• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Video Pembelajaran Praktikum Larutan Asam Basa Dan Uji Efektivitasnya Pada Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 8 Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Video Pembelajaran Praktikum Larutan Asam Basa Dan Uji Efektivitasnya Pada Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 8 Banda Aceh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Video Pembelajaran Praktikum Larutan Asam Basa Dan

Uji Efektivitasnya Pada Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 8 Banda Aceh

Intan Maulida,Adlim,Muhammad Nazar

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111

*Corresponding Author : intanmaulida19.im@gmail.com Abstrak:

Penelitian yang berjudul “Pembuatan Video Pembelajaran Praktikum Larutan Asam Basa dan Uji Efektivitasnya pada Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 8 Banda Aceh” ini bertujuan untuk

mengetahui langkah-langkah pembuatan video pembelajaran praktikum sebagai media belajar dengan menggunakan software Corel Video Studio Pro, dan melihat minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis praktikum kimia dengan menggunakan media hasil pengembangan. Hasil produk akhir media belajar diuji kelayakan oleh validator ahli. Persentase rata-rata dari hasil penilaian kelayakan media diperoleh persentase 84,85%, nilai persentase tersebut tergolong dalam kategori sangat layak. Aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran larutan asam basa dengan menggunakan video pembelajaran praktikum kimia di kelas XI MIPA 3 berturut-turut 89,60% dan 90,83% dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk Tanggapan siswa dalam penggunaan media diperoleh persentasenya 41,00% siswa yang menjawab sangat setuju serta 59,00% siswa yang menjawab setuju dan dikategorikan dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap media belajar yang dihasilkan dari pengembangan video. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan tanggapan siswa terhadap media video pembelajaran praktikum kimia tergolong sangat baik. Sehingga media video pembelajaran praktikum kimia dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: video, aktivitas, larutan asam basa

Abstract:

The research may mainly discussed about creating of Learning Video of Practicum of Acid and basic solution and test of its effectiveness in the classroom XI MIPA 3 at State Senior High School No.8 of Banda Aceh, this research aims to understand the steps of video making of learning media by using Corel Video Studio Pro, and to observe the interest and

students’ activities in learning of practical chemistry by using developed media. The product of learning media was assessed the feasibility by expert validator. Test of feasibility showed that the product was categorized as very feasible with average percentage of 84.85%. Then, activities of students and teacher when the learning was conducted by using leaning video of practical chemistry in classroom XI MIPA 3 were very good with the percentage of 89.60% and 90.83%. in consequence, the students responses showed that they strongly agree percentage of 41.00% and agree with a percentage of 59.00%, it proved that students gave positive responses to the learning media which was produced from development of video. Therefore, it can be concluded that activities and responses of students to the learning video of practical chemistry were categorized as very good. Thus, the learning video of practical chemistry can be used in learning.

Keywords: video, activities, acid and basic solution

Pendahuluan

Ilmu kimia merupakan ilmu yang di peroleh dan di kembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, tranformasi dinamika serta energitika suatu zat. Goldberg (2008) mengemukakan bahwa kimia adalah kajian mengenai materi dan energi dan interaksi di antara keduanya serta pengukuran materi (dan energi) sebagai massa, sifat-sifat yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi jenis materi dan klarifikasi dasar materi. Oleh sebab itu, kimia merupakan mata pelajaran yang bersifat

(2)

abstrak, karena pembelajaran kimia diperlukan penalaran dalam mengkaji setiap pembahasan.

Selama ini siswa menganggap bahwa belajar kimia tidak mudah, hal ini diakibatkan karena proses belajar mengajar sangat lemah. Sehingga proses komunikasi dalam penyampaian materi tidak mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik akan terjadi apabila siswa memiliki minat belajar sehingga aktivitas belajar siswa berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) menunjukkan suasana kelas yang membosankan, sehingga membuat siswa tidak berminat dalam belajar, guru juga masih menggunakan media berupa buku paket sekolah, dan dijelaskan secara menonton, dan berdasarkan observasi di sekolah tersebut guru masih juga mengunakan metode ceramah dalam menjelaskan pelajaran.

