• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kinerja keuangan studi kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kinerja keuangan studi kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

(Studi Kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Oktavianus Dhamar Setya Nugraha NIM : 102114082

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan

bertekunlah dalam DOA

(Roma 12:12)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menguatkan

Yang terkasih papah. Vincentius Sugeng (RIP)

Yang tercinta Ibu yang selalu mendampingiku

Yang tersayang kedua kakakku

Keluarga besar dan saudara-saudaraku

Eyang Putri yang mencintaiku

RIP Kakek Nenek yang selalu mendoakanku

Yang kusayangi Dek Risca

Teman-temanku yang kusayang

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing penulis dan melimpahi

penulis dengan berkat dan karunia yang melimpah, karena tanpa kasih-Nya

penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Lisia Apriani, S.E., M.Si.,Ak.,QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah

dengan sabar dan penuh perhatian membantu penulis menyelesaikan skripsi

dengan memberikan masukan, saran, nasehat dan pandangan baru bagi penulis.

4. Bapak Petrus Tedja Hapsoro selaku pemilik sekaligus Direktur PT. Yogya

Presisi Tehnikatama Industri.

5. Yuliati, S.E. selaku kepala Administrasi PT. Yogya Presisi Tehnikatama

(6)

vii

6. Riawan Adi Utomo, P.Si. selaku kepala HRD PT. Yogya Presisi Tehnikatama

Industri yang telah member ijin penelitian

7. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah memberikan semangat dan selalu

mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Kakak - kakakku yang terus mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

9. Keluarga besar Hardjo Hudiono yang selalu mendukung usahaku dalam

penulisan skripsi ini.

10. Dek Risca yang tak pernah lelah memberi semangat dan memberi masukan

untuk dapat diselesaikannya skripsi ini.

11. Teman-temanku yang tak pernah lelah memberi semangat.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

(7)

viii

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

(Studi Kasus di PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 25 September 2014 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Yang membuat pernyataan:

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Oktavianus Dhamar Setya Nugraha

NIM : 102114082

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus di PT. Yogya Presisi

Tehnikatama Industri)”.

Saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya tulis yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Oktober 2014

Yang menyatakan,

(Oktavianus Dhamar Setya Nugraha)

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN KATA PENGANTAR………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……….. vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS………... viii

HALAMAN DAFTAR ISI……… ix

(10)

x

B. Logo Perusahaan …... 29

C.Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan... 30

D.Struktur Organisasi... 31

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 32

A.Analisis Rasio Keuangan…... 32

1. Rasio Likuiditas…... 33

2. Rasio Aktivitas …... 37

3. Vinancial Leverage Ratio………... 45

4. Rasio Profitabilitas... 48

B.Analisis Cross Section... 58

1. Rasio Likuiditas... 59

2. Rasio Aktivitas …... 61

3. Vinancial Leverage Ratio.……... 64

4. Rasio Profitabilitas... 66

BAB VI PENUTUP………... 76

A.Kesimpulan... 76

B.Keterbatasan Penelitian ... 77

C. Saran………... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Data Laporan Laba/Rugi dan Neraca PT. YPTI Tahun

2011 – 2013….………... 31

Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI

Tahun 2011 –2013…………... 32

Tabel 5.3. Perhitungan Current Ratio tahun 2011 – 2013... 33

Tabel 5.4. Perhitungan acid test ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013... 35

Tabel 5.5. Perhitungan periode pengumpulan piutang PT YPTI

tahun 2011-2013………..……... 37

Tabel 5.6. Perhitungan perputaran piutang PT YPTI tahun 2011 –

2013………...………..……... 38

Tabel 5.7. Perhitungan perputaran persediaan PT YPTI tahun 2011

-2013………..………..……... 34

Tabel 5.8. Perhitungan perputaran aktiva tetap PT YPTI tahun

2011-2013………... 42

Tabel 5.9. Perhitungan perputaran total aktiva PT YPTI tahun 2011 –

2013………..…... 43

Tabel 5.10. Perhitungan Debt Ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013... 45

Tabel 5.11. Perhitungan Debt to equity ratio PT YPTI tahun 2011 –

2013………... 47

Tabel 5.12. Perhitungan Gross Profit Margin PT YPTI tahun

(12)

xii

Tabel 5.13. Perhitungan Net Profit Margin PT YPTI tahun 2011 –

2013………... 50

Tabel 5.14. Perhitungan Return On Investment PT YPTI tahun 2011

-2013.………... 51

Tabel 5.13. Perhitungan Return On Equity PT YPTI tahun 2011 -

2013………... 53

Tabel 5.16. Perhitungan Profit Margin PT YPTI tahun 2011 – 2013... 54

Tabel 5.17. Perhitungan rentabilitas ekonomi PT YPTI tahun 2011... 56

Tabel 5.18. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI

tahun 2011-2013………... 57

Tabel 5.19. Tabel Ringkasan Rasio Keuangan PT YPTI Tahun

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Struktur Organisasi…... 30

Gambar 5.1. Perbandingan Current ratio tahun 2011 – 2013…... 58

Gambar 5.2. Perbandingan Acid Test Ratio tahun 2011 – 2013……... 59

Gambat 5.3. Perbandingan pengumpulan piutang tahun 2011 – 2013.... 60

Gambar 5.4. Perbandingan perputaran piutang tahun 2011 – 2013……. 61

Gambar 5.5. Perbandingan Perputaran persediaan tahun 2011 – 2013… 61

Gambar 5.6. Perbandingan Perputaran aktiva tetap tahun 2011 – 2013.. 62

Gambar 5.7. Perbandingan Perputaran total aktiva tahun 2011 – 2013... 63

Gambar 5.8. Perbandingan Debt ratio tahun 2011 – 2013……….. 63

Gambar 5.9. Perbandingan Debt to equity ratio tahun 2011 – 2013….. 64

Gambar 5.10. Perbandingan Gross Profit Margin tahun 2011 – 2013…. 65

Gambar 5.11. Perbandingan Net Profit Margin tahun 2011 – 2013……. 65

Gambar 5.12. Prbandingan Return On Investment PT YPTI 2011 – 2013 66

Gambar 5.13. Perbandingan Return On Equity tahun 2011 – 2013……. 67

Gambar 5.14. Perbandingan Profit Margin tahun 2011 – 2013………... 67

(14)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

(Studi Kasus di PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri)

Oktavianus Dhamar Setya Nugraha NIM : 102114082

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan dan mengetahui perbandingan kinerja dengan rata-rata industri selama dua tahun (2012-2013).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (PT. YPTI). Data diperoleh dengan cara wawancara dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan selama dua tahun menunjukan adanya kenaikan pada tahun 2011 ke 2012 dan penurunan tahun 2012 ke 2013. Hasil lain menunjukkan dari lima belas rasio kinerja keuangan perusahaan terdapat tujuh rasio kinerja keuangan perusahaan berada di bawah nilai rasio rata-rata industri pada tahun 2011 yakni: current ratio, acid test ratio,

perputaran piutang, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva, net profit margin, return on investment. Delapan rasio kinerja keuangan perusahaan berada berada di atas nilai rasio rata-rata industri pada tahun 2012 yakni: periode pengumpulan piutang, perputaran persediaan, debt ratio, debt to equity ratio, gross profit margin, return on equity, profit margin dan rentabilitas ekonomi.

(15)

xv

ABSTRACT

FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS ( Case Studies in PT. Yogya Presisi Tehnikatma Industri )

Oktavianus Dhamar Setya Nugraha

(2) comparison between company’s financial performance with that of industry

average in the year 2012 and 2013.

The type of this research was a case study at PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri. The data were obtained by interview and documentation. Technique that used to analyse the data was descriptive analysis

The result showed that there was an increase of financial performance from 2011 to 2012 and a decrease of that from 2012 to 2013. Another result showed that seven out of fifteen financial ratio were below of those from industry average in the year 2011, namely current ratio, acid test ratio, accounts receivable turnover, fixed asset turnover, total asset turnover, net profit margin, and return on investment. Eight out of fifteen financial ratio were above of those from industry average in the year 2012, namely collection periode of account receivable, supplies turnover, debt ratio, debt to equity ratio, gross profit margin, return on equity, profit margin and economic rentability.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan

berbagai perusahaan baik kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang

biasa. Fenomena ini mengakibatkan tingkat persaingan antar perusahaan

menjadi semakin ketat. Persaingan bagi perusahaan dapat berpengaruh positif

yaitu dorongan untuk selalu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, tetapi

persaingan juga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan, yaitu produk

mereka akan tergusur dari pasar apabila perusahaan gagal meningkatkan mutu

dan kualitas produk-produk yang dihasilkan. Selain itu penguasaan teknologi

dan kemampuan komunikasi juga sangat dibutuhkan untuk terus dapat bertahan

dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa depan. Dengan semakin ketatnya

persaingan di era globalisasi ini. Perusahaan dituntut untuk dapat bertahan

untuk menghadapi semakin ketatnya persaingan. Untuk mengantisipasi

persaingan tersebut harus dapat meningkatkan kinerja perusahaan demi

kelangsungan usahanya.

Untuk dapat mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari

aspek non keuangan dan aspek keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja

dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi

dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas

sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan

karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan

(17)

masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian

perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.

Namun penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan ini relatif lebih

sulit dilakukan, karena penilaian tersebut tergantung dari pihak penilai,

dimana penilaian dari satu orang akan berbeda dengan hasil penilaian orang

lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakan menggunakan aspek

keuangan, dan pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa keadaan

keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya kinerja sebuah perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan umumnya menggunakan

analisis likuiditas, aktivitas, financial leverage dan profitabilitas. Kelebihan

pengukuran dengan metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya

selama data historis tersedia. Dengan menggunakan laporan yang

diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam jumlah rupiah, penganalisa menyadari bahwa rasio secara individu akan

membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu

perusahaan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

lain, dan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan

atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri

selama tiga tahun (2011-2013) di tinjau dari:

a. Rasio likuiditas

b. Rasio aktivitas

c. Financial leverage

d. Rasio profitabilitas

2. Bagaimana pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun

(2011-2013) bila dibandingkan dengan rata – rata industri serupa ditinjau

dari:

a. Rasio likuiditas

b. Rasio aktivitas

c. Financial leverage

(19)

C. Batasan Masalah

Penilaian kinerja keuangan perusahaan terdapat banyak rasio yang

dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan. Menurut Kasmir (2011),

Sartono A. (2001: 113), Bambang Riyanto (2001: 330) rasio tersebut yakni :

1. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio, cash ratio, cash

turnover ratio, working capital to total asset

2. Rasio aktivitas terdiri dari periode pengumpulan piutang, perputaran

piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total

aktiva

3. Rasio financial leverage terdiri dari debt ratio, debt to equity ratio, time

interest earned ratio, fixed charge coverage

4. Rasio profitabilitas terdiri dari profit margin, net profit margin, return on

investment, return on equity, rentabilitas ekonomi

5. Rasio Nilai Pasar terdiri dari PER (Price Earning Ratio), Devidend

Yield, Deviden Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)

Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan empat rasio yang sudah

digunakan secara umum dan relevan dengan perusahaan dalam menilai suatu

kinerja keuangan, empat rasio tersebut yakni:

1. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid test ratio

2. Rasio aktivitas terdiri dari periode pengumpulan piutang, perputaran

piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total

aktiva

(20)

4. Rasio profitabilitas terdiri dari profit margin, net profit margin, return on

investment, return on equity, rentabilitas ekonomi

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yakni:

1. Mengetahui kinerja keuangan PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri

selama tiga tahun (2011-2013) di tinjau dari perhitungan:

a. Rasio likuiditas

b. Rasio aktivitas

c. Financial leverage

d. Rasio profitabilitas

2. Mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT. Yogya Presisi

Tehnikatama Industri selama tiga tahun (2011-2013) bila dibandingan

dengan rata – rata industri ditinjau dari:

a. Rasio likuiditas

b. Rasio aktivitas

c. Financial leverage

d. Rasio profitabilitas

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini menjadi alat untuk menilai perkembangan perusahaan dan

diharapkan dapat memberikan masukan akan suatu kinerja perusahaan

(21)

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan ilmu-ilmu yang

diperoleh di bangku perkuliahan dan diterapkannya pada keadaan

sesungguhnya yang terjadi di perusahaan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan kepustakaan dan sebagai

sumber refrensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang membutuhkan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dan pengembangan hipotesis

yang menjadi landasan penulisan skripsi yang diajukan oleh penulis.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi

penelitian dan waktu penelitian serta, subjek dan objek penelitian,

data yang diperlukan, jenis data, metode pengumpulan data, dan

(22)

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini berisi uraian mengenai sejarah perusahaan, lokasi

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, serta gambaran umum di PT. Yogya Presisi

Tehnikatama Industri.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dijabarkan analisis data dari penelitian yang

telah dilakukan penulis serta pembahasannya.

BAB VI Penutup

Dalam bab akhir ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian,

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan

lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih

lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang

akan diambil.

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2007 : 5), dalam Analisa laporan Keuangan

yang dikutip dari Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis

mengatakan sebgai berikut:

Bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).

Menurut A. Sartono (2001:113) yang dimaksud dengan analisa rasio

keuangan adalah “dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi

perusahaan.Disamping itu, analisa rasio keuangan juga dapat dipergunakan

sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian keuangan”.

(24)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

3. Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010: 2-4) pengguna laporan itu adalah sebagai

berikut:

a. Bagi manajer kredit, analisa rasio keuangan dipergunakan untuk

memperkirakan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran

tingkat keuntungan yang diminta. Risiko potensial yang dihadapi oleh

para peminjam (debitur) dikaitkan

b. Bagi investor, sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan

obligasi berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk

mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan

dalam perusahaan.

c. Bagi manajemen perusahaan, untuk merencanakan dan mengevaluasi

performance atau prestasi manajemen dikaitkan dengan prestasi

(25)

d. Manajer perusahaan, mengidentifikasikan kemungkinan melakukan

merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.

4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis

terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan

informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan

menjadi lebih baik.

Menurut Munawir (2007: 36) ada dua metode analisis yang

digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis

horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan

mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode

atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode

horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis. Analisis

vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi

satu atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang

satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga

hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu

saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis

karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja

(26)

B. Analisis Rasio Keuangan

Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan

rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu.Rasio-rasio

keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam

neraca ataupun laporan laba rugi dan juga rasio dibuat menurut kebutuhan

penganalisa. Menurut Bambang Riyanto (2001:330-331),“Rasio keuangan

dibagi menjadi 4 rasio utama, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio

aktivitas, dan rasio profitabilitas”.

Begitu juga dengan menurut Sartono (2001:114) membagi 4 jenis

analisis rasio yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan,

yaitu rasio likuiditas, rasio financial leverage, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan

sebelum pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang

jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama

sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, saat jatuh

tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga

harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya

seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga atau menjual sediaan

atau aktiva lainnya. Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya

(27)

meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Rasio likuiditas terdiri

dari current ratio, acid test ratio, cash ratio, cash turnover ratio, working

capital to total asset. Dalam penelititan ini rasio yang digunakan yakni:

a. Current ratio

Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi ratio ini berarti semankin

besaar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financialnya jangka pendek.

Rumus :

b. Acid test ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

yang lebih likuid.

Rumus :

2. Financial Leverage Ratio

Rasio ini disebut juga rasio solvabilitas yaitu mengukur perbandingan

dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari

kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

(28)

menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman

(Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya

sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid. Rasio financial

leverage terdiri dari debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned

ratio, fixed charge coverage. Dalam penelititan ini rasio yang digunakan

yakni:

a. Debt ratio (Rasio Hutang)

Perbandingan antara hutang – hutang dan aktiva dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan

dalam kemampuan modal sendiri.

Rumus :

b. Total debt to equityt ratio (Rasio Hutang terhadap Modal)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang

jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.Rasio ini

menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai

oleh hutang.

Rumus:

3. Rasio Aktifitas

Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa

(29)

aktivitas menunjukan bagaimana sumberdaya telah dimanfaatkan secara

optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan

standar industri, maka akan diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam

industri. Yang termasuk dalam rasio aktivitas yakni:

a. Periode pengumpulan piutang

Periode pengumpulan piutang, yaitu rata-rata hari yang diperlukan

untuk mengubah piutang menjadi kas.

Rumus:

b. Perputaran piutang

Perputaran piutang dengan periode pengumpulan piutang sangatlah

berhubungan, dimana hari dalam satu tahun, 360 dibagi dengan periode

pengumpulan piutang akan menghasilkan perputaran piutang. Apabila

piutang berfluktuasi sangat besar maka sebaiknya menggunakan

piutang rata-rata.

Rumus:

c. Perputaran persediaan

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover)

adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam

waktu satu periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun

(30)

Rumus:

d. Perputaran aktiva tetap

Perputaran aktiva tetap adalah posisi aktiva tetap dan taksiran waktu

perputaran aktiva tetap dapat dinilai dengan menghitung tingkat

perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total

aktiva tetap bersih.

Rumus:

e. Perputaran total aktiva

Perputaran total aktiva menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan

menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan

mendapatkan laba.

Rumus:

4. Rasio Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting

adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu,

manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk

memenuhi target yang telah di tetapkan. Artinya besarnya keuntungan

haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal

(31)

rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang juga dikenal dengan nama

rasio rentabilitas yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah:

a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga

pokok penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini menggambarkan

laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rumus :

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunakanuntuk mengukur laba bersih sesudah

pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus:

c. Profit Margin

Profit Marginuntuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Profit Margin mengukur persentase dari

profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi

dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini

maka semakin baik

(32)

d. Return on Equity

Adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk

setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam

pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap

tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke

perusahaan tersebut.

Rumus:

e. Return On Investment

Adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal

(biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.

Rumus:

f. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk

menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.

(33)

C. Tingkat Kesehatan Perusahaan

Menurut Arifin (2003: 29) analisis rasio keuangan perusahaan

ditunjukan untuk melihat kelemahan perusahaan, selanjutnya dilakukan

perbaikan dengan menyusun rencana yang lebih terarah di masa mendatang.

Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan membandingkan rasio rasio

keuangan internal dari tahun-ketahun atau membandingkan rasio dengan

perusahaan lain jika tersedia data rasio keuangan yang sejenis. Rasio rata-rata

perusahaan atau industri dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan

yang diproyeksikan atau disebut juga dengan pro forma financial statment.

Menurut Mulyadi (2001: 415) penilaian kinerja adalah penentuan

secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawan berdasarkan saasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan

hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku

yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta

penghargaan baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrisik.

Menurut Sartono (2011: 216-224) tingkat kesehatan perusahaan

(34)

1. Current Ratio menunjukan semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka

pendeknya. Kondisi keuangan dilihat dari current ratio, dapat dikatakan

sehat apabila perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan aktiva

lancar yang dimiliki mencapai angka 100%.

2. Acid Test Ratio menunjukan semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka

pendeknya. Perbedaan dengan current ratio adalah tidak memasukan

persediaan dalam aktiva lancar karena persediaan merupakan aktiva lancar

yang kurang liquid dibandingkan dengan yang lain. Kondisi keuangan

dilihat dari acid test ratio, dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat

menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki mencapai angka

100%.

3. Periode pengumpulan piutang dan perputaran piutang sangat berhubungan.

Terlalu tinggi periode pengumpulan piutang itu berarti bahwa kebijakan

kredit terlalu liberal atau bebas, akibatnya timbul bed-debt dan investasi

dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya keuntungan menurun.

Sebaliknya periode pengumpulan piutang yang terlalu pendek berarti

kebijakan kredit terlalu ketat dan besar kemungkinan perusahaan akan

kehilangan untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu

diperlonggar.

4. Perputaran aktiva tetap untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan

(35)

mencapai tingkat penjualan yang sama, sedangkan aktiva tetap yang

digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.

5. Perputaran total aktiva menunjukan semakin besar rasio ini semakin baik

yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba juga

menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam

menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat

memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan

atau diperbesar.

6. Debt ratio memiliki arti bahwa total aktiva yang dimiliki perusahaan

dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko

yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin

tinggi. Rasio tinggi juga menunjukan proporsi modal sendiri yang rendah

untuk membiayai aktiva.

7. Gross profit margin menunjukan semakin tinggi profitabilitasnya berati

semakin baik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa gross profit margin sangat

dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualanb

meningkat maka gross profit margin akan menurun.

D. Analisis Cross section

Menurut Fahmi (2011: 214), analisis cross section adalah melakukan

suatu teknik analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil

hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antar satu perusahaan dengan

(36)

Menurut Hanafi (2009: 111), mendefinisikan industri sejenis bukan

pekerjaan mudah. Industri yang dapat dibandingkan pada dasarnya memiliki

satu atau beberapa elemen yang sama, kesamaan tersebut antara lain:

1. Kesamaan dalam jenis dan bahan baku

Perusahaan dapat dikelompokan berdasarkan bahan baku yang dipakai, bisa

juga berdasarkan proses produksi yang dipunyai.

2. Kesamaan dari sisi permintaan

Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai

kriteria pengelopokan industri. Apabila produk-produk memenuhi

kebutuhan yang sama, dan produk tersebut merupakan substansi satu sama

lainnya, maka produk-produk tersebut masuk dalam kelompok industri

yang sama.

3. Kesamaan dalam atribut keuangan

Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyai beberapa

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dengan studi kasus, yaitu melakukan

penelitian terhadap suatu objek tertentu pada PT. YOGYA PRESISI

TEHNIKATAMA INDUSTRI (YPTI). Hasil dan kesimpulan yang

diberikan hanya dapat diterapkan pada perusahaan tersebut saja dan hanya

digunakan pada periode yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. YOGYA PRESISI TEHNIKATAMA

INDUSTRI (YPTI)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 – Agustus 2014

C. Subjek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pada PT.YPTI.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah data mengenai laporan keuangan

perusahaan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi.

(38)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Dokumentasi ini dilakukan dengan cara melihat

dokumen seperti laporan keuangan dan laporan atau catatan yang

lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada

pihak-pihak (bagian personalia dan bagian akuntansi) yang kompeten

dengan obyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui

sejarah dan gambaran umum perusahaan.

E. Data yang Dicari

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat

berupa opini subyek secara individual dalam kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data

primer berupa hasil wawancara.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara. Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

(39)

dipublikasikan. Dalam hal ini data sekunder yang dicari melalui

membaca dokumen maupun arsip-arsip perusahaan, Pojok Bursa Sanata

Dharma serta media internet

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, artinya data

yang diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan

data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai permasalahan yang

diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data

yaitu dengan cara :

1. Menghitung rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar (current ratio)

dan Acid Test Ratio.

Perhitungan rasio ini dengan rumus :

a. Rasio Lancar (Current ratio)

b. Acid test ratio

2. Menghitung Financial Leverage terdiri dari Debt ratio (rasio hutang),

dan Debt to equity ratio (rasio hutang terhadap modal).

Perhitungan rasio ini dengan rumus :

(40)

b. Total Debt to equity ratio (rasio hutang terhadap modal)

3. Menghitung Rasio Aktivitas yang terdiri dari periode pengumpulan

piutang, perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva

tetap, perputaran total aktiva

Perhitungan rasio ini dengan rumus :

a. Periode Pengumpulan Piutang

b. Perputaran Piutang

c. Perputaran Persediaan

d. Perputaran Aktiva Tetap

e. Perputaran Total Aktiva

4. Menghitung rasio profitabilitasyang terdiri dari margin laba (profit

margin), Net Profit Margin, ROA (return on asset), ROE (Return On

(41)

Perhitungan rasio ini dengan rumus :

a. Gros Profit Margin

b. Net Profit Margin

c. Margin Laba (Profit Margin)

d. Return On Equit (ROE)

e. Return On Investment (ROI)

f. Rentabilitas Ekonomi

5. Membandingkan hasil perhitungan rasio dengan metode cross section

untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan. Metode cross section

adalah metode analisis laporan keuangan dengan perbandingan,

meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan sejenis atau

dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Metode lintas

(42)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) Salah satu

perusahaan yang selama ini mendapatkan pembinaan dan bimbingan dari

Ditjen IKM Kemenperin dan memanfaatkannya dengan baik dan optimal

hingga berhasil meraih sukses adalah PT Yogya Presisi Tehnikatama

Industri (YPTI). Perusahaan yang berlokasi di Yogyakarta ini bergerak di

bidang manufaktur mould (cetakan) untuk produk-produk tertentu dan

memproduksi spare part mesin-mesin industri dan otomotif.

Pemilik perusahaan Petrus Tedja Hapsoro, mendirikan PT YPTI

pada tanggal 9 September 1999 di Yogyakarta. Ia tertarik menggeluti usaha

ini karena melihat adanya peluang usaha yang terbuka lebar untuk

memenuhi kebutuhan pasar akan produk-produk cetakan (moulding), spare

part permesinan industri dan produk plastik. PT. Yogya Presisi

Tehnikatama Industri, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

jasa logam pembuatan mould (cetakan) suatu produk, dan Spare Part untuk

kebutuhan mesin-mesin industri, serta Plastic Injection pada tahun 2012.

Berlokasi di desa Dhuri, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. 55571

PT.YPTI juga menjadi perusahaan unggulan di Kabupaten Sleman,

dalam bidang Tehnologi pemesinan dan otomotif.PT.YPTI juga menjadi

salah satu tempat penelitian teknologi oleh berbagai lembaga Pendidikan

(43)

Tinggi dan sekolah di Yogyakarta, Jawa tengah, jawa timur sampai pada

perguruan diluar jawa.Dalam melakukan proses produksi, menggunakan

Computer Aided Design, Computer Aided Manufakturing, Computerized

Numerical Control. Sehingga bisa membuat berbagai design sesuai

permintaan Costumer. Dalam pengoperasiannya, menggunakan

mesin-mesin baik sistem program maupun manual dimana semua produk pesanan

bisa dikerjakan menurut keinginan costumer.

Beberapa produk unggulan PT YPTI saat ini diantaranya adalah

mould dan spare part serta plastik injeksi. Mould merupakan produk

cetakan dengan material besi yang dipergunakan untuk mencetak produk

jadi. Spare part adalah produk komponen untuk permesinan, baik mesin

industri, otomotif, elektronik dan lain-lain. Sedangkan plastik injeksi adalah

produk yang terbuat dari plastik, baik produk untuk kebutuhan rumah

tangga, makanan dan minuman, elektronik, otomotif, peralatan lain yang

terbuat dari material plastik. Untuk mendukung perusahaan yang terus

berkembang. Ditjen IKM Kemenperin terus memberikan pembinaan,

bimbingan dan bantuan kepada PT YPTI yang disesuaikan dengan

perkembangan dan kebutuhan perusahaan.Beberapa kali Ditjen IKM

Kemenperin memfasilitasi PT YPTI untuk mengikuti pameran komponen

otomotif dan permesinan. Ditjen IKM Kemenperin juga memfasilitasi

perusahaan ini dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001.

Total nilai penjualan PT YPT terus meningkat dari Rp 5,5 miliar

(44)

Rp 8,2 miliar tahun 2009 dan menjadi Rp 8,8 miliar tahun 2010.Selama ini

PT YPTI masih lebih memfokuskan penjualan berbagai produknya di pasar

domestik. Namun demikian PT YPTI kini juga mulai merintis ekspor

produk mould dan spare part tertentu. Ekspor produk mould tahun 2010

baru mencapai sekitar 2% dari total penjualan. Sedangkan ekspor produk

spare part baru sekitar 1% dari total penjualan. Penjualan ekspor masih

rendah karena untuk melayani tingginya permintaan di pasar domestik saja

PT YPTI sering kali kewalahan.

Industri pembuatan mould, spare part dan plastik injeksi selain telah

menciptakan lapangan kerja bagi 175 karyawannya juga telah membuahkan

penghargaan pemerintah yang sangat prestisius bagi pemilik, yaitu

penghargaan UPAKARTI yang diterimanya pada bulan Januari 2010 untuk

kategori IKM Modern.

Bisnis plastik injeksi yang dikembangkan PT YPTI sejak tahun

2012 pun terus berkembang. Untuk memenuhi permintaan produk plastik

injeksi yang terus meningkat, maka pada tahun 2012 PT YPTI kembali

membangun fasilitas produksi baru seluas 3.000 meter persegi di lokasi

yang tidak jauh dari pabrik yang sudah ada di wilayah Dhuri, Tirtomartani.

(45)

C. Visi dan Misi dan Kebijakan Mutu

Berdasarkan SK Direktur, Nomor : 249/P/YPTI/VIII/2008 tentang visi,

misi dan Budaya Perusahaan sebagai berikut:

1. Visi Perusahaan

PT. YPTI memiliki misi yakni:

a) Berkembang bersama seluruh komponen perusahaan yang ada

b) Mengutamakan kepuasan pelanggan

c) Mengutamakan kualitas

d) Mengajak seluruh karyawan untuk berkarya segenap jiwa dan raga

e) Selalu berkembang dan berinovasi

f) Bangga menjadi bagian perusahaan

2. Misi Perusahaan

Menjadi partner yang tepat bagi pelanggan

3. Kebijakan Mutu

Dengan penuh kesadaran, kami senantiasa melayani dan memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan produk dan jasa yang berkualitas, dan

memberikan nilai manfaat yang tinggi bagi pelanggan

4. Budaya Perusahaan

Selalu berkembang bersama seluruh komponen perusahaan serta

pelanggan, dengan menciptakan iklim usaha yang berdasarkan azas

(46)

D. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Stuktur Organisasi

(47)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan analisis laporan keuangan pada PT. YPTI.

