• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEME. Abstrak. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEME. Abstrak. Abstract"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MEME

Kadek Wawan Purnama1, I Ketut Garwa2, Saptono3 Institut Seni Indonesia Denpasar

Alamat: Jln. Nusa Indah Denpasar 80235 Telp. (0361) 227316 Fax. (0361) 236100

Abstrak

Sebuah hasil karya cipta tabuh kreasi yang lahir dari pengalaman batin sang penata yang mencoba mengangkat tema tentang rasa cinta, kasih, kebanggaan, kesedihan dan kerinduan terhadap mendiang Ibunda. Mencoba menstransformasikan ide tersebut kedalam sebuah garapan tabuh kreasi dengan menggunakan media ungkap gamelan Semarandana yang didalamnya mengolah unsur musik seperti nada, harmoni, dinamika, tempo dan rytme menjadi satu kesatuan utuh yang tetap menggunakan struktur komposisi tri angga sebagai jajar pagehnya. Luapan emosi yang tak terhingga bertabur cinta, kerinduan dan air mata menjadi dasar terciptanya garapan ini. Dalam menunjang dan menguatkan tema dan konsep dalam garapan, penata menambahkan beberapa instrumen pendukung diluar instrumen pokok dari gamelan semarandana yakni 5 buah instrumen rebana dan 5 pasang ceng-ceng kopyak serta dibalut dengan permainan melodi, ritme, tempo, yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi komposisi karawitan yang utuh.

Rasa cinta, kasih sayang dan kerinduan merupakan tema dari garapan ini. Struktur dari komposisi ini terdiri dari tiga bagian atau sering disebut dengan tri angga yaitu k awitan, pangawak dan pangecet. Untuk mendukung keutuhan garapan, selalu diupayakan setiap bagian saling berkaitan, pada intinya perpaduan yang dilakukan selalu mengacu pada tema utama. Proses penggarapan ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap penjajakan (ek splorasi),

percobaan (improvisasi), dan pembentukan (forming).

Kata Kunci: Gamelan Semarandana, Meme,Tri Angga

Abstract

Creations of a tabuh k reasi that are born from the inner experience of the creator who tries to raise the theme of love, love, pride, sadness and longing for the late mother. Trying to transform the idea into a mak ing of tabuh k reasi by using media gamelan Semarandana by using the musical elements such as tones, harmonics, dynamics, tempo and rytme become a unified whole that still use the structure of Tri angga composition as it jajar pageh. The infinite bursts of emotion filled with love, longing and tears form the basis of this creation. In supporting and strengthening the theme and concept in this creations, the creator add some supporting instruments outside the main instrument of the semarandana gamelan that is 5 pieces of rebana and 5 pairs of ceng-ceng k opyak in which wrapped with melodic, rhythm,tempo,which is processed in such a way that the composition Karawitan intact. Love, compassion and longing are the themes of this work . The structure of this composition consists of three parts or often referred to as Tri angga namely k awitan, pangawak and pangecet. To support the wholeness of aransement, always strived every part interrelated, in essence the combination that always refers to the main theme. The process of this work is done through three stages: exploration, experimental (improvisation), and forming . Key Word : Gamelan Semarandana, Meme,Tri Angga

PENDAHULUAN

Kesenian atau seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan merupakan sinonim dari ilmu (Wikipedia 2016). Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia, seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya.

Sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian tidak pernah lepas dari masyarakat, sebab kesenian juga merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan segala bentuk ungkapan cipta, rasa dan karsa manusia. Salah satu kesenian yang ada di Bali ialah Karawitan. Karawitan adalah musik tradisi masyarakat indonesia yang berlaraskan pelog dan selendro. Di Bali terdapat puluhan ansamble/barungan gamelan yang terdiri dari bermacam-macam alat/instrumen, seperti: gender, kendang,

(2)

suling, ceng-ceng, dan gong yang berlaraskan pelog dan selendro (Aryasa,1984/1985:40). Dalam kehidupan masyarakat di Bali yang makin komplek ini, masih dijumpai sekitar 30 jenis perangkat gamelan dan tiap-tiap perangkat memiliki kekhasan tersendiri (Bandem,1982:3). Salah satu jenis gamelan tersebut adalah gamelan Semarandana.

Munculnya gamelan Semarandana di awali dengan hengkangnya Genta Pinara Pitu (sebuah barungan gamelan yang diciptakan oleh I Wayan Beratha atas usul dari I Made Bandem pada tahun 1985) ke luar negeri. Pada tahun 1987 I Wayan Beratha membuat sebuah gamelan kombinasi antara Gong Kebyar dengan Semar Pegulingan yang disebut dengan gamelan Semarandana. Ansambel ini menggunakan 12 (dua belas) nada yang susunan nadanya mengikuti sistem 5 (lima) nada gong kebyar pada register rendah dan sistem 7 (tujuh) nada Semar Pegulingan pada register tinggi. Gamelan ini memiliki bilah yang lebih banyak dari gamelan Genta Pinara Pitu. Beliau hanya menambahkan satu nada nding tinggi pada gamelan Genta Pinara Pitu untuk menjadikan barungan gamelan baru yang dinamakan gamelan Semarandana. Penambahan satu nada itu disebabkan karena sukarnya memainkan kotekan lagu-lagu gamelan Legong Keraton yang membutuhkan nada Nding tinggi itu. Kini di Bali berkembang banyak gamelan Semarandana karena memiliki kelebihan dari gamelan lain, disamping dari segi teknik juga dari patet karena gamelan ini dapat memainkan lagu-lagu Semar Pegulingan Saih Pitu, lagu-lagu Gambuh dan lagu-lagu Gong Kebyar. (Bandem, 2011:74). Itu tadi alasan yang menjadikan penata ingin menggunakan gamelan Semarandana sebagai media ungkap kedalam karya tugas akhir. Kekhasan dan kekayaan nada yang dimiliki oleh gamelan tersebut yang menurut penata mampu untuk mentransformasikan ide dan konsep penata ke dalam garapan karya seni tabuh kreasi yang akan di garap sebagai tugas akhir.

