• Tidak ada hasil yang ditemukan

12 NASKAH KEWIRAUSAHAAN 21062015 new.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "12 NASKAH KEWIRAUSAHAAN 21062015 new.pdf"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

@2015, Dit. Pembinaan SMA ii

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk

penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta,

00

Juni 2015

Direktur Pembinaan SMA,

Harris Iskandar, Ph.D

(3)

@2015, Dit. Pembinaan SMA iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Landasan Hukum ... 2

D. Sasaran ... 3

BAB II KONSEP KEWIRAUSAHAAN ... 4

A. Pengertian ... 4

B. Pengembangan dan Pengelolaan ... 5

C. Ruang Lingkup Pembinaan Kewirausahaan ... 7

BAB III PELAKSANAAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN ... 12

A. Melalui Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ... 12

B. Melalui Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan ... 19

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ... 23

A. Monitoring ... 23

B. Evaluasi ... 23

BAB V PENUTUP ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

Lampiran 1. Kompetensi Dasar Prakarya dan Kewirausahaan ... 27

Lampiran 2. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas X ... 51

Lampiran 3. Contoh Model Aktualisasi Kewirausahaan Kelas XI ... 53

(4)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kerangka Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019 bertujuan

membentuk insan serta ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter

dengan dilandasi semangat gotong royong. Strategi pertama Penguatan Pelaku

Pendidikan dan Kebudayaan antara lain: menguatkan siswa, guru, kepala sekolah,

orang tua, dan pemimpin institusi dalam ekosistem pendidikan. Strategi yang kedua

Peningkatan mutu dan akses, antara lain: meningkatkan mutu pendidikan sesuai

dengan ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian

Wajib Belajar 12 tahun, meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan

pendidikan, fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan

akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman,

penguatan praktik baik dan inovasi.

Tantangan internal yang dihadapi bangsa Indonesia terutama semakin meningkatnya

jumlah penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun

2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Perkembangan penduduk ini merupakan

bonus demografi yang harus dimanfaatkan menjadi sumberdaya manusia Indonesia

yang memiliki kompetensi dalam hal penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan

sikap, sehingga membentuk karakter generasi penerus bangsa menjadi warga negara

yang mandiri dalam meniti masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sedangkan tantangan eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang

terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, serta

kebangkitan industri kreatif dan budaya. Semua ini hendaknya dapat dimanfaatkan

untuk dapat menguatkan budaya lokal, nilai-nilai karakter sebagai pembangunan

kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar

pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun

citra dan identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang

positif.

Kenyataan menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi

pada tahun 2013 sebesar 29,9 % artinya bahwa anak usia 19-23 tahun (lulusan SMA

dan SMK) tidak semuanya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, sebanyak 70,1 %

tidak dapat melanjutkan, sementara sebagian mereka belum memiliki keterampilan

untuk terjun dimasyarakat. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki sikap,

(5)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 2

Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional, terutama yang mengarah

pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku

wirausaha, dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi

pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output

pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik maupun non

akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang

terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan

kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan kerja

sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan

perilaku kewirausahaan yang tinggi.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pembinaan SMA memberi perhatian

khusus terhadap peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan

Kewirausahaan di SMA melalui penyusunan naskah Model Kewirausahaan di SMA.

Naskah ini disusun dengan tujuan agar satuan pendidikan dapat melaksanakan

program kewirausahaan dengan baik sehingga peserta didik memiliki karakter

wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang,

mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan

sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan.

B.

Tujuan

Naskah ini disusun dengan tujuan:

1. Memberikan pemahaman dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA.

2. Memberikan model pada satuan pendidikan dalam melaksanakan kewirausahaan.

3. Memberikan model pembinaan bagi para pembina serta pemangku kepentingan

dalam melakukan pembinaan, pengawasan, dan dukungan untuk keberhasilan

dalam pelaksanaan kewirausahaan di SMA.

4. Melaksanakan program kewirausahaan di SMA sesuai dengan konsep yang

diharapkan.

C.

Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan Nomor

(6)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang

Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urutan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/ Kota;

5. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional 2010;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

10.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/MA;

11.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

12.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang

pembelajaran;

13.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang

Penilaian

D.

Sasaran

Sasaran penggunaan naskah ini adalah:

1. Satuan Pendidikan.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi

(7)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 4

BAB II

KONSEP KEWIRAUSAHAAN

A.

Pengertian

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin

dihadapinya. Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki

proses sistematis, dan dapat diterapkan dalam bentuk penerapan kreatifitas dan

keinovasian. Seperti dikemukanan Thomas W. Zimmerer (1996), “Entrepreneurship

is the result of disciplined, systematic prossec of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace”. Kewirausahaan merupakan hasil dari suatu disiplin, proses sitematis penerapan kreativitas dan

inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Inti kewirausahaan terletak pada kreativitas dan inovasi. Menurut Suryana (2013:15),

kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sementara itu, inovasi adalah

kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan

menemukan peluang. Sesuatu yang baru dan berbeda dapat diciptakan oleh

wirausahawan, seperti proses, metode, barang-barang, dan jasa-jasa. Sesuatu yang

baru dan berbeda inilah yang merupakan nilai tambah dan keunggulan. Keunggulan

adalah daya saing, dan daya saing adalah peluang untuk meraih sukses. Dengan

kreativitas, wirausahawan dapat melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu

yang baru serta berbeda. Dengan demikian, rahasia kewirausahaan sebenarnya

terletak pada kreatifitas dan keinovasian untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda. Kesuksesan berwirausaha akan tercapai apabila seseorang berpikir kreatif

dan inovatif menciptakan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan

cara-cara baru (Zimmerer, 1996:51).

Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep kewirausahaan,

latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha,

menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Oleh

karena itu program kewirausahaan di SMA harus menjadi alternatif dalam

mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha

serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat serta

(8)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 5

B.

Pengembangan dan Pengelolaan

1. Pengembangan

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan kewirausahaan:

a. Pengembangan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Untuk mewujudkan manusia wirausaha di lingkungan sekolah, tidak perlu

merevisi kurikulum secara total. Pengembangan kurikulum dalam rangka

menanamkan jiwa wirausaha pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan KTSP yang telah ada dengan mengaktualisasikan mata

pelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan program-program nyata

kewirausahaan di sekolah.

b. Peningkatkan Peran Sekolah dalam Mempersiapkan Wirausaha.

Hakikat persiapan seorang wirausaha adalah dalam segi penempaan sikap

mental wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan seorang wirausaha

terletak pada penempaan semua daya kekuatan pribadi peserta didik untuk

menjadikannya dinamis dan kreatif, disamping mampu berusaha untuk hidup

maju dan berprestasi.. Salah satu ciri seorang wirausaha adalah memiliki

kepribadian yang kuat.

c. Pengembangan dalam Pengorganisasian Proses Pembelajaran.

Proses pembelajaran dilaksanakan agar peserta didik mengalami

perkembangan pribadi yang integratif, dinamis, dan kreatif. Hal ini tidak

berarti bahwa pengorganisasian yang sudah berlaku di sekolah itu harus

dihilangkan. Pengorganisasian yang sudah ada biar berlangsung terus, yang

penting perlu dicari cara pengorganisasian lain untuk menunjang proses

belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk aktif

belajar dari kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Selain itu

alternatif lain untuk mengembangkan organisasi pengalaman belajar peserta

didik adalah pelaksanaan pembelajaran yang berbasis unit produksi. Sebagai

contoh pada pembelajaran materi produksi, peserta didik dilatih

keterampilan untuk memproduksi karya. Selanjutnya hasil produksi dititipkan

dalam unit produksi di sekolah untuk digunakan sebagai latihan menjual pada

saat penyampaian materi distribusi. Bentuk ini bukanya mengganti

pengorganisasian yang sudah ada melainkan sebagai variasi pengalaman

belajar peserta didik.

(9)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 6

Hubungan pribadi antar peserta didik di dalam kelas mempunyai pengaruh

terhadap belajar mereka. Aktivitas belajar peserta didik dapat dipengaruhi

oleh perasaannya tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan guru-guru

serta teman-temannya. Pertumbuhan peserta didik banyak tergantung pada

suasana emosional dari kelompok kelasnya. Proses-proses kelompok di kelas

bukan hanya mempengaruhi perasaan dan sikap para peserta didik, tetapi

juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Hal ini guru dituntut untuk

berusaha mengadakan modifikasi-modifikasi terhadap proses-proses

kelompok peserta didik di dalam kelas agar tumbuh dan berkembang jiwa

kewirausahaan pada diri peserta didik.

e. Pengembangan pada Diri Pendidik

Sebelum pendidik melaksanakan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu

pendidik juga dilatih kewirausahaan terutama yang terkait dengan

penanaman jiwa dan perilaku wirausaha (jiwa dan skill kewirausahaan). Akan

lebih baik lagi jika pendidik memiliki pengalaman empiris di dalam bisnis.

2. Pengelolaan

Pengelolaan kewirausahaan dilakukan melalui berbagai kegiatan baik di kelas, di

sekolah, maupun di masyarakat.

a. Di kelas, melalui proses belajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

yang dirancang sedemikian rupa untuk pengembangan pendidikan

kewirausahan. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam

ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu tidak selalu

diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai

kewirausahaan. Untuk pengembangan nilai-nilai kewirausahaan memerlukan

upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk

memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kewirausahaan itu.

Nilai-nilai kewirausahaan dapat dikembangkan ke setiap mata pelajaran

b. Di sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta

didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah. Program

kewirausahaan dibuat sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender

Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah.

Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah adalah

lomba berbagai produk “prakarya” yang telah dihasilkan oleh peserta didik,

pameran hasil karya peserta didik, melakukan wawancara kepada tokoh

(10)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 7

atau berceramah yang berhubungan dengan kewirausahaan, serta

pengembangan nilai-nilai kewirausahaan pada kegiatan kesiswaan.

Pendidikan kewirausahaan juga bisa dilaksanakan melalui kegiatan

pembinaan ekstrakurikuler, yang melatih peserta didik mengembangkan

usaha yang terkait dengan bakat dan minat peserta didik. Peran pendidik

adalah mengkomunikasikan potensi dan cita-cita secara jelas sehingga dapat

menginspirasi setiap peserta didik untuk dapat melihat jiwa kewirausahaan

dalam dirinya.

c. Di masyarakat, melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh seluruh atau

sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan

dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan ke

tempat-tempat yang menumbuhkan semangat berwirausaha, melakukan pengabdian

masyarakat untuk mengimplementasikan hasil produk “prakarya” agar dapat

dimanfatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, dan lain-lain.

C.

Ruang Lingkup Pembinaan Kewirausahaan

Ruang lingkup pembinaan kewirausahaan dilakukan melalui:

1. Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Pembinaan kewirausahaan melalui aktualisasi pada mata pelajaran prakarya dan

kewirausahaan dikembangkan berdasarkan ruang lingkup materi pada mata

pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Ruang lingkup mata pelajaran prakarya

dan kewirausahaan meliputi aspek kerajinan, rekayasa, budidaya dan

pengolahan.

Adapun aspek mata pelajaran prakarya adalah:

a. Kerajinan

Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya merupakan

benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: estetika - ergonomis,

dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara dan kepercayaan (theory of

magic and relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai

pendidikan pada prosedur pembuatannya. Lingkup ini dapat menggali dari

potensi lokal dan seni terap (applied art), serta desain kekinian.

b.Rekayasa

Rekayasa terkait dengan beberapa kemampuan: merancang, merekonstruksi

dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh: Membuat karya

rekayasa elektronika dengan kendali otomatis yang berkembang di wilayah

(11)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 8

membuat susunan mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif,

ketepatan dan hemat serta berpikir prediktif.

c. Budidaya

Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha untuk

menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk hidup agar

lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak, bertambah banyak. Kinerja ini

membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya. Prinsip pembinaan rasa

dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau

hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutin atau

prosedural. Manfaat edukatif teknologi budidaya ini adalah pembinaan

perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan

dengan alam (ecosystem) menjadikan peserta didik berpikir sistematis

berdasarkan potensi kearifan lokal.

d.Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda

produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja pengolahan

adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai

tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan

memodifikasi. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bagi pengembangan

kepribadian peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan

dalam kehidupan sehari-hari, sistematis yang dipadukan dengan pikiran serta

prakarya.

Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

memperhatikan karakteristik pembelajarannya yang meliputi tiga aspek, yaitu

produk, proses dan nilai. Aspek produk merupakan media belajar, namun sasaran

dan harapan belajar prakarya juga mengembangkan aspek sistem melalui

penguatan proses berkarya.

Berikut merupakan pemetaan materi pembelajaran pada mata pelajaran

(12)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 9

Skema 1 : Pemetaan materi pembelajaran

Materi pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan tersebut

digunakan sebagai dasar penyusunan program-program kewirausahaan di sekolah.

Sehingga program-program kewirausahaan yang ada di sekolah merupakan

aktualisasi/aksi nyata dari pembelajaran prakarya dan kewirausahaan di kelas.

2. Nilai-Nilai Kewirausahaan

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah

pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli

kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh

peserta didik maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam naskah Model

Pembinaan SMA ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap

paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Beberapa

nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripsinya adalah sebagai berikut.

Kelas X

Kelas XI

Kelas XII

Prakarya

Kewirausahaan

Prakarya

Kewirausahaan

Prakarya

Kewirausahaan

Materi:

Membuat produk dan pengemasan prakarya Konsep

kewirausahaan Perilaku wirausaha

Materi:

Membuat produk dan pengemasan prakarya

Menganalisis usaha Merancang usaha Menciptakan usaha

Materi:

Membuat produk dan pengemasan prakarya

Membuat proposal usaha

(13)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 10 Tabel 1. Nilai dan deskripsi nilai pendidikan kewirausahaan

Nilai Kewirausahaan Deskripsi

1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas dan mengatasi

berbagai habatan

4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara atau hasil

berbeda dari produk/jasa yang telah

ada

5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan-persoalan

dan peluang untuk meningkatkan dan

memperkaya kehidupan

6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas

7. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang

mau dan mampu melaksanakan tugas

dan kewajibannya

8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya mampu menjalin

hubungan dengan orang lain dalam

melaksanakan tindakan, dan

(14)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 11

Nilai Kewirausahaan Deskripsi

9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang

selalu terbuka terhadap saran dan

kritik, mudah bergaul, bekerjasama,

dan mengarahkan orang lain.

10.Ulet Sikap dan perilaku seseorang yang

tidak mudah menyerah untuk

mencapai suatu tujuan dengan

berbagai alternative

11.Berani Menangung

Resiko Kemampuan seseorang untuk

menyukai pekerjaan yang

menantang, berani dan mampu

mengambil risiko kerja

12.Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal

yang dibuat oleh seseorang, baik

terhadap dirinya sendiri maupun

orang lain.

13.Realistis Kemampuan menggunakan

fakta/realita sebagai landasan

berpikir yang rasionil dalam setiap

pengambilan keputusan maupun

tindakan/ perbuatannya.

14.Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui secara

mendalam dan luas dari apa yang

yang dipelajari, dilihat, dan didengar

15.Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan

bekerjasama dengan orang lain

16.Menghargai

prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui dan menghormati

(15)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 12

BAB III

PELAKSANAAN PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN

A. Melalui Aktualisasi Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

1. Perencanaan

Tahap awal yang perlu dilakukan sekolah dalam rangka mengembangkan program

kewirausahaan adalah menentukan aspek prakarya dan program kewirausahaan.

a. Menentukan aspek prakarya

Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdiri atas empat aspek yaitu

Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan. Dari empat aspek mata

pelajaran Prakarya yang tersedia dalam satu tahun ajaran, sekolah wajib

melaksanakan minimal 2 aspek Prakarya dan Peserta didik mengikuti salah

satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat

diganti setiap semesternya dengan ketentuan telah menuntaskan semua

kompetensi dasar pada semester sebelumnya.

Penentuan aspek prakarya dapat dilihat pada skema berikut:

Skema 2 : Penetapan aspek prakarya

Ketentuan pemilihan aspek prakarya dengan mempertimbangkan:

1) Tersedianya tenaga pendidik yang sesuai dengan latar belakang aspek

dari Prakarya dan Kewirausahaan yang akan diajarkan, yang meliputi:

kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

2) Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan dan

praktek sesuai dengan aspek prakarya yang dipilih

b. Menentukan program kewirausahaan

Program kewirausahaan yang dikembangkan oleh sekolah harus disesuaikan

dengan ruang lingkup materi prakarya dan kewirausahaan. Hal ini dilakukan

Analisis Potensi Sekolah

Ketersediaan pendidik yang berlatar belakang:

 Kerajinan  Rekayasa  Budidaya  Pengolahan

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung praktek:

 Kerajinan  Rekayasa  Budidaya  Pengolahan

(16)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 13

agar program tersebut selaras dengan materi dan tuntutan kompetensi pada

mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.

Penentuan program kewirausahaan dapat dilihat pada skema berikut:

Skema

3 : Program kewirausahaan di SMA

Berdasarkan ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan

kewirausahaan di SMA, maka sekolah dapat menetapkan program-program

kewirausahaan yang sesuai dengan kondisi sekolah.

Model program aktualisasi kewirausahaan di SMA:

a. Program kewirausahaan kelas X

1) Kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan semangat

usaha

2) Mendatangkan tokoh-tokoh wirausaha yang dapat menyajikan

pengalaman keberhasilan berwirausaha

3) Menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku berwirausaha

b. Program kewirausahaan kelas XI

1) Melakukan pengamatan pasar dalam rangka menciptakan peluang

usaha

2) Mengadakan pameran atau bazar untuk berwirausaha

c. Program kewirausahaan kelas XII

1) Membuat proposal usaha untuk memahami sumber daya yang

dibutuhkan, menganalisis proses produksi, serta menganalisis

keberhasilan usaha

2) Mempraktekkan usaha berdasarkan proposal yang telah disusun.

Kelas X

Program Kewirausahaan: a. Kunjungan ke tempat usaha b. Mendatangkan tokoh-tokoh

wirausaha

c. Menjalankan sebuah usaha Ruang lingkup materi:

Membuat produk dan pengemasan prakarya Konsep kewirausahaan Perilaku wirausaha

Program Kewirausahaan: a. Melakukan pengamatan pasar b. Mengadakan pameran atau

bazar Ruang lingkup materi:

Membuat produk dan pengemasan prakarya Menganalisis usaha Merancang usaha Menciptakan usaha Kelas

XI

Program Kewirausahaan: a. Membuat proposal usaha b. Mempraktekkan usaha

berdasarkan proposal yang telah disusun

Ruang lingkup materi: Membuat produk dan

pengemasan prakarya Membuat proposal

usaha

Mempraktekkan usaha Kelas

(17)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 14 2. Pelaksanaan

Program kewirausahaan yang telah disusun oleh sekolah harus dirancang pada

awal tahun ajaran dan dimasukkan pada Kalender Akademik. Program

kewirausahaan tersebut harus sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi

sekolah.

Berikut dijelaskan model pelaksanaan program kewirausahaan, sekolah dapat

mengembangkan sesuai dengan karakteristik dan potensi masing-masing.

a. Magang di unit usaha/produksi

Program ini dilakukan oleh siswa kelas X dalam rangka mengembangkan

kompetensi menjalankan sebuah usaha untuk menghayati perilaku berusaha.

Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah melalui kantin sekolah, koperasi

siswa, dan lain-lain.

Gambar 1 : Siswa magang di kantin sekolah

Hal-hal yang perlu dilakukan siswa saat belajar di unit usaha/produksi:

1) Berkoordinasi dengan pengelola unit usaha/produksi sebelum praktek di

lapangan

2) Mengetahui proses produksi, proses pencarian bahan baku, sistem mutu,

dan proses pemasarannya.

3) Belajar mengenahi alat-alat dengan mempelajari jenis, spesifikasi, dan

kapasitas alat-alat yang digunakan.

4) Mempelajari standar mutu, kegunaan mutu, bagaimana standar dan

prosedur mutu dalam membuat produk yang bermutu.

