commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia merupakan hal sangat penting karena pendidikan
merupakan cermin kecerdasan dan kemajuan suatu bangsa. Negara yang dapat
dikatakan maju dapat dilihat dari sumber daya manusia yang baik, sumber daya
manusia yang baik itu berasal dari manusia yang memiliki pendidikan. Pendidikan
diawali dari lingkungan keluarga, pendidikan sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan dapat mengarahkan tingkah laku menuju tingkat perkembangan yang
diharapkan. Oleh karena itu pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang sangat
besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Hakekat pendidikan
ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara optimal dan utuh.
Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang
yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34).
Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi
diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10). Dalam arti lain
pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan
commit to user
karena itu seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Pendidikan di Indonesia diawali dari pendidikan sekolah dasar (SD),
pendidikan menengah pertama (SMP), pendidikan menengah atas (SMA), dan
yang terakhir adalah pendidikan perguruan tinggi (PT). Sekolah sebagai lembaga
pendidikan memiliki peran penting dalam usaha mengembangkan dan membina
potensi yang dimiliki siswa. Pada saat di sekolah tidak hanya diberikan pelajaran
ilmu pengetahuan umum saja tetapi juga diberikan pelajaran pengetahuan agama
agar siswa menjadi individu yang intelektual, beriman, dan bertaqwa.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di
sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri
peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi
oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan berbagai sumber
belajar dan fasilitas lainnya.
Mempelajari sejarah tidak ada artinya bila tidak disertai pemahaman akan
nilai yang terkandung, fungsi dan manfaatnya. Menurut Ismaun (2005 ) melalui
berbagai kajian yang dalam terhadap berbagai pendapat dan pengalaman
orang-orang bijak di masa lalu, sekalipun nilai–nilai dalam sejarah itu hanya berupa
pengalaman–pengalaman manusia, tapi tidak bisa dibantah bahwasanya manusia
commit to user
pedoman atau contoh untuk memperbaiki kehidupannya. Sedangkan fungsi
sejarah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman
yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan juga masa sekarang
dalam inter relasinya dengan masa datang. Sedangkan kegunaan atau manfaat
sejarah ada empat yakni yang bersifat edukatif yakni bahwa pelajaran sejarah
membawa kebijaksanaan dan kearifan; kedua, yang bersifat inspiratif artinya
memberi ilham; ketiga, bersifat instruktif, yaitu membantu kegiatan
menyampaikan pengetahuan atau keterampilan, dan keempat, bersifat rekreatif,
yakni memberikan kesenangan estetis berupa kisah–kisah nyata yang di alami
manusia.
Selama ini pendidikan sejarah diidentikan sebagai pembelajaran yang
membosankan di kelas, baik strategi, metode, media maupun teknik pembelajaran
lebih banyak bertumpu pada pendekatan berbasis guru yang monoton, dan
meminimalkan partisipasi peserta didik. Guru di posisikan sebagai satu–satunya
dan pokok sumber informasi, peserta didik tertinggal sebagai objek penderita
manakala guru sebagai segala sumber dan pengelola informasi hanya mengajar
dengan metode ceramah dan tanya jawab yang konvensional. Sehingga
pembelajaran sejarah disamping membosankan, juga hanya menjadi wahana
pengembangan ketrampilan berfikir tingkat rendah dan tidak memberi peluang
kemampuan berinkuiri maupun memecahkan masalah. Memahami kenyataan
umum pembelajaran sejarah di lapangan tersebut, yang menjadi penyebab utama
adalah guru. Untuk itu para guru sejarah di lapangan di tantang untuk memiliki
commit to user
meningkatkan kompetensi mengajar melalui pengayaan dan penguasaan berbagai
model, media dan strategi pembelajaran sejarah.
Berdasarkan pemahaman akan pengertian, nilai, fungsi dan tujuan sejarah
serta kondisi pendidikan sejarah di lapangan tersebut di atas, maka diperlukan
pengkajian dan latihan penguasaan media pembelajaran bagi para guru sejarah.
Media pembelajaran yang di kembangkan idealnya adalah yang bisa
meningkatkankan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran sejarah peserta
didik dan sekaligus merasakan manfaat belajar sejarah. Oleh karena itu media
pembelajaran yang dikembangkan di arahkan untuk menumbuhkan motivasi
,minat, kreativitas melalui partisipasi aktif yang pada akhirnya mendorong
tumbuhnya kemampuan yang bersifat inovatif dari para peserta didik .
Dahulu, ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum
berkembang seperti sekarang ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini
proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses
pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan peserta didik melalui
bahasa verbal sebagai media utama penyampaian pelajaran. Proses pembelajaran
sangat tergantung pada guru sebagai sumber belajar. Dalam kondisi semacam ini,
akan ada proses pembelajaran manakala ada guru, tanpa kehadiran guru di dalam
kelas sebagai sumber belajar tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat
pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di
commit to user
saja sesuai dengan minat dan gaya belajar. Seorang desainer pembelajaran dituntut
untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media
dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara
efektif dan efesien.
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Sedangkan, yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses
perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa
pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung
adalah pengalaman yang diperoleh dari melalui aktivitas sendiri pada situasi
sebenarnya. Contohnya, agar peserta didik belajar bagaimana cara
mengoperasikan computer, maka guru menyediakan computer untuk digunakan
oleh peserta didik. Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan
proses belajar yang sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung
kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari.
Namun demikian, pada kenyataan tidak semua bahan pelajaran dapat
disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk
hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam
ke dasar lautan, untuk membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara
kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompa darah.
Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu
seperti film atau foto-foto dan lain sebagainya. Alat yang dapat membantu proses
commit to user
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang
meliputi (Hamalik, 1994:6):
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c. Seluk-beluk proses belajar
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
commit to user
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka guru perlu mengembangkan dan
melaksanakan suatu strategi pembelajaran sejarah yang dikaitkan dengan SK-KD
yang telah ditetapkan serta penggunaan media pembelajaran yang menarik dan
efektif untuk memudahkan kegiatan pebelajaran. Sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Trianto (20010;9) bahwa untuk membantu siswa memahami
materi pembelajaran dan memudahkan guru dalam menyampaikan informasi,
diperlukan pendekatan pembelajaran konstektual yang langsung mengaitkan
materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik.
Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten di Lampung yang
memiliki situs bersejarah yaitu situs megalitik ini ditemukan tahun 1954 sewaktu
membuka hutan untuk program transmigrasi. Zaman megalitik belum dikenal
tulisan. Di zaman megalitik ini seluruh alatnya terbuat dari bebatuan besar,
seperti batu tegak, meja batu, kuburan batu dan keranda batu. Sedangkan zaman
klasik terjadi ketika pengaruh kebudayaan Agama Hindu dan Buddha masuk.
Zaman ini terjadi pada abad ke 6-15 masehi.
Dalam penelitian ini, akan diintegraskan peristiwa sejarah yang terjadi di
lingkungan peserta didik ke dalam pembelajaran sejarah di kelas.
Peninggalan-peninggalan sejarah berupa situs megalitik yang ada di daerah penelitian yaitu
Desa Pugung Raharjo dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah agar
peserta didik tidak hanya mengetahui sejarah Indonesia secara umum, tetapi juga
memahami peristiwa sejarah yang terjadi didaerahnya yang merupakan bagian
commit to user
Untuk memudahkan guru dalam penyampaian informasi tentang peristiwa
sejarah yang ada di lingkungan peserta didik, guru memanfaatkan situs
peninggalan sejarah yaitu situs megalitik purbakala yang ada di Desa Pugung
Raharjo sebagai media pembelajaran sejarah dalam bentuk vidio.Media vidio ini
dirasa lebih tepat dan efektif dalam membantu guru menyampaikan informasi
tentang peristiwa sejarah yang terjadi. Dengan vidio yang dikembangkan dan
dibuat oleh guru, siswa tidak perlu mengunjungi situs bersejarah itu secara
langsung untuk mempelajari peristiwa sejarah yang ada dibaliknya, tetapi cukup
hanya mengamati tayangan vidio di kelas serta membahas konsep-konsep yang
berkaitan dengan peristiwa tersebut.
Dengan mengembangkan vidio pembelajaran yang memanfaatkan situs
purbakala Pugung Raharjo, siswa memperoleh informasi secara menyeluruh
tentang materi tersebut, yang nantinya diharapkan tercapainya tujuan
pembelajaran yang diikuti untuk menghargai peninggalan-peninggalan sejarah
tersebut sebagai bukti dari peradaban Bangsa Indonesia di masa lalu. Hal ini
merupakan faktor penting karena kesadaran sejarah merupakan sasaran yang harus
commit to user
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana situasi penggunaan media pembelajaran sejarah yang selama ini
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah?
2. Bagaimana kebutuhan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah?
3. Bagaimana pengembangan vidio pembelajaran sejarah berbasis visualisasi
Situs Purbakala Pugung Raharjo?
4. Bagaimana keefektifan media audio visual yang dihasilkan dalam
meningkatkan kesadaran sejarah pada pembelajaran sejarah berbasis situs
Purbakala Pugung Raharjo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui media pembelajaran sejarah yang selama ini dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.
2. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah
3. Mengembangkan media vidio pembelajaran sejarah berbasis visualisasi situs
commit to user
4. Menilai keefektifan media pembelajaran sejarah menggunakan audio visual
berbasis Situs Purbakala Pugung Raharjo guna meningkatkan kesadaran
sejarah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Pengembangan media pembelajaran sejarah yang menggunakan audio
visual berbasis Situs Purbakala Pugung Raharjo diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan media pembelajaran khususnya
materi pembelajaran sejarah karena akan memberi pengalaman belajar yang
baru.
b. Dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan media pmbelajaran sejarah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dengan dikembangkannya media pembelajaran ini, diharapkan dapat
memberikan acuan kepada guru supaya lebih kreatif dan inovatif untuk dapat
mengoptimalkan media pembelajaran yang telah ada dengan maksimal,
sehingga dalam proses pembelajaran guru dapat menyampaikan pelajaran
sejarah yang menyenangkan bagi siswanya.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dalam proses pembelajaran sejarah berperan lebih
aktif serta lebih mengenal tentang sejarah dan peninggalan dari Situs Purbakala
commit to user
mampu menjaga dan melestarikan aset local yaitu Situs Purbakala Pugung
Raharjo.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat yang belum mengetahui adanya Situs Purbakala Pugung
Raharjo di Lampung, diharapkan mampu untuk melestarikan situs peninggalan
sejarah yang merupakan aset berharga Provinsi Lampung. Melalui
pengembangan media pembelajaran berbasis audio visual masyarakat akan
memahami dan ikut melestarikan situs sejarah local Purbakala Pugung Raharjo.
d. Bagi Pemerintah
Memberikan sumbangan ide untuk pemerintah khususnya bagi Dinas
Pendidikan, Dinas Pariwisata, serta dinas-dinas terkait. Guna menjaga dan
melestarikan situs local Purbakala Pugung Raharjo.
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran sejarah di kelas X
Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kompetensi dasar, sebagai salah satu
kompenen dalam proses pembelajaran. Media mempunyai peranan yang cukup
penting untuk membantu pendidik atau guru dalam penyampaian informasi dalam
hal ini berupa materi pembelajaran yang disampaikan langsung kepada peserta
didik di dalam kelas. Pengembangan media dilakukan dengan memperhatikan
beberapa faktor antara lain; kebutuhan peserta didik, budaya setempat, lingkungan
belajar, kompetensi guru, serta beberapa factor lainnya.
Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian dan pengembangan
commit to user
menumbuhkan kesadaran sejarah siswa. Media ini diharapkan akan memberikan
implikasi pada diri peserta didik yang bukan hanya mengetahui tentang sejarah
situs tersebut, melainkan akan menumbuhkan kesadaran sejarah pada diri peserta
didik.
Media pembelajaran yang dikembangkan berupa rekaman vidio, kemudian
vidio tersebut disusun secara sistematis beserta penjelasan Situs Purbakala Pugung
Raharjo dengan memanfaatkan software Windows Movie Maker hingga
menghasilkan tampilan berbentuk vidio. Akan tetapi dalam hal ini bukan vidio
dengan gambar bergerak, melainkan gambar diam yang ditambahkan suara atau
music pengiring dalam tampilannya.
Media ini dikemas dalam bentuk CD atau nantinya juga dapat di copy
dengan flash disk sehingga mempermudah dalam mengkonsumsi atau
memanfaatkan media yang dikembangkan ini untuk membantu proses
pembelajaran sejarah.
F. Pentingnya Pengembangan
Pelajaran sejarah di SMA adalah mata pelajaran yang mengkaji
permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai masa kini,
baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pembelajaran sejarah di sekolah,
termasuk di SMA paling tidak mengandung dua misi, yakni : (1) untuk pendidikan
intelektual dan (2) pendidikan nilai, pendidikan kemanusiaan, pendidikan
pembinaan moralitas, jatidiri, nasionalisme dan identitas bangsa. Pendidikan
sejarah di SMA lebih menekankan pada perspektif kritis-logis dengan pendekatan
commit to user
Selama ini pendidikan sejarah diidentikan sebagai pembelajaran yang
membosankan di kelas. Baik strategi, metode, media maupun teknik pembelajaran
lebih banyak bertumpu pada pendekatan berbasis guru yang monoton, dan
meminimalkan partisipasi peserta didik. Guru di posisikan sebagai satu – satunya
dan pokok sumber informasi, peserta didik tertinggal sebagai objek penderita
manakala guru sebagai segala sumber dan pengelola informasi hanya mengajar
dengan metode ceramah dan tanya jawab yang konvensional. Sehingga
pembelajaran sejarah disamping membosankan, juga hanya menjadi wahana
pengembangan ketrampilan berfikir tingkat rendah dan tidak memberi peluang
kemampuan berinkuiri maupun memecahkan masalah. Memahami kenyataan
umum pembelajaran sejarah di lapangan tersebut, yang menjadi penyebab utama
adalah guru. Untuk itu para guru sejarah di lapangan di tantang untuk memiliki
motivasi, keinginan, antusiasme dan kreatifitas mengembangkan dan
meningkatkan kompetensi mengajar melalui pengayaan dan penguasaan berbagai
model, media dan strategi pembelajaran sejarah.
Salah satu situs bersejarah yang merupakan warisan sejarah bangsa
Indonesia adalah situs purbakala pugung raharjo. Situs ini merupakan situs sejarah
peninggalan zaman megalitik dan klasik. Tradisi megalitik merupakan jenis
kebudayaan pada zaman prasejarah dimana nenek moyang kita belum mengenal
tulisan. Situs purbakala pugung raharjo ditemukan pada tahun 1954 oleh
penduduk sekitar situs.
Untuk menyampaikan dan menjelaskan materi tersebut kita dapat
commit to user
memperlihatkan benda-benda peninggalan situs megalitik purbakala pugung
raharjo. Dengan demikian diharapkan selain member pengetahuan kepada peserta
didik tentang sebuah peninggalan sejarah local warisan budaya Indonesia, juga
mampu menumbuhkan minat belajar dan kesadaran sejarah serta dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Media yang dkembangkan merupakan media pembelajaran audio visual
yang berbasih peninggalan sejarah local yaitu situs purbakala pugung raharjo.
Pengembangan ini didasarkan pada materi pokok yang akan diajarkan di sekolah
dengan melihat beberapa SK dan KD yang menjadi acuan dalam pembelajaran
sejarah, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan tidak meluas. Dalam
hal ini asumsi guru mengenai situs purbakala megalitik di pugung raharjo
diangkat dari teori-teori yang telah diuji dan pandangan ahli. Sehingga tujuan
pengembangan ini, yaitu menumbuhkan rasa kesadaran sejarah siswa dapat
tercapai.
Keterbatasan pengembangan dalam penelitian ini adalah pada
penampilan media menggunakan audio visual yang dikembangkan berupa vidio
pembelajaran terbatas pada sebuah peninggalan sejarah berupa situs purbakala
pugung raharjo yang ada di Lampung, yaitu situs megalitik. Di dalamnya terdapat