• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif (Rusmining, Devi R.) 85

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif (Rusmining, Devi R.) 85"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (Student Team Achievement Divission) DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA LIPON PADA

PEMBELAJARAN MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SDN

BALUN 2 TURI LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015

Rusmining, Devi Rizkiahwati Program Studi Pendidikan Matematika

FKIP Universitas Islam Darul Ulum Jl. Airlangga No. 3 Sukodadi Lamongan

Abstract : To improve the quality of education, teachers were required to master the material and learning strategies that originally centered on the teacher becomes a student-centered. The implementation of cooperative learning model type STAD with props LIPON on material operations of addition and subtraction of integer in class V SDN Balun 2 Turi Lamongan in the academic year of 2014-2015 could assist students in improving their academic achievement. The purpose of this study was to describe the level of completeness of student learning, student activities, teacher activities, and student responses on the implementation of cooperative learning model type STAD with props LIPON on learning the material operations of addition and subtraction of integer. This research was conducted in SDN Balun 2 Turi Lamongan with research subjects were students of class V SDN Balun 2 Turi Lamongan as many as 24 students. Instruments used include about posttest, observation sheet student activities, teacher activity observation sheet, and a student questionnaire responses. Based on the results obtained during the four meetings that the enforceability of the implementation of cooperative learning model type STAD with props LIPON on material operations of addition and subtraction of integers declared effectively applied. Categorized effectively applied for has been reviewed on several things, including: (1) the percentage of students in classical learning completeness declared complete by 91.67%. (2) the activity of students during the learning takes place was seen through observation of student activity sheets declared effective applied with positive activity of 96.56% and negative activity was 3.44%. (3) the teacher's activities

(2)

during the learning takes place was seen through observation of student activity sheets declared effective applied with positive activities amounted to 97.50% and 2.50% negative activity. (4) The student's response amounted to 97.50% and 2.50% responded positively respond negatively.

Keywords: STAD Cooperative Learning Model, Props LIPON, Operation Addition and Reduction Integer.

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seorang anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

yang diingatnya untuk

menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak tersebut lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi miskin aplikasi (Wina, 2011).

Matematika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan pengukuran, bentuk-bentuk, pola-pola dan struktur-struktur, serta penalaran logis yang dikembangkan secara deduktif (Arifin, 2010:11). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis, kritis, rasional, dan percaya diri. Namun pada kenyataannya, matematika sendiri masih dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan atau sering dianggap sulit oleh siswa. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, tehnik, dan taktik pembelajaran (Wina, 2011). Menanggapi masalah tersebut maka seharusnya seorang guru yang menjadi ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan dapat meningkatkan upayanya dalam penyelesaian masalah yang ada.

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan memperbaiki model pembelajaran yang diterapkan pada proses

(3)

pembelajaran tersebut, karena model pembelajaran merupakan faktor pendukung dari keberhasilan siswa dalam belajar. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya (Rusman, 2011: 201-202). Oleh karena itu hendaknya seorang guru dapat menguasai dan memiliki metode pengajaran yang cocok dengan topik yang akan diajarkan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.

Selain itu, menurut Isjoni (2012) model pembelajaran juga perlu dipahami oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran matematika adalah LIPON. LIPON (Lingkaran Positif Negatif) adalah salah satu media pengajaran matematika yang digunakan untuk menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Peneliti memakai media pembelajaran LIPON karena alat peraga ini sederhana dan mudah untuk dibuat. Sehingga guru tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk membuat alat peraga ini.

Seperti halnya dengan siswa kelas V SDN Balun 2 Turi. Berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa siswa di sekolah tersebut masih merasa kesulitan dalam mempelajari operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini yang menyebabkan saat mereka masuk ke jenjang selanjutnya akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian di SDN Balun 2 Turi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divission) Dengan Alat Peraga LIPON Pada Pembelajaran Materi Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (kualitatif), dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan dalam pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat jika ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, aktivitas siswa, aktivitas guru, dan respon belajar siswa di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus sekali tes (One Shot Case Study Design). Pada jenis ini tidak terdapat kelompok kontrol, tetapi hanya menggunakan satu kelompok kelas yang diukur dan diamati, kelas tersebut diberikan perlakuan berupa penerapan metode kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selama pemberian perlakuan juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru. Setelah memberikan perlakuan terhadap kelompok kelas yang diukur, diamati dan diadakan tes belajar siswa untuk mendapatkan nilai

(4)

postes. Desainnya adalah sebagai berikut: (Arifin, 2010:129) Keterangan: X : Perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON.

O :Postest ini dilakukan untuk memperoleh skor hasil tes

setelah menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON.

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

a. Ketuntasan hasil belajar

Ketuntasan belajar klasikal diperoleh sebesar 91,67%, hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat berpengaruh besar pada kemampuan siswa dan cara belajar siswa.

Jadi ketuntasan belajar klasikal diperoleh sebesar 91,67%, maka pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014/2015 efektif diterapkan

b. Pengamatan Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang dominan dilakukan ditulis setiap lima menit sekali dengan kode-kode kategori yang telah ditentukan persentase

rata-rata aktivitas siswa dalam proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut: 1) Memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran sebesar 8,93%

2) Merespon motivasi guru sebesar 8,63%

3) Memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan alat peraga LIPON pada materi sebesar 11,61%

4) Berdiskusi dengan teman kelompok sebesar 11,61%

5) Aktif dalam mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga LIPON sebesar 13,60%

6) Mempresentasikan hasil kerja kelompok atau memperhatikan presentasi kelompok lain sebesar 11,61%

7) Mengerjakan kuis sebesar 11,01% 8) Mengajukan pertanyaan sebesar

10,42%

9) Membuat kesimpulan sebesar 8,63%

10) Berperilaku yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3,44% Dari uraian di atas, dari semua aspek yang diamati pada aktivitas siswa, terdapat aspek yang paling dominan yaitu Aktif dalam

mengerjakan LKS dengan

menggunakan alat peraga LIPON sebesar 13,60%

Dari uraian di atas juga dapat diketahui persentase rata-rata aktivitas positif siswa dalam proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan Perlakuan Postest

(5)

pengurangan bilangan bulat yaitu: Memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran, merespon motivasi guru, memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan alat peraga LIPON pada materi, berdiskusi dengan teman kelompok, aktif dalam

mengerjakan LKS dengan

menggunakan alat peraga LIPON, mempresentasikan hasil kerja kelompok atau memperhatikan presentasi kelompok lain, mengerjakan kuis, mengajukan pertanyaan, membuat kesimpulan adalah sebesar 96,56%. Sedangkan aktivitas negatif siswa yaitu berperilaku yang tidak relevan dengan KBM sebesar 3,44%.

Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas positif siswa persentasenya lebih dari 75%. Maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015 dapat disimpulkan efektif diterapkan.

c. Aktivitas Guru

Data pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diperoleh dari hasil pengamatan dua orang pengamat yang dilaksanakan sejak dimulainya kegiatan pembelajaran sampai akhir kegiatan pembelajaran diperoleh dalam tabel 4.3 berikut: Persentase rata-rata aktivitas guru dalam proses penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran sebesar 7,14% 2) Memotivasi siswa sebesar 7,14% 3) Menyampaikan atau menjelaskan

penggunaan alat peraga LIPON pada materi sebesar 9,52% 4) Membagi siswa dalam

kelompok-kelompok belajar sebesar 7,14% 5) Membagikan LKS dan buku siswa

sebagai bahan diskusi sebesar 7,14%

6) Membimbing siswa dalam kelompok belajar sebesar 7,14% 7) Mengamati siswa berdikusi dalam

kelompok sebesar 8,33% 8) Meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok sebesar 7,14%

9) Melakukan evaluasi terhadap tes individu sebesar 8,33%

10) Membahas dan melakukan penskoran sebesar 7,14%

11) Memberikan penghargaan sebesar 7,14%

12) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya sebesar 7,14% 13) Membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan sebesar 8,33%

14) Berperilaku yang tidak relevan KBM sebesar 2,50%

Dari persentase di atas, terdapat aspek yang diamati dalam aktivitas guru yang paling dominan yaitu menjelaskan penggunaan alat peraga LIPON pada materi sebesar 9,52%. Dari uraian di atas diketahui aktivitas positif guru meliputi: menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyampaikan atau

(6)

menjelaskan penggunaan alat peraga LIPON pada materi, membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar, membagikan LKS dan buku siswa sebagai bahan diskusi, membimbing siswa dalam kelompok belajar, mengamati siswa berdikusi dalam kelompok, meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, melakukan evaluasi terhadap tes individu, membahas dan melakukan penskoran, memberikan penghargaan, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, membimbing siswa untuk membuat kesimpulan sebesar 97,50%. Sedangkan aktivitas negatif guru yaitu berperilaku yang tidak relevan dengan KBM sebesar 2,50%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran termasuk aktif karena aktivitas aktif lebih besar dari 75%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari aktivitas guru di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015 efektif diterapkan.

Lembar Hasil Angket Respon Siswa Lembar angket respon siswa diberikan setelah pembelajaran menggunakan penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Persentase rata-rata dari semua aspek yang diamati 97,5% merespon positif dan 2,50%

merespon negatif, hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan merespon positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015 dinyatakan efektif dengan besar persentase 97,50%. Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa respon positif tertinggi sebesar 100% dan respon positif terendah sebesar 87,50%. Respon siswa tertinggi ini dicapai dari perasaan senang siswa dengan mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga LIPON, cara guru mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON, dan penghargaan yang diberikan.

Persentase rata-rata aktivitas guru dalam proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut:

1) Siswa-siswi yang senang dengan mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga LIPON 100% merespon positif dan 0% merespon negatif.

2) Siswa-siswi yang senang dengan

(7)

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON 100% merespon positif dan 0% merespon negatif.

3) Siswa-siswi yang merasa terbantu dalam memahami materi pelajaran dalam hal ini operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan alat peraga LIPON dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 95,83% merespon positif dan 4,17% merespon negatif. 4) Siswa-siswi yang merasa

terbantu dalam mengerjakan soal dengan menggunakan alat peraga LIPON pada pembelajaran kooperatif tipe STAD 95,83% merespon positif dan 4,17% merespon negatif.

5) Siswa-siswi yang merasa senang dengan materi postes 100% merespon positif dan 0% merespon negatif.

6) Siswa-siswi yang merasa senang dengan adanya pembagian kelompok membuat mereka aktif dalam diskusi kelompok 100% merespon positif dan 0% merespon negatif.

7) Siswa-siswi yang senang dengan penghargaan yang diberikan 100% persen merespon positif dan 0% merespon negatif.

8) Siswa-siswi yang setuju jika materi atau pokok bahasan selanjutnya diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,50% merespon positif dan 12,50% merespon negatif.

9) Siswa-siswi yang setuju jika mata pelajaran lain diajarkan

dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD 95,83% merespon positif dan 4,17% merespon negatif. 10) Siswa-siswi yang senang belajar

matematika dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan alat peraga LIPON 100% merespon positif dan 0% merespon negatif.

Dari data di atas dapat diketahui persentase rata-rata dari semua aspek yang diamati 97,50% merespon positif dan 2,50% merespon negatif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa kelas V SDN Balun 2 Turi merespon positif terhadap pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan alat peraga LIPON pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data serta

pembahasan pada bab

sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan:

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divission) dengan alat peraga LIPON efektif diterapkan pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari keuntasan belajar siswa di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya persentase

(8)

ketuntasan belajar siswa sebesar 91,67%.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divission) dengan alat peraga LIPON efektif diterapkan pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari aktivitas siswa di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya persentase aktivitas positif siswa sebesar 96,56%.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divission) dengan alat perag LIPON efektif diterapkan pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari aktivitas guru di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya persentase aktivitas positif guru sebesar 97,50%.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divission) dengan alat peraga LIPON efektif diterapkan pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari respon siswa di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal itu ditunjukkan dengan besarnya persentase respon positif siswa sebesar 97,50%.

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan simpulan utama bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team

Achievement Divission) dengan alat peraga LIPON efektif diterapkan pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN Balun 2 Turi Lamongan Tahun Pelajaran 2014-2015.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka pendidik hendaknya mempertimbangkan atau mencoba menerapkan model-model pembelajaran sehingga dapat diketahui mana yang terbaik untuk anak didik. 2. Untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas siswa. Oleh karena itu, dalam menerapkan pembelajaran seperti ini guru sebaiknya lebih mengarahkan dan mengontrol aktivitas siswa supaya aktivitas siswa berjalan efektif dan efisien. 3. Untuk siswa, hendaknya memperbanyak latihan soal berkaitan dengan materi belajar matematika sehingga akan dapat menguatkan kemampuan. Dan perlunya bertanya pada teman yang lebih pandai dalam bidang studi matematika agar lebih berhasil dalam belajarnya.

4. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau kepada guru agar guru mau menerapkan dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar.

(9)

5. Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian tetapi hanya validasi oleh ahli (pembimbing). Disarankan agar dilakukan uji coba instrumen dan dianalisis validitas dan reliabilitasnya. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2010. Membangun Kompetensi Pedagogis Guru Matematika. Surabaya: Lentera Cendikia

Arifin, Zaenal. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan, Filosofis, Teori dan Aplikasinya. Surabaya: Lentera Cendikia.

Barokati, Nisaul. 2013. Media Pembelajaran. Surabaya: CV. Istana.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bnadung: PT. Bumi Aksara.

Isjoni. 2011. Cooperative learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative

Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Soenarjo, R. J. 2008. Matematika 5 untuk SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative

Learning. Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah. Muhibin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajarafindo Persada. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap perkembangan tim R.Y.Chang Univ of Victoria, 2009 DRIVE STRIVE THRIVE ARRIVE • Menfokuskan pada Misi • Menetukan Strategi • Menetapkan Arah & Tujuan •

Namun demikian, dalam praktek seringkali para pihak sepakat bahwa penyelesaian sengketa perdata yang disepakati dengan musyawarah mufakat (melalui mediasi), akan

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini maka Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 138 Tahun 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Tata

merupakan keunggulan atau kelebihan yang dimiliki televisi lokal, seperti unsur kedekatan atau proximity dengan masyarakat lokal ( locality ), keunikan

pada lokasi yang dapat mengati pergerakan pasien. Perawat hendaknya terpisah tetapi mempunyai akses yang cepat dari ruang persalinan. 7) Pelayanan perawatan hendaknya

Secara lebih mendalam, Counting Sort adalah algoritma pengurutan efektif dan efisien yang melakukan pengurutan dengan ide dasar

Malam sebelum keesokan harinya dilakukan ngaseuk , pemimpin adat memberikan jampi-jampi pada bibit padi yang di dalam pupuhunan tersebut, sementara sebagian yang lain

Larik yang tepat untuk melengkapi teks pantun tersebut adalah .... Ukuran tugu tiga