• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN

(Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kabupaten

Ngawi)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Disusun oleh:

ISNAINI MAWADAH

B 100100171

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN

(Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kabupaten

Ngawi)

DISUSUN OLEH : ISNAINI MAWADAH

B100100171

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh atribut warna, atribut bentuk dan atribut bahan kemasan terhadap minat beli konsumen. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian warga kota Ngawi yang pernah mengkonsumsi atau membeli produk Mie Sedap Cup. Jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa atribut warna, bahan dan bentuk kemasan berpengaruh signifikan tehadap minat beli konsumen. Dari hasil penelitian ini PT. Wings Food diharap mampu meningkatkan kualitas atribut warna, bentuk dan bahan kemasan agar dapat memaksimalkan minat beli konsumen. Peneliti selanjutnya perlu menambah variabel yang lain, seperti merek, harga, desain kemasan, kualitas produk dan sebagainya agar dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

(5)

A. PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi yang semakin maju pesat membuat banyak perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Dengan banyaknya pesaing yang muncul membuat manajer pemasaran harus berfikir kembali bagaimana cara untuk merebut perhatian konsumen. Seperti yang di ungkapkan Kotler (2008:207) bahwa: “Kemasan melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk.

Pengemasan merupakan salah satu faktor penting yang harus di

perhatikan untuk merebut perhatian konsumen. Karena saat ini kemasan bisa menjadi strategi pemasaran yang jitu untuk menarik pelanggan agar tertarik pada produk yang kita jual. Kemasan juga dapat memberi gambaran awal mengenai suatu produk, baik itu dari segi kualitas maupun nilai produk yang di tawarkan oleh produsen.

Kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut harus menunjukkan identitas sebuah produk. Dalam banyak hal kemasan menggambarkan merek di mata konsumen, dan bila orang mengingat merek tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut dalam hal seperti ini kemasanlah yang menghasilkan penjualan.

Di zaman yang serba canggih sekarang ini teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional menggunakan bahan-bahan alami sampai teknologi modern seperti sekarang ini. Kemasan sudah banyak perkembangan yang berfariatif, dari segi warna kemasan, pemilihan bahan, bentuk kemasan, dan unsur-unsur kemasan lainnya.

Pada produk mie cup juga terjadi persaingan kemasan yang sangat

(6)

instan cup dan menjadi kegemaran masyarakat. Seiring berjalannya waktu pop mie kini memiliki pesaing yang cukup handal di pasaran yaitu mie sedap cup, hal ini jelas menjadi ancaman bagi pop mie walaupun selama ini indomie juga sudah menjadi pesaing yang tanguh bagi pop mie.

PT.Wings Food meluncurkan produk tebarunya yaitu mie sedap cup, mie dalam kemasan cup ini memiliki penampilan yang menarik dengan di sertai desain kemasan yang bagus serta lengkap dengan isi dan bumbunya. Kemasan mie sedap yang menarik dan di tambah dengan berbagai pilihan rasa

membuat minat beli konsumen semakin meningkat.

Minat merupakan kemampuan yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Minat tidak sama dengan motif atau dorongan. Seseorang yang mendapat dorongan belum tentu mau berbuat apabila ia tidak berminat. Tetapi sebaliknya seseorang yang mempunyai minat yang kuat untuk berbuat dan ditambah dengan dorongan-dorongan cenderung ia akan melakukannya dengan senang hati.

Seperti yang di ungkapkan chiffman dan Kanuk (2000:206) Minat merupakan satu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen, minat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu. Faktor kemasan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian mie cup dan menarik minat beli konsumen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam membeli suatu produk terletak pada kemasan yang menarik, biasanya dilihat dari beberapa pertimbangan seperti pertimbangan dari warna kemasan yang menarik, bentuk yang praktis dan bahan kemasan yang dapat melindungi isi dari produk tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

(7)

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kemasan

Packaging/kemasan, diartikan secara umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan packaging/kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya.

Menurut Klimchuck & Krasovec (dalam Cahyorini, 2011 : 11) fungsi

desain kemasan adalah untuk berkomunikasi secara visual perbedaan produk. Dari bentuk, ukuran, warna serta informasi-informasi yang ditampilkan pada kemasan dapat menimbulkan daya tarik sehingga dapat dibandingkan dengan kemasan-kemasan sejenis lainnya. Kemasan merupakan media untuk menancapkan citra merek kepada konsumen sehingga konsumen mudah mengingat dan fanatik untuk memilih produk.

2. Berbagai Atribut Kemasan

a. Warna

Warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi dari pada akal. Orang menyenangi warna dan mereka bereaksi di bawah sadar terhadap warna. Warna membantu mengurangi hambatan penjualan dan memastikan bahwa desain grafis memiliki daya tarik maksimum; ini merupakan faktor vital dalam menciptakan desain grafis yang menjual. Warna mencapai targetnya melalui respon fisiologis, respon psikologis, daya tarik pada indera, daya tarik pada emosi.

b. Bentuk

Bentuk kemasan yang unik dan menarik pada sebuah produk tentunya akan mempengaruhi tingkat penjualan produk itu sendiri, semakin menarik maka akan semakin banyak yang suka dan banyak yang penasaran.

(8)

bersaing dengan yang lainnya bahkan mungkin harus lebih enak dari yang lainnya.

Seperti halnya pada produk minuman tradisional di samping kemasan yang unik dan menarik dari segi rasanya pun haruslah rasa yang banyak di sukai oleh banyak orang. Seperti yang di lakukan oleh tim produksi minuman tradisional produk hanjuang, di sini sebuah produk di kemas sedemikian unik dan menarik sehingga akan selalu menarik perhatian bagi setiap orang yang melihatnya di samping itu juga produk

hanjuang dari segi rasa nya pun juga berbeda dengan produk lainnya. c. Bahan

Setiap bahan makanan mempunyai daya tahan yang terbatas sebelum ia mengalami proses pembusukan. Untuk itu berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usia pakai dari bahan makanan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui proses pengemasan. Terdapat berbagai bahan/material yang dapat digunakan sebagai kemasan makanan. Penggunaan material yang tepat dapat mempertahankan usia pakai dari bahan makanan, namun penggunaan material yang salah juga dapat mempercepat usia pakai dari makanan tersebut, bahkan dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi konsumen makanan.

3. Minat Beli

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:206) Minat merupakan satu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen, minat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dari jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode merek tertentu.

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (1999:156) mengenai minat beli : minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai

(9)

C. METODE PENELITIAN

Dilihat dari segi cara memperolehnya, maka penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari subjek dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner atau daftar pertanyaan kepada konsumen yang pernah membeli produk Mie Sedap Cup. Adapun cara yang dilakukan oleh responden untuk merespon dan untuk menjawab pertanyaan adalah dengan mengisi sendiri kuisioner yang telah disediakan. Hal ini dilakukan

dengan alasan supaya responden merasa nyaman untuk mengisi kuisioner dengan jawabannya sendiri tanpa ada pengaruh dari pihak lain.

1. Definisi Operasional

Devinisi operasional dari variabel-variabel yang akan dteliti adalah: Variabel bebas (X) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun variabel bebas penelitian ini adalah:

a. Warna (X1), yaitu presepsi responden terhadap warna kemasan yang

digunakan. Setiap orang pasti menyukai warna karena kehadiran warna mampu memberikan keindahan dan nila estetika

b. Bentuk (X2), yaitu presepsi responden terhadap pemilihan bentuk

kemasan mie sedap cup. Bentuk juga dapat dihubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali seperti sebuah meja atau seseorang yang bisa menggunaknnya

c. Bahan (X3), yaitu presepsi responden terhadap bahan kemasan mie sedap cup.

d. Variabel terikat Minat Beli (Y) , yaitu presepsi konsumen terhadap minat beli.

2. Uji Validtas dan Uji Reabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

(10)

ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Kriteria penilaian uji validitas adalah :

1) Apabila rhitung> rtabel, maka item kuesioner tersebut valid. 2) Apabila rhitung< rtabel, maka item kuesioner tidak valid. b. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Dikatakan reliabel bila Cronbach Alpha > 0,60.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Parameter yang dihasilkan dalam analisis regresi menggambarkan respon Y (variabel dependent) atasperbedaan nilai variable penjelas atau X (variabel independent).

a. Ordinary Least Square (OLS)

Bentuk matematis persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e

Nilaiβ1, β2, β3 merupakan nilai parameter yang memprediksi besar pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y. Nilai konstanta α adalah estimasi nilai rata-rata Y ketika pengaruh X1, X2, dan X3 absen atau tidak ada.

