• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

dibagi menjadi dua yaitu tugas pembangunan dan tugas umum pemerintah.

Tugas pembangunan merupakan tugas pemerintah untuk menyelenggarakan

pembangunan yang meliputi penyusunan rencana, pemograman, pelaksanaan

dan pengawasan, pembangunan untuk melaksanakan tujuan pembangunan

nasional. Sedangkan tugas umum pemerintah merupakan kegiatan yang

secara rutin dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pemberian pengayoman

dan pelayanan terhadap masyarakat.

Tugas pembangunan pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan

yang meliputi penyusunan rencana, pemograman, pelaksanaan dan

pengawasan, serta pembangunan untuk melaksanakan tujuan pembangunan

nasional. Adapun tujuan pembangunan yaitu untuk mewujudkan masyarakat

yang adil dan makmur secara merata baik materiil maupun secara spiritual,

dimana pembangunan pemerintah merupakan pembangunan masyarakat

seutuhnya. Untuk memperlancar pembangunan tersebut, pemerintah pusat

menyerahkan sebagian kewenangan pemerintahannya kepada pemerintahan

daerah atau daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia (asas

desentralisasi) yang diatur sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

(2)

Kota Surakarta seperti halnya kota-kota lain mengatur dan mengurus

urusan pemerintahannya sendiri termasuk dalam pembangunan nasional.

Seiring dengan pembangunan nasional juga harus diimbangi dengan penataan

tata ruang kota yang baik serta melakukan pengaturan dan pengawasan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan kota agar tercipta lingkungan yang

bersih dan rapi. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat

II Surakarta Nomor 8 Tahun 1993 tentang RUTRK Kotamadya Daerah

Tingkat II Surakarta Tahun 1993 2013; yang dimaksudkan dapat menjadi

pedoman bagi semua kegiatan pemanfaatan ruang secara optimal, serasi,

seimbang, terpadu, tertib, lestari dan berkelanjutan, serta sejalan kondisi

lingkungan global.

Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Kota Surakarta yang bertanggung jawab

dalam penataan ruang kota, dalam menjalankan tugasnya mempunyai misi

yang diantaranya ingin mewujudkan kota Solo sebagai eco-culture city.

Eco-culture city merupakan Program Pemerintah Kota dalam memperbaiki

kualitas lingkungan fisik perkotaan yang bertujuan mewujudkan kota yang

ramah lingkungan yaitu dengan peningkatan Luasan Ruang Terbuka Hijau,

pemanfaatan ruang yang ramah lingkungan, dan perumusan konsep bangunan

yang ramah lingkungan. Untuk mewujudkan eco culture city Dinas Tata

Ruang Kota (DTRK) Kota Surakarta melalui priotas program-program

diantaranya Penataan Koridor, Ruang Terbuka Hijau (open space), Bantaran

(3)

Penelitian ini lebih terfokus ke program penataan koridor yang dimaksud

yaitu program City Walk di kota Surakarta. Program City Walk adalah

pengalihan fungsi jalur lambat sisi selatan Jl. Slamet Riyadi menjadi

pedestrian atau kawasan pejalan kaki. Program City Walk di kota Surakarta

merupakan program pemerintah kota Surakarta yang dilandasi pemikiran

untuk mengangkat potensi kota Surakarta dan memperindah tata ruang kota

Surakarta. Pada dasarnya City Walk di kota Surakarta fungsi utamanya adalah

untuk memfasilitasi pejalan kaki, meningkatkan peluang usaha, memperindah

kota dan untuk mengurangi mobilitas kendaraan pribadi yang semakin hari

semakin padat. Program pembangunan City Walk diresmikan pada tahun

2007. Adapun segmen yang dikembangkan di kawasan City Walk Surakarta

yaitu

1. Purwosari - Brengosan ditata sebagai wisata belanja dan kuliner

2. Brengosan - Gendengan difokuskan pada wisata kuliner

3. Sriwerdari- Ngapeman ditata sebagai wisata belanja dan budaya

4. Ngapema - Gladak ditata sebagai wisata dan budaya

Semua segmen ini berada di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi. Penelitian

ini juga terfokus pada City Walk di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Jalan

Selamet Riyadi di pilih karena sebagai urat nadi kota Surakarta, gerbang

utama menuju obyek wisata, dan aksesibilitasnya yang mudah.

Jalur City Walk sepanjang jalan Selamet Riyadi di lengkapi berbagai

fasilitas-fasilitas untuk para pejalan kaki pengguna City Walk. Fasilitas yang

(4)

(penjual makanan), Hotspot area, adanya jalur kereta uap Sepur Klutuk

Jaladara berada disamping jalur City Walk yang menambah keunikan, dan

bangunan-bangunan heritage yang berada di jalur City Walk yang beberapa

masih tegak berdiri dan dapat dijumpai pusat perbelanjaan modern yang

diharapkan dapat mendatangkan wisatawan dan menjadi destinasi favorit bagi

traveler. (http://dishubkominfo.surakarta.go.id/kegiatan/city-walk)

City Walk memiliki peranan besar bagi manusia sebagai mahkluk sosial.

Di jalan, masyarakat dapat untuk melihat manusia lain dalam berinteraksi.

Selain itu adapun manfaat City Walk di Kota Surakarta antara lain :

1. City Walk dapat menumbuhkan aktivitas yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan kriminalias.

2. City Walk dapat merangsang berbagai kegiatan ekonomi, sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan bisnis yang menarik.

