ANALISIS KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Oktavianus Dhamar Setya Nugraha NIM : 102114082
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2014
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan
bertekunlah dalam DOA
(Roma 12:12)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menguatkan
Yang terkasih papah. Vincentius Sugeng (RIP)
Yang tercinta Ibu yang selalu mendampingiku
Yang tersayang kedua kakakku
Keluarga besar dan saudara-saudaraku
Eyang Putri yang mencintaiku
RIP Kakek Nenek yang selalu mendoakanku
Yang kusayangi Dek Risca
Teman-temanku yang kusayang
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing penulis dan melimpahi
penulis dengan berkat dan karunia yang melimpah, karena tanpa kasih-Nya
penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Lisia Apriani, S.E., M.Si.,Ak.,QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
dengan sabar dan penuh perhatian membantu penulis menyelesaikan skripsi
dengan memberikan masukan, saran, nasehat dan pandangan baru bagi penulis.
4. Bapak Petrus Tedja Hapsoro selaku pemilik sekaligus Direktur PT. Yogya
Presisi Tehnikatama Industri.
5. Yuliati, S.E. selaku kepala Administrasi PT. Yogya Presisi Tehnikatama
vii
6. Riawan Adi Utomo, P.Si. selaku kepala HRD PT. Yogya Presisi Tehnikatama
Industri yang telah member ijin penelitian
7. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah memberikan semangat dan selalu
mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Kakak - kakakku yang terus mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
9. Keluarga besar Hardjo Hudiono yang selalu mendukung usahaku dalam
penulisan skripsi ini.
10. Dek Risca yang tak pernah lelah memberi semangat dan memberi masukan
untuk dapat diselesaikannya skripsi ini.
11. Teman-temanku yang tak pernah lelah memberi semangat.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014
viii
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus di PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 25 September 2014 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Yang membuat pernyataan:
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Oktavianus Dhamar Setya Nugraha
NIM : 102114082
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus di PT. Yogya Presisi
Tehnikatama Industri)”.
Saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya tulis yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Oktober 2014
Yang menyatakan,
(Oktavianus Dhamar Setya Nugraha)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN KATA PENGANTAR………... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……….. vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS………... viii
HALAMAN DAFTAR ISI……… ix
x
B. Logo Perusahaan …... 29
C.Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan... 30
D.Struktur Organisasi... 31
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 32
A.Analisis Rasio Keuangan…... 32
1. Rasio Likuiditas…... 33
2. Rasio Aktivitas …... 37
3. Vinancial Leverage Ratio………... 45
4. Rasio Profitabilitas... 48
B.Analisis Cross Section... 58
1. Rasio Likuiditas... 59
2. Rasio Aktivitas …... 61
3. Vinancial Leverage Ratio.……... 64
4. Rasio Profitabilitas... 66
BAB VI PENUTUP………... 76
A.Kesimpulan... 76
B.Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran………... 77
DAFTAR PUSTAKA... 78
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Data Laporan Laba/Rugi dan Neraca PT. YPTI Tahun
2011 – 2013….………... 31
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI
Tahun 2011 –2013…………... 32
Tabel 5.3. Perhitungan Current Ratio tahun 2011 – 2013... 33
Tabel 5.4. Perhitungan acid test ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013... 35
Tabel 5.5. Perhitungan periode pengumpulan piutang PT YPTI
tahun 2011-2013………..……... 37
Tabel 5.6. Perhitungan perputaran piutang PT YPTI tahun 2011 –
2013………...………..……... 38
Tabel 5.7. Perhitungan perputaran persediaan PT YPTI tahun 2011
-2013………..………..……... 34
Tabel 5.8. Perhitungan perputaran aktiva tetap PT YPTI tahun
2011-2013………... 42
Tabel 5.9. Perhitungan perputaran total aktiva PT YPTI tahun 2011 –
2013………..…... 43
Tabel 5.10. Perhitungan Debt Ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013... 45
Tabel 5.11. Perhitungan Debt to equity ratio PT YPTI tahun 2011 –
2013………... 47
Tabel 5.12. Perhitungan Gross Profit Margin PT YPTI tahun
xii
Tabel 5.13. Perhitungan Net Profit Margin PT YPTI tahun 2011 –
2013………... 50
Tabel 5.14. Perhitungan Return On Investment PT YPTI tahun 2011
-2013.………... 51
Tabel 5.13. Perhitungan Return On Equity PT YPTI tahun 2011 -
2013………... 53
Tabel 5.16. Perhitungan Profit Margin PT YPTI tahun 2011 – 2013... 54
Tabel 5.17. Perhitungan rentabilitas ekonomi PT YPTI tahun 2011... 56
Tabel 5.18. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI
tahun 2011-2013………... 57
Tabel 5.19. Tabel Ringkasan Rasio Keuangan PT YPTI Tahun
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Struktur Organisasi…... 30
Gambar 5.1. Perbandingan Current ratio tahun 2011 – 2013…... 58
Gambar 5.2. Perbandingan Acid Test Ratio tahun 2011 – 2013……... 59
Gambat 5.3. Perbandingan pengumpulan piutang tahun 2011 – 2013.... 60
Gambar 5.4. Perbandingan perputaran piutang tahun 2011 – 2013……. 61
Gambar 5.5. Perbandingan Perputaran persediaan tahun 2011 – 2013… 61
Gambar 5.6. Perbandingan Perputaran aktiva tetap tahun 2011 – 2013.. 62
Gambar 5.7. Perbandingan Perputaran total aktiva tahun 2011 – 2013... 63
Gambar 5.8. Perbandingan Debt ratio tahun 2011 – 2013……….. 63
Gambar 5.9. Perbandingan Debt to equity ratio tahun 2011 – 2013….. 64
Gambar 5.10. Perbandingan Gross Profit Margin tahun 2011 – 2013…. 65
Gambar 5.11. Perbandingan Net Profit Margin tahun 2011 – 2013……. 65
Gambar 5.12. Prbandingan Return On Investment PT YPTI 2011 – 2013 66
Gambar 5.13. Perbandingan Return On Equity tahun 2011 – 2013……. 67
Gambar 5.14. Perbandingan Profit Margin tahun 2011 – 2013………... 67
xiv
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus di PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri)
Oktavianus Dhamar Setya Nugraha NIM : 102114082
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan dan mengetahui perbandingan kinerja dengan rata-rata industri selama dua tahun (2012-2013).
