• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN MOTIVASI MELALUI TELEPON DAPAT MENINGKATKAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN MOTIVASI MELALUI TELEPON DAPAT MENINGKATKAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN MOTIVASI MELALUI TELEPON DAPAT

MENINGKATKAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI

TABLET TAMBAH DARAH

Nadimin1

1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

ABSTRACT

Background: Nutrition anemia is still a serious nutritional problem in pregnant women.

One reason is the lack of adherence levels of pregnant women taking TTD due to forgetfulness and low knowledge of the mother. This study aims to mengathui influence of pregnant pregnant motivation through mobile phone to compliance to consume TTD.

Methods: This research was conducted experimentally through the provision of

motivation using mobile phone for 1 month. Before and after the measurement of TTD consumption compliance.

Results: The results showed that the number of pregnant women whose adherence was

good in consuming TTD before intervention was 53.3%, after intervention activity became 73.3%.

Conclusions: Motivation activities through mobile phones can improve adherence to

TTD in pregnant women. Motivational activities should be done continuously until pregnant women carry out labor.

Keywords: Motivation, Telephone, Pregnant Mothers, TTD

PENDAHULUAN

Kekurangan zat besi merupakan masalah gizi yang paling umum ditemukan di seluruh dunia, yang menyebabkan anemia gizi besi pada 500 sampai dengan 600 juta orang (Aslan, 2011). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 37,1% (Kemenkes RI, 2013), dan di Sulawesi Selatan sebesar 46,7% (LIPI, 2008).

Jumlah penderita anemia pada ibu hamil di Sulawesi Selatan bervariasi setiap kabupaten atau kota. Kota Makassar termasuk salah satu daerah yang memiliki jumlah prevalensi anemia pada kehamilan yang cukup tinggi. Hasil survey yang dilakukan oleh Mashita, 2014 terhadap ibu hamil pekerja informal, menemukan ibu hamil yang menderita anemia sebesar 48,64%. Nadimin (2015) dalam hasil survey pada ibu hamil yang bermukim di pesisir pantai Kota Makassar, menemukan penderita anemia sebesar 57%.

Salah satu program yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan dan

penanggulangan anemia pada ibu hamil adalah melalui pemberian tablet tambah darah (TTD). Angka cakupan TTD terutama di Kota Makassar sudah tergolong tinggi, namun prevalensi anemia di daerah ini juga masih tergolong tinggi. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsum suplemen tersebut. Rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi suplemen besi merupakan salah satu penyebab angka prevalensi anemia masih tetap tinggi (Purwaningsih, dkk., 2004).

Meskipun ibu rutin memeriksakan kehamilan dan mendapat tablet besi folat dari petugas setiap kunjungan, namun suplemen tersebut tidak dapat dikonsumsi sesuai anjuran. Ibu hamil yang mengkonsumsi TTD secara teratur; di Klaten Jawa Tengah baru mencapai 53.41% (Iswanto B, 2012), Sulsel mencapai 32,4% (Kemenkes RI, 2013) dan di Makassar mencapai 70,99% (Kautshar N, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta menunjukkan sekitar 40%-50% ibu tidak patuh minum TTD. Penelitian Nipayani

(2)

(2008) di Semarang, dari 30 orang responden, 30% diantaranya tidak patuh minum TTD (Maisa,2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Muliaty di Kabupaten Sidrap menemukan bahwa motivasi ibu hamil menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD dan responden yang patuh dalam mengonsumsi TTD sebanyak 73 % (Muliaty, 2007). Kautshar, 2013 melaporkan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi TTD berhubungan dengan pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan peran petugas.

Hampir setiap ibu rumah tangga di Kota-kota besar terutama di Kota Makassar memiliki telepon genggam (handphone/HP). Kepemilikan HP oleh setiap anggota masyarakat memiliki manfaat sangat positif yaitu sebagai alat komunikasi dan juga dapat digunakan sebagai media edukasi. HP dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi-informasi kesehatan kepada kelompok sasaran, tanpa harus bertatap muka langsung. Penggunakan teknologi HP ini diyakini akan lebih efisien mengingat motivator dapat langsung menghubungi klien di tempat masing-masing, tanpa harus bertemu langsung. Salah satu kendala dalam kegiatan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) selama ini adalah sulitnya mengumpulkan para ibu hamil akibat kesibukannya dan kurangnya akses ke tempat pelayanan kesehatan. Dalam metode motivasi melalui HP, ibu hamil tidak perlu meninggalkan aktivitas rutinnya guna menghadiri kegiatan KIE tersebut. Waktu pelaksanaanya juga dinilai lebih fleksibel, disesuikan dengan kesempatan kedua belah pihak.

Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian motivasi ibu hamil dengan menggunakan telepon genggam terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah).

METODE

Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan interevnsi berupa motivasi dan edukasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi folat dalam rangka mencegah anemia pada ibu hamil. Kegiatan motivasi dan edukasi dilakukan secara individu oleh petugas terlatih kepada setiap ibu hamil dan anggota keluarganya, dengan menggunakan alat telepon genggam. Motivator menghubungi setiap ibu hamil sasaran pada setiap malam yaitu mulai pukul 19.00 wita. Setiap kontak

telpon, motivator selalu mengingatkan dan memotivasi sasaran untuk minum tablet besi folat. Motivator menghubungi sasaran setiap hari pada minggu pertama dan minggu kedua, dan setiap dua hari pada minggu kedua dan minggu ketiga. Pada akhir kegiatan (hari ke 31) dilakukan kunjungan rumah pada setiap sasaran untuk mengetahui jumlah tablet besi folat yang dikonsumsi selama satu bulan.

Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Sudiang Raya, Puskesmas Sudiang dan Puskesmas Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Oktober sd Desember 2015.

Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya, Puskesmas Sudiang dan Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar.

Pengumpulan data dasar yang meliputi identitas, riwayat kehamil dan konsumsi TTD awal dilakukan melalui wawancara pada ibu hamil pada saat melakukan kunjungan ANC di puskesmas. Data kepatuhan konsumsi TTD akahir dilakukan setelah selesai intervensi, melalui wawancara dan mengamati jumlah TTD yang masih tersisa. Data yang telah terkumpul diimput kedalam program pengolahan data SPSS untuk selanjutnya diolah dan dialysis secara deskriptif yaitu menilai frekwensi kepatuhan konsumsi TTD antara sebelum dan sesudah interevensi.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil yang menjadi responden penenlitian ini memiliki tingkat pendidikan yang sudah memadai. Sebagian besar berpendidikan SMU (53.3%) dan SMP (26,7%). Dilihat dari pekerjaan utamanya, pada umumnya ibu hamil hanya bekerja mengurus rumah tangga (86,7%). Distribusi umur lebih banyak pada umur 30-35 tahun (40,0%) dan umur 19-25 tahun (33,3%). Sedangkan yang berumur 25-30 tahun sebanyak 20,0%.

(3)

Tabel 1

Tingkat pendidikan, pekerjaan dan umur ibu hamil

Variabel n % Tingkat pendidikan  Sekolah dasar  SMP  SMU  Perguruan tinggi 2 4 8 1 13,3 26,7 53,3 6,7 Pekerjaan

 Urusan rumah tangga  Karyawati 13 2 86,7 13,3 Umur  19-25 tahun  25-30 tahun  30-35 tahun  >35 tahun 5 3 6 1 33,3 20,0 40,0 6,4 Jumlah 15 100 Tabel 2

Distribusi ibu Hamil menurut Riwayat kehamilan Riwayat kehamilan n % Umur kehamilan 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan 2 5 8 13,4 33,3 53,3 Frekwensi kehamilan 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 4 6 2 2 1 26,7 40,0 13,3 13,3 6,7 Paritas 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 8 4 1 2 53,3 26,7 6,7 13,3 Jumlah 15 100

Tabel 2 menunjukkan distribusi umur kehamilan responden yang terbanyak adalah umur kehamilan triwulan ketiga (53.3%), disusul triwulan kedua (33,3%) dan triwulan pertama sebanyak 13,4%.

Ditinjau dari frekwensi kehamilan, kebanyakan responden baru mengalami kehamilan sampai dua kali (40,0%) dan satu kali (26,7%). Ibu hamil yang sudah mengalami kehamilan sebanyak tiga kali atau lebih menyapai 33,3%.

Tabel 3

Konsumsi Tablet Tambah Darah

Variabel n % Mendapat tablet Fe Sudah pernah Belum pernah 14 1 93,3 6,7 Tempat mendapat Tablet Fe

Puskesmas/rumah sakit Bidan/dokter praktek Beli di apotek/toko obat

14 0 1 93,3 0 6,7 Kebiasaan minum tablet Fe

Diminum setiap hari Tidak diminum setiap hari Tidak pernah minum

11 3 1 73,3 20,0 6,7 Jumlah 15 100

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden sudah pernah melahirkan sebanyak satu kali (53,3%) dan dua kali (26,7%). Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang menjadi responden sudah pernah mendapat tablet tambah darah (93,3%). Sebagian tablet tambah darah tersebut diperoleh di unit pelayanan kesehatan puskesmas/rumah sakit. Meskipun ibu hamil sudah mendapatkan tablet tambah darah namun tidak semuanya dapat dikonsumsi sesuai aturan. Tabel 3 menunjukkan jumlah ibu hamil yang mengkonsusmsi tablet tambah darah setiap hari baru mencapai 73,3%. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

Data pada grafik menunjukkan jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi TTD secara teratur mengalami peningkatan. Sebelum kegiatan motivasi jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi secara teratur hanya mencapai 53,3% meningkat menjadi 73,3% setelah dilakukan motivasi selama satu bulan.

Grafik 1. Proporsi (%) ibu hamil menurut kepatuhan konsumsi TDD 53,3 73,3 46,7 26,7 Sebelum Sesudah Patuh Kurang

(4)

PEMBAHASAN

Konsumsi TTD pada ibu hamil mengalmi peningkatan antara sebelum dan sesudah dilakukan motivasi melalui telepon genggam. Meskipun data tersebut menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi namun peningkatannya belum dapat mencapai target. Harapannya, setiap ibu hamil harus mengkonsumsi tablet besi folat setiap hari (30 tablet setiap bulan) dengan faktor koreksi 10%, sehingga minimal dikonsumsi 27 tablet dalam sebulan. Rerata ibu hamil hanya menghabiskan tablet besi folat sebanyak 22 tablet selama sebulan. Jika dibandingkan dengan data-data hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kegiatan motivasi ini dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi folat, meskipun belum maksimal.

Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi-folat secara teratur; di Klaten Jawa Tengah baru mencapai 53.41% (Iswanto B, 2012). Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi folat secara teratur di Sulsel baru mencapai 32,4% (Kemenkes RI, 2013) dan di Makassar mencapai 70,99% (Kautshar N, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta menunjukkan sekitar 40%-50% ibu tidak patuh minum tablet Fe. Penelitian Nipayani (2008) di Semarang, dari 30 orang responden, 30% diantaranya tidak patuh minum tablet Fe (Maisa,2010). Jika dibandingkan dengan data-data tersebut maka kegiatan ini dapat dianggap memberikan manfaat guna meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet besi folat pada ibu hamil.

Penelitian yang dilakukan oleh Muliaty di Kabupaten Sidrap menemukan bahwa motivasi ibu hamil menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi dan responden yang patuh dalam mengonsumsi tablet zat besi sebanyak 73 % (Muliaty, 2007). Kautshar, 2013 melaporkan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi folat berhubungan dengan pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan peran petugas.

Ibu hami merupakan golongan yang rawan mengalami anemia akibat meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa tersebut. Kebutuhan zat besi selama kehamilan sulit dipenuhi hanya dari asupan makanan sehingga ibu hamil perlu mendapat tambahan zat besi melalui suplemen. Salah satu program yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan anemia

pada ibu hamil adalah melalui pemberian suplemen besi folat atau tablet tambah darah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan dalam penelitian sebelumnya. Kegiatan pendampingan yang dilakukan Aditiantri (2015) terhadap dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang anemia sehingga berdampak pula pada peningkatan kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Namun, kegiatan pendampingan tersebut tidak langsung dilakukan pada ibu hamil melainkan pada suami/orang tua/mertua/kader/keluarga dekat lainnya yang tinggal dalam 1 rumah atau rumahnya sangat berdekatan. Kepatuhan konsumsi TTD di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan tergolong masih rendah. Penyebab masalah tersebut adalah kurangnya mativasi dan masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil yang berkaitan dengan manfaat dan tidak konsumsi TTD. Penelitian yang dilakukan oleh Muliaty di Kabupaten Sidrap menemukan bahwa motivasi ibu hamil menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi dan responden yang patuh dalam mengonsumsi TTD (Muliaty, 2007). Kautshar, 2013 melaporkan bahwa kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi folat berhubungan dengan pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan peran petugas. Pengetahuan ibu hamil memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet zat besi (Kemenkes, 2015). Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan anemia itu, terutama yang berkaitan dengan dampak akibat anemia zat besi pada ibu hamil (Puspitasari FD, 2008). Selain faktor pengetahuan, rendahnya tingkat kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD juga disebabkan faktor lupa, takut bayi menjadi besar, kesadaran yang kurang mengenai pentingnya tablet besi, ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil dan bayi, serta adanya efek samping (mual atau pusing) yang ditimbulkan setelah minum tablet besi (Subarda, 2011). Penelitian kualitatif yang dilakukan di tiga kabupaten di Jawa Barat menunjukkan masih kurangnya pemahaman ibu tentang TTD. Ibu tidak minum TTD karena menurutnya konsumsi TTD dapat menyebabkan janin besar dan dapat menyulitkan pada waktu melahirkan (Titaley CR, 2010).

(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan motivasi melalui telepon dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam megkonsumsi tablet besi folat. Kegiatan motivasi konsumsi tablet basi folat perlu dilakukan selama masa kehamilan, tidak cukup satu bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Aslan M, Horoz M., Çelik H. 2011. Evaluation of oxidative status in iron deficiency anemia through total antioxidant capacity measured using an automated method. Turk J Hematol 2011; 28: 42-6.

Kautshar N, Suriah, Jafar N. 2013. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Bara-Baraya Tahun 2013

Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

LIPI. 2008. Laporan Riset Kesehatan Dasar

Tahun 2007. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta, 2008.

Maisa, Esthika Ariany. (2012). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Skripsi. Universitas Andalas.

Muliaty. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan KepatuhanIbu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di RSUD Arifin Nu’mang Rappang Kabupaten Sidrap. FKM Unhas

Nadimin. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Pencegahan Anemia, Kerusakan DNA Oksidatif pada Ibu Hamil dan Berat Badan Lahir Bayi. Pascasarja Universitas Hasanuddin, Makassar.

Nipayani, 2008, Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi Di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, KTI Prog. D3 Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo, Semarang

Purwaningsih, Sri, dkk. (2004). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Ibu Hamil dalam Meng -konsumsi Tablet besi.http://ejournal.undip.ac.id/

index.php/ jnc. Diakses pada tanggal 19 Februari 2013.

Kemenkes RI. 2015. Pedoman penatalaksanaan pemberian tablet tambah darah. Jakarta : Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes RI, 2015.

Puspitasari FD, Saryono S, dan Ramawati D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi di Desa Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman. 2008;3:25-31.

Titaley CR. Why don’t some women attend antenatal and postnatal care service? a qualitative study on community members perspective in Garut, Sukabumi and Ciamis District of West Java Province, Indonesia. Bio Med Central Pregnancy Childbirth. 2010; 10:1-12.

Subarda, Hakimi M, dan Helmyati S. Pelayanan antenatal care dalam pengelolaan anemia berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil minum tablet besi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2011;8:7-13.

Aditianti, Yurista Permanasari, dan Elisa Diana Julianti. 2015. Pendampingan Minum Tablet Tambah Darah (TTD) dapat Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi TTD pada Ibu Hamil. Penelitian Gizi dan Makanan, Juni 2015 Vol. 38 (1): 71-78 .

Gambar

Tabel  2  menunjukkan  distribusi  umur  kehamilan    responden  yang  terbanyak  adalah  umur  kehamilan  triwulan  ketiga  (53.3%),  disusul  triwulan  kedua  (33,3%)  dan  triwulan  pertama sebanyak 13,4%

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan Jalan Pandanaran, merupakan kawasan jalan yang banyak dilalui oleh pengguna jalan, termasuk pejalan kaki. Sejak awal tahun 2013 penyediaan fasilitas jalur sirkulasi

Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, masalah yang akan penulis angkat dalam penelitian ini adalah lebih menitik beratkan pada faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan di Kabupaten Nias memiliki asertivitas yang rendah antara lain adalah jenis kelamin, budaya patriarki, tingkat pendidikan

Oleh karana itu penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengukur indeks bias berbagai jenis kaca dengan menggunakan prinsip pembiasan.. Hasil eksperimen ini

Dari perancangan dan implementasi serta pengujian sistem operasi cloud opennebula untuk mengatur resources komputasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

Begitu pula Mcinerney & Fink (2003) yang mengungkapkan bahwa Team Based Learning banyak bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian

Jawab: Dari tugas membaca buku tersebut, hal yang dapat saya pelajari adalah Tidak mencontoh kegiatan korupsi di lingkungan sekolah karena itu akan merugikan bangsa kita

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum.. BUKU 3 dan BUKU 4