3. Sangat menguntukan sebagai ajang promosi, pameran dan kampanye.

4. Jalur City Walk merupakan daerah yang menarik untuk kegiatan sosial, berekreasi dll.

5. City Walk mampu menghadirkan suasana dan lingkungan yang spesifik, unik dan dinamis dilingkungan pusat kota.

6. City Walk berdampak positif terhadap upaya penurunan tingkat pencemaran udara kota dan suara.

(dalam Prastiwi Ari Yuniarti 2008: 23)

Terlepas dari manfaat dan peran program pembangunan City Walk tidak

dipungkiri masyarakat di kota Surakarta belum memaksimalkan fungsi dari

City Walk tersebut. City walk selama ini tak ubahnya jalur lambat

sebelumnya, ini ditandai dengan kurang ditata dan kurang terawatnya

pendestrian atau ruang pejalan kaki, perubahan fungsi taman hijau yang

biasanya digunakan untuk aktivitas PKL, dijadikan lahan parkir oleh mobil

(5)

Walk yang seharusnya terlarang tapi pelanggaran tetap saja marak

disepanjang City Walk tersebut, walaupun adanya ancaman pengembokkan

yang sayangnya tidak terealisasi). Sehingga saat ini banyak kualitas ruang

kota yang semakin menurun dan masih jauh dari standart minimum dari

sebuah kota yang nyaman.(www.joglosemar.com)

Kurang pemanfaatan peran serta manfaat City Walk secara maksimal

[image:5.596.142.462.312.490.2]

dapat dilihat lebih jelasnya dari gambar berikut :

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Sumber : Joglosemar.com

Berdasarkan gambar I.1 dan I.2 dapat dilihat bahwa City Walk saat ini

masih terdapat masyarakat yang memparkirkan kendaraann pribadinya seperti

mobil dan motor di sepanjang City Walk padahal sudah terdapat peraturan

dilarang parkir disepanjang jalan City Walk tersebut, dan masih banyaknya

para pengendara mobil dan motor yang melewati city walk yang mengganggu

kenyaman dan keamanan para pengguna city walk. Seharusnya jalur City

(6)

Hal ini menandakan bahwa pelaksanaan program City Walk tidak berjalan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan, karena jalur City Walk kurang terawat

dan pemeliharaan yang tidak diperhatikan oleh pemerintah, misal saja lahan

taman City Walk yang digunakan sebagai lahan parkir, banyaknya PKL yang

tidak tertib dan malah terkesan mengganggu keindahan kota Surakarta.

Menurunnya minat masyarakat kota Surakarta yang jarang bejalan kaki

sehingga dapat dikatakan kurangnya pemanfaatan jalur City Walk. Keadaan

ini dapat melihat tingkat efektivitas pelaksanaan program pembangunan City

Walk tersebut yaitu dilihat dengan adanya kurangnya sistem pemeliharaan

dan sikap pelaksana dalam pelaksanaan program pembangunan City Walk.

Padahal Pemerintah Kota Surakarta berencana untuk menambah

pembangunan jalur City Walk di Surakarta bagian selatan, sedangkan

pelaksanaan program City Walk yang saat ini pelaksanaannya belum berjalan

secara maksimal.

Belum tercapainya pelaksanaan program City Walk secara maksimal dan

kurangnya perawatan serta sistem pemeliharaan jalur City Walk oleh

pemerintahan kota Surakarta khusunya Dinas Tata Ruang Kota Surakarta.

Untuk itu dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM CITY WALK

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,

maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota

Surakarta?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan

Program City Walk di Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan operasional

Untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di

Kota Surakarta dan Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi

Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk di Kota Surakarta

2. Tujuan fungsional

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan bahan

inspirasi atau informasi bagi penelitian ilmiah berikutnya

3. Tujuan individual Untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

(8)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Tata Ruang Kota

Surakarta dalam melihat Efektivitas Pelaksanaan Program City Walk

di Kota Surakarta.

2. Untuk mengasah kemampuan penulis dalam merespon suatu

masalah, pengumpulan data dan informasi kemudian menganalisis

secara ilmiah.

3. Dalam kajian teoritis diharapkan bisa menjadi acuan identifikai

variabel-variabel yang telah diteliti, dan memberikan peluang bagi

Gambar

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan kondisi jalur pejalan kaki dan elemen-elemen pendukungnya dilihat dengan menggunakan teori robustness yaitu aktivitas

dalam huruf a , perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1715 Tahun 2016

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Jasa dari Pejabat Pengadaan Nomor : 24/P- Penyedia/Umum/2013 Tanggal 16 Juli 2013 untuk Pekerjaan Pengadaan Jasa Perjalanan Kunjungan

SEKRETARIAT JENDERAL UNIT LAYANAN PENGADAAN. KELOMPOK

active and cooperative learning , yaitu dalam proses pembelajaran siswa harus aktif untuk bertanya, mendalami, dan mencari pengetahuan untuk membangun pengetahuan mereka

yang dibiayai Anggaran PNBP Universitas Gadjah Mada Tahun Anggaran 2013, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Jasa untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:.

Seiring dengan berkembangnya dunia industri, perusahaan-perusahaan terpacu untuk memiliki refleks yang peka akan permintaan customer yang biasanya

Tulis dan deskripsikan karya seni rupa dua dimensi berdasarkan bahan, media teknik, dan proses berkarya jenis,simbol, fungsi, dan nilai estetis yang digunakan dalam proses