• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BERFIKIR KREATIF DALAM

PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH

Oleh: Iqbal Islami *)

A. Pendahuluan

Kompetensi yang ketiga dalam Kamus Kompetensi (KK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah In-Depth Problem Solving and Analysis. Kompetensi ini termasuk ke dalam kluster thinking.

Salah satu kemampuan yang sangat penting dalam dapat melakukan pemecahan dan analisis masalah adalah kemampuan untuk berfikir kreatif (creative thinking). Kemampuan ini berguna untuk dapat menghasilkan ide-ide baru yang kreatif sehingga dapat memperoleh solusi yang kreatif. Solusi yang kreatif mempunyai tiga ciri yaitu:

1. baru (kalau tidak baru tidak dinamakan kreatif );

2. berguna untuk menyelesaikan masalah (kalau tidak berguna maka bukan solusi namanya); dan

3. layak (feasible), mengingat akan adanya keterbatasan sumber daya seperti orang dan waktu.

B. Kompetensi In-Depth Problem Solving and Analysis

Pengertian secara umum dari kompetensi tersebut menurut KK Kemenkeu adalah sebagai berikut.

1. Memecahkan masalah yang sulit melalui evaluasi yang seksama dan sistematis terhadap informasi, alternatif yang mungkin, dan konsekuensinya.

Creative thinking is not a talent, it is a skill that can be learnt. It empowers people by adding strength to their natural abilities which improves teamwork, productivity and

where appropriate profits.

(2)

2

2. Orang-orang yang kompeten, secara mendalam mampu menghasilkan solusi yang tepat untuk masalah-masalah yang sulit. Mereka mempertimbangkan banyak sumber informasi, secara sistematis mengolah dan mengevaluasi informasi dengan membandingkan berbagai arah tindakan, dan secara hati-hati mendiskusikannya sebelum membuat keputusan akhir.

Penguasaan atas kompetensi ini bagi setiap pegawai di lingkungan Kemenkeu merupakan hal yang penting karena dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kemenkeu pasti akan dihadapkan pada situasi dimana setiap pegawai baik secara sendiri-sendiri mau pun secara tim atau unit kerja harus mencari solusi yang terbaik atas masalah-masalah yang dihadapi. Masalah yang dihadapi bisa mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai sulit, mulai dari yang mengandung risiko rendah sampai tinggi, dan mulai yang bersifat jangka pendek sampai jangka panjang. Tingkat penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh masing-masing pegawai Kemenkeu dalam memecahkan dan menganalisis masalah akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat jabatannya. Semakin tinggi jabatannya maka yang bersangkutan akan semakin dituntut untuk mampu memecahkan dan menganalisis masalah-masalah yang sulit, risiko tinggi, dan bersifat strategis serta jangka panjang.

Sesuai dengan KK Kemenkeu, tingkat kemahiran atas kompetensi ini dibagi menjadi empat dan indikator perilaku dari masing-masing tingkat kemahirannya adalah sebagai berikut:

Tingkat Kemahiran Indikator Perilaku Deskripsi 1. Menganalisis masalah secara terbatas.

• Mengumpulkan dan mempertimbangkan informasi

yang dibutuhkan dalam mencari solusi.

• Mengenali situasi/pilihan yang tepat untuk bertindak

sesuai kewenangan.

• Mengembangkan alternatif solusi yang tepat dalam

pekerjaan rutin berdasarkan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan.

2. Analisis

masalah secara mendalam.

• Melakukan analisis secara mendalam terhadap

informasi yang tersedia dalam upaya mencari solusi.

• Membuat kesimpulan dari berbagai sumber informasi

sesuai pedoman yang ada.

• Menerapkan analisis yang seksama terhadap

masalah-masalah yang harus dievaluasi secara mendalam.

(3)

3 mengambil kesimpulan. 3. Menyelesaikan masalah yang mengandung risiko tinggi.

• Membandingkan berbagai alternatif tindakan dan

implikasinya, serta memilih alternatif yang terbaik berdasarkan analisis data yang sistematis.

• Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang

kompleks, terkait dengan bidang kerjanya dan berdampak pada pihak lain.

• Menyeimbangkan antara kemungkinan risiko dan

keberhasilan dalam implementasinya.

4. Menghasilkan

solusi berdampak jangka panjang.

• Menghasilkan solusi yang dapat mengatasi

permasalahan jangka panjang.

• Menghasilkan solusi strategis yang berdampak

terhadap masyarakat luas.