Munculnya karya seni dilatarbelakangi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor external. Faktor external terdiri atas fenomena alam, permasalahan sosial dan beberapa kejadian-kejadian yang muncul di dalam kehidupan masyarakat, seperti contohnya karya seni yang tercipta dari faktor external yakni tari sekar jempiring karya I Ketut Suandita yang terinspirasi dari keindahan bunga Jempiring Putih, kemudian tari Tenggek karya I Ketut Suandita juga yang terinspirasi dari gerak lincah burung tenggek, dan masih banyak lagi karya seni yang muncul dari faktor external. Kemudian karya seni yang muncul dari faktor internal dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi si penata seperti masalah-masalah percintaan, pengalaman hidup dalam keluarga, dan pengalaman sebagai seorang seniman. Ada beberapa contoh karya yang tercipta dilatarbelakangi oleh faktor internal yakni tabuh kreasi baleganjur Nirkama yang menceritakan tentang penyalahgunaan obat - obatan terlarang dan minum - minuman keras yang dilarang oleh pemerintah, kemudian tabuh kreasi pepanggulan Semara Kaputungan yang menceritakan tentang percintaan dua anak muda yang beranjak dewasa namun hubungannya harus kandas ditengah jalan, dan masih banyak lagi karya seni yang muncul dan tercipta dilatarbelakangi oleh faktor internal. Dari dua faktor tersebut, di dalam proses penciptaan karya terkait dengan ujian akhir sebagai tugas yang harus diselesaikan di ISI Denpasar, penata mengangkat salah satu faktor yakni faktor internal yang berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah penata alami berkaitan dengan cinta kasih antara ibu dan anak di dalam kehidupan sehari - hari.

Kehidupan adalah anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Hidup memang tidaklah mudah, ada kalanya kita merasa bahwa kehidupan ini sia-sia. Namun, ada pula kala kita benar-benar menikmatinya. Ada banyak mahluk yang tidak sempat menikmati kehidupannya lebih lama. Karena itu, kita harus mensyukuri setiap berkah yang ada saat ini. Tawa, canda, amarah, dan tangisan adalah ornamen penghias kehidupan yang menjadikan hidup ini lebih berwarna. Ada banyak orang yang mengatakan, “ orang-orang yang dapat hidup bahagia hanyalah orang-orang yang kuat” tetapi bukan itu intinya. Orang yang kuat dalam kehidupan sesungguhnya adalah ia yang sadar bahwa dirinya itu lemah. Karena dengan begitu, maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjadi seseorang yang sukses didalam kehidupannya. Banyak orang sukses sesuai dengan takaran kesuksesannya sendiri di dunia ini. Itu semua tidak terlepas dari sosok wanita dibelakangnya yang selalu berdoa dan mensupport setiap hal yang ada pada dirinya ialah seorang ibu. Ibu adalah sosok yang luar biasa dalam kehidupan kita, (Pramudya,2011).

Fenomena ini penata dapatkan dari kisah pribadi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, menceritakan tentang perjuangan seorang ibu atau Meme. Mulai dari proses mengandung janin selama sembilan bulan, lalu melahirkan dengan penuh perjuangan tanpa memikirkan keselamatan dirinya, menghidupi dan membesarkan anaknya dengan penuh rasa cinta kasih dan tanggungjawab. Ibu adalah sosok wanita tangguh dan tegar ketika badai kehidupan menghempas. Ibu secara fisik boleh saja lemah, namun ketika harus menyelamatkan anak-anaknya ia bisa berubah menjadi jiwa pemberani dan tegas. Rela pasang

(3)

badan tatkala membela anak-anaknya dari ancaman dan bahaya apa pun. Dan tak jarang pula tampil menjadi sosok penyelamat keluarga saat sang ayah tengah terperosok dalam krisis kehidupannya. semuanya itu dilakukan hanya untuk anak-anak yang dicintainya. Betapa ikhlasnya doa ibu begitu meringankan langkah seorang anak dalam mengarungi kehidupan. Sehingga tidak sedikit orang yang sukses dalam kehidupannya adalah orang-orang yang sangat dekat dengan ibunya. Tapi jika suatu saat nanti ibu telah meninggalkan kita untuk selamanya, apakah kesuksesan untuk anak-anaknya juga akan ikut pergi bersamanya? Penata rasa itu tidak. Kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh hal tersebut, jerih payah, pengorbanan, ketekunan, serta keseriusanlah yang menjadi faktor-faktor penting yang harus ada dalam mencapai suatu kesuksesan. Melihat fenomena yang terjadi di atas, maka munculah sebuah inspirasi dalam diri penata yang ingin mengangkat perjuangan Meme kedalam ide garapan dan sekaligus sebagai judul dalam karya tugas akhir Seni Karawitan.

Di dalam masyarakat masih banyak membutuhkan media pembelajaran untuk menyadarkan makna dan kasih sayang dari orang tua khususnya kepada ibu. Dari pengalaman tersebut penata ingin mengangkat sebuah judul karya seni karawitan, yaitu „‟Meme’’yang mengisahkan kasih sayang dan kerinduan penata terhadap ibunya.

Meme terdiri dari satu suku kata, yaitu “Meme”. Meme yang berarti Ibu (kamusiana.com). Meme merupakan salah satu panggilan seorang anak kepada ibunya. Bakti seorang anak kepada ibunya yang telah melahirkan dan mengasuh dengan segenap jiwa dan raga mulai dari mengandung selama sembilan bulan hingga dewasa dan menjadi anak yang berguna. Ibu melahirkan dengan penuh resiko, sangat berbahaya bila salah sedikit ibu dan bayi atau keduanya akan menjadi korban. Penderitaan ibu saat melahirkan tiada taranya. Seorang anak mungkin bisa melupakan kasih sayang ibunya, tetapi seorang ibu akan selalu mencintai anaknya. Demikianlah ibu, dalam kasih sayang kepada anaknya sama rata, yang baik budi pekertinya, yang miskin atau yang kaya, anak-anaknya itu semua dicintai dan dijaganya, diasuhnya mereka, itu tidak ada yang melebihi kecintaan ibu dalam mencintai dan mengasuh anak-anaknya (agama hindu.blogspot.co.id).

Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa Meme adalah kerinduan anak yang berbakti kepada seorang ibu yang telah berjuang mulai dari melahirkan, menghidupi dan membesarkan dengan selalu berdoa agar sang anak menjadi orang yang berguna. Setiap orang memiliki kisah tentang ibunya yang berbeda-beda yang disebabkan oleh berbedanya silsilah dari masing-masing keluarga dan sosial masyarakat, jadi antara ibu satu dengan ibu yang lain memiliki cara dan sifat yang berbeda-beda untuk mendidik anaknya. Perbedaan tersebut biasanya yang mengakibatkan dan mempengaruhi kepada kualitas mental anak-anak yang telah dididiknya dan dimana anak-anak memiliki sifat berbeda-beda sesuai dengan bagaimana cara ibunya mendidik anaknya. Kurangnya kasih sayang seorang ibu atau orang tua bisa menghasilkan dua macam hal yang dapat terjadi baik dari segi positif ataupun negatif. Maka dari itu peranan ibu sangatlah penting, kasih sayang ibu mampu menjadikan anak-anak menjadi lebih baik kedepanya.

Bedasarkan latar belakang di atas penata ingin mengangkat bakti seorang anak kepada Ibunya dengan unsur pembentukanya perjuangan ibu, dan cinta kasih ibu. Pemaknaan tersebut mempunyai karakter yang berbeda-beda yang ditransformasikan ke dalam bahasa musik, yaitu dengan unsur musikal seperti : nada, tempo, ritme, dinamika, harmoni, dan perubahan tangga nada dalam komposisi karawitan, ide ini dituangkan ke dalam bentuk komposisi karawitan yang bertemakan cinta dan kasih sayang dengan mengedepankan proses dan suasana cinta kasih.

Karya ini dituangkan dengan menggunakan media gamelan Semarandana yang didalamnya terdiri dari beberapa instrumen yakni dua tungguh jegogan, dua tungguh jublag, dua tungguh kantil, dua tungguh gangsa, satu tungguh riong, satu pasang kendang cedugan lanang wadon, satu buah kendang lanang tut, 1 buah kajar, satu ceng-ceng ricik, empat buah suling, satu buah gong, satu buah kempur, dan satu buah klentong, dan penggunaan vokal manusia. Instrumen ini dirasakan tepat untuk mengungkapkan suasana Meme yang sesuai dengan ide garapan.

PROSES KREATIFITAS

Sebuah hasil karya cipta seni tidak akan pernah muncul begitu saja dengan sendirinya, melainkan harus melalui sebuah proses untuk mewujudkan suatu hasil karya cipta baru. Proses dalam penggarapan sebuah karya seni merupakan suatu langkah yang sangat menentukan dalam mewujudkan karya seni tersebut. Karenanya diperlukan suatu usaha yang serius, teliti, tekun serta bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya. Selain itu pengalaman dari penata, keterampilan atau skill pendukung, wawasan, seni,

(4)

pengalaman berkarya atau jam terbang yang di miliki serta kreativitas merupakan hal - hal penting yang sangat menunjang dan berpengaruh dalam penggarapan karya seni yang secara holistik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kesiapan mental dan fisik dari penata, sedangkan faktor eksternal adalah aspek - aspek pendukung lainnya seperti : kesiapan dari pendukung garapan, sarana dan prasarana ( gamelan sebagai media ungkap, tempat, proses berkarya serta biaya). Semua hal tersebut baik faktor internal dan eksternal serta faktor pendukung lainnya sudah siap secara maksimal maka penata yakin garapan yang diinginkan dapat secara maksimal dicapai sesuai kaidah - kaidah kreatifitas sehingga tercapai kualitas atau mutu karya yang dapat dipertanggujawabkan.

Kreativitas merupakan salah satu unsur terpenting di dalam menciptakan karya musik tradisi. Kreativitas dapat muncul dari mana saja, namun biasanya dimulai dari dalam diri manusia itu sendiri baik berupa pikiran, perasaan, atau imajinasi kreatif manusia yang kemudian dituangkan kedalam media ungkap dan di olah menggunakan teknik-teknik tertentu. Seseorang yang memiliki kemampuan khusus untuk mencipta atau mengolah melodi biasanya dapat dengan mudah untuk memasukkan ide, simbol dan objek- objek yang menjadi inspirasinya kedalam sebuah garapan. Di dalam penciptaan setiap karya seni musik, untuk memasukan ide penata ke dalam garapan, harus melalui proses kreativitas yang merupakan tahapan- tahapan penting untuk mewujudkan karya seni yang sesuai dengan keinginan. Begitu juga halnya dengan proses penciptaan karya seni Meme ini, penata berusaha untuk mewujudkannya melalui tiga tahapan yang diambil dari konsep Alma M. Hawskin dalam bukunya Creating Trough Dance University of California, Los Angelos yang dialihbahasakan oleh Y. Sumandiyo Hadi ISI Yogyakarta,(Sumandiyo Hadi,2003:23). Tiga tahapan tersebut antara lain tahapan penjajakan (eksplorasi), tahapan percobaan (improvisasi), dan yang terakhir adalah tahapan pembentukan (forming).

WUJUD GARAPAN Deskripsi Garapan

Munculnya suatu garapan baru tidak terlepas dari proses mencipta. Mencipta merupakan suatu langkah atau pola tindak dari yang belum ada menjadi ada. Pencapaian langkah ini tentu melalui tahapan-tahapan proses yang terkadang sangat banyak menemukan hambatan bahkan kegagalan (Garwa, 2008:25).

Komposisi karawitan Meme merupakan sebuah garapan dengan komposisi yang nampak secara kongkrit atau jelas, karena dapat dinikmati oleh indera mata dan telinga. Selain itu, komposisi ini juga mengandung tema yang disesuaikan dengan pengolahan unsur musik seperti nada, melodi, irama, tempo, harmoni, dan dinamika.

Pada hakekatnya, musik itu netral, tetapi adakah pemahaman musik yang sungguh-sungguh netral? Setiap orang memiliki latar belakang sejarah, budaya, lingkungan, dan pengalaman berbeda yang mempengaruhi sikap, pandangan, dan reaksi terhadap suatu musik tertentu. Musik lantas terpecah-pecah dalam berbagai keterasingan, kepentingan dan tak lagi netral (Suka Harjana, 2003:07).

Garapan tabuh kreasi semarandana ini merupakan komposisi karawitan inovatif, yaitu mengarah kepada pembaharuan seperti tema, melodi, dan kompleksitas dari garapan yang merupakan pengolahan dan pengembangan dari pola-pola tradisi karawitan Bali. Tabuh kreasi semarandana ini mengandung tema cinta dan kasih sayang yang menggambarkan bakti anak kepada orang tua khususnya ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan mengasuh hingga dewasa agar menjadi anak yang berguna dan berbudi pekerti baik. Namun setelah anak tersebut mulai beranjak dewasa, ia ditinggal untuk selama - lamanya oleh ibunda tercinta. Disinilah perasaan sedih, kecewa, pasrah, putus asa dan kegagalan dalam diri yang dirasakan anak tersebut. Semua cerita pengalaman diatas tadi yang akan penata gunakan sebagai konsep dan ditransformasikan kedalam garapan tabuh kreasi semarandana Meme.

Analisa Struktur Garapan

Struktur atau susunan dari suatu karya seni adalah aspek yang menyangkut keseluruhan dan meliputi juga peranan masing-masing bagian dalam sebuah karya seni. Kata struktur mengandung pengertian bahwa di dalam karya seni itu terdapat suatu pengorganisasian, penataan: ada hubungan tertentu antara bagian-bagian yang tersusun itu (Djelantik, dalam Atmaja,2015:23). Terkait dengan struktur dalam sebuah karya seni, komposisi karawitan Meme disusun oleh beberapa bagian-bagian yang saling berkaitan antara bagian I,

(5)

bagian II, bagian III, atau dalam konsep Tri Angga yakni kawitan, pangawak, pangecet yang masing-masing bagian dihubungkan oleh transisi yang merupakan peralihan dari bagian satu ke bagian berikutnya.

Bagian I

Bagian I atau kawitan merupakan bagian awal garapan komposisi musik Meme. bagian ini diawali dengan teknik pukulan kebyar dengan dinamika yang keras dan tempo yang agak cepat, ini menggambarkan terjadinya reaksi atau gerakan-gerakan janin yang mengisyaratkan sebentar lagi akan lahir kedunia. Kemudian dilanjutkan dengan vokal secara bersama-sama oleh penabuh yang dimainkan bersamaan dengan melodi jublag, ini menggambarkan bahwa janin yang dikandung ibu selama sembilan bulan telah lahir kedunia dengan selamat. Setelah melalui bagian transisi kemudian masuk bagian gegenderan, disini menggambarkan keceriaan masa kanak-kanak yang hanya mengenal bermain dan bermain. Setelah pengulangan dua kali pada bagian gegenderan, kemudian dilanjutkan dengan transisi dan masuk permainan instrumen kendang, disini menggambarkan masa kanak-kanak telah berubah dan mulai menginjak remaja. Setelah melalui beberapa transisi, selanjutnya baru mulai memasuki bagian II atau bagian pangawak .

Adapun notasi pokok bagian I dari garapan ini dapat dilihat sebagai berikut:

Struktur penyajian awal dari komposisi karawitan ini ditandai dengan permainan instrumen gangsa dan kantil yang memainkan teknik sederhana yang hampir disetiap proses latihan menabuh teknik ini dimainkan untuk memberikan kode kepada penabuh bahwa akan dilaksanakan pengulangan secara bersama - sama atau memulai latihan secara bersama - sama. Kemudian dilanjutkan dengan permainan instrumen kendang yang menggunakan teknik seperti mencari suara kendang yang bagus atau menyetel kendang agar menghasilkan suara yang terbaik. Selanjutnya diikuti oleh permainan kebyar secara bersamaan oleh seluruh instrumen. Setelah itu dilanjutkan dengan permainan dari instrumen gangsa dan kantil yang diiringi dengan tempo dari kajar yang cepat yang diakhir permainan kedua instrumen tersebut dengan pola kebyar yang dimainkan secara bersama - sama oleh seluruh instrumen. Setelah itu baru mulai masuk vokal yang diringi dengan permainan instrumen jublag yang bermain pada melodi yang sama dengan vokal.

Adapun vokal awal dalam garapan ini yakni : Swastyastu pamurwaning kaatur Maring semeton sami

(6)

Dumogi sida sami asah, asih lan asuh

Ceritayang mangkin anak cerik mogi sida satya nyalanin swadharma sane wawu uning mecanda lan meplayanan.

Artinya : Saya memberikan salam pembuka selamat datang dan Om swastyastu Kepada seluruh hadirin dan saudara

Semoga semuanya dalam keadaan baik - baik saja dan sehat selalu

Diceritakan sekarang ada seorang anak kecil yang hanya mengenal bercanda dan bermain, dan semoga dia selalu bisa mematuhi dan menjalankan perintah dari orang tuanya.

Setelah vokal tersebut ada transisi lagu yang dimainkan oleh suling dan jublag secara bergantian yang kemudian disambut lagi dengan pola kebyar oleh seluruh instrumen. Setelah itu mulai masuk bagian selanjutnya yakni bagian gegenderan yang masih dalam rangkaian penyusun bagian awal atau kawitan. Selain vokal tersebut, untuk menguatkan konsep yang ada penata juga menambahkan teatrikal dibalik layar, pada bagian pertama berceritakan tentang seorang ibu yang sedang membantu anak perempuannya mengerjakan tugas sekolah sembari ibu tersebut menggendong anak laki - lakinya. Pada adegan kedua menceritakan tentang anak laki - laki yang tadi digendong tersebut kini sudah menginjak bangku taman kanak - kanak yang dimana pada saat itu yang ada dalam pikiran anak - anak tersebut hanya main dan bermain. Dalam bagian ini, terdapat dua melodi pokok yang diulang dua kali. Akhir dari bagian gegenderan ini ditandai dengan permainan kembali oleh seluruh instrumen, setelah itu mulai masuk permainan kendang lanang dan wadon yang saling bersautan. Setelah tempo dari permainan kendang tersebut agak melambat, kemudian disambut lagi dengan pola kebyar yang bertempo cepat yang diakhiri dengan permainan melodi dari instrumen suling. Setelah permainan melodi yang dibawakan oleh instrumen suling tersebut selesai, kemudian dilanjutkan dengan permainan intrumen kantil yang bertempo cepat dan disambut lagi permainan bersama - sama oleh seluruh instrumen yang semakin lama semakin lambat temponya dan ini juga menjadi transisi lagu menuju bagian kedua atau pangawak .

Bagian II

Bagian II setelah melalui masa anak - anak, setiap orang pasti akan beranjak ke masa remaja. Masa remaja merupakan masa dimana mulai mengenal dan menyukai lawan jenisnya, mulai memasuki masa pubertas dan emosi tidak stabil atau sering disebut ababil (tidak tetap pendirian). Pada awal bagian kedua atau pangawak ini menceritakan tentang perjalanan penata mulai beranjak dewasa, ini ditandai dengan tempo lambat dan melodi yang mengalun, kemudian ditengah antusias dan semangat untuk menimba ilmu di tingkat SMA, berita buruk pun menghampiri penata, kondisi ibunda tercinta yang sudah memasuki stadium 2 baru diketahui oleh penata sendiri tanpa diberitahu oleh siapapun. Perasaan sedih, marah bercampur kecewa ini coba penata ungkapkan melalui permainan vokal pada bagian kedua, ditambah lagi dengan alunan puisi yang penata bawakan sesuai dengan perasaan yang penata rasakan saat itu. Permainan melodi yang mengalun dengan tempo yang lambat menjadi background dari vokal dan puisi pada bagian pangawak ini. Hal itulah yang diungkap pada bagian kedua dari komposisi musik ini dengan notasi pokok sebagai berikut:

(7)

Struktur Penyajianbagian kedua atau pangawak ini diawali dengan transisi vokal pada bagian akhir dari kawitan,adapun vokal tersebut yakni :

Limolas sampun mayusa.

Artinya : Sekarang sudah menginjak umur lima belas tahun

Kemudian dilanjutkan dengan melodi yang mengalun dengan tempo yang cenderung lambat dan diselingi dengan vokal oleh penabuh yang diikuti dengan permainan dari instrumen jublag dengan melodi yang sama. Pada bagian pangawak ini penata menggunakan sistem basang tundun, yang artinya memiliki 2 melodi pokok yang berbeda namun dalam satu bagian yang sama dan dalam tempo yang sama juga. Dalam bagian basang, penata menambahkan vokal yang syairnya penata ambil dari penggalan weda dan dibarengi dengan permainan melodi yang cenderung lambat dan mengalun, adapun penggalan weda yang dimaksud yakni :

Govindam adi purusam, tam aham bhajami Cintamani prakarsadmasu kalpa vreksa Laksavresu surabhir abipalayantam Laksmi sahasrata sambrhama swyamanam Govindam adi purusam, tam aham bhajami

Sekancan sakit, ane rasayang, ngudiang meme tusing ngorang

Artinya : Hiduplah seperti pohon kelapa yang setiap bagiannya bermanfaat, ketika kau memiliki cinta yang amat besar dan tulus, tapi tetap saja kau tak kan pernah bisa menembus cinta tuhan kepada umatnya, akan tetapi tetaplah hidup saling menolong dan menyayangi kepada semua mahluk ciptaan tuhan. Semua sakit yang kau rasakan pada saat itu, kenapa kau tak pernah memberitahukan kepada diriku Dalam bagian tundun atau bagian kedua dalam konsep basang tundun ini penata menambahkan puisi dengan diiringi dengan background musik yang terus mengalun dengan tempo yang cenderung lambat. Puisi :

Kerutan pada sudut matamu

Tersimpan derita yang sangat mendalam Ibu...

Tak percaya untukku melihat ini

Tak kusangka akan mendengar berita ini Terbaring kau lemas bersama sakitmu Tak kulihat indah rambut panjangmu Tak kudengar lagi amarah pagimu

Apakah benar itu dirimu, yang terdiam tanpa bersuara Kenapa kau sembunyikan semuanya dariku

Kenapa kau bungkam semuanya tentang keadaanmu Kenapa kau tak pernah jujur padaku

Kenapa ibu kenapa

Hanya air mata yang setia menemani ku kala itu Dengan doa yang selalu terucap dalam hati Berontak pun tak kan mengubah semua Berlari jua ku tak tahu harus kemana Karena kuyakin jua

Cintaku tak mampu menembus Cinta Tuhan padamu

Kubersujud berdoa untukmu Tuhan kan selalu menjagamu, ibu. Bagian III

Bentuk komposisi awal pada bagian ketiga atau bagian pangecet ini menggambarkan tentang rasa tegar dan mencoba untuk kuat dalam menerima setiap cobaan yang datang coba dipupuk kembali agar

(8)

menimbulkan semangat yang baru walaupun terus terbayang - bayang rasa sedih yang selalu menyelimuti. Untuk menggambarkan kisah tersebut, penata memberikan tempo yang sedang dengan teknik permainan norot pada instrumen gangsa dan kantil yang diikuti oleh melodi pokoknya yang bermain bersama - sama dengan instrumen lainnya dengan teknik yang sudah disusun sedemikian rupa sesuai dengan konsep diatas. Setelah bagian awal tadi diulang sebanyak dua kali, kemudian dilanjutkan dengan kebyar yang disini menggambarkan tentang kisah dan cerita sebelumnya masih saja sering teringat yang membuat jantung terus berdetak lebih kencang jika mengingat hal sedih tersebut. Setelah pola kebyar tersebut, kemudian dilanjutkan dengan tempo yang berjalan sedang yang diikuti dengan melodi pokok dari instrumen jublag yang dibarengi dengan permainan dari instrumen rebana, pola ini menggambarkan tentang semangat yang terus dibangkitkan.

Kemudian ditengah semangat untuk menimba ilmu, berita buruk pun datang menghampir, kesedihan yang tak bisa diucapkan dengan kata - kata lagi mendengar berita bahwa ibunda tercinta telah berpulang untuk selama - lamanya, kondisi ini penata coba sampaikan melalui nuansa musikal angklung yang dimainkan pada gamelan semarandana. Nuansa musikal angklung yang penata pilih dengan tempo yang mengalun lambat ini dirasa paling tepat untuk menggambarkan kesedihan yang saat itu dirasakan. Kemudian nuansa musik angklung tadi dikolaborasikan dengan nuansa musik baleganjur yang kemudian diakhiri dengan bermain secara bersama - sama dengan tempo yang semakin lambat. Pada bagian ini pemanfaatan nada dan melodi dilakukan secara bervariasi sesuai dengan suasana yang diinginkan.

Adapun wujud dari bagian III garapan ini dalam bentuk notasi pokoknya adalah sebagai berikut:

Struktur penyajian permainan bersama - sama oleh seluruh instrumen dengan tempo yang sedang menandai pergantian bagian dua atau pangawak ke bagian tiga atau pangecet. Setelah tempo mulai turun kemudian disambung dengan pola kebyar yang dimainkan oleh instrumen gangsa, kantil, riong, dan kendang yang diakhiri dengan pukulan jegog. Kemudian kembali lagi tempo berjalan dengan kecepatan sedang yang diikuti dengan permainan dari seluruh instrumen. Setelah itu baru masuk permainan dari instrumen rebana yang dimainkan bersama - sama dengan instrumen jublag dan jegog. Selanjutnya kembali lagi bermain bersama - sama dengan melodi pokok yang berbeda dengan sebelumnya. Keseluruhan komposisi tadi diulang sebanyak dua kali. Setelah melalui pengulangan tadi barulah masuk pola garap dari gamelan

(9)

angklung atau penata memasukan nuansa musikal dari gamelan angklung dalam garapan ini yang ditandai dengan permainan instrumen ugal yang bertugas merubah dari melodi pokok sebelumnya ke melodi dengan nuansa dari gamelan angklung tersebut. Permainan melodi ini dibarengi dengan satu teriakan oleh penata yang menggambarkan kesedihan, kekecewaan dan kepasrahan dengan kenyataan yang terjadi, teriakan yang disampaikan oleh penata yakni Meme dengan nada yang panjang atau lantang yang dilanjutkan dengan penggalan puisi yakni :

Puisi :

Biarlah biar aku disini dengan semua kerinduanku Mengisi setiap hari - hariku dengan indah bayangmu Pantas kata terucap untukmu, aku merindukanmu

Selanjutnya disambung dengan permainan lembut secara bersama - sama dengan masih menggunakan nada - nada dengan nuansa angklung. Setelah alunan melodi dengan tempo yang lambat tersebut kemudian nuansa angklung tadi dimainkan dengan tempo yang berjalan sedang dengan melodi dan tehnik permainan yang masih sama. setelah tempo mulai naik kemudian disambung dengan pola garap dari gamelan baleganjur yang penata masukan dalam garapan ini, penambahan instrumen ceng - ceng juga dilakukan oleh penata untuk mencari nuansa musikal dari gamelan baleganjur ini. Pengulangan yang sama dilakukan sebanyak tiga kali secara silih berganti dari pola garap angklung dan baleganjur tadi. Setelah itu tempo semakin meningkat atau lebih cepat yang dibarengi dengan penggabungan kedua pola garap tersebut. Setelah itu tempo berubah menjadi lambat dan ditandai dengan permainan silih berganti mulai dari instrumen suling, gangsa, kantil, riong, jublag dan jegog yang ditutup dengan permainan secara bersama - sama oleh seluruh instrumen dengan vokal pada bagian akhir yakni “amor ring acintya”.

Adapun penempatan masing-masing instrumen dalam garapan ini dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

]

Gambar 1.1 Setting Instrument

(10)

Kostum dan Tata Busana

Kostum atau tata busana dalam penyajian garapan memegang peranan yang sangat penting. Penguasaan materi tanpa disertai penampilan yang serasi tidak akan menampilkan pertunjukan yang baik. Pemilihan kostum dalam garapan ini diharapkan dapat mendukung karakter dari konsep serta mendukung karakter dari pertunjukan yang ditampilkan.Pada karya ini penata menggunakan kostum yang sederhana. Dimana buasana yang digunakan yaitu kain (kamen) berwarna merah dengan motif prada / emas yang digunakan oleh penata yang menggambarkan keberanian dan kebijaksanaan. Sedangkan untuk kostum pendukung menggunakan kain (kamen) berwarna hitam polos yang menggambarkan kematian, kesederhanaan, dan kesedihan (iputuswardiyasa.wordpress.com). Selendang dengan motif garis-garis hitam putih dengan kombinasi merah berisi ornament prada atau emas mengacu pada baik atau buruknya kelakuan yang akan kita lewati di masa depan. Selendang tersebut di gunakan pada bagian pinggang, selendang ini digunakan oleh pendukung dan penata. Selain itu juga menggunakan saput berupa kain yang bermotif menyerupai batik berwarna merah untuk pendukung dan warna putih dengan tepi kuning yang berisi ornament prada emas digunakan oleh penata, yang menggambarkan kesucian dan kesabaran ibu mendidik anaknya dan menjaga dengan tulus sepenuh hati. Pada bagian kepala penata menggunakan ikat kepala udeng berwarna putih yang motifnya hampir sama dengan saput yang penata gunakan yang menggambarkan kebijaksanaan ibu yang harus di junjung tinggi oleh anak, sedangkan untuk pendukung menggunakan ikat kepala atau udeng berwarna merah yang juga hampir sama motifnya dengan saput yang digunakan oleh pendukung. Baju yang digunakan oleh penata berwarna putih yang menggambarkan kesucian, kedamaian, dan permohonan maaf sang anak kepada ibu dan orang tuanya. Sedangkan baju dari pendukung berwarna hitam yang menggambarkan kesedihan, perasaan yang dalam, dan ketegaran hati (kaikanika.blogspot.co.id). Selain pakaian tadi, penata juga menggunakan beberapa aksesoris seperti bros yang digunakan pada bagian dada ditengah – tengah, kemudian bros dan petitis pada bagian kepala, bunga dan rumbing pada bagian telinga yang digunakan oleh penata dan pendukung. Selanjutnya make up yang digunakan yakni motif minimalis, ini dipilih untuk menggambarkan anak yang baru lahir hanya bergantung pada sehelai rambut tanpa ada hiasan yang spesial saat dilahirkan. Tata busana penata dan tata busana pendukung hampir sama secara garis besar namun warnayang membedakannya.

Berikut Gambar daripada tata busana penata dan pendukung komposisi Meme :

Gambar 1.2 Kostum dan Tata Busana (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

(11)

Tata Lampu (Pencahayaan)

Garapan komposisi musik Meme ini disajikan dalam suasana melewati setiap fase ibu dari hamil hingga meninggal. Oleh karna itu diperlukan pengaturan tata lampu dan dekorasi yang sesuai dengan tema dan adegan suasananya. Sebagai latar belakang garapan ini digunakan layar putih untuk memberikan kesan menonjol pada penampilan pemainnya. Untuk membuat penyajian lebih menarik dan masuk pada konsep kasih sayang, maka ditambahkan dekorasi berupa delapan buah lukisan hitam putih pada sisi kiri dan kanan panggung. Terkait dengan hal tersebut, maka untuk setting lampu saat pementasan garapan ini ditata sesuai dengan bagian yang ingin diungkapkan, yaitu:

Hasil Dokumentasi Proses Penggarapan

Gambar 1.3 Proses Latihan (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

No Bagian Tata Lampu Keterangan

1 Kawitan Cahaya redup kekuningan diawal kemudian dilanjutkan dengan cahaya terang

Suasana ibu yang sedang mengasuh anak dan suasana anak – anak bermain 2 Pangawak Cahaya redup kekuningan Suasana masa remaja

dan ibu mulai menderita sakit 3 Pangecet Cahaya terang kemudian redup

kekuningan dan diakhir permainan lampu warna warni

Suasana masa remaja yang kembali

semangat dan diakhir dengan kesedihan karena ibu meninggal

(12)

Gambar 1.4 Geladi Bersih (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

Gambar 1.4 Geladi Bersih (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

(13)

Gambar 1.5 Penyajian Karya (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

Gambar 1.6 Penyajian Karya (Dokumentasi: Kadek Wawan Purnama)

(14)

PENUTUP

Garapan tabuh kreasi Meme merupakan sebuah garapan komposi karawitan dengan menggunakan gamelan Semarandana sebagai media ungkapnya. Didalam menunjang dan menguatkan tema dan konsep dalam garapan ini, penata menambahkan beberapa instrumen pendukung diluar instrumen pokok dari gamelan semarandana yakni 5 buah instrumen rebana dan 5 pasang ceng – ceng kopyak serta dibalut dengan permainan melodi, ritme, tempo, yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi komposisi karawitan yang utuh.

Rasa cinta, kasih sayang dan kerinduan merupakan tema dari garapan ini. Adapun struktur dari komposisi ini terdiri dari tiga bagian atau sering disebut dengan tri angga yaitu kawitan, pangawak dan pangecet. Untuk mendukung keutuhan garapan, selalu diupayakan setiap bagian saling berkaitan, pada intinya perpaduan yang dilakukan selalu mengacu pada tema utama. Proses penggarapan ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap penjajakan (eksplorasi), percobaan (improvisasi), dan pembentukan (forming).

Garapan komposisi Meme disajikan secara konser/instrumental dalam durasi waktu kurang lebih 12 menit. Penyajian karya ini didukung oleh 24 orang penabuh. Karya ini disajikan di gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

DAFTAR RUJUKAN

Aryasa, I Wayan Madra.1977. “Perkembangan Seni Karawitan Bali”, dalam kontributor Proyek Sasana Budaya Bali.

Atmaja, Anak Agung Putu. 2012.” Nyuti Rupa, skrip karya seni”. Skrip Diajukan Dalam Rangka Ujian Sarjana Seni Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. Denpasar : Stikom Bali. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Djelantik, A.A.M. 1990. Penghantar Dasar Ilmu Estetika jilid I Estetika Instrumental. Denpasar : Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).

Garwa, I Ketut. 2008. Bahan Ajar Metode Penciptaan Seni Karawitan. Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Hardjana, Suka. 2003. Corat Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Lukmana, Indra. 2012.”Pengertian Seni Menurut Para Ahli” dalam Mikke Susanto, http://ilukmana.blogspot.co.id/2012/02/definisi-seni-menurut-para-ahli.hthal.101.

Sugiartha,I Gede Arya.2012. Kreatifitas Musik Bali Garapan Baru. Persefektif Cultural Studies. UPT. Penerbit ISI Denpasar.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bhotekan Karawitan 1. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Suweca, I Wayan, 2005. “Sejarah Perkembangan Kendang Bali”, dalam Bheri, Jurnal Ilmiah Musik Nusantara Volume IV 1 September, Denpasar: ISI Denpasar.

Tim Penyusun. 2015. Pedoman Tugas Akhir S1 Fakultas Seni Pertunjukan. Denpasar : Institut Seni Indonesia Denpasar.

Wirasantha, I Wayan Dody. 2015.” Debat”. Skrip diajukan Dalam Rangka Ujian Sarjana Seni Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Yudarta, I Gede. 2017.Artikel “ Tabuh Kreasi Pepanggulan Bentuk Komposisi “Baru” Dalam Seni Karawitan Gong Kebyar”.(hlm.1).Denpasar.

Refrensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Gagasan https://id.wikipedia.org/wiki/Seni kamusiana.com > index.php>term

Pramudya.2011. “ Hidup Adalah Anugerah” ,http://pramudyamylifemystyle.blogspot.co.id/2011/04/hidup-adalah- anugerah.html

(15)

www.google.com. Agama hindu.blogspot.co.id, 8 Januari 2016.” Arti seorang ibu dalam agama hindu” Sarasmuccaya 245. www.kanalinfo.web.id>pengertian https://id.m.wikipedia.org>wiki>improvisasi https://iputuswardiyasa.wordpress.com www.google.com.kaikanika.blogspot.co.id Discografi

 Rekaman tabuh kreasi Natha Ngawi Pralaya karya UKK siswa SMKN 5 Denpasar.

 Rekaman tabuh pepanggulan sandya gita Gitanjali Kidung Kasmaran karya I Wayan Darya tahun 2012

 Rekaman tabuh baleganjur Nirkama karya I Ketut Suandita tahun 2015  Rekaman tabuh 4 lelambatan Waja Kieng karya I Ketut Suandita tahun 2014

Gambar

Gambar  1.1  Setting Instrument  (Data Mahasiswa : Kadek  Wawan Purnama)
Gambar  1.2  Kostum dan Tata Busana  (Dokumentasi:  Kadek Wawan Purnama)
Gambar  1.3  Proses Latihan  (Dokumentasi:  Kadek Wawan Purnama)
Gambar  1.4  Geladi  Bersih  (Dokumentasi:  Kadek Wawan Purnama)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ibu–ibu PKK Kelurahan Kampung Laut sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini dengan banyak memberikan pertanyaan terkait dari pemanfaatan arang aktif cangkang

Dengan perubahan batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung tersebut, maka Peraturan-peraturan Daerah serta Keputusan-keputusan Kepala daerah Tingkat II

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Kondisi kulit yang normal, tidak ada luka maupun lesi yang menurut Hoppman dan Barron (2007) menjadi tanda infeksi fungi seperti hiperkeratosis, nekrosis,

Tidak hanya gebyok, saya mendapatkan banyak mendengar cerita dari "arga mengenai cerita kali 1engek, maupun cerita tokoh!tokoh yang kini makamnya berada di

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

MikroTik adalah suatu RouterOS (Router Operating System) yaitu sistem operasi atau software yang dapat digunakan menjadi komputer router network yang handal dengan

(Aida Melly, 2008 )Kes tersebut telah mendapat liputan meluas akhbar tempatan dan kelemahan sistem pentadbiran Mahkamah Syariah telah diperlihatkan dan secara tidak langsung