ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1.Riwayat Singkat PT. Jasa Raharja
Untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, terutama untuk meringankan beban hidup masyarakat akibat korban kecelakaan lalu lintas, maka pemerintah mendirikan perusahaan asuransi kecelakaan lalu lintas. Sebagai wujud dari realisasi tersebut adalah pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja (PN AKJR) pada tanggal 1 Januari 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965. Adapun tugas Jasa Raharja adalah melaksanakan UU No.33 tahun 1964 untuk menyantuni korban kecelakaan penumpang darat, laut, dan udara dan UU No.34 tahun 1964 untuk menyantuni korban kecelakaan lalu lintas jalan akibat tertabrak kendaraan bermotor, tabrakan dua kendaraan atau lebih, dan tertabrak kereta api.
Dikarenakan tugas yang diemban makin berat seiring dengan kondisi perekonomian terkini, maka pemerintah menaikan statusnya dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum Jasa Raharja (Perum Jasa Raharja) pada tahun1970. Hingga akhirnya pada tahun 1980, berdasarkan PP No. 39 Tahun 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
Pada tahun 1978, Jasa Raharja mendapat tugas untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Hanya saja, penugasan ini berakhir pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang
telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial. Atas amanat undang-undang, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994, Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond untuk kembali menjalankan program asuransi sosial.
Jasa Raharja yang melayani masyarakat sampai sekarang merupakan hasil peleburan Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) “Ika Karya” dan, PAKN “Ika Karya” sendiri merupakan hasil penggabungan empat perusahaan asuransi nasional yang sebelumnya milik perusahaan Belanda. Keempat perusahaan asuransi ini merupakan hasil penggabungan delapan perusahaan asuransi Belanda yang dipecah menjadi dua tahap hingga akhirnya sampai menjadi PT Jasa Raharja (Persero) seperti sekarang ini.
Tahap pertama, PAKN Ika Bhakti yang merupakan gabungan dari tiga perusahaan Belanda yakni, Fa Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, dan Fa. Sluiiters & Co. Kedua PAKN Ika Dharma yang merupakan gabungan dari NV Assurantie Maatschappij Djakarta dan NV Assurantie Kantoor Langeveldt-Schroder. Ketiga, PAKN Ika Mulya, yang merupakan gabungan dari NV Assurantie Kantor CWJ Schlencker dan NV Kantor Asuransi “Kali Besar”. Keempat, PAKN Ika Sakti. Sebelumnya PT Maskapai Asuransi Arah Baru.
Tahap Kedua, adalah peleburan keempat perusahaan asuransi tersebut menjadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Hingga beroperasi sampai sekarang dengan status hukumnya sebagai perseroan terbatas dengan tugas dari pemerintah, untuk meringankan beban masyarakat yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
3.2.Bidang Usaha
PT Jasa Raharja (Persero) bergerak di bidang usaha penyelenggara program asuransi sosial yang menjalankan amanat undang-undang yaitu :
• UU No.33 tahun 1964 jo PP No.17 tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang
• UU No.34 tahun 1964 jo PP No.18 tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
• Menerima pertanggungan tidak langsung untuk ditahan sendiri oleh perseroan
Kecepatan Pembayaran Santunan
Pelayanan pada masyarakat adalah prioritas utama bagi perusahaan jasa asuransi seperti Jasa Raharja. Kecepatan pembayaran santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia adalah indikator keberhasilan pelayanan yang paripurna. Dalam lima tahun terakhir, perusahaan telah mampu mempertahankan target waktu penyelesaian santunan yakni tujuh hari setelah kecelakaan terjadi dan satu hari sejak berkas lengkap diajukan.
Sedangkan bagi korban luka-luka, kerjasama dengan Rumah Sakit dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus diupayakan guna mempercepat penanganan korban terjamin. Juga untuk memudahkan dalam penyelesaian administrasi santunan.
Visi PT. Jasa Raharja
PT. Jasa Raharja memiliki visi yaitu menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaran program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
Misi PT. Jasa Raharja
PT. Jasa Raharja membentuk Catur Bakti Ekakarsa sebagai misi perusahaan yaitu :
• Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
• Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara.
• Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan.
• Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Notaris, Nomor Akta Perusahaan
Akta pendirian adalah Akta Nomor 49 tanggal 28 Februari 1981 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Nomor 76 tanggal 24 Juli 2003 yang dibuat di hadapan Martin Roestamy, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta.
Etika dan Budaya Perusahaan
Untuk mendukung iklim penciptaan usaha yang sehat dan kondusif, perusahaan telah mensosialisasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan budaya perusahaan pada seluruh jajaran manajemen. Ini menjadi pijakan bagi seluruh jajaran manajemen dalam menjalankan etika perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas layanan, kinerja perusahaan, serta kontribusi sosial.
Budaya perusahaan dari PT. Jasa Raharja ditetapkan dengan adanya Tiga T untuk mendukung terwujudnya visi dan misi PT. Jasa Raharja :
• Tanggap : merupakan sifat peka proaktif dalam membantu masyarakata yang mendapat musibah kecelakaan lalu lintas.
• Tangkas : mampu melaksanakan tugas, mempnyai semangat kerja dan integritas tinggi, loyal, dan profesional.
• Tangguh : sopan, berkepribadian, berilmu dan beriman, serta selalu
Prosedur yang sedang berjalan di PT. Jasa Raharja saat untuk proses penempatan SPK adalah:
1. Pemohon (kantor cabang PT. Jasa Raharja, pihak kepolisian, pihak rumah sakit, pihak DLLAJR, pihak Dinas Perhubungan) mengajukan pada PT. Jasa Raharja untuk menempatkan SPK di suatu wilayah tertentu.
2. Selain pemohon, pengajuan penempatan SPK juga bisa berasal dari usulan karena didapat keterangan bahwa suatu wilayah rawan kecelakaan dan di wilayah tersebut diperlukan SPK.
3. Permohonan dan usulan tersebut akan disampaikan ke divisi pelayanan.
4. Pada divisi pelayanan, lampiran-lampiran yang perlu dilengkapi diperiksa dan dianalisis. Apabila sudah lengkap dan analisis telah dilakukan, baik pengajuan itu diterima atau tidak berdasarkan analisis itu, maka divisi pelayanan akan menyerahkan pengajuan tersebut ke dewan direksi.
Lampiran yang harus dilengkapi antara lain:
• Surat pengajuan dari cabang
• Surat permohonan dari mitra kerja
• Daftar lokasi penempatan SPK
• Harga perhitungan (untuk keperluan tender)
5. Dewan direksi akan mengevaluasi pengajuan tersebut dan mengeluarkan keputusan apakah pengajuan penempatan SPK tersebut disetujui atau tidak. Namun baik disetujui atau tidak, dewan direksi akan membuat surat yang ditujukan pada pihak pemohon atau pihak yang memberikan usulan.
6. Apabila disetujui maka pengajuan akan ditindaklanjuti oleh divisi umum yang kemudian akan mulai melakukan tender.
3.4 Permasalahan yang Dihadapi
Permasalahan yang sedang dihadapi PT. Jasa Raharja antara lain: 1. Data yang digunakan untuk penempatan SPK belum terlalu akurat
Data yang akurat sangat penting dalam suatu analisis. Kesalahan kecil yang ada bisa menyebabkan akibat yang tidak baik. Analisis yang digunakan PT. Jasa Raharja sampai saat ini masih belum akurat karena:
a) Belum dilakukan analisis data berdasarkan data spasial sehingga analisis yang dilakukan dirasa oleh PT. Jasa Raharja belum optimal. Data hanya dianalisis berdasarkan diagram yang menunjukkan tingkat kecelakaan di suatu wilayah kecamatan dan juga dari keterangan lisan yang didapat dari pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT. Jasa Raharja seperti pihak kepolisian, masyarakat awam, dan lain-lain.
b) Data paling detail yang dimiliki PT. Jasa Raharja hanya sampai tingkat kecamatan. Untuk detail lebih jauh mengenai lokasi kecelakaan dan lokasi yang rawan kecelakaan didapat hanya dari keterangan lisan yang diberikan oleh mitra kerja atau pihak ketiga, yaitu pihak kepolisian, pihak rumah sakit, pihak DLLAJR, atau pihak Dinas Perhubungan.
2. Belum dibuat database yang menyimpan keterangan tentang SPK
Sampai saat ini belum ada database yang digunakan secara bersamaan untuk menyimpan keterangan mengenai SPK yang telah ditempatkan. Data yang ada untuk saat ini hanyalah pendataan secara manual yang dilakukan oleh Kantor Jasa Raharja cabang Bali. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti:
keperluan perawatan karena dengan tidak adanya database mengenai lokasi pemasangan SPK. Oleh karena itu, untuk mencari dan memeriksa keadaan SPK harus dilakukan pencarian secara manual. Dengan kesulitan melakukan tracing terhadap keberadaan SPK ini, tindakan pemeriksaan untuk menilai apakah suatu SPK sudah layak diganti atau belum akan mengalami kesulitan juga. Masalah terbesar yang akan muncul adalah ketidakmampuan PT. Jasa Raharja untuk menganalisis pengaruh antara keberadaaan SPK dalam membantu mengurangi tingkat kecelakaan.
b) Kecurangan saat permintaan SPK tidak bisa diawasi karena PT. Jasa Raharja sendiri tidak memiliki keterangan yang pasti mengenai keadaan suatu SPK apakah sudah layak ganti, atau apakah perlu ditambahkan SPK yang baru pada suatu wilayah. Hal ini memiliki keterkaitan dengan masalah dengan hambatan yang didapat dalam melakukan tracing atas SPK yang ada sehingga apakah status layak ganti itu sulit diputuskan. Masalah ini juga terkait dengan kurangnya analisis atas pengaruh SPK dalam mengurangi tingkat kecelakaan. Dengan tidak diketahui apakah penempatan SPK ini sudah efektif atau belum, maka permintaan atas penempatan SPK yang baru dapat terus dilakukan selama anggaran untuk penempatan SPK masih dimiliki.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan PT. Jasa Raharja, antara lain sebagai berikut :
1. Dilakukan analisis secara spasial dengan menerapkan Sistem Informasi Geografi.
Dengan adanya penggunaan Sistem Informasi Geografi dan komponennya maka analisis secara spasial akan dapat dilakukan. Dengan dilakukannya analisis secara spasial, hasil analisis yang diperoleh dapat lebih optimal, yaitu dapat dilakukan analisis lebih mendalam dengan adanya informasi yang ditunjukkan lewat peta, grafik, dan sebagainya.
2. Menyediakan peta wilayah Jakarta Selatan yang dipasang di dinding kemudian untuk setiap kecelakaan yang terjadi ditandai secara manual, dengan asumsi dan perkiraan letak kecelakaan. Sehingga pada akhir periode tertentu akan terlihat wilayah mana saja yang sering terjadi kecelakaan.
3. Membuat database mengenai SPK yang nantinya akan memecahkan masalah yang berkaitan dengan tidak adanya database SPK.
4. Penggunaan alat GPS (Global Positioning System) yang bisa memberikan informasi lokasi dengan akurat sehingga nantinya data kecelakaan yang ada bisa dianalisis tidak hanya sampai tingkat kecamatan saja.
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan Sistem Informasi Geografi Penempatan SPK di Wilayah Jakarta Selatan
Mitra Kerja (Kepolisian, Rumah Sakit, DLLAJR,
Dinas Perhubungan) Kepolisian Petugas Lapangan PT. Jasa Raharja Lokasi_Kecelakaan Pengadaan_dan _Penempatan_SPK Database_Laka Sumber Peta_Jakarta _Selatan Keputusan_ Penempatan _SPK Divisi Pelayanan PT. Jasa Raharja Analisis_La-yak_Pasang_ SPK
Gambar 3.3 Diagram Nol Prosedur yang Diusulkan
Petugas Lapangan PT. Jasa Raharja
Mitra Kerja (Kepolisian, Rumah Sakit, DLLAJR, Dinas
Perhubungan) Sumber 4.0 Pengolahan_SIG_Pen empatan_SPK_di_Wil ayah_ Jakarta_Selatan Kepolisian 1.0 Pendataan Spasial 3.0 Pengolahan Data Informasi Geografis Koordinat Kecelakaan Peta Jakarta Selatan Database Kecelakaan Jalan Jakarta Selatan Titik Kecelakaan 2.0 Pendataan Non Spasial Batas Kecamatan Jaringan Jalan Titik Koordinat Kecelakaan
Data Kecamatan Jaksel Data Jalan
Data Lokasi Ke-celakaan Data Kecelakaan Lokasi Kecelakaan memerlukan SPK Data Kebutuhan Pemasangan SPK Keterangan Kecelakaan Lokasi Rawan Kecelakaan
Divisi Pelayanan PT. Jasa Raharja
Analisis Layak Pasang SPK Keputusan Pengadaan dan Penempatan SPK Kecelakaan Data Permintaan Pengadaan SPK Jalan
Rumah Sakit, DLLAJR, Dinas Perhubungan
Gambar 3.4 Diagram Rinci Prosedur yang Diusulkan
3.1 Penentuan Lokasi Rawan
Kecelakaan
Data Kecamatan Jakarta Selatan Data Jalan
Data Lokasi Kecelakaan
Data Kecelakaan
Jalan
Jakarta Selatan Titik Kecelakaan
Kecelakaan
Lokasi Rawan Kecelakaan
3.2 Penggabungan Lokasi Rawan
Kecelakaan
Lokasi Kecelakaan Memerlukan SPK
3.6 Perancangan Database 3.6.1 Kamus Data
Jalan: @KodeJalan + NamaJalan + KodeKecamatan JakartaSelatan: @KodeKecamatan + NamaKecamatan
TitikKecelakaan: @ KodeTitik + Bujur + Lintang + KodeJalan + KodeKasus
Kecelakaan: @ KodeJalan + KodeKecamatan + JumlahKecelakaan + NoSPK + JumlahSPK
AnalisisPerluPasangSPK : @ NoAnalisa + KodeJalan + JumlahKecelakaan JenisKasus: @KodeKasus + JenisKasus
SPK: @NoSPK + Bujur + Lintang + JenisSPK + KondisiSPK + KodeJalan
3.6.2 Spesifikasi Tabel
1. Database Jalan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Jalan
Keterangan: Untuk menyimpan data jalan-jalan yang ada di Jakarta Selatan Primary Key: KodeJalan
Column Name Data Type Length Allow Nulls
KodeJalan Varchar 10 NOT NULL
NamaJalan Varchar 50 NOT NULL
KodeKecamatan Varchar 10 NOT NULL
Nama Tabel: JakartaSelatan
Keterangan: Untuk menyimpan data kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan
Primary Key: KodeKecamatan
Column Name Data Type Length Allow Nulls
KodeKecamatan Varchar 10 NOT NULL
NamaKecamatan Varchar 25 NOT NULL
Tabel 3.3 Tabel JakartaSelatan 3. Database Titik Kecelakaan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Titik Kecelakaan
Keterangan: Untuk menyimpan koordinat letak kecelakaan yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan
Primary Key: KodeTitik
Column Name Data Type Length Allow Null
KodeTitik Varchar 10 NOT NULL
Bujur Double NOT NULL
Lintang Double NOT NULL
KodeJalan Varchar 10 NOT NULL
KodeKasus Varchar 10 NOT NULL
4. Database Kecelakaan di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: Kecelakaan
Keterangan: Untuk menyimpan data kecelakaan yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan Primary Key: KodeKecelakaan
Column Name Data Type Length Allow Null
KodeJalan Varchar 10 NOT NULL
KodeKecamatan Varchar 10 NOT NULL
JumlahKecelakaan Byte NOT NULL
NoSPK Varchar 10 NOT NULL
JumlahSPK Byte NOT NULL
Tabel 3.5 Tabel Kecelakaan 5. Database AnalisaPerluPasangSPK di Wilayah Jakarta Selatan Nama Tabel: AnalisaPerluPasangSPK
Keterangan: Untuk menyimpan data lokasi kecelakaan yang menurut hasil analisa memerlukan pemasangan SPK (untuk wilayah Jakarta Selatan)
Primary Key: NoAnalisa
Column Name Data Type Length Allow Null
NoAnalisa Byte NOT NULL
KodeJalan Varchar 10 NOT NULL
JumlahKecelakaan Byte NOT NULL
Nama Tabel: JenisKasus
Keterangan: Untuk mengelompokkan jenis kasus kecelakaan yang terjadi Primary Key: KodeKasus
Column Name Data Type Length Allow Null
KodeKasus Varchar 10 NOT NULL
JenisKasus Varchar 25 NOT NULL
Tabel 3.7 Tabel JenisKasus 7. Database SPK di Wilayah Jakarta Selatan
Nama Tabel: SPK
Keterangan: Untuk menyimpan koordinat letak pemasangan SPK yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan
Primary Key: NoSPK
Column Name Data Type Length Allow Null
NoSPK Varchar 10 NOT NULL
Bujur Double NOT NULL
Lintang Double NOT NULL
JenisSPK Varchar 25 NOT NULL
KondisiSPK Varchar 10 NOT NULL
KodeJalan Varchar 10 NOT NULL
Ter dapat di Ter jadi di Te rgol ong D ipasan g d i
Di dalam menu utama terdapat empat buah submenu, yaitu Dokumen, Lihat, Tambah, dan Informasi. Struktur hierarki menu ditunjukkan pada gambar 3.6:
1. Menu File
Menu ini memiliki tiga buah sub menu, yaitu:
a. Saran Pemasangan SPK, yaitu untuk menampilkan tempat-tempat yang setelah dianalisa, ternyata memerlukan pemasangan SPK.
b. Simpan, yaitu untuk menyimpan perubahan yang telah dilakukan atas data.
c. Keluar, untuk keluar dari aplikasi. 2. Menu Zoom
Mempunyai tiga buah submenu, yaitu:
a. 1 : 120,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 120,000.
b. 1 : 80,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 80,000.
c. 1 : 40,000, yaitu berfungsi untuk memperbesar tampilan peta dengan perbandingan 1 : 40,000.
3. Menu Lihat
a. Data Jalan, yaitu berfungsi untuk memperlihatkan data jalan yang memiliki kejadian kecelakaan. Apabila di jalan tersebut telah terpasang SPK, maka data SPK juga dapat dilihat.
b. SPK, yaitu berfungsi untuk melihat letak SPK yang telah tersimpan dalam database SPK.
4. Menu Tambah
Sama halnya dengan menu Lihat, mempunyai tiga buah submenu, yaitu:
a. Titik Kecelakaan, yaitu untuk menambah ke dalam database, titik kecelakaan yang baru.
b. SPK, yaitu untuk menambah SPK yang ingin ditempatkan di wilayah Jakarta Selatan (sesuai dengan persyaratan yang ada).
c. Update Kondisi SPK, yaitu merubah kondisi SPK sehingga informasinya up-to-date.
5. Menu Informasi
Memiliki dua buah submenu, antara lain:
a. Info Programmer, yaitu informasi mengenai penulis.
b. Info Program, yaitu informasi yang disediakan penulis yang berfungsi untuk membantu pengguna dalam mengerti lebih baik cara pemakaian aplikasi yang bersangkutan.
Gambar 3.8 STD Saran Pemasangan SPK
Gambar 3.10 STD Proses Keluar Menunggu Hasil Masukan Lokasi Menunggu Penekanan Tombol OK Kembali ke “Menunggu Pilihan” Ketik Koordinat (x,y) Atau Ketik Nama
Kecamatan Klik “SPK” Tampil Dialog Box “Masukkan Lokasi”
Klik X Atau Menekan Cancel
Menunggu Hasil Masukan Lokasi Menunggu Penekanan Tombol OK Kembali ke “Menunggu Pilihan” Ketik Koordinat (x,y) Atau Ketik Nama
Kecamatan Klik “Titik Kecelakaan” Tampil Dialog Box “Masukkan Lokasi”
Klik X Atau Menekan Cancel
Gambar 3.12 STD Proses Lihat Titik Kecelakaan
Menunggu Hasil Entri Lokasi Kecelakaan Menunggu Penekanan Tombol OK Kembali ke “Menunggu Pilihan” Mengisi Field-Field Pada Entri Titik
Kecelakaan Klik “Titik Kecelakaan” Tampil Dialog Box
“Entri Titik Kecelakaan”
Menunggu Hasil Analisa Layak Pasang
SPK Klik X Atau
Menekan Cancel Klik X Atau Menekan Cancel
Klik OK Pada Hasil Analisa dengan Status Belum Perlu
Pemasangan SPK
Klik OK Pada Hasil Analisa dengan
Status Perlu Pemasangan SPK
Gambar 3.16 STD Login Username dan Password Menunggu Pilihan SPK Menunggu Pilihan Menunggu Pilihan Menunggu Pilihan Klik Cancel Klik Kembali Klik OK Tampil : “Pilih Kondisi” Klik OK Tampil : “Konfirmasi Data
SPK yang dipilih”
Klik Update Klik Update Kondisi SPK
Tampil : dialog box “Update Kondisi SPK“
Gambar 3.17 Perancangan Layar Login Username
Gambar 3.19 Perancangan Layar Tampilan Menu Utama
Gambar 3.21 Perancangan Layar Saran Pemasangan SPK
Gambar 3.23 Perancangan Layar Keluar
Gambar 3.25 Perancangan Layar Menu Lihat
Gambar 3.27 Perancangan Layar Add Event Theme untuk Lihat SPK
Gambar 3.29 Perancangan Layar Tambah SPK-Pilih Lokasi
Gambar 3.31 Perancangan Layar Tambah SPK-Hasil Analisa: Memerlukan SPK
Gambar 3.33 Perancangan Layar Tambah SPK-Hasil Analisa: Tidak Memerlukan SPK
Gambar 3.35 Perancangan Layar Update SPK
Gambar 3.37 Informasi Aplikasi
3.9 Spesifikasi Proses
MODULE StartUp
CALL MODULE “Login” Initiliaze Database Connection CALL MODULE “Menu” Initialize Map Data END MODULE
MODULE Login
WHILE Username is NULL
DISPLAY DIALOG BOX “Masukkan Username” GET Username
WHILE Password IS NOT true
DISPLAY DIALOG BOX “Masukkan Password” Get Password
END WHILE
END WHILE
MODULE Menu
DISPLAY MENU MainMenu
(“Dokumen”,”Zoom”,”Lihat”,”Tambah”,”Informasi”) CASE of MainMenu
SPK”,”Simpan”,”Keluar”) CASE of Dokumen
“Saran Pemasangan SPK”:
CALL MODULE “Saran Pemasangan SPK” “Simpan”:
CALL MODULE “Simpan”
“Keluar”:
CALL MODULE “Keluar” END CASE
“Zoom”:
DISPLAY MENU “Zoom” (“1 : 120,000”,” 1 : 80,000”,” 1 : 40,000”)
Case of Zoom “1 : 120,000”: CALL MODULE “1 : 120,000” “1 : 80,000”: CALL MODULE “1 : 80,000” “1 : 40,000”: CALL MODULE “1 : 40,000” “Lihat”:
DISPLAY MENU “Lihat” (“Data Jalan”,”SPK”)
CASE of Lihat
CALL MODULE “Data Jalan” “SPK”:
CALL MODULE “SPK”
END CASE
“Tambah”:
DISPLAY MENU “Tambah” (“Tambah Titik Kecelakaan”, “Tambah SPK”)
CASE of Tambah
“Tambah Titik Kecelakaan”:
CALL MODULE “Tambah Titik Kecelakaaan” “Tambah SPK”:
CALL MODULE “Tambah SPK” END CASE
“Informasi”
DISPLAY MENU “Informasi” (“Informasi Program”,”Informasi Perancang”)
CASE of Informasi
“Informasi Program”
CALL MODULE “Informasi Program” “Informasi Perancang”
CALL MODULE “Informasi Perancang”
END CASE
MODULE Simpan
DISPLAY DIALOG BOX “Simpan” IF OK IS PRESSED THEN
IF (Flag = 0) THEN
CALL MODULE “Menu”
ELSE IF (Flag = 2) THEN END APPLICATION END IF END IF ELSE Flag = 1
CALL MODULE “Menu” END IF
END MODULE
MODULE Keluar
DISPLAY DIALOG BOX “Keluar” IF OK button IS PRESSED THEN
IF (Flag == 0) THEN
ELSE IF (Flag ==1) THEN Flag = 2
CALL MODULE Simpan END IF
END IF
ELSE
CALL MODULE “Menu”
END IF
END MODULE
MODULE 1 : 120,000
SET VIEW SCALE TO 1 : 120,000
DISPLAY VIEW PETA KECELAKAAN JAKARTA SELATAN END MODULE
MODULE 1 : 80,000
SET VIEW SCALE TO 1 : 80,000
DISPLAY VIEW PETA KECELAKAAN JAKARTA SELATAN END MODULE
MODULE 1 : 40,000
SET VIEW SCALE TO 1 : 40,000
MODULE Data Jalan
DISPLAY COMBO BOX “Pilih Lokasi” CASE of Pilih Lokasi
Get “NamaJalan”
Select NamaJalan from Table Titik Kecelakaan If (NamaJalan.selected == Null)
DISPLAY DIALOG BOX “Tidak Ada Data Jalan”
CALL MODULE “Menu”
Else
DISPLAY DIALOG BOX “Data Jalan”
CALL MODULE “Menu”
END CASE
END MODULE
MODULE Lihat SPK
DISPLAY DIALOG BOX “Add Event Theme” If (btnAddEventTheme.isClicked == True) Connect Database “SPK.dbf”
Get ”Absis”
Get “Ordinat”
Else
CALL MODULE “Menu”
END MODULE
MODULE Tambah Titik Kecelakaan
DISPLAY DIALOG BOX “Entri Titik Kecelakaan” INPUT ALL FIELDS Entri Titik Kecelakaan IF OK button IS PRESSED THEN
JumlahLaka = COUNT NoBerkas WHERE KodeJalan = GET KodeJalan IF (JumlahLaka >= 5) THEN
DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” IF OK button IS PRESSED THEN
IF (KodeJalan == (SELECT KodeJalan from TableSaran where KodeJalan = GET KodeJalan)) THEN
UPDATE JumlahLaka CALL MODULE “Tambah SPK” ELSE
CALL MODULE “Tambah SPK”
END IF
ELSE
ADD RECORD of KodeJalan, KodeKecamatan, JumlahLaka TO TableSaran
CALL MODULE “Menu” END IF
ELSE
DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” IF OK button OR “X” sign IS PRESSED THEN
CALL MODULE “Menu”
END IF
END IF
ELSE
CALL MODULE “Menu”
END IF
END MODULE
MODULE Tambah SPK
DISPLAY DIALOG BOX “Pilih Lokasi” SELECT JumlahLaka from TableSaran FOR EACH KodeJalan
IF (JumlahLaka >= 5)
ADD KodeJalan, NamaJalan TO COMBO BOX “Pilih Lokasi Penempatan”
Lokasi ++
END FOR
IF Lokasi NOT NULL THEN
DISPLAY COMBO BOX “Pilih Lokasi Penempatan” DO
CALL MODULE “Entri SPK” Lokasi --
UNTIL Lokasi = 0
CALL MODULE “Menu” ELSE
DISPLAY DIALOG BOX “Hasil Analisa” END IF
END MODULE
MODULE “Entri SPK”
DISPLAY DIALOG BOX “Entri SPK”
IF (ALL FIELDS of ENTRY SPK NOT NULL)
ENABLE “OK” button
ELSE
DISABLE “OK” button
END IF
END MODULE
FETCH DATABASE “TableSaran” DO
IF ”Pasang” button IS PRESSED THEN
CALL MODULE “Entri SPK”
IF OK button IS PRESSED THEN
DELETE RECORD
CALL MODULE “Saran Pemasangan SPK” END IF
ELSE
IF “Close” button IS PRESSED THEN
CALL MODULE “Menu”
END IF
END IF
Saran--
UNTIL (Saran == 0 || “CLOSE” button IS PRESSED)
DISPLAY DIALOG BOX “Tidak Ada Saran Pemasangan SPK” END MODULE