(11)

teknik estimasi yang ditemukan untuk mencari seberapa perubahan atau perbedaan X diikuti oleh nilai rata-rata Y.

b. UjiTanda

Tanda parameter β menggambarkan arah hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Ada dua penilaian tanda parameter β, yaitu:

1) Jika nilai β positif (+) artinya bahwa hubungan variabel X dengan Y searah, makin tinggi X maka Y juga makin tinggi.

2) Jika nilai β negative (-) artinya bahwa hubungan variabel X dengan

Y tidak searah, makin tinggi X tidak disertai tingginya Y. c. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel-variabel terikat (Ghozali, 2005:84). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu atribut warna, bentuk, bahan, secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) H0 :β1, β2, β3 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara atribut

kemasan warna, bentuk dan bahan terhadap minat beli secara parsial.

2) Ha :β1, β2, β3≠ 0, ada pengaruh yang signifikan antara atribut kemasan warna, bentuk dan bahan terhadap minat beli secara parsial.

2. Uji Ketepatan Model (Goodness of Fit Test)

Digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketepatan model yang memasukkan X1, X2, dan X3 dalam menerangkan variasi Y. Diukur dengan uji F dan koefisien determiasi (R2).

a. Koefisien Determinasi (R²)

(12)

kecil berarti kamampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variable terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali, 2011: 97).

b. Uji F

Uji F Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu apakah variabel X1, X2, X3 benar-benar

berpengaruh secara bersama sama terhadap variabel Y.

1) Ho : β1, β2, β3 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

antara atribut kemasan warna, bentuk dan bahan terhadap minat beli secara simultan.

2) Ha :β1, β2, β3≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara

atribut kemasan warna, bentuk dan bahan terhadap minat beli secara simultan.

3. Uji Asumsi Klasik

Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda, tetapi sebelum melakukan analisis regresi linear berganda digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokesdastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas (Ghozali, 2011: 32) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas menggunakan Test Kolomogrov-Smirnov adalah membandingkan distribusi normal data dengan distribusi normal baku. Penerapan pada uji Kolomogrov-Smirnov jika nilai asym sig signifikasi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

(13)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen (Ghozali, 2011). Multikolinearitas juga dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance infiation factor (VIF). Tolerace mengukur variabilitas independen yang tepilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolir.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya masalah heteroskesdatisitas bisa menggunakan korelasi Glejser test.

D. PEMBAHASAN

Hasil analisis data menggunakan uji regresi linear berganda disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11.

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Parameter Koefisien Regresi thitung Sig.

(14)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 4,796 + 0,308X1 + 0,260X2 + 0,186X3 + e thitung = (3,278) (2,749) (2,375) (2,088) Interpretasi:

Berdasarkan fungsi persamaan regresi diatas bahwa nilai koefisien regresi variabel warna, bentuk, bahan pada kemasan berpengaruh positif terhadap minat beli, artinya semakin tinggi

persepsi konsumen terhadap variabel warna, bentuk, dan bahan, maka semakin tinggi pula minat beli.

E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Atribut warna kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen dalam pembelian produk Mie Sedap Cup. Sehingga hipotesis yang pertama menyatakan, bahwa warna kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Mie Sedap Cup terbukti kebenarannya.

2. Atribut bentuk kemasan berpengaruh signifikan tehadap minat beli

konsumen dalam pembelian produk Mie Sedap Cup. Sehingga hipotesis kedua menyatakan, bahwa atribut bentuk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Mie Sedap Cup terbukti kebenarannya. 3. Atribut bahan kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen dalam pembelian produk Mie Sedap Cup. Sehingga hipotesis ketiga menyatakan, bahwa atribut bahan bepengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen produk Mie Sedap Cup terbukti kebenarannya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang penulis

(15)

1. Peneliti selanjutnya diharapkan memperluas daerah peneliti yang tidak hanya terbatas di daerah Ngawi, sehingga tingkat generalisasinya lebih baik.

2. Bagi penulis, sebaiknya menambah variabel-variabel yang lain, seperti merek, harga, desain kemasan, kualitas produk dan sebagainya agar dapat menghasilkan analisis yang lebih akurat.

3. Bagi perusahaan, dari hasil penelitian diatas bahwa variabel-variabel yang berpengaruh adalah :

1. Variabel warna (X1), dianjurkan untuk manajer perusahaan PT. Wings

Food agar mempertahankan kualitas warna kemasan atau lebih meningkatkan kualitas warna kemasan lebih baik supaya mampu menambah minat beli terhadap produk Mie Sedap Cup.

2. Selanjutnya untuk variabel bentuk (X2), dianjurkan untuk perusahaan

agar menambah inovasi untuk bentuk kemasan. Misalnya bentuk kemasan dibuat menjadi lebih menarik, lebih unik, lebih praktis agar dapat menambah minat beli konsumen.

3. Variabel bahan (X3), dianjurkan untuk perusahaan agar memilih bahan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Arief. 2009. “Hubungan Antara Kemasan dengan Minat Membeli Produk Minuman Sari Apel PT. Kusuma Agrowisata Batu – Malang”. Skripsi. Malang: Fakultas psikologi, Universitas Islam Negeri Malang.

Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga

Cahyorini, 2011. “The Effect of Packaging Design on Impulsive Buying”.Journal of Administrative Science & Organization, Vol : 18, No. 1.

Danger, Erik P . (1992). Selecting colour for packaging. England: Gower Technical Press Ltd.

Deliya. Mitul dan Bhavesh Parmar. 2012. “Role of Packaging on Consumer Buying Behavior–Patan District”. Global Journal of Management and Business Research, Vol : 12 No. 10.

Faridz, R. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Perubahan Desain Kemasan Terhadap Nilai Jual Abon Ikan”. Jurnal Agrointek, Vol.4, No.2.

Ferdinand, 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro

Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E. anderson, R.L.Tatham, (2006). Multivariate Data Analysis, 6 Ed., New Jersey : Prentice Hall

http://balekemas.wordpress.com (diakses pada 14/05/2014)

http://gizidankesehatan.blogspot.com (diakses pada 10/05/2014)

http://ilyasrustam.blogspot.com (diakses pada 9/05/2014)

http://senirupa.web.id/ (diakses pada 13/05/2014)

Klimchuk, Marrianne Rosner and Krasovec Sandra A. 2007. Desain Kemasan, Erlangga. Jakarta.

(17)

Kotler, Philip Gary Armstrong. 2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Kuvykaite, Rita, dkk. 2009. “Impact Of Package Elements On Consumers’s Purchase Decision”. Journal Economics & Managemen.

Ritnamkam. Siripuk dan Nopadon Sahachaisaeree. 2011. “Package Design Determining Young Purchasers’ Buying Decision: A Cosmetic Packaging Case Study On Gender Distinction”. Journal Of ASIAN Behavioural Studies, Vol : 1. No : 2.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta : Edisi Ketujuh. PT. Indeks.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk, 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta : Edisi Ketujuh. PT. Indeks.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Utari B.R., Diah. 2005.Diktat Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta :Fakultas Ekonomi USD.

Gambar

Tabel 4.11.  Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan layanan akademik dan kemahasiswaan, serta urusan perencanaan,

Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Agama yang mengatur tentang tarif

Secara bahasa Proximity Switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan , sedangkan switch artinya saklar jaded efinisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang

10 SHE Indonesia Banking School Jakarta 11 SHE Selamat Sri Kendal 12 SHE Widya Manggala Semarang 13 STMIK AKAKOM Yogyakarta 14 UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru 15

This study considered relevant theories related to tenses, learning activity, speaking skill, writing skill, direct method, total physical response, audiolingual method,

Menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan input produksi ( bibit, luas lahan, pupuk dan tenaga kerja) terhadap tingkat produksi usahatani padi sawah di daerah

Pokja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk