• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1168 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI

AINUN NUFUS

E-mail : ainunnufus1985@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini Penelitian dilatar belakangi oleh rendahnya partisipasi aktif peserta didik di SDN Bangun Jaya yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran PAI. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik adalah kurangnya varian metode dan model pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah model Pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta didik pada pembelajan PAI. Pada pembelajaran PAI materi Aku Anak Soleh kelas IV di SDN Bangun Jaya Sukamara.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Penilitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, serta akurat menganai fakta yang ada di lapangan.

Adapun Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Bangun Jaya.

Sedangkan data penelitian diperoleh dari angket, observasi, serta dokumentasi.

Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi aktif peserta didik meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. dibuktikan dengan aktivitas guru dan aktivitas Peserta didik yang ditunjukkan dengan tahapan- tahapan penerapan model ini yaitu pemberian stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, dan menarik kesimpula, dapat dikategorikan baik. Demikian juga dengan tingkat partisipasi aktif peserta didik dalam setiap pertemuan mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan yaitu sebelum tindakan tingkat partisipasi aktif peserta didik sebesar 52.72% dan setelah tindakan pada pertemuan ketiga sebesar 85,45%.

Kata kunci: PTK, discovery learning, partisipasi aktif

(2)

1169 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

PENDAHULUAN

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21 yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan komunikasi (TIK) yang berkembang sangat cepat yang memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk proses belajar mengajar. Selain itu Pembelajaran abad 21 menuntut sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik( student centered learning). Hal ini berarti sekolah harus mempersipakan peserta didik untuk menguasai pada kecakapan- kecakapan dan keterampilan pembelajaran abad 21 yaitu menguasai empat keterampilan belajar (4C), seperti: creativity and innovatiaon, critical thinking, and problem solving, communication and collaboration. untuk itu lahirlah kurikulum2013 sebagai pedoman pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran abad 21.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang menekankan pada peserta didik aktif (student centered learning). Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang dilakukan menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

Peserta didik sendirilah yang melakukan langkah-langkah (secara aktif) dalam rangka belajar yang telah dirancang secara cermat oleh guru dan guru dalam hal ini menjadi fasilitator, yang aktif memfasilitasi dan membimbing agar peserta didik mampu melakukan langkah-langkah belajarnya.

Untuk mendukung peserta didik agar aktif belajar . Pada kurikulum 2013 terdapat tiga model pembelajaran yang menjadi andalan yang bisa mendukung aktivitas belajar mengajar. Hal ini didasari pada Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang memiliki visi agar peserta didik berkembang dan mempunyai karakter saintifik, rasa ingin tahu dan perilaku social. Salah satu model pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah model pembelajaran penemuan atau model pembelajaran Discovery Learning.

Pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan pemecahan masalah dengan guru sebagai fasilitator dan pembimbing (Priansa, 2015:219).

Dalam model ini guru tidak menyajikan bahan pembelajaran dalam bentuk final, tetapi memberikan peluang kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri

(3)

1170 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam dengan menggunakan teknik pemecahan masalah. John Dewey dan psikolog kognitif Jerome Bruner mempromosikan konsep pembelajaran penemuan dengan mendorong seorang guru untuk memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sendiri. Menurut mereka, pembelajaran penemuan mendorong peserta didik untuk belajar sendiri. Mereka berpendapat pula, pembelajaran penemuan mendorong peserta didik untuk berpikir sendiri dan menemukan cara menyusun dan mendapatkan pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran, intensitas penggunaan metode ceramah lebih sering digunakan oleh guru dibandingkan dengan metode diskusi atau model yang mendorong partisipasi aktif peserta didik. Hal ini menyebabkan guru lah yang aktif dalam proses pembelajaran dan satu- satunya sumber belajar ( teacher centered) dan peserta didik cenderung pasif , ketika menemui kesulitan peserta didik cenderung diam .Hal ini tentu berpengaruh terhadap capaian hasil belajar yang akan diperoleh setiap peserta didik.

Disamping itu sebagian peserta didik cenderung bersikap pasif dalam mengikuti proses pembelajaran . Peserta didik yang tidak tahu cenderung bersikap pasif dengan tidak memberikan tanggapan terhadap materi yang telah guru sampaikan, peserta didik cenderung hanya diam saat guru mencoba melibatkannya dalam proses tanya jawab di kelas dan peserta didik juga cenderung tidak memiliki inisiatif untuk mencatat materi pelajaran yang sulit. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap capaian hasil belajar yang akan diperoleh setiap peserta didik. Pernyataan terebut didukung dengan hasil penilaian harian peserta didik kelas IV pada materi Aku Anak soleh. Sebagian besar telah tuntas mencapai nilai KKm . Dan sebagian lagi tidak tuntas dan cenderung memperoleh nilai kisaran dibawah 70.

Berdasarkang latar belakang diatas, maka dibutuhkan metode atau model pembelajaran yang dapat melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk itu penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran discovery learning dalam kegiatan pembelajaran. Penulis tertarik untuk meneliti Apakah model discovery learning dapat meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Gulo ( Gulo :2008 : 35) berpendapat bahwa discovery merupakan salah satu kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menyelidiki hal-hal tertentu seperti objek, manusia atau peristiwa dengan terstruktur, logis, kritis dan analitis dengan

(4)

1171 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal sehingga mereka dengan percaya diri dapat merumuskan temuan mereka.

Terdapat dua macam model discovery learning, yaitu penemuan yang bebas (free discovery) dan penemuan terpadu atau terpimpin (guided discovery) dan Model pembelajaran penemuan terpadu (guided discovery) lebih banyak ditemui didalam pelaksanaannya. Jamil dalam bukunya (Jamil S : 247.:2017) berpendapat bahwa Model pembelajaran penemuan terpadu (guided discovery) lebih banyak ditemui didalam pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena peserta didik dapat lebih bertujuan sebagai usaha untuk mencapai target yang telah ditetapkan dengan panduan dari guru. Namun yang perlu dipahami adalah panduan dari guru yang dimaksud di sini bukan seperti halnya resep yang harus diikuti langkah- langkahnya. Melainkan sebuah informasi awal yang akan membimbing peserta didik untuk menemukan pemahaman mengenai hal-hal yang sedang mereka pelajari.

Adapun tujuan model pembelajaran Discovery learning (Yatti Sugiarti: 83:

2014) yaitu: a. Menambah keaktifan peserta didik ketika kegiatan belajar mengajar, sebab model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk mendapat kesempatan terlibat aktif. b. Peserta didik dapat mendapatkan pemahaman secara pasti atau pun abstrak, dan informasi atau pengetahuan tambahan yang diberikan dapat ditemukan dengan lebih baik. c. Peserta didik dapat belajar merumuskan strategi dan menggunakan tanya jawab untuk menemukan sebuah konsep. d.

Peserta didik dapat bekerja sama, bertukar informasi antara satu dengan lainnya, dan dengan mempertimbangkan gagasan-gagasan dari orang lain. e. Menambah kebermaknaan kemampuan pengetahuan atau keterampilan, pola atau konsep, serta prinsip atau asas yang sedang dipelajari. f. Keterampilan-keterampilan yang dipelajari dapat ditransfer dan dimplementasikan dengan lebih mudah.

Tahap persiapan ( C Asri Budiningsih: 43: 2005).yang perlu dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning, yaitu: a) Menentukan dan merumuskan tujuan pembelajaran. b) Melakukan identifikasi karakteristik dari peserta didik baik kemampuan awal, minat, gaya belajarnya , dan lain sebagainya. c) Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari . e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari oleh peserta didik. f) Mengatur topik-topik atau tema pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang kongkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g) Melakukan penilaian proses

(5)

1172 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam dan juga hasil belajar peserta didik d) Menentukan topik-topik atau tema yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

Menurut Syah,( Sihabudin: 41: 2014) dalam menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran, terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, antara lain adalah Pemberian Rangsangan/Stimulasi (Stimulation), Identifikasi Masalah (Problem Statement), Pengumpulan Data (Data Collection), Pengolahan Data (Data Processing), Pembuktian (Verification), dan Menarik Kesimpulan/Generalisasi (Generalization).

Sedangkan Partisipasi peserta didik berarti keikutsertaan peserta didik dalam suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang optimal akan terjadi apabila peserta didik berpartisipasi secara tanggung jawab dalam proses pembelajaran. Partisipasi peserta didik diperlukan dalam menetapkan tujuan dan dalam kegiatan atau proses pembelajaran. Menurut Sardiman (Sardiman: 96: 2009) partisipasi peserta didik dapat terlihat dalam aktifitas fisiknya, yang dimaksud adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, mereka tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aspek aktifitas fisik dan aktifitas psikis itu antara lain sebagai berikut

a. Visual activities : membaca dan memperhatikan ;

b. Oral activities : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

c. Listening activities : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi;

d. Writing activities : menulis, menyalin; Drawing activities : menggambar, membuat grafik, peta, dan sebagainya.

e. Motor activities : melakukan percobaan, membuat model;

f. Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

g. Emotional activities : menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, dan sebagainya

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas ( Clasroom Action Research) dengan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penilitian ini bertujuan untuk

(6)

1173 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam mendeskripsikan penerapan model discovery learning dalam meningkatkan partisipasi aktif peserta didik di SDN Bangun Jaya. Subjek penelitian ini adalah Peserta didik kelas IV SDN Bangun Jaya yang berjumlah 10 peseerta didik. 5 anak laki laki dan 5 anak perempuan.

Adapun tehnik pengumpulan data adalah selain menggunakan tehnik observasi juga menggunakan angket untuk mengetahui tingkat partisipasi aktif peserta didik serta tehnik dokumentasi (Surawan : 2019).

a. Sedangkan langkah-langkah penelitian ini keliputi: Perencanaan Hal-hal yang direncanakan dan dipersiapkan sebelum tindakan pada setiap pertemuan adalah :

1. Membuat dan menyusun RPP agar pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sekaligus sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. Materi Pada RPP ini adalah materi Aku Anak Soleh. Adapun contoh RPP pada lampiran.

2. Persiapan bahan ajar, antara lain mempersiapkan materi apa saja yang akan digunakan dalam membantu proses pembelajaran, yaitu tentang materi Aku Anak Soleh dalam hal ini adalah sesuai pada kompetensi yang diharapkan mengacu pada RPP. Dalam hal ini selain buku PAI peserta didik, guru juga mempersiapkan PPT untuk ditampilakan.

3. Menyiapkan LKPD sebagai Lembar kerja peserta didik dalam pembelajan.

4. Pembuatan lembar observasi dan angket untuk melihat dan mengetahui peningkatan partisipasi dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

5. Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan, . Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan peneliti dibantu teman sejawat sebagai observer atau pengamat untuk mengamati proses pembelajaran. Peneliti menggunakan RPP yang telah dibuat dan direncanakan sebelumnya.

c. Observasi. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Hal –hal yang diamati adalah aktivitas guru dan peserta didik kemudian aspek dari partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran PAI. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunkan lembar observasi yang telah

(7)

1174 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

dipersiapkan. . Lembar observasi digunakan untuk mengetahui penerapan model discovery learning untuk meningkatkan partisipasi aktif peserta didik.

d. Refleksi. Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan dan mengindentifikasi data atau informasi yang telah diperoleh, yaitu melalui lembar observasi dan angket serta catatan dari guru. Setiap pertemuan peneliti selalu melakukan refleksi yaitu mengenai Masalah yang terjadi dan berkaitan dengan hal–hal yang dilakukan. Setelah melakukan refleksi kemudian peneliti melakukan perencanaan kembali untuk pertemuan selanjutnya dan memperbaiki masalah yang muncul pada pertemuan sebelumnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pra tindakan

Berdasarkan hasil observasi peneliti sebagai guru khususnya di kelas IV di SDN bangun Jaya tingkat partisipasi aktif peserta didik masih kurang. Hal ini diperkuat dengan hasil angket yang disebar oleh peneliti. Berdasarkan hasil angket tingkat partisipasi aktif peserta didik masih rendah dan bahkan sangat kurang terutama dalam hal aktif mengeluarkan pendapat / saran dan bertanya yaitu hanya 30% dan 40%. Berdasarkan hasil angket dapat diketahui dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 1 hasil Angket partisipasi aktif Peserta Didik