Pada tingkat kemahiran pertama dan kedua, kompetensi yang dituntut untuk dikuasai baru pada tingkat kemampuan untuk menganalisis masalah secara sederhana untuk tingkat pertama dan menganalisis masalah secara mendalam pada tingkat kedua. Kemampuan menganalisis masalah merupakan langkah pertama yang penting yang akan menentukan keberhasilan dalam langkah selanjutnya yaitu memecahkan masalah. Kesalahan dalam mendefinisikan masalah akan menyebabkan kesalahan dalam menentukan solusi yang tepat atas masalah yang sebenarnya. Oleh sebab itu, kemampuan untuk menganalisis masalah ini harus dikembangkan sejak dini yaitu sejak menjadi pelaksana dan terus dikembangkan seiring dengan meningkatnya tugas dan tanggung jawab yang diterima oleh seseorang pegawai di Kemenkeu.

Pada tingkat kemahiran yang ketiga dan keempat, kompetensi yang dituntut tidak hanya menganalisis masalah tetapi juga kemampuan untuk memecahkan masalah. Pada tingkat ketiga, tingkat kemahiran yang dituntut adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang mempunyai risiko tinggi. Pada tingkat keempat atau tingkat yang paling tinggi, tingkat kemahiran yang dituntut adalah kemampuan untuk menghasilkan solusi yang berdampak jangka panjang. Solusi yang berdampak panjang biasanya adalah solusi atas permasalahan-permasalahan yang bersifat strategis yang sangat penting dalam pencapaian tugas dan fungsi organisasi. Sebagai contoh, dalam bidang perpajakan, salah satu masalah yang strategis adalah masalah masih rendahnya rasio pajak (tax ratio) yaitu perbandingan antara penerimaan perpajakan dengan pendapatan domestik broto (PDB).

(4)

4

Standar kompetensi jabatan (SKJ) di Kemenkeu sudah menentukan jenis-jenis kompetensi dan tingkat kemahiran yang harus dikuasai untuk masing-masing jenis jabatan. Semakin tinggi jabatannya maka akan semakin tinggi tingkat kemahiran yang dituntut untuk dikuasai.

C. Berfikir Kritis dan Berfikir Kreatif

Banyak orang yang lulus dari pendidikan formal memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam berfikir kritis (critical thinking) namun kemampuan berfikir kreatifnya (creative thinking) masih belum cukup terasah. Mengapa? Karena, menurut Robert Harris, pendidikan formal lebih menekankan pada kemampuan untuk berfikir kritis dalam proses belajarnya dan kurang mengasah kemampuan para siswanya untuk berfikir kreatif. Oleh sebab itu, dalam dunia kerja para pegawai perlu untuk melatih dan terbiasa berfikir kreatif agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatifnya.

Menurut Harris, perbedaan antara berfikir kritis dan berfikir kreatif dapat dijelaskan seperti isi tabel berikut ini.

Critical Thinking Creative Thinking

1. analytic 2. convergent 3. vertical 4. probability 5. judgment 6. focused 7. objective 8. answer 9. left brain 10.verbal 11.linear 12.reasoning 13.yes but 1. generative 2. divergent 3. lateral 4. possibility 5. suspended judgment 6. diffuse 7. subjective 8. an answer 9. right brain 10. visual 11. associative 12. richness, novelty 13. yes and

Berfikir kritis antara lain bersifat analitis, konvergen atau memusat menuju satu kesimpulan, fokus, objektif, dan alasan yang logis dalam mencari jawaban. Proses berfikirnya lebih didominasi dari hasil pemikiran otak kiri yang lebih bersifat objektif dan rasional. Sebaliknya berfikir kreatif

(5)

5

lebih bersifat generatif, divergen atau menyebar yang sangat berguna untuk dapat mengembangkan berbagai alternatif dan kemungkinan (posibilitas). Proses berfikirnya lebih didominasi oleh hasil pemikiran dari otak kanan yang lebih bersifat subjektif yang kaya akan hal-hal yang baru.

Berfikir kritis (critical thinking) dan berfikir kreatif (creative thinking) dua-duanya penting dan dibutuhkan dalam melakukan analisis dan pemecahan masalah. Dalam menganalisis masalah maka mungkin orang akan lebih banyak membutuhkan kemampuan berfikir kritis. Namun dalam mencari atau menemukan alternatif solusi, orang akan lebih banyak membutuhkan kemampuan berfikir kreatif. Selanjutnya, setelah alternatif solusi dihasilkan dan harus memilih solusi yang paling baik maka kemampuan berfikir kritis akan lebih banyak digunakan. Namun demikian, menurut Robert Harris, dalam praktiknya, kedua jenis kemampuan berfikir ini beroperasi bersama dan tidak benar-benar independen satu sama lain. Oleh sebab itu, kemampuan berfikir kritis dan berfikir kreatif harus dikuasai kedua-duanya.

