyajian;

5. Menyusun struktur (kerangka) penyajian; 6. Membaca buku sumber;

7. Mendraf (memburam) bahan ajar; 8. Merevisi (menyunting) bahan ajar; 9. Menguji cobakan bahan ajar; dan

10. Merevisi dan menulis akhir (finalisasi). G. Prosedur pengembangan bahan ajar

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik  berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan  bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali mengabaikan prosedur  pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka  bahan ajar dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang harus dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan dengan

(10)

 baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut

Depdiknas (2007) merinci prosedur pengembangan bahan ajar, yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD  jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi

 pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek  psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).

3. Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi.

4. Mengembangkan sumber bahan ajar. H. Bentuk bahan ajar

Bentuk Bahan Ajar Menurut Prastowo (2013) “bahan ajar dibagi  berdasarkan bentuk, cara kerja, sifat, dan substansi (isi materi).

1. Bahan menurut Bentuk menurut Prastowo (2013) yaitu:

a. Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau  penyampaian informasi. Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto/gambar, model, atau maket.  b. Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem

yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, dan compact diskaudio.

(11)

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar  bergerak secara sekuensial. Contoh: video, compact disk, dan film. d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi

dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari  presentasi. Contoh: compact disk interaktif.

2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerja (Prastowo, 2013) berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Sehingga, siswa bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat, mengamati bahan ajar tersebut. Contoh: foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.

 b. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah  bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari siswa. Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies (OHP), dan proyeksi komputer.

c. Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang  biasanya berbentuk video tape player, VCD, DVD, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini hamper mirip dengan bahan ajar audio, jadi memerlukan media rekam. Namun, perbedaannya bahan ajar ini ada  pada gambarnya. Jadi, secara bersamaan, dalam tampilan dapat

diperoleh sebuah sajian gambar dan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.

d. Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis  bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan computer based multimedia atau hypermedia. 3. Bahan ajar berdasarkan sifat (Prastowo, 2013)

(12)

a. Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial,  buku kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah atau Koran,

dan lain sebagainya.

 b. Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori  bahan ajar ini adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film,

video, siaran televise, video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.

d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.

4. Bahan ajar menurut substansi materi (Prastowo, 2013)

Secara garis besar, bahan ajar (instructional materials) adalah  pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dlaam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Atau, dengan kata lain, materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis materi, yaitu materi aspek kognitif, afektif dan  psikomotorik.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jenis- jenis Bahan Ajar Bahan ajar memiliki beragam  jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Contoh bahan ajar modul,lembar kerja siswa dan lain lain. Fungsi Bahan Ajar Secara garis besar, fungsi  bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam  proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.

Tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar antara lain menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah, membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan bervariasi yang pada akhirnya hasil  belajar siswa juga ikut meningkat.

B. Saran

Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan bagaimana yang ingin dikembangkan sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar yang dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.Dan demi kesempurnaan makalah kedepannya, penulis megharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar pembuatan makalah berikutnya menjadi lebih baik.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : Diva Press.

Andi, Prastowo. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kuri kulum : Yogyakarta :Diva PRESS.

Anonim, 2009. Proses Belajar Mengajar. http//www.google.com diakses pada tanggal 20 Oktober 2017, 20.16 WIB

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Memilih Men yusun Bahan Ajar dan Teks Mata Pelajaran. Jakarta: BP. Mitra Usaha Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran (Pengembangan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dengan adanya kelompok belajar PKM Anak yang dilakukan oleh fasilitator Lembaga Obor Sahabat diharapkan anak-anak yang berada di Simpang Kongsi mengerti

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penerapan seluruh prosedur universal precautions memiliki peluang 6 kali untuk mencegah terjadinya tanda dan gejala

Dalam rilis media mereka dinyatakan dengan jelas bahwa apa yang terjadi di Marosi merupakan cerminan kelalaian bisnis pariwisata dalam mencegah terjadinya dampak-dampak

Dengan menerapkan E-modul yang akan dikembangkan, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran, selain itu bisa digunakan untuk

RM bagi pasien merupakan alat bukti yang dapat digunakan sebagai dasar apakah tindakan medis tertentu yang dilakukan dokter terhadap pasien telah sesuai dengan standar

Adanya perbedaan rata-rata hasil belajar antara model pembelajaran TAI dan TGT pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti; situasi dan

Setelah dikeluarkan Kepber Empat Menteri Tahun 1999 dan dibentuk Komisi dan Tim Teknis baru (KKHKP dan TTKHKP), dua pemohon mengajukan permohonan pengkajian keamanan hayati

Kesimpulan dalam penelitian ini mengenai Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 551 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Bidan Dan Angka Kreditnya