PELAKSANAAN HUKUM PENANAMAN MODAL
DAN
DAMPAKNYA
TARITADAP EKSISTENSI
TANAI{
ULAYAT
(STUDI
DI KABUPATEN PASAMAN BARAT)
TESIS
Sebagai Salah Satu
Syarat
Untuk
Memperoleh
Gelar Magister Hukum
PadaFrogram
Studi
Ilmu Ihrkum
!j
0leh
:YBVENDRI
8P.03211036
PROGRAM
PASCASARTANA
ILMU
IIUKUM
PELAKSANAAN HUKT]M PENANAMAN MODAL
I}AI{
DAMPAKNYA
TERHADAP EKSISTENSI TANAH ULAYAT
(STUDI
I}I
KABUPATEN PASAMAN BARAT)
I?rs_Q
gl-"h
vgt:lq,-
Pembimbing
:
(1) prof. DR.
yulia
Mirwati,
sH.
cn.
MH
(2)
DR.
Yulfasni, SH.MH
ABSTRAK
Pelaksanakan pembangunan disegala
bi{Tg
dalam mewujudkan pembangunannasional
bertumpu pada
kekuatan
sendiri,
tidak
daWt terlalu
diharapkan
f*.rru
mmerlukan
modal yang cukup disamping
skill,
teknologi, dan
manajemen
ataupengetahuan.
Untuk
itu,p€merintahmengeluarkanUUNo.
elanun
lg63juctoUUNo.
12
Tahun
1970 tentang PenanamanModal
DalamNegeri
danULI
No.
f
Tahun
1967jucto
UU
No.
1l
Tahun
1970 tentang
Penanaman-Modal
Asing,
aengan maksud mengundanginvestor nasional
dan
asing serta dalam merealisasilan
pJmUangunandimaksud.
Persyaratandalam rangfu
pelaksanaanpeftuutman
modal -adalah harus tersedianya tanah yang cukup guna menjalankan aplikasi penanaman modal dimaksud. Sementara tanah yang ada di Indonesia pada umumnya dan pada khususnyadi
Sumatera Barat adalah tanah ulayat, tanah yang dikuasai secara bersama oleh masyarakat hukumadat.
Pennasalahan
penelitian
ini
adalah
(1)
Bagaimanakah penerapanHukum
Penanaman
Modal
dalam rangka aplikasi
PMA
dan
PMDN
A
X-aUupaien pasaman3arat
(2)
Bagaimanakah.pengaruhpenerapan Hukum PenanamanModal
ddam
rangj<a aplikasi penanamanmodal
terhadap eksistensi tanahulayat
di
Kabupatenp*ur"-ao
lu*t.
(3)
Bagaimanakahsikap
MasyarakatHukum
eOat,
LembagaAdat
Nagari,Bupati dan
DPRD
Kabupaten PasamanBarat
terhadap pengaruhiegatif
penerapan-{ukum
PenanamanModal dalam
kaitannya
denganitl*tensi
tana[
ulayat.
Gunanenjawab
permasalahan_yang
dikemukakan, digunakan
pendekatan,".u*
yuridis
:csiologi
terhadap sampel yangtelah
ditenhrkan,:sebagai upuvu mengumpulkan data:aik
data sekunder maupun dataprimer
dengan melakukanttuit
purto{o
din
dakumen,n'rwotTcorT
observasi,-"$ok
selanjutnya
data tersebut
diolai
dengan
melakukan:
i
r t ing dan tabulating
sebelum dianalisa secara kual it atif.
Hasil
oeneli!r31_ mengemukakan_bahwa
l).
Dalam
melakukan
aplikasi :enanaman"irn
modal
di
Kabupaten PasamanBarat
investorminimal
harusmemiliici tiga
p€nanaman
modal,
yaifulzin Prinsip
berupa Surat Persetqluan penanamanModal
-iF)baik
SP-PMDN
atauSPfMA,
izin
lokasi,
izin
Usahafitap
(fln)
sebagailzin
!-tmersial. 2).
Pengaruh penerapanHukum
penanamanmodal tirhadap
tanaf, ulayat ierdampaktelah
berubahnya statustalah
ulayat menjadi
Tanah Negara (HG1Ddan
*tu$
te{adi
gejol$
di, tengahtengah
masyarakatiebagai
konsekirensitimbulnya
lsbadaran
akan
eksistensitanah ulayat.
:,]
Sitap
masyarakathukum
adat terhadapr.plikasi
negatif tersebutd]
atas, menyerahkan penyelesaian setiapkonflik
pertanahanr:pada
LAN'
melalnrkan
demonstrasi. Sedangkansikap
LAN,
menyelesaikan setiaplenoalan
secara musyawarahmufakat,
sementarasikap Bupati memfasilitasi
setiap:ersoalan yang
terjadi
dalam artian mengakomodir aspiraii yaog disuarakan, disampingSembentuk
team
penyelesaiantanah
ulayat dan
inengusadt
*
r".*put
r*gf.ii
fr "-perda Tata CaraPenyelesaian Tanah Ulayat dan Perkeoiunan
Di
Kabupaten pasaman E'u'arlftup
DPRD memfasilitasi seliap persoalan secara musyawarah dan mengusahanBAB
i
PXNDAIIULUAN
A.
Latar Beiakang PermasalahanHukum
sebagai lembagasosial
(social
institution,
pranata
sosial)t),dengan segala fungsi dan perarrannya di tengah-tengah masyarakat
tidak
dapatdipungkiri
eksistensinya.Hukum
kadangkala
iebih
cenderung
digunakansebagai
alat
atau
sarana
untuk
melakukan
perubahan-perubahan dalam masyarakatftaw
asa tool of
social
engineering)2), kadangkalahukum
lebihdigunakan
sebagaiaiat atau
saranadalam melakukan
pengendalian sosial (Social control)3) dan kadangkalanya hukumlebih
digunakan sebagai alat atausarana dalam pembangunan Qaw as agent of development of change)a).
r).
Soerjono Soekanto, dalam bukuny4 "sosiotogiSuatu Pengantqr", terbitan llaja
Grafindo Persada, Iakarta, 2OO2, hlm. 197, dengan mengutip pendapat Kontjaningrat, mengatakan,
Pranata sosid adalah suatu sistsm tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
lebih lanjut Soerjono Soekanto, dalam bukunya yang sama mengatakan, "Lembaga masyarakat
yang bertujuan memeriuhi kebutuhat-kebutuhan
pokok
manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu :1.
Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah iakuatau bersikap
di
daiam menghadapi masalah-masaiah daiam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.2.
Menjaga keutuhan masyarakat.3.
Memberikan pegangan kepada masyarakatuntuk
mengadakan sistem pengendalian sosial(sosial control), artinya" sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkahiald
angota-anggotanya.2). Lmt
as a tool of social engineering, merupakan ajaran yang dikemukakan oleh Roscoe
Pound, sebagaimana terdapat dalam bukunya, "An Introduction to The philosophy", kemudian di Indonesia ajaran ini dikembangkan oleh Mocthar Kusumaatmadja, sebagaimana terdapat dalam bukunya, "Hukum, Masyarakat
&vt
Pembinaan Hukum Nasional". Menurut Mochtar Kusumaatmadja, "Konsepsi hukum sebagai "sarana" pembaharuan masyarakat Indonesia lebih luas jangkauan dan ruang lingkungannya dari padadi
Amerika Serikat tempat kelahirannya. Alasannya oleh karena lebih maronjolnya perundang-undangan dalam proses pembaharuan hukum di Indonesia (walau yurisprudensi memegang peranan pula).3) Soebagio, Dosar-Dqsor IImu
Hukum, Akademika Pressindo, Jakarta, 1987, hlm. 16-17. n)
Pada saat
hukum
digunakan sebagai
alat
atau
sarana
dalam pembangunan,ia
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang serba dilematis.Di
satu sisi,melalui
hukum diharapkan dapat menyelesaikan setiap persoalanyang
timbul
danditimbulkan
dalam gerak pembangunan yang sedang berjalanserta dapat memperlancar dan mempercepat perubahan yang diharapkan.
Di
sisilain,
penerapan hukurn dalam pembangunanjustru
menimbulkankonflik-konflik
yang mernperlihatkan hukumtidak
lagi
menampakkandirinya
sesuaidengan
tujuan
hakikinya,
sebagaimana
diungkapkan
oleh
Mocthar
Kusumaadmadja,"Tujuan
pokok
dan pertamadari hukum
adalah ketertiban disamping tercapainya keadilan yang berbeda-bedaisi
dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya",5) malahan hukumlebih
cenderung dianggaptidak
adil.
sebagai
illustrasi
dapat dikemukakarL mengenai
eksistensiundang-Undang
Nomor
5Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokokAgraria
atau
lebih
sering disebut denganlrupA.
Keberadaan
undang-undang
Nomor
5
Tahun
1960tentang
uupA
pada prinsipnya
tidak
dapat dilepaskan
dari
rencana
pembangunan yangdilakukan oleh
pemerintah, terutama pembangunandalam bidang
agraria.6)s) Mochtar
Kusumaadmadja" Konsep-Konsep Hukam Bandung, 2002, hlm. 6-7 .
Dalam Pembangtnan, Alumni,
u).
Budi Harsono, "undmtg-undang pokok Agraria, sejurah perrruffinanya, Isi dan Pelaksonqonnya, diterbitkan oleh Djambatan, Edisi
II"
1968, hlm. 125, rnengatakan bahwa ,"Agraid', menurut UUPA meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandtilg didalamny4 bahkan dalam batas-batas lertentu, juga ruang angkas'a. Se*entaru l,tilcmaO
Chinzah, dalam llkunya Hukum Agraria (Pertanahan Indonesia),jilid
l,
mengatakan, "Apabila menurut Undang-Undang Pokok Agranl dapat berarti luas dar/ atau sempit. Bila pengertian agraria, dalam artiluas, yang diatur dalam Pasal
I
zyat (2) yang meliputi Burni, Air, dan {uang*!t*,
Sedangkanpengertian furaria dalam arti sempit, diatur dalam Pasal
4
ayat (1) yalru tanat1 Lebih lfujut likatakan, sas:lran pembangunandi
bidang pertanahan aaaUn' ierwujudnya Catur TertibPertanahan yang meliputi : tertib hukum pertanahan, administrasi
putt*.h*,
penggunaan tanahDimaklumi,
sebelum berlakunya undang-undang
Nomor
5
Tahun i960
tentang
UUPA,
di
lndonesia masihdikenal
bermacam-masnm hukurn tanah.Pada tataran hukum adat dikenal
bermacam,macamhukum tanah
adat,sementara pada tataran nasional, disamping
dikenal hukum
tanah adatjuga
dikenal hukum
tanah barat yang berasaldari
hukum Belanda, sehingga padasaat
itu
terdapat pluralismedan dualismehukum tanah. Lebih tegas perihalini
dapatdisimpulkan dari
bagian konsideranundang-undang
Nomor 5
Tahun1960 tentang
uupA
yang menyebutkan, "Bahwa hukum agraria yang berlakusekarang
ini
masih
bersifat
dualisme,
denganberlakunya
hukum adat
disamping hukum agraria yang didasarkan atas hukum barat.',
Pada
tanggal
24
September1950
oleh
pemerintah dikeluarkan
dandiberlalrukan
undang-undangNomor
5 Tahun 1960 tentanguupA
.Melalui
IJITPA
ini
diharapkan dapat menghapuskanpluralisme
dan dualisme hukumtanah yang berlaku
di
Indonesia, sebagaimana dikemukakan olehAli
Achmadchomzah
bahwa, "Berlakunyaundang-undang pokok Agraria,
maka berartimengakhiri
berlakunya peraturan-peraturanhukum tanah
kolonial
danjuga
mengakhiri dualisme atau pluralisme hukum tanah Indonesia.T)Namun, dalamimplementasinya, undang-Undang
Nomor
5
Tahun 1960 tentang Lru?A
tersebutdi
tengah-tengah masyarakat,banyak melahirkan
konflik
terutamaketika dihadapkan pada ketentuan tanah ulayat8)yang telah lama
ad4
dikuasai,D.
ati
Achmad Chamzah, Hukum Agraria (PertanalnnIndanesia)
Jilid
I,
prestasi h:staka Publishe.r, "ralqartq 20O4, blm, 21.8).
berlangsung dan digunakan
oleh
masyarakathukum
adaP.
Secara eksplisit,Undang-undang
Nomor
5
Tahun 1960
tentartg
uupA
melalui pasal
3mengakui keberadaan tanah uiayat. Fersisnya pasal 3 undang-undang
No.
5Tahun 1960 berbunyi :
"Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal
I
dan2
pelaksanaanhak ulayat dan
hak-hak
yang
senrpaitu
dari masyarakat-masyarakathukum
ada!
sepanjang
menurut kenyataannyamasih
ada,
harus
sedemikian
rupa
$ehinggasesuai dengan kepentingan nasional
dan
negara,
yangberdasarkan
atas
persatuan bangsa
serta
tidak
bsleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebihtinggi."
Akan
tetapi,
justru
yang
terjadi
sebaliknya.
pemerintah
melalui
instrumen huirum yang dikeluarkan (Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri
Agrana/
Kepala
BPN
dan
lain
sebagainya)i0), perlahan-lahan bermaksud menghapuskan keberadaan tanahulayat.
sehingga pada gilirannyaundang-n).
Hatairiq dalam bukunya
" Dernokresi Paneasila, terbitan Tintamas, Iakarta, 1970, !dm.
44, membeikan pengertian masyarakat hukum adat sebagai masyarakat-masyarakat Hukum adat
seperti Desa di Jawa, Marga
di
Sumatera Selatan. Nagari di Minangkabau, Kuria di Tapanuli, Wanuadi
Sulawesi Selatan, adalah kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang mempunyaikelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri yaitu mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan lingkungan iridup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air
bagi semua anggota. Bentuk hukum keluarganya (patrilinineal, matrilineal, atau Bilateral) mempengaruhi sistem pemerintahannya terutama berlandaskan atas pertanian, peternakan,
perikanan, dan pemungutan hasil hutan dean hasil air, ditambah sedikit ciengan perburuan binatang liar, pertambangan dan kerajinan tangan. Semua anggotanya sama dalam Lat< Uan kewajibannya.
Penghidupan mereka berciri
;
komunal, di mana gontong royong, tolong menolong, serasa dan semalu mempunyai p€ranan yang besar."l0) ^
'"'
Gejala ini dapat diperhatikan dalam Keputusan Menteri Negara Agaria/ Kepala BpNNo.
2l
Tahun 1994 tentang Tata Cara Perolehan Tanah Bagi Perusahaan Dalani Rangka Penanaman fu{odal, khususnya BabIII
mengenai Perolehan Tanah Melalui Penyerahan AtauPelepasan Atas Tana[ Pasal 13 ayat (1) yang berbunyi,
"
Penyerahan atau pelepisan hak atas tanah untuk keperluan perusahaan dalam rangka pelaksanaanizin
rokaii
dilatutan otetrpemegang hak atau kuasanya dengan pernyataan penyerahan atau pelepasan hak atas tanah yang
dibuat di hadapan Kantor Pertanahan setempat dengan menggunakan formoli/'. Disamping
itrl
gejala ini juga dapat diperhatikan dalam khususnya Pasal4
ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Agraria/ Kepala BPN Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayatundang Nomor
5
Tahun
1960
tentanguupA
justru
melahirkan
beragarnkonflik
I l)sampaisekarang.
Semenjak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945
dan telah
berlangsungnyasilih
berganti
rezim
kekuasaan,mulai
darirezim
soekarnodi
masa orde lama,rezim
Soeharto pada masa orde baru dansekarang era reformasi, pemerintah grat-giatnya melalarkan pembangunan
di
segala bidang.
Baik
pembangunanfisik
maupun pembangunan nonfisik
demi terwujudnyatujuan
dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkandalam
Program
Pembangunan
Nasional
(propenas)
yakni
berusahamewujudkan suatu masyarakat
adil
dan makmurl2).sebuah pembangunan yang dilaksanakan
minimal
harus didukung olehempat
pilar
pokok yaitu tersedianya keterampilan/skill,
manajemen,teknologi
dan lebih penting lagi adalah tersedianya dana yang cukup.l3) Idealnya sebuah
pembangunan yang dilaksanakan sebuah negara atau bangsa dilaksanakan atas
kemampuan dan kekuatan sendiri. Akan tetapi
tidak
setiap n€gara atau bangsa11)
Menurut keterangan Yulia Mirwati, dalam Pidalo Pengukuhan beliau sebagai Guru
Besar Tetap dalam Bidang llmu Hukum Agrana pada Fakultas Hukum Universitas Andalas dengan judul : Potensi Konflik Pertanahan Dalam Rangka Reformasi Agraria Di Indonesia, yang disampaikan pada Rapat Senat Luar Biasa Universitas Andalas Padang, tanggal
Z9
Apnl ioos, h1m. 6-13, bahwa,"
Kenyataannya dalam pelaksanaan agraria (utIPA)-dilahi;kantonflit
konsep(cMik
of conceptual), konflik norma {conflik of norm), konflik mlai (conflik of values), konflil kepentingan (conflik of intere st).,
t2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004" khusrsnya point
B
mengenai Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Nasionalyang menyatakan bahwa, "Tujuan dan sasaran'pembangunan nasional didasarkan pada visi dan misi yang diamantkan oleh GBFIN 1999-2004.
GBHN
lggg-2}04 memberikanvisi
yangmerupakan tujuan yang ingin dicapai, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing maju, dan sejahtera dalam wadah Negara -kesatuan
Republik lndonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,
bertakwq berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungaq menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggr dan berdisiplin'.
t') Soematttoro, Huklrm Ekonomi,IJl-Press,
yang
memiliki
kemampuan
seprti
itu,
tenrtarna
negam-negara yangberkembang
dalam
hal
ketersedianmodal yang cukup untuk
meraksanakanpembangunan
secara menyeluruh, mengalami berbagai kesulitan
yang
disebabkan
oleh
berbagai
faktor,
antara
lain
tingkat
tabungan
(saving) masyarakatyang masih rendah, akumulasi
modal
yang
belum efektif
dan
efisien, keterampilan (skitt) yang belum memadai serta tingkat teknologi yang
belum modern.la) Kendala-kendala
ini
umumnya dicobauntuk
diatasi denganberbagai
cara dan altematif,
diantaranya
melalui
bantuan
dan
kerjasamadengan
luar
negeriyang
dibutuhkanunt'k
melengkapimodal
dalam negeri yang dapat segera dikerahkan.Begitupun
dengan Indonesia, sebagai negaraberkembang,
unfuk
melaksanakan pembangunandi
atas
kemampuan dankekuatan sendiri
tidak
dapat terlalu diharapkan.Pada
tanggar 10 Januari 1967,
guna membiayai pembangunan yangsedang dilaksanakan, pemerintah
melalui
undang-undangNo.
I
Tahun
1967, yangtelah
diubah
denganundang-undang
Nomor
11 Tahun
1970 tentangPenanaman
Modal
Asing
(UU pnaa)
mengundang investor asinguntuk
ikut
berperan serta dalam pembangunan yang sedang dilaksanakan, sebagai dapatdipahami dalam konsideran undang-undang tersebut
huruf f
sebagaiberikut
."Bahwa
penggunaanmodal
asingperlu
dirnanfaatkan secaramaksimal
unfuk
mempercepat pembangunan
ekonomilndonesia
serta digunakandalam
biclang-bidangdan
sektor-seftroryang dalam
waktu
dekatbelum
dan atautidak
dapat dilaksanakan oleh modal Indonesia sendiri.,,1a)
Amiruddin I7mn, Hulatm Penonaman
Mdal
Di Indonesia,prenada Mediq Jakarta,Penanaman
modal
asing yang pertama masuk sejak diundangkannyaundang-undang
Nomor
I
Tahun
l967,teqadi
di
bidang usaha pertambangansub bidang
pertarnbanganminyak
dan
di
bidang perindustrian
sub bidangindustri
logam dan
mesin.ls)Demikian
juga
investor dalam negeri melalui
undang-undang
Nomor
6
Tahun
1968 yangtelah diubah
denganundang-Undang
Nomor
12 Tahunl97o
tentang PenanamanModal
Dalam Negeri(uu
PMA)
juga
diajak
untuk
turut
serta dalam
pembangunanyang
sedangdilaksanakan, sebagaimana dapat
dipahami
dalam konsideran undang-undangtersebut
huruffyang
berbunyi :"Bahwa dalam pada
itu,
khususnya
dalam
tingkat
perkembangan ekonomi dan potensi nasional dewasa
ini
perlu
dimanfaatkanjuga modal
dalam negeri yang
dimiliki
olehorang
asing
(domestik), sepanjang
tidak
merugikanperkembangan
ekonomi
dan
pertumbuhan
golongan pengusaha nasional."salah
satu persoalan yangpelik
danrumit
dalam
penanaman modal adalah harus tersedianla tanah guna kelangsungan penanaman modal tersebut,sebagaimana dikemukakan oleh
Munir
Fuady bahwa :16)"Agar
suatu investasi dapat terjadidi
suatu negara, pemerintahdi
negara tersebutharuslah
memiliki
iklim
investasi yang
baik.
Iklim
invesrosi yangbaik
yang
seialudiinginkan
oleh pemodal asing adalah sebagaiberikut
:1.
Tersedianya sumber daya alam yang2.
Pasar dalam negeri yang luas3.
Upahburuhyangmurah
4.
Tidak
selalu terjadi gejolak buruh5.
Kebijaksanaan ekspor yangkondusif
6.
Kebijaksanaan rezim devisa bepasMILI
K
U13
T
pf|j'
: rci {.rd K/fAN
UNlVEitSi i riS
,4,NDI\L.AS
r5).
Aminuddin llmat, ibid,hlm.
l8l.
16).
Munir Fuady, Pengcnts Hahrm Bisnis : Mmcfia Bisnis Modern di Era Globol, Citra
7.
Letak wilayah yang strategis8.
Kemudahan pajak dan penghapusan pajak ganda9.
Keamanan dan stabilitaspolitik
10.
Stabilitasnilai
tukar rupiah11.
Kemudahan, kebersihan dan transparansi birokrasi12.
Law
enforcement, kepastian
hukum,
dan
tersedianya alternatif penyelesaian sengketa yangbaik
13. Kebebasan berinvestasi
i4.
Ketersediaan penukaran mata uang asing. 15. Akses ke sumber pendanaan dalam negeri.16.
Sarana dan prasarana yang kondusif.17.
Ketersediaan tanalr.1
8.
Pelayanan investasi yangbaik".
sehubungan dengan
point ke'17
sebagaimanadikemukakan
olehMunir
F.radydi
atas, sebagairnanadiketahui dan
dimaklumi
bahwa
dalamwilayah
Indonesia,
khususnyadi
SumateraBarat
yang
secara administrasimerupakan bagian
wilayah
Minangkabaut7), yangterdiri dari
19 Kabupaten/kota
sekarangini.
Khususnya Kabupaten PasamanBarat
sebagai salah satu Kabupaten yang berada dalamwilayah Propinsi
Sumatera Barat, sampai saatini
masih
banyak terdapat
dan ditemui
tanah ulayat,ls)
yaitu
tanah
yangdimiliki
oleh masyarakathukum
adat, yang mempunyai fungsike
dalam danke luar."le) Disamping
itu,
merupakan tanah yang tidak dapat diperjualbelikan,sebagaimana
dikatakan
dalam petitih
adat
yang
berbunyi,
"Di
jua
indak17) M.S. Dt. Rajo
Penghulu, Bshqsq Orang Cerdik Pcmdoi Minangkabau, Universitas
Bung Hatta dan Kerapatan Adat AIam Minangkabau Tingkat
I
Sumatera Barat, Padang,l99l-hlm. 69.
18) Menurut
keterangan yang diperoleh dalam buku Syahmunk
AM
yang berjudul, Eksirtensi Tanah Ulayal Dalam Perunrlang-Undangan Indonesia,2004, Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM) Sumatera Barat, Padang, trlm. 176, bahwa:
Sumatera Barat dalamangka tahun 2000 memiliki luas 4.229.'730 hukum adat. Dari luas
ini
2.335.661 hukum adat(55,22yo) merupakan kawasan budidaya sedangkan sisanya (44,78Yo> merupakan kawasan lindung. Kawasan budidaya dan kawasan lindung merupakan tanah ulayat yang dikuasai s€cara turun menunm oleh masyarakat hukum adat.
tn).
dimakan
bali,
Disando indak dimakan gadai".2}) ardnya, tanah ulayat tersebuttidak
dapat diperjualbelikan kepada siapapun sebab ia merupakan modal dasarkehidupan bagi semua anggota masyarakat hukum adat.
Kalaupun dijual
ataudisando,
harus
memenuhi
persyaratan sebagaiberikut
:
disando
dalamrangka
tnambangkikbatang tarandam,
mayik tabujuan
di
tangah
rumah, rumah gadangkntirisan
dangadih
godangbaltm
balaki2r)- Mengenaihal
ini
pernah ditegaskanoleh
Yulia Mirwati
dalam makalahnya yang disampaikandalam
seminarnasional yang diadakan
ICMI
di
Hotel
pusako Bukittinggr
tanggal 22-23 Januari 2000 yang berbunyi sebagai
berikut
:22)"Menurut
hukum adat Minnagkabau hak ulayatitu
jua
indakdimakan
bali,
gadai
indak
dimakan sando
(tidak
dapatdipe{ualbelikan dan
digadaikan dengan
persyaratan yangketat
sekaliyakni
terdapatnya rumah gadangkatirisan,
mai[
tabujuadi
ateh rumah, gadih gadangindak balaki,
adat nan indaktaisi."
Demikian
keterkaitan tanahadat
dengan masyarakathukum
adat, sehinggaBushar
Muhammad,
mengatak an ..23)'Didalam Hukum
Adat,
maka
antara Masyarakat Hukum
sebagai kesatuan dengan. tana]nyangdidudukinya,
terdapathubtlrgan yang
eratsekali
:
hubirngan yang bersumuerfioa
pandangal yang. bersifat religius-magis.- Hribungan yang eratdan bersifat
religius-magis-ini,
mEnyebabkaritvtisyirakat
to) Amir
M--5. Adat Minangkabctu Pola dsn Tujuan Hidup Orang Minang, Mutiara Sumber Widya, Jakarr4 2003, film.
93-21).
Nurdin Yakub, Minangkabau Tanah Pusako, Pustaka Indonesia, Bukittinggi, 1991,
him 23
")
Yulia Mirwati, Analisis Yaridisleformasi Hok (Jtayat Don Mqsa Depannya
Di
Daerah Sumqterq Borat, makaiah disampaikan dalam seminar Nasional Reaktuaiisasi AdatBasandi Syarak, Syarak
Basandi
Kiatabullah Dalam Pembangunan Sumatera Barat, 2000, hlm. l1-12.23)
Bushar Muhammad, Pokok-Pokok Hukum Adat, Paradya paramita, Jakarta, 2oa4,
t0
B.
Hukum
mernperolehhak untuk
menguasaitanah
tersebut,memanfaatkan
tanah
itu,
memungut
hasil
dari
tumbuh-tumbuhan yanghidup
di
{as
tanah itu, juga berburu terhadap binatang-binating yang hidupdisitu."
'"
"
Mencermati
seria
menyikapi
uraian
di
atas,
penulis
tertarik
mengkajinya
lebih lanjut ke
dalam sebuah karyatulis ilmiah,
berbentuk tesis denganjudul
:
'?elaksanaan
Hukum
PenanamanModal Dan
pengaruhnya Terhadap Eksistensi Tanahulayat
(studi
Di
Kabupaten pasaman Barat)".Rumusan Permasalahan
Berangkat
dari
uraian latar
belakang masalahdi
atas, masalah yang dapat dikemukakan adalah :1.
Bagaimanakah penerapan
Hukum
PenanamanModal
dalam
rangkaaplikasi
PMA
danPMDN
di Kabupaten Pasaman Barat ?2.
Bagaimanakahpengaruh
penerapanHukum
penanamanModal
dalamrangka
aplikasi
penanamanmodal
terhadap eksistensitanah
ulayat
diKabupaten Pasaman Barat ?
3.
Bagaimanakahsikap
MasyarakatHukum Adat,
LembagaAdat
Nagari,Bupati
danDPRD
Kabupaten PasamanBarat
terhadap pengaruhnegatif
penarapan
Hukum
PenanamanModal
dalam kaitannya dengan eksistensitanah ulayat ?
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian
ini
adalah grrna mengetahui :1.
PenerapanHukum
PenanamanModal
dalam rangka aplikasi
pMA
danPMDN di
Kabupaten Pasaman Barat,t1
Pengaruh penerapan
Hukum
penanamanModal
dalam rangka
aplikasi
penanaman
modal
terhadap eksistensi tanah ulayat di Kabupaten pasamanBarat,
sikap Masyarakat Hukum Adaq
LembagaNagari,
Bupati,
dan DPRD
Kabupaten PasamanBarat
terhadap pengaruhnegatif
penerapanHukum
PenanamanModal
dalam kaitannya dengan eksistensi tanah ulayat ?D.
Manfaat PenelitianPada
prinsipnya, penulis
meraruipenelitian
ini
mengharapkan, hasilpenelitian
ini
nantinya banyak
mendatangkan manfaat,baik bagi
kalangan hukum sendiri ,maupun bagi kalangan non hukum dan terutama :1.
Bagi PernbangunanBagt
pembangunanpada umumnya dan
khususnya
pembangunandi
Kabupaten PasamanBarat, hasil penelitian
ini
dapat digunakan sebagai acuandan
pedomandalam
menyusunkebijakan
pemerintah Kabupatendalam bidang
penanamanmodal
dan
hubungannya dengan
masalah pertanahan.2.
Bagi Teori HukumBagi teori
hukum, hasil penelitian
ini,
diharapkan dapat menambah dan dijadikan bahan atau literatur yang memperkaya kepustakaan hukum yangtelah ada khususnya dalam masalah penanaman modal dan keterkaitannya
dengan masalah tanah adat.
3.
Bagi Praktisi HukumBagi
kalangan
praktisi hukum
umumnya
dan
khususnyapraktisi
yangbergerak
dalam bidang
penanamanmodal, hasil penelitian
ini
dapat2.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bertitik tolak
dari hasil penelitian dan
pembahasandi
atas, dapatditarik
kesimpulan sebagaiberikut
:a.
PenerapanHukum
PenanamanModal
dalam rangkaaplikasi
penanirmanmodal
baik
dalam rangkaPMDN
mauprmpMA
di Kabupaten
pasaman Barat, harusmemiliki
izin-izin Filanaman
modal sebagaiberikut
:-
Surat Persetujuan PenanamanModal baik
dalam rangka penanamanModal
Dalam Negeri (SP-PMA) dan dalam rangka PenanamanModal
Asing (SP-PMA) dariBK"PMD
propinsi
Sumatera Barat.-
Izin
Lokasi dari Bupati
dalam rangka memperoleh tanah dan hak atastanah.
-
Izin
Usaha Tetap(ruT)
yang berlaku sebagaiizin
berusaha komersialatauizin
operasional.b.
Pengaruh penerapanHukum
PenanamanModal
dalam rangka
aplikasipenanaman modal sebagai
berikut
: pengaruhpositif
dan pengaruhnegatif
c.
Sikap Masyarakat adat,
LAN,
DPRD,
dan
Bupati
Kabupaten pasamanBarat terhadap
imlplikasi
negatif penerapan Hukum PenananmanModal di
Kabupaten Pasaman Barat masih bersifat akomodatif dan prosedural.
B,
SaranSetelah membaca dan memahami permasalahan, hasil penelitian serta
pembahasan, dapat penulis sarankan sebagai
berikut
:tftm3trui&.
t36
1'
Penarikankembali
kewenangan daerahdalam
memberikan persetujuan,Fasilitas, dan perizinan
penanamanModal,
berdasarkanKeppres.
29 Tahun 2004 tentang Pelayanan PenanamanModal Melalaui
'.SistemSatu
Atap"
sebaiknyadikembalikan
kembali ke
daerah,melalui
sistem
satu pintu atau "One door/ roof service system',, karena :1)
Pemerintah Daerahlebih
tahu, mengerti
dan paham akan daerahnyadaripada pemerintah pusat terutama dalam pengaplikasian penanaman
modal
yang
berimplikasi langsung terhadap pemetaan
wajahdaerahnya.
2)
Agattidak
selaluterjadi
tumpangtindih
dalam penentuanlokasl
alaowilayah dimana penanaman modal diaplikasikan.
3)
Menghindari
investor-investornakal yang begitu
saja
mengalihkanPersetujuan penanaman Modal yang telah diperolehnya.
2-
Pelepasanatau
penyerahanHak
atas Tanahulayat
sebagaimanadiatur
dalam surat Keputusan
Menteri
Agraria/ KeparaBpN No.
2r
Tahun 1994 tentang TataCaraPerolehan Tanah dalam RangkaPenanamanModai tidak
sejalan dengan sernangatuu
No.
5
Tahun
1960 tentang
ulrpA
serta Pancasila sebagai pandanganhidup
bangsaIndonesia,
yang
mengakui ekistensi Tanah utayat.untuk
itu
sebaiknya pemerintah Daerah(PEMDA)
dan DPRD
Kabupaten pasaman
Barat
mendesak
pemerintah
untukmencabut surat keputusan menteri tersebut.
3'
Penyerahan atau pelepasan hak atas tanah ulayat yang dilakukan137
cucu
dengan
kesepakatantanah yang telah
diserahkan tersebut tidak
dirubah
statusnyamenjadi Tanah
Negara
dalam bentuk HGU,
tetapimerupakan bagran
yang
tidak
terpisahkan
dari
usaha
iwestor
dalam bentuk saham perusahaan.4.
Pengaruh negatif penerapan Hukum PenanamanModal
terhadap eksistensitanah ulayat telah merusak tatanan kehidupan masyarakat adat.
Untuk
itu
l-A,N, Bupati" serta DPRD Kabupaten pasarnan Barat $ecara kelembagaanharus
bersikap
lebih
tegasdalanr menyikapi
pengaruhnegatif tersebu!
karena masa depan Kabupaten pasaman Barattcrletak
di
pundak lembaga_lembaga
ini,
terutama datam menata
dan
membentuk
wajah
138
DAFTAR
PUSTAKA
REFERENSI
Abdurrahman,
1994, Kedudukan
Hukum
Adat
Dalam
perundang-(Jndangan Agr ar i aI
ndone s i a, Akademika Pressindo, Jakarta.Ali
Achmad
Chomzah,2aM,
HukumAgraria
(PertanahanIndonesia)
Jilid
I,
Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Amiruddin
Ilmar,
2004, Hukum PenanamanModal
Di
Indonesla, Prenada Media, Jakarta.Amir
M.s., 2a03,
Adot
MinangkabauPola
dan
TujuanHidup orang Mnang,
Mutiara
Surnber Widya, JakartaAmiruddin,
dkk.,
2004,Pengantar Metode
Penelitian
Hukum,
Raja
Grafindo Persada.Bambang Sunggono, 1998, Metodologi Penelitian
Hukum,Raja
Grafindo persada, Jakarta.Bambang
waluyo,
1991,
Penelitian Hukum Dalam praktek,
sinar
Grafika, Jakarta,Boedi
Harsono, 20a2,Menuju
Penyempurnaanhukum
TanahNasional Dalam
Hubungannya
Dengan TAP
MPRIXiMPR/2001,
UniversitasTrisakti,
Jakarta,
B.
Ter HaarBzn.
Diindonesiakan olehK. Ng.
Soebakli Poesponoto, 2001, Asas-Asas Dan SusunanlIukum Adat,pradnya
paramita, Jakarta.Budi
Harsono, 1968,
"Undang-(Jndang PokokAgraria,
Sejarah penyusunanya, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Edisitr,
Jakarta.Bushar Muhamma d, 2a0 4, P okok-p okok Hukum
Adat,pradnya
paramita, Jakarta.Hazairin,
797 0, D emo kras i P ancas il a, Tintamas, Jakarta.Hilman
Hadikusuma,20A1,Huhtrn
PerekonomianAdat
Indonesia,Citra
Aditya
Bahi,
Bandung.Iman
Sudiyat
1981, "Hukum Adat Sketsa Asas",Liberty,
yogyakarta.