Mengingat berfikir kreatif kurang mendapatkan latihan dalam pendidikan formal, maka kemampuan berfikir kreatif perlu untuk mendapatkan perhatian untuk dilatih dan dikembangkan sehingga dapat menguasai kemampuan berfikir kreatif tersebut sama baiknya dengan kemampuan berfikir kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Edwrad de Bono yang disajikan di awal tulisan ini yang mengatakan bahwa berfikir kreatif bukanlah bakat tetapi kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatih. Semakin sering kita menggunakan dan melatihnya maka kita akan semakin mahir dalam melakukannya.

D. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kreatif

Michael Michalko mengatakan ada 12 aspek yang biasanya tidak diajarkan di sekolah tentang berfikir kreatif yang berakibat kemampuan berfikir

(6)

6

kreatif menjadi tidak berkembang maksimal pada waktu di sekolah. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut.

1. Anda adalah orang yang kreatif. Perbedaan antara orang yang

kreatif dengan yang tidak adalah orang kreatif percaya bahwa mereka kreatif sedangkan orang yang tidak kreatif percaya bahwa mereka tidak kreatif. Dengan kepercayaan bahwa kita adalah orang yang kreatif maka kita akan mampu untuk berfikir kreatif dan menghasilkan sesuatu yang kreatif.

2. Berfikir kreatif adalah pekerjaan. Anda harus memiliki keinginan

(passion) dan keteguhan serta kegigihan dalam menciptakan ide-ide baru dan berbeda yang mungkin saja tidak langsung akan menghasilkan ide yang terbaik. Terus mencoba dan keyakinan bahwa kegagalan adah kesuksesan yang tertunda merupakan bagian penting dalam proses berfikir kreatif.

3. Anda harus melakukan gerakan (motions) untuk menjadi kreatif.

Pada waktu anda melakukan gerakan untuk mencoba mendapatkan ide baru, maka anda sedang memberikan energi kepada otak anda dengan meningkatkan jumlah kontak antar syaraf otak (neuron). Semakin sering anda mencoba mendapatkan suatu ide maka semakin aktif juga otak anda dan anda akan semakin kreatif.

4. Otak anda bukanlah sebuah komputer. Otak anda andalah sebuah

sistem yang dinamis dan sangat cerdas yang berbeda dengan komputer. Otak anda tidak hanya dapat mensintesis pengalaman yang nyata tapi juga mampu untuk menciptakan pengalaman secara imajiner dan kemudian merubahnya menjadi kenyataan.

5. Tidak ada satu jawaban yang benar. Realitas bersifat ambigu.

Dunia tidak hitam atau putih tetapi kelabu. Ada banyak jawaban atas suatu masalah. Ketika anda mencoba mendapatkan ide, jangan sensor atau mengevaluasinya pada waktu ide tersebut timbul. Melakukan self-censorship pada waktu ide tersebut tercipta merupakan cara membunuh kreativitas yang paling cepat. Pikirkan

(7)

7

semua ide yang mungkin sebanyak-banyaknya sebelum anda memulai untuk menilainya untuk memilih satu jawaban.

6. Jangan pernah berhenti dengan ide bagus yang pertama. Selalu

berusaha mencari sebuah ide yang lebih baik sampai tidak ada ide yang lebih baik lagi. Jangan cepat puas dengan ide bagus yang telah diperoleh karena mungkin saja ada ide lain yang lebih baik.

7. Semakin ahli akan semakin negatif. Semakin ahli dan spesialis

seseorang, maka pola fikir mereka akan semakin sempit dan lebih terpaku pada kesesuaian dengan apa yang mereka percayai semakin absolut atau mutlak. Sehingga, ketika mereka berhadapan dengan ide baru yang berbeda, maka fokus mereka adalah apakah ide ini sesuai dengan ia ketahui atau yakini kebenarannya. Jika tidak sesuai mereka akan memfokuskan untuk menjelaskan mengapa ide tersebut tidak tepat atau tidak dapat digunakan. Mereka tidak berusaha untuk mencari cara agar ide tersebut dapat digunakan atau dilaksanakan.

8. Percayai insting anda. Jangan terpengaruh oleh apa yang

dikatakan oleh orang lain tentang apa yang yang anda lakukan. Ide-ide baru dan kreatif tidak akan langsung diterima orang lain. Jangan patah semangat apabila ada yang mencela ide-ide baru anda.

9. Tidak ada yang dinamakan kegagalan. Apabila anda melakukan

sesuatu dan tidak berhasil, bukan berarti anda gagal. Tetapi anda mendapatkan pelajaran mengapa sesuatu tidak bekerja seperti yang diharapkan sehingga anda mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya. Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan atau kegagalan adalah orang yang tidak pernah melakukan sesuatu yang baru.

10. Anda lihat sesuatu sesuai dengan cara pandang anda. Jangan

terpengaruh dengan cara pandang orang lain dalam menginterpretasikan sesuatu kenyataan. Anda bebas untuk menginterpretasikan sesuai dengan cara pandang anda sendiri. Pandang suatu masalah sebagai sebuah kesempatan untuk

(8)

8

menemukan solusi yang berguna untuk mengatasi masalah tersebut.

11. Selalu dekati suatu masalah dengan berbagai perspektif. Jangan

percaya dengan perspektif pertama anda atas suatu masalah karena perspektif pertama anda biasanya bersifat bias terhadap cara berfikir anda yang biasa. Selalu lihat cara yang berbeda pada waktu melihat suatu masalah. Misalnya dengan memilih suatu benda yang secara metafora merepresentasikan suatu masalah dan cari hubungan antara benda tersebut dengan masalah yang ingin diselesaikan.

12. Belajar berfikir secara tidak konvensional. Cara berfikir

konvensional yang bersifat analitis dan logis tidak cocok digunakan untuk menghasilkan ide-ide baru sebagai jawaban dari suatu masalah. Untuk menjadi kreatif orang harus berfikir kreatif juga. Orang yang kreatif akan mencari cara-cara untuk memasukkan setiap hal termasuk hal yang tidak sama dan tidak berhubungan. Mereka akan mencari hubungan dan asosiasi dari hal yang tidak sama dan/atau tidak berhubungan. Hal ini akan memicu otak mereka untuk berfikir dengan pola fikir yang berbeda sehingga memungkinkan mereka untuh menghasilkan suatu ide baru yang kreatif.

Apa yang dikatakan oleh Michael Michalko di atas sejalan dengan kata-kata dari Edward de Bono yang disajikan di awal tulisan ini yang mengatakan bahwa berfikir kreatif bukanlah bakat tetapi kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatih.

Untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif tersebut maka kita harus yakin bahwa kita adalah orang yang kreatif. Keyakinan ini akan mendorong dan memotivasi kita untuk selalu berfikir kreatif dalam menemukan ide-ide baru, terbiasa untuk melihat dari perspektif yang berbeda dan menggunakan imajinasi.

(9)

9

Terkait dengan imajinasi ini, Albert Einstein pernah mengatakan “Imagination is more important than knowledge. For while knowledge defines

all we currently know and understand, imagination points to all we might yet discover and create.” Menurut Einstein, imajinasi lebih penting dari

pengetahuan. Pengetahuan terkait dengan apa-apa yang telah kita pahami dan ketahui sekarang. Imajinasilah yang akan menuntun kita menuju penemuan dan penciptaan baru seperti ide-ide dan solusi-solusi baru.

Menurut Robert Harris, ada lima metode yang telah diidentifikasikan untuk dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu:

1. Evolution – melakukan perbaikan (improvement). Setiap masalah yang

telah diselesaikan maka akan dapat diselesaikan kembali dengan cara yang lebih baik. Orang yang berfikir kreatif selalu percaya bahwa selalu ada ruang untuk melakukan perbaikan.

2. Synthesis – ide-ide yang telah ada sebelumnya digabungkan menjadi

sebuah ide yang baru. Contohnya seperti ide menggabungkan program acara education dan entertainment menjadi acara

edutainment untuk lebih mengefektifkan program education yang

dikemas berbeda dengan adanya unsur entertainment.

3. Revolution – suatu ide yang benar-benar baru. Metode ini merupakan

kebalikan dari metode pertama. Misalnya dalam metode belajar yang konvensional dimana seorang dosen memberikan kuliah kepada mahasiswanya diganti cara belajarnya dimana tidak ada kuliah dari dosen tetapi diganti dengan para murid belajar dari murid lainnya dengan bekerja dalam kelompok dan membuat laporan serta menyajikannya ke kelas.

4. Reapplication – melihat sesuatu yang lama dengan sebuah cara baru.

Hilangkan prasangka atau asumsi bahwa sesuatu hanya dapat dilakukan dengan satu cara atau kegunaan. Cari cara bagaimana sesuatu dapat digunakan untuk hal yang berbeda. Misalnya menggunakan penjepit kertas menjadi sebuah obeng kecil.

5. Changing direction – merubah arah dengan pandangan baru. Dalam penyelesaikan masalah maka tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah bukan untuk melaksanakan suatu solusi tertentu. Apabila suatu

(10)

10

sulusi ternyata tidak dapat menyelesaikan masalah maka cari solusi yang lain bukan dengan tetap fokus untuk melaksanakan solusi yang sudah terbukti tidak tepat.

E. Menggunakan Lateral Thinking Untuk Pemecahan dan Analisis

Masalah

Kemampuan untuk menemukan dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat atas masalah-masalah yang dihadapi sangat terkait dengan kemampuan untut berfikir kreatif (creative thinking). Semakin tinggi tingkat kesulitan dari suatu masalah maka akan semakin membutuhkan kemampuan untuk berfikir secara kreatif dalam menyelesaikannya. Permasalahan yang sederhana akan mudah untuk diselesaikan dengan cara berfikir yang biasa atau konvensional. Namun demikian, untuk permasalahan yang sulit, rumit, atau pun baru maka cara berfikir yang biasa tidak memadai lagi untuk digunakan. Untuk permasalahan tersebut untuk mendapatkan solusi yang tepat maka kita harus menggunakan cara berfikir kreatif.

Edward de Bono, seorang pakar psikologi terkenal dari Amerika Serikat, pada tahun 1970-an memperkenalkan suatu istilah baru yaitu lateral thinking yang berguna dalam mencari ide dan solusi baru dalam menyelesaikan masalah.

Lateral thinking merujuk pada penggunaan alat yang dengan sengaja dan formal untuk memancing perubahan ide, konsep, dan persepsi – berdasarkan atas pemahaman mengenai bagaimana otak bekerja sebagai sebuah sistem informasi yang mengatur dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Edward de Bono yaitu “The brain is a self-organizing system that routinely

organizes input into patterns. Lateral thinking enable us to move laterally across patterns, thereby opening up new perceptions, concepts and ideas.”

Dengan lateral thinking memungkinkan kita untuk berpindah secara lateral dari satu pola ke pola yang lain sehingga dapat membuka persepsi, konsep,

(11)

11

dan ide baru. Lateral thinking akan dapat membantu kita untuk berfikir secara kreatif, merubah problem menjadi peluang, mencari solusi alternatif, dan mengeluarkan dengan cepat kreativitas pada saat dibutuhkan karena prosesnya dilakukan secara sengaja.

Edward de Bono merancang empat jenis alat berfikir dalam lateral thinking yang terdiri dari alat-alat berikut.

1. Idea generating tools yang dirancang untuk memecah pola berfikir

sekarang yaitu pola yang bersifat rutin dan status quo.

2. Focus tools yang dirancang untuk memperluas untuk mencari ide-ide

baru.

3. Harvest tools yang dirancang untuk memanen solusi yang terbaik dari

keluaran yang dihasilkan oleh idea generating tools.

4. Treatment tools yang dirancang untuk memberbaiki ide-ide yang

dipanen dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada pada dunia nyata, sumber daya, dan dukungan untuk melaksakan ide-ide baru tersebut. Dengan demikian ide yang terpilih nantinya benar-benar dapat dilaksanakan.

Berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh Edward de Bono tersebut maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, kreativitas bukanlah monopoli dari para seniman. Orang yang bukan seniman pun dapat menjadi orang yang kreatif. Kreativitas adalah skill yang dapat dipelajari dan dilatih. Semakin rajin kita berfikir secara kreatif maka semakin mahir kita dalam melakukannya sehingga kita dapat menerapkannya pada setiap situasi yang dihadapi. Kedua, kita tidak dapat menunggu suatu ide itu datang dengan sendirinya secara tidak sengaja, namun ide tersebut perlu dicari dan digali secara sengaja sehingga kita dapat menghasilkannya tepat pada waktunya. Ketiga, berfikir kreatif dalam pengambilan keputusan berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para pemberontak yang ingin selalu tampil berbeda. Para kompromis yang secara sengaja berfikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru akan lebih mampu untuk melakukannya dibandingkan para pemberontak yang kreativitasnya hanya didorong hanya untuk berbeda dari yang lain. Terakhir, alat dan

(12)

12

teknik yang tepat sangat penting untuk dapat membantu menghasilkan ide-ide baru yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah yang salah satu alatnya adalah lateral thinking seperti yang diperkenalkan oleh Edward de Bono.

Untuk membangun kapasitas para pegawai Kemenkeu dalam menggunakan

lateral thinking dalam proses pemecahan dan analisis masalah maka perlu

dilakukan pelatihan secara terencana dan terpadu. Menurut pendapat kami, minimal dari setiap unit kerja eselon 2 perlu ada satu atau dua orang yang mempunyai kualifikasi sebagai coach atau trainer untuk menularkan dan mengimplementasi lateral thinking tersebut. Oleh sebab itu, pada tahap awal untuk membangun kapasitas tersebut perlu dilakukan suatu training

of trainer (TOT) untuk dapat menghasilkan para coach atau trainer yang

nantinya diharapkan mampu untuk melatih dan mengimplementasi lateral

thinking tersebut di masing-masing unit kerjanya.

F. Kesimpulan

Kemampuan untuk berfikir kritis dan berfikir kreatif keduanya diperlukan dalam melakukan pemecahan dan analisis maslah. Namun demikian dalam proses untuk menghasilkan alternatif solusi dan ide-ide baru yang berguna untuk menyelesaikan masalah maka kemampuan untuk berfikir kreatif sangat diperlukan. Kreativitas merupakan skill yang dapat dipelajari dan penguasaannya dapat dikembangkan dengan selalu menggunakannya secara sengaja dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Untuk dapat menghasilkan ide, solusi, dan konsep baru untuk memecahkan suatu masalah maka sangat dibutuhkan digunakannya alat dan teknik yang tepat. Salah satu alat dan teknik yang tepat digunakan adalah lateral

thinking seperti yang diperkenalkan oleh Edward de Bono.

(13)

13 Daftar Pustaka:

1. de Bono, Edward. 1970. Lateral Thinking - A Textbook of Creativity. Penguin Books,

UK.

2. de Bono, Edward. 2006. Lateral Thinking – The Power of Provocation. de Bono Thinking Systems, Des Moines, Iowa.

3. Harris, Robert. “Introduction to Creative Thinking” VirtualSalt. April 2, 2012, http://www.virtualsalt.com/crebook1.htm. Diakses tanggal 20 Februari 2013 4. Michalko, Michael. “Twelve Things You Were Not Taught in School About Creative

Thinking” Dec 06, 2011.

http://www.creativitypost.com/create/twelve_things_you_were_not_taught_in_schoo l_about_creative_thinking. Diakses tanggal 20 Februari 2013

5. Kementerian Keuangan RI, Kamus Kompetensi

6. Wikipedia. Lateral Thinking. http://en.wikipedia.org/wiki/Lateral_thinking, diakses

22 Februari 2013

7. http://www.brainstorming.co.uk/quotes/creativequotations.html, diakses tanggal 21 Februari 2013

Referensi

Dokumen terkait

dengan penetapan satu sana luar kawin dimana ketika didalilkan untuk Tes DNA. agar mengeluarkan perintah yang dapat memaksa pihak tergugat mengikuti

Penggunaan Sumber Mata Air Senjoyo masuk ke bagian manajemen PDAM Kabupaten Semarang Cabang Tengaran(Salatiga) dengan air yang digunakan sekitar 30 L/detik. Damatex

Metode Tradisional Costing dengan istilah akuntansi biaya tradisional merupakan sistem perhitungan harga pokok tradisional pada perusahaan yang menghasilkan lebih

dangkan salah satu contoh hybrid contrac t yang dijadikan hîlah ribawi adalah jual beli ‘înah. Jual beli ini diilustrasikan bah- wa seseorang menjual barangnya dengan

Pendidikan dan pelatihan (diklat) berjenjang tingkat dasar dalam penulisan ini adalah suatu upaya pemerintah dalam pengembangan sumberdaya manusia untuk memenuhi

National Disgrace: Korea, Japan, and the Imjin War, Columbia East Asia Review Journals, 2 (1), hlm.?. The Repatriation of Castaways in Choson Korea-Japan Relations,

Sekitar 95% pengunjung mengatakan bersedia datang untuk berwisata mangrove dan sisanya sebanyak 5% mengatakan tidak bersedia melakukan wisata mangrove di

Urutan panjang kaki dari yang terpanjang ke terpendek adalah Edo, Beni, dan Siti6. Ukurlah