• Tidak ada hasil yang ditemukan

A B S T R A K PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN PASIEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A B S T R A K PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN PASIEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A B S T R A K

“PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN PASIEN “

Komunikasi sangat diperlukan dalam setiap sudut kehidupan manusia mulai dalam pergaulan kehidupan masyarakat di lingkungan sosial yang khususnya berkaitan dengan suatu pekerjaan yang dapat menerapkan komunikasi secara profesional, khususnya bidang pelayanan kesehatan harus diperlukan dengan memahami secara psikologi komunikasi dan penerapannya dalam pelayanan pasien di rumah sakit . Penerapan komunikasi terapeutik kaitannya dengan keadaan psikologis antara komunikator (petugas kesehatan) dan komunikan (pasien & Keluarganya). Dalam hal ini tujuannya untuk mengidentifikasi bagaimana penerapan komunikasi terapeutik yang sedang berlangsung terhadap petugas kesehatan/perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit sehingga memiliki dampak komunikasi secara personal pasien yaitu dapat mendorong semangat dan kesembuhan penyakit pasien tersebut. Dengan demikian seorang perawat atau petugas kesehatan (paramedis) yang dapat menerapkan komunikasi terpeutik ini dalam pekerjaan sehari-hari akan dapat membantu seorang pasien secara situasional dari beban perasaan dan pikiran sehingga dapat meyakinkan terhadap keraguan dari lingkungan fisik dan personal individu seseorang untuk mencapai tingkat derajat kesehatan yang signifikan. Namun masih terdapat hambatan yang dapat berpengaruh terhadap komunikasi terapeutik ini antara lain perbedaan persepsi/penafsiran dalam komunikasi yang sedang berlangsung yang dipengaruhi antara lain : emosi ; latar belakang budaya , gender, pendidikan, pengetahuan, lingkungan , usia, perkembangan penyakit pasien yang sedang diderita.

(2)

A B S T R A C T

“APPLICATION OF THERAPEUTIC COMMUNICATION IN PATIENT SERVICES” Communication is needed in every angle of human life began in the social life of society in the social environment that is particularly related to a job that can apply the communication professionally, Especially in health services must be required by understanding the psychology of communication and its application in the service of patients in the hospital. The application of therapeutic communication relates to the psychological between the communicator (health worker) and the communicant (patient & his family). In this case, the purpose is to identify how the implementation of therapeutic communication to healthcare workers / nurses in the provision of health services to patients in the hospital so that it has the impact of personal communication of patients that can encourage the spirit and healing of the patient's illness. Therefore a nurse or other health care (paramedics) to implement communication Therapeutic in their daily work will be able to help a patient situationally of the burden of the feelings and thoughts that can assure to the doubts of the physical environment and personal individual person to achieve the level of health status Which is significant. But there are still obstacles that can affect this therapeutic communication among others differences in perception / interpretation in the communication that is influenced among others: emotion; Cultural background, gender, education, knowledge, environment, age, the development of the patient's illness being suffered.

(3)

1. Pendahuluan

Pada umumnya komunikasi antar manusia merupakan kebutuhan vital setiap individu, namun dalam penerapannya komunikasi interpersonal sangat berpengaruh dengan kondisi seseorang tingkat pengetahuan atau wawasan, fisik sehat atau sakit dan kejiwaannya senang atau depresi. Hal ini akan berpengaruh terhadap respon atau umpan balik yang diberikan sehingga menimbulkan perbedaan persepsi bahkan bisa cenderung mengarah munculnya“emosi” seseorang dalam berinteraksi. Peran petugas kesehatan (perawat) yang membantu kliennya yang mempunyai masalah kesehatan merupakan suatu bentuk interaksi komunikasi terapeutik (therapeutic relationship).