Proses belajar mengajar akan berlansung dengan baik, apabila guru menggunakan media atau perangkat pembelajaran yang menarik, yang dapat membangun minat belajar siswa. Sehingga siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran dan akan mempermudah siswa dalam memperoleh informasi-informasi mengenai pembelajaran yang akan dipelajarinya

Salah satu cara untuk membangun minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan media atau perangkat pembelajaran yang akan mendukung proses belajar mengajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Latuheru (1993) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Pengguanaan media dalam proses belajar dapat menarik perhatian dan membangkitkan minat serta semangat siswa untuk belajar. Ali (2009) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran dapat menghemat waktu persiapan mengajar, dan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

Media pembelajaran dengan berbagai aplikasi yang menarik dapat di terapkan dalam pembelajaran kimia seperti media gambar atau poster, media komik, dan juga media video. Penggunaan media pembelajaran tidak hanya menjadikan pembelajaran lebih menarik, akan tetapi pembelajaran yang disampaikan menjadi mudah dipahami, mampu memperjelas konsep kimia yang abstrak dan tujuan pada pembelajaran lebih cepat tercapai (Octavianti, dkk., 2014).

Materi larutan asam basa dalam pembelajaran kimia termasuk dalam materi yang sulit dipahami siswa. Dikarenakan siswa hanya mempelajari tentang materi dan pokok bahasanya saja tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuangkan kreatifitas dan keterampilan mereka melalui kegiatan praktikum. Menurut Erniwati (2014), Melalui kegiatan praktikum siswa dapat mencapai tiga ranah secara bersama-sama, yaitu; (1) Tingkat kognitif dimana dapat memahami teori dan menerapkan teori pada permasalahan nyata; (3) Afektif yaitu merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerja sama, dan mengkomunkasikan informasi; dan (3) Psikomotor dengan belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan, memakai peralatan dan instrumen tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang guru kimia di sekolah SMA Negeri 8 Banda Aceh, bahwa kenyataan yang ada di sekolah khususnya Kota Banda Aceh, kegiatan praktikum di sekolah tersebut tidak dapat dimaksimalkan karena alat-alat laboratorium yang dimiliki sekolah umumnya hanya terbatas pada materi tertentu, dan memerlukan waktu yang lebih banyak sehingga pembelajaran yang terjadi di kelas adalah

(3)

siswa yang hanya mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Idealnya praktikum dilakukan di dalam laboratorium, tetapi banyak guru tidak sempat mempersiapkan bahan dan alat, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut dimanfaatkannya suatu media video pembelajaran berbasis praktikum kimia.

Media praktikum berbasis video memanfaatkan teknologi komputer dalam pembelajaran melalui kegiatan praktikum. Hal ini sesuai pernyataan Putra (2013), Pendayagunaan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) sebagai sarana pendukung pembelajaran merupakan salah satu dampak positif dalam mengembangkan pengetahuan. Dengan adanya video praktikum dalam kegiatan pembelajaran yang dilengkapi dengan penggabungan antara gambar dan suara membawa materi dapat divisualisasikan sehingga siswa dapat berlatih menyimpulkan dan mengenal bahan dan alat laboratorium. Demikian juga guru, dengan adanya video pembelajaran guru dapat mempelajari di rumah sebagai bahan pelajaran dan dapat meminta siswa untuk membantu menyiapkan alat dan bahan seperti yamg dijelaskan oleh video pembelajaran.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan

(Research and Development/ R&D). Salah satu model pengembangan yang ada dalam penelitian Reseach and Development adalah model ADDIE dengan pendekatan yang digunakan berupa pendekatan kualitatif. Model ADDIE merupakan suatu model dengan 5 tahapan yang akan dilakukan, yaitu : (1) Analisis; (2) Perancangan; (3) Pengembangan; (4) Implementasi; dan (5) Evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengambilan sampel dilakukan menggunakan purpose Sampling kelas. Sehingga yang akan menjadi sampelnya adalah siswa kelas XI MIPA 3 yang berjumlah 24 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data uji validasi media video praktikum, aktivitas siswa, aktivitas guru dan angket untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa.

Prosedur Penelitian

1) Tahap Analisis

Tahap analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tahap analisis ini juga digunakan untuk mengklarifikasi apakah ada masalah yang akan dihadapi sehingga nantinya dapat menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi masalah dalam penyelenggaraan program pembelajaran. Menurut Afandi (2011), tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan di pelajari oleh peserta didik, yaitu menganalisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis pekerjaan dan tugas. Sehingga hasil yang diharapkan dapat sesuai dengan hal-hal yang diharapkan.

