Definisi, Hierarki dan Tujuan Tasawuf
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Definisi, Hierarki dan Tujuan Tasawuf
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negri Sumatra Utara Dosen Pengampu : Dr. Ja’far,MA Semesta Alam yang tak henti – hentinya telah memberikan hidayah dan nikmatnya sehingga kita dapat melakukan beraktifitas seperti biasa. Tak lupa marilah kita sanjungkan shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju ke luar dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang saat ini. Semoga kita diberikan syafaatnya pada yaumil akhir kelak amin.
Pembahasan A. Definisi Tasawuf
Istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang artinya kesucian,yang maknanya bahwa para sufi menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan karena kemurnian hati dan keberhasilan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucikan diri mereka dari kejahatan dan keinginan duiawi , sebab itulah mereka disebut sufi, dengan kata lain tasawuf merupakan kesucian untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjaga moral serta keinginan dunia yang berlebihan.
Menurut ‘abd al-Qadir al-Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat Qadariyah menyatakan bahwa sesorang dikatakan sebagai sufi karna tiga alasan. Pertama,terjadinya proses penjernihan terhadap hati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua,ia dinisbahkan kepada ashhab al-shuffah,yakni para sahabat yang meningggalkan segala sesuatu karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu), dimana untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian dari bulu biri-biri, sedangkan untuk sufi tingkat pertengahan dari bulu kambing,sedangkan untuk sufi tingkat puncak dari bulu halus kambing.
B. Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-Ilmu Islam.
Dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis. Pertama, ilmu-ilmu hikmah dan filsafat yang diperoleh dengan akal manusia. Kedua dan ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan yang bersumber kepada syariat islam.
Dalam pembagian ilmu menurut al-Ghazali berdasarkan cara perolehan ilmu,disebutkan bahwa ilmu terdiri atas dua : ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai. Sedangkan tasawuf dikatagorikan sebagai ‘ilm-hudhuri.Tasawuf sebagai salah satu dari ilmu syariah bersumber dari syariat yakni alquran dan hadis,dan akal tidak memiliki peran dalam ilmu-ilmu syariah kecuali menarik kesimpulan dari kaidah-kaidah utama untuk cabang-cabang permasalahannya
.
C. Tujuan Tasawuf.
Tujuan tasawuf tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia sebagaimana dijelaskan dalam ajaran islam.Tujuan bertasawuf adalah bermakrifat kepada Allah. Dua sumber ajaran islam, al-quran dan hadis,memberikan sinyal kuat bahwa manusia berpotensi untuk mendekatkan diri kepada Allah swt,sebagaimana pernyataan kaum sufi menegaskan bahwa tasawuf menghendaki pelajar sufi mampu mendekatkan diri kepada Allah, dan memiliki akhlak mulia.
Muhammad al-kattani menjelaskan bahwa tasawuf adalah akhlak,maka barangsiapa yang bertambah baik akhlaknya,maka akan bertambah mantap tasawufnya.