Hubungan terapeutik merupakan serangkaian situasi yang tercipta antara individu yang memerlukan dan individu yang memberi bantuan pada suatu pelayanan kesehatan yang dilandasi pada tujuan tertentu. Komunikasi terapeutik yang lebih banyak digunakan dengan praktek terapi kesehatan yang menyenangkan dengan memberi dan menerima informasi antar individu dengan saling berbagi pengertian untuk mempercepat kesembuhan seorang pasien. Penerapan komunikasi dengan terapeutik yang diberikan kepada pasien juga akan mempengaruhi responnya dengan petugas kesehatan (Medis dan paramedis). Hal tersebut berkaitan dengan prinsip interaksi seseorang dengan adanya Stimulus dan Respon menjadikan suatu perhatian, karena dasar dalam komunikasi terapeutik adalah secara verbal (pesan bahasa yang disampaikan) juga non verbal (perhatian dalam reaksi kinesik atau respon gerakan tubuh). Informasi pesan yang hendak disampaikan oleh petugas kesehatan terhadap pasien lebih hati-hati untuk menjaga ketersinggungan perasaan pasien, karena perasaan seseorang yang sedang sakit lebih cenderung memiliki sifat emosi lebih dari biasanya dibandingkan dengan individu yang sehat .

Penerapan komunikasi terapeutik dapat mendorong dan memotivasi semangat penderita atau pasien untuk sembuh. Dengan kondisi demikian seorang petugas kesehatan (medis dan paramedis) dalam melakukan tugas pekerjaanya akan dapat mengidentifikasi terhadap pelayanan kesehatan pasien yang sedang rawat jalan dan rawat inap dengan menggunakan komunikasi terapeutik yang dapat berpengaruh besar dalam mempercepat kesembuhan dari sakit seseorang dan meringankan perasaan pemikiran yang selama menderita banyak diliputi dengan misteri terhadap perjalanan penyakitnya dan kondisi lingkungan keluarga karena faktor ekonomi.

Harapannya dengan penerapan komunikasi terapeutik ini dapat menyempurnakan setiap individu yang melakukan pelayanan kesehatan, sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaannya. Dalam prakteknya yang berlangsung secara terus menerus setiap petugas pelayanan kesehatan akan memberikan dampak positif dalam membantu bahkan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas.

(4)

2. ISI Pengertian komunikasi persuasif antar pribadi

Komunikasi persuasif merupakan bentuk lain dalam berkomunikasi yang tujuannya untuk mempengaruhi perubahan perilaku individu , banyak orang berpendapat dengan komunikasi yang berlangsung efektif dan terus menerus secara pribadi akan banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam segi kognitif (persepsi), konatif (pemikiran) dan afektif (tindakan) dalam hal ini karena komunikasi bisa mendorong persepsi seseorang hal ini dikarenakan penggunaan bahasa dan ketepatan memilih waktu yang tepat dalam berlangsungnya komunikasi antar pribadi (petugas kesehatan dan pasien).

Komunikasi antar pribadi manusia tidak hanya dapat dipahami melalui kata-kata yang diucapkan atau yang ditulis , komunikasi hanya dapat dipahami jika pesan-pesan komunikasi dipahami dalam dua makna , yaitu makna denotatif (arti kata berdasarkan kamus) dan makna konotatif (arti kata berdasarkan konteks tertentu ) dari situasi yang berada di balik kata – kata itu.(Alo Liliweri, 2007).

Dalam komunikasi persuasif yang sedang berlangsung harus saling memahami dan fokus apa yang dibicarakan , karena prosesnya komunikasi tersebut akan saling mempengaruhi dan memberitahukan tujuannya dengan pendekatan secara persuasif . Persuasi dilakukan secara logika rasional karena tujuan nya untuk mempengaruhi,membujuk, merayu dan mengajak seseorang tentang ide-ide dan saran-saran yang dapat berpengaruh langsung dalam pemikiran (kognitif) dari sisi yang lain persuasi juga dapat berlangsung dengan menyentuh aspek afeksi emosional dalam hal kehidupan diri manusia termasuk sifat empati dan simpati seseorang juga dapat disentuh

dengan menumbuhkan memotivasi melalui komunikasi persuasif.

