• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN KE 5 TOPIK : INSTRUMEN EVALUASI KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERTEMUAN KE 5 TOPIK : INSTRUMEN EVALUASI KINERJA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN KE 5 TOPIK : INSTRUMEN

EVALUASI

KINERJA

Pokok

Bahasan :

1. Pengertian Instrumen Evaluasi Kinerja .

2. Pengembangan Instrumen Evaluasi Kinerja.

3. Standar Penilaian (Baku Mutu)

4. Proses Penilainan Kinerja

(2)

A. PENGERTIAN INSTRUMEN EVALUASI

KINERJA

 Mengukur kinerja yang bentuknya kentara (tangiable) relative lebih mudahdibandingkan dengan yang jenis kinerjanya tidak kentara

(itangiable).

 Contoh ; Mengukur kinerja karyawan yang melinting rokok di fabrik rokok sangat

mudah, tetapi mengukur kinerja bagian administrasi , misalnya mengetik surat,

mengarsip dokumen, membuat laporan , dll, ini lebih sulit.

 Menurut David Colton and Robert W. Covert (2007) mengatakan bahwa Sebuah

mekanisme untuk mengukur fenomena, yang digunakan untuk mengumpulkan dan

mencatat informasi dalam rangka penilaian, pengambilan keputusan, dan untuk

pemahaman.

 Instrumen evaluasi kinerja merupakan alat untuk mencatat hasil penilaian, bukan datamengenai kinerja ternilai yang diisi oleh

ternilai.

 Isi Instrumen Evaluasi Kinerja yang digunakan oleh satu sistem evaluasi kinerja suatuorganisasi berbeda dengan instrumen evaluasi kinerja organisasi

lainnya.

(3)

MENURUT DAVID COLTON, INSTRUMEN

DIKELOMPOKAN BERDASARKAN KEGUNAAN DAN

TUJUAN, YAITU :

a. Instrumen Psikometrik b. Skala Rating.

c. Check list d. Daftar isian.

 Misalnya bidang Psikology, menggunakan instrument ; Test IQ, Differential Aptitude Test (DAT), TPA.

 Misalnya digang Bhs Inggris, menggunakan instrument ; TOEFL, TOICE

 Instrumen yang digunakan oleh satu sistem evaluasi kinerja suatu organisasi

berbeda dengan instrument evaluasi kinerja organisasi lainnya.

 Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan model evaluasi kinerja dan indikator

kinerja yang digunakan.

(4)

WALAUPUN DEMIKIAN, ISI INSTRUMENT

EVALUASI KINERJA PADA PRINSIPNYA SAMA DAN

BERISI ANTARA LAIN BUTIR-BUTIR;

1. Nama

organisasi/jabatan

2. Identifikasi karyawan: nama karyawan, unit kerja, jabatan, pangkat

3. Identifikasi penilai : nama penilai, jabatan, unit kerja 4. Masa periode penilaian

5. Butir- butir indikator kinerja 6. Descriptor level kinerja

7. Catatan penilai

8. Tanggapan ternilai atas penilaian 9. Tanda tangan penilai dan ternilai

(5)

B. PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI KINERJA

Sedangkan, Wirawan (2015) Menguraikan Pengembangan Instrumen Evaluasi Kinerja

Dapat Dilakukan Dengan Tahapan Sebagai Berikut:

a. Menentukan isi instrumen.

Secara umum isi instrumen antara

lain:

1. Nama karyawan.

2. Nama organisasi.

3. Unit kerja.

4. Pangkat.

7. Jabatan penilai.

8. Unit kerja penilai.

9. Periode penilaian

10. Butir butir indikator kinerja.

11. Catatan penilai

12. Tanggapan ternilai atas penilaian.

5. Jabatan.

6. Nama yang menilai.

13. Tanda tangan penilai dan

ternilai.

(6)

Skala

penilaian.

 Evaluasi kinerja merupakan proses pengukuran, yaitu mengukur kinerja karyawan. Pengukuran adalah penetapan angka atau kata-

kata pada butir-butir, keadaan, kejadian, atau kinerja untuk menunjukkan adanya perbedaan.

 Informasi mengenai pengukuran bersifat deskritif, tidak ambisius,

dan objektif agar dapat bermanfaat secara maksimal untuk itu, skala

untuk melukiskan perbedaan tersebut digunakan pengukuran terdiri

atas empat skala, yaitu : 1. Skala nominal

2. Ordinal 3. Interval

4. Skala rasio.

(7)

1. SKALA NOMINAL.

Skala Normal Nominal berarti memberi nama sehingga skala

nominal tidakmengukur, sekedar memberi nama suatu benda, kejadian, atau sifat sesuatu.

Observasi hanya untuk mengategorikan objek dan tidak perlu ada hubungan di

antara setiap kategori.Angka khusus harus digunakan untuk menunjukkan perbedaan diantara kategori.

Misalnya

:. Untuk membedakan jenis kelamin, laki-laki diberi angka 1 dan perempuan diberi

angka 2 tidak ada perbedaan antara angka 1 dan angka 2 kedua angka itu sekedar

tanda seperti nama yang menandakan jenis kelamin orang.

. Seorang pegawai negeri mempunyai Nomor Induk Pegawai Negeri yang berbedadengan pegawai

lain.

. Dalam melukiskan identifikasi karyawan digunakan nomor induk pegawai, jeniskelamin, jenis pekerjaan, dan posisi atau

jabatan.

(8)

2. SKALA ORDINAL.

. Skala ordinal adalah menempatkan data dalam urutan ranking dari yang

tertinggi sampai terendah.

. Angka-angka ordinal lebih banyak menginformasikan tentang besarnya, tidak seperti Angka-angka pada skala nominal sewenang-wenang.

. Jika seorang manajer diminta untuk mengemukakan urutan tingkat disiplin

5 pegawai bawahannya, nomor 1 menunjukkan pegawai paling rajin nomor

2 runner up dan seterusnya.

(9)

3. SKALA INTERVAL.

. Skala interval menunjukkan perbedaan yang sama antara nilai angka-

angka dalam skala.

. Jika digunakan dalam urutan, skala interval menunjukkan jarak atau nilai

spesifik dalam urutan angka pasangan.

. Jadi, kita dapat membandingkan nilai-nilai angka tidak hanya dalam pengertian besar atau tuanya angka, tetapi juga dalam pengertian berapa

lebih besar atau berapa lebih tua.

(10)

4.SKALA RASIO.

. Skala Rasio merupakan skala paling tinggi yang memungkinkan

operasi matematika: menambah dan mengurangi, tetapi tidak

memungkinkan mengalikan dan membagi. Misalnya, jarak 10

dan 20 derajat celcius sama dengan jarak 30 dan 40 derajat celcius, tetapi 0 derajat celcius bukan berarti tidak ada

panas.

. Dalam evaluasi kinerja, skala rasio digunakan untuk menentukan standar kinerja

karyawan.

. Skala rasio digunakan untuk menentukan standar produktivitas

yang dihitung, misalnya jumlah penjualan, jumlah unit produk

yang di produksi, atau kecepatan merespons permintaan

pelanggan.

(11)

D. DESKRIPTOR LEVEL KINERJA.

Deskriptor Level Kinerja atau DLK merupakan skala bobot yang menggambarkan tingkatan kinerja

untuk setiap indikator kinerja karyawan.

DLK dapat terdiri dari angka, misal: 1-10; kata sifat, misal: buruk, sedang, baik; kombinasi angka

dan kata sifat.

(12)

D. PENGEMBANGAN BUTIR- BUTIR

INSTRUMEN.

Pengembangan butir-butir instrument sebaiknya dimulai dengan

pengembangan

dimensi terlebih dahulu kemudian

pengembangan indikator kinerja dan

deskriptor level kinerja (DLK).

(13)

E. UJI COBA INSTRUMEN.

Setelah instrument penilaian kinerja telah siap,

lakukan dahulu pengujian terhadap validitas dan

reliabilitasnya.

Instrumen harus dapat menentukan indikator

kinerja karyawan dengan tepat dan indikator

tersebut dapat dipercaya.

(14)

C. STANDAR PENILAIAN (BAKU MUTU)

 Untuk menetapkan tingkat kinerja karyawan, dibutuhkan penilaian kinerja.

 Penilaian kinerja yang adil membutuhkan standar.

 Menurut Simamora (2004), semakin jelas standar kinerjanya, makin

akurat tingkat penilaian kinerjanya.

 Masalahnya, baik para penyelia maupun karyawan tidak seluruhnya

mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan.

 Banyak hal yang dapat diukur untuk menentukan kinerja.

 Banyak literatur, menyebutkan bahwa kinerja merupakan keterkaitan

unsur motivasi, kemampuan individu, serta faktor organisasi, yang

menghasilkan perilaku.

(15)

STANDAR KINERJA

Adalah ukuran tingkat kinerja yang diharapkan tercapai dan dinyatakan dalam

suatu pernyataan kuantitatif penetapan standar kinerja dapat bersumber dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi dasar tentang apa yangharus dilakukan dan seberapa baik harus

melakukannya.

Standar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemenkritis yang menggambarkan apa yang harus

dilakukan.

Standar kinerja terfokus pada seberapa baik tugas akan dilaksanakan.

Standar haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan kinerja yang sungguh-sungguh memuaskan untuk tugas yang kritis maupun yang

tidak kritis.

(16)

KARAKTERISTIK INDIVIDU

Keahlia

n Kebutuha

 Pengetahuan kerja n

 Kepemilikan sertifikat/ijin keahlian

 Hasrat untuk berhasil

 Kebutuhan sosial

Sika

Kemampua p

n

 Kejujuran

 Loyalitas

 Kreativitas

 Kepemimpinan

 Kekuatan fisik

 Koordinasi anggota badan

dlm bekerja

 Kemandirian

(17)

PERILAKU

 Pelaksanaan tugas pokok (berdasarkan identifikasi dan

elemen kritis pekerjaan)

 Menjual produk

 Menanggapi komplain dan keluhan

 Mematuhi perintah

 Melaporkan masalah

 Mengikuti peraturan

 Hadir secara teratur

 Memberi saran

(18)

HASIL

Jenis/kuantitas Produk

Nilai jual Produk

Tingkat Produksi

Kualitas Produksi

(19)

BERIKUT INI STANDAR UMUM YANG BISA DIGUNAKAN DALAM

MENGKAJI HASIL KERJA KARYAWAN, DIANTARANYA:

1. Presensi Kehadiran Karyawan

Satu standar penilaian kinerja karyawan yang paling umum digunakan

patokan dalam penilaian kinerja adalah presensi kehadiran karyawan.

2. Ketepatan Waktu Karyawan Dalam Bekerja

Tidak hanya mengukur presensi, penilaian yang dilakukan baiknya

juga melihat ketepatan waktu masuk dan selesai kerja.

Dimana efisiensi karyawan bisa dilihat dari ketepatan waktu dan

kecepatan dalam menjalankan pekerjaannya.

(20)

3.

Karakter

■ Indikator karakter menjadi standar pemantauan karakter karyawan sudahkah

sesuai dengan budaya perusahaan.

■ Pada perusahaan yang sangat menjunjung tinggi integritas seperti perusahaan

media massa membutuhkan karakter yang jujur.

4.

Perilaku

Bagi sebagian besar perusahaan, perilaku menjadi indikator dominan dalam penilaian kinerja.

Tidak jarang indikator penilaian kinerja karyawan ini memiliki bobot pertimbangan lebih tinggi dibanding hasil pekerjaan.

Bisa jadi karyawan suatu waktu mengalami gagal mencapai target pekerjaan.

Namun, pihak perusahaan memutuskan untuk mempertahankan karyawan tersebut karena perilaku baiknya.

Sebaliknya, karyawan dengan pencapaian target bagus bisa jadi dipecat jika berperilaku buruk di perusahaan seperti sering terlibat konflik dengan rekan kerja,

sering bolos, dan lainnya.

(21)

5.

Inisiatif

Tidak sedikit perusahaan menganggap inisiatif penting dalam tahap penilaian kinerja karena artinya karyawan bisa bekerja mandiri tanpa terlalu

banyak supervisi.

Karyawan yang inisiatif misalnya yang mampu memecahkan masalah

dengan cara jitu out of the box, inisiatif mencoba hal baru guna memberi hasil

nyata, inisiatif meredam munculnya konflik di perusahaan.

6. Tanggung Jawab

Tanggung jawab biasanya dijadikan indikator untuk menilai karyawan baru.

Apakah karyawan mampu memenuhi tanggung jawab dari posisi yangdipercayakan perusahaan kepada

dirinya.

Menggunakan indikator ini perusahaan mengetahui individu mana saja yangsudah dan belum memenuhi

harapan.

(22)

7. Kepemimpinan

Indikator penilaian kinerja karyawan ini umumnya diberlakukan kepada karyawan yang bekerja dengan tim atau bawahan, misalnya supervisor atau manajer.

Karyawan jika kepemimpinan kuat tentu bisa memberi pengaruh baik akan kinerja tim.

Sebagai contoh memotivasi anggota, mengatasi kendala yang muncul secara cepat, membuat pekerjaan lebih efisien, dan lainnya.

8. Kualitas Pekerjaan

Dalam menilai kinerja karyawan kualitas pekerjaan menjadi salah satu indikator penting.

Kualitas pekerjaan sendiri dapat menunjukkan kecakapan, keterampilan, dan kompetensi karyawan dalam menjalankan perannya.

Suatu pekerjaan dikatakan berkualitas bila memenuhi standar mutu yang ditetapkan.

(23)

9. Kuantitas Hasil

Selain kualitas, hasil pekerjaan juga diukur dari pemenuhan target pekerjaan.

Target ini sendiri bisa dikonversi dalam kuantitas seperti jumlah penjualan produk yang berhasil diraih sales, mendapatkan nasabah baru bagi

marketing, dan lainnya.

Menjadi indikator yang paling umum lantaran mudah diukur menggunakanangka.

10. Kerjasama di Dalam

TimIndikator bekerja dalam tim ini dibutuhkan untuk mengetahui tingkatkemampuan karyawan memainkan peranan dalam

tim.Meski seringkali karyawan bekerja bagus secara individu, tapi tidak jarang bisagagal jika harus bekerja dalam

tim.Indikator data penilaian kinerja karyawan secara tidak langsung juga dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat kecocokan karyawan dengan jenis pekerjaannya.

(24)

D. PROSES PENILAINAN KINERJA

Adapun proses penilaian kinerja akan efektif bila memenuhi beberapa poin berikut:

1. Adil

Adil berarti didasarkan pada standar SOP penilaian kinerja karyawan yang sudah

disepakati.

2.

Objektif

Penilaian dilakukan secara objektif,nilai-nilai yang diberikan tidak memandangseorang karyawan secara subjektif, melainkan berdasar tingkat

pencapaiannya.

Beberapa pertimbangan yang penting dalam hal ini yaitu kemampuan menilai,

data aktual, keberanian atau ketegasan, perilaku karyawan yang baik dan tidak,

formulir penilaian kinerja karyawan tidak rumit, dan sistem penilaian terstruktur.

(25)

BERIKUT INI ADALAH PROSES PENGGUNAAN INSTRUMEN

EVALUASI KINERJA :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang struktur komunitas makrozoobentos di beberapa muara sungai Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

Kemudi 4 roda atau semua kemudi roda adalah sistem yang digunakan oleh beberapa Kemudi 4 roda atau semua kemudi roda adalah sistem yang digunakan oleh

231 semakin besar bilangan Reynolds yang diberikan maka titik separasi yang terjadi dapat ditunda karena peralihan dari aliran laminer keturbulen lebih jauh dari titik

the offspring of each member of that generation. The chief landmarks in the poem are as follows: after the first 103 lines, which contain at least three distinct preludes,

We have measures of ten nutrients for the participants in the Rural Income program and for nine nutrients for the Food Stamp Cashout participants.(9) The level of a nutrient

Pendapatan adalah hasil jumlah penjualan dikali dengan harga jual jasa.Namun, penentuan harga bukan merupakan kebijakan yang steril.Artinya, penentuan harga dapat

Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH,kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat saja

Mahyar, Andry., “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Mencegah dan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang ( Money