Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1169
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI PERGAULAN REMAJA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MADRASAH ALIYAH SALAFIYAH
MRISI KEC. TANGGUNGHARJO KAB.GROBOGAN
Siti Susanti
Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Masalah pokok dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan metode problem Solving dalam mata pelajaran Aqidah Akhalak materi pergaulan remaja dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS di MA Salafiyah Mrisi Kec.Tanggungjarjo Kab.Grobogan tahun pelajaran 2022/ 2023. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan hasil belajar peserta didik dengan menggunkan metode problem solving dalam mata pelajaran Akidah Akhlak materi pergaulan remaja, pada siswa kelas XI IPS di MA Salafiyah Mrisi Kec.Tanggungharjo Kab.Grobogan tahun pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini merupakan Classroom Action Research/ Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pra siklus dan dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes observasi dan dokumentasi.
Metode tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam penerapan metode problem solving mata pelajaran aqidah akhlak. Metode observasi digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa dan guru ketika KBM berlangsung. Sedangkan dokumentasi digunakan sebagai bukti bahwa penelitian ini memiliki data dari hasil penelitian yang dilakukan.
Hasil dari penelitian ini mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan ketuntasan siswa. Pra siklus persentasenya adalah 44%, memiliki data ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 11 siswa yang tuntas. Siklus I persentasenya adalah 60%, memiliki data ketuntasan hasil belajar siswa 16 siswa sehingga, dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 5 siswa. Data ketuntasan siswa yang dimiliki siklus II persentasenya adalah 96%, sebanyak 24 siswa yang tuntas sehingga, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa.
Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari hasil nilai setiap siklus juga
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1170
mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus memiliki rata-rata 71,8 sedangkan pada siklus I memiliki rata-rata 74,4 sehingga memiliki peningkatan sebesar 2,6 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,8 yang meningkat 10,4 dari siklus I. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata siklus II yaitu 84,8 > KKM individu dan KKM nasional yang diterapkan di MA Salafiyah Mrisi yaitu 75, sehingga penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS MA Salafiyah Mrisi.
Kata Kunci : Akidah Akhlak, Pergaulan Remaja dan Metode Problem Solving.
PENDAHULUAN
Pengertian pendidikan itu bermacam-macam, hal ini disebabkan karena perbedaan falsafah hidup yang dianut dan sudut pandang yang memberikan rumusan tentang pendidikan itu.
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang, nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah, dan
perubahan itu merupakan hasil belajar, dalam hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku.
Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktifitas mengajar dan belajar yang didalamnya terdapat dua subyek yaitu guru sebagai seorang pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis dan menyenangkan.
Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses
pembelajaran.Guru diminta untuk bisa menciptakan suasana belajar yang nyaman, agar peserta didiknya dapat menerima pembelajaran dengan baik.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1171
Seorang pendidik haruslah bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan menggunakan konsep belajar yang tepat dengan metode yang tepat juga.
Metode belajar yang digunakan nantinya akan sangat berpengaruh dalam perkembangan belajar peserta didik. Dalam proses belajar mengajar tidak hanya guru saja yang diminta untuk aktif dalam menyampaikan teori- teori, tetapi peserta didik juga di harapkan mampu mengikuti dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti adanya kurikulum 2013, yang meminta peran peserta didik lebih aktif daripada pendidik sendiri. Metode yang seperti ini mengharapkan kepada peserta didik untuk bisa lebih aktif dalam kegiatan belajar dan mampu memahami teori dengan baik.Tapi kenyataan dalam penerapan kurikulum 2013 ini masih menuai kontra, banyak sekali peserta didik yang justru kesulitan dengan metode belajar tersebut. Permasalahan seperti itulah yang harusnya bisa diselesaikan, dan tidak terjadi lagi dalam pendidikan di Indonesia. Tidak hanya pemerintah saja tetapi guru juga memiliki peran penting dalam masalah seperti ini. Pemilihan metode belajar memanglah harus tepat, karena akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar nantinya.
Problematika yang terjadi dalam pembelajaran (khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak) adalah masih kurang optimalnya hasil belajar siswa.
Hal tersebut dikarenakan masih kurang maksimalnya penggunaan metode pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Terlebih penyampaian materi pembelajaran masih menggunakan metode lama yakni ceramah.
Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis mengadakan penelitian di salah satu madrasah aliyah di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan yakni di MA Salafiyah Mrisi . Sebagaimana yang penulis temui, metode dan media dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah ini telah diterapkan secara variatif. Namun penulis mengamati, masih banyak yang
pembelajarannya hanya menggunkan metode konvensional yakni ceramah, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlak materi pergaulan remaja kelas XI. Sehingga pembelajaran dirasa kurang variatif dan terasa membosankan. Hal ini dapat diamati dari minimnya perhatian dan respon siswa dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan dokumentasi peneliti terhadap nilai mata pelajaran aqidah akhlak di kelas XI MA Salafiyah Mrisi, siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah yaitu 75 hanya mencapai rata-rata 44% dari 25 siswa. Sedangkan yang lainnya masih jauh di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1172
Informasi tersebut diperoleh dari hasil observasi langsung . yang
menjadi guru aqidah akhlak. Penulis berpendapat bahwa dalam pembelajaran aqidah akhlak peserta didik tidak menunjukan aktifitas dan kreatifitas serta hasil prestasi dalam belajar. Hal tersebut disebabkan kurang menarik minat siswa atau guru kurang tepat dalam menggunkan media dan strategi yang sesuai dengan karakteristik konsep materi yang disampaikan.
Peneliti mempunyai pandangan bahwa pembelajaran dengan
memanfaatkan metode problem solving akan lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran pembelajaran aqidah akhlak materi pergaulan remaja di kelas XI MA Salafiyah Mrisi . Dengan menggunkan metode problem solving diharapkan materi yang disampaikan akan lebih jelas dan konkrit diterima oleh para siswa. Sehingga siswa mempunyai pemahaman dalam bentuk yang realistis dan tidak terkesan mengawang-awang.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Pergaulan Remaja Dengan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas XI MA Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan ”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi beberapa macam yaitu: guru bertindak sebagai peneliti, penelitian tindakan kolaboratif, simultan terintegratif, asministrasi sosial ekperimental.
Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dikelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian tindakan ini mula dari perencanaan, pengamatan dan refleksi.
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIS MA Salafiyah Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2022\2023 yang berjumlah 25 peserta didik yang terdiri dari 16 laki-laki dan 15
perempuan. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data, pada penelitian ini mengunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1173
setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, maka penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Tanggart (dalam Anik Purwati, 2018: 19) yaitu bentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi
planning (rencana), action (tindakan), obsevation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleks Observasi di bagi dalam dua putaran, yaitu 1 dan 2, dimana masing- masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif
HASIL PENELITIAN
Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berupa hasil uji coba soal, data observasi berupa pengamatan metode problem solving dan pengamatan aktivitas peserta didik dan guru pada akhir kegiatan pembelajaran, dan data tes formatif peserta didik pada setiap siklus. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan peningkatan hasil belajar dan pembelajaran melalui penerapan metode Problem Solving yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dalam meningkatkan prestasi peserta didik.
Pada siklus 1 terdapat beberapa tahapan antara lain: 1) Tahap Perencanaan, yaitu tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, LKPD, soal tes formatif, dan alat-alat pengajaran yang mendukung sepeti, proyektor, leptop, pengeras suara dan lembar observasi. 2) Tahap kegiatan dan pelaksanaan yaitu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2022 di MA Salafiyah MrisiKecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan jumlah peserta didk sebanyak 25 peserta didik.Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I diperoleh informasi dari hasil pengamatan kelebihan dan kelemahan yaitu a) metode problem solving sudah dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan dapat menurangi penerapan media lain seperti buku paket yang sering digunakan selama ini. b) nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik adalah 72,85 dan ketuntasan belajar mencapai 71,42 % yaitu ada 19 peserta didik
dari 25 yang sudah tuntas belajar dan 6 peserta didik yang belum tuntas.
c) ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari prasiklus 42,85 % menjadi 71,42 % setelah siklus II. d) pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan peserta didik dalam memahami materi dengan penerapan metode problem solving dalam kegiatan
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1174
pembelajaran belum maksimal. e) peserta didik masih merasa baru dan belum mengerti apa yang digunakan guru dengan menerapkan media pembelajran metode problem solving. f) guru belum menggunakan metode yang diterapkan bisa menarik minat peserta didk karena metode yang digunakan oleh guru masih sering berupa ceramah . g) sekalipun ketuntasan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari sebelum prasiklus Revisi Pelaksanaan pada siklus I guru telah menerapkan metode problem solving dengan baik dilihat dari aktifitas peserta didik serta hasil belajar peserta didik. Adapun pelaksanaaanya yaitu: a) pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih ada kendala sehingga proses kegiatan pembelajaran masih kurang menarik minat peserta didik
b) guru baru pertama kali menerapkan metode problem solving dalam pembelajaran sehingga siswa belum terbiasa , tindakan yang akan dilakukan yaitu guru akan sering menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga siswa lebih tertarik .