(2) Tahap perancangan

Tahap perancangan dalam Pengembangan media video praktikum didasarkan pada beberapa aspek, diantaranya penyusunan naskah video pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang ingin disampaikan lebih terperinci dan sistematis, selanjutnya ditambahkan dengan sinopsis sesuai dengan saran dari verifikator.

(3) Tahap pengembangan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan media yang merupakan realisasi dari apa yang tercantum dalam rancangan naskah. Pembuatan video pembelajaran praktikum kimia dilakukan dengan mengambil gambar di beberapa tempat di dalam laboratorium kimia dengan memfokuskan demontrasi praktikum yang akan disampaikan oleh asisten lab tentang materi larutan asam basa, kemudian dilakukannya tahap Editing video dengan menggunakan kombinasi Windows Movie Maker dan Corel Video Studio Pro.

(4) Tahap penerapan

Tahap ini dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dengan menggunakan video pembelajaran praktikum sebagai media pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media. Pengamatan aktivitas siswa dan kemampuan guru dilakukan oleh 2 orang pengamat. Pada pertemuan inilah diberikan tes dan angket untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa.

(4)

(5) Tahap penilaian

Evaluasi merupakan tahap dimana tindakan yang dilakukan adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu rencana pembelajaran, tujuan dari evaluasi tiap tahap adalah untuk kebutuhan revisi. Data dianalisis untuk diketahui kelebihan dan kekurangan suatu media yang didasarkan pada hasil tes. Serta aktivitas dan respon siswa tehadap kelayakan media.

Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara teknik kuisioner. teknik dilakukan agar mendapatkan data yang valid suatu media yang telah dirancang sehingga media tersebut layak atau tidak layak digunakan oleh pengajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket dan lembar penilaian kelayakan media.

Hasil Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan untuk melihat kevalidan suatu instrument yang akan diukur. Uji validitas penilaian kelayakan media video praktikum dilakukan oleh validator ahli yaitu dua orang dosen program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala dan guru kimia SMA Negeri 8 Banda Aceh, sedangkan validitas angket analisis kebutuhan siswa, guru dan tanggapan siswa dilakukan oleh dua orang dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Syiah Kuala

Teknik Pengumpulan Data

Penilaian kelayakan Media belajar yang diperoleh dari hasil pengembangan selanjutnya dilakukan analisis uji kelayakannya. Analisis kelayakan media dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah video praktikum layak digunakan sebagai media belajar untuk materi larutan asam basa. Analisis penilaian kelayakan media dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut:

Persentase nilai kelayakan = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100% Data Respon Siswa

Analisis data respon siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran video praktikum pada materi larutan asam basa. Data respon siswa diperoleh dari angket yang telah diisi oleh siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus teknik persentase statistik deskriptif seperti berikut:

P = 𝑓

𝑁 𝑥 100 % Keterangan:

P = Harga Persentase

f = Frekuensi jawaban siswa N = Jumlah siswa

Hasil dan pembahasan

Masukan Dosen Ahli Terhadap Media Video Praktikum Kimia

Media disusun lalu dikonsultasikan kepada dosen untuk divalidasi teknik pembuatan media dan sebagainya. Komponen-komponen yang diperhatikan pada video yaitu tampilan gambar pembukaan, latar belakang video, caption tulisan, durasi video dan durasi tulisan. Pada tahapan ini semua bahan dikumpulkan, disiapkan dan diujikan.

Revisi terhadap video dilakukan sesuai dengan saran dan masukan dari dosen ahli yang menilai. Video pembelajaran pada rancangan awal masih memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan dari beberapa aspek seperti pengambilan gambar yang kurang bagus, serta dari tampilan latar belakang pada video, dan durasi.

(5)

Waktu Validator Tahap Pengembangan

Media Masukan dari dosen ahli Sebelum

dilakukan pembuatan video

Dosen Ahli Tahap Analisis Berkunjung ke sekolah menanyakan tentang penggunaan video

Pahami program software video yang akan digunakan untuk mengedit video

Tahap

perancangan

Membuat rancangan seperti penyusunan naskah video dengan di tambahkannya sinopsis

Tahap

Pengembangan Menggunakan ketika bekerja di dalam laboratorium perlengkapan laboratorium Mengambil gambar di beberapa tempat untuk melengkapi video seperti; Gerbang unsyiah, suasana Fkip dan beberapa tempat di laboratorium

Siapkan kamera video, Lampu penyorot serta alat dan bahan yang akan digunakan di dalam laboratorium

Sesudah dilakukan pembuatan video

Durasi jangan terlalu cepat untuk setiap caption

Latar belakang video dibuat menarik Gerakan kamera dapat di perlambat Suara pada video yang jelas

Sebaiknya pengambilan scene distabilkan

Proses penilaian dilakukan dengan cara memberikan video yang telah selesai untuk dinilai oleh dosen ahli. Secara keseluruhan aspek yang dinilai dari video adalah kualitas konsep, penggunaan bahasa, tampilan video, kemudahan pengunaan video. Validasi terhadap video dapat dilakukan dengan meminta kesediaan tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai suatu media yang baru dikembangkan.

