NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERINTEGRASI
MEDIA ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
GERAK LURUS KELAS X SEMESTER
GANJIL DI SMA BUDI MURNI
–
3
MEDAN T.A 2012/2013
Oleh :
Benny Yansen Evangelista Manurung NIM. 408321006
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERINTEGRASI MEDIA
ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS KELAS X SEMESTER GANJIL SMA
KATOLIK BUDI MURNI – 3 MEDAN T.A. 2012/2013
Benny Yansen Evangelista Manurung (408321006)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terintegrasi media animasi flash pada materi pokok gerak lurus kelas X semester ganjil SMA Katolik Budi Murni – 3 Medan T.A. 2013/2013.
Adapun populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Katolik Budi Murni – 3 Medan T.A. 2012/2013 sebanyak 40 orang yang tersebar dalam dua kelas. Pengambilan sample dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah sample sebanyak 20 orang untuk kelas eskperimen dan 20 orang untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar.
Sebelum pembelajaran diberikan terlebih dahulu dilakukan pretes kepada kedua kelas. Untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 41,5 dan untuk kelas kontrol diperoleh 40,5. Dari hasil uji normalitas kelas kontrol diperoleh Lhitung =
0,1485 dan Ltabel = 0,190 dan pada kelas eksperimen Lhitung = 0,1017 dan Ltabel =
0,190 dan pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,21 dan Ftabel = 2,16 sehingga
hitung
F <Ftabel bahwa data kedua sampel adalah berdistribusi normal dan homogen.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada data pretes diperoleh bahwa kondisi awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kondisi awal siswa pada kelas kontrol. Selanjutnya, dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terintegrasi media animasi flash pada kelas eksperimen dan pembelajaran kelas konvensional pada kelas kontrol. Setelah pembelajaran diberikan kemudian pada kedua kelas dilakukan postes. Untuk kelas eksperimen uji normalitas diperoleh Lhitung = 0,1272 dan Ltabel = 0,190 dan kelas kontrol diperoleh Lhitung =
0,1628 dan Ltabel= 0,190 dan uji homogenitas Fhitung = 1,08 dan Ftabel= 2,16
sehingga Fhitung<Ftabel . Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 3,66. Pada
taraf nyata 0,05 diperoleh ttabel = 1,96 ( thitungttabel ) yang berarti Ha
vi
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
2.1.4. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif 9 2.1.5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.6. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas 16 2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) 17
2.1.8. Animasi Adobe Flash 18
2.1.9. Keterkaitan Antara Macromedia Flash dan Hasil Belajar 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Hasil Penelitian 36
4.1.1. Data Nilai Pretes 37
4.1.2. Data Nilai Postes 37
4.2. Pengujian Analisis Data 39
4.2.1. Uji Normalitas 39
4.2.2. Uji Homogenitas 39
4.2.3 Uji Hipotesis 40
4.2.3.1. Uji Kemampuan Awal / Pretes 40
4.2.3.2. Uji Kemampuan Postes 40
4.3. Temuan Penelitian 41
4.4. Pembahasan 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45
5.1. Kesimpulan 45
5.2. Saran 45
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kelompok Berpasangan 11
Tabel 2.2. Kelompok Bertiga 11
Tabel 2.3. Kelompok Berempat 11
Tabel 2.4. Kelompok berlima 12
Tabel 2.5. Perbedaan antara kelompok kooperatif dengan
Kelompok belajar konvensional 12
Tabel 2.6. Enam langkah utama (sintaks) dalam pembelajaran
Kooperatif 15
Tabel 3.1. Desain Penelitian 30
Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 31
Tabel 3.3. Indikator Kelulusan di sekolah SMA Budi Murni-3 31
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pretes 36
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Postes 37
Tabel 4.3 Ringkasan hasil perhitungan nilai rata-rata
Standart deviasi dan varians 38
Tabel 4.4 Ringkasan hasil perhitungan uji normalitas 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kedudukan benda di P dan di Q berbeda tanda 21
karena berlawanan arah.
Gambar 2.2. Jarak OP dan OQ tidak dibedakan arahnya 21
Gambar 2.3. Grafik hubungan antara jarak dengan waktu x – t 23
Gambar 2.4. Grafik hubungan antara kecepatan dengan waktu v – t 24
Gambar 2.5. Grafik v - t 25
Gambar 2.6. Grafik s-t 26
Gambar 2.7 Gerak benda jatuh bebas 27
Gambar 2.8 Gerak vertikal ke atas 27
Gambar 4.1 Diagram batang nilai pretes kelas kontrol dan eksperimen 37
Gambar 4.2 Diagram batang nilai postes kelas kontrol dan eksperimen 38
Gambar 4.3 Diagram lingkaran persentase ketuntasan individu 43
Gambar 4.4 Diagram lingkaran penilaian aktivitas individu dalam
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada Kelas Eksperimen 49
Lampiran 2 Kisi-kisi soal 67
Lampiran 3 Instrumen Penelitian 83
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 90
Lampiran 5 Tabulasi Hasil jawaban kelas eksperimen dan kontrol 95
Lampiran 6 Data Hasil Pretes dan Postes Siswa Untuk Kedua Kelas 99
Lampiran 7 Tabel nilai pretes dan postes serta tingkat ketuntasan
kelas eksperimen 100
Lampiran 8 Tabel 4.8 nilai pre-test, nilai post-test dan nilai aktivitas
pada setiap kelompok. 101
Lampiran 9 Perhitungan Rata-rata dan Standard Deviasi Pada Pretes 102
Lampiran 10 Uji Normalitas Data Nilai Pretes 104
Lampiran 11 Uji Homogenitas Data 106
Lampiran 12 Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal (Pretes) 107
Lampiran 13 Pengujian Hipotesis postes 108
Lampiran 14 Tabel Harga Kritik Dari r Product Moment 109
Lampiran 15 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 110
Lampiran 16 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 111
Lampiran 17 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 112
Lampiran 18 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 114
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Saat ini pembangunan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan
dalam pembangunan suatu bangsa khususnya dibidang pendidikan. Sehingga
peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka, dan demokratis. Dalam era globalisasi, sumber daya manusia
yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa berkompetensi.
Sehingga pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan, khususnya dalam
pendidikan formal yang merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber
daya manusia yang berkualitas.
Interaksi edukatif merupakan faktor penting dalam usaha mencapai
terwujudnya situasi belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran. Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam
kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang
baik pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (murid) yang
belajar.
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam hal meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia seperti penyedian dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS), penyediaan perlengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang
proses pembelajaran sampai diadakanya sertifikasi untuk guru-guru guna
meningkatkan keprofesionalan guru dalam mendidik para siswa guna
meningkatkan kualitas pendidikan.
Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sudah menunjukan peningkatan
tetapi masih kurang memuaskan.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu ditunjukan berdasarkan
2
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years
Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan
sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang
mendapat pengakuan dunia. (Marhenyantoz, 2011)
Begitu juga dari data Education for All (EFA) Global Monitroring
Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada
Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan
69 dari 127 negara yang disurvei. Tahun lalu dengan ukuran yang sama, peringkat
Indonesia berada pada urutan 65 (Mudjia Rahardjo, 2011), dan berdasarkan dari
pengalaman peneliti selama Program Pengalaman lapangan (PPL) di sebuah
sekolah juga menunjukan minat belajar yang rendah.
Berdasarkan dari data diatas penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia
ialah kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan
pendekatan education function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan
secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi
sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang
diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan
menghasilkan output yang dikehendaki. Masalah input antara lain: rendahnya
prestasi siswa, rendahnya sarana dan prasarana, rendahnya pembangunan
infrastruktur, pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajardengan mudah, menyenangkan
dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian,
pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar
pembelajaran tersebut dapat berguna, efisiensi adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih “murah”. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh
hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Konsep efisiensi akan
tercipta jika keluaran yang diinginkan dapat dihasilkan secara optimal dengan
hanya masukan yang relatif tetap, atau jika masukan yang sekecil mungkin dapat
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya
biaya pendidikan, waktu pengajaran, mutu pengajar meliputi kompetensi,
sertifikasi guru yang belum berdampak nyata terhadap mutu pendidikan, ini
terbukti dari guru-guru yang telah serifikasi masih menggunakan model
konvensional yaitu cara mengajar dengan model ceramah yang mengakibatkan
proses pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher center ), sementara itu
guru dituntut dapat menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi
yang dapat menciptakan situasi belajar yang bertujuan proses pembelajaran
tersebut membuat siswa aktif atau proses pembelajaran yang berpusat kepada
siswa.
(Chintia, 2012)
Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penerapan bekerjasama memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya
dan saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya. Dalam
konteks saling tukar-pengetahuan, mengajukan dan menjawab pertanyaan,
komunikasi interaktif antar sesama siswa, antar siswa dan guru, dan mengerjakan
tugas bersama merupakan strategi pokok dalam pembelajaran kooperatif.
Untuk menciptakan kinerja siswa dalam kelompoknya adalah dengan
mode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Model ini
membagi siswa dalam beberapa kelompok di dalam satu kelas yang setiap
kelompok terdiri dari 4 – 5 orang siswa. Setiap sekolah haruslah heterogen yang
terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki beberapa keunggulan
seperti: siswa mudah memahami materi pelajaran atau mudah menyelesaikan
tugas karena menggunakan bahasa teman sebaya, suasana proses mengajar belajar
bebas karena tidak ada rasa tertekan, siswa mendapatkan tingkah laku
bertanggung jawab secara sosial, setiap anggota kelompok memiliki kesempatan
yang cukup untuk mengungkapkan atau mengajukan ide. menumbuhkan rasa
kerjasama untuk mencapai tujuan dan menumbuhkan persahabatan antar anggota
4
aktif, siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil,
dapat meningkatkan perolehan isi akademik dan keterampilan sosial siswa,
interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat, dan setiap siswa dalam kelompoknya berusaha untuk mengetahui
jawaban pertanyaan yang diberikan, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Netti
Farida Simanullang di Kelas X SMA Negeri 9 Medan yang juga menggunakan
model pembelajaran tipe ini yang membuktikan adanya peningkatan hasil belajar.
Adapun kelemahannya adalah ada kelompok yang kurang bisa melakukan
kerjasama dengan alasan kelompoknya tidak sesuai dengan keinginannya, dan
siswa kurang mampu memanfaatkan waktu dalam bekerjasama membahas soal
yang diberikan sehingga pada waktu presentasi siswa terburu-buru
mengerjakannya, oleh sebab itu untuk mengurangi kelemahan dari model NHT
tersebut maka dapat dikombinasikan dengan menggunakan beberapa media
seperti media peta konsep, media power point ataupun media animasi flash.
Berdasarkan uraian diatas maka, peneliti berkeinginan melakukan
penelitian yang berjudul : “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Terintegrasi Media Animasi Flash
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X
Semester Ganjil SMA Budi Murni – 3 Medan T.A.20012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
identifikasi masalah adalah:
1. Hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah kurang maksimal dalam
pembelajaran.
2. Kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran.
3. Siswa cenderung tidak menyukai mata pelajaran fisika .
4. Pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher center).
1.3.Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan penulis dalam hal ini kemampuan biaya dan
waktu, juga agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu adanya
batasan masalah dan identifikasi masalah. Dalam hal ini, masalah-masalah yang
dibatasai penulis adalah :
1. Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terintegrasi media animasi flash dan pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar siswa.
2. Materi yang diajarkan adalah gerak lurus di kelas X semester Ganjil SMA
Budi Murni-3 Medan TA 2012/2013.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terintegrasi media animasi flash dan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok Gerak Lurus di kelas
X semester Ganjil SMA Katolik Budi Murni – 3 Medan T.A.2012/2013.
2. Apakah ada perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terintegrasi media animasi flash terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Gerak Lurus di kelas X semester Ganjil SMA Katolik Budi Murni –
3 Medan T.A.2012/2013.
1.5.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe number head together (NHT) terintegrasi media
animasi flash terhadap hasil belajar siswa pada materi gerak lurus kelas X SMA
6
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yang diharapkan penulis ini adalah:
1. Sebagai informasi, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif.
2. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti tentang model pembelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terintegrasi
media animasi flash adalah 74,00 yang tergolong baik. Sedangkan rata-rata
hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi pengajaran konvensional
adalah 63,75 yang tergolong cukup baik.
2. Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa karena pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
terintegrasi media animasi flash terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Gerak Lurus di kelas X semester Ganjil SMA Katolik Budi Murni – 3
Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka
penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar
siswa antara lain :
1. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT untuk lebih memperhatikan pemberian nomor secara merata menurut
kemampuan siswa.
2. Untuk peneliti yang serupa yaitu pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat memberikan pertanyaan yang lebih
spesifik terhadap materi yang diajarkan dan memperhatikan alokasi waktu
46
3. Bagi penerliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT untuk lebih membimbing siswa agar sesama kelompok dapat
mengetahui jawaban.
4. Untuk peneliti yang serupa yaitu pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dilakukan dengan cara melibatkan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Bahri, Syaful Djamarah dan Zain Aswan, (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyanti dan Mudjiono., (2006), Belajar Dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta. Jakarta.
Farida, Netti., (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Listrik Dinamis Kelas X Di SMA Negeri 9 Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Hamzah. H., (2011), ModelPembelajaran Menciptakan Proses Belajar mengajar Yang Kreatif dan Efektif, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Handriyanti, Chintia, (2012), Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di
Indonesia, sidoarjo:
http://manajemenmututerpaduku.wordpress.com/2012/04/08/penyebab-rendahnya-kualitas-pendidikan-di-indonesia/
Jihad, A., (2009), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Lie, Anita., (2002), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.
Marhenyantoz, 2011, Peringkat Pendidikan Indonesia Naik atau Turun Yogyakarta: http://marhenyantoz.wordpress.com/2011/12/20/peringkat-pendidikan-indonesia-naik-atau-turun/
http://mudjiarahardjo.com/artikel/315-peringkat-pendidikan-indonesia-48
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana. H. D., (2001), Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Falah Production, Bandung.
Sudjana. H. D., (2005), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.
Sutondo, Nanang, (2011), Belajar Animasi Dengan Macromedia Flash, Sukoharjo: http://sutondoscript.blogspot.com/2011/04/pengertian-macromedia-flash-aplikasi.html
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.