• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Masalah PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pelayanan publik pengiriman surat, paket, dan layanan jasa keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Latar Belakang Masalah PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pelayanan publik pengiriman surat, paket, dan layanan jasa keuangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 Universitas Kristen Indonesia BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pelayanan publik pengiriman surat, paket, dan layanan jasa keuangan. Sejak berdiri tahun 1746, PT Pos Indonesia (Persero) telah mengalami banyak sekali perubahan status, hingga resmi menjadi Perseroan Terbatas pada 20 Juni 1995.

PT Pos Indonesia (Persero) hadir melayani hingga ke pelosok negeri dengan titik jaringan layanan tersebar di seluruh Indonesia. Lebih dari 4.000-an kantor pos yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia (Persero), dan hampir semuanya terletak di lokasi premium baik itu pusat kota maupun pusat kabupaten/kecamatan.

PT Pos Indonesia membagi wilayah operasionalnya menjadi 11 (sebelas) regional mencakup seluruh provinsi yang ada di Indonesia, antara lain Regional : 1 Medan, 2 Padang, 3 Palembang, 4 Jakarta, 5 Bandung, 6 Semarang, 7 Surabaya, 8 Denpasar, 9 Banjarbaru, 10 Makassar, dan 11 Jayapura.

Keberadaan PT Pos Indonesia (Persero) memiliki peranan penting sebagai sarana informasi dan komunikasi dalam mendukung pembangunan, pendidikan, persatuan, kesatuan, ekonomi, dan hubungan internasional. Akan tetapi, pada tahun 2000, Undang-Undang No. 6 Tahun 1984 tentang Pos dirasa tidak lagi sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat sejak munculnya layanan pesan singkat dan internet, hingga akhirnya PT Pos Indonesia (Persero) mengalami penurunan dalam layanan bisnis surat hingga merugi sebesar Rp606,6 miliar pada tahun 2008.

Bisnis pos semakin mengalami kemerosotan akibat perubahan Undang- Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2009 tentang Pos yang menyatakan bahwa diberlakukannya liberalisasi terhadap layanan pos, sehingga PT Pos Indonesia (Persero) tidak lagi memonopoli layanan pos. Penyelenggaraan pos dapat dilakukan oleh seluruh badan usaha seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta

(2)

2 Universitas Kristen Indonesia (BUMS), dan koperasi. Berkurangnya bisnis surat paket pos ini mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan bagi PT Pos Indonesia (Persero), terutama penggunaan-penggunaan ruangan hampir di seluruh kantor-kantor pos di seluruh Indonesia.

Untuk mempertahankan eksistensinya, Pos mulai melakukan transformasi bisnis, tidak hanya bergerak di bidang jasa layanan kirim surat dan paket lagi, akan tetapi juga merambah ke layanan jasa keuangan dan properti. Salah satu yang paling gencar dilakukan oleh pos adalah bisnis properti dengan melakukan pengembangan properti dan optimalisasi terhadap aset-aset milik pos, baik itu berupa bangunan maupun ruangan-ruangan yang terdampak oleh berkurangnya kebutuhan operasional di Kantor Pos.

Salah satu kantor yang dikembangkan dan dioptimalisasi adalah Gedung Graha Pos Indonesia Bandung. Sebelum resmi menjadi Kantor Pusat 3 PT Pos Indonesia (Persero) pada tahun 1996, Gedung Graha Pos Indonesia ini merupakan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang dulunya berupa 4 (empat) rumah tinggal yang terdiri dari asrama dan ruang-ruang kelas. Kemudian pada tahun 90- an, Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang berlokasi di Sarijadi dibangun, sehingga pada tahun 1995, Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT Pos Indonesia resmi dipindahkan ke daerah Sarijadi Bandung.

Pada tahun 1994, rumah dan tanah di Gedung eks. Pusdiklat Pos diratakan dan dibangun kembali. Pembangunan dimulai sejak tahun 1995 dan selesai dibangun di tahun 1996. Pada tahun 1997, eks Gedung Pusdiklat Pos berubah nama menjadi Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) yang diberi nama Gedung Wahana Bhakti Pos dan resmi beroperasi. PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan seluruh lantai di Gedung Wahana Bhakti Pos dari lantai 1 – lantai 7 untuk ruang kerja, dan lantai 8 digunakan untuk ruang rapat, maupun acara tahunan internal perusahaan. Seiring dengan perkembangan dan potensi lahan di sekitar Gedung Graha Pos Indonesia, maka pada tahun 2006 sejak perubahan Direksi PT Pos Indonesia (Persero), dilakukanlah perubahan fungsi ruang terhadap Gedung Wahana Bhakti Pos.

Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) yang semula terpusat akhirnya dipencar, dan sebagian dipindahkan ke Kantor Pusat Jalan Cilaki, akibat adanya

(3)

3 Universitas Kristen Indonesia rencana pengambilalihan aset oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung. Selain itu, bagian Umum dipindahkan ke Jalan Jakarta No. 34 Bandung, untuk menangani seluruh gudang dan persediaan perusahaan.

Sejak saat itu, Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) Gedung Wahana Bhakti Pos Jalan Banda, hanya menggunakan 3 lantai saja, yaitu lantai 3, 4, dan 7. Lantai 2 disewakan kepada Telkomsel, sisanya mulai dikomersialisasikan dengan cara sewa ruang kepada mitra-mitra pos. Akan tetapi, komersialisasi ini belum dilakukan secara optimal mengingat masih banyak ruangan-ruangan di dalam Gedung Graha Pos Indonesia yang kosong (idle). Hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya perubahan fungsi ruang di Gedung Graha Pos Indonesia.

I.2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan penelitian yang dapat disimpulkan, yaitu :

a. Pemindahan sebagian Direktorat Kantor Pusat dari Kantor Pusat Jl. Banda No.

30 Bandung ke Kantor Pusat Jl. Cilaki No. 73 Bandung membuat kebutuhan ruangan di Kantor Pusat Banda menjadi berkurang dan akhirnya banyak ruangan yang idle.

b. Perubahan fungsi dari perkantoran menjadi komersialiasi (kuliner, kantor, dan ritel) masih belum optimal, mengingat masih banyak ruang kosong yang belum bermitra.

c. Jenis optimalisasi/pendayagunaaan aset yang dilakukan di Kantor Pos hanya dengan sistem sewa ruang saja, sehingga banyak mitra yang tidak tertarik untuk menyewa ruangan-ruangan kosong di dalam Gedung Graha Pos Indonesia.

I.3. Rumusan Masalah

Dari masalah di atas, dibuatlah pertanyaan penelitian yang akan dikupas lebih detail di dalam penelitian ini, antara lain :

(4)

4 Universitas Kristen Indonesia a. Faktor apa sajakah yang membuat banyak ruangan kosong di Gedung Graha

Pos Indonesia dan berapa persentase ruangan idle di Gedung Graha Pos Indonesia?

b. Faktor apa sajakah yang menyebabkan perubahan fungsi ruang perkantoran menjadi ruang komersialisasi di Gedung Graha Pos Indonesia?

c. Siapa sajakah pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan perubahan fungsi ruang di Gedung Graha Pos Indonesia?

d. Apa dampak yang ditimbulkan dari perubahan fungsi ruang di Gedung Graha Pos Indonesia?

e. Jenis optimalisasi/pendayagunaan aset seperti apa yang cocok untuk diterapkan di Gedung Graha Pos Indonesia untuk mengoptimalkan ruangan- ruangan idle tersebut?

f. Bagaimana skema perubahan fungsi ruang akibat optimalisasi aset di Gedung Graha Pos Indonesia?

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penambahan/perubahan fungsi ruang ketika sebuah aset dioptimalisasi dan mencari jalan keluar untuk mengatasai permasalahan aset terbengkalai milik PT Pos Indonesia (Persero) akibat dilepasnya monopoli jasa pengiriman pos, serta mencari bentuk/model pendayagunaan aset terbaik ketika melakukan perubahan fungsi ruang dengan tetap berpedoman kepada peraturan perundangan yang berlaku, sehingga sebuah ruangan/gedung dapat optimal dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

I.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Memberi manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tentang penambahan fungsi ruang akibat optimalisasi aset terbengkalai milik PT Pos Indonesia (Persero).

(5)

5 Universitas Kristen Indonesia b. Manfaat Praktis

Menjadi rekomendasi bagi para pengambil keputusan di PT Pos Indonesia (Persero) dalam mengatasi masalah aset yang terbengkalai/belum optimal, serta mencari bentuk/model pendayagunaan aset terbaik ketika melakukan perubahan fungsi atas aset-aset milik PT Pos Indonesia (Persero).

c. Manfaat Metodologi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti-peneliti lain dalam menyempurnakan penelitian sejenis.

I.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Memuat uraian tentang problematika dan alasan pemilihan judul. Di sini diuraikan persoalan-persoalan atau masalah yang menjadi pergumulan peneliti sesuai dengan bidang keilmuannya. Masalah itu dibahas secara kritis dan sistematis berdasarkan logika atau teori keilmuannya. Oleh karena itu, masalah yang dibahas di sini adalah masalah ilmiah. Penulisannya berdasarkan atau merujuk pada persoalan persoalan yang terjadi dan ditinjau secara kritis. Masalah itu bersifat aktual dan harus dapat diperhadapkan dengan teori atau unsur tertentu yang ada di dalam ilmu arsitektur berkelanjutan.

I.2. Batasan Masalah

Memuat uraian tentang masalah yang akan dicari jawabannya.

I.3. Rumusan Masalah

Memuat rumusan tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diteliti dan akan dimuat dalam kesimpulan.

I.4. Tujuan Penelitian

Memuat rumusan kalimat yang menunjukkan sesuatu yang ingin dicapai.

Kalimat dirumuskan dalam bentuk pernyataan.

I.5. Manfaat Penelitian

Memuat uraian tentang hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang yang sedang diteliti. Manfaat

(6)

6 Universitas Kristen Indonesia penelitian adalah informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak lain untuk meningkatkan apa yang telah ada.

I.6. Sistematika Penulisan

Memuat uraian tentang pokok yang dibahas dalam setiap bab, mulai dari Bab I sampai Bab V yang diuraikan secara berurutan.

BAB II LANDASAN TEORI

Informasi dasar yang memuat mengenai kajian teori sesuai dengan orientasi penelitian hingga pemecahan masalah yang berfungsi sebagai pendukung dan pembanding dari hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode apa yang digunakan dalam penelitian, dimana lokasi penelitian, bagaimana teknik pengambilan sampel data, teknik pengumpulan data, pengolahan data, instrument penelitian, dan analisis datanya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan gambaran umum lokasi penelitian, analisis data nerupa pokok-pokok temuan penilaian, dan menerapkannya dengan teori yang digunakan, serta implikasi objek dan arsitektur berkelanjutan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang dinyatakan secara terpisah.

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat berdasarkan hasil analisa dan masalah-masalah penelitian sebelumnya. Sedangkan saran merupakan rekomendasi terhadap temuan-temuan hasil penelitian untuk dikembangkan dan ditindaklanjuti secara teori dan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi acuan informasi ilmiah yang diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, internet, dan sebagainya sebagai pembanding di dalam penelitian.

Daftar Pustaka harus ditulis dan disusun berdasarkan kelompol dan urutan abjad nama pengarangnya.

Referensi

Dokumen terkait

Merek motor seperti Harley-Davidson, Ducati, Honda, Yamaha, Kawasaki, dan yang lainnya dikenal sudah sejak lama meramaikan pasar sepeda motor kelas “priyayi” yang lebih dikenal

Strategi untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan mendaki gunung sangatlah diperlukan melalui perencanaan yang matang dan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan

Tabel 3 menunjukkan bahwa setengah dari responden pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Mandau Kabupaten Bengkalis memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi , dan

Citra Gilang Pariwisata Semarang dalam mengajak wisatawan untuk bergabung melakukan wisata religi melalui b biro PT.. Citra Gilang

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 11 Gorontalo pada lampiran profil ini belum menggambarkan jumlah dan persentase di tingkat Provinsi dikarenakan beberapa

Didalam tanggung jawab pengangkut atas kerusakan barang tersebut diwujudkan melalui pemberian ganti rugi, seperti yang tercantum dalam pasal 472 KUHD sebagaimana

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, hal ini di pengaruhi oleh permainan tradisional gobak sodor yang digunakan dalam pembelajaran kerjasama anak.Permainan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet Futsal SMAN 1 Putri Hijau yang berkenaan dengan daya tahan aerobic atau VO2Max..