Dalam komunikasi terapeutik perlu adanya pendekatan-pendekatan secara persuasif rasional dan emosional , maksudnya rasional pemberitahuan dengan penjelasan sesuai dengan syarat aturan yang berlaku diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan untuk diikuti atau dipahami pasien sedangkan yang emosional adalah pendekatan yang diberikan dengan lebih banyak penjelasan kepada pasien agar memahami dampak dan penyebabnya seorang jadi sakit dan akibat atau efek dari penyakitnya . Berbagai cara yang diberikan guna untuk memberi kepuasan terhadap pelayanan kesehatan dalam memacu motif semangat untuk mempercepat penyembuhan pasien .

Dalam komunikasi dengan gaya bahasa membuat orang bisa menimbulkan ketakutan, seperti halnya dalam komunikasi terapeutik bisa meng skenario seseorang yang membuat orang lain ketakutan setelahnya bisa dibuat dengan komunikasi yang menyenangkan (fastis) , sebagaimana yang dikemukakan Alo lilliweri 2006 bahwa daya tarik pesan mengandung motif psikologis yaitu yang Rasional dan emosional ; fear appeals (daya tarik ketakutan) ; Reward appeals (daya tarik hadiah/ganjaran) .

(5)

Fenomena komunikasi terapeutik:

Dalam fenomena komunikasi terapeutik selalu berkaitan dengan hubungan interaksi antar manusia yang pada waktu tertentu akan dapat menimbulkan perbedaaan persepsi atau pandangan seseorang yang akan menerima pesan/informasi, sehingga mempunyai maksud berbeda pengertiannya dengan komunikator bidang pelayanan kesehatan khususnya akan beraktifitas memberikan pelayanan kesehatan antara petugas medis/para medis dengan pasien , sebagai contoh satu pertanyaan yang akan dilakukan petugas kesehatan tentang bagaimana awal penyakit yang dirasakan seorang pasien , tentunya pasien akan menjawab dengan bercerita mengenai gejala-gejala penyakit yang dideritanya. Hal ini merupakan awal dari komunikasi yang didapat dari pasien saat bercerita tentang sakitnya dengan mendengar cerita tersebut maka petugas mulai mencoba memberikan jawabannya dengan memberikan pendidikan untuk wawasan kesehatan secara luas dan beberapa informasi tentang sakit yang dideritanya akibat dari suatu virus/bakteri yang bisa menular ke yang lain. Proses komunikasi semacam ini dilakukan oleh petugas kesehatan tidak hanya monoton dalam dialog dengan pasien berlangsung tidak membuat pasien ketakutan , keresahan, kegelisahan melainkan bisa memberikan segi pendidikan dengan pengetahuan baru tentang kesehatan, memberikan contoh yang rasional , menghibur atau humor dengan pasien agar tidak gelisah karena sakitnya , membangkitkan semangat untuk sembuh dan konsultasi lain bilamana memungkinkan .

Apapun yang ada dalam keluhan pasien dan informasi jawaban yang diberikan oleh petugas kesehatan harus selalu bersifat mendidik dan menghibur , sehingga petugas kesahatan dapat mengubah perilaku pasien yang menerima pengetahuan pendidikan dan wawasan baru tentang kesehatan penyakit yang dideritanya. Gaya berkomunikasi ini secara tidak langsung secara psikologis dapat menenangkan pasien, merubah perasaan takut / cemas menjadi kekuatan keyakinan bisa sembuh dari sakitnya bahkan apa yang dikatakan oleh petugas kesehatan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan aturan pengobatan sehingga akan berubah pemikirannya dan perilakunya pasien akan mematuhi pesan-pesan petugas kesehatan, misalnya cara minum obat tertentu dan larangan/pantangan makan & minum dari yang akan diturut, jadi dalam fenomena komunikasi terapeutik ini tujuannya untuk mempersuasi atau mempengaruhi perilaku pasien agar mau berubah dari yang tidak mau akan berubah mau berubah, dari yang tidak tahu wawasan menjadi tahu wawasan kesehatan .

Psikologi komunikasi terapeutik

Komunikasi terapeutik yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari oleh petugas kesehatan secara individu berhubungan erat dengan perilaku individu dalam keperibadiannya , hal ini berkaitan dengan cara komunikasi yang dipertimbangkan dengan situasi, kondisi dan waktu pasien dalam berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Bentuk lain yang ada kaitannya dengan komunikasi terapeutik adalah faktor psikologi kejiwaan seseorang (pasien) . Berbagai perasaan yang ada dalam benak fikiran pasien

(6)

berawal dari sakitnya yang diderita menganggap tidak sembuh-sembuh , beban fikiran terhadap keluarga, beban fikiran tentang aspek ekonomi keluarga dan fikiran masalah pekerjaan dan relasi bisnis , hal itu semua akan menjadi satu kesatuan yang muncul dalam perasaan fikiran pasien .

Petugas kesehatan diharapkan dapat membantu guna meringankan beban fikiran pasien, jadi tidak hanya masalah pengobatannya saja tapi sisi yang lain juga memerlukan solusi/jalan tengah untuk menyelesaikan yang dapat dilakukan secara konstruktif dalam hubungan sosialnya antara petugas dan pasien. Saling menjaga perasaan pasien dan keluarganya itu sangat diperlukan dalam interaksi komunikasi terapeutik . Pada umumnya setiap individu petugas kesehatan dalam perjumpaannya dengan pasien ada prosedur manajemen yang harus diikuti oleh petugas kesehatan dengan memberikan senyuman , memberi ucapan salam dan kemudian dilakukan tegur sapa , hal ini dapat membuka suasana yang harmonis dalam hubungan sebelum berinteraksi antar manusia menjadi akrab sehingga dalam interaksinya tidak ada jarak antara petugas kesehatan dengan pasien. Bahkan dapat menghilangkan gab / hambatan komunikasi yang sedang berlangsung dengan menghilangan perasaan pasien yang bisa merubah dalam pikiran pasien merasa tenang, tidak cemas dan merasa ada perhatian oleh petugas kesehatan.

Sebelum mulai berlangsungnya komunikasi terapeutik petugas kesehatan mempersiapkan diri dengan komunikasi intrapersona yaitu komunikasi dalam diri sendiri, sebagaimana dalami komunikasi intrapersonal bahwa suatu pesan yang akan disampaikan hendaknya pesan tersebut diolah lebih dahulu hal ini dimaksudkan untuk merencanakan komunikasi interpersonal sebelum ber interaksi antar individu termasuk menyesuaikan waktu dan tempat serta kondisi pasien , bilamana ada yang kurang tepat dalam penyampaiannya pesan kepada pasien dikarenakan dalam pengolahan pesan yang kurang berkualitas akan mengakibatkan kegagalan dalam berlangsungnya komunikasi terapeutik yang sedang berlangsung . Perlu diingat dalam berlangsung komunikasi terapeutik antara petugas kesehatan dan pasien sedikit berbeda cara pendekatannya dengan komunikasi interpersonal yang pada umumnya karena dalam hal ini yang menjadi komunikan/audience adalah pasien yang notabene bahwa lebih cenderung emosi karena kondisi menderita sakit begitu juga dengan keluarga pasien merasa capek sehingga pikiran yang didasarkan rasio lebih dikalahkan dengan emosi yang terdahulu atau kecurigaannya .

Memahami Komunikasi non verbal

Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian pesan-pesan oleh seseorang yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal, melainkan melalui petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada tubuh seseorang begitu juga tentang komunikasi terapeutik yang sedang berlangsung akan mendorong interpretasi seorang pasien karena adanya perbedaan persepsi tingkat pengetahuan/pendidikan, wawasan lingkungan , seni dan budaya serta yang lainnya . Mungkin Anda mengira pada saat berkomunikasi dengan orang lain, yang paling penting diperhatikan adalah isi dari

(7)

perkataan yang disampaikan lawan bicara. Namun itu tidak cukup. Banyak gejolak emosi yang dirasakan manusia, terlebih ketika berkomunikasi dengan orang lain. Emosi tersebut bisa tidak ditunjukkan lewat kata-kata, namun bahasa non-verbal tidak akan bisa berbohong. Dengan melihat gestur, postur, ekspresi wajah, dan petunjuk lainnya, kita bisa membaca perubahan emosi yang dialami oleh seseorang. Bahkan, komunikasi non-verbal terjadi sekitar 2/3 kalinya dalam sebuah percakapan. Manfaat lainnya, kita bisa tahu dengan mudah ketika orang lain berbicara tidak jujur jika kita sudah ahli dalam memahami gerakan tubuh seseorang. Bisa jadi orang tersebut sudah dapat menduga dan memahami petunjuk-petunjuk ini bukanlah hal yang remeh.Beberapa petunjuk-petunjuk dalam interaksi komunikasi non verbal tanda-tanda yang diperhatikan adalah :

1. Ekspresi Wajah: Wajah manusia merupakan bagian tubuh yang memiliki paling banyak gerakan otot. Ribuan ekspresi bisa dihasilkan dari wajah manusia. Ekspresi wajah berfungsi dalam proses interaksi sosial, maka terus berkembang lebih luas dibandingkan pada makhluk lainnya dan mamalia lainnya. Beberapa ekspresi wajah merupakan bawaan lahir, jadi sifatnya universal pada budaya manusia dimanapun Ekspresi wajah yang muncul hanya diakibatkan oleh emosi yang disembunyikan. Studi terhadap ekspresi mikro dipelopori oleh Dr. Paul Ekman dan menginspirasi dibuatnya serial TV Lie To Me. Dalam menanggapi ekspresi wajah ini juga tidak menutup kemungkinan diantaranya mempunyai makna yang sama tapi juga berbeda memaknai , contoh : suatu senyuman mungkin diartikan senang namun bisa jadi artinya sinis , hal ini tergantung pada sudut pandang budaya masyarakatnya.

2. Kinesik/gestur: Gestur/kinesik adalah sinyal-sinyal yang di implementasikan melalui tindakan dan gerakan bagian tubuh dengan isyarat tertentu baik secara sadar ataupun tidak. Contohnya melambaikan tangan atau menggosok hidung.

3. Paralinguistik: Paralinguistik merupakan aspek komunikasi yang diucapkan, namun bukan bagian dari bahasa yang diucapkan. Faktor yang dinilai di sini adalah nada suara, keras-kecilnya suara, perubahan suara, dan pitch.

4. Postur: Postur merupakan sikap tubuh ketika berada dalam situasi tertentu seperti ketika sedang menunggu, berbicara, duduk, mengamati, dll.

5. Respon Fisiologis: Respon fisiologis merupakan tanda non-verbal yang muncul karena respon alami tubuh terhadap situasi tertentu. Misalnya berkeringat saat sedang tegang atau gugup.

6. Proksemika: Proksemika berbicara tentang jarak antarpribadi dalam percakapan, semakin dekat posisi Anda maka Anda semakin memasuki wilayah privat orang lain. 7. Tatapan Mata: Mata merupakan bagian yang lumayan sering kita puji ketika melihat

keindahan seseorang. Terkadang kita juga berkata bahwa kita bisa melihat perasaan orang lain dari tatapan matanya saja. Itu tidak sepenuhnya salah, namun makna yang disampaikan oleh tatapan mata jauh lebih banyak dari yang kita tahu. Mulai dari caranya menatap, kedipan mata, besar pupil, hingga pembesaran kelopak mata.

(8)

8. Haptik: Haptik adalah proses komunikasi yang terjadi melalui sentuhan kepada pasien, hal ini berhubungan dengan emosi seperti afeksi, kefamiliaran, simpati, empati

9. Penampilan: Ketika kita memilih baju tertentu untuk dipakai, warna rambut tertentu untuk bulan ini, atau apakah memakai perhiasan atau tidak, kita sebenarnya secara tidak sadar memilih sesuai kepribadian kita. Pilihan-pilihan itu bisa saja memiliki makna tertentu.Kaitan hal tersebut dalam pelayanan kesehatan harus selalu tampil rapi dan dalam keperibadian performa yang baik

Kesimpulan dan saran:

Pada hakikatnya pengaruh pesan informasi dalam komunikasi terapeutik antara petugas kesehatan dan pasien sangat ditentukan pada :

1. Isi pesan informasi adalah masalah pokok yang akan disampaikan kepada pasien mengandung makna psikologis dan harus kreatif dalam mengolah bahasa, kalimat dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan pasien. Hal ini merupakan basis dari petugas kesehatan perlu memperhatikan terhadap isi pesan penting dipelajari.

2. Peranan petugas kesehatan dari segi penampilan atau performa sangat berpengaruh terhadap sikap penerima (pasien) saat sebelum berlangsungnya komunikasi terapeutik juga perlu memperhatikan bahwa komunikasi yang sedang berlangsung sifatnya secara persuasif antar pribadi.

3. Melalui komunikasi terapeutik akan mampu merubah sikap perilaku pasien yang sebelumnya mempunyai perasaan putus asa untuk sembuh dari sakitnya akan dapat berubah memotivasi menjadi semangat hidup , sehingga komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh petugas kesehatan dengan pasien dapat membantu dalam proses pendidikan, pengetahuan dan menambah wawasan tentang kesehatan dan mempercepat penyembuhan sakitnya pasien yang sedang rawat jalan atau yang rawat inap di Rumah Sakit.

Saran :

Setiap petugas kesehatan yang melaksanakan tugas sehari-harinya dapat menerapkan komunikasi terapeutik secara persuasif kepada pasien dan memiliki perasaan yang sabar dalam melakukan pelayanan kesehatan dengan pendekatan komunikasi antar pribadi dan persuasif untuk merubah sikap perilaku pasien dengan cara mendidik dengan memberikan wawasan luas kesehatan.

(9)

Daftar Pustaka :

DeVito , Yoseph A, Komunikasi Antar Manusia,(edisi bahasa indonesia) Jakarta : Profesional Books, 1997

Liliweri, Alo . Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan , Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2007 Liliweri, Alo, Komunikasi antar Pribadi,Bandung: Citra Aditya , 1997

Mulyana, Dedy . Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung : Rosdakarya, 2001 Tamsuri,NS.Anas , Komunikasi dalam Keperawatan, Jakarta : EGC,2002

Referensi

Dokumen terkait

Dari Uji SEM pada sampel yang sudah termodifikasi, maka dapat dilihat bahwa zeolit yang terbentuk juga terdiri dari lempengan lempengan kecil dan hampir sama pada

“A udit manajemen sumber daya manusia adalah seluruh upaya penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia untuk mencari, menemukan dan mengevaluasi

, Job Involvement, dan Job Satisfaction terhadap Kinerja Perawat yang Bekerja di Rumah Sakit Bhakti Timah Kota Pangkal pinang”. 1.2

ii) apabila Klub yang bersangkutan menang pada Pertandingan dimana pelanggaran dilakukan, maka hasil Pertandingan tersebut dianulir dan Klub yang melakukan pelanggaran

dihasilkan sebanding dengan arus listrik rangkaian paralel, dengan beda potensial yang sama maka besar daya pada rangkaian paralel 1 mendekati dua kalinya rangkaian tunggal

Disain rangkaian MLI 15 level yang diusulkan pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengganti gelombang carrier yang memiliki frekuensi dengan tegangan sumber DC

Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana,ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan dengan

Hutang piutang atau pinjaman uang yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Sukamakmur juga terdapat tambahan pengembalian, yang mana tambahan pengembalian ini telah