• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU BATAK ANGKOLA (STUDI DI KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA) TESIS. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU BATAK ANGKOLA (STUDI DI KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA) TESIS. Oleh"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU

BATAK ANGKOLA (STUDI DI KECAMATAN PADANGBOLAK

KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA)

TESIS

Oleh

RAMADHAN PUTERA BAKTI

147011102/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU

BATAK ANGKOLA (STUDI DI KECAMATAN PADANGBOLAK

KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

RAMADHAN PUTERA BAKTI

147011102/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU BATAK ANGKOLA (STUDI DI

KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN

PADANGLAWAS UTARA) Nama Mahasiswa : RAMADHAN PUTERA BAKTI Nomor Pokok : 147011102

Program Studi : KENOTARIATAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum) (Dr. Edy Ikhsan, SH, MA)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 09 February 2017

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum

2. Dr. Edy Ikhsan, SH, MA

3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Rosnidar Sembiring, SH, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RAMADHAN PUTERA BAKTI

Nim : 147011102

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERGESERAN PEMBAGIAN WARIS ADAT DALAM SUKU BATAK ANGKOLA (STUDI DI KECAMATAN

PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS

UTARA)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama : RAMADHAN PUTERA BAKTI Nim : 147011102

(6)

ABSTRAK

Salah satu sifat dari hukum adat termasuk hukum waris adat adalah bersifat dinamis, artinya dapat berubah dari waktu kewaktu mengikuti perkembangan masyarakat, dan dapat pula berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lainnya sejalan dengan kebudayaan masyarakat masing-masing. Suku Batak Angkola adalah salah satu suku dari sekian banyak rumpun batak yang telah lama hidup dalam suatu komunitas di kabupaten Padanglawas Utara. Orang Angkola merupakan suatu kelompok masyarakat dari etnis Batak, yang menurut cerita menduduki wilayah Angkola sejak berabad-abad yang lalu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menggunakan pendekatan yuridis empiris yaitu cara yang dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.

Hasil penelitian diketahui bahwa terjadinya pergeseran pada hukum waris adat Angkola, khususnya di dua desa, (desa Sosopan, desa Purbasinomba) kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara, antara lain disebabkan: faktor agama, faktor pendidikan, faktor ekonomi. Ketiga faktor tersebut mencerminkan pola pikir yang positif untuk mencapai rasa keadilan dalam hal pembagian waris pada masyarakat adat di Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara. Dalam hal pembagian waris pada masyarakat adat Batak Angkola kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padanglawas Utara, lembaga adat dan budaya Padanglawas Utara mempunyai dua peran penting, Jika terjadi sengketa diantara para pewaris lembaga adat dan budaya bertindak sebagai mediator/penengah. Dalam hal pembagian waris lembaga adat dan budaya berperan sebagai pemberi nasehat atau saran bagi para waris dengan membebaskan para waris untuk memilih cara penyelesaian pembagian warisan baik secara adat atau secara faraidh (hukum waris Islam). Pembagian warisan pada masyarakat Batak Angkola didesa Sosopan dan desa Purbasinomba Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas Utara sebagian sudah menerapkan pembagian warisan secara faraidh yaitu dengan membagi waris bagi ahli waris laki-laki dan perempuan berbanding 2:1. Walaupun terjadi pergeseran pergeseran hukum waris adat menjadi hukum waris Islam, sebaiknya tata cara pembagian waris adat Angkola tetap diperhatikan agar nantinya nilai nilai adat tidak punah. Hendaknya lembaga adat dan budaya kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara melakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat mengerti tentang pentingnya pengetahuan tentang pembagian warisan. Bagi masyarakat di desa sosopan dan desa Purbasinomba kecamatan Padangbolak kabupaten Padanglawas Utara dalam menjalankan pembagian warisan yang masyarakatnya 100 % beragama Islam agar tetap menjaga nilai nilai dari pelaksanaan hukum waris Islam sehingga tercapai keadilan yang seadil-adilnya.

(7)

ii ABSTRACT

One of the characteristics of adat law in Inheritance Law is dynamic which means that it can change any time, along with community development; it can also be different from one place to another according to each community development. Batak Angkola tribe is one of the Batak ethnic groups that have long dwelled in Padanglawas Utara Regency. They are a communal group of Batak community that has long settled in the Angkola area since centuries ago.

The research used descriptive and judicial empirical method by solving the research problems with secondary data, followed by primary data in the field.

The result of the research showed that there was the shift in the Angkola adat (customary) inheritance law at two villages: Sosopan village and Purbasinomba village, Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. It is caused by religious, educational, and economic factors. These three factors reflect positive mindset to achieve justice in distributing inheritance of the adat community in Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency. In distributing inheritance in Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, the Adat and Cultural Institution of Padanglawas Utara plays two important roles: when there is a dispute among heirs, it will act as mediator when there is a dispute among the heirs and as advisor that provides advice and suggestion to settle the dispute in adat or ‘faraidh’ (the Islamic inheritance law). The distribution of inheritance in the Batak Angkola community at Sosopan village and Purbasinomba village, has been done by applying ‘faraidh’ with the ratio of 2:1 between male heirs and female heirs. Even though there is a shift from the adat inheritance law to the Islamic inheritance law, it is recommended that the procedure of distributing inheritance in the adat Angkola be paid full attention in order that the adat values do not extinct. The adat and cultural institution in Padangbolak Subdistrict, Padanglawas Utara Regency, provide counseling about the importance of distributing inheritance properly at the villages so that people will understand it well. The people at Sosopan village and Purbasinomba village, who are Moslems, should maintain the values of distributing inheritance according to the Islamic law so that justice will be achieved.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulisan tesis yang berjudul “PERGESERAN PEMBAGIAN

WARIS ADAT DALAM SUKU BATAK ANGKOLA (STUDI DI

KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANG LAWAS

UTARA)”, telah dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, Ibu Dr. Idha

Aprilyana Sembiring, SH, M.Hum., dan Bapak Dr. Edy Ikhsan, S.H, MA.,

selaku komisi pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan pendidikan ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.

(9)

iv

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A. SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program

Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan , kritik untuk mencapai kesempurnaan dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti proses kegiatan perkuliahan.

7. Seluruh staff/ pegawai di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama ini dalam menjalankan pendidikan.

8. Pihak Lembaga Adat Dan Budaya Kabupaten Padanglawas Utara dan Kantor Balai Pusat Statistik Kabupaten Padanglawas Utara yang telah membantu mengumpulkan data serta semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan saran yang sangat membangun dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar hasil, sampai ujian tertutup, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih sempurna dan terarah

9. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya Ely yusnita, Beby Muhasnah, Salawaty Suyetno, Sofiyati, Herlina Napitupilu, Suaib Bancin, Hasan Salam T, Fauzi Aldy dan Deo Andika, serta rekan-rekan MKn USU yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis baik berupa masukan dan dukungan dalam penulisan tesis ini, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih baik.

Kemudian juga motivator terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan doa, cinta, kasih sayang, semangat serta dukungan yang tidak henti-hentinya kepada penulis, yaitu Ayahanda (Alm) H. Salman Dalimunthe, Ibunda

(10)

(Almh) Hj. Rosmawar Harahap, Istri saya tercinta Lenny Marlina Harahap, Spd, dan anak-anak saya yang sangat saya sayangi Muhammad Oxy alfarizy Dalimunthe, Fakhri Ramadhani Alfarizy Dalimunthe, Fakhira Madeli Alfarizy Dalimunthe yang telah mengorbankan segalanya selama menempuh perjuangan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Amin Yaa Rabbal’alamin.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Februari 2017 Penulis,

(11)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ramadhan Putera Bakti Tempat/ Tanggal Lahir : Simatorkis, 28 Agustus 1977 Agama : Islam

Alamat : Jalan Sudirman Ex Merdeka Gang Mesjid No 19 G Kelurahan Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 39 Tahun Kewarganegaraan : Indonesia

Anak ke - : 3 (tiga) dari 4 (empat) bersaudara

II. KELUARGA

Nama Ayah : (Alm) H.Salman alfarizy Dalimunthe Nama Ibu : (Almh) Hj.Rosmawar Harahap Nama Istri : Lenni Marlina Harahap S.pd

Nama Anak : Muhammad Oxy Alfarizy Dalimunthe : Fakhri Ramadhani Alfarizy Dalimunthe : Fakhira Madeli Alfarizy Dalimunthe

III. PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri 26 Padangsidimpuan (1985-1990)

Sekolah Menengah Pertama : SLTP Negeri 4 Padangsidimpuan (1990-1993)

Sekolah Menengah Atas : SMAN 4 Padangsidimpuan (1993-1996) Strata I (S1) : S1 Fakultas HukumUMTS Tapanuli Selatan

(1998-2002)

Strata 2 (S2) : S2 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum USU

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 13 C. Tujuan Penelitian ... 13 D. Manfaat Penelitian ... 14 E. Keaslian Penelitian... 14

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ... 15

1. Kerangka Teori ... 15

2. Konsepsi... 20

G. Metode Penelitian... 22

1. Sifat Penelitian Dan Metode Pendekatan... 22

2. Lokasi Penelitian... 23

3. Populasi dan sampel... 28

4. Responden dan Informan ... 29

5. Sumber Data ... 30

6. Tehnik Pengumpulan Data... 31

(13)

viii

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB YANG

MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGESERAN

HUKUM WARIS ADAT ANGKOLA DI KECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA 34

A. Faktor Agama... 34 B. Faktor Ekonomi... 41 C. Faktor Pendidikan ... 43 1. Lingkungan Keluarga... 44 2. Lingkungan Sekolah ... 45 3. Lingkungan Masyarakat... 46

BAB III PERAN LEMBAGA ADAT DALAM MENYIKAPI PERGESERAN HUKUM WARIS ADAT ANGKOLA DI KECAMATAN PADANG BOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA ... 50

1. Pengertian lembaga adat masyarakat Angkola di kabupaten Padanglawas Utara ... 50

A. Pengertian Lembaga Adat ... 50

B. Fungsi Lembaga Adat ... 53

C. Wewenang Lembaga Adat ... 54

D. Tugas dan Kewajiban Lembaga adat ... 55

2. Peranan Lembaga Adat Angkola Dalam Menyikapi Pergeseran Hukum Waris Adat Angkola ... 56

BAB IV PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ANGKOLA DIKECAMATAN PADANGBOLAK KABUPATEN PADANGLAWAS UTARA 69 A. Hukum Waris Adat ... 69

1. Pengertian Hukum Waris ... 69

2. Pengertian Hukum Waris Adat ... 74

3. Sistem Pewarisan ... 81

4. Pelaksanaan Pembagian Waris Adat pada Masyarakat Angkola... 84

(14)

B. Pelaksanaan Pembagian Warisan Saat Ini Pada Masyarakat Angkola di Kecamatan Padangbolak Kabupaten Padanglawas

Utara... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran... 103

(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah penduduk ... 27 Tabel 2 : Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa

Sosopan Kec. Padang bolak Kab. Padanglawas Utara... 27 Tabel 3 : Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa

Purba sinomba Kec.Padang bolak Kab. Padanglawas

Utara... 27 Tabel 4 : Klasifikasi penganut agama di desa Purba sinomba

Kec.Padang bolak Kab. Padanglawas Utara ... 28 Tabel 5 : Klasifikasi penganut agama di desa Sosopan

Kec.Padang bolak Kab. Padanglawas Utara ... 28 Tabel 6 : Cara Pembahagian Harta Warisan ... 91 Tabel 7 : Pelaksanaan pembagian warisan ... 98

(16)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Pelaksanaan pembagian warisan... 61 Skema 2 : Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa Pembagian Warisan ... 62

(17)

xii

DAFTAR ISTILAH

1. Vaderrechtelijk yaitu keturunan pihak bapak

2. Ouderrechtelijk, parenteel: keturunan pihak bapak ibu 3. Socialeeenheden: kesatuan kesatuan sosial

4. Stamvader: satu nenek moyang laki-laki

5. Endogami: perkawinan dalam suku

6. Dubbel-unilateral: prinsip unilateral berganda

7. Koletif: bersama-sama

8. Marga :suatu taksonomi diantara suku dan jenis, serta merupakan wadah yang

mempersatukan jenis-jenis yang erat hubungannya 9. Library research:penelitian kepustakaan

10. Field research:Penelitian Lapangan

11. Holong ate: pemberian yang cukup hanya disetujui oleh istrinya tanpa persetujuan seluruh anak dan ahli waris lainnya

12. Mahar/boli/jujur: dilepaskan dari klannya untuk kemudian dimasukkan kedalam klan suaminya dan selanjutnya berhak dan berkewajiban dan bertugas

dilingkungan keluarga suami 13. Oikos: rumah tangga dirancang 14. Nomos: tata, aturan

15. By design:dirancang

16. Komunal:corak bersifat kebersamaan 17. Institution:pendirian, lembaga

(18)

18. Dalihan na tolu : hirarki pengelompokan kekerabatan (mora, kahanggi, anakboru) yang saling berkaitan dan berbagai fungsional yang harus dipenuhi dalam melakukan tujuan bersama, memelihara pola dan mempertahankan kesatuan

19. Kahanggi: saudara laki-laki dari suhut, inklusif para suami mereka, beserta seluruh keturunannya menurut laki-laki.

20. Saama saina: saudara kandung yang seayah dan seibu 21. Marangkang maranggi:saudara yang sedarah

22. Saama: saudara kandung satu ayah 23. Saoppu:saudara satu nenek

24. Saparamaan: saudara sepupu dari saudara kandung ayah

25. Saparoppuan: saudara satu marga yang masih dalam satu garis keturunan 26. Sabona: saudara satu desa

27. Sahaturunan: Saudara semarga

28. Bonabulu: pendiri Kampung

29. Suhut :mereka yang merupakan tuan rumah didalam pelaksanaan upacara adat

30. Kahanggi: saudara laki-laki dari suhut beserta seluruh keturunannya menurut garis laki-laki, inklusif para istri mereka

31. Kahanggi Pareban: Kelompok orang/seseorang yang kedudukannya menjadi kahanggi, karena sepengambilan (istrinya bersaudara)

32. Hombarsuhut (kahanggi) adalah kelompok yang kedudukannya dapat ditautkan dengan silsilah keluarga

33. Harajaon di huta adalah kerabat kerabat, kahanggi dan raja dihuta, (yang mendirikan huta dan yang masih satu keturunan dan semarga dengannya).

(19)

xiv

34. Huta: kampung atau desa.

35. Anak boru: saudara perempuan dari suhut, inklusif para suami mereka, beserta

seluruh keturunannya menurut garis laki-laki.

36. Anak boru pusako adalah anakboru yang karena orang tuanya mengambil istri dari kelompok suhut.

37. Anak boru topot rata adalah anak boru yang mengambil istri dari keluarga mora. 38. Anak boru bona bulu( anak boru asal pangalehenan niboru) adalah anak boru

yang telah mempunyai kedudukan sebagai anakboru sejak pertama kalinya

suhut menempati huta.

39. Mora, yaitu pihak yang memberikan istri kepada pihak pertama.

40. Mora mual adalah kelompok keluarga yang secara turun temurun menjadi mora. 41. Mora bako (pangalapan boru) adalah mora tempat kelompok suhut mengambil

boru.

42. Mora pambuatan boru adalah kelompok keluarga tempat suhut mengambil istri. 43. Mora soksok adalah kelompok keluarga yang telah memberi boru,atau orang tua

dari ibu.

44. Horja:Acara acara adat, pesta adat

45. Siriaon:kegembiraan meliputi acara adat kelahiran, perkawinan dan syukuran 46. Siluluton adalah acara adat dukacita meliputi kematian, tolak bala dan musibah

lain.

47. Manat-manat markahanggi, elek marboru, hormat mar mora”artinya kita harus

menjaga hubungan baik dengan kahanggi, berlaku sayang pada anakboru, dan hormat pada mora.

(20)

48. Margotti tutur:Kedudukan dalam dalihan na tolu dapat berubah, jika pada suatu

saat seseorang dapat menjadi mora,dan saat lain pada tempat yang berbeda bisa jadi anakboru, hal ini disesuaikan dengan tuan rumah yang mengadakan horja, 49. Faraidh:pembagian waris menggunakan hukum Islam

50. Marpokat,martahi: musyawarah adat

51. Tahi geleng-geleng ulu tot: musyawarah yang didahului dalam keluarga diadakan antara suami istri.

52. Tahi sabagas adalah musyawarah yang diadakan yang dihadiri pihak kahanggi,

anak boru, dan mora,yakni keluarga terdekat.

53. Tahi sahuta adalah musyawarah yang diadakan yang dihadiri keluarga sekampung.

54. Tahi luat dalam musyawarah ini hadir segala unsur pemerintah adat, raja- raja dan pastakpago-pago di huta.

55. Pastak pago-pago: struktur pengurus adat di suatu desa.

56. Immateriele goederen: barang-barang tidak berwujud benda. 57. Generatie: suatu angkatan manusia.

58. Tirkah : pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris 59. Tajhiz: biaya pengurusan jenazah.

60. Alternerend: perkawinan dapat berlaku bentuk campuran.

61. Marga geonologis: harta peninggalan seketurunan atau suku dari moyang asli. 62. Hibah:pengalihan harta waris pada saat pewaris masih hidup.

63. Manjae:mendirikan rumah tangga baru. 64. Marisake:pola pewarisan jawa.

(21)

xvi

66. Mangabisi Ari: acara adat setelah tiga hari sipewaris meninggal. 67. Ulos na so raburuk: selimut yang tak usang.

Gambar

Tabel 1 : Jumlah penduduk ..................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dimana penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada perikanan pancing ulur dan

Tindak Pidana Narkotika diatur dalam Bab XV Pasal 111 sampai dengan Pasal 148 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 yang merupakan ketentuan khusus, walaupun

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0007 Tahun 2005 tentang Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha dalam Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas

Abstrak: Minyak nyamplung merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dihasilkan dari biji tanaman nyamplung yang banyak tumbuh di daerah pantai, minyak yang dihasilkan dari

Hasil Pengujian Kuat Tarik Bambu dan Baja (Morisco, 1999); dalam (Lanang, 2017) Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Morisco (1994-1999) pada gambar diatas terkait

Hal ini berarti semakin tinggi jumlah sumber informasi maka semakin pendek jarak yang diperlukan oleh petani karet untuk menghubungi aktor lain dalam jaringan komunikasi. Beragamnya

Kritik ini ditujukan pada subjek (ego) yang berusaha merengkuh dan memahami secara total fenomena atau objek tertentu, seraya menunjukkan bahwa fenomena/ objek tersebut adalah

Pola pengertian agama yang dikemukakakan Schuon sering ditarik dalam diskursus pluralitas, spiritual dan teologi, namun belum banyak yang melakukan pengkajian secara