• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar linguistik Arab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar linguistik Arab"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Dr.

ADE NANDANG S.,

M.Ag.

ABDUL KOSIM, M.Ag.

~

ROSDA

(2)

Harqa P. Jawa Rp44.000,00

l'J

ptremajarosdakarya CJ@rosdakarya

@

instarosda

Agama

ISBN 978-602-446-246-8

J~

l

l

Jl

~ll~

l

l~l!l~[~l

l

~

ROSDA

Kajian kebahasaan terus rnenqalarm perkembanqan karena hakikatnya. bahasa merupakan bagian dari kehidupan rnanusia

seoaca

makhtuk osrbahasa yang terus berkembang. L1ngu1st1k sebaqai .lmu yang mempetaian bahasa itu sendrn menqatarm perubahan dan perkembangan sesuai dengan tinjauan dan pondekatan dalam sotrap penelrtian. Ragam pendskatan dalam mendedah bahasa tersebut akhirnya melahirkan rnacarn-macam lingu1st1k, seperti Iii stone tinqutstic, comparative lmgwst1c, contrastive lmguistic. descriptive linguistic, dan lain lain. Linguislik deskriptif memfokuskan pembahasannya pada bahasa tanpa melihat pada aspek seiarah dan lldak mernbandmqkannya dengan bahasa lain. Dengan kata lain. linguist1k 1ni-seperti dikatakan de Saussure-hanya rnemoetaian oanasa apa adanya dan untuk banasa

Buku Pengantar Linguislik Arab yang ada di tangan pembaca ini. mencoba rnernberikan gambaran awal bagi para mahasiswa dan pembaca secara umum tentang kauan internal bahasa Arab yang melipu1i fonologi. morfologi, sintaksis, dan semantik dengan perspektif lingu1st1k oesknput

PENGANTAR

LINGUISTIK

ARAB

Abdul Koslm, M.Ag. menyelesaikan Program Magister (S-2) pada Jurusan Studi Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Ojati Bandung pada t.ahun 2012, dan kini sedang menempuh Program Dok1oral (83) pada Konsentrasi

Linguistik di Universitas Padjadjaran Bandung. Saat ini penulis aktif sebagai stat akademik dan dosen luar biasa pada Prodi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dosen Bahasa Arab di STAI OR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta, dan sebagai Pengurus Pesantren Bahasa (Al-Ma'had Al·L.ughawy) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dr. Ade Nandang S., M.Ag. merupakan lulusan Program Doktoral iS3) pada Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negerl Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2016. Hingga saat ini, penulis tercatat sebagai Dasen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan beberapa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

(3)

Dicetak oleh:

PT Remaja Rosdakarya Offset - Bandung

Copyright © Ade Nandang & Abdul Kosim, 2018

Hak Cipta yang dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak scbagian atau seluruh isi buku tanpa iz.in tertulis dari Penerbit

Anggota fKAPl Dlterbltkan oleh:

PT REMAJA ROSDAKARYA

Jln. lbu lnggit Gamasih No. 40 Bandung 40252 Tip. (022) 5200207 Fax. (022) 5202529 e-mail: rosdakarya@rosda.co.id www.rosda.co.id RR.AG0249-01-2018 ISBN 978-602-446-246-8 Cetakan pertama, Agustus 2018

Pcnulis Dr. Ade Nandang S, M.Ag. Abdul Kosim, M.l\g.

Editor Engkus Kuswandi

Proofreader : Nur Asri

Desainer : Guyun Es Layout : Deni AS

PENGANTAR

(4)

i

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan usia, sehingga penulis dapat melakukan kegiatan-kcgtatan untuk mengisi kehidupan fana ini, di antaranya menulis buku

Penganta

r

L

i

ng

uis

tik Arab.

Pada awalnya, buku ini merupakan tulisan-tulisan yang belum tersusun sebagai bahan perkuliahan, ketika penulis mengajar linguistik pada Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Ke mud ian tulisan-tulisan yang belum tersusun ini penulis Iengkapi

d

e

ngan

berbagai maten yang dipandang penting terkait dengan linguistik Arab. Selanjutnya disusunlah tullsan- tulisan tersebut secara sistematis agar menjadi suatu bacaan yang utuh, hingga akhirnya menjadi sebuah buku yang ada di tangan pembaca ini. Buku ini sendiri diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri atau pengajar lainnya sebagai pegangan dalam kegiatan pembelajaran. Lebih utama Jagi, diharapkan bisa bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembaca secara umum yang tertarik atau sedang mempelajari ilmu bahasa Arab.

(5)

Bandung. [uni 2018

Penuli

s

P

en

uli

s

me

n

yada

r

i bahwa buku

i

ni masih

[auh

dari

kescmpurnaan, karenanya

pe

n

ul

i

s

berharap banyak kepada

par

a

pembaca untuk bisa

m

em

b

e

r

i

ka

n

ma

s

u

kan

agar

bu

ku

ini

m

en

j

adi l

c

b

i

h

baik di

m

as

a ya

ng

a

ka

n d

ata

n

g

Akhimya, hanya kepuda Allah Swt.

penuli

s

mernohon agar buku ini benar-henar bisa

m

e

mb

e

ri

rnanfaat bagi siapapun yang

m

e

mbacanya.

a

m

ii

n.

(6)

v

Kajian kebahasaan terns mengalami perkembangan baik kajian dart segi internal bahasa maupun dari segi ekstemal. Hal inl dikarenakan bahasa pada hakikatnya merupakan bagian dart kehidupan rnanusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa sangat "menantang" para peneliti untuk melakukan analisis dan kajian mendalam mengenai hakikat dan karakteristik bahasa, serta hal apa saja yang dapat memengaruhi perkembangan bahasa

Ilmu yang mempelajari bahasa adalah linguistik. Linguistik itu sendiri sebagai disiplin ilmu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan tinjauan dan pendekatan yang dilakukan setiap peneliti terhadap bahasa itu sendiri. Ragam pendekatan yang dilakukan peneliti dalam menohok bahasa akhimya melahirkan macam-macam lingutstik seperti

historic lin9ui5tic

,

comparative linguistic, contrastive linguistic,

descriptive lifl{Juistic,

dan lain-lain.

Linguistik deskriptif memfokuskan pembahasannya pada babasa tanpa melihat pada aspek sejarah dan tidak membandingkannya dengan bahasa lain. Dengan kata lain, linguistik ini-seperti dikatakan de Saussure-hanya mempelajari bahasa apa adanya dan untuk bahasa.

(7)

Buku Penqantar Linguistik Arab yang ada di tangan pembaca ini, mencoba memberikan gambaran awal bagi para mahasiswa dan para pembaca secara umum tentang kajian internal bahasa Arab yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik dengan perspektif linguistik deskriptif

Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian pembahasan: bagian

pertama

membicarakan tentang pengertian, objek kajian, dan perkembangan linguistik; baqian kedua herisi pernbahasan tentang macam-macam Jinguistik; bagian ketiga berisi pembahasan tentang hakikat bahasa dan karakteristik bahasa;

bag

ian

keempat beiisi pembahasan tentang asal-usul bahasa; baqian kelima berisi pembahasan teori-teori tentang bahasa dan berpikir; bagian keenam berisi pembahasan tentang internal bahasa yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik; bagian terakhir dari buku ini berisi pembahasan tentang aliran linguistik dan pengajaran bahasa

(8)

vii ix

PERKEMBANGAN LINGUISTIK 1

A Pengertian Linguistik 1

B. Objek Kajian Linguistik 7

c.

Manfaat Belajar Linguistik

12

D. Sejarah Perkembangan Linguistik

13

B.A.B 2 CABANGCABANG LINGUISTIK 19

A. Linguistik Descriptive (~_,)\ ....01

t1"

)

19

B.

Linguistik Historis ~)::JI Wll ~) 20

c.

Linguistik Comparative (0) .. WI ....01 ~)

21

D. Linguistik Contrastive (.),>l.i.:.11 Wll ;k)

22

E

.

Ltnguistik Teorctis (...s.)i.JI WJI ~) 23

F. Llnguistik Terapan ~I Wll

;-.1.c

)

23

B.A.B 3 ASAL...USUL BAHASA

2

5

A. Teori Teologis (•_;._;_pi ~_,li.J1) 26 B. Teori Jslhiluhi (~)U.:..,°jl ~.)i.JI) 28

vi

BAB l PENGERTIAN, OBJEK KAJIAN, KEGUNAAN, DAN

PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTAR ISi

(9)

vi

1

2

3

125

133

1

35

DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM INDEKS

TENT ANG PENULIS

BAB 7 TEORl-TEORI DALJ\M UNGUISTIK DAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA

1

05

A. Teori Tradislonal (Tata Bahasa Tradisional) 105

B.

Tcori Struktural 109

C.

Aliran Transforrnasional 115

D. Linguislik Transformasional dan Psiko-Kognitif 1 '113

4

5

4

5

4

7

66

67

72

72 82 92 BAB 6 INTERNAL BAHASA

fl. ronologi (..:..~~\ ~) B.

Bu

n

y1

-

Buny1

Bahasa Arab

C.

Semi Vowels (~'6'.r-JI JL.o;I) D. Fonern

E.

Thuul

a

l

-

S

hou

t

(Durasi)

F.

M

orfolo

gl

(.._;_,....)I

r1")

G

.

SIN"f

}\}(

S!S

H. SEMANTIK ('ILM AL-DILALAH)

]9

4

0

41

4

1

42

4

4

B.6-B 5 HUBUNGAN BAHASA DAN BERPIKIR

A. Tcori Sapir-Whorf

B.

Te

01

i

Wilhelm

Von

H

u

mb

old

C. Teori Jean Piaget D. 'l'eort L.S. Vygotsky E. Teori Noam Chomsky

31

431

]5

3

6

BAB 4 HAKIKA T BAHASA A. Pengertian Bahasa

n

.

Kara kteristi k Ra hasa

C. Fungsi Bahasa

(10)

ix ~

~-

... "'-:·:::· ...

1

vP

dh

b

th j;, zh

r

' ~ gh

-

-

--

0

f ~

q

.!l

k

J

I

r

m

0

n

-

-

-

.) w

h

'-?

y

,..,

"

~ ·:·'AJ'aD ~ ' y B ...::..> T ...!> Ts

-

(

I

t.

H

t.

Kh

-

·

-

;i D .;l

D

z

r , .) R

-

j

z

V'"

s

.

Sy

V'"

if

Sh A. KONSONAN TI.JNGGAL

PEDOMAN

TRANSLITERASl

ARASINDONESIA

(11)

x

c

.

VOKAL PANJANG DENGAN MENAMBAHKAN

TANOA SUDUT OIATAS HURUF VOKAL, YAITU:

=

a

contoh : ,-'.£.

=

a

li

mun

'-?

= l contoh :

~ =

qadt

r

un

.)

=

u

contoh : Jr."'= shaburun

Dengan menggandakan konsonan yang sama, contoh:

"j

=

rr pada kata

S:

-'i

/

U

= farraha / yufurrihu

j

=

11 pada kata

J....,

/

..L

=

sallarna / yusa1limu

'

.

' B. KONSONAN GANDA

(12)

Kata linguistik berasal dari bahasa Latin yaltu dari kata lingua

yang

berarti "bahasa" Dalam bahasa-bahasa "Roman" (yaitu bahasa-

bahasa yang berasal duri bahasa Latin) masih ada kata-kata yang serupa dengan lingua Itu, yaitu lin.911e dan langage dalam bahasa

Perancis, dan lingua dalam bahasa Italia. Bahasa lnggris memungut

dari bahasa Perancis, kata yang kinl menjadi language. lstilah linnuistfcs dalam bahasa lnggris berkaitan dengan kata fangua,ge itu, sepern dalam bahasa Perancis istilah Jinguistique berkaitan dengan langa,ge.

D

a

larn

bahas

a

Indonesia, llnguistik adalah

narna

bidang

ilmu,

dan kata sifatnya adalah iinguistis" atau "lmguistik." Sementara dalam bahasa Arab, padanan linguistik dikcnal dengan sebutan Ilmu Lughah

atau al·Lisaaniyyat.1

A. PENGERTIAN LINGUISTIK

PENGERTIAN

,

OBJ

E

K

KAJIAN

,

KEGU

N

AAN

,

DAN PERKEMBANGAN

LINGUISTIK

(13)

2

2 Jhvn Lyc,>O~. Wl11.1:1!.1<.lfur1 I:> tnexeco: l.JogwstK, (ambridge: Cambridge University Press. I 975, h. 1.

3 M. j-ebrru Hij~, ol J\1adld1ul i!a 1/m 1.1/·lughan. Dar al·T5aq3fah. 1982, h, 15.

4 M. h1hmi Hijd.d, I/mu Jvyliah, Modk!wf T&n'khi fi ~J<JtJi o/~jvrOts wa lugMr a~SOmtyah, h. 31. 5 Maiin Wi)'<Jr, o;,,.>Ql u.LJiNyyUl TatbtqlyYall, h. 22.

Wahid Waft, salah seorang pakar bahasa Arab yang juga dlanggap

sebagai ulama Arab telah mencoba rnembahas ilmu

l

ughah

melalul

dua bukunya mengenal

Fiq

h

l

u

g

h

ah

dan

l/

m

u Lug

h

a

h

sekitar tahun

1940 M. Buku ini menjadi pegangan bag! para peneliti bahasa generasi

sesudahnya, dan buku ini sangat membantu terbukanya banyak kajlan tentang bahasa. Ketika dia melakukan pembahasan tentang bahasa,

rnaka dia menunjukkan bcbcrapa hal yong arnat penting dalam pembahasan

tersebut

Banyak pengertian yang disampaikan oleh para pakar bahasa mcngcnai pengertian linguistik. John Lyons mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sccara ilmiab.' Senada dengan yang disampaikan Jhon Lyons, Fahrni Hiiazi, seorang ahli bahasa Arab, mcmbctikan pengertian linguistik (Jlmu Lughah) sebagai ihnu yang membahas tentang hakikat dari fenomcna bahasa dengan pembahasan

secara ilmiah.3 Menurutnya, kajian bahasa dalam perspeknf

flmu

lughah

mcnyangkut

phone

tic

s

/

ph

o

nolo

g

y

,

m

o

rph

o

l

ogy

,

sy

nta

x

,

s

e

m

a

n

tics

."

Mazin Wa'ar mendefinisikan ilmu lughah sebagai kajian bahasa-bahasa manusta secara keseluruhan di tengah-tengah bahasa yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Kajian itu mencakup bunyi-bunyi

bahasa susunan gramatika,

m

u

fr

ad

at

dan maknanya, serta hubungan bahasa dengan metafisika, yang melingkupi kehldupan manusia

Dlmaksudkan dcngan kajian ilmiah menurutnya ada\ah bahwa

kajian itu menggunakan teknik-teknik ihniah seperti:5

al

-

Mul

d

h

a

z

h

o

h

(ob

se

rvation)

,

al- Taj rib (empirical).

al

-

Z

h

abt (

ex

a

ct)

,

a/-Maudhfliyyah (objective).

(14)

3

Pertama,

pcmbahasan mengenai asal bahasa dan perkembangannya

"

o

riq

i

ne du langage."

Dalam pemhahasan ini, ia mengkaji tentang perkembangan bahasa manusia dart mulai bentuk-bentuk, yang dengan bentuk-bentuk itu ungkapan mulai

rnuncul,

lain menelisik

perkembangannya sehingga sarnpai lahirnya bunyi-bunyl bahasa yang mempunyai rnakna Kemudian membahas dasar-dasar yang ditetapkan

manusia dalam berbahasa dan teori-teori yang digunakan untuk

menetapkan kosakata dan menentukan maknanya, juga membahas tentang pertumbuhan pusat-pusat bahasa manusia dengan berbagai

macanmya.

Kedua, pembahasan mengenai kehidupan bahasa

(vie

du

langage)

,

kehidupan bahasa yang dimaksud adalah seperti kehidupan manusia.

Bahasa kadang rnengalarni keluasan dan kesempitan, kuat dan Iemah, serta terbagi kcpada beberapa d.ialek Dengan demikian, Waft menyebutkan bahwa cabang dari pembahasan ini yang terpenting dan paling banyak bahasannya adalah apa yang

dinarnakan

dengan dialektologi (llmu

uJ-/

,

ahjat)

.

Pembahasan dari dtalektologi adalah kajian fenomena yang berkaitan dengan terhaginya bahasa kepada beberapa dialek sesuai dengan perbedaan daerah dan kelompok pengguna bahasa.

Sementara de Saussure+-seorang ahli bahasa berkebangsaan Swiss yang dianggap scbagai linguis modem-memberikan definisi linguistik scbagai:

"The true and unique object of linguistics is language studied

in and f

o

r it

s

elf?

Menurutnya (de Saussure), linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa dan untuk bahasa Definisi ini perlu rnendapatkan penjelasan lebih lanjut agar dapat dipahami dengan baik Mahmud Sa'ran mencoba

menje!askan definisi yang disampaikan de Saussure menjadi beberapa

bagian penielasan sebagai berikut,

P

ertam

a

,

bahasa yang dipelajan oleh linguistik bukanlah bahasa Inggris, Perancis, Arab, atau bahasa-bahasa tertentu lainnya, tetapl yang dipelajari oleh linguistik adalah bahasa itu sendiri secara keseluruhan

yang narnpak dan muncul dengan berbagai ragam dialeknya. Walaupun antara bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Perands, dan bahasa-bahasa Jainnya berbeda, tempi secara substansi terdapat kekhususan-kekhususan

(15)

Linguistik deskriptif adalah linguistik yang mcmpersoalkan bahasa pada masa tertentu atau waktu tertentu dan digunakan pada tcmpat

zertentu pula, serta tidak membandingkannya dengan bahasa Jain, juga odak membandingkannya dengan periode lain. Linguistik deskriptlf

v'--")\ Wll ~) mengkaji tataran suatu bahasa tertentu dari aspck bu:nyi. bentuk, struktur, dan leksikalnya

A. UNGUISTIK DESCRIPTIVE ~}\

WJ

\ ~)

Pa

da

tataran pelaksanaan kajlan bahasa para linguis banyak menggunakan

oeberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang dllakukan tersebut

pada gilirannya menjadi sebutan atau nama bagian darl cabang-cabang

.mguistik itu sendiri. Di bawah ini penulls paparkan beberapa cabang-

cabang linguistik yang didasarkan pada pendekat:an yang dilakukan.

(16)

20 19 I ihat F. dA- Saussure, Coo/S de Lingulstlque Getlerofe Paris. 1916.

W Abduh R.ljih' Op.Cit. h. 20

Linguistik htstorts adalah llnguistik yang mempersoalkan, menguraikan, atau menyelidiki perkembangan dan perubahan suatu bahasa dari masa ke masa. Linguistik historis (/Im al-lughah al-Tdrikhi) sama dengan."

Pada abad ke-19 hamplr seluruh bidang linguistik merupakan linguistik historis, khususnya rnenyangkut bahasa-bahasa Indo-Eropa. Adapun yang diteliti zaman itu adalah sernisal bagalmana bahasa Yunani Kuno dan bahasa Latin menunjukkan keserumpunan. Hal ltu ditemukan berkat penelitian bahasa Sansekerta. Pada masa itu pula diteliti bagalmana bahasa-bahasa Jerman, Inggris, Belanda, dan Skandinavia saling berhubungan secara hlstoris, dan bagaimana pula bahasa-bahasa Roman (Prancis, Oksitan, Spanyol, Portugis, dan lain- lain) diturunkan dart bahasa Latin.

B. LINGUISTIK HISTORIS

~):J

I

'-ill

\

rk

)

Pada awalnya, kebanyakan para peneliti bahasa abad XIX dan awal

abad XX melakukan kajian bahasa dengan pcndekatan perbandingan.

Kajian dengan menggunakan pendekatan ini dirasakan tidak mendapatkan gambaran yang jelas mcngenai kajian suatu bahasa atau dialek tertentu secara teliti dan ilmiah. Kemudian datang seorang peneliti, yaitu Ferdinand de Saussure menetapkan penelitian bahasa secara deskriptif.

Dalam bukunya Cours de Linquistique General, de Saussure menganjurkan suatu studi bahasa yang tldak hanya meneliti hal-hal yang htstons, tetapi juga "struktur" bahasa tertentu tanpa memerhatikan segi historisnya. Penelitian ini dinamainya dengan penelitian deskriptif atau sinkronik Penelitian deskriptif ini menjadi pendekatan penelitian bahasa yang banyak digunakan oleh para peneliti sampal sekarang.19

(17)

21

21 Fahrni Hijazi, Jtmu luyitul1 uVArabiyyah, Maktabah <ih~rih, tt, h, 40.

Linguistik

compa

rative

merupakan salah satu cabang dari linguistik

yang mengkaji bahasa dengan cara membandingkan

a

nta

r

a s

a

tu

bahasa dengan bahasa lainnya yang masih satu rumpun, Salah satu

upaya yang dilakukan pendekatan

c

omp

arative

adalah menyusun bahasa-bahasa kepada beberapa rumpun. Sejak abad sembilan

be

l

as

,

ahlJ

bahasa membagi bahasa-bahasa yang berbeda menjadi beberapa

rurnpun, yaitu rumpun bahasa Hindia-Eropa dan rumpun bahasa-bahasa

Samiyah yang mencakup bahasa lbrani, Aromia, Akkadia, Habsyi, dan termasuk bahasa Arab.

Pembagian rumpun bahasa menjadi dua rumpun yaitu Hindia-

Eropa dan Samiyah ini merupakan hasil kesirnpulan dari kajian

perbandingan dengan ditemukannya persamaan-persamaan antara bahasa-bahasa tersebut, baik persamaan dalam aspek bunyi, bentuk, struktur, rnaupun dalam mufradat. Adanya persaruaan antara bahasa- bahasa tersebut ini berarti menunjukkan bahwa pada awalnya bahasa tersebut berasal dari satu bahasa.

Para peneliti menemukan persamaan antara bahasa Hindia, Iran, dan Eropa sehingga rnereka menganggap bahwa bahasa-bahasa tersebut berasal dari satu bahasa yang mereka sebut dengan Eropa Kuno

(

P

r

oto

-

Jn

do

eu

ropean )

.

Begitu juga para peneliti menemukan adanya persarnaan antara bahasa Arab, Ibrani, Faniqi, Akkadia, dan bahasa Habsyi. Dari persamaan yang ada, mereka menyimpulkan bahwa bahasa-bahasa Int

C. LINGUISTIK COMPARATIVE

0

.)

.

Ll

l

~

\

rk

)

Dalam bahasa Arab kajian mengenai slstem bunyi bahasa Fusha, perkembangan bentuk kata dan cara-cara pembentukannya, perkembangan jumlah

~arti

yy

ah

atau jumlah

i

s

t

ijhum

clalam bahasa Fusha, juga perkembangan kamus yang ditulis di dalamnya sejarah setiap mufradat dari mufrodat-mufradat bahasa Arab itu, sernua

dianggap sebagai bagian dari kajian linguistik historis."

(18)

25

Se

jak

zam

a

n d

a

hu

l

u orang

-

o

rang dl

sf

hukk

a

n d

c

n

ga

n kaji

a

n

t

entang

asa

l

-

u

s

u

l

dun p

c

rk

e

mba

n

g

a

n b

ahas

a

.

Hal

Int

dl

se

babk

an

ka

rena ba

ha

sa

pad

a haklka

tn

ya

me

ru

p

aka

n

bagian

t

e

rp

e

n

ting

d

al

a

rn k

ehid

up

an m

a

nus

i

a

uu

send

h

i. Perniklran-pem

t

k

iran

s

e

rta

k

aji

an

d

an

an

a

li

s

i

s me

n

ge

na

i

b

ahasa me

la

h

i

rkan

b

ebe

rap

a

p

e

rtanya

an

t

erka

tt den

ga

n

ke

b

er

udaan

bah

asa itu se

ndiri

. D

i

a

n

ta

ru p

erta

ny

aa

n yang mun

c

ul

a

d

a

l

a

h

bagal

man

a

ba

hasa m

an

usla i

t

u rnu

l

al

m

uncul,

ba

g

al

m

u

n

a bahasa

itu

bisa ber

b

e

da

-

be

d

a

a

p

ak

a

h

itu

bagian

da

rt

p

e

r

buata

n

ma

n

u

s

i

a

da

n baga

i

rna

na

cara

me

l

akuk

a

nnya, dan

se

b

a

g

a

i

nya

J

tu

l

a

h

klra-

k

lra p

erta

n

y

aan yan

g

mun

c

u

l

ya

ng

p

e

rl

u

p

em

bah

asa

n hin

gga

kl

ta

m

en

dap

a

t

kan

p

e

rna

hama

n

ya

ng

e

l

as me

n

genal asal

-

u

s

ul

bahasa

Diakui

ba

h

wa ba

h

a

sa

b

e

rk

e

rnb

ang

se

ca

ra diaa

mi

s

, d

a

n p

er

k

e

m

b

a

n

ga

n

iru

b

era

w

a

J dar

i

kesed

e

rh

a

naan

s

u

a

tu b

a

h

asa sa

rnp

a

l p

ada

k

o

ndi

s

l

d

i

man

a bahasa da

pat m

e

n

yem

p

u

rn

a

k

an di

rin

ya be

r

bar

e

ngan dcngan

ke

ma

tangan rna

n

usia d

a

l

am pe

r

kem

b

a

n

g

a

n

b

uda

y

a

n

ya. Sebaga

i

s

u

atu

ya

n

g men

u

j

u

ke

p

a

da k

cse

mpurna

a

n

cl

an k

e

rn

a

t

a

n

ga

n

,

t

e

ntuny

a

p

a

da

ba

b

a

k aw

a

l

,

b

ahasa m

e

mpunya

i a

sal

-

u

s

ul

yang m

e

n

j

a

d

i ciri b

a

hwa

b

ah

asa i

tu

ada.

