• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Februari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Februari 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Februari 2014

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Selamat bertemu kembali dalam Warta KKI Edisi Februari 2014 ini. Mudah-mudahan summer yang luar biasa panasnya tahun ini tidak banyak mengganggu kesehatan, kegiatan harian dan aktivitas Anda lainnya. Bulan Februari adalah awal tahun sekolah bagi anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah. Kita mendoakan agar mereka mengawali tahun sekolahnya dengan baik dan lancar, khususnya bagi anak-anak kita yang baru pertama kali masuk sekolah di kindergarten atau kelas prep. Selamat datang kembali ke Melbourne bagi Romo Wahyu dan teman-teman lain yang baru pulang dari liburannya.

Dalam edisi ini Anda disajikan dengan bacaan dan renungan yang menarik dan berguna mengenai Doa, oleh chaplain kita Romo Wahyu O Carm lewat tulisannya yang berjudul “Berdoa Bersama Roh Kudus”. Romo Wahyu memulai tulisannya dengan merujuk pada Katekismus Gereja Katolik yang mengutip kata-kata St. Theresia dari Lisieux ketika berbicara tentang doa Kristen: “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah pencobaan dan di tengah kegembiraan.” (2558). Selanjutnya disampaikan bahwa doa memerlukan kedisiplinan dan perlu dilatih.

Ada banyak cara doa dalam tradisi Gereja Katolik. Ada doa-doa formal yang ditetapkan oleh Gereja, ada doa-doa dari Kitab Suci seperti Mazmur, ada juga doa-doa pribadi yang kita susun dan rumuskan sendiri. Tulisan Romo Wahyu menekankan tentang peranan Roh Kudus dalam doa, hubungan antara Roh Kudus dan nafas hidup, dan tradisi “doa nafas” atau aspirasi. Doa nafas adalah doa-doa sederhana yang dapat kita ucapkan bersamaan dengan tarikan nafas kita dan kita masukkan ke dalam hati kita. Mudah-mudahan pembaca dapat memetik banyak manfaat dari tulisan ini.

Masih ingat artikel singkat Romo Wahyu dalam Warta KKI edisi Desember 2013 dengan judul dalam bentuk pertanyaan, “Mengapa Mau Menjadi Katolik?” Dalam tulisan itu kita ditantang untuk merenungkan kembali pilihan kita untuk (tetap) menjadi Katolik, menjadi anggota sebuah Gereja tua berusia 2000 tahun di antara sekian banyak Gereja, banyak dari padanya yang moderen dan mungkin dengan ajaran yang tidak kaku dan lebih sesuai dengan zaman . Jawaban kita atas pertanyaan “Mengapa Mau Menjadi Katolik” mungkin akan bermacam-macam dan salah satunya dapat Anda baca di sini dalam artikel berjudul “Melihat Yang Lain - Bersyukur Menjadi Seorang Katolik”, karangan sdr Ben Sugija. Dalam tulisan ini Ben berbagi pengalamannya yang intinya adalah bersyukur menjadi seorang Katolik. Semoga tulisan ini medorong dan meneguhkan kita warga KKI dalam rasa syukur bahwa kita adalah anggota Gereja Katolik yang satu, kudus dan apostolik.

Dan akhirnya, saudara-saudari seiman, ada berita gembira untuk kita semua menyangkut kaul kekal dan tahbisan diakon dua putra Indonesia di Melbourne. Pada tanggal 14 Maret 2014 (Jumat) pk 7.30 pm Frater Izak Belyanan MGL akan

MISA KKI Minggu, 2 Mar 2014 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 9 Mar 2014 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.00 Minggu, 16 Mar 2014 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 23 Mar 2014 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

Asmon SVD) bersama dengan Prakash Brayan Menezes SVD dan Trien Phat Nguyen SVD akan mengucapkan kaul kekalnya di St Paschal’s Chapel, Box Hill. Dan pada tanggal 16 Maret 2014 (Minggu) pk 10.00 am Frater Bedi SVD dan kedua rekannya akan ditahbiskan Diakon di St Paschal’s Box Hill oleh Most Rev. Paul Bird CSsR, Uskup Ballarat. Frater Izak dan Frater Bedi tidak asing lagi di kalangan KKI, mereka selalu siap membantu, khususnya dalam kegiatan koor. Marilah kita menghadiri upacara kaul kekal dan tahbisan ini dan memberikan dukungan serta peneguhan kepada kedua calon imam kita.

Saudara-saudari seiman, selamat membaca, sampai jumpa dalam kegiatan-kegiatan KKI.

BERDOA BERSAMA ROH KUDUS

Oleh Romo Wahyu Anggono O Carm.

Pada bagian ke-empat dari Katekismus Gereja Katolik – yang berbicara tentang Doa Kristen – memberikan jawaban atas pertanyaan tentang apa itu Doa, Gereja mengutip kata-kata St. Theresia dari Lisieux:

“Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah pen-cobaan dan di tengah kegembiraan.” (2558).

St. Theresia juga menekankan perlunya kedisiplinan dalam berdoa. Doa merupakan suatu kegiatan batin

“Doa tidak terbatas pada pengungkapan spontan suatu dorongan batin; doa harus dikehendaki. Juga tidak cukup untuk mengetahui, apa yang Kitab Suci wahyukan tentang doa; doa harus dilatih. Roh Kudus mengajar anak-anak Allah berdoa dalam ‘Gereja yang beriman dan berdoa’ (DV 8) melalui Tradisi hidup, tradisi kudus.” (2650).

Dan sebagai penasihat kita ialah bahwa

“Tidak ada seorangpun dapat mengakui ‘Yesus adalah Tuhan’ selain oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Setiap kali kita mulai berdoa kepada Yesus, Roh Kudus menarik kita ke jalan doa, dengan perantaraan rahmat-Nya yang mendahului kita. Ia mengajar kita berdoa dengan mengingatkan kita akan Yesus; bagaimana mungkin kita tidak berdoa juga kepada-Nya sendiri? Karena itu Gereja mengundang kita berdoa setiap hari memohon Roh Kudus, terutama pada awal dan pada akhir setiap perbuatan yang penting.” (2670).

Ada banyak cara bagi kita untuk meminta anugerah Roh Kudus. Kita menggunaka doa-doa formal yang ditetapkan Ge-reja, Masmur, doa verbal yang kita susun sendiri dan doa-doa perbuatan dan keberadaan. Cara lain berdoa – yang meru-pakan bagian dari Tradisi yang hidup beberapa abad lamanya – ialah melalui ‘doa nafas’ atau aspirasi’ (= pengucapan dengan hembusan). Ini merupakan doa-doa sederhana yang dapat menyertai nafas kita sepanjang hari, sebagaimana kita ‘menariknya masuk ke hati’.

Hubungan nafas dan Roh memiliki bagian yang panjang dari kekayaan tradisi:

- Pada saat pertama ciptaan, “ketika gelap gulita menutupi samudera raya dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Ke 1:2).

- Roh dilihat dalam angin bertiup kembali ke laut selama peristiwa keluaran besar.

- Nafas berhembus melalui lembah dari tulang-tulang kering, sambil menghirup kehidupan kembali ke dalamnya. “Lalu kekuasaan Tuhan meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang ……… beginilah firman Tuhan Allah: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini,…..dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, satu tentara yang san-gat besar.” (Yehezkiel 37:1-10).

- Dan lagi dalam angin yang menghembus melalui rumah dimana murid laki-laki dan perempuan berkumpul pada Pentekosta.

(3)

Paus Yohanes Paulus menempatkannya dalam surat Ensikliknya Tuhan dan Pemberi Kehidupan menegaskan bahwa: “Nafas kehidupan ilahi, Roh Kudus, dalam cara yang sangat sederhana dan sangat biasa, mengungkapkan dirinya send-iri dan membuat dsend-irinya terasa dalam doa.

Suatu pikiran yang indah dan menyenangkan bahwa, dimanapun orang sedang berdoa dalam dunia ini, di sana Roh Kudus, adalah nafas hidup dari doa.” (65). Jadi tanpa Roh Kudus tidak ada doa.

Oleh karena itu pendapat/pengertian tentang hubungan nafas yang memberikan kehidupan sendiri dengan Roh yang memberikan kehidupan Allah itu sangat kuat dan sehat/sangat sempurna. Hal ini membawa kita kepada kedisiplinan dan kesederhanaan yang diperlukan dalam berdoa.

Doa-doa nafas yang diikuti semua biasanya memiliki pola yang sama dari dua bagian, yang masing-masing memiliki empat suku kata. Ini membantu kita memasukkan doa ke dalam suatu pola nafas yang normal. Anda dapat menemukan pola lain yang lebih membantu.

Jika Anda sedang duduk dengan tenang atau berbaring – dengan nafas yang lembut – doa dapat dinafaskan demikian: Spi-rit of God (sambil menarik nafas)

Help me to pray (sambil menghembuskan nafas).

Jika nafas itu lebih kuat – misalnya sementara berjalan, berjoging atau memotong rumput – itu lebih membantu untuk membuat satu pola 4-2-4:

Spi-rit of God (sementara menghembuskan nafas) INHALE ( tarik nafas)

Help me to pray (sambil menghembuskan nafas).

Beberapa juga menemukan pola yang membantu untuk mencocokan suku kata dengan irama dari langkah-langkah mereka.

Di sini ada daftar doa napas untuk Anda gunakan dan sesuaikanlah dengan jenis gayamu sendiri. Mungkin sedikit lebih baik dengan gaya itu dan Anda menikmatinya beberapa lama. Segera doa-doa itu menjadi nafas secara almiah! Atau seperti yang dikatakan Paulus:

“Dalam segala doa dan permohonan, berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu den-gan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.” (Ef 6:18)

Roh Allah Bantulah aku untuk melihat Bantulah aku untuk mendengar Roh Kudus Bantulah aku untuk mencintai

Berikanlah aku damai-Mu. Pemberi Kehidupan Berikanlah aku sukacitaMu

Kuatkanlah imanku Allah Penghibur Kuatkanlah harapanku

Kuatkanlah cintaku Allah Pembela Ada bersamaku di sini

Ada bersamaku sekarang Allah Penasihat Tinggallah bersamaku di sini

Tinggallah bersamaku sekarang

Pengudus Jadikanlah Engkau Pembimbingku/gaidku

Segera anda akan mengembangkan doa-doamu sendiri, sambil/dengan mengalamatkan bagian-bagian khusus dari hidupmu. Kemudian and boleh menemukan doamu sendiri dengan suatu pola seperti:

Roh Kasih Berikanlah aku kasihMu

(4)

Warta KKI diterbitkan oleh pengurus Keluarga Katolik Indonesia setiap akhir bulan.

Sumbangan tulisan, naskah, dan berita seputar kegiatan KKI anda, bisa di kirim lewat email ke Bpk Rufin Kedang di rufink@gmail.com

Deadline penerimaan tulisan/naskah tanggal 15 setiap bulannya.

“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” (Gal 5:25).

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang meny-elidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untk orang-orang kudus.” (Rm. 8:26-27).

MELIHAT YANG ‘LAIN’ – Bersyukur Menjadi Seorang Katolik

Oleh: Ben Sugija

Saya pernah mendapat bea siswa dari pemerintah Jepang untuk sekolah pasca sarjana di Asian Institute of Technology, Bangkok, di tahun 1972. Saya masih ingat pada minggu-minggu pertama setibanya di sana, bagaimana dan ke mana saya harus pergi menghadiri misa. Menghadapi kesulitan dalam bahasa lokal, maupun lokasi gereja, teman-teman sekampus lainnya yang dari denomasi yang lain mengundang untuk mengikuti kebaktian mereka. Alasan yang diajukan memang menarik, kebaktian mereka “sama” kok, kebaktian kepada Jesus dan dalam bahasa Inggris. Betulkah sama?

Dasar keras kepala, saya akhirnya pergi ke gereja lokal saja dalam bahasa setempat yang saya tidak mengerti. Ternyata, saya dapat mengikuti dan mengerti liturginya. Di situ saya mulai menghargai, Gereja Katolik yang sangat universal; Kita dapat mengerti makna proses ritual maupun liturgi yang sedang dilakukan imam maupun umat tanpa mengerti bahasa yang digunakan..

Tahun lalu saya liburan pergi ke Toronto, Canada. Situasi yang sama terjadi lagi, mau pergi ke misa dimana? Transportasi umum tidak tahu bagaimana menggunakannya. Salah satu anggauta keluarga mengusulkan untuk ikut mereka; saya ikut saja ke gereja Baptis dan pengalaman ini merupakan peristiwa pertama dimana saya mengikuti kebaktian yang “lain” dari Katolik.

Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh panitia, kebaktian pun dimulai dengan lagu-lagu yang dibawakan muda-mudi dengan tata suara yang megah. Iringan gitar listrik, hentakan drum, teriakan penyanyi sangat dominan. Saya men-coba untuk mendapatkan suasana yg khusuk dengan memejamkan mata, dan secara jujur, usaha ini sulit dalam suasana seperti itu. Khotbahnya pun baik. Kebaktian ditutup dengan perjamuan kudus, dan seingat saya, tanpa melalui konsekrasi. Umat diberikan anggur dan roti yang telah disediakan dalam konteiner dan gelas yang kecil.

Setelah kembali ke tempat saya menginap, saya merenung apa yang saya telah lakukan dan membandingkannya dengan misa kudus yang biasanya saya hadiri tiap minggu. Saya tidak mau mengatakan bahwa gereja mana yang lebih benar atau sejati. Semuanya itu tergantung dari suara hati masing-masing, dan apa tujuan dari menghadiri kebaktian itu. Pertama-tama, saya melihat “kelengkapan” liturgi gereja Katolik. Saya kutib liturginya dari buku Madah Bakti dan saya tabel-kan dibawah ini, yang terdiri dari empat bagian pokok dan diikuti oleh sub-bagian bagian lainnya.

(5)

Skema Tata Perayaan Ekaristi (dikutib dari buku Madah Bakti)

1.Pembukaan 2.Liturgi Sabda 3.Liturgi Ekaristi 4.Penutup

Pernyataan tobat Bacaan pertama Persembahan Berkat pengutusan Tuhan kasihanilah kami Bacaan kedua Doa syukur agung Penghormatan altar

Kemuliaan Bacaan injil Komuni

Doa pembukaan Homili / Khotbah Syahadat

Doa umat

Pengetahuan saya mengenai gereja maupun kebaktian gereja non-Katolik sangat minimum dan boleh dibilang tidak ada; lain dengan gereja Katolik. Marilah kita lihat tabel di atas dan coba mencernakannya; kita dapat melihat adanya pihak yang mohon pengampunan dan memuliakan, ingin mendengarkan pesan-pesan dari, dan memberi-kan persembahan kepada, meminta berkat dari pihak yang lain, yaitu Tuhan. Ada pihak yang di bawah dan ada yang di atas, yang menggambarkan hubungan ciptaan dengan sang pencipta, anak dengan bapak. Tidaklah her-an, proses ekaristi ini penuh dengan suasana yang hormat, kudus dan khusuk karena proses ini bukanlah suatu even hiburan yang ringan, tetapi mempunyai makna yang lengkap dan dalam. Sayang kalau sampai ada umat yang memintakan persyaratan, supaya khotbahnya harus penuh humor atau lucu, lagu-lagunya dapat membuat umat emosionil, diiringi tata suara yang gemuruh. Permintaan ini rasanya kurang relevan, karena ini menyangkut hubungan dengan Tuhan YMK. Bukan sekedar dari kita untuk kita, tetapi dari kita untuk Dia yang maha besar. Perayaan ekaristi dapat dilihat sebagai ekspresi pengakuan manusia sebagai ciptaan Tuhan, ketergantungan manusia kepada-Nya, dan juga kerinduan manusia kepada-Nya. Disamping mengakui kelemahan kita, kita juga mengenang kasih Allah yang telah mengurbankan Diri-nya sendiri didalam bagian konsekrasi, disusul dengan penyerahan diri dengan menyatukan diri kita kepada Tuhan melalui komuni. Undangan Tuhan Jesus yang men-gatakan, ... ‘Terimalah dan makanlah! Inilah tubuhku ...’ disusul lagi dengan, ... ‘Terimalah dan minumlah! Inilah piala darahku .... . Kenangkanlah aku dengan merayakan peristiwa ini’ , sangat menyentuh hati. Begitupun dengan bagian komuni, terasa sekali anugerah Tuhan untuk kita dapat meresapkan ke-akrapan maupun intimasi relasi kita dengan-Nya.

Kembali kepada pengalaman saya mengikuti kebaktian di gereja yang tidak Katolik, saya merasa sangat berterima kasih sekali kepada gereja Katolik yang telah mempersiapkan dan menyusun liturgi ekaristi yang begitu lengkap dan indah. Kelengkapan, keindahan, kekhusukan perayaan ekaristi ini jangan sampai membuat kita besar kepala, atau merasa lebih benar dari gereja lainnya, tetapi bersyukurlah.

Akhirnya, saya ingin mengajak pembaca untuk introspeksi bersama, melihat ulang dan bertanya kepada diri send-iri, mengapa dan apa tujuan kita menghadiri misa? Ingin menemui teman, sosialisasi, berkenalan dengan orang-orang sukses? Mendengarkan lagu-lagu yang menghanyutkan emosi dan homili yang kocak? Atau menghadap, menyembah, melepaskan kerinduan, memperbaiki dan meningkatkan relasi kita dengan-Nya? Saya berpendapat apa pun jawabannya, tidak ada yang salah, semuanya tergantung akal budi dan hati nurani kita masing-masing.

(6)

DOA KEPADA ROH KUDUS: DATANGLAH, YA ROH PENCIPTA

(VENI CREATOR SPIRITUS)

Datanglah, ya Roh Pencipta, hati kami kunjungilah

Penuhi dengan rahmatMu, jiwa kami ciptaanMu

Kau digelari Penghibur, karunia Allah yang luhur

Kau hidup, api dan kasih, dan pengurapan Ilahi

Dikau sapta karunia, dan tangan kanan Ilahi

Engkau yang Bapa janjikan, Kau-pergandakan bahasa

Sinari hati umatMu, dan curahkanlah cintaMu

Semoga Dikau kuatkan, yang rapuh dalam tubuhnya

Halaulah musuh umatMu, berilah kami damaiMu

Agar dengan tuntunanMu, kami hindarkan yang jahat

Buatlah kami mengenal, serta mengimani terus

Bapa dan Putra yang tunggal, dan Engkau Roh keduanya

Dipujilah Allah Bapa, dan Putra yang sudah bangkit

Serta Roh Kudus Penghibur, kini dan sepanjang masa. Amin

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan adanya kegiatan perbaikan jaringan irigasi di Kelompok Tani kami dapat meningkatkan produksi dan produktifitas hasil pertanian terutama padi .Besar harapan kami

Rasio Kemandirian keuangan daerah Kabupaten Trenggalek tahun anggaran 2013-2015 dengan hasil tingkat rata” sebesar 27.80%, menggambarkan kinerja masih sangat rendah sehingga

 Penggunaan SAP Solution Manager Enterprise Edition (dan setiap penerus SAP Solution Manager Enterprise Edition yang diberikan berdasarkan dokumen ini) akan tunduk

Kelakuan berkas berupa jangkau proton dan profil berkas di dalam target cair diamati dengan simulasi program SRIM, dan efek-efeknya tentang perubahan suhu dan tekanan yang

tertulis atau cetak yang berisi materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, dan latihan yang disusun secara sistematis dan menarik untuk

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Subjective well-being dapat ditemukan pada informan yang menjadi anggota komunits laskar sedekah Surakarta, hal tersebut dapat dilihat bagaimana perasaan bahagia,

Konversikan 3 digit Data RF dan 3 digit Data biaya ke dalam nilai.