• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM PENJADWALAN TRUCKING DAN HEAVY EQUIPMENT RENTAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM PENJADWALAN TRUCKING DAN HEAVY EQUIPMENT RENTAL DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM PENJADWALAN TRUCKING

DAN HEAVY EQUIPMENT RENTAL DENGAN MENGGUNAKAN

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Alexander Setiawan1), Herry Christian Palit2), Livia Kirana Utomo3)

(1,3)

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika – Universitas Kristen Petra

(2)

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri – Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236, Telp. (031)-2983455

E-mail: alexander@peter.petra.ac.id(1), herry@peter.petra.ac.id(2), m26404078@john.petra.ac.id(3)

Abstrak

Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih di era globalisasi saat ini, diperlukan sebuah sistem yang mendukung sistem penjadwalan trucking dan proses pengiriman barang sehingga dapat mempermudah pekerjaan para staf penjadwalan.

Pada makalah ini dibuatkan sebuah website sistem penjadwalan trucking dan heavy equipment untuk perusahaan yang dapat memberikan informasi penting untuk konsumen dengan sistem pencarian data barang yang mudah diakses dan dilengkapi informasi lengkap mengenai perusahaan beserta proses pengiriman barang. Dalam sistem penjadwalan yang dibuat, terdapat satu fitur tambahan yang berguna untuk menyamaratakan beban kendaraan, sehingga kondisi setiap kendaraan dapat terkontrol. Fitur ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menghitung besar bobot kriteria pemilihan, serta digunakan scoring untuk mengetahui kendaraan mana yang akan digunakan untuk proses pengiriman tertentu. Sistem penjadwalan trucking dan heavy equiment berbasis web ini dirancang menggunakan teknologi PHP versi 5.1.2, Macromedia Dreamweaver 8, dan MySQL versi 5.0.11-beta

Dari hasil implementasi dan pengujian sistem serta kuesioner dapat disimpulkan bahwa fitur-fitur yang telah disediakan pada website sistem penjadwalan, mampu menjawab permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dimana sistem dapat melakukan penjadwalan trucking dan alat berat dengan memperhatikan faktor kemudahan dan memberi informasi detail dari setiap data yang akan dicari, selain itu juga memberikan hasil AHP yang signifikan, sehingga dapat menunjang kinerja perusahaan agar lebih efisien dan meningkatkan kepercayaan serta memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelanggan.

Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Sistem Penjadwalan Trucking, Heavy Equipment. 1. PENDAHULUAN

Dengan berkembangnya jaman dan teknologi, metode perdagangan juga berkembang dari waktu ke waktu. Dalam era perdagangan yang begitu deras, metode perdagangan yang lama terasa sudah tidak memadai lagi. Seiring dengan kemajuan perkembangan teknologi yang memungkinkan promosi dan penjualan dilakukan secara online melalui media internet agar dapat meningkatkan jumlah penjualan secara signifikan serta dapat mempermudah penyebarluasan produk. Era perdagangan bebas yang terjadi saat ini seakan-akan telah menjadikan dunia semakin sempit, dipengaruhi pula oleh karena pengaruh teknologi yang semakin berkembang pesat dan teknologi internet yang semakin meluas. Dengan adanya internet keterbatasan dari masalah-masalah yang dihadapi dapat dikurangi dengan membuat suatu aplikasi web, di mana di dalam web tersebut terdapat suatu fasilitas yang memudahkan user dalam melihat status dari barang yang dikirimkan menggunakan jasa PT. Grogol Sarana Transjaya, dan juga membantu dalam menentukan bobot kriteria pemilihan kendaraan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), serta pemilihan kendaraan dengan mengacu pada bobot kriteria yang sudah didapatkan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarcy Process (AHP) adalah suatu metode analisis dan sintesis yang dapat membantu proses Pengambilan Keputusan. AHP merupakan alat pengambil keputusan yang powerful dan fleksibel, yang dapat membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas dan membuat keputusan di mana aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif terlibat dan keduanya harus dipertimbangkan. Dengan mereduksi faktor-faktor yang kompleks menjadi rangkaian “one on one comparisons” dan kemudian mensintesa hasil-hasilnya, maka AHP tidak hanya membantu orang dalam memilih keputusan yang tepat, tetapi juga dapat memberikan pemikiran/alasan yang

(2)

AHP sangat cocok dan flexibel digunakan untuk menentukan keputusan yang menolong seorang decision maker untuk mengambil keputusan yang kualitatif dan kuantitatif berdasarkan segala aspek yang dimilikinya. Kelebihan lain dari AHP adalah dapat memberikan gambaran yang jelas dan rasional kepada decision maker tentang keputusan yang dihasilkan.

Jenis-jenis AHP : 1 Single-criteria

Pilih satu alternatif dengan satu kriteria, pengambilan keputusan yang melibatkan satu/lebih alternatif dengan satu kriteria.

2 Multi-criteria

Pengambilan keputusan yang melibatkan satu/lebih alternatif dengan lebih dari satu kriteria Pilih satu alternatif dengan banyak kriteria.

Gambar 1. Struktur Bagan AHP

Pada Gambar 1. Struktur Bagan AHP, dapat diketahui bahwa setiap elemen dalam suatu level di dalam AHP akan mempengaruhi elemen pada level yang lebih tinggi (respati, 2005). Langkah-langkah dalam menentukan keputusan dalam AHP :

• Menentukan masalah yang terjadi • Menentukan perbandingan setiap element • Mengabungkan setiap prioritas yang ada.

Pada langkah pertama, user diminta untuk menentukan permasalahan apa yang terjadi dan menentukan keputusan apa yang akan dicari, pada langkah pertama ini user juga diminta untuk menentukan kriteria-kriteria apa saja yang dapat menentukan pengambilan keputusan.

Pada langkah kedua, user diminta untuk menentukan prioritas-prioritas setiap element yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan .

Pada langkah ketiga, system akan mengabungkan setiap prioritas-prioritas yang ada dan mencari hasil dan keputusan yang terbaik

Dalam menentukan nilai-nilai prioritas sering kali AHP mengunakan tabel preferensi standart, hal ini tabel preferensi standard telah ditentukan melalui pengalaman peneliti AHP cukup punya dasar untuk membandingkan dua atau lebih alternatif, dan seperti terlihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Tabel preferensi standart

Level Preferensi Nilai

Numerik

Equally preferred 1

Equally to moderately referred 2

Moderately preferred 3

Moderately to strongly referred 4

Strongly preferred 5

Strongly to very strongly referred 6 Very strongly preferred 7 Very strongly to extremely preferred 8

Extremely preferred 9

2.2 System Development Life Cycle (SDLC)

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogianto,1999). Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis komputer. Siklus atau daur hidup pengembangan sistem tampak jika sistem yang sudah ada dikembangkan dan dioperasikan tidak dapat dirawat lagi, sehingga dibutuhkan pengembangan sistem kembali (Setiawan, 2007) yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

3. PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN TRUCKING DAN HEAVY EQUIPMENT 3.1 Desain Use Case Diagram Sistem Penjadwalan Trucking dan Heavy Equipment

Sistem penjadwalan yang dibuat akan berbasis website. Dalam website ini terdapat 2 user group, yakni administrator dan staff. Dimana administrator dapat mengakses semua fasilitas yang terdapat dalam website ini, sedangkan staff hanya bisa melakukan input data dan melihat data.

Dalam aplikasi ini terdapat dua fitur penjadwalan. Yang pertama adalah penjadwalan persewaan alat berat, dalam penjadwalan persewaan alat berat ini staf dapat langsung menentukan alat berat mana yang nantinya

Perencanaan sistem Awal proyek sistem

Manajemen sistem Pengembangan sistem Analisis sistem

Desain sistem secara umum

Desain sistem terinci

Survei sistem

Implementasi sistem

(4)

akan digunakan. Sedangkan fitur penjadwalan yang kedua adalah penjadwalan trucking. Fitur penjadwalan trucking ini secara garis besar hampir sama dengan penjadwalan persewaan alat berat. Hanya saja, dalam penjadwalan trucking ini terdapat dua cara yakni manual dan otomatis dalam menentukan kendaraan mana yang akan digunakan untuk proses pengiriman tertentu.

Untuk membantu proses pemilihan kendaraan secara otomatis, diperlukan kriteria-kriteria dengan bobot masing-masing. Kriteria-kriteria dalam pemilihan kendaraan akan dihitung skornya menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan mengacu pada kriteria yang bobotnya telah dihitung, maka dapat kita peroleh nilai dari masing-masing kendaraan, kendaraan dengan nilai tertinggilah yang akan terpilih untuk melaksanakan proses pengiriman tersebut.

Use case diagram untuk website administrator yang akan digunakan sebagai sistem penjadwalan PT.GST, baik penjadwalan trucking, maupun penjadwalan persewaan alat berat dapat dilihat pada Gambar 3.

(5)

3.3 Desain Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Penjadwalan Trucking dan Heavy Equipment Desain Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Penjadwalan Trucking dan Heavy Equipment dapat dilihat pada Gambar 4.

Relation_678 Relation_525 Relation_338 Relation_337 Relation_58 Relation_57 Relation_55 Relation_54 Relation_43 Relation_41 Relation_33 Relation_25 Relation_21 Relation_15 torder id_order tgl_order Sales Address tgl_end tgl_start TotalDetail TotalPrice Discount TotalPayment the id_HE Jenis tdet_he id_det_he SerialNumber Year RentPrice Brand Model Capacity Description Status Place Condition tschedule_he id_schedule tgl_start tgl_end tcustomer id_customer CompanyName Address PhoneNumber EmailAddress ContactPerson CPNumber torder_trucking ID_ORDER OrderDate DepartureDate time_start DeparturePlace Goods EstimationBackTime EstimationBack Status Sales ArrivalPlace tvehicle id_veh Jenis tdet_veh id_det_veh Brand Model ModelYear Capacity Length LastService LastUsed Description Status Place Condition Driver NoPol Year tschedule_veh id_schedule DepartureDate DeparturePlace time_start EstimationBack EstimationBackTime Status tuser id_user username password LoginAs StatusApp FirstName LastName Email ContactNumber tcriteria id_criteria name score thistory_ahp nilai_history tscoring_guide id_scoring_guide Operator Value1 Value2 score_guide tuser_cust_web id_user_cust_web username password name PhoneNumber EmailAddress CompanyName CompanyAddress CompanyEmail CompanyNumber tsaved_order id_saved_order tinquiry_trucking id_inquiry ContactPerson CPNumber CompanyName CompanyAddress CompanyNumber EmailAddress DeparturePlace DepartureDate DepartureTime ArrivalPlace Goods Total Weight Length Status tinquiry_he id_inquiry ContactPerson CPNumber CompanyName CompanyAddress CompanyNumber EmailAddress Place tgl_start tgl_end id_HE Capacity Total HE Status

Gambar 4. Desain Entity Relationship Diagram

4. IMPLEMENTASI SISTEM PENJADWALAN TRUCKING DAN HEAVY EQUIPMENT 4.1 Pengujian Halaman Input Heavy Equipment

Proses pertama dapat melakukan proses penambahan alat berat. Dalam proses input dan edit heavy equipment, seorang administrator harus mengisi form yang berisikan informasi-informasi yang dibutuhkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

(6)

4.2 Pengujian Halaman Pemesanan Heavy Equipment

Pada halaman ini akan ditampilkan data produk yang telah dipilih oleh member sesuai dengan kategori produk yang diinginkan, seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.

Gambar 5. Proses Penambahan Heavy Equipment

Gambar 6. Proses Pencatatan Order

Langkah selanjutnya dari pencatatan order adalah proses penjadwalannya, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Proses Pencatatan Order

Jika pemilihan pada step 2 dinyatakan valid dan sesuai, maka proses akan dilanjutkan ke halaman berikutnya, yakni halaman dimana user dapat melihat berapa harga sewa alat berat sesuai dengan data di database. Proses pengisian harga sewa heavy equipment dapat dilihat pada Gambar 8.

(7)

Gambar 8. Pengisian Harga Sewa Alat Berat 4.3 Pengujian Halaman Pemesanan dan Penjadwalan Trucking

Proses pencatatan dimulai ketika tersedianya purchase order yang disetujui oleh user. Langkah pertama pencatatan trucking dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9. Data Order Trucking Gambar 10. Data Detail Order Trucking

4.3 Pengujian Proses Penghitungan Bobot Kriteria Penjadwalan Trucking

Proses penghitungan bobot kriteria dimulai ketika tersedianya penjadwalan trucking yang disetujui oleh user. Proses penghitungan bobot kriteria penjadwalan trucking dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Sedangkan pada Gambar 13 adalah proses penghitungan dengan menggunakan AHP.

(8)

Gambar 11. Pengisian Preferensi Kriteria

Sebagai referensi, pada halaman pengisian preferensi kriteria juga terdapat tabel preferensi. Gambar tabel preferensi dapat dilihat pada Gambar 12

Gambar 12. Tabel Preferensi

Jika pengisian preferensi kriteria valid setelah dihitung konsistensinya, maka proses akan berlanjut ke perhitungan AHP. Mengingat kemungkinan ada lebih dari 1 user yang melakukan perhitungan ini, maka hasil dari perhitungan AHP akan dirata-rata (dengan hasil perhitungan user lainnya yang disimpan di database) dengan menggunakan rata-rata geometri. Dan hasil akhirnya akan ditunjukan kepada user. Proses penghitungan AHP seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.

(9)

Gambar 13. Hasil Perhitungan AHP

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Aplikasi ini telah mampu untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat dalam bidang penjadwalan trucking dan Pemesanan Heavy Equipment Rental.

• Dengan memakai aplikasi ini, kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika pengambilan keputusan seperti keterlambatan dalam mengambil keputusan dapat berkurang.

• Aplikasi dibuat fleksibel sehingga dapat memungkinkan departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada.

• Aplikasi ini dapat membantu pihak perusahaan dalam melakukan penjadwalan baik trucking maupun persewaan alat berat dan juga membantu dalam memilih kendaraan yang akan digunakan untuk proses pengiriman

DAFTAR PUSTAKA

1 Blaha, Michael & Rumbaugh, James 2005. Object oriented modeling and design with UML (2nd ed). New Jersey: Pearron Education Inc.

2 Respati, Bagus. 2006. Sistem Pendukung Keputusan dengan Expert Choice. Diktat Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

3 Setiawan, Alexander. 2007. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Decision Support System Pada Departemen HRD dan Pembelian dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (AHP). Jurnal Terakreditasi: Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol. 10 No. 1. Yogyakarta.

4 Turban, Efraim; Aronson, Jay; Liang Peng Ting. 2005. Decision Support Systems and Intellegent Systems. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Gambar

Gambar 1. Struktur Bagan AHP
Gambar 2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Gambar 3. Desain Use Case Website Administrator
Gambar 4. Desain Entity Relationship Diagram
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari keadaan pantai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan berdasarkan ketentuan yang berlaku yang menjelaskan bahwa pengukuran batas daerah di laut

Beberapa pokok materi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini antara lain mengenai: Pengertian, Asas dan Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi Perizinan, Subjek dan Objek

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaksanakan penerapan mobilisasi untuk mempercepat turunnya tinggi fundus uteri dengan melakukan Asuhan keperawatan Ny.N pada

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu diatur Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum IslamTerhadap Penolakan Isteri Untuk Melaksanakan Kewajiban dalam Rumah Tangga Akibat Pemberian Mahar Emas Palsu” adalah hasil

Famili yang paling banyak ditemukan pada lokasi penelitian yaitu Hypnaceae sebanyak enam jenis, diikuti Polytrichaceae, Dicranaceae, sebanyak lima jenis,

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala, jari – jari tangan

Sukirno (2004) menjelaskan bahwa PDRB adalah nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun di suatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan