• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI PADA PESERTA DIDIK SDN 2 SUNGAI KUPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI PADA PESERTA DIDIK SDN 2 SUNGAI KUPANG."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

584 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PAI DAN BUDI PEKERTI PADA PESERTA DIDIK SDN 2 SUNGAI KUPANG.

Junaidi

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : junaidij85@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah Model Pembelajaran discovery learning dapat Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti Pada Peserta didik SDN 2 Sungai Kupang? Sedangkan tujuan penelitian ini untuk meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas VI SDN 2 Sungai Kupang melalui pembelajaran model discovery learning pada materi pokok ayo membayar zakat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah Peserta didik Kelas VI SDN 2 Sungai Kupang berjumlah 26 orang. Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Data yang telah didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat prestasi belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 70.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I hasil ketuntasan belajar mencapai 54% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 71,73, pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 88,46% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,54 dan hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan ketuntasan 35%. Simpulan dari penelitian ini adalah metode pengajaran berbasis discovery dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar peserta didik SDN 2 Sungai Kupang dan model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PAI dan Budi Pekerti.

Kata Kunci: Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, Model Discovery, Prestasi Belajar.

(2)

585 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang, nampaklah dengan nyata bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku. Arti pendidikan juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (2003:3) yang menyebutkan

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands-on) (Suparno et al., 2001:17). keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan hasil berfikir peserta didik yang apabila peserta didik dilibatkan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan secara continue (terus menerus) dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan apabila interaksi antara pendidik dan peserta didik terjalin dengan baik. Sebab menurut Usman (2002:31), interaksi dan hubungan timbal balik antara Pendidik dengan Peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas, menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan keaktifan peserta didik ialah keterampilan pendidik dalam merencanakan suatu kegiatan pembelajaran. sehingga dengan rencana tersebut peserta didik lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat pada proses belajar mengajar hingga dicapainya tujuan pembelajaran.

Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar peserta didik SDN 2 Sungai Kupang, yaitu dalam proses menerapkan model pembelajaran pendidik masih menggunakan pendekatan tradisional, pendidik memberikan pengetahuan yang dangkal kepada peserta didik, pembelajaran yang diselenggarakan banyak menggunakan metode-metode yang cenderung monoton dan membosankan, dan peserta didik tidak bebas diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dikarenakan pembelajaran hanya terpusat kepada pendidik dalam proses pembelajaran sehingga berakibat kepada prestasi/hasil belajar peserta didik.

(3)

586 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Dari hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik. Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran, pendidik hanya membimbing dan mengarahkan peserta didik. Dengan demikian, penulis mengambil metode pembelajaran yang berbasis pada aktivitas peserta didik. Yakni model pembelajaran discovery learning. Yang pada akhirnya berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti Pada Peserta didik SDN 2 Sungai Kupang”.

.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas atau disebut dengan Classroom Action Research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan ditekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002:12).

Pada penelitian ini peneliti menjadi instrumen kunci, dimana peneliti menjadi pengumpul data pada penelitian tindakan kelas. Peneliti juga menjadi perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinnya akan terlibat langsung dengan peserta didik dalam proses penelitian. Instrumen pendukung lainnya yang dapat digunakan adalah lembar observasi, instrumen tes untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran setelah diterapkannya model pembelajaran discovery learning, dan dokumentasi.

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kuantitatif deskriptif (Surawan, 2019: 202). Data kuantitatif deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai peserta didik, juga untuk memperoleh respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

(4)

587 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

𝑃 = 𝑓

𝑁𝑋100 Keterangan:

𝑓 : Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya

𝑁 : Number of Class (jumlah frekuensi/banyaknya individu) 𝑃 : Angka Presentasi

(Sugiyono, 2013: 59) 2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secaraa klasikal. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P =∑ peserta didik yang tuntas belajar

∑ peserta didik 𝑋 100%

Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang, empat bagian utama yang ada dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan siklus I meliputi pembuatan skenario pembelajaran, membuat format pembelajaran, serta mempersiapkan alat-alat atau bahan yang dibutuhkan peserta didik selama proses pembelajaran, kemudian memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik 2. Tindakan (Acting)

Adapun pada tahap tindakan pada siklus ini, pendidik dan peneliti menjalin kerjasama, dimana peneliti sebagai observer dan pendidik sebagai pelaksana pembelajaran yaitu dengan menggunakan discovery learning, berpedoman pada RPP yang telah disiapkan dalam bentuk kegiatan:

a. Pendahuluan yang terdiri dari tujuan motivasi dan apersepsi b. Tahap pengembangan

c. Kegiatan penutup 3. Observasi (Observasing)

Dapat disimpulkan bahwa, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung. Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Adapun manfaat dari penggunaan

(5)

588 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

observasi langsung atau pengamatan secara langsung adalah sebagai berikut (Warsito, 2008:5):

a. Dengan pengamatan secara langsung, kemungkinan untuk mencatat hal- hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku dan sewaktu kejadian tersebut terjadi.

b. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.

4. Refleksi

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap refleksi adalah sebagai berikut (Arikunto et al., 2015:19):

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

5. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Apabila siklus I tidak tuntas, maka dilanjutkan dengan siklus II. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Hubungan antara keempat komponen pada penelitian tindakan model Kurt Lewin dipandang sebagai satu siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut (Syofian, 2019:2):

Gambar 1. Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

(6)

589 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian pada siklus I untuk meningkatkan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti materi Ayo Membayar Zakat. Di kelas VI SDN 2 Sungai Kupang Tahun Pelajaran 2022/2023. Terdapat 14 peserta didik yang dapat menjawab soal dengan nilai di atas KKM sedangkan 12 orang lainnya menjawab soal dengan nilai di bawah KKM dan dikategorikan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik belum memahami dan mengerti tentang materi Ayo Membayar Zakat. Beberapa hal yang menyebabkan ketidaktuntasan ini antara lain:

a. Masih ditemukan beberapa kegiatan yang kurang efektif dan ada yang tidak terlaksana. Sehingga pembelajaran dirasa belum maksimal.

b. Peserta didik masih canggung dengan diterapkannya pembelajaran berbasis discovery terutama pada saat pelaksanaan diskusi kelompok.

c. Hasil tes formatif menunjukkan persentase ketuntasan belajar pada 54%

d. Pembelajaran hanya sebatas ingatan saja dikarenakan peserta didik tidak mencatat materi yang dipelajari.

e. Respon peserta didik belum aktif terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pendidik, baru akan menjawab jika ditujukan kepadanya.

Tabel 1. Nilai Tes Formatif pada Siklus I No

Absen Nama Nilai Keterangan

T TT

1 Ahmad Bukhatir 70 √

2 Andini Kusmarini A. 65 √

3 Aqila Zulfa Qirani 70 √

4 Arbainah 85 √

5 Chandra Nur Khalis 65 √

6 Idham Khalid 75 √

7 Jamilatun Nisa 65 √

8 Malika 60 √

9 Muhammad Alansyah 65 √

10 Muhammad Farhansaidi 70 √

11 Muhammad Gibran Suhada 80 √

12 Muhammad Haikal Azwar 55 √

13 Muhammad Ma’arif 65 √

14 Muhammad Maulana Ibrahim 75 √

15 Muhammad Fathul Abrar 65 √

16 Muhammad Siddiq 85 √

17 Muhammad Syarwani Abdan 80 √

18 Muhammad Zabran Abdillah 65 √

(7)

590 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

19 Nihayati Kamal 90 √

20 Rehadatul Aisyah 60 √

21 Sakti Favian Dzakkir 80 √

22 Selvia Alisia Rahman 80 √

23 Selvy Aulia Putri 60 √

24 Siti Maysyah Nor Amalia 85 √

25 Thatsaqif Kevin Fairuz 65 √

26 Wildan Ivander Mahardika 80 √

JUMLAH 1865 14 12

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Peserta didik pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

71,73 14 54%

Hasil penelitian pada siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti materi Ayo Membayar Zakat. Di kelas VI SDN 2 Sungai Kupang Tahun Pelajaran 2022/2023. Telah ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Antusias peserta didik untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena peserta didik mulai terbiasa dengan pembelajaran berbasis discovery, disamping itu peserta didik juga merasa senang.

b. Muncul semangat peserta didik dalam pembelajaran dengan di tampilkannya video yang menarik dalam memahami materi yang disampaikan.

c. Dalam pembelajaran peserta didik lebih siap untuk menerima pembelajaran.

Karena hari-hari sebelumnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu hal-hal yang diperlukan dan proses pembelajaran.

d. Hasil tes formatif pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan pada persentase ketuntasan belajar 88,46%.

Tabel 3. Nilai Tes Formatif pada Siklus II No

Absen Nama Nilai Keterangan

T TT

1 Ahmad Bukhatir 85 √

2 Andini Kusmarini A. 80 √

3 Aqila Zulfa Qirani 90 √

4 Arbainah 85 √

(8)

591 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

5 Chandra Nur Khalis 75 √

6 Idham Khalid 75 √

7 Jamilatun Nisa 95 √

8 Malika 70 √

9 Muhammad Alansyah 65 √

10 Muhammad Farhansaidi 85 √

11 Muhammad Gibran Suhada 85 √

12 Muhammad Haikal Azwar 75 √

13 Muhammad Ma’arif 75 √

14 Muhammad Maulana Ibrahim 80 √

15 Muhammad Fathul Abrar 65 √

16 Muhammad Siddiq 85 √

17 Muhammad Syarwani Abdan 80 √

18 Muhammad Zabran Abdillah 85 √

19 Nihayati Kamal 100 √

20 Rehadatul Aisyah 75 √

21 Sakti Favian Dzakkir 85 √

22 Selvia Alisia Rahman 90 √

23 Selvy Aulia Putri 65 √

24 Siti Maysyah Nor Amalia 95 √

25 Thatsaqif Kevin Fairuz 85 √

26 Wildan Ivander Mahardika 90 √

JUMLAH 2120 23 3

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Peserta didik pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

81,54 23 88,46 %

Data diatas menunjukkan perubahan signifikan dari prestasi/hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari proses pembelajaran menggunakan model discovery learning. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinambela (2017:21) menyatakan dalam mengaplikasikan metode discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.

Berbagai kelebihan penggunaan model pembelajaran discovery learning yang berbasis pada aktivitas peserta didik yakni (Kemendikbud, 2013:4):

(9)

592 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

a. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

d. Strategi ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI dan Budi Pekerti materi ayo membayar zakat dengan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas VI SD Negeri 2 Sungai Kupang mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut:

KESIMPULAN

Penerapan model pembelajaran discovery Learning mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi ayo membayar zakat kelas VI SDN 2 Sungai Kupang ditandai dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pengajaran berbasis discovery memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang dapat dilihat dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dalam setiap siklus, yaitu siklus I sebesar 54% dan siklus II sebesar 88,46%.

Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu pada tahap siklus I sebesar 71,73 sedangkan pada siklus II naik menjadi

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

Gambar 2.

Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II

Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan Belajar (%)

(10)

593 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

81,54. Hal ini berarti, target yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik ≥ 70 sudah tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas: PT Bumi Aksara. Book, 1–259.

Kemendikbud. 2013. Pelatihan Pendidik Implementasi Kurikulum 2013.

Sinambela, P. N. J. M. 2017. Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. In Penulis Buku Ajar SMP & SMA Kemendikbud Kurikulum.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Cetakan Ke- 19). CV. Alfabeta.

Suparno, P., Rohandi, R., Sukardi, G., & Kartono, S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Kanisius.

Surawan. 2019. Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.

Undang-undang RI. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, & Uzer, M. 2002. Menjadi Pendidik Profesional, Edisi Kedua, Cetakan Keempat. PT. Remaia Rosdakarya.

Warsito, B. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Surya Pena Gemilang.

Referensi

Dokumen terkait

Studi kelayakan ini menggunakan naive bayes classification sehingga diperoleh tingkat layak atau tidak layak untuk pembukaan cabang baru, serta variabel dominan yang berpengaruh pada

Interaksi antara gugus nonpolar dari adsorben dengan karotenoida yang nonpolar dan interaksi antara gugus polar dari adsorben yaitu logam Ca dengan ikatan rangkap dari

PERUPA yang pernah terlibat dalam sejumlah pameran gerakan “Kepribadian Apa” (“Pipa”) dan “Gerakan Seni Rupa Baru” (GSRB), Gendut Riyanto (48), meninggal dunia di

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan tentang Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Discovery Learning pada Peserta Didik Kelas VI

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dipercaya menjadi salah satu model ideal untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dan emosional adalah model siklus

Tahap persiapan ( C Asri Budiningsih: 43: 2005).yang perlu dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning, yaitu: a) Menentukan dan merumuskan

Abstrak: Model pembelajaran Picture And Picture merupakan model yang menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan serta diurutkan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUPANG TAHUN