JURNAL
KESEHATAN
AKTIFITAS
HEMATOPOIESISAKIBAT
STIPLEMENTASITAWAS
DAN SENG PADATIKUS
(Rattus nun:egicus)Budi Santosa'
Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS
ABSTRACT
Background: Aluminum
in
Tawas cause cell damage kidney epithel tubulus and interference process hematopoiesis. Heauy metals, including aluminum bound protein metalotionin obtained through suplementation zinc. Objective of this study inJlubnce of suplementation zinc 0.2 mg, 0.4mg, 0.8 mg of obstacles activity hematopoiesis in tawas white rat Rattus nurvegicus.
Method: Design research is experimental Randimized Post-test Control Group Only. Twenty-four
rats Rattus nurvegigus age
of
15 days normal body weight, from the Animal Experiment Unit Development, Gadjah Mada University, Yoglakarta divided the 4 gtoups: group I, II,Iil
and IV. All groups were given Tawas 4ok, group II,III
and IY plus zinc supplements respectively 0.2 mg/
day / head, 0.4 mg / day / head and 0.8 mg / day / head
for
30 doys. End of the treatment of blood serum was takenfor
the interference process hematopoiesis. The statistical analysis using Ano,va test to find the differences between the four groups and followed by the Bonferroni test for lcnowingthe significance level in each group is dffirent when compared with the control group.
Results: There are meaningful dffirences in supplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg
of
Hb, Ht, the number of eryffocyte and retyculocyte.
Conclusion: Suplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg give affect process of hematopoiesis.
Keywords : Tawas, Zinc, Hematopoiesis, ABSTRAK
Latar Belakang: Alumunium dalam tawas menimbulkan kerusakan sel epitel tubulus ginjal dan gangguan proses hematopoiesis. Alumunium termasuk logam berat diikat protein metalotionin diperoleh melalui suplementasi seng. Penelitian bertujuan membuldikan pengaruh suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg, 0,8 mg terhadap hambatan gangguan aktifitas hematopoiesis qkibat pemberian tawas dalam pakan tikus putih Rattus nurvegicus .
Metode: Desain penelitian elcsperimental laboratorium menggunakan Rondomized Post test
Control-Grotrp Only. Duapuluh empat tikus Rattus nurvegigus umur 15 minggu berat badan normal,
dari
Unit Pengembangan Hewan Percobaan, Universitas Gadjah Mada, Yog,,akqrta dibagi 4 kelompok yaitu: kelompokI,II,ill
dan IV. Semua kelompok diberi tawas 494, kelompokII,III
dan IV ditombah suplemen seng berturut-turut 0,2 mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor dan 0,8mg/hari/ekor selama 30 hari. Akhir perlahtan diambil serum darah untuk mengetahui gangguan proses hematopoiesis. Analisis
uji
statistik menggunakan uji Anova untuk mengetahui perbedaan keempat kelompok dan dilanjutkanuji
Bonferuoni untuk mengetahui tingkat kemaknaan pada masing-masing kelompokyang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.Hasil
penelitian:
Terdapat perbedaan bermaloru suplemen seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mg terhadap Hb, Ht, jumlah eritrosit dan retikulosit.Simpulan: pemberian suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mg berpengaruh terhadap proses
hematopoiesis.
Kata kunci : Tawas, Seng, Hematopoiesis.
' Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus).Akibat Suplementasi Tawas dan Seng
PENDAHULUAN
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini
paling
ekonomis,
mudah
diperoleh
dipasaran
serta mudah
penyimpanannya. Biasanya tawas dipakai untuk menjernihkanair,
mengawetkan
makanan
termasukmenjadikan tekstur makanan menjadi lebih
baik yaitu putih
dan
kenyal.r'2 Tawasmempunyai
rumus molekul
alumunium sulfat (AI2(SO+):l4
HzO). Salah satu unsurdari
senyawa tersebut adalah Alumunium (AI).Jumlah pemakaian tawas tergantung dari kebutuhan, misalnya
untuk
menjernihkanair
tergantung kekeruhan
air
yangdijernihkan. Semakin
keruh
air
jumlahtawas yang
dibutuhkan semakin
besar.Untuk
mengawetkan makanan misalnya ikan, hasil penelitian yang dilakukan olehNurrahman
dan
Isworo,
membuktikan bahwa ikan tongkol yang direndam dalam larutan tawas sebelum diasap, teksturnyamenjadi
lebih
kompak, kesatdan
keras.Ikan yang direndam terlebih dahulu pada larutan tawas l0oZ selama
I
jam
sebelum diasap, warnanyalebih putih,
konsentrasisenyawa
nitrogen volatilnya
menurun sehingga mengurangibau amis dan
rasapahit,
dan tidak
berkurang
kadar proteinnya. Adanya interaksi dengan tawas,maka
nilai total
volatil
nitrogen
yangberkaitan
dengan
bau amis
ikan
akan menurun, lAluminium
(Al)
merupakanunsur
yangterdapat
dalam
senyawa
tawas
dan termasuk salah satu macam logam berat.Logam
berat dalam
bentuk
ion
sangat toksik dapat menyebabkan kerusakan organ detoksifikasiyaitu hati
danginjal.
Logam berat menyebabkannekosis
sel-sel epiteltubulus
ginjal.
Hal
ini
dapat
dinilai berdarasarkanjumlah
sel
epitel
tubulusginjal
yang
mengalami degenerasi dannekrosis akibat paparan logam berat.
Menurut
Haribi dkk,
suplementsi tawas dalam pakan dengan konsentrasi zyo, 4oh,6%0,
\Yo
selama paparan2,
4,
6
dan 8minggu pada
tikus
Rattus
nurvegicus mengakibatkan kerusakanjaringan
pada organ hati dan ginjal. Kerusakan jaringandan
perdarahan khususnyapada
ginjal akan menyebabkan produksi eritropoeitin tergangguyang
berakibat pada aktifitasproses
hematopoiesis.
Hematopoiesismerupakan proses pembentukan sel-sel
darah,
termasuk
di
dalamnya
adalah eritropoiesis, granulopoiesis, leukopoiesisdan
trombopoiesis. Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit yang dimulaidari
eritroblas, proeritroblas,
basofilikeritroblas, polikromatik
eritroblas, ortokromatik eritroblas, retikulosit hingga sampai eritrosit yang beredar pada darahperifere. Proses
ini
dirangsang
oleh hormon eritropoeitin yang secara normalnrcrangsang
sumsum
tulang
untukmeningkatkan
produksi
dan
pelepasan eritrosit. Ginjal mempunyai peranan yangdominan
dalam produksi
eritropoeitin.sUntuk
mengurangigangguan
aktifitashematopoiesis akibat paparan logam berat
diperlukan bahan
yang dapat
mengikat logam berat tersebut.Logam
berat
dalamjaringan
berikatandengan
protein pengikat logam
yaitu"metalotionin"
pada gugussulfidril
dariprotein
tersebut.3"Metalotionin"
dapat disintesisdi
hati maupun dinding saluran cerna melalui absorpsi seng dalam jumlah yang tinggi.aAbsorpsi
seng
dari
makanan
yangdikonsumsi
atau
suplementasi berkisar antara15-60%.
Dosis seng antara 5-20mg per hari
banyak diberikan
padapenelitian tentang
efek
seng
terhadappertumbuhan.
Pada
percobaan
metaanalisis
suplementasi
yang
diberikan berkisar antara 1,5-50 mg per hari. Dengan pertimbangan bahwa"efficacy"
absorpsiAktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus\Akibat Suplementasi Tawas dan Seng
seng
adalah 60% untuk 5*9,
50% untukl0
mg
dan 40% untuk
15
mgr6. Suplementasi seng secara bertingkat untukmelihat
tingkat
efektifitas dosis
perlu dipertimbangkan misalnyal0
mg per hari,20 mg per hari dan 40 mg per hari. Dosis
ini
dapat dikonversi pada hewan
cobaapabila penelitian dilakukan pada hewan percobaan. Kelebihan seng akibat absorpsi
dapat
disimpandi
hati
dalam
bentuk"metalotionin", sebagian
ke
pankreas dan jaringan tubuh yang lain seperti rambut dankulita.
Adanya
protein
"metalotionin"
akibatsuplementasi
seng
diharapkan
dapatmenetralisir
tawas
yang
mengandung aiumunium sebagai logam berat, sehingga kerusakan hati dan ginjal dapat dihindari.Sampai
saat
ini
belum
diketahui bagaimanakah suplementasiseng
dapatmenghasilkan
"metalotionin"
dalam menetralisir tawas yang mengandung logam berat alumunium terhadap aktifrtas proses hematopoiesis yang ditandai dengan kadarhemoglobin, hematokrit,
jumlah
eritrositdan
retikulosit. Penelitian
ini
dilakukanuntuk mengetahui pengaruh suplementasi
seng
terhadap
aktifrtas
proseshematopoiesis akibat pemberian tawas pada tikus putih Rattus nurvegicus.
METODE
Penelitian
dilaksanakan
di
UnitPengembangan
Hewan
PercobaanUniversitas
Gadjah
Mada
Yogyakarta,Laboratorium
Patologi
anatomiRS.Karyadi/FK
Undip
Semarang
danLaboratorium
Patologi
Klinik
Unimus antara bulanApril
sampai Juni 2009. Jenispenelitian
ini
adalah
eksperimentallaboratorik menggunakan rancangan post test dengan kelompok kontrol (Randomized
posl test
control-group
only
design), dengan rancangan penelitianterdiri
dariempat kelompok
yaitu
satu
kelompokkontrol dan
tiga
kelompok
perlakuan. Pada kelompok kontrol dan perlakuan 1,2 dan3
diberi
tawas4o/olharlekor
Pada kelompok perlakuan diberi suplemen seng dosis0,2
mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor, 0,8 mg lhari/ekor selama 30 hari.Sampel
yang
digunakandiambil
secara acak dari populasi terjangkau yaitu tikus putih strain rattus nuruegicus yang berusia15
minggu
(sesuaiusia
eksperimental)yang
berada
di
Unit
PengembanganHewan
Percobaan,Universitas
GadjahMada, Yogyakarta, dengan syarat sesuai
kriteria inklusi yaitu berusia
15
minggu, berat badan 180-
220 gram, sehat, lincah dan kriteria eksklusi yaitu tikus mati padasaat perlakuan,
perilaku
berubah (tidak doyan makan, lemas, tidak lincah) selamapenelitian.
Besar
sampel
menggunakan rumus Federer sebanyak24 tikus
Rattusnurttegicus
yang
terbagi dalam
4 kelompokyaitu
kelompok kontrol dan 3kelompok perlakuan.
Variabel bebas adalah
Pemberiansuplemen
seng pada Ratus
nurtegicusyang diberi tawas
4%
dalam
pakan.Variabel
terikat
adalah degenerasi dan nekrosis sel epitel tubulusginjal,
aktifrtas hematopoiesis yang diukur menggunakankadar
Hb,
Ht,
jumlah
eritrosit
danretikulosit. Bahan
yang dipakai
untuk pemeriksaan laboratorium adalah jaringanginjal pada
keempat
kelompokmenggunakan pengecatan Hematoxylin
eosin dan darah
yang diambil
melaluiplexus
retro
orbital
pada
Rattusnuntegicus.
Metode analisis
data
menggunakananalisis
statistik
dengan
programkomputer
SPS^S.Teknik
analisis
datauntuk
mengetahui
aktifrtas
proseshematopoiesis
menggunakan
analisis ANOVA.Penelitian
ini
dimintakan
kajianetik pemeliharaan binatang (animal ethic\
Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus).Akibat Suplementasi Tawas dan Seng dari komisi etik pemeliharaan kesehatan FK
LINDIP/RS DR. Kariadi Semarang.
HASIL
Pemberian
suplemen
seng
padatikus
putih Rattus nurvegicus yang diberi pakan standar(AIN-93)
dicampur dengantawas
4%
terhadap
pemeriksaan laboratorium aktifrtas proses hematopoiesis yang berupa kadar hemoglobin, hematokrit,jumlah eritrosit dan jumlah
retikulosit, hasilnya dapat dilihat pada masing-masing rerata kelompok kontrol, perlakuan 1,2 dan 3 yang pada tabel berikut:Tabel
l.