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (PT. YPTI). Data diperoleh dengan cara wawancara dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan selama dua tahun menunjukan adanya kenaikan pada tahun 2011 ke 2012 dan penurunan tahun 2012 ke 2013. Hasil lain menunjukkan dari lima belas rasio kinerja keuangan perusahaan terdapat tujuh rasio kinerja keuangan perusahaan berada di bawah nilai rasio rata-rata industri pada tahun 2011 yakni: current ratio, acid test ratio,
perputaran piutang, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva, net profit margin, return on investment. Delapan rasio kinerja keuangan perusahaan berada berada di atas nilai rasio rata-rata industri pada tahun 2012 yakni: periode pengumpulan piutang, perputaran persediaan, debt ratio, debt to equity ratio, gross profit margin, return on equity, profit margin dan rentabilitas ekonomi.
xv
ABSTRACT
FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS ( Case Studies in PT. Yogya Presisi Tehnikatma Industri )
Oktavianus Dhamar Setya Nugraha
(2) comparison between company’s financial performance with that of industry
average in the year 2012 and 2013.
The type of this research was a case study at PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri. The data were obtained by interview and documentation. Technique that used to analyse the data was descriptive analysis
The result showed that there was an increase of financial performance from 2011 to 2012 and a decrease of that from 2012 to 2013. Another result showed that seven out of fifteen financial ratio were below of those from industry average in the year 2011, namely current ratio, acid test ratio, accounts receivable turnover, fixed asset turnover, total asset turnover, net profit margin, and return on investment. Eight out of fifteen financial ratio were above of those from industry average in the year 2012, namely collection periode of account receivable, supplies turnover, debt ratio, debt to equity ratio, gross profit margin, return on equity, profit margin and economic rentability.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan
berbagai perusahaan baik kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang
biasa. Fenomena ini mengakibatkan tingkat persaingan antar perusahaan
menjadi semakin ketat. Persaingan bagi perusahaan dapat berpengaruh positif
yaitu dorongan untuk selalu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, tetapi
persaingan juga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan, yaitu produk
mereka akan tergusur dari pasar apabila perusahaan gagal meningkatkan mutu
dan kualitas produk-produk yang dihasilkan. Selain itu penguasaan teknologi
dan kemampuan komunikasi juga sangat dibutuhkan untuk terus dapat bertahan
dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa depan. Dengan semakin ketatnya
persaingan di era globalisasi ini. Perusahaan dituntut untuk dapat bertahan
untuk menghadapi semakin ketatnya persaingan. Untuk mengantisipasi
persaingan tersebut harus dapat meningkatkan kinerja perusahaan demi
kelangsungan usahanya.
Untuk dapat mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari
aspek non keuangan dan aspek keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja
dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi
dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas
sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan
karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.
Namun penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan ini relatif lebih
sulit dilakukan, karena penilaian tersebut tergantung dari pihak penilai,
dimana penilaian dari satu orang akan berbeda dengan hasil penilaian orang
lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakan menggunakan aspek
keuangan, dan pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa keadaan
keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya kinerja sebuah perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan umumnya menggunakan
analisis likuiditas, aktivitas, financial leverage dan profitabilitas. Kelebihan
pengukuran dengan metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya
selama data historis tersedia. Dengan menggunakan laporan yang
diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam jumlah rupiah, penganalisa menyadari bahwa rasio secara individu akan
membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu
perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain, dan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri
selama tiga tahun (2011-2013) di tinjau dari:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio aktivitas
c. Financial leverage
d. Rasio profitabilitas
2. Bagaimana pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun
(2011-2013) bila dibandingkan dengan rata – rata industri serupa ditinjau
dari:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio aktivitas
c. Financial leverage
C. Batasan Masalah
Penilaian kinerja keuangan perusahaan terdapat banyak rasio yang
dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan. Menurut Kasmir (2011),
Sartono A. (2001: 113), Bambang Riyanto (2001: 330) rasio tersebut yakni :
1. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio, cash ratio, cash
turnover ratio, working capital to total asset
2. Rasio aktivitas terdiri dari periode pengumpulan piutang, perputaran
piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total
aktiva
3. Rasio financial leverage terdiri dari debt ratio, debt to equity ratio, time
interest earned ratio, fixed charge coverage
4. Rasio profitabilitas terdiri dari profit margin, net profit margin, return on
investment, return on equity, rentabilitas ekonomi
5. Rasio Nilai Pasar terdiri dari PER (Price Earning Ratio), Devidend
Yield, Deviden Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)
Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan empat rasio yang sudah
digunakan secara umum dan relevan dengan perusahaan dalam menilai suatu
kinerja keuangan, empat rasio tersebut yakni:
1. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio
2. Rasio aktivitas terdiri dari periode pengumpulan piutang, perputaran
piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total
aktiva
4. Rasio profitabilitas terdiri dari profit margin, net profit margin, return on
investment, return on equity, rentabilitas ekonomi
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yakni:
1. Mengetahui kinerja keuangan PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri
selama tiga tahun (2011-2013) di tinjau dari perhitungan:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio aktivitas
c. Financial leverage
d. Rasio profitabilitas
2. Mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT. Yogya Presisi
Tehnikatama Industri selama tiga tahun (2011-2013) bila dibandingan
dengan rata – rata industri ditinjau dari:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio aktivitas
c. Financial leverage
d. Rasio profitabilitas
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini menjadi alat untuk menilai perkembangan perusahaan dan
diharapkan dapat memberikan masukan akan suatu kinerja perusahaan
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan ilmu-ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan dan diterapkannya pada keadaan
sesungguhnya yang terjadi di perusahaan.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan kepustakaan dan sebagai
sumber refrensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang membutuhkan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dan pengembangan hipotesis
yang menjadi landasan penulisan skripsi yang diajukan oleh penulis.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi
penelitian dan waktu penelitian serta, subjek dan objek penelitian,
data yang diperlukan, jenis data, metode pengumpulan data, dan
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini berisi uraian mengenai sejarah perusahaan, lokasi
perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, serta gambaran umum di PT. Yogya Presisi
Tehnikatama Industri.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan dijabarkan analisis data dari penelitian yang
telah dilakukan penulis serta pembahasannya.
BAB VI Penutup
Dalam bab akhir ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan
lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih
lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang
akan diambil.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2007 : 5), dalam Analisa laporan Keuangan
yang dikutip dari Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis
mengatakan sebgai berikut:
Bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Menurut A. Sartono (2001:113) yang dimaksud dengan analisa rasio
keuangan adalah “dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi
perusahaan.Disamping itu, analisa rasio keuangan juga dapat dipergunakan
sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian keuangan”.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
3. Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010: 2-4) pengguna laporan itu adalah sebagai
berikut:
a. Bagi manajer kredit, analisa rasio keuangan dipergunakan untuk
memperkirakan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran
tingkat keuntungan yang diminta. Risiko potensial yang dihadapi oleh
para peminjam (debitur) dikaitkan
b. Bagi investor, sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan
obligasi berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk
mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan
dalam perusahaan.
c. Bagi manajemen perusahaan, untuk merencanakan dan mengevaluasi
performance atau prestasi manajemen dikaitkan dengan prestasi
d. Manajer perusahaan, mengidentifikasikan kemungkinan melakukan
merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.
4. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis
terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan
informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan
menjadi lebih baik.
Menurut Munawir (2007: 36) ada dua metode analisis yang
digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis
horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan
mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode
atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode
horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis. Analisis
vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi
satu atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang
satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu
saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis
karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja
B. Analisis Rasio Keuangan
Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu.Rasio-rasio
keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam
neraca ataupun laporan laba rugi dan juga rasio dibuat menurut kebutuhan
penganalisa. Menurut Bambang Riyanto (2001:330-331),“Rasio keuangan
dibagi menjadi 4 rasio utama, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas”.
Begitu juga dengan menurut Sartono (2001:114) membagi 4 jenis
analisis rasio yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan,
yaitu rasio likuiditas, rasio financial leverage, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan
sebelum pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama
sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, saat jatuh
tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga
harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya
seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga atau menjual sediaan
atau aktiva lainnya. Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya
meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Rasio likuiditas terdiri
dari current ratio, acid test ratio, cash ratio, cash turnover ratio, working
capital to total asset. Dalam penelititan ini rasio yang digunakan yakni:
a. Current ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi ratio ini berarti semankin
besaar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
financialnya jangka pendek.
Rumus :
b. Acid test ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid.
Rumus :
2. Financial Leverage Ratio
Rasio ini disebut juga rasio solvabilitas yaitu mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman
(Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya
sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid. Rasio financial
leverage terdiri dari debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned
ratio, fixed charge coverage. Dalam penelititan ini rasio yang digunakan
yakni:
a. Debt ratio (Rasio Hutang)
Perbandingan antara hutang – hutang dan aktiva dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan
dalam kemampuan modal sendiri.
Rumus :
b. Total debt to equityt ratio (Rasio Hutang terhadap Modal)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.Rasio ini
menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai
oleh hutang.
Rumus:
3. Rasio Aktifitas
Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa
aktivitas menunjukan bagaimana sumberdaya telah dimanfaatkan secara
optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan
standar industri, maka akan diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam
industri. Yang termasuk dalam rasio aktivitas yakni:
a. Periode pengumpulan piutang
Periode pengumpulan piutang, yaitu rata-rata hari yang diperlukan
untuk mengubah piutang menjadi kas.
Rumus:
b. Perputaran piutang
Perputaran piutang dengan periode pengumpulan piutang sangatlah
berhubungan, dimana hari dalam satu tahun, 360 dibagi dengan periode
pengumpulan piutang akan menghasilkan perputaran piutang. Apabila
piutang berfluktuasi sangat besar maka sebaiknya menggunakan
piutang rata-rata.
Rumus:
c. Perputaran persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover)
adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam
waktu satu periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun
Rumus:
d. Perputaran aktiva tetap
Perputaran aktiva tetap adalah posisi aktiva tetap dan taksiran waktu
perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total
aktiva tetap bersih.
Rumus:
e. Perputaran total aktiva
Perputaran total aktiva menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba.
Rumus:
4. Rasio Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk
memenuhi target yang telah di tetapkan. Artinya besarnya keuntungan
haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal
rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang juga dikenal dengan nama
rasio rentabilitas yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah:
a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga
pokok penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunakanuntuk mengukur laba bersih sesudah
pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
c. Profit Margin
Profit Marginuntuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Profit Margin mengukur persentase dari
profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi
dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik
d. Return on Equity
Adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk
setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam
pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap
tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke
perusahaan tersebut.
Rumus:
e. Return On Investment
Adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal
(biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
Rumus:
f. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
C. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Menurut Arifin (2003: 29) analisis rasio keuangan perusahaan
ditunjukan untuk melihat kelemahan perusahaan, selanjutnya dilakukan
perbaikan dengan menyusun rencana yang lebih terarah di masa mendatang.
Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan membandingkan rasio rasio
keuangan internal dari tahun-ketahun atau membandingkan rasio dengan
perusahaan lain jika tersedia data rasio keuangan yang sejenis. Rasio rata-rata
perusahaan atau industri dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan
yang diproyeksikan atau disebut juga dengan pro forma financial statment.
Menurut Mulyadi (2001: 415) penilaian kinerja adalah penentuan
secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan
karyawan berdasarkan saasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku
yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan perilaku yang
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
penghargaan baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrisik.
Menurut Sartono (2011: 216-224) tingkat kesehatan perusahaan
1. Current Ratio menunjukan semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka
pendeknya. Kondisi keuangan dilihat dari current ratio, dapat dikatakan
sehat apabila perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan aktiva
lancar yang dimiliki mencapai angka 100%.
2. Acid Test Ratio menunjukan semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka
pendeknya. Perbedaan dengan current ratio adalah tidak memasukan
persediaan dalam aktiva lancar karena persediaan merupakan aktiva lancar
yang kurang liquid dibandingkan dengan yang lain. Kondisi keuangan
dilihat dari acid test ratio, dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat
menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki mencapai angka
100%.
3. Periode pengumpulan piutang dan perputaran piutang sangat berhubungan.
Terlalu tinggi periode pengumpulan piutang itu berarti bahwa kebijakan
kredit terlalu liberal atau bebas, akibatnya timbul bed-debt dan investasi
dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya keuntungan menurun.
Sebaliknya periode pengumpulan piutang yang terlalu pendek berarti
kebijakan kredit terlalu ketat dan besar kemungkinan perusahaan akan
kehilangan untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu
diperlonggar.
4. Perputaran aktiva tetap untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan
mencapai tingkat penjualan yang sama, sedangkan aktiva tetap yang
digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.
5. Perputaran total aktiva menunjukan semakin besar rasio ini semakin baik
yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba juga
menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan
atau diperbesar.
6. Debt ratio memiliki arti bahwa total aktiva yang dimiliki perusahaan
dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko
yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin
tinggi. Rasio tinggi juga menunjukan proporsi modal sendiri yang rendah
untuk membiayai aktiva.
7. Gross profit margin menunjukan semakin tinggi profitabilitasnya berati
semakin baik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa gross profit margin sangat
dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualanb
meningkat maka gross profit margin akan menurun.
D. Analisis Cross section
Menurut Fahmi (2011: 214), analisis cross section adalah melakukan
suatu teknik analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil
hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antar satu perusahaan dengan
Menurut Hanafi (2009: 111), mendefinisikan industri sejenis bukan
pekerjaan mudah. Industri yang dapat dibandingkan pada dasarnya memiliki
satu atau beberapa elemen yang sama, kesamaan tersebut antara lain:
1. Kesamaan dalam jenis dan bahan baku
Perusahaan dapat dikelompokan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa
juga berdasarkan proses produksi yang dipunyai.
2. Kesamaan dari sisi permintaan
Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai
kriteria pengelopokan industri. Apabila produk-produk memenuhi
kebutuhan yang sama, dan produk tersebut merupakan substansi satu sama
lainnya, maka produk-produk tersebut masuk dalam kelompok industri
yang sama.
3. Kesamaan dalam atribut keuangan
Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dengan studi kasus, yaitu melakukan
penelitian terhadap suatu objek tertentu pada PT. YOGYA PRESISI
TEHNIKATAMA INDUSTRI (YPTI). Hasil dan kesimpulan yang
diberikan hanya dapat diterapkan pada perusahaan tersebut saja dan hanya
digunakan pada periode yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. YOGYA PRESISI TEHNIKATAMA
INDUSTRI (YPTI)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 – Agustus 2014
C. Subjek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah pada PT.YPTI.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah data mengenai laporan keuangan
perusahaan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Dokumentasi ini dilakukan dengan cara melihat
dokumen seperti laporan keuangan dan laporan atau catatan yang
lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada
pihak-pihak (bagian personalia dan bagian akuntansi) yang kompeten
dengan obyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
sejarah dan gambaran umum perusahaan.
E. Data yang Dicari
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat
berupa opini subyek secara individual dalam kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data
primer berupa hasil wawancara.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
dipublikasikan. Dalam hal ini data sekunder yang dicari melalui
membaca dokumen maupun arsip-arsip perusahaan, Pojok Bursa Sanata
Dharma serta media internet
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya data
yang diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan
data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai permasalahan yang
diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data
yaitu dengan cara :
1. Menghitung rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar (current ratio)
dan Acid Test Ratio.
Perhitungan rasio ini dengan rumus :
a. Rasio Lancar (Current ratio)
b. Acid test ratio
2. Menghitung Financial Leverage terdiri dari Debt ratio (rasio hutang),
dan Debt to equity ratio (rasio hutang terhadap modal).
Perhitungan rasio ini dengan rumus :
b. Total Debt to equity ratio (rasio hutang terhadap modal)
3. Menghitung Rasio Aktivitas yang terdiri dari periode pengumpulan
piutang, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva
tetap, perputaran total aktiva
Perhitungan rasio ini dengan rumus :
a. Periode Pengumpulan Piutang
b. Perputaran Piutang
c. Perputaran Persediaan
d. Perputaran Aktiva Tetap
e. Perputaran Total Aktiva
4. Menghitung rasio profitabilitasyang terdiri dari margin laba (profit
margin), Net Profit Margin, ROA (return on asset), ROE (Return On
Perhitungan rasio ini dengan rumus :
a. Gros Profit Margin
b. Net Profit Margin
c. Margin Laba (Profit Margin)
d. Return On Equit (ROE)
e. Return On Investment (ROI)
f. Rentabilitas Ekonomi
5. Membandingkan hasil perhitungan rasio dengan metode cross section
untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan. Metode cross section
adalah metode analisis laporan keuangan dengan perbandingan,
meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan sejenis atau
dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Metode lintas
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) Salah satu
perusahaan yang selama ini mendapatkan pembinaan dan bimbingan dari
Ditjen IKM Kemenperin dan memanfaatkannya dengan baik dan optimal
hingga berhasil meraih sukses adalah PT Yogya Presisi Tehnikatama
Industri (YPTI). Perusahaan yang berlokasi di Yogyakarta ini bergerak di
bidang manufaktur mould (cetakan) untuk produk-produk tertentu dan
memproduksi spare part mesin-mesin industri dan otomotif.
Pemilik perusahaan Petrus Tedja Hapsoro, mendirikan PT YPTI
pada tanggal 9 September 1999 di Yogyakarta. Ia tertarik menggeluti usaha
ini karena melihat adanya peluang usaha yang terbuka lebar untuk
memenuhi kebutuhan pasar akan produk-produk cetakan (moulding), spare
part permesinan industri dan produk plastik. PT. Yogya Presisi
Tehnikatama Industri, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
jasa logam pembuatan mould (cetakan) suatu produk, dan Spare Part untuk
kebutuhan mesin-mesin industri, serta Plastic Injection pada tahun 2012.
Berlokasi di desa Dhuri, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. 55571
PT.YPTI juga menjadi perusahaan unggulan di Kabupaten Sleman,
dalam bidang Tehnologi pemesinan dan otomotif.PT.YPTI juga menjadi
salah satu tempat penelitian teknologi oleh berbagai lembaga Pendidikan
Tinggi dan sekolah di Yogyakarta, Jawa tengah, jawa timur sampai pada
perguruan diluar jawa.Dalam melakukan proses produksi, menggunakan
Computer Aided Design, Computer Aided Manufakturing, Computerized
Numerical Control. Sehingga bisa membuat berbagai design sesuai
permintaan Costumer. Dalam pengoperasiannya, menggunakan
mesin-mesin baik sistem program maupun manual dimana semua produk pesanan
bisa dikerjakan menurut keinginan costumer.
Beberapa produk unggulan PT YPTI saat ini diantaranya adalah
mould dan spare part serta plastik injeksi. Mould merupakan produk
cetakan dengan material besi yang dipergunakan untuk mencetak produk
jadi. Spare part adalah produk komponen untuk permesinan, baik mesin
industri, otomotif, elektronik dan lain-lain. Sedangkan plastik injeksi adalah
produk yang terbuat dari plastik, baik produk untuk kebutuhan rumah
tangga, makanan dan minuman, elektronik, otomotif, peralatan lain yang
terbuat dari material plastik. Untuk mendukung perusahaan yang terus
berkembang. Ditjen IKM Kemenperin terus memberikan pembinaan,
bimbingan dan bantuan kepada PT YPTI yang disesuaikan dengan
perkembangan dan kebutuhan perusahaan.Beberapa kali Ditjen IKM
Kemenperin memfasilitasi PT YPTI untuk mengikuti pameran komponen
otomotif dan permesinan. Ditjen IKM Kemenperin juga memfasilitasi
perusahaan ini dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Total nilai penjualan PT YPT terus meningkat dari Rp 5,5 miliar
Rp 8,2 miliar tahun 2009 dan menjadi Rp 8,8 miliar tahun 2010.Selama ini
PT YPTI masih lebih memfokuskan penjualan berbagai produknya di pasar
domestik. Namun demikian PT YPTI kini juga mulai merintis ekspor
produk mould dan spare part tertentu. Ekspor produk mould tahun 2010
baru mencapai sekitar 2% dari total penjualan. Sedangkan ekspor produk
spare part baru sekitar 1% dari total penjualan. Penjualan ekspor masih
rendah karena untuk melayani tingginya permintaan di pasar domestik saja
PT YPTI sering kali kewalahan.