Analisis laporan keuangan ini dilakukan berdasarkan teknik analisis data seperti

yang telah diuraikan pada Bab III. Adapun analisisnya diuraikan dalam bahasan

berikut ini.

A. Analisis Rasio Keuangan

Tabel 5.1. Data Laporan Laba/Rugi dan NeracaPT. YPTI Tahun 2011-2013

Tahun 2011 2012 2013

AKTIVA

Aktiva Lancar 9,976,440,119.50 15,560,716,023.77 14,147,579,369.00

Persediaan 1,003,352,204.00 1,297,193,078.00 1,270,160,740.57

Rata-Rata Persediaan 159,465,874.00 220,572,789.00 291,863,163.00

Piutang 7,295,971,101.00 10,909,673,978.00 766,922,407.00

Aktiva Tetap 14,007,361,531.00 21,266,431,283.00 20,995,656,706.00

Total Aktiva 23,983,801,650.50 36,827,147,306.77 35,143,236,075.07

PASIVA

Hutang Lancar 14,321,540,183.90 19,467,594,114.04 19,772,650,655.90

Hutang Jangka Panjang 7,378,623,732.68 12,399,138,124.89 7,509,413,262.72

Total Hutang 21,700,163,916.58 31,866,732,238.93 27,282,063,918.62

Modal 2,283,637,733.92 4,960,415,067.84 7,861,172,156.45

Total Pasiva 23,983,801,650.50 36,827,147,306.77 35,143,236,075.07

Penjualan 33,519,258,969.00 45,084,525,361.00 53,886,579,208.75

Harga Pokok

Penjualan 25,237,937,927.00 34,293,870,727.68 41,710,784,352.28 Laba Kotor Penjualan 8,281,321,042.00 10,790,654,633.32 12,175,794,856.47

EBIT 2,637,927,946.81 4,210,297,400.50 5,096,242,731.09

Biaya Bunga 854,290,212.89 1,114,923,821.58 1,452,360,209.48

Pajak 418,596,245.00 743,125,433.00 895,314,750.00

Laba Setelah Pajak

(EAT) 1,365,041,488.92 2,352,248,145.92 2,748,567,771.61

Sumber: Data data primer tahun2011-2013 yang diolah

(48)

Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI

Perputaran Piutang 4.59 kali 4.13 kali 6.79 kali

Perputaran Persediaan 21.2 kali 28.81 kali 35.07 kali

Perputaran Aktiva Tetap 2.4 kali 2.12 kali 2.56 kali

Perputaran Total Aktiva 1.4 kali 1.22 kali 1.53 kali

Rasio Financial Leverage

Rentabilitas Ekonomi 10.10% 11.43% 14.50%

Sumber: Data data primer tahun 2011-2013 yang diolah

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

(49)

Perhitungan current ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan current ratio untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.3.Perhitungan Current ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013

Tahun Current ratio Rata-rata Industri

2011 69% 361%

2012 79% 372%

2013 71%

Sumber: data primer yang diolah

Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.Analisis perhitungan

current ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.3. Berdasarkan tabel

tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki current ratio sebesar

69%. Hal ini berarti setiap hutang lancar sebesar Rp 1,00 dijamin oleh

(50)

menjadi 79% dan tahun 2013 mengalami penurunan pula menjadi 71%.

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek.

Kondisi keuangan, dilihat dari current ratio PT YPTI dapat dikatakan

tidak sehat karena perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan

aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan namun kurang dari 100%.

b. Acid Test Ratio

Perhitungan acid test ratio untuk tahun 2011 sebagai berikut:

3%

Perhitungan acid test ratiountuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan ratio acid test untuk tahun 2013 sebagai berikut:

(51)

Tabel 5.4.Perhitungan acid test ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013

Acid test ratio Rata-rata Industri

2011 63% 211%

2012 73% 238%

2013 65%

Sumber: data primer yang diolah

Acid test ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.Analisis

perhitungan acid test ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.4.

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki Acid

test ratio sebesar 0,63. Tahun 2012 mengalami penigkatan menjadi 0,73

dan tahun 2013 mengalami peningkatan pula menjadi 0,85. Secara

keseluruhan, dari tahun 2011 hingga tahun 2013, angka acid test ratio

mempunyai nilai kurang dari 1 atau 100%. Kondisi keuangan, dilihat

dari Acid test ratio, PT YPTI dapat dikatakan kurang sehat karena

perusahaan dapat menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang

(52)

2. Rasio Aktivitas

a. Periode Pengumpulan Piutang

Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2011 sebagai

berikut:

Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2012 sebagai

berikut:

Perhitungan periode pengumpulan piutang untuk tahun 2013 sebagai

(53)

Tabel 5.5.Perhitungan periode pengumpulan piutang PT YPTI tahun 2011 – 2013

Tahun Periode Pengumpulan Piutang Rata-rata Industri

2011 78,36 hari 66,74 hari

2012 87,11 hari 85,24 hari

2013 52,95 hari

Sumber: data primer yang diolah

Rasio ini menggambarkan kemampuan rata-rata perusahaan

dalam menagih piutang yang dihitung dalam hari.Analisis perhitungan

periode pengumpulan piutang diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.5.

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki

periode pengumpulan piutang selama 78,36 hari. Tahun 2012

mengalami penigkatan menjadi 87,11 hari dan tahun 2013 mengalami

penurunan menjadi 52,95 hari. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin

lama waktu yang diperlukan untuk menagih piutangnya. Dengan kata

lain kemampuan penagihannya menjadi semakin kecil. Dalam hal ini

PT. YPTI memiliki periode pengumpulan piutang yang cukup tinggi

artinya periode penagihan piutang perusahaan memiliki periode yang

(54)

b. Perputaran Piutang

Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan perputaran piutang untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel5.6. Perhitungan perputaran piutang PT YPTI tahun 2011 - 2013

Perputaran Piutang Rata-rata Industri

2011 4,59 kali 7,84 kali

2012 4,13 kali 6,62 kali

2013 6,79 kali

(55)

Analisis perhitungan perputaran piutang diperoleh dan disajikan

dalam tabel 5.6. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun

2011 memiliki perhitungan perputaran piutang sebesar 4,59 kali.

Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 4,13 kali dan tahun 2013

mengalami penurunan pula menjad 1,52 kali. Rasio ini

menggambarkan apabila perputaran piutang terlalu tinggi itu berarti

bahwa kebijakan kredit terlalu liberal atau bebas, akibatnya timbul

bed-debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya

keuntungan akan menurun. Sebaliknya periode pengumpulan piutang

yang terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu ketat dan besar

kemungkinannya perusahaan akan kehilangan untuk memperoleh

keuntungan. Dalam hal ini perputaran piutang yang di tunjukan PT.

YPTI tidak terlalu tinggi yang menunjukkan perputaran piutang

memiliki kebijakan kredit yang tidak terlalu bebas dan memiliki

dampak kenaikan keuntungan.

c. Perputaran Persediaan

Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2011 sebagai berikut:

(56)

Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan perputaran persediaan untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.7. Perhitungan perputaran persediaan PT YPTI tahun 2011 - 2013

Perputaran Persediaan Rata-rata Industri

2011 158,2 kali 7,08 kali

2012 155,4 kali 6,11 kali

2013 142,9 kali

Sumber: data primer yang diolah

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock

turnover) adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Analisis perhitungan perputaran

persediaan diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.7. Berdasarkan tabel

tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki perputaran persediaan

sebanyak 158,2 kali. Tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi

(57)

kali. Jadi, tingkat perputaran persediaan PT. YPTI untuk tahun 2011

sampai dengan tahun 2013 terjadi dengan jarak antara 142 - 158 kali

perputaran persediaan. Dalam hal ini PT. YPTI menunjukan tingkat

perputaran persediaan yang tinggi dikarenakan perusahaan

menggunakan model penjualan secara pesanan, jadi untuk persediaan di

pengaruhi oleh jenis, model, dan kategori bahan baku yang akan

digunakan.

d. Perputaran Aktiva Tetap

Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2011 sebagai berikut:

kali

Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2012 sebagai berikut:

kali

Perhitungan perputaran aktiva tetap untuk tahun 2013 sebagai berikut:

(58)

Tabel 5.8.Perhitungan perputaran aktiva tetap PT YPTI tahun 2011 - 2013

Perputaran Aktiva tetap Rata-rata Industri

2011 2,4 kali 4,8 kali

2012 2,12 kali 3,34 kali

2013 2,56 kali

Sumber: data primer yang diolah

Perputaran aktiva tetap untuk mengetahui seberapa efektif

penggunaan aktiva tetap perusahaan mempengaruhi penjualan. Apabila

perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama, sedangkan aktiva

tetap yang digunakan lebih sedikit berarti perusahaan semakin efektif.

Rasio segera menurun apabila tidak diikuti naiknya penjualan yang

profesional. Analisis perhitungan perputaran persediaan diperoleh dan

disajikan dalam tabel 5.8. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa

tahun 2011 memiliki perputaran aktiva tetap sebanyak 2,4 kali. Tahun

2012 mengalami penurunan menjadi 2,12 kali dan tahun 2013

mengalami peningkatan pula menjadi 2,56 kali. Dalam hal ini PT. YPTI

tidak memiliki jarak nilai rasio yang terlalu signifikan setiap tahunnya.

Namun untuk tahun 2012 mengalami penurunan oleh karena tingkat

aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tinggi namun tidak di imbangi

penjualan. Tingkat aktiva yang tinggi tahun 2012 ini menunjukan

(59)

e. Perputaran Total Aktiva

Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2011 sebagai berikut:

kali

Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2012 sebagai berikut:

kali

Perhitungan perputaran total aktiva untuk tahun 2013 sebagai berikut:

kali

Tabel 5.9. Perhitungan perputaran total aktiva PT YPTI tahun 2011 –

2013

Perputaran Total Aktiva Rata-rata Industri

2011 1,4 kali 1,59 kali

2012 1,22 kali 1,31 kali

2013 1.53 kali

(60)

Perputaran total aktiva menunjukan bagaimana efektivitas

perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan

penjualan dan mendapatkan laba. Analisis perhitungan perputaran

aktiva tetap diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.9. Berdasarkan tabel

tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki perputaran total aktiva

sebanyak 1,4 kali. Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 1,22 kali

dan tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 1,53 kali. Jadi semakin

besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat

berputar dan meraih laba juga menunjukkan semakin efisien

penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan

kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan

apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Dalam hal ini

PT. YPTI memiliki rasio perputaran total aktiva naik maupun turun

dikarenakan adanya peningkatan aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva

lancar dan belum diimbaingi kenaikan penjualan.

3. Vinancial Leverage Ratio

a. Debt Ratio

(61)

Perhitungan Debt Ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan Debt Ratio untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.10.Perhitungan Debt Ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013

Sumber: data primer yang diolah

Debt ratio memiliki arti bahwa total aktiva yang dimiliki

perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat

keuntungan yang semakin tinggi. Rasio tinggi juga menunjukan

proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Analisis

perhitungan debt ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel 5.10.

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki debt Debt Ratio Rata-rata Industri

2011 65%

2012 64%

(62)

ratiosebesar 90,47%. Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi

86,53% dan tahun 2013 mengalami penurunan 77,63%. Dalam hal ini

PT.YPTI memiliki rasio yang tinggi menandakan bahwa sebagian besar

dari aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh hutang.

b. Debt to Equity Ratio

Perhitungan Debt to equity ratio untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Perhitungan Debt to equity ratio untuk tahun 2012 sebagai berikut:

(63)

Tabel 5.11.Perhitungan Debt to equity ratio PT YPTI tahun 2011 – 2013

Sumber: data primer yang diolah

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan

hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Analisis

perhitungan debt to equity ratio diperoleh dan disajikan dalam tabel

5.11. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki

Debt to equity ratio sebesar 950,2%. Tahun 2012 mengalami penurunan

menjadi 642,4% dan tahun 2013 mengalami penurunan 374,04%.

Dalam hal ini PT. YPTI memiliki rasio yang tinggi.

4. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Debt to equity ratio Rata-rata Industri

2011 175%

2012 174%

(64)

Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan Gross Profit Margin untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.12.Perhitungan GrossProfit Margin PT YPTI tahun 2011 –

2013

Sumber: data primer yang diolah

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi

dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan. Rasio ini

menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Analisis perhitungan gross profit margin diperoleh dan disajikan dalam

tabel 5.12.Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011

Gross Profit Margin Rata-rata Industri

2011 16%

2012 14%

(65)

memiliki gross profit margin sebesar 25%. Tahun 2012 mengalami

penurunan menjadi 24% dan tahun 2013 mengalami penurunan 23%.

Pada tahun 2011 rasio ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan

mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,24. Dalam hal ini PT.

YPTI Gross Profit Margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok

penjualannya.

b. Net Profit Margin

Perhitungan Net Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Perhitungan Net Profit Margin untuk tahun 2012 sebagai berikut:

(66)

Tabel 5.13.Perhitungan Net Profit Margin PT YPTI tahun 2011 - 2013

Sumber: data primer yang diolah

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Analisis

perhitungan Net Profit Margin diperoleh dan disajikan dalam tabel

5.13. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki

Net Profit Margin sebesar 4,07%. Tahun 2012 mengalami peningkatan

menjadi 5,21% dan tahun 2013 mengalami penurunan 5,1%. Dalam hal

ini PT. YPTI memiliki rasio cenderung kecil, ini menandakan

perusahaan belum efektif dalam mengeluarkan biaya – biaya yang

sehubungan dengan usahanya.

c. Return On Investment

Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Net Profit Margin Rata-rata Industri

2011 53%

2012 38%

(67)

Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2012 sebagai berikut:

Perhitungan Return On Investment untuk tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.14. Perhitungan Return On Investment PT YPTI tahun 2011 –

2013

Sumber: data primer yang diolah

Merupakan caramengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Analisis

perhitungan Return On Investment diperoleh dan disajikan dalam tabel

5.14. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa tahun 2011 memiliki

Return On Investment sebesar 5,67%. Tahun 2012 mengalami

peningkatan menjadi 6,39% dan tahun 2013 mengalami

Return On Investment Rata-rata Industri

2011 7,37%

2012 7,93%

(68)

kenaikan7,82%. Untuk tahun 2011 menunjukan Return On Investment

sebesar 5,67% berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1,00 aktiva

akan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 56,7.

d. Return On Equity

Perhitungan Return On Equity untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Perhitungan Return On Equity untuk tahun 2012 sebagai berikut:

(69)

Tabel 5.15.Perhitungan Return On Equity PT YPTI tahun 2011 - 2013

Sumber: data primer yang diolah

Merupakan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh

perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal

perusahaan. Menunjukan seberapa besar perusahaan memberikan imbal

hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke

perusahaan tersebut. Analisis perhitungan Return On Equity diperoleh

dan disajikan dalam tabel 5.15. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh

bahwa tahun 2011 memiliki Return On Equity sebesar 59,77%. Tahun

2012 mengalami penurunan menjadi 47,42% dan tahun 2013

mengalami penurunan pula 34,96%.

e. Profit Margin

Perhitungan Profit Margin untuk tahun 2011 sebagai berikut:

Return On Equity Rata-rata Industri

2011 11,33%

2012 9,25%

Gambar

Gambar 4.1 Stuktur Organisasi  Sumber: PT. Yogya Presisi Teknikatama Industri
Tabel 5.1. Data Laporan Laba/Rugi dan NeracaPT. YPTI   Tahun 2011-2013
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan PT. YPTI
Tabel 5.3.Perhitungan Current ratio PT YPTI tahun 2011 - 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa periode pengumpulan piutang rata-rata (ACP), periode perputaran persediaan harian (ITID), dan periode rata-rata pembayaran

(2) Kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk dilihat dari rasio aktivitas tahun 2011-2013 berada di bawah rata-rata industri, karena berdasarkan hasil perhitungan rata-rata umur

Dari pembahasan maka dapat dismpulkan bahwa perputaran modal kerja yaitu yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan jika dibandingkan

Rasio aktivitas selama tahun 2014-2018 melalui perputaran kas dan perputaran piutang mengalami peningkatan dan penurunan sedangkan perputaran persediaan dan perputaran modal

Penurunan pada keseluruhan rasio perputaran piutang baik perusahaan dan rata-rata industri di tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan rata-rata piutang yang lebih

Tidak terdapat perbedaan rata-rata Perputaran Persediaan di seputar periode tahun sebelum dan sesudah dilakukan kebijakan privatisasi BUMN periode 2009-2018, untuk empat perusahaan

Yang dimana menunjukkan kelonjakkan kenaikan pada tahun 2021 sebesar 15,55 kali yaitu berada di atas standar industri sebesar 15 kali dengan rata-rata perputaran piutang sebesar 7,06

ISSN: 2549-6182 Online Rasio Perputaran Persediaan Tidak Sehat Tidak Sehat Rasio Perputaran Piutang Tidak Sehat Tidak Sehat Rasio Perputaran Total Aset Tidak Sehat Tidak