• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SPASIAL RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SPASIAL RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA MEDAN."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SPASIAL RUANG TERBUKA HIJAU

(RTH) KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan

Sebagai Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ROLY PADLAN KALOKO

05310937

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Roly Padlan Kaloko

NIM : 05310937

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis jenis skripsi ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri atau bukan merupakan

pengambilan tulisan atau fikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau hasil fikiran sendiri.

Apabila kemudian hari karya tulis atau skripsi saya ini terbukti atau dapat

dibuktikan sebagai hasil ciplakan atau fikiran orang lain saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan itu.

Medan, Agustus 2012

Saya yang membuat pernyataan

Roly Padlan Kaloko

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tak

lupa sholawat beriring salam penulis sampaikan keharibaan junjungan Nabi besar

Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke jalan yang di Ridhoi-Nya.

Skripsi ini berjudul “Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

Medan”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan

Geografi Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna baik dalam

penulisan maupun dalam penyusunan kosa kata, karena keterbatasan dang

kurangnya wawasan serta pengetahuan penulis. Dalam Skripsi ini, Penulis

menerima masukan dan bantuan moril maupun materil yang tak ternilai harganya,

untuk itu penulis juga mengucapkan terima kasiih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan beserta para Pembantu Dekan dan Stafnya.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi FIS UNIMED beserta ibunda Dra. Asnidar, Msi selaku Sekretaris

(6)

4. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Drs.

Maringan Sirait, S.U sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Terima kasih kepada bapak Hajat Siagian selaku tata usaha jurusan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak

membantu penulis dalam melengkapi berkas – berkas mulai dari pengajuan

judul penelitian hingga sidang meja hijau.

7. Terima kasih kepada bapak Ir. Karjono, MP selaku Kepala Balai

Pengelolaam Hutan Mangrove Wilayah II Medan beserta stafnya atas

perhatian dan bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian dan

melengkapi data dalam penulisan skripsi.

8. Teristimewa Penulis ucapkan Terima kasih Ayahanda Ramlan Kaloko

dan Ibunda Linda Kusuma Wardani atas kasih sayang dan cintanya yang

sudah mendukung moril dan materi serta penyemangat hati bagi penulis.

Semoga Allah selalu melindungi dan membalas ketulusannya

9. Terima kasih kusus buat adik-adik serta kakanda tercinta dan tersayang

( Aulia Fahrozi Kaloko, Nurul Falah Kaloko, K’ Sartika Dewi) , Tak lupa juga

kepada Indri Lestari, Maya dan Reza yang telah mendukung dan mendoakan

kelancaran penulisan serta pengerjaan skripsi ini.

(7)

memberikan dorongan dan dukungan dalam penyelesaiaan penelitian.

11. Sahabat- sahabat terbaikku EF_4treZ dan Brother Scoot terima kasih atas

doa dan dukungan kalian semua serta menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Terima kasih kepada Keluarga besar Primagama Se kota Medan atas doa

dan dukungannya kepada penulis selama ini.

13. Terima kasih kepada seluruh rekan rekan angkatan 2005 yang mendukung

penuilis selama ini.

14. Terima kasih sebesar- besarnya kepada adik adik stambuk geografi yang

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun masiih menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi penulisan

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini

dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi semua. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(8)

1

Demikian juga halnya dengan kota Medan yang memiliki jumlah penduduk cukup

besar dan pertambahan penduduk yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke

waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap

pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu

mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan

kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open

spaces) di perkotaan.

Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia yang memiliki

kepadatan relatif tinggi ini terasa semakin sesak dengan debu polutan, seiring

dengan makin pesatnya pertumbuhan penduduk, ekspansi infrastruktur, industri,

bisnis dan sentra perkantoran. Hal tersebut memicu penggunaan lahan semaksimal

mungkin sehingga terkadang mengabaikan batasan- batasan penggunaan lahan,

termasuk penyediaan ruang terbuka hijau seperti yang tertuang dalam UU nomor

26 tahun 2007 tentang tata ruang menyebutkan proporsi RTH minimal 30 % dari

luas wilayah.

Medan, sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara merupakan kota yang

memiliki perkembangan yang cukup pesat, dilihat dari pertumbuhan penduduk,

(9)

2

pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kawasan terbangun, dan indikator

pertumbuhan lainnya, sesuai dengan fungsinya, dengan peran demikian maka

tuntutan terhadap peningkatan aktivitas kota menjadi sangat meningkat. Implikasi

dari tuntutan tersebut dalam konteks keruangan adalah meningkatnya kebutuhan

terhadap lahan terutama sebagai penunjang kegiatan perkotaan, perumahan,

perdagangan dan industri.

Apabila permasalahan tersebut tidak ditanggapi dengan serius, maka tidak

menutup kemungkinan akan timbul suatu permasalahan baru. Oleh karena itu

diperlukan suatu tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ada di

kawasan perkotaan tersebut. Salah satu tindakan yang dapat mengurangi suasana

lingkungan yang panas dan tercemar itu adalah dengan menciptakan peranan

Ruang Terbuka Hijau( RTH) di dalam kawasan perkotaan. Penghijauan kota

merupakan alternatif terbaik dalam menciptakan suasana hijau di perkotaan.

Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) akan mempermudah

perencanaan penghijauan kota terutama dalam menentukan posisi geografis suatu

lokasi dan menyajikan tampilan dari kawasan perkotaan tersebut. Pemanfaatan

SIG akan mendukung kelancaran penghijauan kota,sehingga tujuan dan

sasarannya akan tercapai. Melalui sistem ini dapat diperoleh peta lokasi Ruang

Terbuka Hijau yang tersedia di suatu wilayah.

Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan

berkelanjutkan ,maka sudah saatnya kita memberikan perhatian lebih terhadap

ruang terbuka publik khususnya Ruang Terbuka Hijau diperkotaan. Penghijauan

(10)

3

perkotaan dapat memberikan beberapa manfaat yang sama dengan manfaat

dengan manfaat yang ada pada hutan seperti manfaat estetis, orologis, hidrologis,

klimatilogis, edaphis, ekologis, protektif, hygienis dan edukatif. Adapun tujuan

penghijauan perkotaan adalah untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan

ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Dengan

terciptanya suasana hutan di kawasan perkotaan melalui pelaksanaan penghijauan

kota, maka permasalahan seperti suhu lingkungan yang panas dan sarat

pencemaran dapat segera diatasi (Nazaruddin, 1996).

Salah satu elemen Ruang Terbuka Hijau adalah kawasan hutan mangrove.

Melalui daya dan upaya untuk melestarikan , meningkatkan dan mengembangkan

kawasan mangrove sebagai bagian dari RTH lindung (Soerianegara, 1987).

Hutan mangrove sangat menunjang perekonomian masyarakat pantai,

karena merupakan sumber mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai

nelayan. Secara ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota laut,

juga merupakan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas. Keragaman

jenis mangrove dan keunikannya juga memiliki potensi sebagai wahana hutan

wisata dan atau penyangga perlindungan wilayah pesisir dan pantai, dari berbagai

ancaman sedimentasi, abarasi, pencegahan intrusi air laut , serta sebagai sumber

pakan habitat biota laut.

Penggunaan sistem informasi geografi dapat mendeteksi luasan ruang

terbuka hijau. Keberagaman ruang terbuka hijau membuat proses analisis

memelukan banyak waktu dan proses maka dengan menganalisis salah satu

(11)

4

B.BIdentifikasiBMasalahB

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kebutuhan wilayah Perkotaan akan Ruang Terbuka Hijau, 2) Ketersedian lahan

Ruang Terbuka Hijau Kota Medan, 3) Ketersediaan lahan hutan mangrove dalam

Peta Tutupan Lahan Kota Medan.

C.BPembatasanBMasalahB

Mengingat luasnya permasalahan yang tedapat dalam penelitian ini, maka

penelitian dibatasi hanya pada masalah Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau

pada wilayah hutan Mangrove di Kota Medan Propinsi Sumatera Utara.

D.BRumusanBMasalahB

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan Mangrove

di Kota Medan dalam peta Tutupan Lahan Kota Medan 2008 M.

2. Bagaimana keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan Mangrove

di Kota Medan 2011 M.

3. Bagaimana perubahan tutupan lahan hutan mangrove di kota Medan 2008

(12)

5

E.BTujuanBPenelitian

Sesuai dengan rumusan Masalah ,maka adapun tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan

Mangrove di Kota Medan dalam peta Tutupan Lahan Kota Medan 2008.

2. Untuk mengetahui keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan

Mangrove di Kota Medan 2011.

3. Untuk mengetahui perubahan tutupan lahan hutan mangrove di kota

Medan 2008 - 2011.

F.BManfaatBpenelitianB

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam

pengkajian geografi

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau instansi terkait dalam

mengambil kebijakan mengenai ruang terbuka hijau di kota Medan

3. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir melalui

penulisan karya ilmiah serta melatih menerapkan teori yang diperoleh

selama mengikuti perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

(13)
(14)

68

BABBVI

KESIMPULANBDANBSAEAN

Adapun kesimpunan dan saran yang dapat penunis uraikan mengenai “ Ananisis

Spasian Ruang Terbuka Hijau Kota Medan” danam batasan mangrove adanah

sebagai berikut :

A.BKesimpulan

Berdasarkan hasin pembahasan yang tenah diuraikan danam penenitian ini

maka diperoneh kesimpunan sebagai berikut :

1. Tutupan nahan mangrove yang terdapat Kota Medan pada tahun 2008

adanah tutupan hutan mangrove sekunder senuas 473,103Ha yang

merupakan 1,63% dari winayah Kota Medan tersebar di 2 kecamatan.

2. Tutupan nahan mangrove yang terdapat Kota Medan pada tahun 2011

adanah tutupan hutan mangrove sekunder senuas 413,02 Ha sebesar

1,42% dari winayah Kota Medan tersebar di 2 kecamatan.

3. Perubahan tutupan nahan hutan mangrove di kota Medan tahun 2008 –

2011 adanah berkurangnya 60,083 Ha hutan mangrove sekunder di kota

Medan, pengurangan tutupan nahan paning nuas terjadi kecamatan Medan

Benawan yaitu berkurang 56,043 Ha dan pengurangan yang paning kecin di

(15)

69

BB.BSaran

Dari hasin penenitian yang tenah dinakukan di napangan maka peneniti dapat

memberikan saran sebagai berikut :

1. Peta Tutupan Lahan yang dikenuarkan oneh BPHM Medan dapat menjadi

sanah acuan evanuasi penggunaan nahan di Kota Medan yang renevan

sehingga menimbunkan kesinambungan serta tidak terjadi timpang tindih

kebijakan.

2. Berkurangnya nuas kawasan ekosistem hutan magrove danam rentang 3 tahun

yang cukup nuas seharusnya pemerintah menakukan penindakan nyata

dengan Perda Penambahan Luas Kawasan nindung hutan mangrove serta

menindak segana bentuk pengerusakan baik secara individu ataupun

korporasi.

3. Berkurangnya nuas ekosistem hutan mangrove menyebabkan penduduk di

sekitar kawasan mangrove menjadi korban, maka pernu dinakukan

revitanisasi, konservasi dan rehabinitasi ekosistem mangrove baik secara

(16)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 1984. Pelestarian dan Peranan Hutan Mangrove di Indonesia dalam Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove. Proyek Lingkungan Hidup-LIPI. Jakarta

Andrianto, Bayu dkk. 2011. Evaluasi Tataruang Wilayah Melalui Analisis Neraca Penatagunaan Lahan Di Sebagian Kecamatan Depok. Jurnal. Badan Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman

Atmawidjaja, R. 1987. Konservasi dalam Rangka Pemanfaatan Hutan Mangrove di Indonesia. Prosiding. Seminar III Ekosistem Mangrove. Proyek Penelitian Lingkungan Hidup-LIPI. Jakarta.

BAPPEDA Kota Medan . 2010. Profil Kota Medan.2010. Medan

. Hartadi, Arief .2009. Kajian Kesesuaian Lahan Perumahan Berdasarkan Karakteristik Fisik Dasar Di Kota Fakfak. Tesis. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.

Howard, J. A. 1996. Penginderaan Jauh untuk Sumber Haya Hutan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang Penataan ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan

Limbong, Basa, 2010. Penentuan Tingkat Kekritisan Lahan Dengan Menggunakan Geographic Information System Di Sub Das Aek Raisan Dan Sub Das Sipansihaporas Das Batang Toru. Skripsi. Fakultas Pertanian USU

Nazaruddin. 1996.Penghijauan Kota. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Nuarsa,I.W. 2005.” Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial Dengan Software GIS GIS 3.3 untuk Pemula”. PT Alex Media Computindo. Jakarta

Nugroho, S, G, A, Setiawan dan S, P, Harianto. 1991. Coupled Ecosystem Si Bentuk Pengelolaan Hutan Mangrove-Tambak yang Saling Mendukung dan Melindungi. Prosiding Seminar IV Ekosistem Mangrove. Jakarta : Panitia Nasional Program MAB Indonesia-LIPI.

(17)

71

Prawira, Angga Dkk (2005) Analisis Spasial Lahan Kritis Di Kota Bandung Utara Menggunakan Open Source Gras. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV. Departemen Teknik Geodesi. Bandung : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung – ITB

Purnomohadi, N. 2001. Pengelolaan RTH Kota dalam Tatanan Program BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal. Widyaiswara LH,Bidang Manajemen SDA dan Lingkungan. KLH

Rambe, Najmi, 2009. Pemanfaatan Citra Landsat TM 5 Dalam Identifikasi Hutan Rakyat Di Kecamatan Sibolangit, Pancur Batu dan Namo Rambe Deli Serdang. Skripsi Fakultasi Pertanian USU

Setiawan, A.I. 2000. Penghijauan Dengan Tanaman Potensial. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI-Press.

Soerianegara, I. 1987. Masalah Penentuan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan Mangrove . Jakarta : Prosidin. Seminar III Ekosistem Mangrove. Proyek Penelitian Lingkungan Hidup-LIPI.

Susanti, I dan Teguh, H. 2006. Aspek Iklim Dalam Perencanaan Tata Ruang. http://inovasionline.com (11 November 2011)

.

Suwelo, I. S. dan S. Manan. 1986. Jalur Hijau Hutan Mangrove sebagai Wilayah Konservasi Daerah Pantai dalam Daya Guna dan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan Mangrove. I. Soerianegara, S. Hardjowigeno, N. Naamin, M. Soedomo, A. Abdullah (ed.). Jakarta : Panitia Program MAB Indonesia-LIPI.

Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh. Jilid I. Cet III. Yogyakarta : UGM Press

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Wikantiyoso, R. 2000. “Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Perencanaan dan Perancangan Perkotaan”. Malang :

Universitas Merdeka Press.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Terbuka Hijau pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi kemudian dioverlay dengan hasil klasifikasi tutupan lahan tahun 2003, 2009, dan 2013. Hasil overlay

Tujuan penelitian adalah (1) menganalisis daya serap ruang terbuka hijau terhadap karbondioksida di Kota Cibinong berdasarkan perubahan lahan dari tahun 2000 ke tahun 2010,

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di ambil kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan kebijakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu sendiri di Kota Semarang secara umum

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)

stakeholder. Setiap stakeholder yang terlibat dalam pengembangan ruang terbuka hijau berhak mengawasi pengembangan ruang terbuka hijau. Dinas Perumahan dan Kawasan

Tutupan lahan atau kota hijau, termasuk apa yang disebut sebagai 'hutan kota¶ atau ruang terbuka akan memberikan harapan baru di masa depan sebagai unsur kota untuk mengurangi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pelestarian ruang terbuka hijau di Kota Medan, untuk mengetahui apa saja

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau RTH Kota Balikpapan berdasarkan pendekatan kebutuhan oksigen, dengan sasaran penelitian yaitu