5) Mengenal konsumen, pasar, dan alasan mengapa sebuah produk berhasil

(18)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 15

Dengan mencoba dan ikut dalam kegiatan unit usaha/produksi diharapkan

akan dapat menambah:

1) Wawasan siswa tentang kewirausahaan;

2) Pengetahuan tentang kewirausahaan, baik dalam teori maupun praktik;

3) Pengalaman siswa, bukan hanya belajar di kelas tetapi juga belajar

didunia nyata;

4) Hasrat untuk menjadi wirausaha menjadi tinggi.

Gambar 2 : Siswa magang di koperasi sekolah

b. Pameran/Bazar

Program ini dilakukan oleh siswa kelas XI dalam rangka mempelajari aspek

pemasaran dalam berwirausaha. Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah

sesuai dengan program yang telah direncanakan. Hal-hal yang perlu diketahui

siswa saat melaksanakan pameran/bazar adalah seni menjual, harga jual,

kepuasan pelanggan, promosi, negosiasi, serta saluran dan jaringan

(19)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 16

Gambar 3 : Kegiatan Bazar disekolah

Beberapa hal yang perlu diketahui siswa pada saat kegiatan pameran/bazar:

a. Memahami seni menjual

Menjual berhubungan langsung dengan kebutuhan dan keluhan pelanggan,

pasar, perubahan, persaingan, dan peluang. Oleh karena itu penjual

mempunyai informasi paling awal dan penting untuk dijadikan cikal bakal

sebuah bisnis. Penjual tidak hanya menjual produk atau bisnisnya saja,

tetapi juga menjual kualitas produk tersebut.

b. Menetapkan harga jual

Untuk menetapkan harga jual harus disesuaikan dengan target pasar,

segmen pasar, dan posisi produk pasar. Penentuan harga jual produk

dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu:

1) Harga berdasarkan harga pasar (market based price)

Harga ini ditentukan oleh aspek persaingan antar produk yang akan

ditawarkan pada konsumen, dengan harga produk dari pesaing yang

sudah ada di pasar. Harga berdasarkan pasar ditentukan dengan

melihat siapa pesaing yang paling dekat dan potensial dari produk

yang akan diluncurkan.

2) Harga berdasarkan biaya (cost based price)

Prinsip penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah laba

yang ditentukan akan mempunyai risiko, yaitu harga yang akan

ditawarkan bisa lebih tinggi dari harga produk pesaing.

3) Harga berdasarkan titik impasnya (break even point based price)

Penentuan harga jual produk berdasarkan pada berapa kwantitas

(kapasitas) yang diproduksi di mana biayanya bisa ditutup oleh harga

(20)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17

perhitungan berapa biaya per unit, biaya overhead per unit, dan

biaya tenaga kerja per unit.

c. Menganalisis kepuasan pelanggan

Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan

pelanggan adalah:

1) Sistem keluhan dan saran

Sistem ini bisa menggunakan cara formulir isian, kuesioner, uji

sampel secara langsung dengan cara tanya jawab.

2) Survei kepuasan pelanggan secara berkala

Sistem keluhan dan saran yang dilakukan lebih dari satu kali agar

diperoleh tingkat keakuratan yang lebih baik.

3) Ghost shopping atau mystery shopper

Mempekerjakan seseorang untuk berpura-pura menjadi pembeli.

Orang ini akan melaporkan hal-hal positif (kekuatan) dan negatif

(kelemahan) dari pelayanan serta manfaat dari sebuah produk.

d. Promosi

Ada tiga elemen penting dari sasaran atau target sebuah promosi, yaitu:

1) Pembentukan merk

2) Layanan kepada konsumen yang berupa komunikasi dan pemberian

informasi

3) Menciptakan kesetiaan pelanggan.

Ada enam kegiatan dan rencana yang bisa dilakukan untuk

mengomunikasikan produk dan merk usaha:

1) Penjualan personal

2) Iklan

3) Promosi penjualan (sales promotion)

4) Publikasi

5) Sponsorship

6) Komunikasi di tempat konsumen yang akan membeli.

e. Negosiasi

Langkah-langkah yang harus dipelajari dalam bernegosiasi adalah:

1) Mengetahui keinginan pihak lain dan menelusurinya terlebih dahulu

2) Menjelaskan dengan baik risiko-risikonya bila negosiasi gagal

dilakukan

3) Menawarkan saran-saran dan langkah-langkah yang harus dilakukan

(21)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 18

4) Mewujudkan tujuan negosiasi, yaitu win-win solution bagi kedua

belah fihak sehingga tidah ada yang merasa dikalahkan.

f. Saluran dan jaringan distribusi

Saluran distribusi sangat penting karena menginformasikan kepada

konsumen mengenahi ketersediaan produk disuatu tempat yang dapat

diakses oleh pasar.

Jenis saluran distribusi adalah:

1) Grosir (pengecer berskala besar)

2) Pemborong (pembeli dalam skala besar)

3) Pengecer (penjual atau saluran distribusi yang langsung bertransaksi

dengan calon pelanggan).

c. Membuat proposal usaha dan mempraktekkannya

Program ini dilakukan oleh siswa kelas XII dalam rangka memahami

pembuatan proposal usaha dan sekaligus mempraktekkan usaha tersebut.

Kegiatan ini dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.

Gambar 4 : Kegiatan praktek usaha

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyusunan proposal usaha adalah:

a. Hasil studi kelayakan usaha

b. Pemasaran

c. Penelitian dan pengembangan

d. Masalah pabrik

e. Manajemen usaha

f. Risiko yang dihadapi

g. Masalah finansial, misalnya kebutuhan investasi atau modal, biaya

(22)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19

h. Penjadwalan waktu usaha

Secara umum, proposal usaha diawali dengan analisis SWOT (strenght,

weakness, opportunity, dan threats), yaitu analisis kekuatan, kelemahan,

peluang serta ancaman risiko yang mungkin dihadapi. Penentuan jenis usaha

harus dipersiapkan dengan matang sebelum sampai pada tahap penetapan

rencana usaha, terutama dalam hal permodalan dan pengalaman dibidang

tertentu.

Beberapa petunjuk yang harus dipenuhi dalam penyusunan proposal usaha:

a. menetapkan jenis usaha, aspek produk, pemasaran, teknik penyaluran

organisasi, manajemen, dan aspek yuridis.

b. melaksanakan aspek administrasi.

c. mengetahui aspek sumber keuangan.

d. mempelajari kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Setelah proposal selesai dibuat maka dilanjutkan dengan mempraktekkan

usaha berdasarkan proposal yang telah dibuat.

B. Melalui Implementasi Nilai-Nilai Kewirausahaan

Tahap awal yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai

kewirausahaan di setiap satuan pendidikan adalah mengkaji sejauh mana Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) yang mengandung nilai-nilai kewirausahaan sudah

terinternalisasi pada satuan pendidikan. Berdasarkan kajian tersebut dapat

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan di setiap

satuan pendidikan.

Nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan pada pembelajaran akan dapat

menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan. Sebagai contoh, dengan penggunaan

metode diskusi kelompok di dalam pembelajaran akan mampu menumbuhkan sikap

percaya diri dan kerja sama. Adanya kegiatan sekolah yang melibatkan peserta didik

dalam pengelolaan koperasi sekolah, kantin dan bisnis center diharapkan mampu

menumbuhkan jiwa dan perilaku wirausaha.

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai kewirausahaan perlu dilakukan pemetaan

nilai-nilai kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan yang diharapkan di

satuan pendidikan.

(23)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 20 Nilai

Kewirausahaan Deskripsi

Percaya diri

Berani persentasi di dalam kelas

Berani memberi tanggapan dalam diskusi kelas

Jujur

Tidak nyontek dalam mengerjakan

ulangan/ujian

Mengemukakan rasa senang/tidak senang terhadap pelajaran

Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas

Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum

Disiplin

Tertib dalam melaksanakan tugas-tugas

sekolah

Patuh dalam menjalankan organisasi sekolah

Masuk kelas tepat waktu

Kerja sama

Mengerjakan tugas secara kelompok

Mau berbagi dengan sesama teman Kreatif

Mengajukan pendapat yang berkenaan

dengan suatu pokok bahasan

Mengemukakan gagasan baru

Mendiskripsikan konsep dengan kata-kata sendiri

Berani

menanggung

resiko

Menyukai tugas yang menantang

Berani menerima akibat dari perbutannya sendiri

Kepemimpinan

Terbuka terhadap saran dan kritik

Bertingkah laku sebagai pemimpin di dalam kelompok
(24)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 21 Nilai

Kewirausahaan Deskripsi

Realistis

Berfikir rasional

Konsisten antara berpikir dan bertindak

Berpikir solutif

Kerja keras

Mengerjakan semua tugas kelas selesai

dengan baik pada waktu yang telah

ditetapkan

Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar

Selalu fokus pada pelajaran

Mandiri

Melakukan sendiri tugas kelas yang jadi

tanggungjawabnya

Tidak tergantung pada orang lain

Rasa ingin tahu

Bertanya kepada guru dan teman tentang

materi pelajaran

Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi

Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait

dengan pelajaran

Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi

Menghargai

akan prestasi

Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya

Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan kesenian

Menghargai hasil karya sendiri dan orang lain

Komunikatif

Mendengarkan secara aktif

Berbicara dengan teman sekelas

Berbicara dengan guru , kepala sekolah, dan personalia sekolah lainnya
(25)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 22 Nilai

Kewirausahaan Deskripsi

media

Tanggung jawab

Melaksanakan tugas-tugas individu

Menjalankan tugas kelompok

Komitmen

Mematuhi kesepakatan dengan orang lain

Mematuhi kesepakatan terhadap dirinya sendiri

Ulet

Tidak mudah menyerah dalam

mengerjakan tugas

Melakukan berbagai alternatif cara dalam mengerjakan tugas
(26)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 23

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

A.

Monitoring

Monitoring program kewirausahaan merupakan proses berkelanjutan dalam

mengontrol program kewirausahaan pada satuan pendidikan dengan maksud untuk

memastikan apakah program kewirausahaan yang telah disusun dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan langkah atau rencana yang telah disusun sebelumnya.

Monitoring dapat dilakukan secara kontinyu, baik bulanan, semesteran, atau

tahunan oleh Guru dan Kepala Sekolah. Dalam melakukan monitoring program

kewirausahaan, aspek-aspek apa yang harus dipantau, mengacupada rencana

aksi/program yang sudah ditetapkan oleh sekolah.

Satuan pendidikan melakukan monitoring dan evaluasi program kewirausahaan

dengan prinsip:

1. Berkesinambungan

2. Menjadi umpan balik terhadap perbaikan kegiatan .

3. Memberi manfaat terhadap sekolah

4. Memotivasi warga sekolah

5. Berorientasi pada peraturan yang berlaku

6. Objektif

7. Berorientasi pada tujuan program.

Adapun monitoring program pembinaan kewirausahaan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun rancangan monitoring untuk menentukan : tujuan, sasaran, faktor

pendukung dan penghambat, pendekatan, Teknik, dan instrumen, waktu, jadwal

monitoring, dan biaya.

2. Melaksanakan monitoring.

3. Menyusun dan melaporkan hasil monitoring kepada pihak yang berkepentingan.

B.

Evaluasi

Evaluasi program kewirausahaan merupakan sekumpulan aktifitas yang dirancang

untuk menentukan nilai atau kesimpulan apakah program kewirausahaan yang telah

dirancang berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Namun demikian, evaluasi bisa

(27)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 24

revisi atau perbaikan. Selain itu evaluasi juga untuk menentukan efektif atau tidak,

berhasil atau tidak, layak atau tidak program kewirausahaan tersebut sehingga

memungkinkan suatu program perlu dilanjutkan atau diberhentikan.

Pelaksanaan evaluasi program kewirausahan harus mengacu kepada prinsip evaluasi,

yaitu :

1. Berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjutan.

2. Menyeluruh, artinya seluruh aspek dinilai

3. Objektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi

4. Sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang

seharusnya

5. Terukur

6. Kritis

7. Bermanfaat.

Evaluasi program kewirausahaan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan program kewirausahan yang akan dievaluasi

2. Mengidentifikasi sasaran (perorangan, atau kelompok)

3. Mengidentifikasi permasalahan atau isyu yang dipandang penting

4. Menyusun rancangan evaluasi

5. Mengumpulkan data

6. Menganalisis dan menginterpretasi data

7. Mempersiapkan dan menyampaikan laporan evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan program kewirausahaan dapat dilakukan secara

mandiri oleh sekolah (internal) sebagai bentuk dari evaluasi diri. Agar hasilnya lebih

objektif, evaluasi dapat dilakukan oleh pihak luar sekolah (eksternal). Hal penting

yang harus diperhatikan adalah evaluasi dan monitoring dilakukan berkelanjutan dan

pemanfaatan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menindaklanjuti

(28)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 25

BAB V

PENUTUP

Program pembinaan kewirausahaan di SMA adalah sebuah upaya nyata dalam rangka

penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan peningkatan kualitas pembelajaran mata

pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA dengan tujuan agar peserta didik memiliki

karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang,

mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah

sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan.

Kewirausahan di SMA bukan program yang terimplementasi sesaat saja, tetapi

merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan pengelolaan dan

pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengembangan program

tersebut oleh seluruh komponen sesuai tugas, fungsi dan peran masing-masing.

Keberhasilan program kewirausahaan dibangun oleh kinerja semua komponen sekolah

yang sinergi antara komponen satu dengan komponen lainnya.

Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal konsep kewirausahaan,

latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha,

menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Oleh

karena itu program kewirausahaan di SMA harus menjadi alternatif dalam

mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha serta

mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki

kemampuan untuk menghadapi persaingan global.

Program kewirausahaan yang telah disusun oleh sekolah harus dirancang pada awal

tahun ajaran dan dimasukkan pada kalender akademik. Program kewirausahaan tersebut

harus sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi sekolah. Model pelaksanaan program

kewirausahaan:

1. Magang di unit usaha/produksi

2. Pameran/Bazar

(29)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 26

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2000). Kewirausahaan, CV. Alvabeta, bandung

Arismunandar, (2006), Pengembangan Kewirausahaan Sekolah, Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Daryanto, (2012), Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media, 2012

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, (2008), Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Jakarta.

Drucker, P.F. (1994), Innovation and Entrepreneurship: Practices and Principles. Penerjemah Rusdi Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Melalui Perbaikan Proses Pembelajaran, Malang: LP3, UM.

Grenville, Kleiser, (1086), Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir Jaya, bandung

Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum, (2010), Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Meredith, Geoffrey G. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo

Suryana, (2013), Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat, 2013

(30)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 27

Lampiran 1. Kompetensi Dsar Prakarya dan Kewirausahaan

Kompetensi Dasar Prakarya dan Kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1.Kelas X

Kerajinan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan

wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan

dalam mendukung proses produksi kerajinan tekstil 3.3 Memahami proses produksi kerajinan tekstil di

wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

(31)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 28

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

menjalankan sebuah wirausaha kerajinan tekstil 3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan

karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan limbah tekstil 3.7 Menganalisis proses produksi kerajinan limbah tekstil

di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.3 Membuat karya kerajinan tekstil yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha kerajinan tekstil

4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.6 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan

sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.7 Membuat karya kerajinan limbah tekstil yang

berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur.

(32)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 29 Rekayasa

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan

wirausahawan dan keberagaman produk rekayasa di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk rekayasa dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya rekayasa di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.

3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC.

3.3 Memahami proses produksi rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber.

3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam

(33)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 30

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah listrik DC.

3.5 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak

sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya.

3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik.

3.7 Memahami proses produksi karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber.

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha 4. Mengolah,

menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep dengan

pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DCberdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya. 4.3 Membuat karya rekayasa sebagai alat komunikasi

sederhana dengan sumber arus listrik DC yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha produk rekayasa sebagai alat komunikasi dengan sumber arus listrik DC

4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksi karya rekayasa sebagai

alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkaryadengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7 Membuat karya rekayasa sebagai alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik yang

berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

(34)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 31 Budidaya

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan

wirausahawan dan keberagaman produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk budidaya dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk budidaya di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan melaksanakan budidaya di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman hias

3.3 Memahami proses produksi budidaya tanaman hias di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam

menjalankan sebuah wirausaha budidaya tanaman hias

(35)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 32

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.6 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya tanaman pangan

3.7 Memahami proses produksi budidaya tanaman pangan di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha budidaya tanaman pangan yang dapat mendukung

keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman hias berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2 Mendesain prosesproduksiusaha budidaya tanaman hias berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.3 Mempraktikan budidaya tanaman hias yang

berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur

4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha budidaya tanaman hias

4.5 Mendesain produk dan pengemasan hasil budidaya tanaman pangan berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.6 Mendesain prosesproduksibudidaya tanaman pangan

berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7 Mempraktikan budidaya tanaman pangan sesuai teknik dan prosedur.

(36)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 33 Pengolahan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan

wirausahawan dan keberagaman produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk pengolahan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha

2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat produk pengolahan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani

3.3 Memahami proses produksi pengawetan bahan nabati dan hewani di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4 Memahami konsep kewirausahaan dalam

menjalankan sebuah wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani

(37)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 34

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah lainnya

3.6 Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk

pembersih

3.7 Memahami proses produksi pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk

pembersih di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan nabati dan hewani yang diawetkan

berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.2 Mendesain prosesproduksi pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya pengolahan pengawetan bahan

nabati dan hewani yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur 4.4 Menyajikan konsep kewirausahaan berdasarkan

pengalaman keberhasilan tokoh-tokoh wirausaha pengawetan bahan nabati dan hewani.

4.5 Mendesain produk dan pengemasan karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.6 Mendesain prosesproduksi karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk

pembersih berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

4.7 Membuat karya pengolahan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pembersih yang berkembang di wilayah setempat dan lainnya sesuai teknik dan prosedur.

4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku

(38)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 35 2.Kelas XI

Kerajinan

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan

wirausahawan dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang keberagaman produk kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya

2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha 2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,

bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun semangat usaha

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

3.1 Memahami desain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.2 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi kerajinan dari bahan lunak

3.3 Memahami proses produksi kerajinan dari bahan lunak di wilayah setempat melalui pengamatan dari berbagai sumber

3.4 Menganalisis peluang usaha kerajinan dari bahan lunak berdasarkan pengamatan pasar di lingkungan wilayah setempat

(39)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 36

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya

3.6 Memahami sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras

3.7 Menganalisis proses produksi usaha kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat melalui

pengamatan dari berbagai sumber

3.8 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha kerajinan dari bahan kerasberdasarkan pengamatan peluang usaha 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1 Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan lunak berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.2 Mendesain prosesproduksi karya kerajinan dari

bahan lunak berdasarkan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan prosedurberkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya 4.3 Membuat karya kerajinan dari bahan lunak yang

berkembang di wilayah setempat dan lainnya

Gambar

Gambar 1 : Siswa magang di kantin sekolah
Gambar 2 : Siswa magang di koperasi sekolah
Gambar 3 : Kegiatan Bazar disekolah
Gambar 4 : Kegiatan praktek usaha
+5

Referensi

Dokumen terkait

- Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya - Mengidentifikasi

3.1 Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya rekayasa sebagai alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC berdasarkan konsep berkarya dengan4. pendekatan

4.6 Mendesain proses produksi karya kerajinan limbah tekstil berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya dan prosedur berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan

Contoh karya  kerajinan  tekstil dengan berbagai  teknik  konstruksi  (jahit, jahit  aplikasi, ,  makrame,  tenun, .. kan  konsep  berkarya  dengan  pendekat an 

3.5 Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi  produk kesehatan berdasarkan konsep berkarya dan peluang usaha dengan pendekatan

3.1 Memahami desain pembuatan dan pengemasan karya bahan alam berdasarkan konsep dan prosedur berkarya sesuai wilayah setempat4. 4.1 Membuat karya kerajinan dan pengemasan

 Desain produk aneka produk kerajinan dari bahan limbah sebagai fungsi hias  Unsur estetika dan ergonomis, praktis dan marketable desain produk kerajinan  Peluang usaha,

Indikator : - Mengetahui dan memahami desain dan pengemasan karya kerajinan dari bahan limbah organik lunak atau keras berdasarkan konsep dan prosedur sesuai wilayah setempat