Ban

ya

k

teori

yang

t

el

a

h dilon

ta

r

kan ole

h

pa

r

a

ahli

bah

asa

.

ASAL..USUL BA

(19)

Teori tni muncul dan didasarkan kepada teks kitab suet yang dtyaktni tclah banyak rnemberikan informasi mengenai kehidupan masa lalu, yakni babak baru manusia singgah di planet bumi in!. Teori ini juga senanttasa dlsandarkan pada logika Penyelidikan

a

nrropologi

telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan prlrnitif meyakini

keterlibatan Tuhan. Bahasa rnerupakan

p

e

mb

e

rt

a

n

langsung dart Tuhan. Manusia dlctptakan secara slmultan, dan padn penclptaan ini pula dtkaruntai ujaran sebagal anugerah llahi.

Sementara itu, secara logika manusia mernbutuhkan bahasa

yang dlpakat dan dipaharn+ bersama dalam komunitasnya sebagai

makhluk soslal untuk alat komunikasl antara yang satu dengan yang

lainnya. Milka jika setiap masing-maslng orang rnernbuat "tstllah kata" sendiri-sendlri, maka mustahil akan terdupat kesepakatan di dalamnya. Oleh sebab itu, butuh lstllab lain yang bisa disepakati dan dipahami bersama, dan bcgitulah seterusnya hingga akan terjadi apa yang disebut deugan lingkaran setan (daur dan tasalsuf) yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. Di antara tokoh yang berpendapat seperti

ini adalah Hiroklitos (filsuf Yunani Kuno }, lbnu al-Faris (ahli bahasa Arab), dan Ronal (filsuf Perancis).

A. TEORI TEOLOGIS (1)}p\

~)2.J

I

)

Setelah melakukan penelaahan terkait dengan pembahasan asul-

usul bahasa yang disarnpaikan olch para peneliti bahasa, penulis dapat

menyimpulkan ada dua pandangan yang berbcda atau herlawanan

terkait dengan asal-usul bahasa manusia, Pendapat pertama mcngatakan

bahwa bahasa itu rnerupakan wahyu atau pemberian langsung dari

Tuhan, dan pendapat kedua mengatakan bahwa asal mula bahasa [ustru dlclptakan oleh manusia itu sendiri sebagai respons dari

pergaula

n

manusia

dengan

alam yang ada di

luar

manusia.

Di

bawah ini penulis mencoba memaparkan kedua pandangan tersebut,

(20)

2

7

14 OS. Al 8.Jq.ir.oh llY•• 31.

zs _,. .. Cl!.>v~ h. n.

lbnu FJ11>. Ill-~ tt fiqh Luo]M/). h. 3J 34

Berdasarkan ayat di atas, lbnu Farts berpendapat bahwa bahasa

ru mcrupakan pemberian langsung darl Tuhan dcngan cara Tuhan mengajarkan

narn

a

-

n

ama b

l

n

ata

n

g,

hurn

i,

gunung, unta,

k

e

l

e

d

a

i

,

d

a

n

iam-

l

a!

n

,

yang scmua itu dikenal olch manusla

ke

p

a

d

a

ma

n

us

i

a

pertama vaitu Nabi Adam as.2s

Argumentasi lain yang disampaikan lbnu Faris bahwa bahasa itu

berslfat tauqfji adalah bahwa kesepakatan para ahli bahasa khususnya

bahasa Arab dalam melakukan

i

htij

aj

(mengambil referensi] atas suatu eata yang berbeda atau yang disepekati, yang diambil dari syair-syair mereka. Seandainya bahasa itu bersifar istildhi atau muwsdha'at: maka

pas

ti

mcrcka

b

e

ri

h

tijaj

d

e

n

ga

n

bahasa yang lebih

balk

daripada yang

digunakan oleh yang lainnya. Di samplng itu, para sahabat Nabi yang dlkenal dengan kcfasihannya dalarn bahasa, mereka tidak rnelakukan atau rncngada-ada suatu lufadzn yang tidak ada sebelumnya, tetapi mereka senantlasa menggunakan

l

o

f

ad

zh

atau istilah yang digunakan

l'leh pcndahulu mereka."

"Dan Dio (Allah) menga/arkan kepado Adam nama-noma (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepoda para Malaikat lalu berfirmon: Sebutkanlah kepoda-Ku nama benda-benda it1.1 jika kamu memang benar orang-orong yang henar!"'

Salah satu ulama Arab yang ccnderung kepada reori ini adalah lbnu Faris. Kenka lbnu Faris menjelaskan mengenal asal-usul bahasa,

di.a

mengutip salah satu ayat Al-Qurun yang menjadi dasar pendiriannya bahwa bahasa itu merupakan pcmberian langsung dari Tuhan atau merupakan wahyu. Ayat yang ia kutip berbunyi='

(21)

)II lbd. h. 6

Beberapa ahli telah menurunkan definisi bahasa dari berbagai macam kepentingan dan sudut pandang yang berbeda. lni dapat

dfiadikan pertanda bahwa bahasa menempati tempat yang penting

da1am kehidupan manusia, dan bahasa mempunyai sifat yang tidak .statis. Di bawah ini definisi bahasa menurut para ahli bahasa,

Mansoer Pateda dalam bukunya,

/

,inguistik Sebu

a

h

P

enqa

ntar,

mende11nisikao: "Bahasa adalah bunyi-buny! yang bennakna."

D

e

fini

s

i ln

i

-nenyiratkan bahwa bahasa yang berwujud bunyi dan dapat dldengar

.ru

di

dalamnya mengandung isl

G.A Miller menyebutkan bahwa bahasa yang berwujud bunyi 10.l berisi:JO

1

phonolog

ical

infor

m

ation,

informasi yang bcrsifat fonologi yang taat

m

a

kna,

2..

syntacti

c in

form

a

tion,

infonnasi yang disampaikan bcrwujud kalimat,

3.

lexical inf

o

rmution,

infonnasi yang terdapat dalam setiap leksem,

4.

co

n

cep

tual

kn

o

wledge

,

konsep-konsep.

A. PENGERTIAN BAHASA

HAKIKAT BAHASA

(22)

31 Sapir, language, A.1 lnt.'Vd«c'Jon to the Study ol Spted>, New Yori<; 19?1.

Definisi yang disampaikan lbnu Jinni mengandung beberapa kata kunci yang dapat mengungkap tentang hakikat bahasa. Al-Rajihi rnemberikan beberapa penjelasan dari unsur-unsur yang terdapat dalam definisi tersebut Pertamo, bahwa Ibnu Jinni membatasi babasa hanya berupa

ashwat (bunyi)- Dengan demikian, tulisan itu keluar dari definisi ini, dan ini menunjukkan bahwa ulama Arab mereka tidak mempelajari

bahasa tulisan tetapi mereka hanya mempelajari bahasa lisan yang

didasarkan pada bunyi-bunyi. Kedua, bahwa bahasa mempunyai fungsi yaitu untuk ta'bfr (mengungkapkan) atau mengomunikasikan apa yang

terdapat dalarn hati kepada orang lain. Ketiga, bahwa ungkapan qaum

menunjukkan bahwa bahasa digunakan oleh masyarakat atau bahasa

merupakan fenomena yang terjadi dalam sebuah kelompok masyarakat

Keempat; bahwa bahasa itu merupakan alat untuk ta'bir dari a9hradl

yang artinya bahwa bahasa itu tidak hanya berupa bunyi dan bukan

juga sekadar ta'bir (mengungkapkan) tentang apa saja, tetapi yang diungkapkan itu tentang a9hradh. Kata a9hradh ini diterjemahkan

di kalangan linguis modern adalah dengan berpikir aktivitas akal

piki

ran.

Dengan • demikian, dapat kita pahami bahwa ada hubungan

antara berbahasa dan berpikir.

Edward Sabir memberikan definisi bahasa: "Language is a pure[y human and non-instinctive method of communicating ideas, emotions and desires by means of a system of volunturily produced symbols, ''J1

yang artinya bahwa hahasa merupakan media khusus yang dimiliki

manusia untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan kehendak yang

berupa sistem Jambang dan dilakukan secara scngaja.

"Bahasa adaiah bunyi-bunyi yang diucapkan oleh setiap kelompok masyarakat untuk menyampaikan maksud mereke."

lbnu

Jinni, seorang ahli bahasa Arab mernberikan definisi bahasa sebagai berikut,

(23)

33

32 Hoson Dhadi.., AJ.1.1.<bn Wa aHt>Sdn, D.\r al-Ma'lrtf, 1971, h. 29.

33 W•h;d W•fl, I/mu nl-1.ughah, D3r al-Nahdhah, 1393, h. 5'1.

3' Muh;.mad Ho<an Abdul Atl!I, Madkhal Ila nm al-1.uqhah.

Dart definisi yang disampaikan Sapir, kita bisa memahami bahwa

babasa tidak bersifat pembawaan (.gharfzl) tetapi bahasa itu lahir :ic3rena adanya proses pcrgaulan antara manusia dengan masyarakatnya,

arau

dengan kata lain bahwa

bahasa

didapatkan dan diperoJeh dari

adanya pergaulan seorang manusia dengan masyarakat di mana dia hldup.32 Bahasa bcrsifat acquired (wadzifah mukt:asabah) dan cultural

'WCJdzifah tsaqafiyyah).33

Muhammad Hasan Abdul Aziz dalam bukunya memberikan definisi bahwa "bahasa merupakan sistem lamba119 yang diucapkan dan ~akan oleh sekelompok oran9 tertentu denqan tujuan berkomunikasi dan merealisasikan bentuk soling tolong menolong di antara mereka. "34

Dari definisi ini, kita bisa mencatat beberapa poin penting tentang bah as a.

Pertama

,

bahwa bahasa merupakan fenomena manusia Kalaupun

binatang bisa berhubungan dengan sesamanya melalui isyarat, ini

semua berbeda dengan bahasa manusia.

Ke

dua

,

bahwa bahasa itu

mu

kta

sa

b

a

h.

Artinya bahwa manusia

diberi potensi untuk memperoleh

bah

asa

secara baik pada masa anak-anak dan tidak melebihi dari 5 tahun dari umurnya kecuali anak yang memiliki kelainan. Dengan potensi yang dimiliki itu, seseorang dapat memperoleh bahasa tertentu sesuai dengan keberadaan masyarakat di mana dia hidup, Apabila tinggal di lingkungan masyarakat yang

menggunakan bahasa Arab, dia pasti bisa berbahasa Arab; apabila tinggal di lingkungan yang berbahasa lnggris, dia pasti bisa berbahasa

lnggris; dan begitu seterusnya. Dengan

de

rn

ikia

n

,

potensi itu ternyata c:idak terbatas pada bahasa tertentu.

Ke

tiga,

bahasa itu pada dasamya berupa bunyi yang difonasikan,

sedangkan tulisan bersifat secondary.

Ke

e

m

pat

,

bahasa berupa sistem. Artinya bahwa setiap bahasa

manusia mempunyai sistem bunyi, sistem bentuk, sistem, gramatika,

dan sistcm

m

akna,

(24)

39

Berbahasa dalam artl berkcmunlkasi dtmulal dengan membuat cnkode

semannk dun enkode gramatikal dalam otak pembicara, dilanjutkun

deng;

m

m

c

m

b

uat enkode fonologi

. Ke

rnu

d

i

an

d

il

a

n

j

u

tk

an

d

e

ngan

pe

nyusu

n

a

n

dekode f

o

no

l

ogt,

dekodc

gramatlka

l

,

d

a

n

dekode

semantlk

pada plhak pendengar

ya

n

g

terj

a

d:

dalam

o

takny

a.

Dengan ara

la

i

n

,

b

e

r

b

a

h

asa

ad

a

l

a

h

p

en

yam

p

a

i

a

n

p

ik

i

r

a

n

d

an

pe

rasaan

da

ri

orang y

a

ng

berblcara

m

e

nge

n

al

m

a

sa

l

a

h y

a

n

g dia

la

m

i

d

a

lam ke

h

id

upan

buda

y

a

n

y

a

.

Ja

clJ

ba

h

asa,

berpiklr,

d

a

n

berbudaya

m

e

rup

aka

n

t

i

g

a

Q!giatan

y

a

n

g

s

ati

n

g

berk

a

l

ta

n,

M

as

a

l

ahnya ma

n

a

di

antara

d

u

a h

al-

r.akni

b

e

rpi

kir du

n

b

e

rb

a

h

as

a

=-

y

a

n

g

l

c

bih d

a

hulu

at

a

u k

e

duanya

hadir

bersamaan?

D

i b

awah i

nl

u

kan d

t

p

apa

rkan beb

e

r

a

p

a teo

ri t

e

ntan

g

-

u

bun

g

a

n anta

ra

b

a

h

as

a d

an b

e

rpi

ldr

.

HUBUNGAN BAHASA

DAN BERPIKIR

(25)

"t.~ Hi>on Mor<l>i Haun. '41-iugoh Wo 111-Tallrir, !»1 ;Mia, llairu~ l!l'.14. h. H.

311 \!Md,

17 Abdul Cl-. P<lko0ngui>11k KA1jian T•oretik, H\11~1<a Cirt•. Jal<an•, 2003, h, 52. l8 Ibid. ,, 52

Sapir (1884-1939), seorang linguis dan antropolog Amerika, dan

Wharf. seorang Insinyur yang banyak menghabiskan waktunya uruuk

melakukan penelitian tentang bahasa, mengajukan teori bersama yang

kcmudian dlkenal dengan teori

H

yp

o

t

h

e

s

is S

a

p

i

r-

wh

o

rf

dun teori

Linguistic Relativity Hypothesis (Fardhiyyah Nadzariyyuh al-Nisbiyyah al·LUBhawiyyoh).35

Berdasarkau tcori linguistic Relativity, Saptr mengatakan bahwa buhasa ttu sangat mcmengaruhl penglihatan kita pada alam semesta Dia memberikan contoh unruk mendukung teorinya dengan menjelaskan

hahwa buhasa orang Esktmo kebanyakan ungkapan-ungkapan bahasanya

tcntang salju. Hal lni terjadi karena alam yang menyelimutl mereka dan mcreka hldup di

d

a

la

rnn

y

a

dipenuhl dcngan salju.3•

Manusia hldup di dunia ini di bawah helas kasih hahasanya yang

telah mcnjadi alat pengantar dalarn kehldupannya bcrmasyarakat.

Menurut Sapir, telah menjadi fakta kehldupan suatu masyarakat sebagtan

didirikan di atas tabiat dan sifat-sifat bahasa itu. Setiap bahasa dari

suatu masyarakat telah "mendlrikan" satu dunla terscndiri untuk penutur bahasa itu. Karena itulah tldak ada dua bahasa yang sama,

sehlngga bahasa daput dlanggap rnewaldli satu masyarakal yang

sa

ma

,

"

Setiap bahasa dari satu rnasyarakat telah "mendirikan" satu dunia

tersendirl untuk penutur bahasa itu, )adi, bcrapa banyaknya masyarakat

manusla di dunla int adulah sama banyaknya dengan jumlah bahasa

yang ada di dunia inl. Dengan tegas Sapir juga mengatakan apa yung

kita llhat, kita dengar, kita

u

l

arnl

,

clan kiLa perbuat sekarang lni adalah karenu slfat-sifat (tabiat-tabiat) bahasa kita telah menggariskannya

terlebih dahulu."

A. TE;ORI SAPIR-WHORF

(26)

41

Teori Piaget ini rnerupakan kebalikan dari teori yang dikemukakan

Sapir-Whorf. Teori inl sangat memcrhatikan pada tingkat perkembangan znak secara kcseluruhan dalam berpikir. Bahasa menurutnya semata- ::nata bagian dart kegiatan yang dilakukan seorang anak, •0

Piaget, yang merupakan sanana Pcrancis berpendapat bahwa

pikira

nlah

ya

n

g

m

e

mben

tu

k bah

a

s

a

,

Tanpa pikiran bahasa tidak

akan ada Pikiranlah yang mcnentukan aspek-aspek sintaksts dan

C. TEORI JEAN PIAGET

Harnbold, sarjana Jerman abad kc-19, menekankan adanya

ketcrgantungan pernikiran manusia pada bahasa. Maksudnya, pandangan

hidup dan budaya suatu masyarakat ditentukan olch bahasa masyarakat

i0.1 sendiri, Anggota masyarakat itu tidak bisa menyimpang Jagi dari

.;aris-garis yang telah ditentukan oleh bahasanya, Kalau salah seorang

dari anggota masyarakat itu ingin menguhah pandangan hidupnya,

maka ia harus mempelajari dulu bahasa lain.

Men

gen

a

i

ba

h

asa

itu sendiri Hambold berpcndapat bahwa substansi

bahasa itu ada dua hagian. Bagian pertama berupa bunyi-bunyi dan

bagian lainnya berupa pikiran-piktran yang belum terbentuk, jadi

hahasa merupakan sintesis dari (lautform) dan pikiran (ideenform).

Bunyi bahasa merupakan bentuk-luar dan pfklran-bentuk-dalarn,

Dar

i

keterangan tcrsebut, bisa dtslmpulkan bahwa bunyi bahasa

raerupakan bcntuk luar, scdangkan pikiran adalah bentuk dalam.

Bentuk luar bahasa itulah yang kita dcngar, sedangkan bentuk dalarn

oahasa berada dalam otak. Kedua bentuk inilah yang rnembelcnggu

manusla dan menentukan cara herpik.irnya. Dengan kata lain bahwa

struktur bahusa menyatakan kehidupan dalam (otak, pemikiran)

;ienutur bahasa tersebut,"

B. TEORI WILHELM VON HUMBOLD HUBUNGAN BAHASA DAN BERPIKIR

(27)

45

Fonologi adalah ilmu yang

rn

e

rnp

c

l

a

l

a

rl

tentang bunyi bahasa \lansocr

P

a

t

e

da 19

8

1:1).

D

ala

m

f

on

ol

o

gi,

kl

ta

m

e

n

ge

n

al

adanya istilah

·':l'\etik. Fonetik udalah cabang ihnu llnguistik

ya

n

g

mempelajari dan

~neliti dasar-dasar fisik bunyi-bunyi bahasa (Verhaar, 1996). Ada dua

srgi dasar

fl

s

i

k

tersebut,

y

a

i

m s

e

gt

a

l

a

t

-

a

lat bic

ar

a

se

rta p

e

n

ggun

a

a

n

nya

.lalam menghasilkan bunyl-bunyi bahasa: clan sifat-slfat akuslik hunyi

ang telah di.hasilkannya. Menurut dasar yang pertarnu, fnnetik tcrsebut

disebut "fonetlk organik" (karena menyangkut alat-alat blears) atau

~eti.k artikulatoris). Sementara menurut dasar yang kedua discbut

fonetik akustfk," karena menyangkut bunyi bahasa dari sudut bunyi a.ebagaj getaran, Sebagian besar fonctik akustik adalah berdasarkan

pacla ilmu ftsika (tentang bunyi), yang dlterapkan kepada bunyi-bunyi

eah

as

a

Dari penjelasan di atas, kiranya dapat dibedakan antara fonologi

~

gan

fonetik, di mana fonetik mcrupakan ilmu yang mempclajari A FONOLOGI

(

~\_,.o

)'1

~

)

(28)

Fonetik ukustik mcneliti bunyi mcnurut slfat-slfatnya sebagai getaran udara Udura yang bergetar ada]ah udara yang bcrgerak dalarn gelombang-golombang Artinya partikel-partikel udara dibuat hergerak, dan gerakan itu mendesak partikel-parttkel yang lain, dan partikel yang Jain itu mendesak partlkel udara yang lain lagi, dun begitu terns sampai mcmbentuk "gelombang," Arah gerukan ini kc manu saja-bebas-jika tiada harnbatan sama sekali (misalnya dinding), atau jika Udak ada sesuatu yang mengganggu pcrjalanan (mlsalnya, permukaan yang tidak rata).

2. FONETIK AKUSTIK (A..}JAANIB AL·ADHUWWI AL-FIZIYA'O

Fonetik artikulatorls meneliti ulat-alat organik rnanakah yang kita

paka

i

untuk menghasilkan bunyi bahasu. Bila kita bicara, kita akan menghasilkan bunyl bahasa, Tentu saja,

kita

hisa menghasilkun bunyt-

bunyi Iain juga dcngan alat-alat itu, seperti kita berteriak, bernyanyi,

batuk, dan lain sebagainya.

Bila kita bicara, udara dipompakan dari paru-paru, melalui batang tenggorokan ke pangkal tenggorokan yang di dalanmya terdapat pita- pita suara, Pita-pita itu harus terbuka agar udara bisa kcluar dari rongga rnulut atau rongga hidung [atau kedua-duanya]. Apabila udara keluar tanpa hambatan apa-apa di sana-sini, kita tidak menghasilkan bunyi bahasa=contohnya adalah bernapas saja. I lumbatan yang perlu untuk menghasilkan bunyi bahasa bisa ada pada pita-pita suara, dan pada berbagai tempat "artikulasi" di atas pita-pita itu, khususnya di antara salah satu bagian ltdah dun salah satu tempat lain, sepertt langtt-langit, gusi, gigi, dan Jain sebagainya.

t. FONETIK ARTIKULATORIS (AL..JAANIB AL·ADHUWWI, AL·FIS/IULUJO

hunyi dari segi

aksi

kejadian dalam pcngucapan (actual speech event), tanpa melihat nilai atau makna dari bunyi tcrsebut, semenrara fonologi adalah ilmu yang mcmbahas mengcnai bunyi-bunyi dari segi fungsinya

pada bahasa tertentu,

(29)

47

Bunyi bahasa adalah bunyi

yang

terdengar yang lahir clan muncul

dari organ-organ bicara tertentu, Bunyi bahasa itu muncul karena

zdanya proses meletakkan organ alat bicara pada ternpat-tempat zertentu atau dengan kata lain menggerakkan organ-organ tertentu dengan cara-cara tertentu pula, artinya seseorang yang berbicara

;::iengerahkan kemarnpuan untuk bisa menghasilkan bunyi-bunyi babasa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bunyi bahasa ::nempunyai beberapa segi, di antaranya organ alat bicara secara lahiriah (physiolo9ical) dan akustik atau physical. Segi yang pertama

',phisiologicaf) berkaitan dengan organ-organ alat blcara, tempat-tempat

dan gerakan-gerakannya ketika proses berbicara itu terjadi. Sedangkan

physical berkaitan dengan bunyi yang muncul di udara yang sarnpai

dan dapat didengar oleh si pendengar. Runyi

b

a

h

a

sa

dalam pengertian seperti ctijelaskan di at.as merupakan objek kajian Fonetik (.:.1,...\A ~).

Untuk lebih mengenal organ-organ alat bicara, di bawah ini penulis

pa

pa

rkan

organ hicara (..;b.J• .i.a-1) sekadarnya dan dilanjutkan dengan heberapa contoh bunyt bahasa, yang dalam hal ini adalah bahasa Arab

sesuai dengan pembahasan dan judul dalarn buku mi yaitu lentang

pengantar linguistik Arab.

B. BUNYJ..BUNYI BAHASA ARAB

Ada tiga istilah terkait dcngan akustik ini yaitu: titmada, amplitude,

can resonansi. Gerakan partikel-partikel secara "gelombang" itu

oerirarna arlinya berjalan secara ritmis. Ritmenya diukur dengan

5-ekuensi pcrsatuan waktu, Kita menangkap frekuensi gelornbang

.sebagai "nnnada," Sebaliknya, apa yang ditangkap tclinga kita sebagai

'"\erasnya" atau "nyaringnya" atau "intensitas" bunyt secara akustik eerpangkal pada luasnya atau lebarnya gclombang udara yang disebut

dengan amplitudo. Sclain dari frekuensi, titinada, dan amplitude secara akustik, ada juga resonanst Resonansl terjadi apabila suatu oenda bergctar karena pcngaruh suatu bunyi, yaitu yang dihasflkan uleh suatu sumber.

(30)

72 Vtrha<. Op.Oi

Penamaan tcori tradisional dalarn linguisnk dirnaksudkan pcriode sebclum munculnya lingulstik modern. yakni scbelum abad kc- 20.12 Teori tradisional didasarkan

te

ru

t

arnu

pada analisis rnakna.

Selain aualisisnya berdasarkan rnakna, t.ata bahasa tradisional tidak

memcrhatikan hierarki dalam bahasa sehingga batas antara satuan- saruan gramatika yang satu dengan yang lain, tidak jelas. Bahkan kalau dihubungkan dengan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para filsuf, misalnya Aristoteles dan Plato, yaitu analisis bahasa dilihat dari pandangan filsafat Sebelum munculnya linguistik modern, pandaugan

rtu mengkhususkan diri dalam bidang

rnakn

a

atau arti (Pateda, 1988). Tata bahasa tradislonal biasa disebut sebagai Functional Grammar,

yaitu sekumpulan penjelasan-penjelasan atau dalil-dalil bahasa dengan segala variasinya dan modifikasinya yang telah dipcrgunakan kurang

A. TEORI TRADISIONAL (TATA BAHASA

TRADISIONAU

TEORl·TEORI DAJ,w\M

LINGUISTIK DAN

PENDEKATAN

PEMBELAJARAN BAHASA

BAB 7

(31)

73 C»ao<. ~ J003. ~ ~-·· .labra>· - QQ. 2003. ... 333.

1• Socparn" l)xnr·Oasar ~ """"" Y~ PT r .... v.'ocano. 2IXlJ. h. 44.

Tata bahasa tradisional menurut Abdul Chaer73 adalah menganalisis

bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan kata kerja, rnisalnya, tata bahasa mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian.

Soeparno Jebih lanjut menjelaskan cirl-clri aliran tradisional

(2002:44) sebagai berikut,"

a) Bertolak dari pikiran filsafat

Ada dua haJ yang menjadi bukti bahwa aliran tradisiooal menggunakan

landasan/pola pikir fitsafat, yakni banyalmya pernbagian jenis kata

yang bersumber dari

o

noma-r

bema

produk Plato dan

o

noma

·

rh

e

ma-synd

esm

os

produk Aristoteles; dan penggunaan istilah subjek

dan predikat yang sampai saat ini menjadi materi utama dalam psmbelajarun bahasa di sekolah.

b) Bertulak membedakan bahasa dan tulisan

Teori ini mencampuradukkan pengerttan bahasa [dalarn arti

yang sebenarnya) dan tulisan [perwujudan bahasa dengan media huruf). Dengan demikian, secara otomatis juga mencampuradukkan

pengertian bunyi dan huruf. Sebagai bukU seorang ahli bahasa

mencampuradukkan pengertian terse but dapat dibaca pada kutipan:

t

.

CIRl-CIRI AURAN TRADISIONAL

lebih sejak 200 tahun yang lampau. Sejarawan bahasa telah mcnilai, bahwa tata bahasu tradisional dirumuskan dengan berlandaskan kepada haxil studi bahasa abad ke-18, yang telah dikenal umum dengan sehutan

p

res

c

riptive

studi

es

dan tata bahasanya pun discbut dengan

presc

ripti

ve

grammar. Pres

cr

ip

ti

v

e

adalah bcntuk kata sifat

d

a

rt

pres

c

ription

yang

berarti resep yang tidak blsa ditawar-tawar lagi, yaitu rescp unluk

mengobati kesalahan-kesalahan dalam

ba

has

a

Narnpak dengan jelas bahwa tata bahasa menempati posisi yang sangat pcnting sebagai sistem yang mempunyai kewenangan untuk menempatkan kedudukan

bahasa dalam penempatan yang benar,

(32)

75 ibid.

"Antoro vokal-vokal itu, huruf a adolah yaey membentuk lubanq

mulut yang

besar,

i yaey kecil, e biasanya terbentuk di dalam mulut sebelah muka, don o di belakung sebelah ke dolamr":

c) Senang bermain c.Jcngan definisi

Ciri inl merupakan pengaruh dari cara berpikir secara deduktif. Scmua lstilah dibert definisi terlebih dahulu kemudian diberi contoh, yang kadang-kadang hanya ala kadarnya. Teort lni tidak pernah menyajikan kenyataan-kcnyataan bahasa yang kemudian dianalisis

dan disirnpulkan, llal yang paling utama adalah memahami istilah dengan menghafal definisi yang dirumuskan

secara

fi

l

os

o

fl

s

,

d) Berklblat pada polajka1dah dalam pemakaian bahasa

Ketaatan pada pola ini diwarisi selak para ahli tata bahasa

tr

a

d

is

i

on

al

mcngambil

al

ih

p

o

l

a

-pol

a

bahasa laon untuk ditcrapkan

pada bahasa mereka sendiri. l(ajdah hahasa yang tclah mereka

s

u

s

un

dalam

sua

tu b

e

nt

uk

bu

ku

lata bahasa

h

arus

ben

a

r-

bc

na

r

ditaati oleh

pem

akai

bahasa. Set

i

a

p

pe

lan

gg

aran

kaidah c.Jinyatakan

sebagai bahasa yang salah atau tercela, Pengajaran bahasa di

sekolah mengajarkan bahasa persis yang tercantum di dalam buku tata bahasa. Praktik sernacam itu mengakibatkan siswa pandai dan hafal teort-teort hahasa akan tetapl tidak mahlr bcrbicara

atau berhahasa di c.Jalam kehidupan masyarakat Tata bahasa yang rnereka pakal itu biasa disebut Uta bahasa nonnative dan tata

bahasa preskriptif

e) l.evcl-level gramatik belum tertata dengan rapi

Level [tataran] yang terendah mcnurut teori ini adalah huruf.

Level di atas huruf adalah kata sedangkan level yang tertlnggi adalah kalimat. Menurut teori mi, buruf dideflnlsikan sebagai unsur bahasa yang terkecil, kata didefinisikan sebagai kumpulan dari huruf

yan

g

mengandung arti, sementara kalimat didcfinisikan sebagai kumpulan kata

yang

mengandung arti lengkap.

(33)

123

Abd Wahid WMi. 1971. Al-Lughah Wa al-Mujtama'. Qahirah Dar al-

Nahdhah.

____ . 1973. llm al-Luqhah. Mesir: Dar al-Nahdhah.

____ . tt. Fiqh al-Lughah. Mesir:

D

ar

al-Nahdhah.

Abdul Aziz Ibrahim Al-Ushaili. 2009. Pslkolinquistik Pembelajaran Bahasa Arab, terj. Bandung: Humaniora,

Abdul Aziz. 2009. Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

Abdul Rajihi. 1979. Fiqh Lughah Fi al-Kutub al-Arabiyyah. Bai111t: Dar

al-Fikr.

Ahmad Mukhtar Umar, 2012.

Ca

krawa

la

Linguistik Arab. Beirut Dar

al-Tsaqafa h,

Ahmad Mukhtar. 1993. Tim al-Di/a/ah. Qohiroh: Alam al-Kutub,

Badri, Kl. 1984. Azzaman Fi al-Nahwi Al-'Arabi. Bairut: Al-Maktahah Al-Mishriyyah,

De Ferclinan Saussure. 1966. Course in General Lingul~tics. New York:

Toronto.

~· ·~

(34)

Dhadha Hasan. 1971. Al-Lisan Wa al-insan. Kairo: Dar al-Ma'arif H.G. Tarigan. 1986. Penqajaran Sintaksis. Bandung: Penerbit Angkasa.

Hasan Mardhi Hasan. 1994. Madkhal

Ila

Fahm Al-l,u9hah Wa al· Tajkfr.

Tangerang: Al-Kitab.

Huddleston, R. 1976. An Introductions

to

English Transformational

Syntax. Longman.

Ibnu Faris. 1994~ Al-shuhabi ft Fiqh Lughah al-'Arabiyyah wa Musailuha wa sunan al- 'Arab ft Kalamihu. Bairut: Maktabah al-Ma'arif lbnu [inni. 1952. Al-Khashais, tahqlq Muhammad Ali al-Najjar. Al-

Qahirah: Dar al-Kutub.

Jhon Lyons. 1975. Introduction to Theoretical Linguistic. Cambridge:

Cambridge University Press.

Kherna. tt. Adhwa 'Ala al-Dirdsat al-Lughawiyyah al-Mu'dshiroh. tp.

M. Ramlan. 1988.

S

in

tak

s

is.

Yogyakarta: CV. Karyono.

Mahmud Fahrni Hijazi. 1982. al-Madkh<il i!a llm al-Lughah, Dar al-

Tsaqafah,

____ . tt. /!mu Luqhah al- 'Arabiyyah, Maktabah Gharib.

____ .. tt. llmu Lughah, Madkhal Tarikhi ft Dlaui al-Turats wa

l.uqhut al-Samiyah. tp,

Mansoer Pateda. 1994. Unquistik (Sebuah Penqantar], Bandung: Angkasa.

Moch. Syarif Hidayatulloh. 1975. Introduction to Theoretical Linguistic.

Cambridge: Cambridge University Press.

Muhammad Ali Al-Khuli. 1982. A Dictionary of Theoretical linguistics.

Beirut: Libanon.

Muhammad Hasan Abdul Azizi. tt. Madkhul ila ilm al-Luqhah. tp.

Nida A Aguena. 1975. Componentiul Analysis of Meaning. Mouton.

R.A. Waldron. 1967. Sens and Sene Development. London.

S.). Vcrhaar 1981. Pengantar Linguistik. Yogyakarta. Gajah Mada: University Press.

Sapir. 1921. language An Introduction

to

the Study of Speech. New York.

Shalah Abdul Majid Al-A'rabi. 1981. Ta'allum al-Lughat al-Hayyab Wa

Ta'limuha Baina al-nadzariyyah Wa al-tathbfq. Balrut: Maktabah Lubnan.

Tajudin Nur. 2013. Semantik Bahasa Arab. Bandung: Semiotika,

(35)

B

u

nyi

yang kuat dan jelas y.mg

tcrd

a

pat

da

lam

suatu

kata

dibanding dengan

bunyi-bunyi lain yang berdampingan.

Pem

e

n

d

e

kan be

n

t

uk

sebagal pengganli

bc

ntuk

yang

l

en

g

kap

(b

entu

k

s

i

n

g

katan

tertulis

s

c

ba

ga

i

pen

gga

n

ti ka

ta

atau

fra

sa).

M

orf

em

terkait yang selalu

m

c

n

e

mpe

l

pada

ka

ta

dasar.

Kependekan

yang

berupa

g

a

b

ungan

huruf

atau suku kata, atau baglan

l

a

in,

yang

ditulis dan

dilaf

a

lka

n

s

e

ba

gai

kata yang

scsuai dengan kaldah fonotaknk,

Keadaan

yan

g

sebenamya tanpa

dipengaruhi

pendapat

atau

pandangan prtbadi

Pe.ninjauan secara cennat

Observasi (Mulohadhoh)

S

tr

e

ssi

ng

(Nabr) Objektif (Moudu'iyah) Aflksasl (ldha/oh al-Zaw6 'id) AkronJm (Kallmah Awalliyyah) Abrevlasi (lkhtlshliar Klcdbi)

(36)

Berdasarkan pengalaman (terutama yang diperolch dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan). Pasti

Simpangan yang paling jauh dart titik kcscimbangan pada getaran,

Kata

.

yang

b

crlawanan

makna

dengan

kata lain.

Kosa kata bahasa asing yang telah diserap ke dalam hahasa Arab.

Makna

suatu kata dipengaruhi

oleh

situasi dimana kata itu digunakan.

Proses pembentukan kata-kata barn atau dapat diartikan perubahan

rnorfemis

yang mcnghasilkan kata dengan idenntas morfernis yang lain.

Suatu kata dibatasi maknanya dengan tingkat kuat dan lemahnya cmosi atau perasaan,

Ilmu yang rnengka]i bahasa dari segi

perkembangan, pcrcarnpuran bahasa xatu dcngan yang lain, lahjat; makna lafadzh,

bentuk lafadzh yang didasarkan pada

kajlan sejarah dan perbandingan dari bahasa-bahasa tersebul.

Suatu bunyi yang membedakan arti kata

dari kata yang lain.

llmu yang mempelaian bunyi dari scgi aksi kejadian dalarn pengucapan tanpa melihal nilai atau makna dart bunyi terscbut,

llmu yang rncmpelajari bunyt menurut sttat-sifatnya sebagai getaran udara.

PENG.ANTAR llNGUISTIK ARAB

Fonetik Akustik Fonetik Fonem Fiqh Lughah Emotional Contex Derivasi (al- Tashrif al- Isthiliihi) Cultural Contex Antonim (al- Adhdllad) Arabisasi {Ta'rfb) Eksak (Al-Zllabt) Amplitudo Eksperimen (f ajriblyah)

(37)

Jlmu yang mempclajari bunyi dari alat- alat organik manakah yang dipakai

untuk mcnghasllkan bunyi bahasa.

llmu

y

an

g

mcmpelajari tcntang bunyi bahasa

Gabungan dua

ka

ta

atau lebih yang bersifat nonpredikatif.

Penggunaan bahasa sebagai alal untuk

menjelaskan suatu hal, perkara dan kcadaan.

Penggunaan bahasa yang bersifat mernengaruhi atau mengajak orang lain

untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu secara baik-baik.

Hubungan antara pikiran dan berbahasa. Mengambil referensi.

Morfem yang clisisipkan di tengah kata

(sisipan).

Perubahan bentuk kata yang

menunjukkan berbagai hubungan gramatikal.

Suatu jenis infiks yang muncul di antara

dua unsur. Dalam bahasa Indonesia

interfiks terdapat pada kata-kata

bentukan baru,

Kemampuan bawaan.

Satuan gramatik atau bentuk kebahasaan [kesatuan ujar yang mengungkapkan

suatu konsep pikiran dan perasaan).

Satuan gramatikal

yang

berupa kelompok

kata, sekurang-kurangnya terdiri atas

subjek dan predikat dan berpotensi

menjadi kalimat

GLOSARlliM

Klausa

lsti'dat fidui

Kallmat lnterfiks lnfteksi (al· Tashrif al·Lughawy) Hipotesis Nurani Ihtijaj lnfiks (Dakhilah) Fungsi Persuasi Bahasa Fungsi Eksplorasi Bahasa Frasa Fonologi Fonetik Artikuluarlatoris

(38)

komputasional 9 konstrastif 9 Kontrastif 128

K

Ilmu linguistik 6. 129 Jlmu Lughah l, 2, 15, 21, 22, 23, 66, 124 internal 9, 23, 75, 109, 129

I

Grammar 105, 115

G

filologi 9, 14, 15, 35 fonologi 9, 10, 31, 39. 45, 46, 49, 66, 109, 118 Edward Sapir 7 cksteroaJ iii, 109 etnolinguistik 10

E

de Saussure 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 15, 16, 18, 20 dcskripuf 10, 19, 34, 35, 110 d ialek 3, 20, 22, 55, 56, 58, 128 dlalektologi 3

D

Comparative 15, 16. 21, 23

c

al- Lisaaniyyat l antropolcgls 10

A

INDEKS

F

(39)

134 Wahid Wafi 2, S, 33

w

semannk 9, 24. 39. 93, 100, 106, 109, 110, ll8 smtaksis 9, 17, 34, 41, 82, 83, 81, 85, 110, 118 S.J. Warouw 8 Sosiolinguistik 36 sosiologis I 0 statistikal 9 stilistika 9 Syntax 22, 117, 124

s

phonology 2, 8 progrcslf x psikollnguistik 9 psikologis 10, 84

p

otonomi 8, 44

0

neurolinguistik 9

N

morfologi 9, 10, 17, 73, 82, 83, 104, 109 morphology 2, 8

M

le ksikografi 9, 24

Leonard Bloomfield 7, 109, l 13 linguis 3. 7, 19, 28. 32, 40, 113, 115 lingulstik 3, 4, 7, 8,12.17, 21, 23, 45,

l!'I, 109, 116, 130, llngulsrtk makro 9 Iinguistik mikro 9 •

Lingutstik Umum 7, 106

L

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Metafora Leksikal dalam Teks Cerita Pendek dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA : Kajian

  Pembahasan  dalam  buku  sederhana  ini  dibagi  dalam  7  bagian.  dengan  diawali  pendahuluan  pada  bagian  1.  Topik  berikutnya  pada  bagian  2 

Terdapat banyak jenis interferens dalam pembelajaran bahasa kedua, namun begitu kajian ini akan berfokus kepada interferens linguistik (nahu dan leksikal) dan inteferens

Dari segi perkaitan antara ciri-ciri linguistik dan tahap kebolehbacaan teks, kajian ini mendapati hanya empat pemboleh ubah yang menunjukkan terdapat perkaitan yang

Penelitian ini mengkaji kekerabatan kosakata bahasa Jawa dengan bahasa Bali; kajian linguistik historis komparatif. Hal ini merujuk pada lokasi persebaran kedua

Pemilihan ini didasarkan pada 5 (lima) keunggulan TSFL bila dibandingkan dengan teori atau mahzab linguistik lain: 1) objek kajian dilakukan pada teks atau

HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini akan menyajikan temuan penelitian yang berkaitan dengan tata kelola Program Studi Linguistik S3 yang dilakukan oleh 7 perguruan tinggi negeri badan

SIMPULAN Merujuk pada hasil penelitian, tindak kejahatan yang dinalisis dengan kajian linguistik forensik juga dapat dilakukan dengan objek karya sastra, khususnya dalam hal ini