• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR

Aspihani

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : aspihani0602@gmail.com

ABSTRAK

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hasil belajar siswa pada beberapa materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7 Buntok masih ada yang belum mencapai ketuntasan belajar. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7 Buntok pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Indikator keberhasilan jika hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mencapai ≥ 75%

diatas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hasil observasi pada dari aktivitas guru pada siklus I berada pada 71% (cukup baik), sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86% (baik). Hasil observasi keaktifan siswa pada pembelajaran PAI siklus I adalah 67% dengan kategori cukup aktif, sedangkan pada siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi 83% (aktif). Data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 69,28 dengan persentase ketuntasan belajar 64%, sedangkan pada siklus II sudah mengalami kenaikan yaitu dengan rata-rata 78,57 dengan persentase ketuntasan 85,71%.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. (Muhaimin, 2006). Oleh karena itu, pendidikan dalam kehidupan masyarakat adalah suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap warga

(2)

negara, sangat besar manfaatnya bagi setiap orang yang mau maju dan tidak mau ketinggalan dengan warga lain terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(Sumitro, 2006)

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran berbasis masalah adalah belajar penemuan atau discovery learning. Berdasarkan belajar penemuan peserta didik didorong belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. (Suprijono, 2009).

Menurut Syamsidah, Problem Based Learning adalah sebuah pendekatan yang memberi pengetahuan baru siswa untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan begitu pendekatan ini adalah pendekatan pembelajaran partisipatif yang bisa membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan karena dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi murid dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Meski demikian, guru tetap diharapkan untuk mengarahkan pembelajaran menemukan masalah yang relevan dan aktual serta realistik. (Hamidah, 2018)

Prinsip-prinsip model pembelajaran Problem Based Learning adalah melibatkan siswa bekerja pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari kurang lebih lima orang, guru membimbing siswa dalam penyelesaian masalah tersebut, masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru, analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah, dan permasalahan dihadapkan sebelum semua pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut. (Ridwan, 2009)

Dengan Problem Based Learning, proses belajar lebih banyak bertumpu pada kegiatan para siswa secara mandiri, sementara guru bertindak sebagai perancang, fasilitator, motivator atas terjadinya kegiatan belajar mengajar tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri 7 Buntok Kelas IV, teridentifikasi bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti

(3)

proses pembelajaran masih rendah. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa yang masih rendah. Khususnya pada mata pelajaran PAI pada materi Mengenal Arti Bersih dan Sehat, hasil belajar yang diperoleh siswa pada materi tersebut masih ada beberapa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Selain itu, guru kurang mencoba beberapa model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat proses belajar mengajar, guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta didik yang ribut di belakang, mengganggu teman sebangkunya, dan bermain-main saat mengikuti pelajaran. Data hasil belajar siswa khususnya pada materi Mengenal Arti Bersih dan Sehat menunjukkan bahwa 60% siswa yang tuntas pada tahun pelajaran 2020/2021 dan sebanyak 65% pada tahun pelajaran 2021/2022.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri 7 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 siklus pembelajaran sejak tanggal 4 Desember s.d 31 Desember 2022.

Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 3.14 Memahami tata cara bersuci dari hadas kecil sesuai ketentuan syariat Islam dan 4.14 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas kecil sesuai ketentuan syariat Islam. Materi yang akan disampaikan adalah tentang Bersih Itu Sehat, dengan tema Mengenal Arti Bersih dan Sehat.

Subjek dari penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 7 Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan dengan jumlah 14 orang siswa, terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan yang menjadi sasaran penelitian tindakan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari yaitu tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pelajaran. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi dilakukan untuk memantau guru dan siswa. Sebagai alat pemantau kegiatan guru, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Observasi

(4)

yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati semua kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi terhadap terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa. Guru dilibatkan dan bertindak sebagai pengamat (observer) yang bertugas untuk mengobservasi peneliti dan siswa selama kegiatan berlangsung. Wawancara, yaitu teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan secara tatap muka atau pun melalui saluran media tertentu. Wawancara ini dilakukan kepada siswa setelah melakukan tindakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kesulitan siswa dan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan peneliti. Selanjutnya dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data pendukung seperti: Data jumlah siswa kelas IV SD Negeri 7 Buntok Tahun Pelajaran 2022/ 2023, buku daftar nilai PAI kelas IV dan RPP.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan berpikir siswa sesuai dengan pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan keaktifan siswa.

Adapun prosedur dalam penelitian tindakan ini terdiri dari dua sikluas yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti fokus pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi Mengenal Arti Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar Negeri 7 Buntok.

Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti dan guru menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yakni menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang materi Mengenal Arti Bersih dan Sehat dengan menggunakan model Problem Based Learning serta menyiapkan bahan ajar yang akan diajarkan, serta menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan keaktifan siswa.

Selanjutnya ada tahap perencanaan siklus II, peneliti dan guru menyusun dan merancang perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran siklus sebelumnya, yakni menyusun rencana pelaksanaan

(5)

pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan instrument evaluasi, serta menyiapkan lembar observasi. Guru juga lebih mendalami pemahaman tentang langkah- langkah model pembelajaran Problem Based Learning, serta mengelola kelas lebih maksimal lagi agar aktivitas guru dalam pembelajaran lebih maksimal dan keaktifan siswa juga meningkat dari pada siklus I.

Pada tahap pelaksanaan siklus I, peneliti terlebih dahulu menerapkan apa yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai model pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Namun pada pelaksanaan siklus I masih ditemukan kekurangan pada saat pembelajaran, seperti aktivitas guru yang belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, sehingga berdampak pada keaktifan siswa yang juga masih tergolong cukup aktif. Dari hasil tersebut maka pada pelaksanaan tindakan siklus II diadakan perbaikan.

Adapun yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pada siklus II meliputi guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran, menyajikan materi sesuai langkah-langkah dalam RPP, memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih berinteraksi, aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses pembelajaran, mengamati setiap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, memotivasi siswa untuk lebih percaya diri pada saat melakukan presentasi hasil kerja kelompok, serta melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Dengan adanya perbaikan pada tahapan pelaksanaan siklus II, maka indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan ini akhirnya dapat tercapai.

Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dari aktivitas guru pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I berada pada 71% ini dalam kategori cukup baik, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86%.

Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II disajikan pada grafik berikut ini:

Grafik Perbandingan aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II

(6)

Menurut Syamsidah Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah pendekatan yang memberi pengetahuan baru siswa untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan begitu pendekatan ini adalah pendekatan pembelajaran partisipatif yang bisa membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan karena dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi siswa dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik. (Hamidah. 2018)

Berdasarkan teori diatas, terlihat bahwa guru sudah lebih menguasai model pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran siklus II.

Sehingga siswa lebih aktif dan kreatif pada saat mengikuti pelajaran, hal ini berdampak pada lebih meningkatnya pemahaman pengetahuan dan keterampilan siswa serta hasil belajar siswa lebih mudah untuk tercapai.

Untuk hasil observasi pengamatan keaktifan siswa pada siklus I adalah 67% dengan kategori cukup aktif, dan setelah di lakukan perbaikan pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi 83% atau kategori aktif.

Adapun persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada grafik berikut ini:

Grafik Perbandingan keaktifan belajar siswa siklus I dan II

Keaktifan siswa dapat dilihat dalam beberapa hal yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang diperolehnya.

(Sudjana.2004)

Berdasarkan teori diatas, menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Terbukti hasil observasi keaktifan siswa pada pelaksanaan tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, pada saat

(7)

pembelajaran berlangsung, guru mampu melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran maka suasana yang terbentuk tidak cenderung membosankan dan siswa senang mengikuti kegiatan belajar.

Hasil belajar siswa pada siklus I adalah dengan rata-rata nilai 69,28 denagn persentase ketuntasan belajar 64% yaitu 9 orang siswa yang tuntas dan 5 orang siswa yang tidak tuntas. Melihat data hasil belajar siswa pada siklus I maka penulis melakukan refleksi dan perbaikan sehingga di siklus II sudah mengalami kenaikan hasil belajar siswa yaitu dengan rata-rata 78,57 dengan persentase ketuntasan adalah 85,71%, yang terdiri dari 12 orang siswa tuntas 2 orang siswa yang belum tuntas.

Adapun hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II disajikan pada grafik berikut ini:

Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar adalah keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar merupakan perubahan perilaku berupa kemampuan tertentu yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengalami proses belajar. (Susanto, 2016)

Berdasarkan teori diatas yang telah dikemukakan, terbukti dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), proses belajar lebih banyak bertumpu pada kegiatan para siswa secara mandiri, sementara guru bertindak sebagai perancang, fasilitator, motivator atas terjadinya kegiatan belajar mengajar tersebut. Melalui Problem Based Learning (PBL) seorang siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah, aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok, serta meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan mampu berpikir kritis yang selanjutnya pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut selalin dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengubah perilaku siswa kearah yang lebih baik lagi.

(8)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Melalui hasil observasi pada pembelajaran PAI kelas IV dari aktivitas guru pada siklus I dan siklus II menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan. Pada siklus I berada pada 71% ini dalam kategori cukup baik, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86%.

Hasil observasi pengamatan kegiatan siswa pada pembelajaran PAI kelas IV menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning siklus I adalah 67% dengan kategori cukup aktif, dan setelah di lakukan perbaikan pada siklus II aktivitas siswa meningkat menjadi 83% atau kategori aktif.

Data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 69,28 dengan persentase ketuntasan belajar 64% maka penulis melakukan refleksi dan perbaikan sehingga di siklus II sudah mengalami kenaikan hasil belajar siswa yaitu dengan rata-rata 78,57 dengan persentase ketuntasan 85,71.

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, Muchamad. 2009. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi.

(http://jurnaljpi.wordpress.com/2009/01/01/muchamadafcariono/))

Dradjad, Zakiah.2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara).

Harisah, Anis.2020. https://www.tripven.com/problem-based-learning/

Halimah, Siti.2008. Strategi Pembelajaran, (Bandung: Cita pustaka Media Perintis.

Hamalik, Oemar.2005. Proses Belajar Mengajar.Bandung : Bumi Aksara.

Ibrahim dan Nur. 2000. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).http://setyoexoatm.blogspot.com/2010/06/problembasedlearnin g.html

Marimba, Ahmad D.1981. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT.

Al Ma’arif)

Muhaimin.2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam: (Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan), (Jakarta: Raja Grafindo).

Nurjamal, Daeng.2011. Nurjamal. Terampil berbahasa, (Bandung: alfabeta) Pambudi, Galih.2022.https://wartaguru.id/model-pembelajaran-menurut-para-

ahli/

(9)

Riadi, Muchlisin. 2020. Keaktifan Belajar (Pengertian, Bentuk, Indikator dan Faktor yang mempengaruhi)

https://www.kajianpustaka.com/2020/12/keaktifan-belajar-siswa.html Ridwan, C. 2009. Problem Based Learning. (http://ridwan13.wordpress.com) Sanjaya, Wina.2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Serelisiouz.2021.https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/problem-based- learning/

Sumitro. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suprijono, Agus. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah dasar. (Jakarta:

Prenada Media, 2016.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011.

Wagiran. 2007. Peningkatan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui Pendekatan Problem Based Learning”. Jurnal Kependidikan.

Referensi

Dokumen terkait

yaitu barisan pertama, yang bermakna kaum sufi yang berada di barisan pertama di depan Tuhan.Ketiga istilah tasawuf berasal dari kata al-shuffah

Pengembangan ekonomi pesantren mela- lui program penggemukan sapi, di lima pondok pesantren Kabupaten Lamongan adalah cukup strategis, terutama dilihat dari factor geografis dan

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Delapan bulan Februari tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah bersumber dari syariat yakni alquran dan hadis, dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali

Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Oleh karena itu, senyawa yang

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan teknik sinter dengan memvariasikan waktu penahanan bahan yang digunakan serbuk serabut kelapa, phonelic resin, dan serbuk

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku