• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran ekonomi Jambi tahun akan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran ekonomi Jambi tahun akan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

.

.

1

1

L

L

A

A

T

T

A

A

R

R

B

B

E

E

L

L

A

A

K

K

A

A

N

N

G

G

ambaran ekonomi Jambi tahun 2006-2010 akan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan eksternal berupa perkembangan globalisasi yang semakin meningkatkan integrasi perekonomian gional seperti menyatunya pasar Asia Tenggara yang terintegrasi dalam Asean Free Trade Area an menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian hak juga menuntut daya saing perekonomian Jambi yang lebih

ositif. Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III Tahun 2005 ini tumbuh 2,11%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,68%. Demikian juga pertumbuhan PDRB

2. Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah

4. Meningkatkan Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan Yang Baik G

re

(AFTA). Keadaan ini disatu pihak ak daerah seperti Jambi, tetapi dilain pi tinggi.

Proses pembangunan yang berlangsung di Provinsi Jambi selama ini telah menghasilkan kemajuan. Hal tersebut terindikasikan dari kontribusi Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) yang dalam perkembangannnya selama periode 1999/2000–2003, memberikan kontribusi yang terus meningkat secara p

tahunan pada triwulan laporan tumbuh 5,72%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB tahunan pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,64%.

Untuk melanjutkan pembangunan Propinsi Jambi, telah disusun RPJM 2006-2010, meliputi 4 (empat) AGENDA PEMBANGUNAN, yaitu:

1. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi

(2)

Terkait dengan Agenda 1; meningkatkan daya saing ekonomi; dijabarkan lebih lanjut pokok-pokok

ya Saing Agroindustri

dan Menengah

yang dihadapi Jambi saat ini, maka dalam 5 tahun embangunan daerah yang akan as pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja yang berbasis pada sektor pertanian. Melalui upaya ini juga diharapkan akan dapat meningkatkan

erah, pendapatan asli daerah, dan peningkatan

tri pengolahan agribisnis, seperti industri hilir CPO, kelapa dan crumb

miliki fasilitas dan insentif khusus untuk mengintegrasikan seluruh aktivitas ekonomi dari hulu hingga hilir dengan mengedepankan konsep Cluster Industry kegiatan, meliputi;

a) Peningkatan Stabilitas Ekonomi Makro Daerah

b) Peningkatan Investasi dan Eksport Non Migas

c) Peningkatan Lapangan Usaha dan Kesempatan Kerja

d) Peningkatan Da

e) Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil

f) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur

g) Peningkatan Kualitas Pengelolaan BUMD Sebagai bentuk respon terhadap situasi

mendatang, Pemda Jambi akan berupaya melakukan akselerasi p difokuskan untuk mencapai peningkatan kualit

kontribusi pada pertumbuhan ekonomi da kesejahteraan masyarakatnya.

Kondisi perekonomian yang semakin membaik tersebut diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran tenaga kerja dari 6,5 % total angkatan kerja tahun 2004 menjadi 3,5 % dari total angkatan kerja tahun 2010 nanti. Melalui pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP), maka selama periode waktu 2006-2010 peningkatan penciptaan kesempatan kerja yang cukup besar diharapkan terjadi disektor indus

rubber, sektor perdagangan, hotel dan restoran diharapkan dapat menyerap tenaga kerja 300.000-500.000 orang selama periode 2006-2010.

JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK (JAIP) merupakan gagasan yang perlu ditindaklanjuti dengan

langkah-langkah konkrit, agar tercipta produk-produk unggulan hasil prosesing komoditas primer Provinsi Jambi yang diharapkan mampu meningkatkan kondisi ekonomi kawasan.

JAIP merupakan Kawasan ekonomi yang me

(berbasiskan pada kekhususan komoditi), memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya industri menengah dan kecil (UKM), fokus pada processing industries, merupakan Industri pengolahan yang

(3)

dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi unggulan dalam bentuk derrivative industries.

Beberapa Isue penting pembangunan JAIP:

1) Modernisasi Sektor Unggulan:

Peremajaan kebun karet rakyat seluas 130 ribu Ha selama lima tahun dengan bibit unggul sistem intensif (Baru direalisasikan sebanyak 17.500 Ha melalui ngkatan produksi maupun kualitas produk pangan antara lain padi, kedele, jagung, kentang dan sapi yang merupakan komoditas unggulan.

ekerjaan pembangunan Jabung Barat, PLTU Mulut Tambang di Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Bungo.

ngo dan Sarolangun) menuju pusat-pusat hap perencanaan, pembangunan Jembatan Batanghari II berjalan tersendat juga Jembatan Berbak yang

di jambi ini gi wilayah lainnya, kegiatan industry ini menjadi suatu hubungan cluster dengan daerah lainnya dengan tujuan pewujudan ekonomi pemupukan yang baik dan penyuluhan yang

alokasi APBD tahun 2006). Upaya peni

2) Penguatan Sektor Energi (Infrastruktur Pendukung) di Jambi

Rencana pembangunan PLTA Kerinci yang dilaksanakan oleh PT. Bukaka Teknik Utama dengan kapasitas 180 MW dan direncanakan selesai pada tahun 2010. Masih banyak p

sektor energi, seperti rencana pembangunan PLTG (tenaga gas) di Tanjung

3) Beberapa permasalahan pembangunan dan perbaikan infrastruktur dasar di Jambi

Pembangunan jalan dan jembatan yang memperpendek jarak dan waktu tempuh dari daerah sentra produksi di wilayah barat (Kabupaten Kerinci, Merangin, Bu

distribusi serta pelabuhan Muara Sabak sebagai outlet ekspor impor Provinsi Jambi masih dalam ta berjalan tersendat, serta masih banyak permasalahan pembangunan infrastruktur lainnya.

4) Peranan Ekonomi Jambi Dengan Wilayah Sekitarnya.

Kegiatan perekonomian jambi erat hubungannya dengan kegiatan perekonomian sekitarnya. Jaringan kegiatan industri dengan wilayah Sumatra lainnya terjalin sangat kuat, kegiatan-kegiatan

menjadi salah satu sumber bahan baku, maupun setengah jadi ba

kawasan tertentu atau pembentukan kawasan industry dengan kapasitas ekspor impor bekerjasama dengan Negara lain yang berdekatan dengan kawasan ini, sehingga tercipta suatu zona free trade pewujudan dari AFTA. Berhubungan dengan rencana kegiatan diatas maka diperlukan suatu masterplan mengenai kawasan industri ini.

(4)

5) Proses Realisasi Perwujudan JAIP

Sampai Akhir Tahun 2006: Menyelaraskan dan mengakselerasi semua program kerja di pemerintah daerah mengacu kepada timeline pembangunan JAIP (2005-2010). Terus memantapkan upaya

regulasi daerah pendukung, pembentukan insentif bagi investasi (pajak, fiskal, dll), dan persiapan lembaga pengelola, termasuk rencana pengembangan SDM

pembentukan badan pengelola harus sudah selesai pada tahun 2008.

n preliminary investor meeting yang akan difasilitasi oleh IRSA dan HD Advisory. Negara-negara tersebut antara lain: Malaysia, modernisasi sektor unggulan, pembentukan

lokal, Tahun 2007: Menyusun Master Plan JAIP, dan Meminta dukungan pemerintah pusat khususnya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dasar dan pendukung lainnya.

JAIP rencananya secara fisik akan mulai dibangun pada tahun 2008 (Pilot Project). Semua persiapan harus diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan JAIP pada tahun 2008. Program pembangunan infrastruktur dasar dan pendukung, pengembangan regulasi dan insentif, serta

Pararel dengan penguatan infrastruktur, modernisasi sektor unggulan, pengembangan infrastruktur JAIP, dan penyiapan insentif bagi kepentingan investasi, pemerintahan daerah Jambi pada tahun 2007 berencana melakukan comparative study di negara-negara lainnya da

Nigeria, Afrika Selatan, Belanda, dan Irlandia (Dublin Port)

1

1

.

.

2

2

R

R

U

U

M

M

U

U

S

S

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

S

S

O

O

A

A

L

L

A

A

N

N

asar terkait dengan pengembangan kawasan Muara Sabak, Provinsi Jambi sebagai kawasan ekonomi berbasis pertanian atau dikenal dengan Jambi Agropolitan Industrial Park (JAIP) adalah

keholders terkait dalam meningkatkan daya saing wilayah di bidang agro-industri.

rimer menjadi bahan jadi atau setengah jadi. Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya upaya ekstensifikasi perkebunan sawit di Provinsi Jambi yang diperkirakan akan Hal mend

upaya Pemerintah Provinsi Jambi beserta sta

Lemahnya nilai tukar produk pertanian terutama produk-produk berupa bahan primer memaksa pemerintah, swasta dan masyarakat untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari sebuah komoditi pertanian berupa bahan p

terjadi booming pada awal tahun 2010. Kondisi demikian jika tidak diimbangi dengan upaya peningkatan dan pengembangan industri pengolahan sawit yang tidak hanya sebatas penyulingan menjadi minyak sawit mentah (Cruid Palm Oil) maka keterpurukan sektor pertanian yang ditandai dengan relatif miskinnya para petani Jambi, terus berdampak negatif terhadap sektor dan sub sektor

(5)

lainnya. Meskipun selama kurun waktu lima tahun terakhir perkembangan perekonomian Provinsi Jambi sangat prospektif. Dimana terlihat dari struktur perekonomian, Provinsi Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 1999, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan baru berkisar 27,65 persen kemudian meningkat drastis mencapai 30,22 persen pada tahun 2003.

Hal ini menunjukkan bahwa peran sektor pertanian terhadap perekonomian daerah tetap terbesar dalam arti kata pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan telah dapat diimplementasikan. Akan tetapi kontribusi sektor pertanian tersebut tidak diikuti dengan peningkatan

miskin Provinsi Jambi pada tahun 2002/2003 berada pada ranking ketiga se-wilayah Sumatera, setelah Bangka Belitung (1) dan Sumatera Barat (2), akan tetapi jika

uarga petani, yaitu : (1) Meningkatkan kualitas sumberdaya menusia masyarakat pertanian dan (2) Meningkatkan posisi tawar petani yang salah kontribusi sektor industri pengolahan, dimana selama kurun waktu tersebut perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan relatif stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi pengembangan industri pengolahan atau dengan kata lain produk-produk pertanian lebih banyak dipasarkan oleh petani dalam bentuk bahan primer yang tidak mempunyai nilai tambah, baik untuk pasar lokal, regional maupun ekspor.

Meskipun berdasarkan data penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Jakarta (2004), jumlah penduduk

dibandingkan jumalh keluarga petani miskin, Provinsi Jambi termasuk dengan proporsi terbesar dibandingkan dengan jumlah penduduk dari masing-masing provinsi di Sumatera. Ini berarti kondisi keluarga petani kita relatif miskin dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. Dari hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi daerah maupun yang berasal dari luar daerah, termasuk penelitian yang dilakukan oleh beberapa LSM, diketahui bahwa tertinggalnya petani Jambi dibandingkan dengan petani daerah lain di Sumatera paling tidak disebabkan oleh dua faktor, yaitu : (1) kualitas sumberdaya manusia (SDM) masyarakat pertanian yang rendah dan (2) posisi tawar yang lemah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas paling tidak terdapat dua program prioritas dan mendasar dalam upaya mengentaskan kemiskinan kel

satunya dengan jalan meningkatkan nilai tambah produk pertanian melalui industri pengolahan hasil pertanian (agro-industri). Dengan kata lain melalui peningkatan dan pengembangan industri hilir yang mampu mengolah produk pertanian menjadi bahan jadi atau setengah jadi sesuai dengan permintaan pasar, baik lokal, domestik maupun pasar manca negara.

(6)

Berdasarkan kondisi yang ada selama ini permasalahan yang paling mendasar untuk mengembangkan industri pengolahan berbagai produk pertanian Provinsi Jambi adalah:

(1) Buruknya kinerja perekonomian nasional yang tercermin dalam kinerjanya di perdagangan ,

erundangan untuk iklim usaha yang internasional, investasi, ketenagakerjaan, dan stabilitas harga yang menyebabkan kurangnya gairah investor untuk berinvestasi, terutama investor manca negara

(2) Kurang tanggapnya kelembagaan pemerintahan dalam mengembangkan kebijakan terutama dalam perizinan untuk berinvestasi di daerah Jambi,

(3) Belum ada jaminan konsistensi dan suistainable dari berbagai produk pertanian yang berhubungan dengan kuantitas maupun kualitas produk,

(4) Jaminan keamanan dan stabilitas politik yang belum menentu, (5) Lambannya pengembangan berbagai peraturan dan p

kondusif dan lemahnya koordinasi antar dinas/instansi terkait,

(6) Belum tersedianya infra struktur pendukung yang memadai, baik infrastruktur fisik, teknologi, dan infrastruktur dasar, dan

(7) Relatif rendahnya kualitas SDM masyarakat pertanian yang merupakan bagian terbesar dari populasi masyarakat.

1.3

1.3

MAKSUD, TUJ

MAKSUD,

TUJ

U

U

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

S

S

A

A

S

S

A

A

R

R

A

A

N

N

A. Maksud

ngan kawasan industri terpadu JAIP di yang dapat dijadikan landasan kerja bagi pihak-pihak terkait dalam merealisasikan pembangunannya.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu pihak-pihak terkait untuk memperoleh gambaran atas embangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP), terutama dalam hal:

alam pembebasan lahan) maupun pertimbangan eksternal dalam kaitan kemudahan untuk memperoleh aksesibilitas Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan pengemba

Kawasan Muara Sabak

B. Tujuan

rencana peng

a. Rencana pengembangan baik berdasarkan pertimbangan internal (kebutuhan para calon pengguna yang akan merelokasi kegiatan, ketersediaan dan kemudahan d

(7)

b.

ap rencana lay out kawasan industri, rencana

C.

Sasaran dari kegiatan ini adalah:

1) Terwujudnya pembangunan kawasan industri JAIP di kawasan Pelabuhan Muara Sabak, sehingga ndala lingkungan yang dihadapi kawasan pada masa yang akan

ponen-komponennya.

por, iklim investasi, aksesibilitas wilayah, dan pelayanan infrastruktur.

.

aruh disekitarnya.

Memperoleh gambaran secara garis besar mengenai luasan areal yang dapat dikembangkan termasuk rencana perluasan, masterplan terhad

berbagai infrastruktur, estimasi biaya pengembangan dan sistem manajemen pengelolaan.

Sasaran

dapat mengatasi berbagai ke datang.

2) Teridentifikasinya taksiran umum pembiayaan pengembangan kawasan agroindustri Jambi (JAIP) serta kom

3) Teridentifikasinya pilihan teknologi yang sesuai dalam menunjang pengembangan kawasan agroindustri Jambi (JAIP).

4) Teridentifikasinya kondisi eksisting kawasan agroindustri Jambi (JAIP) secara komprehensif meliputi: potensi ekspor im

5) Teridentifikasinya potensi market (growth opportunity) eksisting dan peluangnya di masa mendatang di kawasan agroindustri Jambi (JAIP).

6) Teridentifikasinya potensi sumber daya yang ada (resources available) yang dapat menunjang pengembangan kawasan agroindustri Jambi (JAIP)

7) Teridentifikasinya cakupan dan ukuran optimal pengembangan kawasan agroindustri Jambi (JAIP).

8) Teridentifikasinya pola keterkaitan kawasan agroindustri Jambi (JAIP) dengan wilayah lain yang berpeng

1

1

.

.

4

4

R

R

U

U

A

A

N

N

G

G

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

P

P

1.4.1 Lingkup Wilayah

Wilayah perencanaan seluas 200 ha yang berada pada kawasan sekitar pelabuhan Muara Sabak. Pengembangan kawasan JAIP terkait dengan sumber daya hinterland, khususnya yang berada pada Wilayah Administrasi Propinsi Jambi. Pada kajian terkait dengan cluster komoditas penunjang JAIP

(8)

maka memungkinkan lingkup kajian sampai pada wilayah di luar Propinsi Jambi. Lihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 PETA WILAYAH STUDI

PETA ADMINISTRASI SENGETI TIMUR KABUPATEN KABUPATEN MUARO JAMBI MUARABULIAN BATANGHARI KABUPATEN SAROLANGUN KABUPATEN MERANGIN KABUPATEN KERINCI KABUPATEN BUNGO KABUPATEN TEBO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BANGKO MUARABUNGO SAROLANGUN MUARA TEBO MUARA SABAK S E L A T B E R H A L A Peg. Tigapuluh

PROVINSI JAMBI

SUNGAI PENUH KUALA TUNGKAL

MASTERPLAN JAMBI AGROINDUSTRI PORT (JAIP)

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

BADAN PERENCANAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 Kota Jambi

1.4.2 Lingkup Materi

Secara keseluruhan studi ini akan mengakomodasi aspek-aspek:

o Spasial (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten /

Kota)

o Sosial ekonomi (kondisi sosial ekonomi eksisting dan perkembangannya, kajian terhadap

faktor-faktor internal yang berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan wilayah Provinsi

usunan Masterplan Kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP), meliputi:

1. melakukan pengumpulan data potensi daerah terutama yang berkaitan dengan ketersediaan Jambi)

1.4.3 Lingkup Pekerjaan

(9)

2. Menginventori kebijakan yang terkait dengan kawasan agroindustri Jambi (JAIP).

3. Menyusun matriks penilaian lokasi atas rencana pengembangan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya

4. Melakukan diskusi mendalam dengan pihak-pihak terkait dalam rangka masterplan yang akan u kegiatan workshop.

ngan kawasan

4) Mendiskusikan konsep perencanaan dengan pemberi tugas atau institusi terkait pada forum yang at pusat maupun di tingkat daerah.

tahapan kegiatan yang telah ditetapkan. dikembangkan dalam suat

1.4.4 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pekerjaan ini adalah:

1) Melakukan akuisisi dan analisa data serta inventori kebijakan terkait pengemba Agro-Industri Jambi (JAIP).

2) Melakukan cek/survei fisik/observasi lapangan sesuai kebutuhan pekerjaan.

3) Melakukan koordinasi dengan stakeholders terutama menyangkut aspek kelembagaan, kebijakan dan kemampuan pendanaan.

telah ditentukan di tingk

5) Melaporkan hasil kerja dari tiap-tiap

1.

1.

5

KELUARAN

PEKERJAAN

Keluaran-keluaran yang dihasilkan

5 KELUARAN PEKERJAAN

dalam pekerjaan masterplan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP) serta berskala (terukur).

njang (10 tahun) engan ketentuan harus ditinjau ulang untuk validasi. Dokumen masterplan berisi:

. pola dan arah pembangunan di lokasi dimaksud 2. besaran fisik/ zonasi dan kebutuhan ruang 3. tahapan implementasi

4. peta masterplan

secara garis besar dapat dibagi atas dokumen dan gambar/peta. Rencana induk (masterplan) bersifat teknis; berdimensi spasial; menunjuk lokasi dan berorientasi fisik;

Dokumen masterplan ini nantinya mempunyai jangkauan penggunaan jangka pa d

(10)

1.6

1.6

SISTEMATIKA PENULISAN

SISTEMATIKA

PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN

dan output, serta

an bagaimana Pihak Konsultan memberikan pemahaman pekerjaan dan inovasi terkait dengan judul pekerjaan yang diberikan.

BAB 3 GAMBARAN UMUM

an Umum Kawasan Study Jambi Agro Industrial Park

kan metodologi pekerjaan yang akan dilakukan oleh Pihak Konsultan. Selain itu dijabarkan pula teknik-teknik yang akan digunakan dalam proses pengerjaan.

BAB 5

kan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan Masterplan Jambi Agro Penulisan Laporan Pendahuluan Masterplan Pengembangan Kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP) ini memperhatikan sistematika sebagai berikut :

Bab ini akan menjabarkan latar belakang, maksud, tujuan serta sasaran pekerjaan Penyusunan Masterplan Jambi Agro Industrial Park (FS-JAIP), ruang lingkup

sistematika pelaporan.

BAB 2 PEMAHAMAN PEKERJAAN DAN INOVASI Bab ini menguraik

Bab ini menguraikan mengenai Gambar (JAIP).

BAB 4 METODOLOGI Bab ini menjelas

RENCANA KERJA Bab ini akan menjabar

Gambar

Gambar 1.1  PETA WILAYAH STUDI

Referensi

Dokumen terkait

Dengan alasan tersebut peneliti membuat gagasan untuk membangun sebuah aplikasi yang bisa menyajikan informasi persebaran peserta BPJS Kesehatan, agar BPJS Kesehatan

Interviu/wawancara yang dilakukan penulis dengan cara melakukan pertanyaan langsung kepada responden untuk menggali data tentang kepercayaan sebagian masyarakat Banjar

Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kualitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja

Adalah mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface, silahkan Adalah mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface, silahkan

success.” Pemberdayaan adalah suatu konsep psikologis dengannya karyawan memiliki pengalaman yang lebih dalam hal (1) self-determination – karyawan memiliki (a)

AbstrakPada perencanaan keuangan Bapak Alexander, dapat dilihat bahwa aset yang dimiliki oleh Keluarga Bapak Alexander tergolong memadai dan permasalahan yang

Tujuan dilakukannya penelitian adalah membangun sistem informasi konseling untuk mempermudah proses bisnis di Pik-M Aushaf UII yang digunakan mahasiswa maupun

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang video profil dengan judul “Pembuatan Video Profil SMP Negeri 2 Karangmalang” dengan latar belakang