Industri pembuatan mould, spare part dan plastik injeksi selain telah
menciptakan lapangan kerja bagi 175 karyawannya juga telah membuahkan
penghargaan pemerintah yang sangat prestisius bagi pemilik, yaitu
penghargaan UPAKARTI yang diterimanya pada bulan Januari 2010 untuk
kategori IKM Modern.
Bisnis plastik injeksi yang dikembangkan PT YPTI sejak tahun
2012 pun terus berkembang. Untuk memenuhi permintaan produk plastik
injeksi yang terus meningkat, maka pada tahun 2012 PT YPTI kembali
membangun fasilitas produksi baru seluas 3.000 meter persegi di lokasi
yang tidak jauh dari pabrik yang sudah ada di wilayah Dhuri, Tirtomartani.
C. Visi dan Misi dan Kebijakan Mutu
Berdasarkan SK Direktur, Nomor : 249/P/YPTI/VIII/2008 tentang visi,
misi dan Budaya Perusahaan sebagai berikut:
1. Visi Perusahaan
PT. YPTI memiliki misi yakni:
a) Berkembang bersama seluruh komponen perusahaan yang ada
b) Mengutamakan kepuasan pelanggan
c) Mengutamakan kualitas
d) Mengajak seluruh karyawan untuk berkarya segenap jiwa dan raga
e) Selalu berkembang dan berinovasi
f) Bangga menjadi bagian perusahaan
2. Misi Perusahaan
Menjadi partner yang tepat bagi pelanggan
3. Kebijakan Mutu
Dengan penuh kesadaran, kami senantiasa melayani dan memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan produk dan jasa yang berkualitas, dan
memberikan nilai manfaat yang tinggi bagi pelanggan
4. Budaya Perusahaan
Selalu berkembang bersama seluruh komponen perusahaan serta
pelanggan, dengan menciptakan iklim usaha yang berdasarkan azas
D. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan analisis laporan keuangan pada PT. YPTI.
Analisis laporan keuangan ini dilakukan berdasarkan teknik analisis data seperti
yang telah diuraikan pada Bab III. Adapun analisisnya diuraikan dalam bahasan
berikut ini.
A. Analisis Rasio Keuangan
Tabel 5.1. Data Laporan Laba/Rugi dan NeracaPT. YPTI Tahun 2011-2013
Tahun 2011 2012 2013
AKTIVA
Aktiva Lancar 9,976,440,119.50 15,560,716,023.77 14,147,579,369.00
Persediaan 1,003,352,204.00 1,297,193,078.00 1,270,160,740.57
Rata-Rata Persediaan 159,465,874.00 220,572,789.00 291,863,163.00
Piutang 7,295,971,101.00 10,909,673,978.00 766,922,407.00
Aktiva Tetap 14,007,361,531.00 21,266,431,283.00 20,995,656,706.00
Total Aktiva 23,983,801,650.50 36,827,147,306.77 35,143,236,075.07
PASIVA
Hutang Lancar 14,321,540,183.90 19,467,594,114.04 19,772,650,655.90
Hutang Jangka Panjang 7,378,623,732.68 12,399,138,124.89 7,509,413,262.72
Total Hutang 21,700,163,916.58 31,866,732,238.93 27,282,063,918.62
Modal 2,283,637,733.92 4,960,415,067.84 7,861,172,156.45
Total Pasiva 23,983,801,650.50 36,827,147,306.77 35,143,236,075.07
Penjualan 33,519,258,969.00 45,084,525,361.00 53,886,579,208.75
Harga Pokok
Penjualan 25,237,937,927.00 34,293,870,727.68 41,710,784,352.28 Laba Kotor Penjualan 8,281,321,042.00 10,790,654,633.32 12,175,794,856.47
EBIT 2,637,927,946.81 4,210,297,400.50 5,096,242,731.09
Biaya Bunga 854,290,212.89 1,114,923,821.58 1,452,360,209.48
Pajak 418,596,245.00 743,125,433.00 895,314,750.00
Laba Setelah Pajak
(EAT) 1,365,041,488.92 2,352,248,145.92 2,748,567,771.61
Sumber: Data data primer tahun2011-2013 yang diolah
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI
Perputaran Piutang 4.59 kali 4.13 kali 6.79 kali
Perputaran Persediaan 21.2 kali 28.81 kali 35.07 kali
Perputaran Aktiva Tetap 2.4 kali 2.12 kali 2.56 kali
Perputaran Total Aktiva 1.4 kali 1.22 kali 1.53 kali
Rasio Financial Leverage
Rentabilitas Ekonomi 10.10% 11.43% 14.50%
Sumber: Data data primer tahun 2011-2013 yang diolah
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Perhitungan current ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan current ratio untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.3.Perhitungan Current ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013
Tahun Current ratio Rata-rata Industri
2011 69% 361%
2012 79% 372%
2013 71%
Sumber: data primer yang diolah
Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.Analisis perhitungan
current ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.3. Berdasarkan tabel
tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki current ratio sebesar
69%. Hal ini berarti setiap hutang lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh
menjadi 79% dan tahun 2013 mengalami penurunan pula menjadi 71%.
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.
Kondisi keuangan, dilihat dari current ratio PT YPTI dapat dikatakan
tidak sehat karena perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan namun kurang dari 100%.
b. Acid Test Ratio
Perhitungan acid test ratio untuk tahun 2011 sebagai berikut:
3%
Perhitungan acid test ratiountuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan ratio acid test untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.4.Perhitungan acid test ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013
Acid test ratio Rata-rata Industri
2011 63% 211%
2012 73% 238%
2013 65%
Sumber: data primer yang diolah
Acid test ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.Analisis
perhitungan acid test ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.4.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki Acid
test ratio sebesar 0,63. Tahun 2012 mengalami penigkatan menjadi 0,73
dan tahun 2013 mengalami peningkatan pula menjadi 0,85. Secara
keseluruhan, dari tahun 2011 hingga tahun 2013, angka acid test ratio
mempunyai nilai kurang dari 1 atau 100%. Kondisi keuangan, dilihat
dari Acid test ratio, PT YPTI dapat dikatakan kurang sehat karena
perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang
2. Rasio Aktivitas
a. Periode Pengumpulan Piutang
Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2011 sebagai
berikut:
Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2012 sebagai
berikut:
Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2013 sebagai
Tabel 5.5.Perhitungan periode pengumpulan piutang PT YPTI tahun 2011 – 2013
Tahun Periode Pengumpulan Piutang Rata-rata Industri
2011 78,36 hari 66,74 hari
2012 87,11 hari 85,24 hari
2013 52,95 hari
Sumber: data primer yang diolah
Rasio ini menggambarkan kemampuan rata-rata perusahaan
dalam menagih piutang yang dihitung dalam hari.Analisis perhitungan
periode pengumpulan piutang diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.5.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki
periode pengumpulan piutang selama 78,36 hari. Tahun 2012
mengalami penigkatan menjadi 87,11 hari dan tahun 2013 mengalami
penurunan menjadi 52,95 hari. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
lama waktu yang diperlukan untuk menagih piutangnya. Dengan kata
lain kemampuan penagihannya menjadi semakin kecil. Dalam hal ini
PT. YPTI memiliki periode pengumpulan piutang yang cukup tinggi
artinya periode penagihan piutang perusahaan memiliki periode yang
b. Perputaran Piutang
Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel5.6. Perhitungan perputaran piutang PT YPTI tahun 2011 - 2013
Perputaran Piutang Rata-rata Industri
2011 4,59 kali 7,84 kali
2012 4,13 kali 6,62 kali
2013 6,79 kali
Analisis perhitungan perputaran piutang diperoleh dan disajikan
dalam tabel 5.6. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun
2011 memiliki perhitungan perputaran piutang sebesar 4,59 kali.
Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 4,13 kali dan tahun 2013
mengalami penurunan pula menjad 1,52 kali. Rasio ini
menggambarkan apabila perputaran piutang terlalu tinggi itu berarti
bahwa kebijakan kredit terlalu liberal atau bebas, akibatnya timbul
bed-debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya
keuntungan akan menurun. Sebaliknya periode pengumpulan piutang
yang terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu ketat dan besar
kemungkinannya perusahaan akan kehilangan untuk memperoleh
keuntungan. Dalam hal ini perputaran piutang yang di tunjukan PT.
YPTI tidak terlalu tinggi yang menunjukkan perputaran piutang
memiliki kebijakan kredit yang tidak terlalu bebas dan memiliki
dampak kenaikan keuntungan.
c. Perputaran Persediaan
Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.7. Perhitungan perputaran persediaan PT YPTI tahun 2011 - 2013
Perputaran Persediaan Rata-rata Industri
2011 158,2 kali 7,08 kali
2012 155,4 kali 6,11 kali
2013 142,9 kali
Sumber: data primer yang diolah
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock
turnover) adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Analisis perhitungan perputaran
persediaan diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.7. Berdasarkan tabel
tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki perputaran persediaan
sebanyak 158,2 kali. Tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi
kali. Jadi, tingkat perputaran persediaan PT. YPTI untuk tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 terjadi dengan jarak antara 142 - 158 kali
perputaran persediaan. Dalam hal ini PT. YPTI menunjukan tingkat
perputaran persediaan yang tinggi dikarenakan perusahaan
menggunakan model penjualan secara pesanan, jadi untuk persediaan di
pengaruhi oleh jenis, model, dan kategori bahan baku yang akan
digunakan.
d. Perputaran Aktiva Tetap
Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2011 sebagai berikut:
kali
Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2012 sebagai berikut:
kali
Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.8.Perhitungan perputaran aktiva tetap PT YPTI tahun 2011 - 2013
Perputaran Aktiva tetap Rata-rata Industri
2011 2,4 kali 4,8 kali
2012 2,12 kali 3,34 kali
2013 2,56 kali
Sumber: data primer yang diolah
Perputaran aktiva tetap untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan aktiva tetap perusahaan mempengaruhi penjualan. Apabila
perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama, sedangkan aktiva
tetap yang digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.
Rasio segera menurun apabila tidak diikuti naiknya penjualan yang
profesional. Analisis perhitungan perputaran persediaan diperoleh dan
disajikan dalam tabel 5.8. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa
tahun 2011 memiliki perputaran aktiva tetap sebanyak 2,4 kali. Tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 2,12 kali dan tahun 2013
mengalami peningkatan pula menjadi 2,56 kali. Dalam hal ini PT. YPTI
tidak memiliki jarak nilai rasio yang terlalu signifikan setiap tahunnya.
Namun untuk tahun 2012 mengalami penurunan oleh karena tingkat
aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tinggi namun tidak di imbangi
penjualan. Tingkat aktiva yang tinggi tahun 2012 ini menunjukan
e. Perputaran Total Aktiva
Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2011 sebagai berikut:
kali
Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2012 sebagai berikut:
kali
Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2013 sebagai berikut:
kali
Tabel 5.9. Perhitungan perputaran total aktiva PT YPTI tahun 2011 –
2013
Perputaran Total Aktiva Rata-rata Industri
2011 1,4 kali 1,59 kali
2012 1,22 kali 1,31 kali
2013 1.53 kali
Perputaran total aktiva menunjukan bagaimana efektivitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba. Analisis perhitungan perputaran
aktiva tetap diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.9. Berdasarkan tabel
tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki perputaran total aktiva
sebanyak 1,4 kali. Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 1,22 kali
dan tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 1,53 kali. Jadi semakin
besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat
berputar dan meraih laba juga menunjukkan semakin efisien
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan
kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan
apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Dalam hal ini
PT. YPTI memiliki rasio perputaran total aktiva naik maupun turun
dikarenakan adanya peningkatan aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva
lancar dan belum diimbaingi kenaikan penjualan.
3. Vinancial Leverage Ratio
a. Debt Ratio
Perhitungan Debt Ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan Debt Ratio untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.10.Perhitungan Debt Ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013
Sumber: data primer yang diolah
Debt ratio memiliki arti bahwa total aktiva yang dimiliki
perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Rasio tinggi juga menunjukan
proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Analisis
perhitungan debt ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.10.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki debt Debt Ratio Rata-rata Industri
2011 65%
2012 64%
ratiosebesar 90,47%. Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi
86,53% dan tahun 2013 mengalami penurunan 77,63%. Dalam hal ini
PT.YPTI memiliki rasio yang tinggi menandakan bahwa sebagian besar
dari aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh hutang.
b. Debt to Equity Ratio
Perhitungan Debt to equity ratio untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Perhitungan Debt to equity ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 5.11.Perhitungan Debt to equity ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013
Sumber: data primer yang diolah
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan
hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Analisis
perhitungan debt to equity ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel
5.11. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki
Debt to equity ratio sebesar 950,2%. Tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi 642,4% dan tahun 2013 mengalami penurunan 374,04%.
Dalam hal ini PT. YPTI memiliki rasio yang tinggi.
4. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin
Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Debt to equity ratio Rata-rata Industri
2011 175%
2012 174%
Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.12.Perhitungan GrossProfit Margin PT YPTI tahun 2011 –
2013
Sumber: data primer yang diolah
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi
dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Analisis perhitungan gross profit margin diperoleh dan disajikan dalam
tabel 5.12.Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011
Gross Profit Margin Rata-rata Industri
2011 16%
2012 14%
memiliki gross profit margin sebesar 25%. Tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 24% dan tahun 2013 mengalami penurunan 23%.
Pada tahun 2011 rasio ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan
mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,24. Dalam hal ini PT.
YPTI Gross Profit Margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok
penjualannya.
b. Net Profit Margin
Perhitungan Net Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Perhitungan Net Profit Margin untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 5.13.Perhitungan Net Profit Margin PT YPTI tahun 2011 - 2013
Sumber: data primer yang diolah
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Analisis
perhitungan Net Profit Margin diperoleh dan disajikan dalam tabel
5.13. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki
Net Profit Margin sebesar 4,07%. Tahun 2012 mengalami peningkatan
menjadi 5,21% dan tahun 2013 mengalami penurunan 5,1%. Dalam hal
ini PT. YPTI memiliki rasio cenderung kecil, ini menandakan
perusahaan belum efektif dalam mengeluarkan biaya – biaya yang
sehubungan dengan usahanya.
c. Return On Investment
Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Net Profit Margin Rata-rata Industri
2011 53%
2012 38%
Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 5.14. Perhitungan Return On Investment PT YPTI tahun 2011 –
2013
Sumber: data primer yang diolah
Merupakan caramengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Analisis
perhitungan Return On Investment diperoleh dan disajikan dalam tabel
5.14. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki
Return On Investment sebesar 5,67%. Tahun 2012 mengalami
peningkatan menjadi 6,39% dan tahun 2013 mengalami
Return On Investment Rata-rata Industri
2011 7,37%
2012 7,93%
kenaikan7,82%. Untuk tahun 2011 menunjukan Return On Investment
sebesar 5,67% berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1,00 aktiva
akan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 56,7.
d. Return On Equity
Perhitungan Return On Equity untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Perhitungan Return On Equity untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 5.15.Perhitungan Return On Equity PT YPTI tahun 2011 - 2013
Sumber: data primer yang diolah
Merupakan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal
perusahaan. Menunjukan seberapa besar perusahaan memberikan imbal
hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke
perusahaan tersebut. Analisis perhitungan Return On Equity diperoleh
dan disajikan dalam tabel 5.15. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
bahwa tahun 2011 memiliki Return On Equity sebesar 59,77%. Tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 47,42% dan tahun 2013
mengalami penurunan pula 34,96%.
e. Profit Margin
Perhitungan Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:
Return On Equity Rata-rata Industri
2011 11,33%
2012 9,25%