Rerata kadar Hb (C/dl), Ht(%), jumlalt erihosit dan retikulosit darah tikus Rattasnurvegicus
pada
kelompok kontol,percobaan dapat
dilihat
pada gambar I berikut,I I
K P2
K6lornpok
Gambar l. Boxplot sebaran kadar hemoglobin (g/dl)
daratr tikus Raltw nwvegicus pada ketompok kontrol, perlakuan l, 2 dan 3
Jumlah rata-rara
hematokrit
padakelompok
kontrol
(K)
33,73
*3,22
oh, kelompok perlakuanI (Pl),
kelompok perlakuan2 (P2\,
kelompok perlakuan 3(P3), berturut-turut adalah 36,58
i.1,85
yo, 39,73+
2,91 Yo, 40,22*
2,16 Yo. Jumlahrata-rata
hematokit pada
kelompokkontrol
(K) lebih
rendah
jika
dabandingkan denganjumlah
rata-ratahematokrit
kelompok perlakuan l,
kelompok perlakuan
2
dan
kelompok perlakuan3.
Sebaran
hematokrit pada keempat kelompok tikus percobaan dapat dilihat pada gambar 6 berikut.t6 l5 1a t2 € (, l! I P3 Jumlah
Krrompok
Eb(s/dD
&(%)
,,111'5
-Jffiflfd(Jrra/m[r)
Pl
12,t2 0,65 36,J8 1,8' 611 0,32 1,23 0,SP2
13,40 1,15 39,13 2,91 6,97 0,5' 0,95 0,25P3
13,68 0J9 40,22 2,16 ?,16 0,4? 0J0 0;21perlakuan 1,2 dan 3
Berdasarkan
tabel
1, jumlah
rata-rara
kadarhemoglobin
pada kelompokkontrol
(K)
11,33tl,Z
grldl,
kelompok perlakuanI
(P1),
kelompok perlakuan 2(P2),
kelompok perlakuan 3 (P3),berturut-turut
adalah 12,12*
0,65
grldl,
13,40 +1,15
grldl,
13,68+
0,79 grldl. Jumlahrata-rata kadar
hemoglobin
pada
kelompok kontrol(K)
lebih rendahjika
dabandingkan denganjumlah
rata-rata kadar hemoglobin kelompok perlakuanl,
kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 3. Sebaran kadar hemoglobin pada keempat kelompok tikusx
I 20 K a P1 KelompokGambar 2. Boxplot sebaran kadar hematokrit (%) darah
tilors Rallra numegicus pada kelompok kontrol, perlaluan 1,2 dan 3
P3
r-i'
Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurve gicus\Akibat Suplementasi Tawas dan Seng Jumlah rata'rara eritrosit Pada
kelompok
kontrol
(K)
6,02
*
0,50juta/mm3, kelompok perlakuan
I
(Pl),
kelompok perlakuan2
(PZ),
kelompok perlakuan 3 (P3), berturut-turut adalah 6,47*
0,32 juta/mm3, 6,97*
0,59 juta/mm3,7,16
*.
0,47 juta/mm3.
Jumlah rata'rataeritrosit pada kelompok
kontrol
(K)
lebih rendahjika
dabandingkan dengan jumlah rata-rataeritrosit
kelompok perlakuanl,
kelompok
perlakuan
2
dan
kelomPok perlakuan3.
Sebaran jumlah eritrosit padaCambar 3. Boxplot sebaran jumlah eritrosit (uta/mm) darah tikus Rattus nurvegicas pada kelompok kontrol,
perlakuan 1,2 dan 3
Jumlah rata-rara
retikulosit
padakelompok
kontrol
(K)
1,45
*
0,23
oA,kelompok perlakuan
I (Pl),
kelompok perlakuan2
(P2\,
kelompok perlakuan 3(P3), berturut-turut adalah 1.23
*.0,30
yo, 0,95 + 0,25 Yo,0,70 + 0,21 o/o. Jumlah rata' rata retikulosit pada kelompok kontrol (K)lebih
tinggi
jika
dabandingkan denganjumlah
rata-rata retikulosit
kelompokperlakuan
l,
kelompok perlakuan2
dankelompok perlakuan
3.
Sebaran jumlahretikulosit pada keempat kelompok tikus percobaan
dapat
dilihat
pada
gambar 4 berikut. 2 1.8 't.6 1.4 P2 K8lompokGambar 4. Boxplot sebaran jumlah retikulosit (%) darah
tikus narr6 nurvegicus pada kelompok kontrol,
perlakuan 1,2 dan 3
Berdasarkan
gambar
4
tersebut,sebaran
jumlah
retikulosit
terendah dijumpai pada kelompok perlakuan ketigadan
sebaranjumlah
retikulosit
tertinggi dijumpai pada kelompok kontrol.Morfologi
sel-sel retikulosit tikusRattus
nuvegicus
diperiksa
denganmenggunakan pengecatan supravital (BCB
dalam methanol) dapat
dilihat
pada gambar 5 berikut:Gambar 5. Morfologi sel-sel retikulosit ditunjukkan anak panah. Menggunakan pengecatan BCB dalam methanol
Untuk
mengetahui
Perbedaankeempat
kelompok
perlakuan
Yaitu kelompok kontrol(K),
perlakuanI
(Pl),
perlakuan
2
(P2)
dan perlakuan3
(P3) pada kadarHb, Ht,
jumlah
eritrosit danretikulosit
dilakukan
uji
ANOVA.P3 P1 E E c = =o AJ
s
EAktifrtas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurttegicus)Akibat SuplementasiTawas dan Seng Hb Ht Jumlah eritrosit Jumlah retikulosit 7,485 8,105 6,775 9,872 0,002 0,001 0,002 0,000
Berdasarkan
analisis satistik
uji
ANOVA kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit danretikulosit
terdapat
perbedaan padakeempat
kelompok
perlakuan
Yaitukelompok
kontrol
(K),
perlakuanI
(Pl),
perlakuan
2
(PZ)
dan
perlakuan3
(P3) dengannilai
dengannilai
F
berturur-turut adalah F=7,485 (p=0,002), F=8,105 (0,001, F=6,775 (0,002),F:9,875
(0,000).
Untukmengetahui
tingkat
kemaknaan
pada kelompok kontrol(K)
terhadap perlakuan I(Pl),
perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3) pada kadarHb, Ht,
jumlah eritrosit
danretikulqsit
dapat
dilihat
pada
uji.Bonfetoni
berikut:Apabila terdapat perbedaan pada keempat kelompok maka dilanjutkan menggunakan
uji
Bonfewoniuntuk
mengetahui tingkat kemaknaanpada kelompok
kontrol
(K)terhadap perlakuan
I (Pl),
perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3(P3).
Rekapitulasi analisisuji statistik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rekapitulasi uji ANOVA kadar Hb, Ht,
jumlah eritrosit dan
retikulosit
pada kelompok kontrol (K) perlakuan I(Pl),
2 (P2) dan 3 (P3)Parameter
Fhinurg
SiPifikanANOVA
Tabel 3. Rekapitulasi uji Bonferroni kadar Hb, Ht,
jumlah eritrosit dan
retikulosit
padakelompok kontrol (K) perlakuan I (Pl), 2 (P2) dan 3 (P3). Parameter Rata-rata perbedaan P value Hb K dengan Pt Hb K dengan P2 Hb K dengan P3 Ht K dengan Pl Ht K dengan P2 Ht K deng;an P3 Jumlah eritosit K. PI Jumlah eriuosit K. P2 Jumlah erirosit K. P3 Retikulosit K dengan Pl Retikulosit K dengan P2 Rctikulosit K densan P3 -0,79 -2,07 -2,35 -2,85 -6,00 -6,48 -0,44 -0,95 -1, l4 0,2t 0,50 0,75 1,000 0,0t0 0,003 0,432 0,004 0,002 0,748 0,017 0,003 0,943 0,017 0,000
Analisis statistik pada
tabel
3menunjukkan perbedaan bermakna kadar
Hb
antara kelompok kontrol(K)
dengankelompok
perlakuan2
(p:0,010),
dan kelompok kontrol(K)
dengan kelompokperlakuan
3
(P)
(p:0,003).
Terdapat perbedaan bermaknahematokrit
antarakelompok
kontrol
(K)
dengan kelompokperlakuan
2
(p=0,004),
dan
kelompok kontrol(K)
dengan kelompok perlakuan 3(P)
(p=0,002).
Terdapat
perbedaanbermakna
jumlah
eritrosit
antarakelompok
kontrol
(K)
dengan kelompokperlakuan
2
(p=0,017),
dan
kelompok kontrol(K)
dengan kelompok perlakuan 3(P)
(p=0,003).
Terdapat
perbedaanbermakna
jumlah
retikulosit
antarakelompok
kontrol
(K)
dengan kelompokperlakuan
2
(p=0,017),
dan
kelompok kontrol(K)
dengan kelompok perlakuan 3(P) (p=0,000).
PEMBAHASAN
Hasil
pemeriksaan
laboratorium
dan analisisuji
statistik, pemberian tawas 404pada kelompok
kontrol dan
perlakuanAktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus)Akibat Suplementasi Tawas dan Seng serta suplernentasi
!;nji
C.?fl$,
C,f rng dan0,8 mg berturut turut pada pada perlakuan
1,2 dan
3
secara laboratorik menunjukkan perbedaan. Berdasarkan analisis uji
statistikperbedaan
:qlqett{l rid+S
E,:,riri}an},risignifikan atau
bermdkna.
:Suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg,0,8 mg pada
tikus
putih
Rattus nurvegicus yang ditambah tawas 4%o terhadap pemeriksaankadar
Hb,
Ht,
jumlah
eritrosit
danretikulosit
secarastatistik
menujukkanperbedaan
bermakna
pada
kelompokkontrol,
perlakuan
2
dan
3.
Adanya perbedaantidak
bermakna pada perlakuankelompok
I
diperkirakan
karena dosis suplementasi seng pada perlakuan1
(0,2nrg)
belum mampu
secara maksimalmenghasilkan
metalotionin
yang
dapatmengikat alumunium
dalam
tawas.Terjadinya
ikatan
ini
menghindari kerusakansel
epitel tubulus
ginjal
yangberperan
dalam
produksi
hormoneritropoeitin.
Hormon
eritropoeitinmengatur
proses
eritropoiesisdi
dalam sumsum tulang. Hormonini
meningkatkanjumlah sel
progenitor yangterikat
untuk eritropoiesis sehingga proses hematopoiesistidak
mengalami
gangguan'.
Adanyaperbedaan
bermakna
pada
kelompokperlakuan
7
dan
3
dimungkinkan oleh karena suplementasi seng dosis 0,4 mg, dan0,8 mg mampu menghasilkan metalotionin yang dapat mengikat alumunium sehingga gangguan hematopoiesis
dapat
dihindari.Selain
itu
menurut
penelitian
yangdilakukan
Sus Derti W
(2003) suplementasiseng
mampu meningkatkan kadar hemoglobindan
hematokrit setelah kelahiran36. Sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathul J, 2006) bahwasuplementasi
seng dapat
meningkatkan kadar hemoglobin anak sekolah dasar37.SIMPULAN
Aktifitas
proses
hematopoiesis akibatpemberian suplementasi
seng
0,2mg/hari/ekor,
0,4
mg/hari/ekor,
0,9r1g,/;iil.1_lekcr
pada
tikus
putih
Rattusntivegiuts "
yang
diberi
pakan
tawas selama 30 hari sebagai berikut:l.
Tidak
terdapat perbedaan bermaknapemberian suplementasi
seng
padadosis
0,2
mg
terhadap
aktifitas proses hematopoiesis2. Terdapat
perbedaan
bermaknapemberian suplementasi
seng
padadosis
0,4 mg dan 0,8 mg
terhadapaktifitas proses hematopoiesis.
SARAN
Saran yang dapat dikemukakan mengacu pada hasil penelitian
ini
adalah:l.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutterhadap
dosis
suplementasi seng diatas 0,8 mg untuk melihat toksisitas dari suplemen seng.2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutterhadap
penggunaan
suplementasi seng pada manusia dengandosis
l0
mg,20 mg dan 40 mg(
setara dengan0,2
m9,0,4
mg dan 0,8 mg/ekor/hari)untuk melihat
apakah
memberikanefek yang
sama seperti pada tikus percobaan.KEPUSTAKAAN
l.
Nurrahman dan Isworo J. pengaruh LamaPerendaman dan Konsentrasi Tawas
terhadap
Sifat Fisik, Kimia
danOrganoleptik
Ikan
Tongkol Asap.Dalam Proseding Seminar Teknotogi Pangan PATPI. Malang,2002
2.
HaribiR,
Yusrin. Konsentrasi Aluminiumpada Ikan Asap yahg Direndam dalam
Larutan Tawas. Penelitian Dasar.
Dirjen DikTi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta, 2005.
3.
Cheung RCK, Chan MHM, CWK and Lau ELK.Ho CS, Lam Heavy metal
Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurttegicus)Akibat SuplementasiTawas dan Seng
5.
7.
poisoning
clinical
sigrificance andlaboratory investigation.Asia pasific
Analyte
Notes.
BD Indispensable toHuman
Health.
Hong Kong.200l 7(t):22-344.
PamungkasiwiE.
Mikromineral seng dalamkehidupan manusia' Dinas Kesehatan
Provinsi Yogyakarta, 2006. Available
from:
httP://www.dinkes-diy.ore.Diunduh lYlA2008.
Guyton AC, Hall JE, Textbook
of
MedicalPhysiology.
WB.
Saunders ComPanYPhiladelpia, PennsYlvania. I 996.
Lehninger
AL.
Principlesof
Biochemistry.Worth Publisher, Inc Sparks, Maryland,
I 995.
Andra. Kurangi Kebutuhan akan Tetes-tetes
Darah. Medikamentosa,
Vol
6.No 7.2007.
Available
from:http; //www. maj alah'farmacia. com. Diunduh 2/1112008.
Hoffbrand
AV,
Pettit JE and Moss PAH. Essensial Haematology. 4.Ed, Blackwell Science, Ltd. Oxford, 2005.Sacher A, McPherson
&
Alih bahasa PenditBU, Wulandari D. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit
Buku Kedokteran, EGC,ed.ll, Jakart4 2004:22-54.
10. Dijkhuizen MA, Wieringa FT. Vitamin A, iron
and zinc
deficiencYin
Indonesia.Micronutrient interactions and effects of suplementation. Wageningen University,
Thesis,200l.
I
l.
Berdanier
CD.
Advanced
nuhicionmicronutients. New York: CRC Press;
I 998: I 83-203.
12. Almatsier
S.
Prinsip Dasarllmu
Gizi. PTGramedia Pustaka Utama" Jakarta' 2001;247-50
13. Hidayat
A.
Seng: Esensial Bagi Kesehatan.Bagian
Ilrnu
Kesehatan MasyarakatFakultas
Kedokteran
UniversitasTrisakti.
Maj. Ilm.
Kedol:teran,USAKTLI999:18.
14. Brown KH, Peerson Jm, Rivera J, Allen LH' Effect
of
Suplementation zinc on thegrowth and serum zinc concentration of pre pubertal ctrildren: a meta analysis of randomized controlled tials. Am J Clin
Nur. 2002;75:1062'71.
15. Elsa CH, Jorge LR, Paticia L,
Linsay
H A,
Ironsupplementation improves indicators of
vitamin
A
status
of
Mexican preschoolers.Am J
Clin Nut.2000:71:789-94.16. Allen LH. Zinc and Micronutient Suplement
for
Children.Am J
Clin
Nut.1998:68:495S-8S
17. Sutanto BL. Tabel Angka Kecukupur Gizi .
Widya karya pangan dan gizi VI: LIPI. lakarta.2004
18. WHO. Trace Element In Human Nufrition and
Healt.
Geneva:Macmillar/Ceuterick; I 996: 72- I 0 I .
19. Reviana CH. Peranan Mineral Seng Bagi Kesehatan Tubuh. Pusat penelitian dan
Pengembangan
Gizi,
DepartemenKesehatan
zu,
Bogor,
Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran:2004: 143:5320. Hambidge
M.
Humanzinc
deficiency. AmericanSociety
for
NutritionSciences.2000; 1 3,14S-49S
21. Brown
K.
Effectof
infections plasma concentration and implications for zinc status assessmentin
low-incomecounties.
Am
J1998;68:425S-29S.
Clin
Nutr.22. Yoga GP. Toksisitas beberapa logam berat
terhadap
ikan
Gapi
(Poicilia reticulatus). Limnotek Perairan DaratTropis
di
Indonesia. Pusat Penelitiandan Pengembangan Limnologi LIPI, Vol. V. Cibinong,l998
23. Sumiwi YA, Sosrosuseno W, Soesatyo M. Uji
hipersensitivitas kontak dan spesifrkasi
terhadap merkuri
(Hg)
pada tikus Wistar. Berkala Ilmu Kedokteran. Fak. Kedokteran UGM Yogyakarta. Vol 30,1998.
24. Darmono. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta, 1995:,7 5-96.
25. Sumirat J. Toksikologi Lingkungan. Gadjalt
Mada University Press, Yogyakart4
2003;107-36.
26. WHO Alih bahasa Suyono J. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakart4
1995;256-59
27. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan: Teori
dan
Aplikasi. Rajawali
Pres.Jakarta.200 l:4
28. Donatus,
I. A.
Petunjuk PraktikumToksikologi. Edisi I. Yogyakarta: Lab,
E.
9.
Harol CF,
and
zincAkt ifitas Hematopo ies is T ikus (Rattus nurve gi cus)Akibat Suplementas i Tawas dan Seng
29
30.
Fannakologi dan Toksikologi. Fakultas
Farrnasi Universitas Gadjah Mada. 1994:21-22.
Ensniinger
AH,
Konlande SE, Robson JRK. The Concise Encyclopedia of Food&
Nutrition. CRC Press. Boca Roton London Tokyo.l995Torbjorn Lind, Lonerdal.
A
Community-base Randomized Controlled Trial of Iron andZinc
Suplementationin
IndonesianInfants:lnteractions between Iron and
Zinc.Am J Clin Nutr.2O03:77:4: 883-90
Alarcon C, Patrick WK, Ana MP. Effects of
separate delifery
of
zinc or zinc andvitamin
A
on
hemoglobin resPonse,growth and diarrhea in young Peruvian
children receiving
iron
therapy foranemia.
Am
J2004:80:5:1276-82
Clin
Nutr.32. Krebs NF. Overview of Zinc Absorption and
Excretion in the Human Gastrointestinal
Tracct.
The
American SocietY for Nutritional Sciences.2000: I 30: I 374S-7S33. Chung CS, Stookey J. Current dietary zinc intake has a greater effect on tactional
zinc absorption in healthy adult men.Am
J Clin Nutr: 200887 5:1224-9
34. Richard N,Michel MD,Ramzi S, Cotran. Jejas,
Adaptasi dan Kematian Sel. In: Robins Pathologic Basic of Disease. 7'h ed.Alih Bahasa: Prasetiyo A, Pendit UB, Priliono
T. Vol l.Jakarta:EGC:2003:3-28
35. Abbott Diagnostics. Cell-Dyn 3700 Training Manual. Abbort Park. USA, 2003
36. Sus Derthi
W.
Peranan Suplementasi SengDalarn Pakan Terhadap Aktifitas Enzim Dalarn Upaya Peningkatan Produktifitas. Penelitian
Dasar.
Dirjen
DikTi' Departemen Pendidikan Nasional.Jakafta 2005.
37. Fathul
J,
EndangP,
ApoinaK,
Efek Suplementasi Besi-Seng dan Vitamin CTerhadap Kadar Hemoglobin Anak
Sekolah Dasar
Yang
Anemia Di KecamatanSayung
Demak. JurnalNIMI.2006:41:2.
38. Haribi R, Kelainan Fungsi dan Histopatclc-::
Hati aa-n Gintal Tr^:s P.::ih -?::;r-'
\:t., ! ?,iri .:.1;::: S-:-:f.::.:a..
lZ'i-1-- =- )--- --- :" - ' :- - -:- l--l-- -
--l':- l'.- l.:'-..-t'
J=-:.:.,---Cell. New
York and
London,2008:12:08.
31.