• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KAUM MUDA MENGHADAPI GLOBALISASI DAN LIBERALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI KAUM MUDA MENGHADAPI GLOBALISASI DAN LIBERALISASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KAUM MUDA MENGHADAPI GLOBALISASI

DAN LIBERALISASI

Benget Rumahorbo

Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia e-mail: benget888@gmail.com

ABSTRACT

People are given high intelligence as the great gift from God. It is about how people use their idea for the God's glory, the human's benefit, for the nation's use become the people's responsibility as God's creation. Nowadays in every high intelligence, that's what we call the era of globalisation, digitalisation to liberal. They have a very good potency if it can be used for the positive things. So, what strategy can be used in facing this developing era that the negative side of globalisation and liberal is possibly break the relation among humans and the relation between human and the Creator. The developing era with high technology must be able to be used for God's glory, useful for the people and able to keep all God's creations for the good of life.

Keywords: God's creation, globalisation and liberal, high technology

I. PENDAHULUAN

Kemajuan yang kita capai saat ini merupakan hasil berpikir manusia yang didukung oleh pendidikan. Semua negara saat ini berlomba untuk menjadi negara maju dengan capaian indikator yang terukur. Salah satu indikator itu adalah tingginya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penguasaan IPTEK telah melahirkan dampak negatif dan juga dampak yang sangat positif. Menjadi pertanyaan dimana posisi kita? Apakah kita melihat globalisasi dan liberalisasi ini sebagai hal yang positif? Tentu kuncinya ada sama kita. Kita yang menentukan kita mau jadi apa. Apakah kita hidup menurut hukum Tuhan dan hukum negara sebagai upaya menciptakan kebaikan pada diri sendiri, pada bangsa dan juga sesama, semuanya sangat tergantung sama kita.

Saat ini dunia diperhadapkan pada sebuah fenomena di mana era globalisasi merupakan sebuah era yang memang akan kita hadapi. Globalisasi telah menciptakan berbagai kreativitas, inovasi, dan juga melahirkan kesenjangan (gap). Oleh para pakar masa depan (futurolog), mereka menyebut semua negara butuh persiapan yang matang untuk menghadapi globalisasi. Salah satunya adalah kesiapan

sumber daya manusia karena persaingan yang tidak bisa kita hindari.

Memang dalam berbagai fakta oleh para analis ekonomi (ekonom), negara yang tidak siap dari sisi sumber daya manusia akan menghadapi masalah yang sangat besar. Untuk itu kesiapan sumber daya manusia sangat menentukan kesiapan kita dalam menghadapinya. Disinilah individu perlu mempersiapkan segala sesuatunya bagaimana menghadapi era globalisasi yang sangat dasyat ini. Tentu segala dampak yang muncul dari globalisasi dan liberalisasi sudah kita sadari. Sedini mungkin perlu persiapan yang sangat khusus dalam menghadapinya.

Dari sisi kesiapan negara secara kelembagaan, negara harus mampu menjadi fasilitator terhadap kemajuan yang sangat dasyat ini. Negara juga sekaligus harus mampu membentengi warganya untuk bisa menghadapi era globalisasi yang sangat hebat ini. Pendidikan, pelatihan dengan biaya negara tentu merupakan hal yang sangat mendesak untuk dilakukan. Disamping itu berbagai undang-undang, aturan dan peraturan dalam bentuk regulasi untuk perlindungan kepada negara juga bisa dilakukan. Jangan sampai aturan dan peraturan yang disepakati oleh negara dalam

(2)

tingkat global (MoU misalnya) merugikan negara dan masyarakat kita.

Dari sisi individu, semua individu, khususnya kaum muda bisa membentengi dirinya dengan kemampuan khusus (life skil and hard skill) sehingga jadi generasi yang tangguh. Pendekatan keimanan atau agama juga sangat penting karena pemahaman kepada nilai agama yang baik akan membangun dan membentuk karakter yang kuat sebagai generasi muda. Lantas, bagaimana menghadapi globalisasi dan liberalisasi ini oleh kaum muda tentu jadi latar belakang penulisan paper ini.

Adapun tujuan pembahasan topik ini adalah: 1. Melihat bagaimana globalisasi bisa

mempengaruhi masyarakat.

2. Melihat dan mengenal hal–hal apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi globalisasi 3. Memberikan deskripsi bagaimana

globalisasi itu sebagai peluang dan tantangan bagi semua anak bangsa.

2. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Globalisasi

Globalisasi tentu mempunyai pengaruh yang sangat besar. Sejauh mana pengaruhnya merupakan kajian yang sangat penting untuk dipahami karena globalisasi itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan lagi. Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh

negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

Konsep Globalisasi

Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah:

a. Malcom Waters

Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.

b. Emanuel Ritcher

Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

c. Thomas L. Friedman

Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. d. Princenton N. Lyman

Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan. e. Leonor Briones

Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita

3. PEMBAHAHASAN

Istilah kaum muda sering kita dengar. Bahkan pembangunan kaum muda selalu jadi

(3)

perioritas di negara manapun. Apa sebenarnya pengertian kaum muda? Dari jurnal Pelita Jaman Alkitab Sabda dapat kita ketahui bahwa ciri utama kaum muda atau usia muda memiliki kepentingan tersendiri. Minimal ada tiga alasan mendasar untuk itu.

Pertama, kaum muda sedang menjalani

masa pembentukan kepribadian. Aspek individual ini memberitahukan kita bahwasanya kurun masa muda bagaikan suatu rimba pencaharian, yang di dalamnya kaum muda meraba-raba. Mereka mau mengarahkan diri mereka kepada pribadi yang dewasa. Tetapi untuk itu mereka harus mengalami tahun-tahun pembentukan. Jika pembentukan ini tidak beres atau keliru ditangani, maka dampak negatifnya bisa lama mempengaruhi jalan hidupnya. Ingatkah suami yang masih suka memukul isterinya? Ada ibu yang merasa risih bila berada di dalam dapur, namun ia merasa betah berjam-jam berada di dalam pertemuan arisan. Bukan saja ada cross boy/girl, tetapi juga ada cross papa/mama. Masih banyak lagi kasus-kasus orang dewasa. Herannya gejala-gejala itu banyak kali bisa ditelusuri kembali kepada ketidakberesan pembentukan karakter pada masa muda. Karakter sendiri tidak pernah terbentuk sekali jadi. Proses pembentukannya berlangsung lama. Namun hasilnya tidak bisa dianggap remeh, sebab itu akan menjadi pondasi kehidupan. kita tidak bisa membayangkan apa dan bagaimana jadinya sebuah bangunan yang tinggi, tetapi pondasinya rapuh. Demikian juga, alangkah berbahayanya melewati kehidupan dewasa yang panjang, berat dan penuh dengan tanggung jawab, dengan berbekalkan kepribadian rapuh dan labil.

Kedua, kaum muda lebih mudah

dibentuk. Oleh karena kaum muda sedang berada di dalam masa pembentukan, maka mereka memiliki kelenturan dalam banyak bidang. Betul bahwa mereka belum stabil. Tetapi justru itulah mereka mudah menerima pengarahan dan hal-hal yang baru. Pengaruh orang lain, khususnya di luar lingkungan keluarga, mudah masuk. Sebaliknya, kaum dewasa sudah terbentuk dan sukar dipengaruhi lagi. Seandainya mereka memiliki sifat dan kebiasaan buruk, itu sulit dibuang. Karena

kepribadian orang dewasa sudah tidak lentur lagi.

Ketiga, Kaum muda akan membentuk

keluarga. Seorang muda yang berkepribadian baik dan mantap, hampir bisa dipastikan bahwa ia akan membentuk keluarga yang baik dan mantap pula. Karena kematangannya ia tidak akan sembarangan mencari pasangan hidup. Seorang muda yang dewasa di dalam Kristus mempunyai pengaruh yang langsung kepada keluarga yang akan dibentuknya. Lebih jauh lagi pengaruh itu akan terasa di dalam masyarakat, karena keluarga adalah unit masyarakat yang terkecil. Sedangkan kalau seorang ibu dimenangkan bagi Kristus, pengaruh imannya terhadap suaminya dan anak-anaknya yang sudah besar umumnya tidak begitu terasa. Sehubungan dengan arti kaum muda baik secara individual maupun secara sosial, maka tidaklah berlebihan kalau gereja harus memberikan perhatian dan menanam modal yang besar untuk pelayanan kaum muda. Apalagi pelayanan ini diakui problematis (Sumber: Jurnal Pelita Zaman).

Dari pengertian dan tahapan di atas dapatlah dilihat betapa kaum muda sangat membutuhkan perhatian khusus untuk dibangun, dididik, diberdayakan sebagai generasi bangsa. Kaum muda sebuah bangsa sangat menentukan mau jadi apa bangsa tersebut ke depannya.

Proses Globalisasi

Dimulai ketika Vasco da Gama dan Christopher Columbus dari Eropa 500 tahun lalu untuk berdagang, namun hal ini menjadi awal munculnya kehendak menguasai wilayah bangsa lain untuk menghisap kekayaan bangsa lain (kolonialisme), maka saat itulah sudah mulai tertanam benih-benih yang namanya Globalisasi. Oleh karena itu globalisasi merupakan kelanjutan dari kolonialisme. Era kolonialisme merupakan juga era perkembangan paham kapitalisme di Eropa.

Paham kapitalisme dikembangkan oleh Adam Smith, Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa. Ciri-ciri kapitalisme adalah : 1) Sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki individu. 2)

(4)

barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif, 3) modal baik berupa uang atau dalam bentuk kekayaan lainnya diinvestasikan ke berbagai usaha untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Proses berikutnya dilanjutkan dengan era pembangunan, yang ditandai dengan penekanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berpusat pada negara sendiri. Ketika era pembangunan mengalami krisis maka dunia masuk pada era baru yaitu globalisasi. Pada era globalisasi ini negara-negara didorong untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi global. Aktor utamanya bukan lagi negara sebagai mana di era pembangunan, melainkan perusahaan-perusahaan transnasional (Trannational Corporations, TNCs) dan bank-bank transnasional (Transnational Banks, TNBs), Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund) atau dana moneter internasional, WTO, APEC (Asia Fasific Economic Cooperation), dll. Semua proses globalisasi digerakkan oleh idiologi

neoliberalisme. (Sumber:

http://pknkita.blogspot.com/2011/05).

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang

melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Strategi Kaum Muda Menghadapi Globalisasi

Apa yang harus dilakukan oleh kaum muda menghadapi globalisasi. Sebelum sampai kesana. Ada beberapa hal yang harus kita pahami. Saat ini di era globalisasi manusia dituntut untuk bekerja, berkarya, dan berbuat yang terbaik. Untuk itu perlu kita pahamai kerja menurut Alkitab. Pandangan Alkitab mengenai konsep bekerja adalah:

a. Bekerja adalah perintah Tuhan

b. Siapa yang tidak mau bekerja janganlah ia makan.

c. Orang yang rajin bekerja akan diberkati. d. Buanglah mental pengemis

e. Bekerjalah untuk Tuhan f. Bekerja dengan jujur

g. Bekerja dengan penuh tanggung jawab Melihat konsep bekerja di atas dapatlah kita lihat bahwa semua orang Kristen, khususnya para kaum muda di era, atau di jaman mananpun harus bekerja, berbuat sesuatu yang terbaik, patuh pada hukum dan aturan. Maka dapat disimpulkan, di era globalisasi dan liberalisme semua manusia juga harus bekerja. Untuk itu persiapan yang matang dan perlu dilakukan.

Untuk itu, apa yang dilakukan oleh kaum muda untuk menghadapi globalisasi:

(5)

1. Buatlah persiapan yang matang. Perencanaan yang matang akan membuat sesuatu itu lebih mudah. Tuhan juga membuat perencanaan yang sangat matang menciptakan manusia dengan desain yang sangat agung. Dalam konsep penciptaan Kejadian 1:26-27, ditegaskan bahwa manusia diciptakan Allah berlandaskan gambar dan rupa Allah sendiri (Imago Dei). Secara terminologi gambar dan rupa Allah mengacu juga kepada peta dan teladan Allah. Karena itu kemampuan untuk menyikapi perkembangan jaman ini harus dengan berhikmat, khususnya dalam melakukan apa saja yang tepat dalam menghadapi globalisasi. Misalnya, pupuklah kemampuan berbahasa, perlu skill, wawasan dan kreatifitas yang tinggi. Tuhan menginginkan manusia yang kerja keras dan berdisiplin yang snagat tinggi.

2. Petakan dampak Positif. Mana dampak positif yang bisa anda lakukan di era globalisasi itu perlu dibuat. Maka pemetaan dan skala perioritas perlu dilakukan oleh kaum muda sehingga suatu saat bisa meraih hasil yang lebih maksimal.

3. Rajin mencari Informasi. Informasi untuk globalisasi. Maka sudah saatnya generasi muda Kristen harus melek informasi. Semua generasi muda harus mampu mengelola informasi terkini. Maka jadilah generasi muda yang gemar berinformasi. 4. Kembali ke Hukum Tuhan. Tuhan

menginginkan kita ketaatan. Maka yang tidka patut dan tidak patut Alkitab jelas mengatakan ini. Dengan demikian, kita bisa memebdakan mana yang positif dan negatig untuk bisa kita gunakan sebagai sarana untuk membangun.

5. Aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah yang bisa menambah wawasan generasi muda. 4. PENUTUP

Generasi muda adalah kaum yang sangat penting untuk diberdayakan karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini. Untuk itu, generasi muda perlu diberdayakan oleh keluarga, negara dan oleh kaum muda itu sendiri. Untuk itu, kaum muda harus punya

strategi menghadapi era globalisasi. Persiapan yang matang tentu menghasilkan yang baik pula. Untuk itu, generasi muda saatnya menggunakan globalisasi itu sebagai sarana untuk membangun dan menjadikannya peluang. Hanya saja dengan catatan, kalau kaum mudanya mampu. Dan harapan kaum muda juga sama dengan harapan kita semua. Mari melihat globalisasi sebagai peluang dan tantangan yang asik dan membuang paradigma berpikir negatif. DAFTAR PUSTAKA

Capra, Fritjof. Titik Balik Peradaban, Sains,

Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan,

Bentang, Yogyakarta.,1981.

Kompas, Industri Manufaktur Nasional: Merana di Negeri yang Kaya Bahan Baku, 2004,

Kompas Halaman 15, Edisi 7 Juli 2004

Kompas, Stiglitz: Indoneseia agar Fokus pada Kepentingan Jutaan Warga, Kompas Edisi 7 15 Desember 2004

Soetrisno, Loekman., Paradigma Baru Pembangunan Pertanian: Sebuah Tinjauan Sosiologis, Penerbit Kanisius, 2003

Soba, Heri, Apa yang Bisa Dicapai dari WTO? Suara Pembaharuan Daily Edisi 8 September 2003

http://pknkita.blogspot.com/2011/05 www/alkitabsabdaorg/Jurnal Pelita Zaman

Referensi

Dokumen terkait

context of justification , pada dasarnya menguji teori yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui kerangka berpikir yg dirumuskan dalam hipotesis penelitian..

Tabel 1 menunjukkan bahwa usahatani kedelai peserta program Upsus Pajale di Kabupaten Sumbawa layak untuk di kembangkan atau diusahakan karena sudah efisien, hal

Laporan adalah sumber informasi yang akan digunakan antara lain untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan alat. Bila informasinya tidak benar maka keputusan yang dibuat

Tujuan disusunnya tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada program studi diploma tiga Kimia Industri (D3 KIN) Fakultas

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya menjabarkan tentang konsep teori ekonomi pembangunan yang hanya terpaku pada Ibnu Khaldun dan

Serapan hara (N, P, K, Ca, dan Mg) pada sampel daun kelapa sawit yang terdapat di kebun kelapa sawit yang diteliti, dapat dilihat dari hasil analisis kandungan

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menuntut adanya

Pedagang yang menggunakan bentuk sarana ini dikategorikan pedagang yang menetap, karena secara fisik jenis ini tidak dapat dipindahkan.. Biasanya merupakan