iv
TANGGUNG JAWAB KOMISARIS BANK DAN BANK TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INTERNAL BANK YANG
BERTENTANGAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERBANKAN
Zarah Fathia 110110090046
ABSTRAK
Komisaris PT. BPR X menerima komisi dari PT. BPR X atas jasanya menghimpun dana deposito berdasarkan kebijakan internal Bank. Peraturan perundang-undangan Perbankan melarang Komisaris menerima komisi dalam rangka membantu orang lain untuk memperoleh fasilitas usaha Bank dan melarang Komisaris memanfaatkan Bank yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank dan menerima pemberian dari Bank selain dari remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan. Kebijakan internal Bank telah memberikan kewenangan bagi Komisaris selaku Pengawas Perseroan melakukan tindakan pengurusan Bank yang merupakan kewenangan Direksi. Bank dan Komisaris bertanggungjawab atas ketidakpatuhan kebijakan internal Bank dengan hukum yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan apakah penerimaan komisi oleh Komisaris dari Bank merupakan suatu tindak pidana Perbankan dan untuk mengevaluasi efektifitas sanksi yang dijatuhkan oleh Bank Indonesia terhadap Komisaris dan Bank atas pelaksanaan kebijakan internal ditinjau dari Undang-Undang Perbankan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, yaitu menganalisis objek penelitian dengan cara memaparkan fakta mengenai pelaksanaan pemberian komisi oleh Bank kepada Komisaris berdasarkan kebijakan internal Bank, kemudian dianalisis dengan mengutamakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, sedangkan data primer bersifat pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan komisi oleh Komisaris PT. BPR X merupakan tindak pidana perbankan karena Komisaris melakukan tindak pidana Pasal 49 ayat (2) huruf b UU Perbankan. Pemberian komisi oleh PT. BPR X juga telah melanggar prinsip kehati-hatian sebagaimana diatur Pasal 2 jo. 29 ayat (2) UU Perbankan. Penjatuhan sanksi administratif bagi PT. BPR X yang disertai dengan pembinaan mengenai ketentuan hukum yang berlaku bagi BPR dan/atau kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan bagi personil PT. BPR X lebih efektif dibandingkan dengan penjatuhan sanksi administratif semata. Tindakan Bank Indonesia melakukan fit and proper test terlebih dahulu sebelum menjatuhkan sanksi administratif bagi mantan Komisaris PT. BPR X merupakan tindakan yang efektif dan efisien untuk melindungi industri Perbankan dari pihak-pihak yang diindikasikan tidak memiliki kemampuan dan kepatutan untuk mengelola suatu Bank.