No Aspek Jumlah

peserta didik

Partisipan %

1. Membaca buku materi 10 6 60%

2. Memperhatikan guru 10 7 70%

3. Memperhatikan siswa lain yang sedang berpendapat

10 5 50%

4. Bertanya 10 4 40%

5. Memberikan saran/pendapat 10 3 30%

6. Menjawab pertanyaan 10 4 40%

7. Mencatat materi pelajaran 10 6 60%

8. Mengerjakan tugas 10 8 80%

9. Merangkum materi pelajaran 10 6 60%

10. Berdiskusi 10 5 50%

(8)

1175 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

11. Presentasi 10 4 40%

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebanyak 3x pertemuan. Sebelum melaksanakan tindakan peneiti terlebih dahulu melakukan perencanaan yaitu menyiapkan RPP, LKPD, lembar observasi dan Dokumentasi. Dalam hal ini peneliti dibantu teman sejawat yaitu guru PAI lainnya sebagai observer. Hasil dari observasi Pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuia sintak model discovery Learning dengan baik demikian juga peserta didik telah melakukan langkah- langkah pembelajaran yang diintruksikan oleh guru. dalam pertemuan pertama ini peserta didik masih kebingungan dalam menerapkan pembelajaran model discovery learning. hal ini terjadi disebabkan peserta didik masih baru beradaptasi terhadap model pembelajaran discovery learning ini. dan guru dalam hal ini terus melakukan bimbingan dan motivasi agar peserta didik memehami langkah-langkah pembelajaran dan pertemuan selanjutnya lebih baik lagi. Namun demikian hasil observasi aspek tingkat partisipasi pada pertemuan pertama mengalami kenaikan yaitu sebesar 61,81%.

Pada pertemuan kedua Hasil dari observasi menunjukkan bahwa guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuia sintak model discovery Learning dengan baik demikian juga peserta didik telah melakukan langkah- langkah pembelajaran yang diintruksikan oleh guru. dalam pertemuan kedua ini peserta didik mulai memahami langkah –langkah apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran. peserta didik sudah mulai beradaptasi terhadap model pembelajaran discovery learning ini. didapatkan prosentase tingkat kenaikan aspek pertisipasi pada pertemuan kedua yaitu 68,24%.dan guru dalam hal ini tidak berhenti melakukan bimbingan dan motivasi agar peserta didik memahami langkah-langkah pembelajaran dan pertemuan selanjutnya lebih baik lagi. Pada pertemuan ketiga inilah peserta didik telah beradaptasi dengan langkah-langkah model pembelajaran discovery learning. Jumlah perolehan tingkat partisipasi aktif Pada pertemuan ketiga peserta didik dalam pertemuan ketiga ini sebesar 85, 45%. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam pertemuan ketiga ini.

Berdasarkan keseluruhan tindakan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan

(9)

1176 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

menerapkan model pembelajaran Discovery learning dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga telah mengalami peningkatan partisipasi aktif peserta didik. Hasil perbandingan pertisipasi aktif peserta didik pada masing-masing aspek tersebut dari sebelum tindakan dan setelah tindakan dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.13 perbandingan tingkat partisipasi aktif pesera didik sebelum dan setelah tindakan

No Aspek Jml

peser ta didik

Pra Siklus Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Pertemuan 3

Partisi pan

% partisi pan

% parti sipa n

% parti sipa n

%

1. Membaca buku materi

10 6 60% 7 70% 8 80% 9 90%

2. Memperhatikan guru

10 7 70% 7 70% 8 80% 9 90%

3. Memperhatikan siswa lain yang sedang

berpendapat

10 5 50% 6 60 % 8 70% 8 80%

4. Bertanya 10 4 40% 5 50% 6 60% 8 80%

5. Memberikan saran/pendapat

10 3 30% 5 50% 6 60% 8 80%

6. Menjawab pertanyaan

10 4 40% 5 50% 7 70% 8 80%

7. Mencatat materi pelajaran

10 6 60% 7 70% 8 80% 9 90%

8. Mengerjakan tugas

10 8 80% 8 80% 9 90% 9 90%

(10)

1177 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam 9. Merangkum

materi pelajaran

10 6 60% 7 60% 8 80% 9 90%

10. Berdiskusi 10 5 50% 6 60% 7 70% 9 90%

11. Presentasi 10 4 50% 5 80% 7 70% 8 80%

Rerata Prosentase 52,72% 61,81% 68,24% 85,45%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan parstisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran setelah menerapkan model discovery learning dalam kegiatan pembelajaran hal ini juga diperkuat dengan hasil angket yang didapat sebesar 85,45%. Dengan bimbingan dan motivasi terus menerus seorang guru terhadap peserta didik sejak pertemuan pertama sampai pertemuan yang ketiga. Berdasarkan tabel diatas prosentase tingkat partipasi aktif peserta didik tiap aspek lebih dari 75% dan prosentasi tingkat kenaikan hasil dari pertemuan ketiga adalah 85,45 %, maka dapat dikatakan bahwa parstisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran setelah menerapkan model discovery learning dalam kegiatan pembelajaran telah berhasil. Penerapan discovery learning dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran discovery learning dan telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan partisipasi aktif peserta didik kelas IV pada pembelajaran PAI Materi Aku Anak Soleh di SDN Bangun Jaya berjalan dengan baik. Terlihat dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dan peserta didik yang menunjukkan penerapan discovery learning telah dijalanai dan dilakukan sesua tahapan dalam model pembelajaran discovery learning. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penerapan model discovery leaning ini yaitu pemberian stimulus, pernyataan atau identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan menarik kesimpulan.

(11)

1178 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam 2. Dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning tingkat partisipasi

aktif peserta didik kelas IV pada pembelajaran PAI Materi Aku Anak Soleh di SDN Bangun Jaya jugamengalami peningkatan hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dalam setiap pertemuan yaitu dari hasil prosentase sebelum tindakan sebesar 52, 57% dan setelah tindakan pada pertemuan ketiga menjadi 85,45%.dan hal inijuga diperkuat dengan hasil angket bahwa tingkat partisipasi aktif peserta didik meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran discovery learning.

Terdapat 4 jenis aktifitas yang diteliti yaitu aktifitas melihat (visual activities), aktifitas lisan (oral activities), aktifitas menulis (writing activities), aktifitas praktik (motor activites).

DAFTAR PUSTAKA

Ardyansyah, A., & Fitriani, L. (2020). Efektivitas Penerapan Metode Discovery Learning dalam Pembelajaran Imla’. Al-Ta'rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 8(2), 229-244. doi:https://doi.org/10.23971/altarib.v8i2.2257 Armeylia Widyanti, Annisa. 2021. ”penerapan model discovery learning untuk

meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas VII pada mata pelajaran SKI di MTsN 1 Sidoarjo”. Surabaya: fakultas Tarbiyah UINSA Surabaya

Budiningsi, C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005 Gulo. 2002. Metodologi Penelitian . Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Jamil, Suprihatiningrum. 2017. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi .Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sugiarti, Yatti.2014. Model Pembelajaran Discovery Learning Menggunakan LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMKN 1 Kunnga. No. 3, (Desember, 2014)

Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.

Gambar

Tabel 4.13 perbandingan tingkat partisipasi aktif pesera didik sebelum dan  setelah tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 5 Satap Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu pada

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan TPACK, model Discovery Learning (C), peserta didik (A) mampu mengidentifikasi

Model pembelajaran Discovery Learning merupakan suatu model untuk mengembangkan Cara Belajar Peserta didik Aktif (CBSA) dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka

“Apakah kendala yang dialami oleh peneliti selama menerapkan model pembelajaran inquiry discovery learning pada masa pandemi serta apakah penerapan model

Dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning kegiatan diskusi kelompok dalam pembelajaran diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

Melalui Kegiatan Pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model pembelajaran Discovery learning dan penerapan pembelajaran abad 21, peserta didik mampu menentukan luas

Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan, secara langsung maupun tidak langsung, pada

Melalui model pembelajaran Discovery Learning peserta didik dapat Menerapkan konsep hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari.. Materi Pembelajaran