Gambar 1. Penilaian Kualitas Media Video Menurut Para Ahli Tabel 2. Penilaian kualitas video pembelajaran

78

80

82

84

86

88

90

Nilai

Validator I Validator II Validator III

(6)

Berdasarkan hasil penilaian kualitas video pada Gambar 1 di atas dapat dilihat secara terperinci kualitas tiap-tiap aspek yang dinilai oleh 3 orang validator Pendidikan Kimia Universitas Syiah Kuala. Validator 1 memberikan nilai 82,00% validator 2 memberikan 89,00% sedangkan validator 3 memberikan 84,00% terhadap media pembelajaran, Berdasarkan hasil keseluruhan terhadap komponen konsep yang terdiri dari beberapa aspek diantaranya kesesuaian isi materi pada video dengan konsep yang diperoleh nilai sebesar 100%. Serta cakupan pembahasan pada video mencakup semua aspek dalam tujuan pembelajaran diperoleh nilai sebesar 84,85%. dan dinyatakan sangat baik

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Kemampuan guru mengelola pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai kegiatan belajar mengajar yang efektif. Pada uji coba media, proses pembelajaran dikelas diawali guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya. Kemudian guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan mengaitkan materi pokok larutan asam basa dengan kehidupan sehari-hari. Setelah konsentrasi siswa telah terfokus pada materi pembelajaran, guru membuka media video pembelajaran praktikum kimia dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan larutan asam basa. diakhir pembelajaran, guru menampilkan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan melalui diskusi kelompok. Kemudian guru bersama siswa membahas jawaban dari soal-soal yang ada pada LKPD. Akhirnya guru menguatkan kembali pemahaman siswa dengan memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari itu.

No. Kriteria Penilaian

Skor Penilaian

Validator Rerata Kriteria Skor I II III

1 Penggunaan bahasa bersifat

komunikatif 3 3 3 75,00 Baik

2 Kemudahan menjalankan media

pembelajaran 3 4 3 83,33 Sangat baik 3 Kejelasan informasi yang

disampaikan dalam video 3 4 3 83,33 Sangat baik 4

Format sajian video yang ditampilkan menarik dan merangsang peserta didik untuk berfikir

3 3 3 75,00 Baik 5 Kualitas video sebagai

pendukung soal pada media 3 3 3 75,00 Baik 6 Kesesuian video praktikum

dengan tujuan pembelajaran 3 4 3 83,33 Sangat baik 7 Kesesuaian materi praktikum

dengan indikator hasil belajar 4 4 4 100,00 Sangat baik 8 Kesesuaian video praktikum

dengan indikator hasil belajar 4 4 4 100,00 Sangat baik 9

Kesesuaian video praktikum dengan langkah-langkah

praktikum 4 4 3 91,67 Sangat baik 10

format sajian video yang ditampilkan dapat melatih kemampuan memecahkan masalah

3 3 4 83,33 Sangat baik 11 Kesesuaian video dengan tingkat

berfikir siswa SMA 3 3 4 83,33 Sangat baik

Rerata 84,85 Sangat baik

(7)

Pada saat pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media. Pengamatan kemampuan guru dilakukan oleh 2 orang pengamat. Pada pertemuan inilah diberikan tes dan angket untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan pengamatan, pengamat 1 memberikan nilai 91,00% sedangkan pengamat 2 memberikan 90,00% terhadap aktivitas guru, Berdasarkan hasil keseluruhan pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran diperoleh data sebesar 90,83% dan dinyatakan sangat baik. Aktivitas Siswa

Salah satu aspek yang juga mempengaruhi efektivitas pembelajaran adalah aktivitas siswa. Saat pembelajaran berlangsung di kelas dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan media. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh 2 orang pengamat.yang hasilnya diketahui bahwa aspek kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup diperoleh persentase sebesar 89,60%.

Pada aspek pendahuluan siswa mendengarkan guru memberikan informasi tentang materi asam basa. Sedangkan pada aspek kegiatan inti, siswa memperhatikan guru menjelaskan materi pembelajaran dengan fokus sehingga siswa memahami maksud setiap yang disampaikan. Pada aspek kegiatan penutup, siswa menyimak penguatan materi dari guru yang dikarenakan terdapat soal diakhir pembelajaran. Siswa juga aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan baik dari guru maupun dari siswa selama proses pembelajaran. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa telah berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tercantum dalam penelitian yang relavan. Menurut Erniwati (2014) Penggunaan media praktikum berbasis video dapat memberikan perbedaan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru.

Tanggapan Siswa

Setelah siswa melihat dan menggunakan media maka dilakukan pengukuran tanggapan siswa terhadap media dengan memberikan angket. Adapun fungsi dari pemberian angket ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa sehingga mendapatkan umpan balik terhadap uji coba media yang dilakukan. Selanjutnya angket tanggapan siswa dibagikaan kepada masing-masing siswa. Setiap siswa diminta untuk memberikan tanggapan mereka terhadap pembuatan video pembelajaran praktikum kimia.

Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media diperoleh bahwa 41,00% siswa mengatakan sangat setuju terhadap penggunaan media video praktikum dan 59,00% siswa mengatakan setuju terhadap penggunaan media tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media video pembelajaran kimia yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dan mampu mencapai efektivitas dalam pembelajaran larutan asam basa di sekolah.

Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X MIPA 3 SMA Negeri 8 Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan tanggapan siswa terhadap media video pembelajaran praktikum kimia tergolong sangat baik. Sehingga media video pembelajaran praktikum kimia dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Saran

Berdasarkan penelitian, maka dapat diajukan saran agar hendaknya Pengembangan media dapat dilakukan lebih baik jika menggunakan kamera video yang lebih bagus dan mengatur pencahayaan dengan baik dan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan media video pembelajaran praktikum kimia, disarankan agar memuat penjelasan materi yang lebih baik

(8)

Ali, M. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi Elektro, 1(5) : 11-18.

Afandi, Muhammad, dan Badaruddin. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Erniwati, Rosliana, E., dan Sitti, R. (2014). Penggunaan Media Praktikum Berbasis Video Dalam Pembelajaran IPA-Fisika Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Perubahannya, 10(3) : 269-273

Goldberg, D, E. 2008. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Gelora Aksara Pratama

Latuheru. 1993. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang : IKIP Ujung Pandang.

Putra, S, T., Kesiman, A, W., dan Darmawiguna, G, M. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Dreamweaver Model Tutorial Pada Mata Pelajaran Mengelola Isi Halaman Web Untuk Siswa Kelas XI Program Keahlian Multimedia Di SMA Negeri 3 Singaraja. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika. 2(1) : 125-141.

Octavianti, S., Ashadi., dan Redjeki, T. (2014). Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student Team Achievement Division) dan Metode TGT (Team Games Tournament) Berbantuan Macromedia Flash Pada Pembelajaran Materi Senyawa Hidrokarbon. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(1) : 65-73.

Gambar

Gambar 1. Penilaian Kualitas Media Video Menurut Para Ahli  Tabel 2. Penilaian kualitas video pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

pada kategori baik. Hal ini berarti mahasiswa Universitas Telkom memiliki keputusan pembelian yang baik terhadap produk smartphone Apple. Pengukuran Keputusan Pembelian

Maka diperlukan pengukuran kadar benzena agar industri percetakan dapat mengetahui seberapa besar konsentrasi benzena yang dapat memapari pekerja dan pengaruhnya

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan 4D. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IIS SMA Negeri

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan Research and Development (R&D). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendidikan inklusif belum memiliki kemampuan dalam mengenali karakteristik ABK, belum membuat program pembelajaran individual bagi tunarungu, belum menggunakan metode dan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dukungan sosial dan implementasi RAB Value terhadap work engagement pada Civitas Akademika yang bekerja di

Hasil analisa kelayakan investasi pembangunan PDAM Kabupaten Indragiri Hilir yang dilakukan pada penelitian ini untuk semua parameter kelayakan investasi

• Pestisida dengan bahan aktif yang berbeda dapat pula memiliki cara kerja yang sama. Contoh : Golongan organofosfat dan