• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN

Menerima pasien baru dengan mempersiapkan ruang perawatan pasien dan lingkungannya dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien

TUJUAN

1. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pasien baru agar siap pakai

2. Menumbuhkan kepercayaan dan kesan yang baik kepada pasien / keluarga

KEBIJAKAN

1. Semua pasien yang akan dirawat harus terdaftar dan melalui pendaftaran atau informasi

2. Petugas informasi harus melakukan pengecekan ulang tempat kosong diruang perawatan

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU

NOMOR DOKUMEN

010/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2 TANGGAL TERBIT

9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center Dr. HELGAWATI, MM

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

L

(2)

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU

NOMOR DOKUMEN

010/III/KPRWT/07/2 010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

1.

Perawat menerima pemberitahuan dari informasi, instalasi rawat jalan ( poliklinik ), IGD, kiriman dokter pribadi/dokter praktek, pindahan dari ruangan / rumah sakit lain

2. Siapkan tempat tidur dan perlengkapan pasien 3. Siapkan rekam medik dan rekam keperawatan 4. Terima pasien baru diruang rawat :

-

Pindahkan pasien dari kursi roda / tempat tidur / kereta dorong - Lakukan wawancara dengan orang tua pasien dan membuat

rencana keperawatan - Ukur tanda – tanda vital - Cek data – data pasien

5. Lakukan EKG atau tindakan yang diperlukan lainnya 6. Tulis nama pasien pada papan daftar nama pasien 7. Hubungi petugas keuangan / rekam medik

8. Hubungi bagian gizi

9. Hubungi / lapor pada dokter yang akan merawat/ dokter jaga

UNIT TERKAIT

1. Pusat informasi 2. Rekam medik

3. Devisi keuangan/ kasir 4. Ruang rawat jalan / inap 5. Instalasi gizi

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(3)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

ANAMNESA

NOMOR DOKUMEN 011/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Anamnesa adalah wawancara dengan pasien atau keluarga tentang keluhan yang dialami pasien oleh dokter

TUJUAN

Untuk mengetahui keluhan pasien dan riwayat penyakitnya

KEBIJAKAN

Dilakukan pada pasien baru

PROSEDUR

1. Riwayat Kesehatan b. Diagnosa medik

c. Penyakit yang pernah dialami d. Riayat alergi

e. Riwayat ketergantungan : obat-obatan, merokok, minuman

f. Riwayat penyakit keluarga g. Alasan dirawat/keluhan utama

2. Pemeriksaan Fisik a. kesadaran

b. keadaan umum c. tanda-tanda vital d. rambut dan kepala e. kulit

f. kuku g. mata h. telinga

(4)

STANDAR P

ANAMNESA

NOMOR DOKUMEN

011/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

i. hidung j. rongga mulut k. leher l. kardiorespiratori m.mamae n. abdomen

o. lengan dan tungkai p. genetalia

(5)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER

NOMOR

DOKUMEN 011/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 3

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan

TUJUAN

Memperoleh data yang berhubungan dengan keadaan pasien dalam rangka menegakkan diagnosa ,tindakan pengobatan dan perawatan

KEBIJAKAN

Dilakukan pada semua pasien baru

PROSEDUR

1. persiapan alat a. Alat tulis b. Buku catatan c. Format pengkajian d. Senter e. Spatel lidah f. Sarung tanggan g. Reflek Hamer h. Stetoskop i. Tensimeter 2. persiapan pasien

 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. gorden dan sampiran dipasang

4. dokter melakukan anamnesa kemudian mulai memeriksa bagian kepala, leher pasien, selanjutnya memeriksa bagian mata, hidung, telinga,dan kerongkongan

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(6)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER

NOMOR

DOKUMEN 011/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 3

PROSEDUR

5. daerah mulut diperiksa dengan menggunakan spatel lidah 6. pasien dibantu oleh perawat/petugas, membuka bajunya

untuk memeriksadaerah dada dan punggung, bila pasien tidak sadar atau kesadaran melemah. Bajunya di bukakan oleh perawat/petugas setelah selesai baju pasien dipasangkan kembali

7. pakaian pasien bagian bawah diturunkan untuk pemeriksaan daerah perut dan sekitarnya, bila dokter memerlukan pemeriksaan dalam melalui vagina atau rectum. Perawat / Petugas memberikan sarung tangan untuk dipakai dan vaselin sebagai pelicin, setelah selesai pakaian pasien bawah dirapikan kembali

8. selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap kedua tungkai pasien dengan menggunakan reflek hamer

9. tekanan darah diukur bila perlu

10.setelah pemeriksaan selesai, pasien dirapikan

11.peralatan dibersihkan dan dikembalikan ketempat semula. Perhatian :

 perawat harus menjelaskan pertanyaan dokter yang kurang di mengerti oleh pasien

 hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien merasa malu, takut pada waktu pemeriksaan berlangsung.

(7)

STANDAR PROSEDUR OPE

PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER

NOMOR

DOKUMEN 011/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 3 / 3

PROSEDUR

Langkah Pemeriksaan Fisik : 1. kesadaran... 2. keadaan umum... 3. tanda vital...

4. rambut dan kepala... 5. kulit...

6. kuku... 7. mata...

8. telinga... pendengaran... 9. hidung...

10.rangga mulut... gigi dan geligi.... lidah... 11.leher...

12.kardiorespiratori : (Respiratori, Batuk, Sirkulasi) 13.mammae.... 14.abdomen pinggang bising usus... benjolan... nyeri... hernia...

15.lengan dan tungkai 16.genetalia:

Wanita... Pria... Anus...

UNIT TERKAIT

Dokter dan Perawat

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(8)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

NOMOR

DOKUMEN 012/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Mengukur desakan darah melalui permukaan dinding arteri berdasarkan kembang kempisnya jantung

TUJUAN

1. Untuk mendeteksi sedini mungkin ketidaknormalan tekanan darah agar dapat segera di antisipasi

2. Sebelum diukur pasien harus dalam keadan istirahat

KEBIJAKAN

2. Lokasi pengukuran tekanan darah tidak boleh dekat dengan daerah penusukan infus

3. Sebelum diukur pasien harus dalam keadaan istirahat

PROSEDUR

a. Lihat kondisi pasien, pasien baru dan pemeriksaan rutin

b. Siapkan alat 1. Tensimeter 2. Stetoskop

3. Catatan tekanan darah c. Siapkan pasien

Pasien diberi penjelasan dn posisi diatur sesuai kebutuhan d. Pelaksanaan

1. Lengan baju dibuka dan digulung

2. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi dalam lengan manset dipasang tidak terlalau longgar

(9)

STANDAR PROSEDUR OPE

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

NOMOR DOKUMEN

012/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

4. Denyut nadi arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut

5. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam gelas naik

6. Skrup balon dibuka perlahan lahan sehingga air raksa turun perlahan lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyutan pertam dan terakhir

7. Detak yang pertama disebut systole sebagai pembilang dan tekanan diastole sebagai penyebut.

Contoh : Tekanan systole 120 mmHg, Tekanan diastole 80 mmHg. Menulis : 120/80 mmHg

8. Manset dibuka kemudian pasien dan peralatan dirapihkan kembali

9. Hasil dicatat

(10)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGUKURAN SUHU TUBUH

NOMOR

DOKUMEN 013/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Kegiatan mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan termometer.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui suhu badan pasien 2. Membantu menegakkan diagnosa

3. Mendeteksi sedini mungkin perubahan suhu tubuh yang merupakan salah satu adanya infeksi / ketiak normal didalam tubuh dan untuk menentukan tindakan perawatan

KEBIJAKAN

1. Pakailah thermometer sesuai penggunaannya seperti thermometer untuk mulut, ketiak dan pelepasan ( anus ) 2. Frekuensi pengukuran suhu badan pasien sesuai keadaan

atau kebutuhan

PROSEDUR

A. Melihat kondisi pasien B. Mempersiapkan alat :

1. Termometer bersih dalam tempatnya

2. Botol air bersih dan botol larutan desinfeksi 3. Bengkok

4. Tissue dalam tempatnya 5. Catatan suhu dan nadi C. Mempersiapkan pasien :

1. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan

2. Menyiapkan lokasi untuk pemasangan thermometer (misal cara membersihkan ketiak pasien sampai kering, untuk thermometer axieller )

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(11)

STANDAR PROSEDUR

OPERAS

PENGUKURAN SUHU TUBUH

NOMOR

DOKUMEN 013/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

D. Pelaksanaan

1. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol lalu ujung thermometer dijepitkan dengan bagian yang mengandung air raksa tepat ditengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada

2. Setelah thermometer diangkat dan dibaca hasilnya 3. Catat dalam buku

4. Air raksa diturunkan kembali sampai angka nol dan thermometer dicelupkan kedalam botol larutan desinfektan, kemudian dimasukkan kedalam botol air bersih, selanjutnya dilap dengan tissue dan disimpan ditempatnya

5. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT

Ruang rawat inap / jalan

(12)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENGHITUNG DENYUT NADI

NOMOR

DOKUMEN 014/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBI 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menghitung denyut nadi selama 1 menit

TUJUAN

 Membantu menegakkan diagnosa

 Mengetahui keadaan umum pasien, khususnya pada pasien jantung

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RS Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

DEFINISI DENYUT NADI

Denyut nadi adalah mengembangkan&mengempisnya pembulu darah arteri secara teratur akibat desakan darah ke dalam pembulu darah arteri sebagai hasil kontraksi ventrikel kiri

1. PERSIAPAN

 Jam tangan

 Buku catatan

 Alat tulis

2. LANGKAH-LANGKAH

 Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

 Meletakkan jumlah denyut nadi selama 15 menit dikalikan 4

 Bila nadi tidak teratur dihitung selama 1 menit

 Mengamati irama denyut nadi(teratur/tidak)

 Mengamati volume(keras/lemah)

 Mencatat jumlah denyut nadi di buku catatan

 Bila perlu mencatat volume dan iramanya

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(13)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENGHITUNG DENYUT NADI NOMOR

DOKUMEN 014/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

 Membuat grafik/kurve pada status pasien dengan tepat dan benar

3. YANG HARUS DIPERHATIKAN

 sopan terhadap pasien (komunikasi)

 tidak tergesa-gesa

 menghitung dan mencatat dengan benar

UNIT TERKAIT

Pelayanan medis

(14)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENGHITUNG PERNAFASAN (RESPIRASI)

NOMOR

DOKUMEN 015/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menghitung pernapasan pasien selama 1 menit

TUJUAN

 membantu menegakan diagnosa

 mengetahui keadaan umum pasien

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

DEFINISI PERNAFASAN

Pernapasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa udara berisikan zat asam(O2) ke dalam paru-paru dan keluranya udara yang berisi CO2 ,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-paru

1. PERSIAPAN  Jam tangan  Buku catatan  Bolpoin  stetoskop 2. LANGAH-LANGKAH

 Perawat cuci tangan

 Meletakan tangan seperti menghitung denyut nadi

 Menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dadaatau perut selama 1 menit

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

(15)

 Pasien tidak di ajak bicara

 Mengamati kedalaman pernafasan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENGHITUNG PERNAFASAN (RESPIRASI)

NOMOR

DOKUMEN 015/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

 Mengamati bunyi pernafasan mencatat jumlah, kedalaman, irama dan bunyi

 Mencuci tangan

3. YANG PERLU DIPERHATIKAN

 Sopan terhadap pasien (komunikasi)

 Teliti dan hati-hati

UNIT TERKAIT

Pelayanan medis

(16)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENGUKUR TINGGI BADAN

NOMOR

DOKUMEN 016/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Mengukur tinggi badan pasien dengan pengukur tinggi badan

TUJUAN

 Untuk mengetahui tinggi badan pasien

Membantu menegakkan diagnose

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

1. PERSIAPAN

 Memberitahu pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

 Menyediakan alat pengukur tinggi badan atau sentimeter dan penggaris segitiga siku-siku

 Alat tulis

2. LANGKAH-LANGKAH

 Pada pasien yang bisa berdiri

a. memakai alat pengukur khusus dengan cara pasien dipersilahkan melepas alat pengukur,pandangan lurus kedepan

b. merapatkan alat pengukur pada kepala kemudian perawat membaca skalalya

3. YANG HARUS DIPERHATIKAN

 Teliti

 Sopan

 sabat

UNIT TERKAIT

Pelayanan medis

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

(17)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENIMBANG BERAT BADAN PASIEN DEWASA, ANAK

DAN BAYI

NOMOR DOKUMEN 017/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2009

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menimbang berat badan pasien dengan menggunakan timbangan badan

TUJUAN

1. Untuk mengetahui berat badan pasien

2. Untuk mengetahui naik / turunnya berat badan pasien 3. Untuk membantu menentukan diagnosa

4. Untuk menentukan dosis pengobatan,diet,dll

KEBIJAKAN

Dilakukan pada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap yang membutuhkan

PROSEDUR

Persiapan alat

a. Timbangan elektrik/manual untuk dewasa b. Alat tulis/pulpen

c. Meja untuk tempat timbangan bayi d. Alas untuk timbangan bayi

Persiapan pasien

a. Pada pasien dewasa, pasien diberitahukan supaya tas,sepatu,/sandal dilepas

b. Pada bayi, bedongan/selimut dibuka

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(18)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENIMBANG BERAT BADAN PASIEN DEWASA, ANAK

DAN BAYI

NOMOR DOKUMEN 017/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

cara kerja

1. Timbangan elektrik untuk bayi dipersiapkan dengan diletakkan diatas meja dengan posisi timbangan siap pakai 2. Timbangan elektrik untuk anak dan pasien dewasa

diletakkan dilantai dengan posisi timbangan siap pakai. 3. Untuk pasien bayi, aturlah posisi bayi tidur / duduk (pada

bayi yang sudah duduk)

4. Pada anak / pasien dewasa aturlah posisinya untuk berdiri diatas timbangan agar berdiri tegak.

5. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, kemudian tulislah hasilnya pada buku / status pasien

(19)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS NOMOR DOKUMEN 018/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Memasukkan cairan / zat makanan / obat-obatan dalam jumlah tertentu melalui vena secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama

TUJUAN

a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta pemberian obat yang diperlukan oleh tubuh

b. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan minum melalui mulut

KEBIJAKAN

1. Pemberian infuse harus sesuai indikasi dan berdasarkan “standing order” dokter

2. Bekerja dengan tehnik aseptic

PROSEDUR

a. Lihat kondisi pasien

b. Lihat keperluan pasien dalam terapi c. Siapkan alat :

1. Standar infuse

2. Cairan yang diberiakan 3. Infus set

4. Abbocath sesuai ukuran 5. Kapas 6. Alkohol 70 % 7. Kassa steril 8. Gunting 9. Plester 10. Pengalas 11. Bengkok

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

L

(20)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PEMASANGAN INFUS

NOMOR DOKUMEN 017/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

12. Tourniquet

d. Pelaksanaan pemasangan infuse

1. Beri penjelasan kepada pasien & keluarga 2. Siapkan area yang akan di infuse

3. Periksa ulang cairan yang akan diberikan, catat nama obat yang dimasukkan pada flabot/botol

4. Masukkan selang infuse kedalam flabot botol dan keluarkan udara dari selang infuse

5. Tentukan vena yang akan ditusuk 6. Pasang pengalas

7. Pasang tourniquet dibagian atas daerah yang akan ditusuk

8. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10 cm

9. Tusukan jarum infuse / abbocath pada vena yang telah ditentukan

10. Hubungkan dengan selang infuse dan atur tetesan infuse sesuai “ Standing Order “ dokter

11. Catat dalam daftar ifus dan tindakan keperawatan e. Perlu diperhatikan

1. Reaksi pasien

2. Infus: tetesan, jenis cairan

3. Tanggal kadaluarsa cairan infuse 4. Bekerja dengan tehnik aseptik

UNIT TERKAIT

- Instalasi farmasi

- Depo obat

(21)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR MENCABUT INFUS

NOMOR

DOKUMEN 018/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menghentikan pemberian cairan / obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dengan melepas infus

TUJUAN

Mencegah terjadinya plebitis

Memberi rasa nyaman / kebebasan dalam ruang gerak dan aktifitas pasien

KEBIJAKAN

Dilakukan pada pasien yang sudah tidak membutuhkan cairan lagi

PROSEDUR

Persiapan alat Kapas alkohol Plester / mikropore Kassa steril

Nierbeken / bengkok Persiapan pasien

Pasang alas perlak dibawah tangan yang terpasang infus Infus diklem

Plester dilepas, kemudian setelah terbuka jarum infus dibuka

Bekas tusukan langsung ditekan dengan kapas alkohol, kemudian ditutup dengan kassa steril dan diplester.

UNIT TERKAIT

Rawat Inap, Rawat jalan

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(22)

STANDAR PROSEDUR

PASIEN KONSULTASI

NOMOR DOKUMEN 019/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Melakukan konsultasi pasien dengan unit lain

TUJUAN

Memperlancar kegiatan pemeriksaan pasien, untuk menunjang pengobatan / penyembuhan pasien

KEBIJAKAN

Pasien tidak boleh dibawa kecuali ada pemeriksaan khusus

PROSEDUR

a. Formulir konsultasi ditulis oleh dokter yang merawat

b. Tulis pada rekam medik pasien konsul c. Tulis dipapan acara

d. Beri penjelasan pada pasien / keluarga e. Tuliskan pada buku ekspedisi

f. Kirimi formulir konsultasi / hubungi lewat telepon g. Siapkan rekam medik dan data dat penunjang h. Siapkan pasien, alat dan lingkungan

i. Dampingi pasien selama pemeriksaan

j. Dokter menulis jawaban pada formulir konsultasi

k. Catat hasil konsultasi pada buku visite dan rekam keperawatan

l. Laporkan hasil konsultasi m. Laksanakan hasil konsultasi n. Tulis pada rekam keperawatan

UNIT TERKAIT

1. Ruang rawat inap

2. Ruang rawat jalan 3. Unit yang terkait

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(23)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

NOMOR

DOKUMEN 020/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menyampaikan pesan kepada seseorang / orang lain dengan baik dan benar dengan penuh perhatian

TUJUAN

Menghindari kasalahpahaman dalam penyampaian pesan kepada seseorang / orang lain dengan baik dan benar dengan penuh perhatian

KEBIJAKAN

Pasien tidak boleh dibawa kecuali ada pemeriksaan khusus

PROSEDUR

A. Persiapan

1. Ciptakan situasi lingkungan yang nyaman

2. Siapkan diri untuk dapat berkomunikasi dengan baik B. Pelaksanaan

1. Tampilkan sikap simpatik dan empatik 2. Perkenalkan diri dan beri salam

3. Beri sapaan pada pasien dengan menyebut nama pasien 4. Komunikasi yang efektif harus memuat pesan yang :

Jelas, singkat, Logis, manusiawi, menarik, mengandung kenyataan dan mudah dimengerti

5. Bicara dengan gaya mengajak bukan menyuruh 6. Dengarkan segala keluhan pasien

7. Sampaikan informasi secara lengkap dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti pasien

8. Catat respon pasien 9. Catat hasil komunikasi

UNIT TERKAIT

Ruang rawat inap / jalan

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(24)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENDAMPINGI DOKTER VISITE

NOMOR

DOKUMEN 021/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Mendampingi dokter pada waktu mengunjungi pasien

TUJUAN

1. Memperlancar kegiatan pemerikasaan visite, pemeriksaan penunjang untuk program pengobatan / penyembuhan pasien 2. Memberi rasa tenang pada pasien

KEBIJAKAN

1. Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan harus cuci tangan

2. Waktu visite dokter sesuai keadaan

PROSEDUR

1. Dokter menemui kepala ruang rawat / penanggung jawab shift ruangan

2. Menyiapkan rekam medik dan data penunjang 3. Menyiapkan pasien, alat – alat dan lingkungan 4. Dokter memeriksa pasien

5. Perawat mendampingi pasien selama pemeriksaan 6. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

7. Menulis rencana medik dalam buku visite, rekam keperawatan di status pasien

8. Melaksanakan program dokter, mendiskusikan keadaan pasien untuk berkolaborasi

9. Memanggil orang tua / keluarga untuk berbicara dengan dokter mengenai kondisi pasien saat ini

UNIT TERKAIT

Ruang rawat jalan / inap

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(25)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN

DENGAN

PERAWAT DARI UNIT LAIN

NOMOR

DOKUMEN 022/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN Timbang terima pasien dari perawat yang bertugas di perawatan kepada perawat di unit lain ketika pasien akan dipindahkan.

TUJUAN Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan.

KEBIJAKAN 1. Pasien telah diijinkan oleh dokter yang merawat dan disetujui oleh dokter yang merawat di unit perawatan selanjutnya. 2. Perawat wajib membuat catatan resume selama pasien

dirawat sesuai dengan formulir yang ada disertai tandangan dan nama jelas perawat.

3. Perawat menjelaskan segala permasalahan untuk ditindaklanjuti di unit perawatan lain.

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(26)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN

DENGAN PERAWAT DARI UNIT LAIN

NOMOR

DOKUMEN 022/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

Perawat yang merawat pasien menyampaikan masalah-masalah keperawatan dan medis kepada perawat dari unit perawatan lain , meliputi:

1) Keadaan umum pasien.

2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien.

3) Hasil observasi monitoring hemadinamik serta status temperatur tubuh.

4) Status reprirasi, bersihan jalan napas, penggunaan jalan napas buatan (tracheostomi), penggunaan oksigen.

5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya, serta jenis pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti.

6) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan. Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama bertugas dan perkembangan pasien.

a. Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama dirawat dan rencana tindakan keperawatan selanjutnya.

b. Menyertakan obat-obat yang masih dipergunakan (jika pasien masih memiliki).

c. Meminta perawat dari unit perawatan lain untuk menandatangani resume yang telah dibuat.

UNIT TERKAIT

Buku Panduan Implementasi modal praktek keperawatan professional di rumah sakit.

(27)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN

DENGAN

SHIF SEBELUM DAN SESUDAH DINAS

NOMOR

DOKUMEN 023/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Timbang terima pasien dari shif sebelumnya dengan shif yang jaga berikut.

TUJUAN

Mempermudah dalam memberikan asuhan keperawatan secara berkesinambungan.

KEBIJAKAN

Setiap pergantian tugas harus melakukan timbang terima pasien.

PROSEDUR

a. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam)

membagi tugas kepada anggota team.

b. Melakukan timbang terima harus berada disamping tempat tidur pasien, dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas pada saat itu.

c. Perawat Penanggung Jawab (jika shif sore dan malam) menerima laporan.

d. Perawat yang bertugas saat itu menyampaikan perkembangan pasien dan permasalahan pasien serta tindakan-tindakan yang telah dilakukan selama bertugas, meliputi:

1) Keadaan umum pasien.

2) Keadaan kardiovaskuler dan status neurlogis pasien, termasuk rangsang motorik dan sensorik.

3) Hasil observasi monitoring hemadinamik.

4) Status reprirasi, penggunaan alat bantu napas, serta alat penunjang lain.

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(28)

5) Penggunaan obat-obatan dan program penggunaan selanjutnya.

6) Status kebersihan jalan napas.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR TIMBANG TERIMA PASIEN

DENGAN SHIF SEBELUM DAN SESUDAH

DINAS

NOMOR

DOKUMEN 023/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

7) Penggunaan alat-alat invasive dan waktu pemasangan. 8) Hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

penunjang lainnya.

9) Masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan selama bertugas dan perkembangan pasien.

e. Mendiskusikan dengan petugas terdahulu bila menemukan masalah-masalah baru pada saat serah terima.

f. Mencatat masalah-masalah keperawatan dan medis yang ditemukan serta rencana tindakan selanjutnya.

g. Membaca laporan kegiatan dan catatan perkembangan pasien.

UNIT TERKAIT

Buku pedoman implementasi modal praktek keperawatan

(29)

STANDAR PROSEDUR

MENCUCI TANGAN

NOMOR DOKUMEN 024/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan tangan

TUJUAN

Mencegah penyebaran mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi silang

KEBIJAKAN

Mengacu pada kebijakan pedoman pengendalian infeksi nasokomial

PROSEDUR

Cara biasa

1. Menggulung lengan baju sampai diatas siku 2. Semua perhiasan dilepas ( jam, cincin, gelang )

3. Basahi kedua tangan dan kedua lengan bawah secara keseluruhan

4. Gunakan sabun / cair sampai menghasilkan busa 5. Gosokkan kedua telapak tangan

6. Telapak tangan kanan diatas punggung telapak kiri, telapak kiri diatas punggung telapak tangan kanan 7. Jari-jari kedua telapak tangan saling menjalin

8. Balikkan jari-jari telapak tangan secara berlawanan dengan kedua jari saling berpautan satu sama lain

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(30)

9. Tangan kanan menggenggam ibu jari kiri sambil diputar dan digosok, begitu sebaliknya

10.Jari-jari tangan kanan digenggam oleh telapak tangan kiri kemudian diputar digosok kedepan kebelakang, begitu sebaliknya

11.Bilas dan keringkan tangan dan kedua lengan keseluruhan

UNIT TERKAIT

Semua petugas kesehatan yang bekerja dirumah sakit

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN 025/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 8

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Tindakan membantu dan menjaga kebesihan agar pasien tetap bersih

TUJUAN

1. Membersihkan penderita dari kotoran – kotoran yang melekat pada kulit

2. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan penderita terutama kulit

3. Memberikan perasaan nyaman dan segar pada pasien 4. Melancarkan peredaran darah

KEBIJAKAN

1. dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh mandi sendiri

2. dilakukan 2x sehari, pada pagi hari dan sore hari

PENGKAJIAN

1. mengecek dari catatan rencana perawatan, akan hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan partisipasi pasien pada prosedur yang akan dijalankan seperti diagnosa, mobilisasi, rencana-rencana spesifik/khusus tentang hygiene.

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(31)

2. mengkaji pasien untuk menentukan apakah perlu mendapatkan prioritas lain yang lebih penting dari pada hygiene. Misalnya: memberikan kesempatan eliminasi , memberikan istirahat karena pernafasan yang kurang baik atau dalam keadaan kesakitan.

3. mengkaji apakah kebutuhan akan peralatan khusus sudah tersedia/belum. Misalnya : sudah tersedia sabun , pasta gigi, sikat gigi, baju ganti dll.

PERENCANAAN

Persiapan Alat

1. 2 (dua) Waskom stainless besar, 1 untuk Waskom bilas bersih dan 1 untuk Waskom bilas kotor

2. 2 (dua) buah handuk : 1 untuk handuk atas dan satu untuk handuk bawah

3. 3 (tiga) buah waslap 1 untuk muka dan bagian atas, 1 untuk bagian bawah dan 1 untuk sabun

4. 1 ( satu ) set alat tenun

5. 1 schort berwarna hijau muda untuk memandikan pasien atau universal precaution

6. 1 schort berwarna hijau tua untuk pasien yang belum membawa baju ganti

7. 1 set alat untuk menggosok gigi

8. 1 standar untuk tempat Waskom mandi atau meja makan pasien

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

2/8

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

2/8

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

2/8

(32)

9. Sabun, sisir, dan baju pasien (bila pasien belum membawa sabun perawat dapat memberikan sabun dari RS )

10. Kalau perlu Vaseline, minyak kelapa. 11. Tempat linen kotor

12. Sarung tangan bersih, dipakai sesuai universal precaution 13. Urinal/ pispot

PERENCANAA

N

14. Botol berisi air pembilas

15. Plastik kuning untuk baju pasien yang berpenyakit menular atau yang terkena cairan tubuh pasien

16. Siapkan peralatan tambahan sesuai kebutuhan , seperti linder pod atau tambahan

17. Letakkan semua peralatan dibagian kanan tampat tidur pasien , sejajar dengan bagian terbuka atas

18. Mencuci tangan

PELAKSANAAN

1. memberi salam dan mengidentifikasi pasien

2. perawat memberi tahu pasien/ keluarganya tentang apa yang akan dilakukan

3. tirai untuk tempat tidur ditutup, semua proses memandikan perhatikan privacy pasien dan jangan membuat pasien merasa malu serta jangan sampai pasien kedinginan dan kelelahan

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

3/8

(33)

4. meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat

5. jika pasien menggunakan pogas tempat tidur , turunkan pagar tempat tidur/cek terlebih dahulu

6. mengangkat bantal , dan letakkan dikursi, tinggalkan bantal untuk kepala saja, selimut tebal diangkat dan dilipat serta diletakkan dikursi.

7. pasien ditawarkan untuk buang air kecil atau besar, jika ya, lakukan sesuai dengan cara pemberian urinal dan pispot 8. perawat mengisi ¾ bagian dari Waskom dengan air hangat

dan letakkan diatas standar Waskom atau meja makan pasien

9. pindahkan pasien kedekat perawat

10.memberi posisi tidur supine/ terlentang, fowler atau semifowler sesuai kondisi pasien

PELAKSANAAN

11.pasien ditawarkan untuk sikat gigi 12.mencuci muka dan leher

a. handuk dibentangkan melintang dibawah kepala atau diletakkan didada melingkar sampai bawah telinga b. muka dan telinga dibasahi kalau perlu disabun

(tergantung keinginan pasien) kemudian dibilas dan dikeringkan. Sebelumnya menanyakan kepada pasien apakah muka pasien akan diberi sabun atau tidak

c. bagi pasien yang dapat melakukan sendiri tawarkan kepada pasien untuk melakukan sendiri, perawat membantu membilas di Waskom dan memberikan kepada pasien

d. mencuci mata pasien , lakukan bagian inner

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

4/8

(34)

e. mencuci dan membilas mata kiri kemudian membalik waslap untuk mencuci mata kanan

f. leher bagian depan dan samping dibasahi, disabun dan dikeringkan

13.mencuci lengan

a. membuka baju pasien bagian atas

b. selimut putih dipergunakan untuk menutup badan hingga perut. Handuk atas diletakkan dibawah lengan yang dekat dengan perawat,handuk bawah diletakkan dibawah lengan yang dekat dengan perawat, handuk bawah diletakkan dibawah lengan yang jauh dengan perawat.

c. Lengan dari jari- jari sampai ketiak dibasahi , disabun, dibilas dan dikeringkan , dimulai dari lengan yang jauh dari perawat, kemudian pindah kelengan yang dekat dengan perawat

PELAKSANAAN

14.mencuci dada dan perut

a. kedua tangan diletakkan keatas , disisi kepala

b. selimut putih diturunkan hingga menutupi genitalia dan kaki

c. handuk atas dibentangkan disisi yang dekat dengan perawat, handuk dibawah dibentangkan disisi yang jauh dari perawat

d. dada dan perut pasien dibasahi, disabun,dibilas dan dikeringkan

15.mencuci punggung sampai dengan pinggang

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

5/8

(35)

a. handuk bawah dibentangkan menutupi bagian depan pasien

b. pasien dimiringkan membelakangi perawat sambil memegang hek tempat tidur , sehingga seluruh punggung yang akan dibersihkan akan dapat terjangkau c. handuk atas dibentangkan memanjang dibawah

punggung

d. leher bagian belakang dan punggung dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan

e. Pada pasien potensial terjadi decubitus, punggung digosok dengan Vaseline/ minyak kelapa terutama pada bagian-bagian yang menonjol

f. pasien ditelentangkan kembali dan pakaian bagian atas dikenakan dengan rapi

g. mencuci paha atas dan kaki

h. handuk atas dibentangkan menutupi genitalia i. selimut putih diangkat

j. pakaian bawah ditinggalkan

k. handuk bawah dibentangkan , memanjang kebawah kedua kaki

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

6/8

(36)

PELAKSANAAN

16.mengganti air, jika sudah kotor 17.mencuci bagian bawah

a. handuk atas dibentangkan menutupi bagian adepan b. Handuk bawah dibentangkan melintang dibawah

bokong pasien

c. Jika pasien mampu melakukan sendiri, tawarkan pasien untuk melakukan sendiri, perawat membantu menyediakan waslap dan membilas

d. Bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri, maka perawat melakukan dengan cara kedua paha agar direnggangkan. Genetalia dan lipat paha dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan dari depan kebelakang. (pada pasien pria perhatikan kebersihan daerah orifisium urethra, lipatan antara penis scrotum harus kering; pada pasien wanita vulva harus dibuka, bila sangat kotor lakukan vulva hygiene)

e.

Pasien dimiringklan membelakangi perawat, dengan posisi handuk tetap. Bokong, lipatan bokong dan rectum dibasahi, disabun, dibilas dan dikeringkan dengan handuk. Arah pembersihan anus harus kearah pinggang

f. Pasien ditelentangkan kembali dan dikenakan pakaian bagian bawah dengan rapih

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

7/8

(37)

PELAKSANAAN

18.menyelesaikan

a. Air bekas memandikan dibuang ke kloset b. Perawat mencuci tangan

c. Handuk dan alat tenun kotor disingkirkan dan dimasukkan kedalam trolley atau kantong linen kotor d. Bila pasien tidak dapat menyisir rambutm sendiri, bantu

pasien menyisir rambut

e. Ganti alat tenun dan pasang kembali selimut

f. Berikan posisi tidur yang nyaman dan aman bagi pasien dan dekatkan nursecall

g. Perawat mencuci tangan

h. Setelah melakukan pendokumentasian, perawat mengembalikan semua peralatan ke janitor/spoelhok i. Trolley/ kantong linen kotor, dibawa keluar keruang linen

kotor

j. Waskom mandi, urinal, pispot diletakkan ditrolley kebaw ke janitor

EVALUASI

Evaluasi menggunakan criteria sebagai berikut : 1. Kelelahan

2. Rasa nyaman yang bersih

PROSEDUR MEMANDIKAN PASIEN

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

8/8

(38)

DOKUMENTASI

1. Mencatat apa yang dilakukan pada lembaran perencanaan 2. Mencatat kemampuan partisipasi pasien pada catatan

perawatan

3. Mencatat informasi-informasi yang diperoleh selama proses berlangsung

4. Mencatat pemakaian peralatan RS pada catatan pemakaian :

a. Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum pasien, jangan sampai kedinginan atau kelelahan

b. Membilas minimum 2 kali

c. Menjaga rasa malu pasien, jangan membuka pakaian pasien sekaligus

d. Memperhatikan kelainan-kelainan yang ada (lecet, kemerahan) dan melaporkan kepada penanggung jawab shift

e. Luka operasi jangan sampai kena air

UNIT TERKAIT

Semua unit rawat inap

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

8/8

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

8/8

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

8/8

(39)

PENGERTIAN

Membantu pasien untuk membersihkan gigi agar pasien merasa nyaman

TUJUAN

 Menjaga kebersihan gigi dan mulut

 Menghindari bau mulut

 Menghindari infeksi mulut

KEBIJAKAN

 Membantu pasien untuk sikat gigi sehari-hari atau sehabis makan

 Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri

PROSEDUR

Pengkajian

1. Mengecek dari catatan rencana keperawatan, akan hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan partisipasi, seperti : diagnosa, mobilitas, rencana rencana spesifik / khusus tentang hygiene

2. Mengkaji pasien untuk menentukan apakah perlu mendapatkan prioritas lain yang lebih penting misalnya : memberi kesempatan eliminasi, memberikan istirahat karena pernafasan yang kurang baik atau dalam keadaan kesakitan. Perencanaan 1. Persiapan peralatan a. Sikat gigi b. Pasta gigi c. Gelas kumur d. Kom kumur e. Handuk atas f. Sedotan k/p

g. Sarung tangan bersih 2. Mencuci tangan

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

MEMBANTU PASIEN UNTUK SIKAT GIGI

NOMOR

DOKUMEN

076/IV/IGD/03/2

010

NOMOR REVISI

HALAMAN

8/8

(40)

PROSEDUR

Cara kerja

1. Memberi salam dan mengidentifikasi pasien

2. Perawat memberitahukan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan

3. Gorden ditutup

4. Meninggikan posisi tempat tidur untuk kenyamanan kerja perawat

5. Pindahkan posisi pasien kesisi tempat tidur yang dekat dengan peralatan

6. Memberi posisi tidur supine/terlentang, fowler atau semifowler sesuai kondisi pasien

7. Letakkan handuk dibawah dagu pasien 8. Memakai sarung tangan

9. Basahi sikat gigi dengan air

10.Letakkan pasta gigi pada sikat gigi

11.Beri pasien untuk menyikat gigi, bagi pasien yang tidak dapat melakukan sendiri, perawat membantu menyikat gigi dan berikan pasien mengeluarkan air bekas sikat gigi ke kom kumur

12.Beri pasien kumur kumur

13.Mengelap mulut pasien dengan handuk. Bagi pasien yang dapat melakukan sendiri, biarkan pasien melakukannya sendiri

14.Mencuci peralatan

a. Membilas sikat gigi, gelas dan kom kumur dengan air mengalir

b. Keringkan dengan menggunakan tissue/ lap c. Melepas sarung tangan

15. Mencuci tangan

16. Mengembalikan peralatan sikat gigi ketempat semula 17. Merapihkan pasien dan memberi posisi yang nyaman

(41)

18. Menurunkan tinggi tempat tidur

UNIT TERKAIT

Semua unit keperawatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENCUCI RAMBUT

NOMOR DOKUMEN 027/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGALTERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sabun atau sampo

TUJUAN

 Memberikan perasaan senang dan segar pada pasien

 Rambut tetap bersih, rapid an terpelihara

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

1. PERSIAPAN ALAT a. Handuk kecil b. Sisir

c. Karet pengikat/kalau perlu d. Sampo

e. Piala ginjal

2. LANGKAH-LANGKAH

a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

b. Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan

c. Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala d. Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sdikit dari ujung ke

pangkal

e. Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang

f. Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas g. Membereskan alat2

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

L

(42)

h. Mencuci tangan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENCUCI RAMBUT

NOMOR DOKUMEN 027/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

3. SIKAP/ YANG HARUS DIPERHATIKAN a. Ramah

b. Sopan c. Hormat

d. Busng sir di ember bila hanpir penuh

e. Bekerja harus telit agar sekitarnya tetap bersih f. Bila pakaian kotor / basah harus segera diganti

UNIT TERKAIT

Pelayanan Medis

(43)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MENYISIR RAMBUT

NOMOR DOKUMEN 028/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Merapikan rambut agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara dengan menggunakan sisir

TUJUAN

 Supaya rambut tetap bersih

 Memberikan rasa nyaman

 Menjaga kerapian

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

1. PERSIAPAN ALAT – ALAT

 Handuk kecil

 Sisir

 Karet pengikat bila perlu

 Minyak rambut

 Piala ginjal

2. LANGKAH – LANGKAH

 Memberitahu pasiententang apa yang akan dilakukan

 Menganjurkan untuk duduk bila memungkinkan

 Meletakkan handuk kecil diatas bahu atau dibawah kepala

 Rambut dibagi dua dan disisisr sedikit-sedikit dari ujung ke pangkal

 Setelah licin dijalin dan diikat bila rambut panjang

 Mengumpulkan rambut yang rontok dan dibungkus dengan kertas  Membereskan alat-alat

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

L

(44)

 Mencuci tangan

MENYISIR RAMBUT

NOMOR DOKUMEN 028/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

3. YANG HARUS HIPERHATIKAN

 Sopan terhadap pasien

 Bekerja dengan hati-hati sehingga tidak melelahkan dan menyakiti pasien

 Bila rambut kusut beri minyak dahulu dengan persetujuan pasien

(45)

MENGGUNTING KUKU

NOMOR

DOKUMEN 029/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Adalah memotong kuku pasien degan gunting agar bersih dan terpelihara

TUJUAN

 Membersihkan kuku

 Membersihkan kuku dari kotoran

 Mencegah agar tidak terjadi infeksi

KEBIJAKAN

Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan staf RSU. Citra Bunda Medical Center khususnya departemen Keperawatan

PROSEDUR

A. PERSIAPAN ALAT-ALAT

 Handuk

 Gunting kuku

 Piala ginjal

 Air hangat kalau perlu

 Sabun

 Sikat kuku

B. PERSIAPAN PASIEN

Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan C. LANGKAH-LANGKAH

 Perawat cuci tangan

 Meletakkan handuk dan piala ginjal dibawah tangan atau kaki

 Menggunting kuku jari tangan bundar jari kaki lurus

 Kuku yang keras direndam air hangat

 Membersihkan kuku : pinggir kuku yang hitam dan kotor

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(46)

dibersihkan dengan air sabun/air bersih

 Membersihkanalat-alat yang dipakai

MENGGUNTING KUKU

NOMOR

DOKUMEN 029/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

D. YANG PERLU DIPERHATIKAN

 Hati-hati

 Tidak melukai kuku pasien

UNIT TERKAIT

Pelayanan Medik

(47)

PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA

TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN 030/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 3

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Mengganti alat tenun pada waktu tertentu khususnya selama pasien masih dirawat / bedrest

TUJUAN

1. Memberikan rasa nyaman dan senang pada pasien 2. Mencegah decubitus dan infeksi

3. Supaya alat-alat tenun tetap bersih dan terpelihara

KEBIJAKAN

- Alat tenun disusun menurut urutan pemasanagn

- Respon pasien pada waktu memiringkan

PROSEDUR

Persediaan

1. Alat tenun bersih yang diperlukan disusun menurut urutan/sistematika pemasangan

2. Tempat untuk kain kotor

3. Ember berisis larutan desinfektan 4. Lap kerja 2 helai kering dan basah 5. Pasien diberi penjelasan

Tata laksana

1. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Dekatkan kursi/bangku ketempat tidur

3. Siapkan peralatan dorong ketempat tidur yang akan dibersihkan

4. Angkat selimut tebal dan simpan dalam tempar alat tenun yang kotor

5. Letakkan selimut tebal dan bantal yang tidak diperlukan diatas kursi atau bangku

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(48)

PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR PADA

TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN

NOMOR DOKUMEN 030/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 3

PROSEDUR 6. Letakan ala-alat tenun yang terlipat dibawah kasur, dimulai dari letak dimana posisi perawat berdiri

7. Miringkan pasien kearah yang berlawanan dengan perawat yang rapihkan tempat tidur

8. Semua alat tenun kotor digulung sampai dibawah sisi pasien 9. Bersihkan tempat tidur dengan lap basah kemudian

dikeringkan dengan lap kering

10.Letakkan sprei besar bersih diatas tempat tidur dan sebagian digulung sampai bawah sisi pasien

11. Pasang perlak dan sprei kecil kemudian gulung sampai ketengah

12.Rapihkan alat - alat tenun yang sudah terpasang dan pada setiap ujung 45 derajat dan dimasukkan dibawah kasur (dahulukan bagian kepala kemudian bagian kaki )

13.Miringkan pasien kesisi lain

14.Alat tenun yang kotor digulung dan simpan dalam tempat alat tenun yang kotor

15.Bentangkan alat tenun yang bersih dan rapihkan seperti point 9

16.Kembalikan posisi pasien dalam keadaan terlentang

17.Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan sarung bantal yang bersih

18.Letakkan bantal pada kepala pasien

19.Pasang boven laken dan selimut tebal masukkan bagian bawah kasur dengan membuat sudut 45 derajat kemudian

(49)

boven laken dan selimut ditarik dada pasien

PENGGANTIAN ALAT TENUN KOTOR

PADA TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN

PASIEN

NOMOR

DOKUMEN 030/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 3 / 3

PROSEDUR

20.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan 21.Cuci tangan

22.Rapihkan alat kotor dan peralatan lainnya

UNIT TERKAIT

Ruang rawat inap

Ruang rawat jalan UGD

(50)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PROSEDUR MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

NOMOR

DOKUMEN 031/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 1

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Menyiapkan tempat tidur khusus agar segera siap pakai.

TUJUAN

- Memudahkan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. - Memberi rasa aman dan nyaman.

KEBIJAKAN

Digunakan untuk pasien-pasien yag akan segera masuk keperawatan.

PROSEDUR

Persiapkan alat:

1. Tempat tidur khusus 2. Kasur dan bantal

3. Alat-alat tenun untuk memudahkan cara bekerja, maka alat-alat tenun harus dlipat dan disusun menurut urutan pemakaian.

4. Alat kasur atau sarung kasur. 5. Perlak

6. Steek laken 7. Laken

8. Perlak dna pengalas kepala 9. Selimut

10.Sarung bantal.

UNIT TERKAIT

Bagian Logistic

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(51)

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN PISPOT

NOMOR

DOKUMEN 032/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Membantu pasien menggunakan pispot di tempat tidur yang diletakkan pada bawah bokong

TUJUAN

Membantu pasien dalam menggunakan pispot, urinal atau commode secara hygiene sesuai kebutuhan dan kondisi

KEBIJAKAN

Dilakukan pada pasien yang mobilisasi tirah Siapkan pispot kamar/ didekat pasien

PROSEDUR

2. Persiapan peralatan a. Pispot

b. Tissue

c. Air bersih dalam botol d. Sabun mandi

e. Satu handuk

f. Tempat sampah kuning g. Kalau perlu 1 waslap h. Sarung tangan

i. Kalau perlu kom berisi air j. Trolley

3. Pelaksanaan

a. mencuci tangan

b. mengidentifikasi pasien

c. memberi tahu dan menjelaskan pada prosedur yang akan dijalankan.

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

(52)

d. Menutup gorden

e. Menaikkan posisi tempat tidur

f. Dekatkan pispot, tissue, air untuk membilas dan tempat sampah kuning

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN PISPOT

NOMOR

DOKUMEN 032/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

g. Lepaskan pakaian bagian bawah pasien dan menutup bagian bawah dengan selimut

h. Pasang pispot

Pasien dalam posisi recumbent , tangan kiri perawat menyanggah pada bagian lumba sacral pasien, sementara itu pasien dianjurkan untuk mengangkat bokong, tangan kanan perawat mendorong pispot sampai terletak dibawah bokong pasien

i. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan

j. Dekatkan nursecall

k. Bila pasien memanggil segera datang l. Memakai sarung tangan

m. Membersihkan daerah genetalia n. Faeces/ urine dibuang di kloset o. Pispot dibersihkan

p. Pispot dikembalikan ketempat semula q. Lepaskan sarung tangan

r. Perawat mencuci tangan

s. Setelah melakukam pencatatan, peralatan lainnya dikembalikan ketempat semula

t. Mencuci tangan kembali 4. Hal hal yang harus diperhatikan

(53)

- Untuk kenyamanan pasien dan efisiensi beri posisi yang paling nyaman

UNIT TERKAIT

Ruang rawat inap/RR/Rawat Jalan

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN URINAL

NOMOR

DOKUMEN 033/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 2

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Membantu pasien BAK ditempat tidur

TUJUAN

Agar pasien ditempat tidur dengan aman dan nyaman

KEBIJAKAN

1. Dilakukan pada pasien yang bedrest

2. Dilakukan pada pasien laki – laki

3. Prosedur ini khusus untuk pasien laki – laki

PROSEDUR

a. Persiapan

1. Urinal 2. Tissue rol

3. Tempat sampah b. Pelaksanaan

1. Dekatkan urinal, tissue dan tempat sampah kuning

2. Pada pasien yang mampu berdiri, bantu pasien untuk berdiri

3. Jika pasien sudah berdiri dengan nyaman berdiri, lepaskan / turunkan pakaian bawah lalu pasang urinal

4. Pada pasien yang tidak mampu berdiri, lepaskan pakaian bawah

5. Pasang urinal dengan cara :

b) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada hek, berikan urinal kepada pasien untuk dipasang sendiri

c) Pasien memiringkan badan sambil berpegangan pada

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(54)

hek, perawat memasang urinal

d) Jika tidak ada kontraindikasi, naikkan posisi bagian kepala tempat tidur, semi atau high fowler

MENOLONG PASIEN MENGGUNAKAN URINAL

NOMOR

DOKUMEN 033/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 2

PROSEDUR

6. Perawat dapat meninggalkan pasien bila kondisi memungkinkan

7. Dekatkan nurse call

8. Bila pasien memanggil segera datang, jika pasien lama tidak memanggil ( kira – kira 10 – 15 menit ) perawat harus mendatangi pasien

9. Memakai sarung tangan

10.Membersihkan daerah genital

11.Bila pasien dapat melakukan sendiri beri tissue kepada pasien untuk membersihkan genitalnya dengan menggunakan tissue kering

12.Bagian bawah pasien ditutup dengan selimut 13.Urine dibiang dikloset

14.Urine dibersihkan dengan membilas dengan air bersih lalu dikeringkan, pinggirkan dengan tissue dan disimpan pada tempatnya

(55)

MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN

MENGGUNAKAN SPATEL

NOMOR DOKUMEN 034/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 1 / 3

TANGGAL TERBIT 9 JULI 2010

Ditetapkan Oleh

Direktur RSU Citra Bunda Medical Center

Dr. HELGAWATI, MM

PENGERTIAN

Membantu pasien untuk membersihkan mulut agar tetap bersih

TUJUAN

1. Agar rongga mulut, lidah dan gigi tetap bersih, bebas dari

bibir tidak kering

2. Memberikan rasa segar dan nyaman kepada pasien

PROSEDUR

1. Dilakukan pada pasien yang boring

2. Dilakukan 2x sehari pada pagi setelah mandi

PENGKAJIAN

1. Kaji tingkat kesadaran pasien

2. Kaji kebersihan rongga mulut, ada stomatitis, bibir kering/ pecah – pecah

3. Kaji kemampuan pasien untuk membuka mulut

PERENCANAA

N

Siapkan peralatan sebagai berikut : 1. Trolley berisi

2. Kom berisi air matang / aqua 3. Spatel lidah dua buah

4. Kalau perlu lidi kapas tergantung dari kebersihan mulut, kasa jumlahnya tergantung dari keberihan mulut semakin kotor diperlukan jumlah yang banyak

5. Kalau perlu sodium bicarbonas dan boroxglyserin

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONA

(56)

MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN

MENGGUNAKAN SPATEL

NOMOR DOKUMEN 034/III/KPRWT/07/ 2010

NOMOR REVISI HALAMAN 2 / 3

PELAKSANAA

N

1. Mencuci tangan

2. Memberi salam dan cocokkan identitas pasien antara data di gelang nama pasien dan data di file pasien

3. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

4. Posisi tinggi tempat tidur yang nyaman bagi anda yang bekerja

5. Memberi posisi tidur semi fowler dengan kepala pasien miringkan dan menghadap keperawat

6. jaga privacy pasien dengan menutup gorden tempat tidur 7. Dekatkan alat – alat yang akan digunakan

8. Letakkan handuk atau dibawah dagu pasien dan diatas leher dada pasien

9. Pakai sarung tangan

10. Bersihkan mulut pasien dengan air matang

11. Basahi kasa dengan aqua yang terdapat didalam kom 12. Balut kasa lembab tersebut pada spatel

13. Jika kemampuan membuka mulut sangat terbatas, boleh dibantu dengan menekan lidah dengan spatel

(57)

14. Bila kemampuan pasien membuka cukup besar, ronga mulut dibersihkan dengan menggunakan spatel yang telah dibungkus dengan kasa basah. Bila kemampuan membuka mulut sangat terbatas bisa menggunakan lidi kapas basah 15. Bersihkan mulai dari rongga sebelah kiri, kanan, palatum,

lidah gusi dan gigi secara berturut – turut dan diulang sampai benar – benar bersih

16. bila kasa sudah kotor, ganti kasa tersebut dengan yang baru

17. Bila tidak sangat kotor boleh dibersihkan dengan sodium bicorbonas dan apabila bibir kering diberi bory blycerin dengan menggunakan lidi kapas

MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN

MENGGUNAKAN SPATEL

NOMOR DOKUMEN 034/III/KPRWT/07/

2010

NOMOR REVISI HALAMAN 3 / 3

PELAKSANAA

N

18. Alat –alat dibersihkan dan dikemablikan pada tempatnya 19. Handuk diangkat

20. buka sarung tang

21. Pasien dirapihkan, diberi posisi tidur yang nyaman bagi pasien

22. Buka gorden – gorden tempat tidur 23. Cuci tangan

EVALUASI

Evaluasi menggunakan criteria sebagai berikut : 1. Pasien merasa nyaman (pasien tenang ) 2. Bibir tidak kering

3. Mulut dan lidah kering 4. Bebas dari bau mulut

Referensi

Dokumen terkait

Ke- layakan instrumen penilaian sikap pada penelitian didasarkan atas hasil uji/ validasi desain yang telah dilakukan, dan didapatkan hasil bahwa produk tersebut

Karena itu bilik jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru perlu kerja ekstra keras, sehingga tidak seperti kebanyakan kardiomegali bukan bilik kiri yang

Jaya Institute mengundang bapak/ ibu Direktur Rumah Sakit untuk mengirimkan staf guna mengikuti pelatihan “Implemantasi Ketrampilan Komunikasi Efektif Sebagai Unsur

Hasil pengamatan terhadap pertambahan bobot memperlihatkan bahwa pertambahan bobot udang vaname selama 96 hari pemeliharaan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Peraturan Pemerintah Nomor 61

e.) Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan radiator, maka dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari bentuk radiator

Dengan 10.512 panel yang mencakup area seluas 10.732 meter persegi dan sendi linear antar panelnya sepanjang 27 km, terdapat 7139 shading yang bahannya dari

Demikian pula dengan tanggapan terhadap produk simpanan KSU BMT Aman Utama Jepara dalam menarik keputusan masyarakat untuk menabung akan berbeda pula, tergantung