Maka dapat diuraikan bahwa pada siklus 1, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran melalui media buku dan gambar pada materi Akidah Akhlaq materi Adap terhadap teman sebaya di MA Salafiyah Mrisi belum sepenuhnya dipahami peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Pemahaman pesertadidik terhadap materi yang disampaikan guru pada siklus I menerapkan media audio visual dengan hasil belajar peserta didik mencapai 71,42 % dari pra siklus yang hanya 42,85 %.Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal peserta didk belum tuntas belajar, karena masih ada peserta didik yang memperolah nilaI kurang dari 70 yaitu hanya sebesar 71,42 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang di kehendaki yaitu sebesar 85 % maka akan dilanjutkan penelitian siklus II.
Gambar 3.2 grafik hasil belajar Akidah Akhlaq pada siklus 1
10 8 6 4
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1175
Pada siklus II, juga terdapat tahapan-tahapan yaitu; 1) tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran, LK PD, soal tes formatif 2, dan alat-alat pengajaran yang mendukung sepeti proyektor, leptop, pengeras suara dan lan-lain. 2) tahap kegiatan dan pengamatan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 September 2022 di MA Salafiyah Mrisi dengan jumlah peserta didik 25 orang. 3) Refleksi, pada tahap ini akan dikaji apa yang terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran menggunakan metode problem solving , dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan kelebihan dan kekurangan siklus 2.
Kelebihan siklus 2 adalah; 1) selama proses kegiatan pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajarandengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaanya untuk masing- masing aspek cukup besar. 2) berdasarkan data hasil pengamatan yang diketahui bahwa peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkah kekurangannya adalah; 1) saat guru menggunakan metode problem solving tiba-tiba siswa kurang memahami sehingga peserta didik kebingungan . 2) peserta didik masih ada yang kurang antusias dalam proses pembelajaran. 3) kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
Revisi Pelaksanaan pada siklus II guru telah menerapkan media pembelajaran melalui metode problem solving dengan baik dan dilihat dari aktifitas peserta didik serta hasil belajar peserta didik dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hanya ada kendala teknis dan langsung bisa diatasi yaitu: a) guru hanya menggunakan proyektor sebagai audio sehingg suara tidak jelas, tindakan yang dilakukan adalah guru segera menggunakan pengeras suara agar suara terdengar lebih jelas, maka tidak diperlukan lagi revisi terlalu banyak, akan tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya . b) penerapan media pembelajaran menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan proses kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembeljaran dapat tercapai.
Dengan demikian hasil penelitian pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh yaitu keaktifan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode problem solving lebih membuat banyak peserta didik yang berperan aktif secara merata, hanya ada sedikit kendala teknik dan langsung bisa diatasi guru.
Komunikasi antar guru dan peserta didik juga sering trjadi karena guru memperhatikan dan menghargai pendapat peserta didik. Hasil belajar akhir
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1176
siklus pada kegiatan pembelajaran ke II semakin meningkat dibanding siklus I, dari rata-rata 71,42 % menjadi 85,71 %. Dengan demikian hasil belajar peserta didik ada peningkatan dan menjadi tuntas sehingga penelitian dihentikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan ketuntasan dalam hasil belajar. Pra
siklus persentasenya adalah 44%, memiliki data ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 11 siswa yang tuntas. Siklus I persentasenya adalah 71,42%,
memiliki data ketuntasan hasil belajar siswa 16 siswa sehingga, dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 5 siswa.
Data ketuntasan siswa yang dimiliki siklus II persentasenya adalah 85,71%, sebanyak 22 siswa yang tuntas sehingga,
dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa.Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari hasil nilai setiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus memiliki rata-rata 71,8 sedangkan pada siklus I memiliki rata-rata 74,4 sehingga memiliki peningkatan sebesar 2,6 dan pada siklus II memiliki rata-rata 84,8 yang meningkat 10,4 dari siklus I. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata- rata siklus II yaitu 84,8 > KKM individu dan KKM nasional yang diterapkan di MA Salafiyah Mrisi yaitu 75, sehingga penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS MA Salafiyah Mrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.3 grafik hasil belajar Akidah Akhlaq pada siklus 2
8 6 4 2
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
1177
Asnawir & Usman, Basyirudin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Alpandie, Imansyah. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya:
Usaha Nasional.
Arifin Zaenal, Fathoni Toto, N Sudirman, Rusyan Tabrani A. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bukupaket.com, diakses pada 27 juni 2018 pukul 14.10 wib.
.Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darajdat, Zakiah, dkk. 1995. Ilmu Fiqih I. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1995. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Ofset.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamid, Soleh. 2004. Metode Edutaiment. Yogyakarta: Diva Press.
Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
LKS Aqidah Akhlak Kelas XI: Modul Pintar Towaf.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta: Kencana Prenada Media