BUKU
INFOGRAFIS
Edisi II
2015
Direktorat PPI ditppi @ditppi
ne
top
nfo
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PENYEDIAAN INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Dit PPI IKP Kemenkominfo
BUKU INFOGRAFI
Edisi II 2015
Gelorakan “SemangatBandung”
Teknologi Bergeliat, Ekonomi Bergerak
Enam Paket Kebijakan Ekonomi
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, buku infografis ini bisa selesai dan hadir di tengah-tengah kita saat ini.
Buku yang berisi kumpulan infografis harian yang diproduksi oleh Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi (Dit PPI)
Kementerian Komunikasi dan Informatika ini penting, karena menjadi bagian dari upaya pemerintah memberikan edukasi dan informasi yang benar ke masyarakat.
Informasi yang benar dan akurat mengenai langkah strategis dan kebijakan pemerintah, termasuk isu-isu hangat yang berkembang, diperlukan sebagai penyeimbang dari besarnya terpaan informasi dari media massa dan media sosial pada saat ini. Oleh karena itu cross cek data menjadi sangat penting, agar informasi yang disampaikan dalam setiap infografis benar-benar bisa mewakili kehadiran
pemerintah dalam kehidupan bermasyarakat.
Buku ini juga menjadi bagian dari etalase ribuan data yang dimiliki oleh Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo.Data-data yang didapat dan dikumpulkan, dipilah,
dikategosisasikan, dan diolah untuk kemudian sedikit bagian menariknya dijadikan infografis harian. Infografis dipilih karena dianggap lebih mampu menarik rasa keingintahuan masyarakat tentang informasi yang akan disampaikan.
Diharapkan seri buku infografis ini bisa mendukung pelaksanaan Government Public Relation (GPR) yang pada akhirnya bisa menjadi sebuah kaleidoskop mini tentang perjalanan bangsa Indonesia dalam setahun.
Menyadari bahwa buku kumpulan infografis ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik sangat kami harapkan. Selamat membaca.
Jakarta, Maret 2015
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Freddy H Tulung
REDAKSI
Hariadhi
Nursodik Gunarjo Freddy H. Tulung
(Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi)
Penanggung Jawab
Siti Meiningsih
(Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi)
Editor
Dimas Aditya Nugraha Abdullah
Septa Dewi Anggraini Riana Riskinandini Anastasya
Uji Agung Santosa Yusri Evalina Sinambela Titania Nurrahim
R. M Ksatria Bumi Persada
Naskah
Rolip Saptamadji Tri Sepdian A F Danang Firmansyah Andi Muslim
Andrean Weby Finaka
KATA PENGANTAR
Pada tiga bulan pertama tahun 2015, pasar keuangan tanah air mulai terguncang rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Efeknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun melemah. Namun rupiah tidak melemah sendiri, sejumlah mata uang dari beberapa negara tetangga juga mengalami pelemahan yang sama.
Pemerintah pun bertindak cepat dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan dan langkah antisipasi, seperti menambah pemberian bebas visa kepada 30 negara, menyuntikkan modal kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pengenaan bea masuk anti dumping, dan pemberian tax allowance. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pelemahan rupiah menjadi tema utama yang diangkat dalam kumpulan infografis Maret 2015.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang lain juga menghiasi buku infografis bulan Maret 2015. Sebab, sesuai dengan visi dan misi awal, program One Day One Infographic DitPPI memang dimaksudkan untuk memberi informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program-program pembangunan pemerintah. Dengan harapan masyarakat lebih tertarik untuk ikut berperan serta dan menjadi bagian dari pembangunan Indonesia. Untuk kali ini yang menjadi fokusnya adalah kebijakan ekonomi 2015 dan pengembangan e-commerce juga e-budgeting.
Selain tema di atas, infografis di buku ini juga membuka bagi jalan peringatan 60
Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Seperti diketahui Indonesia menjadi tuan rumah peringatan 60 Tahun KAA pada tanggal 19-24 April 2015. Kota Bandung pun berbenah untuk menyambut para tamu negara yang bakal hadir dalam peringatan tersebut. Peringatan ini menjadi momentum penting sejarah Bangsa Indonesia dan negara-negara lain di Kawasan Asia Afrika.
Jakarta, April 2015
Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Siti Meiningsih
Sambutan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peralihan KAAMasa Depan Dunia Ada di Sekitar Ekuator
Bandung Message Untuk Perekonomian Asia-Afrika Karnaval Asia Afrika 2015 Bukan Sekedar Nostalgia Bandung, Saksi Kemeriahan Peringatan KAA 2015 Hidupkan Kembali Dasasila Bandung!
Tiga Untuk Kebangkitan Asia-Afrika
1 3 5 7 9 11 13
i
ii
iii
Teknologi Bergeliat, Ekonomi Bergerak
Layanan Cepat Tak Harus Mahal Satu Instansi Satu Inovasi
Reformasi Perijinan, Genjot Investasi Menggaet Peluang Ekonomi Digital Inisiatif Antisipasi Perang Siber
15 17 19 21 23 25
Tegakkan Kemandirian Ekonomi Indonesia
Menghadapi Gejolak dengan Gagah Berani Usaha Tak Kenal Henti
Memulihkan Kembali Daya Tarik Investasi
Menegakkan Aturan, Melindungi Potensi Bangsa Sendiri Mengurangi Ketergantungan dengan yang Berkesinambungan Semakin Dipercaya, Semakin Mendunia
Mengembalikan Aliran Dana
Tumbuh dengan Rasa Tanggung Jawab Semakin Besar, Semakin Luas Manfaatnya Meningkatkan Daya Tarik Indonesia di Mata Dunia
27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 Peralihan Pariwisata
Terus Tumbuh, Tak Kenal Mati
Mengenali Potensi Diri Sendiri, untuk Semakin Mendunia
49
Gelorakan "Semangat Bandung"
Enam puluh tahun lalu, hanya tiga negara Afrika yang menghadiri Konferensi Asia-Afrika. Bahkan, Sudan hadir hanya dengan kain putih bertuliskan negaranya, “Sudan”. Ia belum merdeka dan belum mempunyai bendera.
Kini peta dunia telah berubah. Konferensi Asia-Afrika 2015 dihadiri oleh 91 negara, dengan semangat yang sama dalam tantangan yang berbeda.Tantangan untuk memakmurkan rakyat. Caranya adalah dengan kerja sama, bermitra secara sejajar dengan negara lain. Meningkatkan saling pengertian, mewujudkan perdamaian dunia, dan menghentikan segala bentuk kekerasan. Kemerdekaan Palestina juga diperjuangkan.
Pada peringatan Konferensi Asia-Arika ke-60, "Semangat Bandung" kembali digelorakan. Mencoba untuk melanjutkan perjuangan para Pemimpin 60 tahun yang lalu.Masih segar dalam ingatan, cita-cita memperjuangkan kemerdekaan yang dilakukan oleh para pendahulu, kala itu semua negara Asia dan Afrika masih terkena imbas dari kolonialisme. Dari ajang KAA timbul semangat
kebersamaan berdasarkan spirit Bandung untuk melawan setiap kolonialisme yang masih terjadi. "Semangat Bandung" yang telah disepakati oleh para pendahulu harus menjadi pengikat untuk membuka setiap potensi kerjasama perekonomian. Peringatan Konferensi KAA ke-60 tahun, menghasilkan tiga kesepakatan penting: Pesan Bandung, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika, dan Deklarasi mengenai Palestina.
v
Masa Depan Dunia Ada
di Sekitar Ekuator
Adalah Indonesia yang menjadi penggagas bersatunya Negara-negara Asia dan Afrika dalam sebuah ikatan kerjasama. Sejarah mencatat Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 adalah peristiwa penting yang melahirkan kekuatan baru selain Blok Barat dan Blok Timur. Tujuannya adalah menentang kolonialisme serta membawa semangat perdamaian kepada dunia.
Bersama India, Pakistan, Birma dan Srilanka, ketika itu Indonesia menyepakati untuk mengundang 29 negara Asia-Afrika. Restu pun jatuh kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah KAA tahun 1955. Delegasi yang berasal dari 29 negara berkumpul di
Bandung untuk membahas perdamaian, keamanan, dan
pembangunan ekonomi di tengah berbagai masalah yang muncul di berbagai belahan dunia.
Kerjasama terus berlanjut, pada tahun 2005 KAA kembali digelar dengan dihadiri 106 delegasi negara Asia dan Afrika. Selang sepuluh tahun, tepatnya pada tanggal 18-24 April 2015, KAA kembali digelar dengan tema "Penguatan Kerja sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia", bertempat di Jakarta dan Bandung. Kali ini sebanyak 109 negara Asia dan Afrika, 16 negara pengamat dan 25 organisasi internasional diundang untuk berpartisipasi dalam acara yang menghasilkan Bandung Message ini.
KAA kali ini menjadi bukti bahwa ide Soekarno dulu soal
kerjasama negara di Asia dan Afrika bukanlah hal yang mustahil. Justru KAA menjadi bukti bahwa kekuatan negara dari dua benua tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata.
“
Melalui forum ini saya ingin
menyampaikan keyakinan saya
bahwa masa depan dunia ada di
sekitar ekuator. Di tangan kita.
Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang
ada di dua benua
.”
Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Sumber :
v
Bandung Message
untuk
Perekonomian Asia Afrika
Enam puluh tahun yang lalu 29 negara di Asia dan Afrika berkumpul di Bandung karena kesamaan tujuan, yaitu menentang kolonialisme dan semangat perdamaian. Perang dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet ketika itu mempersatukan 29 negara di Asia Afrika dalam sebuah jalinan kerja sama dalam Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
Diresmikan oleh Soekarno, KAA 1955 di Bandung menghasilkan sepuluh poin kesepakatan yang disebut dengan Dasasila Bandung. Salah satu poin Dasasila Bandung adalah agar memajukan kepentingan bersama. Poin ini menjadi penting mengingat ketika itu mayoritas negara di Asia dan Afrika mengalami masa kolonialisme.
Setelah 60 tahun berlalu, tepatnya pada 18-24 April 2015, Bandung kembali dijadikan tempat berlangsungnya KAA. Bandung kembali menjadi tempat dilahirkannya perjanjian diantara negara Asia Afrika lewat Bandung Message. Isinya adalah sejumlah kerjasama yang akan dilakukan bangsa-bangsa Asia Afrika, antara lain soal penguatan solidaritas politik, memperkuat kerjasama bidang ekonomi dan mempererat hubungan sosial dan kebudayaan.
Penguatan kerjasama bidang ekonomi adalah salah satu poin penting dari Bandung Message. Hal ini mengingat kondisi ekonomi dunia sudah dihegemoni oleh China. Lewat Bandung Message diharapkan negara dari dua benua tersebut dapat saling menguatkan perekonomiannya lewat kerjasama bilateral ataupun langsung.
“Kita
menyadari pentingnya
sentralitas sektor maritim serta
kepentingan strategis Samudra
Hindia sebagai jembatan
pembangunan ekonomi di Asia dan
Afrika. Kerja sama maritim akan
menjadi salah satu pilar utama
kemitraan strategis baru Asia
Afrika
.”
Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2015/04/23/19321291/Jokowi.Inil
v
Karnaval Asia Afrika 2015
Bukan Sekedar Nostalgia
Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar beberapa waktu lalu bisa dibilang sukses sebagai perhelatan negara dari dua benua. Indonesia sebagai tuan rumah bukan hanya dituntut mampu mempersiapkan acara utama dengan baik tetapi juga acara pendukung.
Adalah Bandung yang menjadi tempat diadakannya Karnaval Asia Afrika sebagai salah satu dari rangkaian agenda KAA 2015. Berbagai acara pun sudah disiapkan demi perhelatan istimewa yang diadakan setiap sepuluh tahun sekali ini. Salah satunya adalah Solidarity Day. Solidarity Day yang bertajuk Tribute to Soekarno and Mandela yang diadakan pada tanggal 21 April 2015. Soekarno dan Mandela dipilih sebagai representasi tokoh solidaritas dari masa lalu.
Acara lainnya adalah Bandung 1955, Asian African Meet and Greet, Angklung for the World, Asian African Parade, dan Festival of Nations. Sejumlah acara tersebut dirancang semeriah mungkin untuk
memperkenalkan kebudayaan negara peserta konferensi serta menumbuhkan solidaritas antar sesama.
Tidak dapat dipungkiri, Karnaval Asia Afrika menjadi momen yang tidak biasa karena keberhasilan Ridwan Kamil menyulap jalan Asia-Afrika dengan panggung-panggung yang indah.
Tantangan untuk mewujudkan tema solidaritas diantara negara Asia Afrika pun berhasil ditaklukkan walikota Bandung tersebut.
Hal ini terbukti dari lebih dari 70 negara ikut menampilkan kesenian dari dalam maupun luar negeri seperti India, Tiongkok, Mesir, Yogyakarta, Solo, dan daerah lain.
“Di
sini kita tidak lagi bernostalgia
tapi lebih pada menumbuhkan
semangat baru, yaitu solidaritas
antar negara
KAA.”
Ridwan Kamil.
Walikota Bandung
Sumber :
v
Bandung, Saksi Kemeriahan
Peringatan KAA 2015
Peringatan 60 tahun KAA lalu di Kota Bandung dipusatkan di tiga titik paling bersejarah, yaitu kompleks Gedung Merdeka-Museum KAA, Gedung Dwi Warna, dan Lapangan Tegalega. Tidak luput Gedung Pakuan yang menjadi tempat bermalam para tamu. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat perumusan dan kelahiran cita-cita semangat Bandung.
Rangkaian acara peringatan KAA di Gedung Merdeka dan Gedung Dwi Warna digelar pada 18 April 2015. Gedung tersebut adalah lokasi dimana Konferensi Asia Afrika dulu dilaksanakan pada 1955. Diawali dengan pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika kemudian parade yang mengelilingi kompleks Gedung Merdeka dan puncaknya sebanyak 1000 peserta Bandung Historical Study Games (BHSG) berangkat menuju Gedung Dwi Warna sambil menziarahi sedikitnya 20 titik bersejarah di kota Bandung.
Sedangkan di Lapangan Tegallega digelar acara Asian-African Friendship Day pada 19 April 2015. Rangkaian acara diawali dengan senam 5000 Anak Asia Afrika, panggung seni, donor darah, dan kampanye lingkungan. Dua acara puncak lainnya masih diseputaran Gedung Merdeka, yaitu Temu Kangen Saksi Sejarah KAA dan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika (KMAA).
"Dari kota ini, mereka menggelorakan
perjuangan kemerdekaan,
memperjuangkan kesejahteraan, dan
memperjuangkan keadilan bagi
bangsa-bangsa Asia dan Afrika."
Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Sumber :
v
Hidupkan Kembali Dasasila Bandung!
Konferensi Asia Afrika di Bandung yang dilaksanakan pada 18-25 April 1955 berhasil dalam merumuskan masalah umum, menyiapkan pedoman operasional kerjasama antarnegara Asia-Afrika, serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Hasil dari pertemuan tersebut menghasilkan sepuluh poin hasil pertemuan yang dikenal sebagai "10 Dasasila Bandung" dimana di dalamnya memuat cerminan
penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia.
Semangat berlanjut pada hasil dari Konferensi Asia Afrika 2005 yang menghasilkan New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) atau yang dikenal dengan Nawasila. KAA 2005 menegaskan kembali bahwa Semangat Bandung yang
dihasilkan dari KAA 1955 dulu tetap merupakan landasan yang solid, relevan, dan efektif untuk menjadi acuan dalam
berhubungan di antara negara-negara Asia dan Afrika, dan menyelesaikan masalah-masalah global yang menjadi kepentingan bersama. Konferensi Bandung 1955 tetap merupakan sebuah lampu penerang menuju kemajuan Asia dan Afrika di masa datang.
Baik Dasasila dan Nawasila menjadi tuntunan kerja sama Asia Afrika ke depan yang meliputi kerja sama di bidang politik, ekonomi, dan sosial. Jika 60 tahun lalu, para pencetus KAA bisa memberikan harapan dan memicu dekolonialisasi, para pemimpin di Asia dan Afrika saat ini bisa menciptakan tatanan dunia baru.
"Dalam pertemuan tersebut (KAA
2015) muncul beberapa pemikiran,
di mana para menteri (Asia Afrika)
menekankan Dasasila Bandung
masih relevan digunakan
mengatasi berbagai tantangan
masa kini."
Retno L P Marsudi
Menteri Luar Negeri
Sumber :
v
Tiga Untuk Kebangkitan Asia-Afrika
Peringatan Konferensi Asia Afrika menghasilkan tiga dokumen yaitu Pesan Bandung 2015 (Bandung Messsage 2015), Deklarasi penguatan kemitraan strategis Asia dan Afrika dan Deklarasi kemerdekaan Palestina.
Dokumen pertama, Bandung Message merupakan pesan visioner hasil rumusan dari negara-negara Asia Afrika dengan tujuan memperkuat solidaritas dan kerja sama antarnegara-negara Asia dan Afrika di berbagai bidang. Pesan itu mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia Afrika dalam hal solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial budaya sebagai tiga pilar utama.
Dokumen kedua, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) berisi kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Pesan Bandung 2015. Penguatan solidaritas, persahabatan dan kerja sama. Kajian ulang terhadap perkembangan kerja sama NAASP selama sepuluh tahun terakhir. NAASP pertama kali dideklarasikan pada KAA 2005. Kerja sama nyata pada upaya pemberantasan terorisme, membentuk pusat jejaring penjagaan perdamaian, mengecam aksi ekstrimisme atas nama agama.
Dokumen ketiga yaitu Deklarasi Palestina berisi delapan poin yakni dukungan untuk kemerdekaan Palestina, apresiasi perjuangan Palestina dan keuletannya, mempromosikan solusi dua-negara, mengutuk pendudukan Israel, mengutuk serangan Israel, dukungan untuk rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi permohonan Palestina untuk menjadi anggota PBB, dan
mendorong negara-negara Asia dan Afrika yang belum mengakui Palestina sebagai sebuah negara untuk melakukannya.
“
Sekali lagi, suara-suara
kebangkitan bangsa-bangsa Asia
Afrika. Oleh sebab itu, suara dan
keputusan kita tidak dapat
diabaikan oleh siapapun
.”
Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Sumber :
http://setkab.go.id/jadi-forum-terbesar-di-luar-pbb- presiden-jokowi-keputusan-ktt-asia-afrika-tidak-bisa-diabaikan/
Tiga dokumen hasil maksimal yang bisa disepakati dan dikeluarkan konferensi itu telah mencakup secara umum aspirasi negara-negara Asia-Afrika yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun.
Teknologi Bergeliat,
Ekonomi Bergerak
Saat ini infrastruktur jaringan internet terus bertambah, makin merata dan terjangkau harganya. Aplikasi internet serta berbagai layanan konten juga akan meningkat dengan pesat. Dari layanan pemerintahan, perkantoran dan sekolah hingga layanan mobile personal.
Rakyat Indonesia menjadi salah satu pengguna internet terbanyak di dunia. Tahun 2014 tercatat sekitar 87 juta pengguna dan pengakses dunia maya. Tuntutan akan kualitas akses internet yang lebih cepat pun kian mengemuka. Ada kecenderungan masyarakat kian dominan mengakses internet melalui perangkat bergerak. Pada 2014, tercatat pengguna telepon seluler di Indonesia melebihi 281 juta pengguna, melebihi 251 juta jiwa populasi di Indonesia.
Ke depan, teknologi akan makin konvergen dan berjalan pada platform tunggal berbasis internet protokol. Ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke juga bisa lebih menyatu karena penduduknya bisa melakukan kerja-kerja sinergi antarpulau (telework). Berbagai aktivitas akan dapat berlangsung lebih cepat, efisien dan efektif dengan dukungan konvergensi antara teknologi, komunikasi dan informasi.
Trend bisnis dan layanan pemerintah masa depan akan dominan berlangsung melalui internet. Transaksi akan berlangsung lebih efisien dengan tingkat keuntungan yang akan lebih optimal. Layanan publik pun lebih transparan untuk menopang laju gerak ekonomi masyarakat.
v
Layanan Cepat Tak Harus Mahal
Kebutuhan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia cenderung meningkat dari kuantitas maupun kualitas. Kini setiap orang tak hanya cukup menggunakan fitur suara dan Short Message System (SMS). Melalui telepon seluler, orang berharap banyak dapat mengakses internet di mana saja, kapan saja dan secara cepat. Akses data yang cepat dan stabil kini lebih dibutuhkan untuk berbagai keperluan bisnis, pendidikan maupun hiburan.
Pertengahan tahun ini pemerintah menargetkan sudah bisa mengomersilkan 4G LTE (Long Term Evolution) yang ada di pita frekuensi 1.800 MHz. Perlahan, generasi baru ini menggantikan jaringan 2G yang sudah tidak mampu mencukupi tuntutan konsumen atas layanan yang cepat dan berkualitas.
Pemindahan kanal itu dilakukan bertahap per wilayah dengan cara swap frekuensi. Guna memastikan layanan 2G tetap bisa diakses kebanyakan konsumen, tetap disediakan kanal kosong untuk transisi dengan pola in-direct. Pasalnya masih ada sekitar 90 juta pelanggan layanan seluler masih menggunakan fitur suara dan SMS.
Tak lama lagi, setiap rakyat dapat menggunakan
handset yang dapat mengakses layanan 4G dengan murah. Pemerintah mengatur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terkait konten lokal sebesar 40 persen pada ponsel pintar 4G LTE yang diedarkan di Indonesia. Bukan harga murah saja yang nantinya bisa dinikmati masyarakat melalui implementasi TKDN, namun kemudahan memperoleh handset 4G bagi masyarakat.
“4G memang bisa 15 kali cepat dari
jaringan 3G. Namun, bukan berarti
memaksa masyarakat untuk pakai
handset serba mahal!”
Rudiantara,
Menteri Komunikasi dan Informatika.
Sumber :
v
Satu Instansi Satu Inovasi
Kreativitas dan inovasi layanan pemerintah merupakan kunci untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat memerlukan kecepatan, keamanan, kemudahan dan kejelasan informasi yang dibutuhkannya agar dapat terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan.
Jaringan online pemerintahan merupakan komitmen
pemerintah agar terwujud tata kelola pemerintahan bersih dan efektif, serta mengedepankan tranparansi di hadapan publik. Seluruh informasi akan terintegrasi dalam sistem online di setiap kementerian, lembaga dan badan pemerintah serta pemerintahan di daerah. Masyarakat tidak lagi kesulitan mencari informasi dan layanan karena sudah terintegrasi di satu sistem e-government.
Pada saat yang sama aparatur negara dituntut untuk menciptakan suasana kedekatan serta membangun kepercayaan masyarakat melalui pelayanan prima kepada publik. Layanan prima ditandai dengan layanan yang lebih baik, tidak rumit, menghemat biaya serta ada optimalisasi peran sumber daya manusia.
Satu instansi, satu inovasi (one agency, one innovation) berarti setiap kementerian, lembaga dan pemerintah daerah diwajibkan untuk menciptakan minimal satu inovasi pelayanan publik setiap tahunnya.
“E
-government yang menerapkan
sistem digital dalam pemerintahan
memungkinkan pemerintahan
daerah akan terintegrasi dengan
pemerintah pusat yang juga mudah
diakses masyarakat secara luas
.”
Yuddy Chrisnandi,
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Sumber :
v
Reformasi Perijinan, Genjot Investasi
Saat ini layanan perizinan tidak harus memakan ribuan lembar kertas. Cukup satu kertas terdaftar agar lebih mudah dalam penyimpanan dan efesien. Reformasi perizinan untuk memotong jalur proses birokrasi perizinan agar dapat mendorong invetasi sektor komunikasi dan informatika.
Dalam perizinan di bidang pos, telekomunikasi dan spektrum frekuensi radio, pemerintah telah memangkas waktu rata-rata 14 hari sebelumnya dipersingkat menjadi 7 hari kerja. Layanan izin sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi yang semula 30 hari menjadi 23 hari untuk uji fisik, penerbitan sertifikat 8 hari menjadi 6 hari, pengujian 22 hari menjadi 17 hari. Adapun izin penyelenggaraan komunikasi radio antar penduduk dari 23 hari menjadi 10 hari.
Penyederhanaan izin prinsip penyelenggaraan telekomunikasi juga telah memangkas lamanya proses perizinan yang sebelumnya selama 60 hari kerja. Kini izin prinsip jaringan, penyelenggaraan jasa dan jasa penyediaan konten pada jaringan bergerak seluler dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas dilayani paling lama 14 hari kerja.
“
Reformasi perizinan untuk
memotong jalur proses birokrasi
perizinan yang tidak memberikan
nilai tambah
.”
Rudiantara,
Menteri Komunikasi dan Informatika
.
Sumber :
v
Menggaet Peluang Ekonomi Digital
Salah penentu perkembangan ekonomi Indonesia adalah optimasi ranah digital. Ya, model bisnis masa depan ada di
e-commerce. Jika industri e-commerce digarap dengan baik, kegiatan ekonomi digital di masa mendatang bisa bergerak lebih cepat.
Transaksi e-commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan. Bisnis digital itu tak bergantung pada sedikit atau banyak karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia. Efisiensi terjadi karena sistem supply
management yang baik dengan bantuan teknologi dan aplikasi internet.
Pada 2013, industri e-commerce di Indonesia nilainya mencapai 8 miliar dollar AS. Sepuluh tahun mendatang diperkirakan 20 persen uang yang berputar berasal dari digital economy. Bisnis kreatif berbasis internet itu dominan dimotori generasi muda. E-commerce, terus tumbuh seiring
meningkatnya pengguna internet di Indonesia.
Pemerintah komitmen mendorong perkembangan
e-commerce. Salah satunya adalah belum akan mengenakan pajak agar infant industry tetap akan berkembang. Tak hanya itu, pemerintah juga memperkuat sistem keamanan dan sertfikasi bagi pengelola e-commerce terutama dari kalangan usaha kecil dan menengah.
“UKM
itu harus menjadi pilar
e-commerce
Indonesia.“
Rudiantara,
Menteri Komunikasi dan Informatika.
Sumber :
v
Inisiatif Antisipasi Perang Siber
Indonesia adalah negara yang begitu potensial terancam serangan dunia siber. Berbagai kepentingan, baik politik, hukum, dan budaya di ranah internasional banyak yang melibatkan Indonesia. Perekonomian yang sedang mulai membaik, industri kreatif yang terus bertumbuh, dan negara yang makin mandiri dapat menciptakan gesekan berbagai kepentingan.
Sepanjang 2014, Indonesia mendapat serangan siber lebih dari 42 juta kali dan berisiko besar terkena dampak keamanan siber yang lemah. Beragam serangan yang menargetkan domain .go.id itu berlangsung melalui aktivitas malware, ancaman phising, celah keamanan, serta domain leakage atau pemalsuan domain.
Ke depan, potensi besar selain perang informasi,adalah perang intelijen, ideologi, perang elektronika dan perang siber.
Mengatasi risiko serangan siber tersebut, pemerintah tengah menyusun insiatif untuk meningkatkan kemanan infrastruktur nasional. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan pembentukan Badan Siber Nasional. Badan ini akan mendorong secure goverment line dan kesatuan strategi untuk keamanan siber di Indonesia.
Salah satu langkah mendasar yang dapat mendorong sistem yang lebih aman adalah kebijakan peletakan server di dalam negeri, standar keamanan cloud yang mumpuni, dan
pendidikan publik agar lebih waspada dalam berselancar di dunia maya.
“
Serangan yang diarahkan kepada
instansi-instansi melalui dunia maya
saat ini semakin serius, yang
berpotensi menghalangi pemerintah
dari memberikan layanan publik yang
optimal.”
Tedjo Edhy Purdijatno,
Menteri Koordinator Bidang Politik
Hukum dan Keamanan.
Sumber :
Enam Paket Kebijakan Ekonomi
Akhirnya, Presiden Joko Widodo menyepakati enam paket kebijakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Paket ini diyakini akan efektif untuk mempercepat reformasi struktur perekonomian, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan di bawah tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto pada 2015.
Pertama, pemberian insentif pajak kepada perusahaan yang melakukan ekspor dan perusahaan yang melakukan reinvestasi di dalam negeri dari keuntungan yang didapatnya.
Kedua, fasilitas pajak tax allowance untuk perusahaan yang melakukan investasi di Indonesia terutama yang menciptakan lapangan kerja, penggunaan kandungan lokal, orientasi ekspor 30% dari produksi dan melakukan research and development.
Ketiga, membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk mendorong sektor logistik salah satunya untuk galangan kapal, peralatan berkaitan dengan industri kereta api, angkutan udara dan sejenisnya.
Keempat, upaya perlindungan produk dalam negeri melalui kebijakan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS).
Kelima, pemerintah memberikan bebas visa kunjungan singkat kepada wisatawan pada 30 negara Baru.
Keenam, penggunaan biofuel yang diharapkan bisa menghemat devisa yang dipakai untuk impor solar.
v
Menghadapi Gejolak dengan
Gagah Berani
Tidak bisa dipungkiri, nilai tukar mata uang sebuah negara akan selalu naik dan turun, tergantung banyak faktor, termasuk perkembangan nilai mata uang lain, seperti Dollar, selain juga performa perekonomian di dalam negeri. Semenjak akhir 2014 hingga pertengahan 2015, perekonomian Amerika Serikat terus membaik sehingga memperkuat nilai tukar mata uangnya. Adalah hal yang masuk akal jika kemudian mata uang lainnya menjadi turun, termasuk Rupiah. Selain itu, juga ada factor internal yang disebabkan oleh tingginya permintaan mata uang Dollar di dalam negeri.
Dengan berbagai usaha, di antaranya dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang tak terbarukan,
meningkatkan penerimaan negara melalui pariwisata, hingga pemberian keringanan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya ke Indonesia, Rupiah termasuk mata uang yang tidak turun terlalu tajam dibanding mata uang lainnya. Ini perlu disyukuri, selain juga menjadi lecutan bahwa kita masih harus terus berbenah, memperbaiki diri.
Tak ada mata uang yang selamanya stabil, atau selamanya menguat. Karena itulah pemerintah tidak menyerah atau berdiam diri menghadapi penurunan nilai tukar Rupiah ini.
“
Saya sangat optimistis dan
percaya diri, karena dibanding
negara lain, situasi kita lebih baik
dalam enam bulan ini
.”
Joko Widodo,
Presiden Republik Indonesia.
Sumber :
v
Usaha Tak Kenal Henti
Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah secara bersamaan untuk bisa memperkuat Rupiah. Tentunya tidak ada cara yang instan. Semua butuh waktu untuk bisa memperbaiki masalah hingga ke sumbernya, sekaligus memulihkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia.
Langkah yang diambil di antaranya mendorong investasi masuk ke Indonesia, insentif pajak, perlindungan terhadap industri dalam negeri, mendorong industri pariwisata,
peningkatan kandungan bahan bakar nabati, penerapan letter of credit, hingga restrukturisasi dan revitalisasi badan usaha milik negara. Semuanya dilakukan dengan tujuan
mengembalikan aliran uang ke Indonesia.
Kebijakan pemerintah ini tidak bisa berjalan dan menampakkan hasil begitu saja. Hal ini butuh kedisiplinan, dukungan, dan kepercayaan dari kita bersama.
“Kita
akan terus mendorong
pembangunan infrastruktur,
perbaikan regulasi, meningkatkan
ekspor dan mempermudah
investasi
.“
Sofyan Djalil,
Menteri Koordinator Perekonomian
Republik Indonesia.
Sumber :
v
Memulihkan Kembali
Daya Tarik Investasi
Membujuk investor agar kembali masuk ke Indonesia bukanlah hal mudah, namun juga bukan hal mustahil untuk dilakukan. Berbagai keringanan kini diberikan untuk yang ingin
menanamkan kembali modalnya ke negara ini.
Keringanan ini tidak diberikan begitu saja, namun juga harus memberi keuntungan jangka panjang bagi Indonesia. Misalnya insentif pajak diberikan kepada investor yang mau
menanamkan modal dalam jumlah besar, perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor, menggunakan kandungan lokal yang tinggi, hingga yang memiliki niat baik untuk mengembangkan research and development (R&D) di Indonesia. Tax allowance juga diberikan kepada perusahaan yang mau melakukan reinvestasi keuntungan atau deviden yang akan dibagikan atau dikembalikan ke negara asal.
Sehingga bukan sekedar memanjakan investor, namun ada begitu banyak imbal balik yang bisa didapat Indonesia dengan memberikan berbagai fasilitas tersebut. Jadi kebijakan ini adalah solusi yang menguntungkan berbagai pihak.
“
Tujuan dari diberikannya fasilitas
tax allowance adalah untuk
mendorong kegiatan investasi
langsung
di Indonesia.”
Bambang Brodjonegoro,
Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Sumber :
v
Menegakkan Aturan, Melindungi
Potensi Bangsa Sendiri
Suburnya praktik dumping selain merugikan keuangan negara, juga merugikan pengusaha lokal. Dengan persaingan yang tidak sehat, produk impor akan membanjiri pasar dalam negeri. Dalam jangka panjang, industri dalam negeri tak mampu bersaing, hancur, dan menyebabkan kita semakin bergantung kepada impor. Akibatnya perdagangan semakin tidak
berimbang dan Rupiah akan turun tajam.
Untuk itu, pemerintah baru sedang mengupayakan pelaksanaan kebijakan anti-dumping yang lebih ketat. Tujuannya agar produk dalam negeri bisa bersaing secara sehat dengan produk impor.
"Berbagai produk dumping sangat
mengganggu ekonomi dan industri
dalam negeri. Ini akan dikenakan
bea anti-dumping sementara, bea
masuk tindakan pengamanan
sementara. Bisa kita impose
langsung, ini sudah lama sekali
diminta industri dalam negeri
.”
Sofyan Djalil,
Menteri Koordinator Perekonomian
Republik Indonesia.
Sumber :
v
Mengurangi Ketergantungan
dengan yang Berkesinambungan
Energi terbarukan adalah masa depan kegiatan ekonomi Indonesia. Secara perlahan namun pasti, kandungan bahan bakar nabati (BBN) dalam biodiesel di Indonesia terus dinaikkan. Hal ini mendatangkan dua keuntungan sekaligus, yaitu mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor bahan bakar minyak fosil, dan di sisi lain mengurangi polusi, sehingga ramah lingkungan. Sehingga ke depannya, Indonesia semakin mandiri dan memiliki ketahanan energi yang lebih baik.
Namun dampak lingkungan dari produksi BBN juga sangat diperhatikan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mensyaratkan tidak boleh mengorbankan hutan alam atau lahan gambut sekadar untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan kandungan 15% BBN. Sebab BBN tidak didapat begitu saja dengan gratis. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan sumber minyak dari sawit, yang pada akhirnya akan menciptakan kebutuhan lahan penanaman. Karena itu, lahan terbengkalailah yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi target ini, bukan dengan merusak lahan gambut atau hutan alam. Sehingga flora dan fauna Indonesia bisa tetap lestari.
"Pakai sawit yang ada! (untuk
perluasan), kalau lahannya bukan di
gambut dan tidak merusak hutan
alam, itu tidak apa-apa."
Siti Nurbaya Bakar,
Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia.
Sumber :
v
Semakin Dipercaya, Semakin Mendunia
Adanya letter of credit (L/C) memberi rasa keamanan bagi kedua pihak, karena penjual mendapat jaminan pembayaran dari bank yang bisa dipercaya. Sementara pembeli mendapat jaminan kelengkapan dokumen yang dikehendakinya sebagai syarat pembayaran kepada penjual melalui Bank yang telah ditunjuk. Untuk alasan inilah L/C menjadi bagian penting dari perdagangan internasional. Dalam jangka panjang, penerapan L/C juga mempermudah monitor terhadap perdagangan antar negara.
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 4/M-DAG/PER/1/2015 telah mewajibkan pelaku ekspor empat komoditas unggulan, yakni mineral, batubara, minyak bumi dan gas serta minyak sawit untuk menggunakan L/C sejak 1 April 2015, sehingga tercipta ketertiban dalam dunia usaha serta menumbuhkan rasa aman. Diharapkan, kepercayaan dunia internasional semakin membaik, dan di sisi lain memberi kepastian kepada eksportir di Indonesia. Sehingga hal ini semakin
menguntungkan pengusaha di Indonesia. Sebab kita semua memahami bahwa kepercayaan adalah segalanya di dalam dunia usaha.
"Bagi eksportir, mereka akan
memperoleh rasa aman dalam
bertransaksi, serta kepastian order
dan kepastian produksi bagi pelaku
usaha
.”
Rachmat Gobel,
Menteri Perdagangan
Republik Indonesia.
Sumber :
v
Mengembalikan Aliran Dana
Selama ini, perusahaan asuransi Indonesia lebih sering melakukan reasuransi di luar negeri. Sebab perusahaan reasuransi yang saat ini ada belum cukup besar untuk bisa menjamin bisnis perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia. Hal tersebut berdampak negatif terhadap transaksi berjalan Indonesia akibat dana yang mengalir ke luar.
Menurut Menteri Keuangan, asuransi dan pelayaran adalah bidang yang menyumbangkan defisit neraca jasa terbesar. Hal ini akhirnya akan ikut berperan dalam pelemahan rupiah. Karena itu pemerintah tidak tinggal diam saja membiarkan hal ini menjadi berlarut-larut. Masalah tersebut akan segera menjadi masa lalu. BUMN bernama Indonesia Re terbentuk, sebagai hasil penggabungan PT Reasuransi Umum Indonesia Persero dan PT Reasuransi Indonesia Utama Persero Dengan ekuitas yang lebih besar, Rp2,5 triliun, diharapkan kapasitas premi reasuransi dari perusahaan asuransi di dalam negeri bertambah, dan mengurangi defisit neraca jasa, sehingga akhirnya memperkuat struktur perekonomian negara.
“
Harus diperbesar, supaya
reasuransi itu ada di wilayah kita
.”
Bambang Brodjonegoro,
Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Sumber :
v
Tumbuh dengan Rasa
Tanggung Jawab
Kekurangan modal yang dialami BUMN adalah masalah berkepanjangan yang membutuhkan pemecahan segera. Sebab BUMN bukan hanya bertujuan menciptakan profit, namun juga
kegiatannya harus memberikan efek positif terhadap rakyat.
Maka Penanaman Modal Negara diharapkan bisa mengatasi masalah ini. Sebanyak Rp64,8 triliun dalam bentuk PMN akan dikelola oleh 37 BUMN.
Pemanfaatannya pun akan dilakukan secara bertanggungjawab. Sebagai bukti komitmen, pada tanggal 6 Maret 2015, Menteri BUMN dan Menteri PAN-RB telah melakukan penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
Kementerian BUMN. Hal ini terkait aset yang harus dikelola hampir mencapai Rp4.500 triliun. Nilai sebesar ini harus dianggap sebagai sebuah tanggung jawab dan kepercayaan dari seluruh rakyat
Indonesia.
“
Aset ini dimiliki rakyat
Indonesia. Modal yang kita
kelola itu milik rakyat. Jangan
sekali-kali merasa milik kita
pribadi. Bagaimana kita bisa
bertanggung jawab penuh
terhadap uang rakyat ini
.”
Rini Soemarno,
Menteri Badan Usaha Milik
Negara Republik Indonesia.
Sumber :
v
Semakin Besar,
Semakin Luas Manfaatnya
Untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah berdaya saing tinggi, go public bisa menjadi salah satu pilihan untuk mendapatkan modal dan membangun transparansi. Dengan go public,
perusahaan bisa meningkatkan likuiditas dan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Dengan semakin membesarnya perusahaan, maka diharapkan semakin banyak pula manfaat yang diberikan kepada lingkungan sekitarnya. Selain itu, status perusahaan yang telah menjadi milik publik juga membuat perusahaan harus membangun budaya keterbukaan sehingga diharap bisa menekan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di BUMN. Sehingga ke depan BUMN tidak lagi dicitrakan sebagai beban negara, namun justru menjadi salah satu andalan negara dalam memenuhi kebutuhan rakyat.
Tentunya tidak seluruh BUMN dilepas begitu saja kepada pasar. Hingga saat ini tercatat 20 dari 138 perusahaan telah go public, setelah melalui mekanisme yang sangat ketat.
Tindakan go public bukanlah usaha menjual aset negara demi kepentingan pribadi, namun adalah sebuah usaha untuk memperkuat BUMN agar bisa memberikan manfaat yang semakin besar untuk bangsa dan negara.
“
Tantangan semakin berat,
maka semakin semangat. Kita
dapat kesempatan untuk bisa
menunjukkan BUMN dapat
bermanfaat bagi negeri,
banggakan bangsa dan
Negara.”
Rini Soemarno,
Menteri Badan Usaha Milik
Negara Republik Indonesia.
Sumber :
http://www.imq21.com/news/print/302334/20150528/111
v
Meningkatkan Daya Tarik Indonesia
di Mata Dunia
Pariwisata adalah salah satu penyelamat ekonomi Indonesia yang telah berulangkali melewati krisis. Dengan mengurangi biaya yang harus dibayarkan oleh turis, maka kita bisa berharap kunjungan akan makin meningkat, sehingga meningkatkan angka belanja wisatawan saat menikmati keindahan negeri ini. Hal ini diharapakan akan membantu membangkitkan perekonomian Indonesia.
Karena itu, pemerintah berusaha keras untuk membuat dunia pariwisata Indonesia makin menarik, antara lain dengan kebijakan pembebasan visa. Dengan kebijakan penambahan daftar negara bebas visa, turis-turis dari 30 negara akan menikmati kebijakan bebas visa, selain 15 negara lainnya yang telah lebih dahulu mendapat fasilitas menarik ini. Sehingga total ada 45 negara yang wisatawannya akan semakin menikmati kunjungan
di Indonesia.
Meningkatnya kunjungan turis mancanegara diharapkan bisa mendatangkan devisa, dan dalam jangka panjang memperkuat kembali nilai tukar rupiah dan perekonomian bagi Indonesia.
“Kita
harapkan akan ada tambahan
sekitar satu juta wisman yang kalau
dikonversi ke Dollar itu US$ 1 miliar
.”
Arief Yahya
Menteri Pariwisata Republik Indonesia.
Sumber :
Tak Ada yang Tak Mungkin
Target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang, dengan perolehan devisa USD 10 miliar, merupakan angka yang masuk akal bila diiringi langkah-langkah konkret yang lebih serius. Bagaimana tidak, pariwisata Indonesia dinilai memiliki keunggulan dari sisi destinasi dan harga. Tak hanya itu, industri pariwisata Indonesia juga sudah memiliki pertumbuhan yang bagus yaitu 7,2 persen per tahun. Angka ini bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya mencatatakan angka sebesar 4,7 persen.
Dengan jumlah turis dunia yang mencapai 1,3 miliar orang, maka masih ada potensi untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisata.
Dalam lima tahun ke depan pemerintah menetapkan target kunjungan 20 juta wisatawan asing, dengan target pemasukan devisa Rp 260 triliun. Angka yang menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, sangat wajar. Karena selama 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan Rp 136 triliun.
Di samping itu, pariwisata merupakan sektor yang paling potensial mendatangkan devisa dan paling mudah menciptakan lapangan kerja. Kebutuhan investasinya, hanya US$ 3 ribu per orang, jauh lebih rendah dari investasi di industri padat modal yang memerlukan US$ 100 ribu per orang.
v
Terus Tumbuh, Tak Kenal Mati
Pariwisata adalah industri yang tidak pernah lekang dimakan waktu, tak mati ditekan oleh krisis. Industri ini akan tumbuh di mana pun ada atraksi, seni dan budaya, atau keindahan alam yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Syaratnya, pemerintah dan
masyarakat sekitar mau bersama-sama membangun pariwisata sesuai karakter dan potensi yang dimiliki di daerah masing-masing.
Dengan penggarapan yang serius dan promosi berkelanjutan, kunjungan wisatawan ke Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dalam keadaan ekonomi lesu akibat lonjakan harga BBM pada bulan November hingga Desember 2014, dunia pariwisata tetap membawa kabar gembira kenaikan kunjungan wisatawan. Ini akan terus berlanjut
seandainya pembangunan dunia pariwisata dilakukan secara profesional, bahkan memanfaatkan bantuan teknologi yang mempermudah wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara dalam
menikmati kekayaan Indonesia.
Sehingga dalam jangka panjang, diharapkan
pariwisata bisa diandalkan untuk meraup devisa yang akhirnya membantu ketahanan mata uang kita.
"Kita harus punya ukuran standar
internasional untuk pariwisata. Hal
yang harus kita lakukan adalah
membangun empat hal, yaitu:
pertama infrastruktur, kedua ICT
(information and communication
technologies), ketiga health dan
keempat hygyne
.“
Arief Yahya
Menteri Pariwisata
Republik Indonesia
Sumber :
v
Mengenali Potensi Diri Sendiri,
untuk Semakin Mendunia
Pariwisata adalah kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa. Bukan hanya keuntungan finansial, secara tak langsung ia telah dan akan menjadi perwakilan citra kita di mata dunia internasional. Potensi wisata alam adalah hasil keseriusan kita menjaga lingkungan. Potensi wisata budaya adalah hasil keseriusan kita menjaga kelestarian seni dan budaya. Sementara potensi wisata kreatif (manmade) adalah
perjuangan panjang membina seniman, pengrajin, arsitek, dan profesi lainnya yang berhubungan dengan kreativitas.
Indonesia memiliki seluruh potensi ini. Hal ini akan mempengaruhi cara pandang orang luar dalam menilai Indonesia.
Untuk itu, dibutuhkan kejelian dalam mengenali potensi yang ada di masing-masing daerah dan selanjutnya diolah seoptimal mungkin dengan manajemen yang profesional. Diharapkan, dengan pengelolaan yang baik, maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan meningkat, lebih baik lagi dibanding peningkatan yang kini ada.
Jika hal ini bisa diwujudkan, maka akan menguntungkan baik masyarakat sekitar maupun memberikan pemasukan baru bagi negara, yang pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk
pembangunan.
"Banyak spot wisata di sini ditemukan
orang asing, karena daya tarik itu
berbeda-beda. Laut biru dan karang kita
pikir biasa, tetapi bagi orang barat itu
menarik
.“
Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia.